Dosen : Ns.H.Suparta,S.Kep,.M.Kes
DI SUSUN OLEH:
ASNIAR
MARIANA
WULANDARI
PENA MELINDA
SRIWAHYUNI
PUTRI MUSTHARI MAKMUR
WULAN SARI
SUMARNI
RIRIS DWI RIZAYANTI
AYU SRI WAHYUNI
INNA
SUSI INSAFITRI
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyusun Makalah yang berjudul “BANTUAN HIDUP
DASAR/MEKANISME TRAUMA”. Makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Keperawatan Gawat Darurat.
Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan, baik dari isi maupun sistematika
penulisannya, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kebaikan serta sebagai evaluasi dalam menyusun makalah di kemudian hari.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat dapat bermanfaat bagi rekan-rekan
seperjuangan umumnya dan kami selaku anggota kelompok khususnya .
Kelompok II
ii
DAFTAR ISI
Sampul.......................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR ................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang ...................................................................................................................... 1
Rumusan Masalah ................................................................................................................. 2
Tujuan Penulisan ....................................................................................................................2
Sistematika Penulisan ........................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Definisi ...................................................................................................................................... 4
Tujuan ........................................................................................................................................4
Tindakan ................................................................................................................................... 5
Periksa Respon dan Layanan Kedaruratan Medis ..................................................................5
Pembebasan Jalan Napas ( Airway Support) ....................................................................................... 5
Bantuan Napas dan Ventilasi ( Breathing Support) .......................................................................... 7
2.3.4. Sirkulasi (Circulation Support ) ........................................................................................... 8
2.3.5 Posisi Pemulihan ( Recovery Position) ................................................................... 10
Indikasi Bantuan Hidup Dasar .............................................................................................. 10
BAB III PEMBAHASAN KASUS
Step 1 Kata Kunci ................................................................................................................. 13
Step 2 Pertanyaan ................................................................................................................. 14
Step 3 Jawaban...................................................................................................................... 15
Step 4 Learning Objective .................................................................................................... 16
Step 5 mind mapping ............................................................................................................ 17
Step 6 Self Learning ............................................................................................................. 17
Step 7 Reporting Case/Oral Tes........................................................................................... 17
BAB IV ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN ....................................................................................................................... 18
ANALISA DATA .................................................................................................................. 21
DIAGNOSA KEPERAWATAN SESUAI DENGAN PRIORITAS ................................. 22
PERENCANAAN .................................................................................................................. 22
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................................... 26
5.2 Saran ................................................................................................................................ 26
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 27
ii
i
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bantuan hidup dasar adalah tindakan darurat untuk membebaskan jalan napas,
kematian akan mencapai 3,8 juta dan pada tahun 2020 diperkirakan cedera/trauma
akan menyebabkan penyebab kematian ketiga atau kedua untuk semua kelompok
umur (IKABI, 2004).
Dari hasil penelitian Chandrasekaran dkk pada tahun 2010 di india
menunjukkkan bahwa 31% kalangan medis, mahasiswa keperawatan, mahasiswa
kedokteran gigi dan mahasiswa kedokteran tidak mengetahui singkatan BLS yang
merupakan Basic life support , 51% gagal malakukan usaha penyelamatan sebagai
langkah awal dalam bantuan hidup dasar, dan 74% tidak mengetahui lokasi
yang tepat untuk kompresi dada pada tindakan bantuan hidup dasar
(Chandrasekaran, 2010).
Seiring dengan perkiraan peningkatan kejadian trauma di dunia dan
pentingnya tindakan bantuan hidup dasar pada pasien trauma maka setiap orang
seharusnya terlatih dalam pemberian pertolongan pertama atau bantuan hidup dasar.
1
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah pada penulisan makalah ini
yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan Bantuan Hidup Dasar?
2. Apa tujuan dilakukannya Bantuan Hidup Dasar?
Tujuan Penulisan
Tujuan Umum
benar.
2. Mampu mengetahui tujuan dilakukannya bantuan hidup dasar.
BHD,
2
Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun atas 5 bab yaitu :
BAB I adalah pendahuluan yang meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II berisi tinjauan teori yang meliputi konsep bantuan hidup dasar, tujuan,
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Bantuan hidup dasar (Basic life support) adalah usaha yang dilakukan untuk
menjaga jalan napas (airway) tetap terbuka, menunjang pernapasan dan sirkulasi dan
tanpa menggunakan alat-alat bantu (Soerianata, 1996).
Istilah basic life support mengacu pada mempertahankan jalan nafas dan
sirkulasi. Basuc life support ini terdiri dari beberapa elemen: penyelamatan
pernapasan (juga dikenal dengan pernapasan dari mulut ke mulut) dan kompresi dada
eksternal. Jika semua digabungkan maka digunakan istilah Resusitasi Jantung Paru
(RJP) (Handley, 1997).
Bantuan hidup dasar adalah tindakan darurat untuk membebaskan jalan napas,
Tujuan
Tujuan utama dari bantuan hidup dasar adalah suatu tindakan oksigenasi darurat
untuk mempertahankan ventilasi paru dan mendistribusikan darah-oksigenasi ke
jaringan tubuh (Alkatiri, 2007).
Tujuan bantuan hidup dasar ialah untuk oksigenasi darurat secara efektif pada
organ vital seperti otak dan jantung melalui ventilasi buatan dan sirkulasi buatan
sampai paru dan jantung dapat menyediakan oksigen dengan kekuatan sendiri secara
normal (Latief, 2009)
4
Tindakan
Periksa Respon dan Layanan Kedaruratan Medis
seperti ini dapat segera diperbaiki dengan cara mengangkat dagu (chin-lift
5
maneuver) atau dengan mendorong rahang bawah ke arah depan ( jaw-thrust
maneuver). Tindakan-tindakan yang di gunakan untuk membuka airway dapat
menyebabkan atau memperburuk cedera spinal. Oleh karena itu, selama
mengerjakan prosedur-prosedur ini harus dilakukan immobilisasi segaris (in-line
immobilization) dan pasien/korban harus diletakkan di atas alas/permukaan yang
dapat juga diletakkan di belakang gigi seri (incisor ) bawah dan secara
bersamaan dagu dengan hati-hati diangkat. Maneuver chin lift tidak boleh
menyebabkan hiperekstensi leher (IKABI, 2004)
6
c. Tindakan mendorong rahang bawah ( jaw-thrust)
pada pasien dengan trauma leher, rahang bawah diangkat didorong
kedepan pada sendinya tanpa menggerakkan kepala-leher.
(Latief dkk, 2009).
1. Penilaian Pernapasan
Menilai pernapasan dengan memantau atau observasi dinding dada pasien
dengan cara melihat (look ) naik dan turunnya dinding dada, mendengar
(listen) udara yang keluar saat ekshalasi, dan merasakan ( feel ) aliran udara
yang menghembus dipipi penolong (Mansjoer, 2009).
2. Memberikan bantuan napas
7
ditempelkan ke bibir pasien yang terbuka dengan erat supaya tidak bocor dan
udara ekspirasi dihembuskan ke mulut pasien sambil menutup kedua lubang
hidung pasien dengan cara memencetnya.
8
Dilakukan dengan menilai adanya pulsasi arteri karotis. Penilaian ini
maksimal dilakukan selama 5 detik. Bila tidak ditemukan nadi maka dilakukan
kompresi jantung yang efektif, yaitu kompresi dengan kecepatan 100 kali per
menit, kedalaman 4-5 cm, memberikan kesempatan jantung mengembang
(pengisian ventrikel), waktu kompresi dan relaksasi sama, minimalkan waktu
terputusnya kompresi dada. Rasio kompresi dan ventilasi 30:2 (Mansjoer, 2009).
Tempat kompresi jantung luar yang benar ialah bagian tengah separuh
bawah tulang dada. Pada pasien dewasa tekan tulang dada kebawah menuju
tulang punggung sedalam 3-5 cm sebanyak 60-100 kali per menit.tindakan ini
akan memeras jantung yang letaknya dijepit oleh dua bangunan tulang yang keras
yaitu tulang dada dan tulang punggung. Pijatan yang baik akan menghasilkan
denyut nadi pada karotis dan curah jantung sekitar 10-15% dari normal (Latief
dkk, 2009).
9
b. Digantikan oleh penolong terlatih lain atau layanan kedaruratan medis.
c. Penolong kehabisan tenaga untukmelanjutkan RJP.
d. Keadaan menjadi tidak aman. (Asih, 1996).
pipi pasien
3. Kaki pada sisi yang berlawanan dengan penolong ditekuk dan ditarik ke
antara lain: bila henti jantung (arrest ) telah berlangsung lebih dari 5 menit (oleh
10
karena biasanya kerusakan otak permanen telah terjadi pada saat ini), pada keganasan
stadium lanjut, payah jantung refrakter, edema paru-paru refrakter, syok yang
mendahului arrest, kelainan neurologic yang berat, serta pada penyakit ginjal, hati
dan paru yang lanjut (Alkatiri dkk, 2007).
Henti Napas (Respiratory Arrest)
1995).
Pada awal henti nafas, jantung masih berdenyut, masih teraba nadi,
pemberian O2 ke otak dan organ vital lainnya masih cukup sampai beberapa
11
pembuluh darah masih dapat berlangsung terus sampai kira-kira 30 menit.
Pada henti jantung dilatasi pupil kadang-kadang tidak jelas. Dilatasi pupil
mulai terjadi 45 detik setelah aliran darah ke otak berhenti dan dilatasi
maksimal terjadi dalam waktu 1 menit 45 detik. Bila telah terjadidilatasi pupil
maksimal, hal ini menandakan sudah 50% kerusakan otak irreversible (Alkatiri
dkk, 2007).
Henti jantung ditandai oleh denyut nadi besar tak teraba (karotis,
femoralis, radialas), disertai kebiruan ( sianosis) atau pucat sekali, pernapasan
berhenti atau satu- satu ( gasping, apnu), dilatasi pupil tak bereaksi dengan
ranngsang cahaya dan pasien dalam keadaan tidak sadar (Latief dkk, 2009).
12
BAB III
PEMBAHASAN KASUS (7 JUMP)
dingin.
13
dengan resiko infeksi yang tinggi
akibat kontaminasi luka yng terjadi
pada saat trauma.
rangsangan
Step 2 Pertanyaan
1. Keluhan utama pasien terkait kasus diatas adalah?
14
Step 3 Jawaban
1. Keluhan Utama sesak
2. Survey primer
A (Airway)
- Cek jalan nafas : ada sumbatan
- Membuka jalan nafas : jaw trust
B (Breating)
- Sesak
- Respirasi 40 x/menit
- Suara nafas : ronchi (krepitasi)
C (Circulation)
- Pulsasi carotis : lemah
normal
15
b. Cek nadi pasien jika nadi ada beri 1 napas tiap 5-6 detik dan cek ulang tiap 2
menit. Jika tidak ada nadi lakukan RJP dengan siklus 30 kompresi dan 2 napas
atau AED/defibrilator
c. Cek kembali nadi jika ada, cek airway apakah ada sumbatan atau tidak jika
ada lakukan hemlic manuver
d. kemudian cek breating
5. JVP pada orang sehat adalah maksimum 3-4 cm
yang ditangani
16
Step 5 mind mapping
Indikasi bantuan
hidup dasar
- Henti nafas
- Henti antun
Bantuan Hidup
Proses
Asuhan
Perencanaan
keperawatan
Intervensi
17
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN
Seorang laki-laki 50 tahun datang ke IGD sebuah RS jam 07.00 WIB diantar oleh
warga dalam kondisi sangat sesak. Dada sebelah kanan terlihat jejas, deviasi trakea,
sianosis dan distensi vena jugularis. Pada saat dilakukanpemeriksaan fisik tampak
fraktur terbuka di daerah tulang pelvis dan setelah diperiksa terdengar suara krepitasi.
Kesadaran Sopor GCS:8, RR : 40x/menit. N : 120x/menit/lemah.
Korban langsung di lakukan penanganan dengan pemberian IV Cateter 2 Line dengan
cairan RL, dan di pasang cateter.
Jam 08.00 WIB tiba-tiba pasien henti napas, nadi carotis (-), diameter pupil 5 mm,
reaksi pupil ka/ki (-/), akral dingin.
PENGKAJIAN
1. Biodata
a. Identitas Klien
Nama :Tn.X
Jenis Kelamin :Laki-laki
Umur :50 tahun
Alamat :
Tgl. Pengkajian :
Diagnosa Medis :
No. Medrek :
A. SURVEY PRIMER
“A” AIRWAY
Membuka jalan nafas : (Head tilt chin lift, jaw trust, ...................... )
18
Cek jalan nafas :
- Ada sumbatan :
a. Sputum d. Darah
b. Lendir e. Lidah
c. Ludah f. Benda asing
“B” BREATING
Sangat Sesak
Respirasi 40x/menit,
Pengembangan dada : simetris atau tidak ka/ki.
“C” CIRCULATION
Pulsasi perifer
- Teraba :
a. Kuat atau lemah
b. Teratur atau tidak teratur
- Tidak teraba
Pulsasi carotis
- Teraba :
c. Kuat atau lemah
d. Teratur atau tidak teratur
- Tidak teraba
TD ...... mmHg
Suhu ........°C
JVP ...... cm
Akral : dingin
19
“D” DISABILITY / DRUGS
a. Disability
Kesadaran (Sopor)
GCS 8 (Eye.., Motor…, Verbal….)
a. EKG
Pemeriksaan EKG ( Irama…., HR…, Gel P…, Interval P-R…, Gel QRS…,
Gel ST….), Kesimpulan hasil....................
b. Eksposure
Dada sebelah kanan terlihat jejas, tampak fraktur terbuka didaerah tulang
pelvis
“F” FLUIDS
B. SURVEY SEKUNDER
1. Keluhan Utama
Sangat sesak
5. Riwayat Alergi
6. Pemeriksaan Fisik
20
Dada sebelah kanan terlihat jejas, deviasi trakea, sianosis dan distensi vena
jugularis. Pada saat dilakukan pemeriksaan fisik tampak fraktur teruka di daerah
tulang pelvis dan setelah diperiksa terdengar suara krepitasi.
7. Pemeriksaan Penunjang
ANALISA DATA
kondisi
sangat sesak
- RR :
40x/menit
- N :
120x/menit
DS :
DO : Syok Hipopolemik
- Fraktur
terbuka di
daerah
tulang
pelvis
- Kesadaran
Sopor
- GCS : 8
- RR :
40x/menit
- N :
120x/menit
21
Do : Penurunan curah jantung
- Distensi
vena
jugularis
- Sangat
sesak
- Sianosis
- RR :
40x/menit
- N :
120x/menit
PERENCANAAN
22
dengan kriteria hasil: suction
- Mendemonstrasikan batuk e. Auskultasi suara nafas,
efektif dan suara nafas yang catat adanya suara
bersih, tidak ada sianosis dan tambahan
dyspneu (mampu f. Berikan bronkodilator
yang paten
l. Informasikan pada
pasien dan keluarga
tentang tehnik
relaksasi untuk
memperbaiki pola
nafas.
m. Ajarkan bagaimana
batuk efektif
n. Monitor pola nafas
23
terbuka didaerah diharapkan HR. Nadi periper, dan
tulang pelvis, Irama jantung dalam batas CRT
terdengar suara yang diharapkan - Moitor tanda
krepitasi, kesadaran Frekuensi nafas dalam batas oksigenasi jaringan
Sopor, GCS 8, RR : yang diharapkan - Monitor suhu dan
24
- Catat gas darah arteri
dan oksigen jaringan
memanfaatkan
pemantauan jalur arteri
untuk meningkatkan
25
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Bantuan hidup dasar adalah tindakan darurat untuk membebaskan jalan napas,
Saran
Sebagai tenaga medis, sudah seharusnya kita untuk dapat memahami dengan
benar penatalaksanaan bantuan hidup dasar sebagai salah satu upaya untuk
menyelamatkan nyawa pasien. Pada teman-teman mahasiswa disarankan untuk terus
mengasah ilmu yang telah dipelajari dan mengikuti pelatihan mengenai bantuan hidup
dasar yang dapat dijadikan bekal dalam upaya penyelamatan pasien gawat darurat.
26
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31633/4/Chapter%20II.pdf. Diakses
tanggal 9 April 2021
http://www.rscm.co.id/files/Arsip/02%20BANTUAN%20HIDUP%20DASAR%202015-
27