SOLUSIO/ABRUPTIO PLACENTA
( MATA KULIAH : KEPERAWATAN MATERNITAS II )
STIKES
MUHAMMA
DIYAH
SIDRAP
PROGRAM
STUDI S1
KEPERAWA
TAN
i
PERIODE
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Tak lupa pula kami
mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah “Keperawatan Maternitas II”
yang telah memberikan tugas ini kepada kami sebagai upaya untuk menjadikan kami
manusia yang berilmu dan berpengetahuan.
Keberhasilan kami dalam menyelesaikan makalah ini tentunya tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak. Untuk itu, kami menyampaikan terima kasih pada semua pihak
yang telah membantu kami dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Untuk itu, kami
mengharapkan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini, sehingga dapat
bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
20 Maret 2020
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ...................................................................................................13
B. Saran .............................................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Solusio plasenta atau disebut abruption placenta / ablasia placenta adalah separasi
prematur plasenta dengan implantasi normalnya di uterus (korpus uteri) dalam masa
kehamilan lebih dari 20 minggu dan sebelum janin lahir. Dalam plasenta terdapat banyak
pembuluh darah yang memungkinkan pengantaran zat nutrisi dari ibu kejanin, jika
plasenta ini terlepas dari implantasi normalnya dalam masa kehamilan maka akan
mengakibatkan perdarahan yang hebat.
Penyebab solusio plasenta tidak diketahui dengan pasti, tetapi pada kasus-kasus
berat didapatkan korelasi dengan penyakit hipertensi vaskular menahun, 15,5% disertai
pula oleh pre eklampsia. Faktor lain diduga turut berperan sebagai penyebab terjadinya
solusio plasenta adalah tingginya tingkat paritas dan makin bertambahnya usia ibu.
Gejala dan tanda solusio plasenta sangat beragam, sehingga sulit menegakkan
diagnosisnya dengan cepat. Dari kasus solusio plasenta didiagnosis dengan persalinan
prematur idopatik, sampai kemudian terjadi gawat janin, perdrhan hebat, kontraksi uterus
yang hebat, hipertomi uterus yang menetap. Gejala-gejala ini dapat ditemukan sebagai
gejala tunggal tetapi lebih sering berupa gejala kombinasi.
Solusio plasenta merupakan penyakit kehamilan yang relatif umum dan dapat
secara serius membahayakan keadaan ibu. Seorang ibu yang pernah mengalami solusio
plasenta, mempunyai resiko yang lebih tinggi mengalami kekambuhan pada kehamilan
berikutnya. Solusio plasenta juga cenderung menjadikan morbiditas dan bahkan
mortabilitas pada janin dan bayi baru lahir.
1
B.Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan tentang defenisi solusio plasenta
b. Menjelaskan tentang etiologi solusio plasenta
c. Menjelaskan tentang patofisiologi solusio plasenta
d. Menjelaskan tentang manifestasi klinis solusio plasenta
e. Menjelaskan tentang pemeriksaan penunjang pada solusio plasenta
f. Menjelaskan tetang asuhan keerawatan pada klien dengan solusio plasenta
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2. Etiologi
Etiologi dari solusio belum diketahui secara pasti. Namun, faktor predisposisi yang
mungkin adalah hipertensi kronik, trauma eksternal, tali pusat pendek, defisiensi gizi,
merokok, konsumsi alkohol, penyalah gunaan kokain, umur ibu yang tua.
3. Patofisiologi
1) Solusio plasenta partsialis : Bila hanya sebagaian plasenta terlepas dari tempat
pelekatnya.
2) Solusio plasenta total : Bila seluruh plasenta sudah terlepas dari tempat
pelekatnya.
3) Prolapsus plasenta : Bila plasenta turun kebawah dan dapat teraba pada
pemeriksaan dalam.
Plasenta telah terlepas lebih dari seperempat tanda dan gejala dapat timbul
perlahan atau mendadak dengan gejala sakit terus menerus lalu perdarahan
pervaginan. Dinding uterus teraba tegang.
Plasenta telah lepas dari dua pertiga permukaan disertai penderita syok.
5. Manifestasi Klinis
a. Perdarahan pervagina
b. Nyeri tekan uterus/nyeri pinggang
c. Gawat janin
d. Persalinan premature idiopatik
e. Kontraksi berfrekuensi tinggi
f. Uterus hipertonik
g. Kematian janin
4
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
1) Urin : Albumin (+), pada pemeriksaan sedimen dapat ditemukan silinder dan
leukosit.
2) Darah : Hb menurun, periksa golongan darah, lakukan cross-match test. Karena
pada solusio plasenta sering terjadi kelainan pembekuan darah
hipofibrinogenemia, maka diperiksakan pula COT (Clot Observation test) tiap l
jam, tes kualitatif fibrinogen (fiberindex), dan tes kuantitatif fibrinogen (kadar
normalnya 15O mg%).
b. Pemeriksaan plasenta
Plasenta dapat diperiksa setelah dilahirkan. Biasanya tampak tipis dan cekung
di bagian plasentayang terlepas (kreater) dan terdapat koagulum atau darah beku yang
biasanya menempel di belakang plasenta yang disebut hematoma retroplacenter.
Pada pemeriksaan USG yang dapat ditemukan antara lain terlihat daerah
terlepasnya plasenta, janin dan kandung kemih ibu, dan tepian plasenta.
7. Komplikasi
a. Langsung (immediate) : perdarahan, infeksi, emboli dan syok obtetric.
b. Tidak langsung (delayed) :
1) Couvelair uterus, sehinga kontraksi tak baik, menyebabkan perdarahan post
partum.
2) Hipofibrinogenamia dengan perdarahan post partum.
3) Nikrosis korteks neralis, menyebabkan anuria dan uremia
4) Kerusakan-kerusakan organ seperti hati, hipofisis.
c. Tergantung luas plasenta yang terlepas dan lamanya solusio plasenta berlangsung.
Komplikasi pada ibu ialah perdarahan, koalugopati konsumtif (kadar
fibrinogen kurang dari 150 mg % dan produk degradasi fibrin meningkat), oliguria,
gagal ginjal, gawat janin, kelemahan janin dan apopleksia utero plasenta (uterus
couvelar). Bila janin dapat diselamatkan, dapat terjadi komplikasi asfiksia, berat
badan lahir rendah da sindrom gagal nafas.
5
8. Penatalaksanaan
a. Harus dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas operasi.
b. Sebelum dirujuk, anjurkan pasien untuk tirah baring total dengan menghadap ke kiri,
tidak melakukan senggama , menghindari peningkatan tekanan rongga perut.
c. Pasang infus cairan Nacl fisiologi . Bila tidak memungkinkan berikan cairan peroral.
d. Pantau tekanan darah & frekuensi nadi tiap 15 menit untuk mendeteksi adanya
hipotensi / syok akibat perdarahan, pantau pula DJJ & pergerakan janin.
e. Bila terdapat renjatan, segera lakukan resusitasi cairan dan tranfusi darah, bila tidak
teratasi, upayakan penyelamatan optimal. Bila teratasi perhatikan keadaan janin.
f. Setelah renjatan diatasi pertimbangkan seksio sesarea bila janin masih hidup atau
persalinan pervaginam diperkirakan akan berlangsung lama. Bila renjatan tidak
dapat diatas, upayakan tindakan penyelamatan optimal.
g. Setelah syok teratasi dan janin mati, lihat pembukaan. Bila lebih dari 6 cm pecahkan
ketuban lalu infus oksitosin. Bila kurang dari 6 cm lakukan seksio sesarea.
h. Bila tidak terdapat renjatan dan usia gestase kurang dari 37 minggu / taksiran berat
janin kurang dari 2.500 gram.
6
gr / lebih, pikirkan partus perabdominam bila persalinan pervaginam diperkirakan
berlangsung lama.
1. Pengkajian
Dalam hal pengumpulan data (pengkajian), pengumpulan data dasar terdiri dari
informasi subjektif dan objektif mencakup berbagi masalah keperawatan yang
diidentifikasi pada daftar diagnosa keperawatan pada tahun 1992 yang dikembangkan
oleh NANDA. Data subjektif yang dilaporkan oleh klien dan orang terdekat, informasi
ini meliputi persepsi individu; yaitu apa yang seseorang inginkan untuk berbagi.
Namun, perawat perlu memperhatikan ketidak sesuaian yang dapat menandakan adanya
faktor-faktor lain seperti kurang pengetahuan, mitos, kesalahan konsep, atau rasa takut.
Adapun pengkajian yang dapat dilakukan menurut Marilyn E. Doenges yang dimana
pengkajian dengan asuhan keperawatan perihal solutio plasenta (tergolongi
intrapartum) terdiri dari :
Dikaji secara subyektif yang terdiri dari data tidur istirahat 24 jam terakhir,
pekerjaan, kebiasaan aktivitas atau hobi. Dan secara obyektif, data terdiri dari
pengkajian neuro muscular.
c. Sirkulasi.
7
d. Integritas Ego
e. Eliminasi
Data didapat secara subyektif dan obyektif terkait dengan makanan atau
cairan yang masuk kedalam tubuh baik secara parenteral maupun enteral serta
kelainan-kelainan yang terkait.
g. Higiene
Data didapat secara subyektif dan obyektif terkait dengan kebersihan diri
klien.
h. Neurosensori
i. Nyeri/Ketidaknyamanan.
Data didapat secara subyektif dan obyektif terkait dengan rasa nyeri atau
ketidaknyamanan dari klien akibat dari proses persalinan.
j. Pernafasan
Data didapat secara subyektif dan obyektif terkait dengan pernafasan serta
kelainan- kelainan yang dialami dan kebiasaan dari klien.
8
k. Keamanan
l. Seksual
m. Interaksi Sosial
2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri (akut) berhubungan dengan trauma jaringan
b. Ansietas berhubungan dengan ancaman yang dirasakan pada klien atau janin
c. Infeksi, resiko tinggi terhadap prosedur infasive.
9
3. Intervensi
Rencana keperawatan tidak hanya terdiri dari tindakan yang dilakukan karena
pesanan/ketentuan medis, tetapi juga koordinasi tertulis dari perawatan yang diberikan
oleh semua disiplin pelayanan kesehatan yang berhubungan. Tindakan keperawatan
mandiri adalah bagian integral dari proses ini. Tindakan mungkin mandiri atau
kolaboratif dan mencakup pesanan dari keperawatan, kedokteran, dan disiplin lain
(Doenges, 2001).
10
ansietas berkurang atau positif, hindari menghalangi proses
teratasi. penggunaan istilah induksi.
2.Klien tampak rileks. yang menandakan 2. Klien mungkin takut
abnormalitas atau tidak memahami
prosedur atau dengan jelas
proses. kebutuhan terhadap
4. Dengarkan induksi persalinan.
keterangan klien Rasa gagal karena
yang dapat tidak mampu
menandakan ”melahirkan secara
kehilangan harga alamiah” dapat terjadi.
diri. 3. Membantu
5. Berikan klien/pasangan
kesempatan pada menerima situasi
klien untuk tanpa menuduh diri
memberi masukan sendiri.
pada proses 4. Klien dapat meyakini
pengambilan bahwa adanya
keputusan. intervensi untuk
6. Anjurkan membantu proses
penggunaan/kontin persalinan adalah
uitas teknik refleksi negatif pada
pernapasan dan kemampuan dirinya
latihan relaksasi. sendiri.
5. Meningkatkan rasa
kontrol klien
meskipun kebanyakan
dari apa yang sedang
terjadi diluar
kontrolnya.
6. Membantu
menurunkan ansietas
dan bmemungkinkan
klien berpartisipasi
secara aktif.
11
melakukan kultur janin.
darah, vagina, dan 2. Pecah ketuban terjadi
plasenta sesuai 24 jam sebelum
indikasi. pembedahan dapat
5. Kolaborasi dalam mengakibatkan
mencatat korioamnionitis
hemoglobin (Hb) sebelum intervensi
dan hematokrit bedah dan dapat
(Ht); catat mengubah
perkiraan penyembuhan luka.
kehilangan darah 3. Menurunkan risiko
selama prosedur kontaminan kulit
pembedahan. memasuki insisi,
6. Kolaborasi dalam menurunkan risiko
memberikan infeksi pascaoperasi.
antibiotik spektrum 4. Mengidentifikasi
luas pada pra organisme yang
operasi. menginfeksi dan
tingkat keterlibatan.
5. Risiko infeksi pasca-
melahirkan dan
penyembuhan buruk
meningkat bila kadar
Hb rendah dan
kehilangan darah
berlebihan.
6. Antibiotik profilaktik
dapat dipesankan
untuk mencegah
terjadinya proses
infeksi, atau sebagai
pengobatan pada
infeksi yang
teridetifikasi.
BAB III
PENUTUP
12
A. Kesimpulan
Beberapa faktor yang menjadi faktor predisposisi solution plasenta itu sendiri
didapat dan diketahui mulai dari faktor fisik dan psikologis dengan kata lain ditinjau dari
kebiasaan-kebiasaan klien yang dapat mendukung timbulnya solution plasenta.
Adapun komplikasi dari nadi, jumlah sel darah putih, atau bau/warna rabas
vagina). pada ibu dan janin tergantung dari luasnya plasenta yang terlepas, usia
kehamilan dan lamanya nadi, jumlah sel darah putih, atau bau/warna rabas vagina).
berlangsung. Komplikasi terparah dari solution plsenta dapat mengakibatkan syok dari
perdarahan yang terjadi, keadaan seperti ini sangat berpengaruh pada keselamatan dari
ibu dan janin.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
13
Mansjoer Arif, dkk . 2001. “Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3 Jilid 1.Fk UI”. Jakarta
Doengoes, Marilynn E, dkk,. 2001. “Rencana perawatan maternal/bayi. Edisi 2”. Jakarta:
EGC.
Wong, Dona L, dkk,. 2002. “Maternal child nursing care 2nd edition”. Santa Luis: Mosby
Inc.
http://kuliahperawat.wordpress.com/2015/07/16/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan-
solusio-plasenta-puspita-nadya-pekanbaru-16-juli-2015/
14