Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN PADA KLIEN TN “I’ DENGAN

DIAGNOSA KONSTIPASI DI RUANG BEDAH


RSUD NENE MALLOMO
KABUPATEN SIDRAP

WULANDARI
201801016

CI LAHAN CI INSTITUSI
( ) ( )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS JENJANG SARJANA


STIKES MUHAMMADIYAH SIDRAP
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
KONSTIPASI

A.Pengertian
a. Sembelit atau konstipasi merupakan keadaan tertahannya feses (tinja)
dalamusus besar pada waktu cukup lama karena adanya kesulitan dalam
pengeluaran. Hal ini terjadi akibat tidak adanya gerakan peristaltik pada usus
besar sehingga memicu tidak teraturnya buang air besar dan timbul perasaan
tidak nyaman pada perut.
b. Konstipasi merupakan keadaan individu yang mengalami atau berisiko
tinggi mengalami stasis usus besar sehingga menimbulkan eliminasi yang jarang
atau keras, serta tinja yang keluar jadi terlalu kering dan keras.
c. Konstipasi adalah suatu gejala bukan penyakit. Di masyarakat dikenal
dengan istilah sembelit, merupakan suatu keadaan sukar atau tidak dapat buang
air besar, feses (tinja) yang keras, rasa buang air besar tidak tuntas (ada rasa
ingin buang air besar tetapi tidak dapat mengeluarkannya), atau jarang buang air
besar. Seringkali orang berpikir bahwa mereka mengalami konstipasi apabila
mereka tidak buang air besar setiap hari yang disebut normal dapat bervariasi
dari tiga kali sehari hingga tiga kali seminggu.
B.Etiologi
Konstipasi terjadi akibat peningkatan produksi progesteron yang
menyebabkan tonus otot polos menurun, termasuk pada sistem pencernaan,
sehingga sistem pencernaan menjadi lambat.Motilitas otot yang polos
menurun dapat menyebabkan absorpsi air di usus besar meningkat sehingga
feses menjadi keras.Selain itu, konstipasi terjadi akibat aktivitas ibu yang
kurang, asupan cairan dan serat yang rendah juga dapat menjadi faktor
terjadinya konstipasi (Irianti, 2014). Progesteron menyebabkan otot-otot usus
menjadi lemas dan mengering sehingga sisa-sisa makanan menjadi sulit dan
sakit untuk dikeluarkan .
Penyebab konstipasi pada ibu hamil :
a. Peningkatan hormone progesterone (mempengaruhi gerakan peristaltik
usus)Progesteronakan menyebabkan otot-otot relaksasi untuk memberi tempat
janin berkembang.Relaksasiotot ini juga mengenai otot usus sehinggaakan
menurunkan motilitas usus yang pada akhirnyamenyebabkan konstipasi.
b. Mengkonsumsi zat besi
c. Penekanan uterus yang membesar
d. Uterus yang semakin membesar seiring dengan perkembangan janin pada
wanita hamil akan memberikan tekanan pada usus besar dengan akibat
evakuasi tinja terhambat. Semakin besar kehamilan maka semakin besar
tekanan pada usus besar sehingga semakin mudah terjadinya konstipasi.
e. Konsumsi asupan kurang serat
f. Aktivitas fisik
g. Wanita hamil cenderung akan mengurangi aktifitasnya untuk menjaga
kehamilannya. Begitu juga semakin besar kehamilan wanita hamil cenderung
semakin malas beraktifitas karena bobot tubuh yang semakin berat.
h. Ketegangan psikis seperti stres dan cemas juga merupakan faktor resiko
terjadinya konstipasi.
C.Tanda dan Gejala
Ada beberapa tanda dan gejala yang umumditemukan pada sebagian besar
atau terkadang beberapa penderita konstipasi pada ibu hamil yaitu :
a. Tubuh tidak fit, terasa tidak nyaman, lesu, cepat lelah sehingga malas
mengerjakan sesuatu bahkan terkadang sering mengantuk;
b. Sering berdebar-debar sehingga memicu untuk cepat emosi, mengakibatkan
stress, rentan sakit kepala bahkan demam;
c. Perut terasa begah, penuh, dan bahkan terasa kaku
d. Tubuh tidak fit, terasa tidak nyaman, lesu, cepat lelah
e. Mengejan saat defekasi
f. Konsistensi fases keras
g. Menurunnya frekuensi buang air besar
D. Patofisiologi
Berdasarkan patofisiologinya konstipasi dapat diklasifikasikan menjadi
konstipasi akibat kelainan struktural dan konstipasi fungsional. Konstipasi
akibat kelainan struktural terjadi melalui proses obstruksi aliran tinja,
sedangkan konstipasi fungsional berhubungan dengan gangguan motilitas
kolon atau anorektal.Konstipasi pada wanita hamil umumnya merupakan
konstipasi fungsional. Ada beberapa faktor mengapa wanita hamil mengalami
konstipasi yakni: faktor hormonal, perubahan diet, pertumbuhan janin dan
aktifitas fisik. Riwayat posisi saat defekasi juga menjadi resiko untuk
timbulnya konstipasi.Pada wanita hamil terjadi perubahan hormonal yang
drastis yakni peningkatan progesteron selama kehamilan. Progesteron akan
menyebabkan otot-otot relaksasi untuk memberi tempat janin berkembang.
Relaksasi otot ini juga mengenai otot usus sehingga akan menurunkan motilitas
usus yang pada akhirnya menyebabkan konstipasi (slow-transit constipation).
Disamping itu selama kehamilan tubuh menahan cairan, absorbsi cairan di usus
meningkat sehingga isi usus cenderung kering dan keras yang memudahkan
terjadinya konstipasi.
Perubahan diet pada wanita hamil berkontribusi untuk terjadinya
konstipasi. Gejala mual muntah pada trimester pertama disertai asupan
makanan khususnya minuman yang berkurang akan mempengaruhi proses
defekasinya. Semakin besar kehamilan biasanya wanita hamil cenderung
mengurangi asupan cairan. Komposisi makanan yang cenderung berupa susu
dan daging / ikan tanpa disertai cukup makanan yang kaya serat akan
memperbesar resiko terjadinya konstipasi. Begitu juga pemberian suplemen
besi dan kalsium selama kehamilan merupakan faktor resiko terjadinya
konstipasi.Uterus yang semakin membesar seiring dengan perkembangan janin
pada wanita hamil akan memberikan tekanan pada usus besar dengan akibat
evakuasi tinja terhambat. Semakin besar kehamilan maka semakin besar
tekanan pada usus besar sehingga semakin mudah terjadinya
konstipasi.Aktifitas fisik yang cukup akan memperbaiki motilitas pencernaan
termasuk usus denganmemperpendek waktu transitnya. Wanita hamil
cenderung akan mengurangi aktifitasnya untuk menjaga kehamilannya. Begitu
juga semakin besar kehamilan wanita hamil cenderung semakin malas
beraktifitas karena bobot tubuh yang semakin berat.Ketegangan psikis seperti
stres dan cemas juga merupakan faktor resiko terjadinya konstipasi.
Posisi defekasi juga mempengaruhi untuk terjadinya konstipasi. Pada
posisi jongkok, sudut antara anus dan rektum akan menjadi lurus akibat fleksi
maksimal dari paha. Ini akan memudahkan terjadinya proses defekasi sehingga
tidak memerlukan tenaga mengedan yang kuat. Pada posisi duduk, sudut antara
anus dan rektum menjadi tidak cukup lurus sehingga membutuhkan tenaga
mengedan yang lebih kuat. Proses mengedan kuat yang berkelanjutan akan dapat
menimbulkan konstipasi dan hemoroid. Ibu hamil cenderung lebih nyaman defekasi
dengan posisi duduk tetapi dapat berakibat timbulnya konstipasi.
Pengeluaran feses merupakan akhir proses pencernaan. Sisa-sisa
makananyang tidak dapat dicerna lagi oleh saluran pencernaan, akan masuk
kedalam usus besar ( kolon ) sebagai massa yang tidak mampat serta basah. Di sini,
kelebihan air dalam sisa-sisa makanan tersebut diserap oleh tubuh. Kemudian,
massa tersebut bergerak ke rektum ( dubur ), yang dalam keadaan normal
mendorong terjadinya gerakan peristaltik usus besar. Pengeluaran feses secara
normal, terjadi sekali atau dua kali setiap 24 jam.Kotoran yang keras dan sulit

E. Pathway
Nafsu makan Penekanan kandung
Penekanan anus menurun kemih

Nyeri akut Anoreksia Sering BAK

Ketidakseimbangan Resiko kekurangan


nutrisi kurang dari volume Cairan
kebutuhan tubuh

F. Pemeriksaan penunjang
Menurut Herawati (2012), pengobatan konstipasi pada ibu hamil dapat
dibagimenjadi dua cara, yaitu terapi non obat dan terapi obat.
a. Terapi non obat
Pada umumnya, konstipasi pada masa kehamilan dapat diatasi
denganmelakukan penyesuaian pola makan dan perubahan gaya hidup.
Makanan kaya serat (30-35%), misalnya gandum, buah-buahanan dan
sayuran dapat meringankan konstipasi.
Namun, mengkomsumsi makanan kaya serat dalam jumlah besar secara
tiba-tiba dapatmenyebabkan perut terasa tidak enak dan kembung.Ibu hamil
sebaiknya mengkonsumsi makanan secara teratur dan minum air dalam
jumlah cukup (6-8 gelas/hari). Perubahan gaya hidup, misalnya: olahraga
teratur dapat memperbaiki saluran cerna.
b. Terapi obat
Obat pencahar digunakan apabila konstipasi tidak dapat diatasi
denganpenyesuaian jenis makanan dan perubahan gaya hidup saja. Kriteria
obat pencahar yang boleh diberikan kepada ibu hamil adalah:
a. Efektif,
b. Tidak diserap oleh saluran cerna,
c. Tidak teratogenik ( tidak menyebabkan cacat pada janin ), dan
d. Dapat ditoleransi dengan baik tidak menimbulkan efek samping

G. Penatalaksanaan
a. Diet tinggi serat dan asupan cairan.
b. Aktivitas fisik, Aktifitas fisik rutin dipercaya merangsang peristaltik usus untuk
bekerja normal sehingga memperpendek waktu transit di saluran pencernaan
dan membantu pengeluaran tinja.
c. Obat-obatan pencahar Kriteria obat pencahar yang boleh diberikan kepada ibu
hamil: Efektif, Tidak diserap oleh saluran cerna, Tidak teratogenik (tidak
menyebabkan cacat pada janin).

H. Komplikasi
a. Mual, muntah
b. Penurunan nafsu makan
c. Hemoroid
d. Inkontinensia alvi
e. Perdarahan per rektum
f. Fecal impacted
g. Prolapsus uteri

DAFTAR PUSTAKA
Herawati, F .2012. Panduan Terapi Aman Selama Kehamilan. Surabaya: PT.
ISFI
Herdman, 2018. NANDA-I Diagnosis Keperawatan, Definisi dan Klasifikasi
2018-2020. Jakarta : EGC
Ojieh AE. 2012. Constipation in pregnancy and the effect of vegetable
consumption in different socio-economic class in Warri, Delta state. Journal of
Medical and Applied Biosciences.
Syam AF. 2008. Konstipasi pada kehamilan. Dalam: Laksmi PW, Alwi I,
Setiati S,
Purwaningsih W. &fatmawati S.(2010).Asuhan Keperawatan
Maternitas.Yogyakarta: Nuhamedika
Muflihah S., Kamariyah N., &Anggasari Y. (2014).Buku Ajar Kehamilan.
Jakarta:
SalembaMedika
Irianti, B., Halida, E.M., Huhita, F.,Prabandari, F., Yulita, N., Yulianti, N.,
Hartiningtiyaswati, S.,Anggraini, Y. (2014). Asuhan Kehamilan Berbasisbukti.
Jakarta: Sagungceto
Indiarti.(2015). Kehamilan, Persalinan, dan Perawatan. Yogyakarta:
indoliterasi
Goetzl L. & Harford R. (2013).Kehamilan diatas 35 tahun .jakarta: Dian
rakyat
Harsono T. (2013). Permasalahan kehamilan yang sering
terjadi.Jakarta:
Platinum
Hutahaean, S. (2013).Perawatan Antenatal. Jakarta: Salemba Medika
Indiarti.(2015). Kehamilan, Persalinan, dan Perawatan. Yogyakarta:
indoliterasi
Irianti, B., Halida, E.M., Huhita, F.,Prabandari, F., Yulita, N., Yulianti, N.,
Hartiningtiyaswati, S.,Anggraini, Y. (2014). Asuhan Kehamilan Berbasisbukti.
Jakarta: Sagungceto
Muflihah S., Kamariyah N., &Anggasari Y. (2014).Buku Ajar Kehamilan.
Jakarta:
SalembaMedika
Purwaningsih W. &fatmawati S.(2010).Asuhan Keperawatan
Maternitas.Yogyakarta: Nuhamedika
Rungsiprakarn P.,Laopboon, M.,Sangkomkamhang, U.S.,Lumbiganon,
P.,Pratt,
(2014).Interventions for traeting constipation in
pregnancy.Interventionprotocol.Vol 10. NoCD011448.12 2014:1-11
Shi,wenjun.,Xu, Xiaohang.,Zhang, Yi.,Guo, Sa.,Wang, Jing.,Wang, Jianjun,.
(2015). Epidemiology and Risk factors of functional Constipation in Pregnant
Women.Research article.vol.No 10.1371.24juli 2015:1-1

Anda mungkin juga menyukai