Anda di halaman 1dari 38

A.

KONSEP DASAR MEDIS

1. Definisi

Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada


segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh
pembukaan jalan lahir.
Menurut Prawiroharjo, plasenta previa adalah plasenta yang ada
didepan jalan lahir (prae = di depan ; vias = jalan). Jadi yang dimaksud
plasenta previa ialah plasenta yang implantasinya tidak normal, rendah
sekali hingga menutupi seluruh atau sebagian ostium internum.
Menurut Cunningham, plasenta previa merupakan implantasi
plasenta di bagian bawah sehingga menutupi ostium uteri internum, serta
menimbulkan perdarahan saat pembentukan segmen bawah rahim.
Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada
tempat abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi
sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (ostium uteri internal) dan oleh
karenanya bagian terendah sering kali terkendala memasuki Pintu Atas
Panggul (PAP) atau menimbulkan kelainan janin dalam rahim. Pada
keadaan normal plasenta umumnya terletak di korpus uteri bagian depan
atau belakang agak ke arah fundus uteri (Prawirohardjo, 2017).

2. Etiologi
Plasenta bertumbuh pada segmen bawah uterus tidak selalu jelas
dapat diterangkan . bahwasanya vaskularisasi yang berkurang atau
perubahan atropi pada desidua akibat persalinan yang lampau dapat
menyebabkan plasenta previa , tidaklah selalu benar . Memang dapat
dimengerti bahwa apabila aliran darah ke plasenta tidak cukup seperti pada
kehamilan kembar maka plasenta yang letaknya normal sekalipun akan
memperluaskan permukaannya sehingga mendekati atau menutupi sama
sekali pembukaan jalan lahir .Frekuensi plasenta previa pada primigravida
yang berumur lebih 35 tahun kira-kira 10 kali lebih sering dibandingkan
dengan primigravida yang berumur kurang dari 25 tahun . Pada
grandemultipara yang berumur lebih dari 30 tahun kira-kira 4 kali lebih
sering dari grandemultipara yang berumur kurang dari 25 tahun.

3. Tanda dan gejala

a. Perdarahan pervaginam

Darah berwarna merah terang pada umur kehamilan trimester kedua atau
awal trimester ketiga merupakan tanda utama plasenta previa. Perdarahan
pertama biasanya tidak banyak sehingga tidak akan berakibat fatal, tetapi
perdarahan berikutnya hampir selalu lebih banyak dari perdarahan
sebelumnya.
b. Tanpa alasan dan tanpa nyeri
Kejadian yang paling khas pada plasenta previa adalah perdarahan tanpa
nyeri yang biasanya baru terlihat setelah kehamilan mendekati akhir
trimester kedua atau sesudahnya.
c. Pada ibu, tergantung keadaan umum dan jumlah darah yang hilang,
perdarahan yang sedikit demi sedikit atau dalam jumlah banyak dengan
waktu yang singkat, dapat menimbulkan anemia sampai syok.
d. Pada janin, turunnya bagian terbawah janin ke dalam Pintu Atas panggul
(PAP) akan terhalang, tidak jarang terjadi kelainan letak janin dalam
rahim, dan dapat menimbulkan aspiksia sampai kematian janin dalam
rahim (Manuaba, 2010; Murah dkk, 2015).

4. Patofisiologi
Perdarahan anter partum akibat plasenta previa terjadi sejak
kehamilan 20 minggu saat sekmen uterus telah terbentuk dan mulai melebar
dan menipis. Umumnya terjadi pada trimester ke tiga karena segmen bawah
uterus lebih banyak mengalami perubahan. Pelebaran sekmen bawah
uterus dan pembukaan servik menyababkan sinus uterus robek karena
lepasnya plasenta dari dinding uterus atau karena robekan sinus marginalis
dari plasenta. Perdarahan tak dapat dihindarkankarena adanya
ketidakmampuan selaput otot segmen bawah uterus untuk berkontraksi
seperti pada plasenta letak normal.
klasifikasi Plasenta Previa :
a. Plasenta Previa totalis : seluruh ostium internum tertutup oleh plasenta
b. Plasenta Previa Lateralis : hanya sebagian dari ostium tertutup oleh
plasenta.
c. Plasenta previa parsialis, apabila sebagian pembukaan (ostium internus
servisis) tertutup oleh jaringan plasenta.
d.Plasenta previa marginalis, apabila pinggir plasenta berada tepat pada
pinggir pembukaan (ostium internus servisis).
e.Plasenta letak rendah, apabila plasenta yang letaknya abnormal pada
segmen bawah uterus belum sampai menutupi pembukaan jalan lahir
atau plasenta berada 3-4 cm diatas pinggir permukaan sehingga tidak
akan teraba pada pembukaan jalan lahir.

5. Penatalaksanaan (Sandra, 2013)

a) Konservatif bila :
1. Kehamilan kurang 37 minggu.
2. Perdarahan tidak ada atau tidak banyak (Hb masih dalam batas normal).
3. Tempat tinggal pasien dekat dengan rumah sakit (dapat menempuh
perjalanan selama 15 menit).
Perawatan konservatif berupa :
1. Istirahat
2. Memberikan hematinik dan spasmolitik unntuk mengatasi anemia.
3. Memberikan antibiotik bila ada indikasi.
4. Pemeriksaan USG, Hb, dan hematokrit.
Bila selama 3 hari tidak terjadi perdarahan setelah melakukan perawatan
konservatif maka lakukan mobilisasi bertahap. Pasien dipulangkan bila
tetap tidak ada perdarahan. Bila timbul perdarahan segera bawa ke rumah
sakit dan tidak boleh melakukan senggama.
b) Penanganan aktif bila :
1. Perdarahan banyak tanpa memandang usia kehamilan.
2. Umur kehamilan 37 minggu atau lebih.
3. Anak mati
Penanganan aktif berupa :
1. Persalinan per vaginam.
2. Persalinan per abdominal.
Penderita disiapkan untuk pemeriksaan dalam di atas meja operasi
(double set up) yakni dalam keadaan siap operasi. Bila pada pemeriksaan
dalam didapatkan :
1. Plasenta previa marginalis
2. Plasenta previa letak rendah
3. Plasenta lateralis atau marginalis dimana janin mati dan serviks sudah
matang, kepala sudah masuk pintu atas panggul dan tidak ada
perdarahan atau hanya sedikit perdarahan maka lakukan amniotomi
yang diikuti dengan drips oksitosin pada partus per vaginam bila gagal
drips. Bila terjadi perdarahan banyak, lakukan seksio sesar.

c) Penanganan (pasif)
1. Tiap perdarahan triwulan III yang lebih dari show harus segera dikirim
ke Rumah sakit tanpa dilakukan suatu manipulasi/UT.
2. Apabila perdarahan sedikit, janin masih hidup, belum inpartus,
kehamilan belum cukup 37 minggu/berat badan janin kurang dari
2.500 gram persalinan dapat ditunda dengan istirahat, obat-obatan;
spasmolitik, progestin/progesterone, observasi teliti.
3. Siapkan darah untuk transfusi darah, kehamilan dipertahankan setua
mungkin supaya tidak prematur
4. Bila ada anemia; transfusi dan obat-obatan penambah darah.
Penatalaksanaan kehamilan yang disertai komplikasi plasenta previa dan
janin prematur tetapi tanpa perdarahan aktif, terdiri atas penundaan
persalinan dengan menciptakan suasana yang memberikan keamanan
sebesar-besarnyabagi ibu maupun janin. Perawatan di rumah sakit yang
memungkinkan pengawasan ketat, pengurangan aktivitas fisik,
penghindaran setiap manipulasi intravaginal dan tersedianya segera terapi
yang tepat, merupakan tindakan yang ideal. Terapi yang diberikan
mencangkup infus larutan elektrilit, tranfusi darah, persalinan sesarea dan
perawatan neonatus oleh ahlinya sejak saat dilahirkan.
Pada penundaan persalinan, salah satu keuntungan yang kadang kala
dapat diperoleh meskipun relatif terjadi kemudian dalam kehamilan,
adalah migrasi plasenta yang cukup jauh dari serviks, sehingga plasenta
previa tidak lagi menjadi permasalahn utama. Arias (1988) melaporkan
hasil-hasil yang luar biasa pada cerclage serviks yang dilakukan antara
usia kehamilan 24 dan 30 minggu pada pasien perdarahan yang
disebabkan oleh plasenta previa.
Prosedur yang dapat dilakukan untuk melahirkan janin bisa digolongkan
ke dalam dua kategori, yaitu persalinan sesarea atau per vaginam. Logika
untuk melahirkan lewat bedah sesarea ada dua :
a) Persalinan segera janin serta plasenta yang memungkinakan uterus
untuk berkontraksi sehingga perdarahan berhenti.
b) Persalinan searea akan meniadakan kemungkinan terjadinya laserasi
serviks yang merupakan komplikasi serius persalinan per vaginam
pada plasenta previa totalis serta parsial.

b. Penatalaksanaan keperawatan
Sebelum dirujuk anjurkan pasien untuk tirah baring
total dengan menghadap ke kiri, tidak melakukan senggama, menghidari
peningkatan tekanan rongga perut (misal batuk, mengedan karena sulit buang air
besar). Pasang infus NaCl fisiologis. Bila tidak memungkinkan, beri cairal
peroral, pantau tekanan darah dan frekuensi nadi pasien secara teratur tiap 15
manit untuk mendeteksi adanya hipotensi atau syok akibat perdarahan.
Pantau pula BJJ dan pergerakan janin.Bila terjadi renjatan, segera lakukan
resusitasi cairan dan transfusi darah bila tidakteratasi, upaya penyelamatan
optimal, bila teratasi, perhatikan usia kehamilan.Penanganan di RS dilakukan
berdasarkan usia kehamilan. Bila terdapat renjatan, usia gestasi kurang dari
37 minggu, taksiran Berat Janin kurang dari 2500g, maka :
- Bila perdarahan sedikit, rawat sampai sia kehamilan 3 7
m i n g g u , lalulakukan mobilisasi bertahap, beri kortikosteroid 12 mg IV/hari
selama 3hari.
- Bila perdarahan berulang, lakukan PDMO kolaborasi
(PemeriksaanDalam Di atas Meja Operasi), bila ada kontraksi tangani seperti
kehamilan preterm. Bila tidak ada renjatan usia gestaji 37 minggu atau lebih,
taksiran berat janin 2500g atau lebih lakukan PDMO, bila ternyata plasenta previa
lakukan persalinan perabdominam, bila bukan usahakan partus pervaginam.
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Pengumpulan data
1) Anamnesa
a) Identitas klien: Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan,
alamat, medicalrecord dll.
b) Keluhan utama : Gejala pertama; perdarahan pada kehamilan setelah 28
minggu/trimester III.
- Sifat perdarahan; tanpa sebab, tanpa nyeri, berulang
- Sebab perdarahan; placenta dan pembuluh darah yang robek; terbentuknya
SBR, terbukanya osteum/ manspulasi intravaginal/rectal.
- Sedikit banyaknya perdarahan; tergantung besar atau kecilnya robekan
pembuluh darah dan placenta.
c) Inspeksi
- Dapat dilihat perdarahan pervaginam banyak atau sedikit.
- Jika perdarahan lebih banyak; ibu tampak anemia.
d) Palpasi abdomen
- Janin sering belum cukup bulan; TFU masih rendah.
- Sering dijumpai kesalahan letak
- Bagian terbawah janin belum turun, apabila letak kepala biasanya
kepala masih goyang/floating
2) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Obstetri
Memberikan imformasi yang penting mengenai kehamilan
sebelumnyaagar perawat dapat menentukan kemungkinan masalah pada
kehamilansekarang. Riwayat obstetri meliputi:
- Gravida, para abortus, dan anak hidup (GPAH)
- Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi
- Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan penolong
persalinan
- Jenis anetesi dan kesulitan persalinan
- Komplikasi maternal seperti diabetes, hipertensi, infeksi, dan perdarahan.
- Komplikasi pada bayi
- Rencana menyusui bayi
b) Riwayat mensturasi
Riwayat yang lengkap di perlukan untuk menetukan taksiran
persalinan(TP). TP ditentukan berdasarkan hari pertama haid terakhir (HPHT).
Untuk menentukan TP berdasarkan HPHt dapat digunakan rumus
naegle, yaitu hari ditambah tujuh, bulan dikurangi tiga, tahun disesuaikan.
c) Riwayat Kontrasepsi
Beberapa bentuk kontrasepsi dapat berakibat buruk pada janin,
ibu, a t a u keduanya. Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didapatkan pada
saat kunjungan pertama. Penggunaan kontrasepsi oral sebelum kelahiran
dan berlanjut pada kehamilan yang tidak diketahui dapat berakibat buruk pada
pembentukan organ seksual pada janin.
d) Riwayat penyakit dan operasi:
Kondisi kronis seperti dibetes melitus, hipertensi, dan penyakit
ginjal bisa berefek buruk pada kehamilan. Oleh karena itu, adanya riwayat
infeksi, prosedur operasi, dan trauma pada persalinan sebelumnya harus di
dokumentasikan
3) Pemeriksaan fisik
a) Umum
Pemeriksaan fisik umum meliputi pemeriksaan pada ibu hamil:
(1) Rambut dan kulit
- Terjadi peningkatan pigmentasi pada areola, putting susu dan linea nigra.
- Striae atau tanda guratan bisa terjadi di daerah abdomen dan paha.
- Laju pertumbuhan rambut berkurang.Wajah
(2) Mata : pucat, anemis
(3) Hidung
(4) Gigi dan mulut
(5) Leher
(6) Buah dada / payudara
- Peningkatan pigmentasi areola putting susu
- Bertambahnya ukuran dan noduler
(7) Jantung dan paru
- Volume darah meningkat
- Peningkatan frekuensi nadi
- Penurunan resistensi pembuluh darah sistemik dan pembulu darah pulmonal.
- Terjadi hiperventilasi selama kehamilan.
- Peningkatan volume tidal, penurunan resistensi jalan nafas.
- Diafragma meningga.
- Perubahan pernapasan abdomen menjadi pernapasan dada.
(8) Abdomen
- Menentukan letak janin
- Menentukan tinggi fundus uteri
(9) Vagina
- Peningkatan vaskularisasi yang menimbulkan warna kebiruan ( tanda
Chandwick)
- Hipertropi epithelium
(10) System musculoskeletal
- Persendian tulang pinggul yang mengendur
- Gaya berjalan yang canggung
- Terjadi pemisahan otot rectum abdominalis dinamakan dengan diastasis rectal
b) Khusus
(1) Tinggi fundus uteri
(2) Posisi dan persentasi janin
(3) Panggul dan janin lahir
(4) Denyut jantung janin
2. Diagnosa keperawatan
a. Penurunan cardiac out put berhubungan dengan perdarahan dalam jumlah yang
besar.
b. Ansietas yang berhubungan dengan perdarahan kurangnya pengetahuan
mengenai efek perdarahan dan menejemennya.
c. Resiko tinggi cedera (janin) b/d Hipoksia jaringan / organ, profil darah
abnormal, kerusakan system imun.
3. Rencana keperawatan
Diagnosa
No Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
1 Penurunan Setelah dilakukkanya1. Kaji dan catat TTV, Pengkajian yang akurat
kardiak output tindakan keperawatan 2 X TD serta jumlah mengenai status hemodinamik
berhubungan 24 jam diharapkan perdarahan. merupakan dasar untuk
dengan penurunan kardiak output perencanaan, intervensi,
perdarahan tidak terjadi atau teratasi2. Bantu pemberian evaluasi.
dalam jumlah dengan kriteria hasil : pelayanan kesehatan Memperbaiki volume vaskuler
yang besar o Volume darah intravaskuler atau mulai sarankan membutuhkan terapi IV dan
dan kardiak output dapat terapi cairan IV atau intervensi farmakologi.
diperbaiki sampai nadi, terapi transfusi darah Kehilangan volume darah
tekanan darah, nilai sesuai kebutuhan. harus diperbaiki untuk
hemodinamik, serta nilai mencegah komplikasi seperti
laboratorium menunjukkan infeksi, gangguan janin dan
tanda normal gangguan vital ibu hamil.
2 Ansietas Setelah dilakukan tindakan1. Terapi bersama Kehadiran perawat dan
berhubungan keperawatan selama 3 x 24 pasangan dan pemahaman secara empati
dengan diharapkan ansietas dapat menyatakan perasaan. merupakan alat terapi yang
kurangnya berkurang dengan kriteria2. Menentukan tingkat potensial untuk
pengetahuan hasil : pemahaman pasangan mempersiapkan pasangan
efek 1. Pasangan dapat tentang situasi dan untuk menanggulangi situasi
perdarahan dan mengungkapkan manajemen yang sudah yang tidak diharapkan.
manejemennya harapannya dengan kata- direncanakan. Hal yang diberikan perawat
. kata tentang manajemen3. Berikan pasangan akan memperkuat penjelasan
yang sudah direncanakan, informasi tentang dokter dan untuk memberitahu
sehingga dapat mengurangi manajemen yang sudah dokter jika ada penjelasan
kecemasan pasangan. direncanakan. yang penting.
Pendidikan pasien yang
diberikan merupakan cara
yang efektif mencegah dan
menurunkan rasa cemas.
Pengetahuan akan mengurangi
ketakutan akan ha-hal yang
tidak diketahui.
3. Resiko tinggi Kriteria evaluasi : 1. Kaji jumlah darah yang Hemoragi berlebihan dan
cedera (janin) Menunjukkan profil darah hilang. Pantau menetap dapat mengancam
b/d hipoksia dengan hitung SDP, Hb, tanda/gejala syok hidup klien atau
jaringan/ dan pemeriksaan koagulasi mengakibatkan infeksi
organ,profil DBN normal. pascapartum, anemia
darah pascapartum, KID, gagal
abnormal,kerus ginjal, atau nekrosis hipofisis
akan system yang disebabkan oleh hipoksia
imun. jaringan dan malnutrisi.
2. Catat suhu, hitung Kehilangan darah berlebihan
SDP, dan bau serta dengan penurunan Hb
warna rabas vagina, meningkatkan risiko klien
dapatkan kultur bila untuk terkena infeksi.
dibutuhkan. Penurunan perfusi ginjal
3. Catat mengakibatkan penurunan
masukan/haluaran urin. haluaran urin.
Catat berat jenis urin. Heparin dapat digunakan pada
4. Berikan heparin, bila KID di kasus kematian janin,
diindikasikan atau kematian satu janin pada
kehamilan multiple, atau
untukmemblok siklus
pembekuan dengan
melindungi factor-faktor
pembekuan dan menurunkan
hemoragi sampai terjadi
perbaikan pembedahan
Mungkin diindikasikan untuk
5. Berikan antibiotic mencegah atau meminimalkan
secara parenteral infeksi.

4. Pelaksanaan
Pelaksanaan keperawatan merupakan kegiatan yang dilakukan sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan. Selama pelaksanaan kegiatan dapat bersifat
mandiri dan kolaboratif. Selama melaksanakan kegiatan perlu diawasi dan
dimonitor kemajuan kesehatan klien.
5. Evaluasi
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematik dan
terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan dilakukan
dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan
lainnya.
Penilaian dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam melaksanakan
rencana kegiatan klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses
keperawatan.
Penilaian keperawatan adalah mengukur keberhasilan dari rencana dan
pelaksanaan tindakan perawatan yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan
klien.
Evaluasi dapat berupa : masalah teratasi dan masalah teratasi sebagian.
6. Penkes
Plasenta previa merupakan perdarahan di trimester ketiga dan jika tidak
mendapat penanganan yang cepat bisa mendatangkan syok dan kematian. Asuhan
keperawatan pada ibu hamil dengan komplikasi Plasenta previa dikategorikan
pada asuhan keperawatan pada lingkup emergensi obstetri. Maka untuk
meminimalkan keterlambatan tahap III yaitu tidak adekuatnya penanganan di
fasilitas kesehatan diperlukan perawat yang sudah melalui pendidikan formal
seperti perawat spesialis keperawatan maternitas.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perdarahan yang salah satunya disebabkan oleh plasenta previa, dapat
menyebabkan kesakitan atau kematian baik pada ibu maupun pada janinnya.
Faktor resiko yang juga penting dalam terjadinya plasenta previa adalah
kehamilan setelah menjalani seksio sebelumnya ,kejadian plasenta previa
meningkat 1% pada kehamilan dengan riwayat seksio. Kematian ibu disebabkan
karena perdarahan uterus atau karena DIC (Disseminated Intravascular
Coagulopathy). Sedangkan morbiditas/ kesakitan ibu dapat disebabkan karena
komplikasi tindakan seksio sesarea seperti infeksi saluran kencing, pneumonia
post operatif dan meskipun jarang dapat terjadi embolisasi cairan amnion
(Hanafiah, 2004).
Terhadap janin, plasenta previa meningkatkan insiden kelainan kongenital
dan pertumbuhan janin terganggu sehingga bayi yang dilahirkan memiliki berat
yang kurang dibandingkan dengan bayi yang lahir dari ibu yang tidak menderita
plasenta previa. Risiko kematian neonatal juga meningkat pada bayi dengan
plasenta previa (Hanafiah, 2004).
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam
memberikan pelayanan keperawatan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Bagi petugas-petugas Kesehatan
Diharapkan dengan makalah ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan
khususnya dalam bidang keperawatan sehingga dapat memaksimalkan kita untuk
memberikan health education dalam perawatan luka perineum untuk mencegah
infeksi
DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, Arief. 2001. Kapita Selekta Kedokteran , edisi ketiga . Media Aesculapius FKUI
.Jakarta
Marilynn E. Doenges & Mary Frances Moorhouse, 2001, Rencana Perawatan
Maternal/Bayi, edisi kedua. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta.
Murah, Manoe dkk. 199. Pedoman Diagnosis Dan Terapi Obstetri Dan Ginekologi.
Bagian /SMF obstetri dan ginekologi FK Unhas . Ujung Pandang.
Sandra M. Nettina. 2001. Pedoman Praktik Keperawatan. Penerbit buku kedokteran EGC.
Jakarta.
Sarwono. 1997. Ilmu Kebidanan. Yayasan bina pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Jakarta.
Asuhan Keperawatan pada klien dengan Plasenta Previa

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perdarahan pada kehamilan harus dianggap sebagai kelainan yang
berbahaya. Perdarahan pada kehamilan muda disebut sebagai abortus sedangkan
perdarahan pada kehamilan tua disebut perdarahan antepartum. Batas teoritis
antara kehamilan muda dengan kehamilan tua adalah 22 minggu mengingat
kemungkinan hidup janin diluar uterus .
Perdarahan antepartum biasanya berbatas pada perdarahan jalan lahir
setelah kehamilan 22 minggu tapi tidak jarang terjadi pula pada usia kandungan
kurang dari 22 minggu dengan patologis yang sama. Perdarahan saat kehamilan
setelah 22 minggu biasanya lebih berbahaya dan lebih banyak daripada kehamilan
sebelum 22 minggu . Oleh karena itu perlu penanganan yang cukup berbeda .
Perdarahan antepartum yang berbahaya umumnya bersumber pada kelainan
plasenta, sedangkan perdarahan yang tidak bersumber pada kelainan plasenta
umpamanya kelainan serviks biasanya tidak seberapa berbahaya. Pada setiap
perdarahan anterpartum pertama-tama harus selalu dipikirkan bahwa hal itu
bersumber pada kelainan plasenta.
Perdarahan anterpartum yang bersumber dari kelainan plasenta yang
secara klinis biasanya tidak terlampau sukar untuk menentukannya ialah plasenta
previa dan solusio plasenta serta perdarahan yang belum jelas sumbernya .
Perdarahan anterpartum terjadi kira-kira 3 % dari semua persalinan yang terbagi
atas plasenta previa , solusio plasenta dan perdarahan yang belum jelas
penyebabnya.
Pada umumnya penderita mengalami perdarahan pada triwulan tiga atau
setelah usia kehamilan , namun beberapa penderita mengalami perdarahan sedikit-
sedikit kemungkinan tidak akan tergesa-gesa datang untuk mendapatkan
pertolongan karena disangka sebagai tanda permulaan persalinan biasa. Baru
setelah perdarahan yang berlangsung banyak , mereka datang untuk mendapatkan
pertolongan.
Setiap perdarahan pada kehamilan lebih dari 22 minggu yang lebih banyak
pada permulaan persalinan biasanya harus lebih dianggap sebagai perdarahan
anterpartum apapun penyebabnya , penderita harus segera dibawah ke rumah sakit
yang memiliki fasilitas untuk transfusi darah dan operasi . Perdarahan anterpartum
diharapkan penanganan yang adekuat dan cepat dari segi medisnya maupun dari
aspek keperawatannya yang sangat membantu dalam penyelamatan ibu dan
janinnya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu menerapkan asuhan keperawatan klien dengan plasenta previa
2. Tujuan Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian secara langsung pada klien plasenta previa.
b. Dapat merumuskan masalah dan membuat diagnosa keperawatan pada klien
plasenta previa.
c. Dapat membuat perencanaan pada klien plasenta previa.
d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan dan mampu mengevaluasi
tindakan yang telah dilakukan pada klien plasenta previa.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen
bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan
lahir.
Menurut FK. UNPAD. 1996, plasenta previa adalah plasenta yang
implantasinya tidak normal, rendah sekali sehingga menutupi seluruh atau
sebagian ostium interna.
Menurut Cuningham, dkk (1995), plasenta previa adalah suatu keadaan di
mana jaringan plasenta tidak tertanam dalam korpus uteri tetapi terletak sangat
dekat atau pada ostium internum.

B. Klasifikasi
1. plasenta previa totalis
2. plasenta previa parsialis
3. plasenta previa marginalis
4. plasenta letak rendah

C. Etiologi
Menurut Kloosterman (1973), frekuensi plasenta previa pada primigravida
yang berumur > 35 tahun kira – kira 10 kali lebih sering dibandingkan dengan
primigravida yang berumur < 25 tahun. Dan begitu juga pada grande multippara
plasenta sering terjadi pada umur > 35 tahun dibandingkan umur < 25 tahun.
Menurut Manuaba (2003), penyebab terjadinya plasenta previa diantaranya
adalah mencakup:
1. Perdarahan (hemorrhaging)
2. Usia lebih dari 35 tahun
3. Multiparitas
4. Pengobatan infertilitas
5. Multiple gestation
6. Erythroblastosis
7. Riwayat operasi/pembedahan uterus sebelumnya
8. Keguguran berulang
9. Status sosial ekonomi yang rendah
10. Jarak antar kehamilan yang pendek
11. Merokok
Menurut Hanafiah (2004) klasifikasi plasenta previa dapat dibedakan menjadi
4
derajat yaitu:
a. Total bila menutup seluruh serviks
b. Partial bila menutup sebagian serviks
c. Lateral bila menutup 75% (bila hanya sebagian pembukaan jalan lahir tertutup
oleh plasenta).
d. Marginal bila menutup 30% (bila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir
pembukaan jalan lahir).

D. Patofisiologi
E. Tanda dan gejala
Menururt FKUI (2000), tanda dan gejala plasenta previa diantaranya adalah:
a. Pendarahan tanpa sebab tanpa rasa nyeri dari biasanya dan berulang
b. Darah biasanya berwarna merah segar.
c. Terjadi pada saat tidur atau saat melakukan aktivitas.
d. Bagian terdepan janin tinggi (floating), sering dijumpai kelainan letak janin.
e. Pendarahan pertama (first bleeding) biasanya tidak banyak dan tidak fatal,
kecuali
bila dilakukan periksa dalam sebelumnya. Tetapi perdarahan berikutnya
(reccurent
bleeding) biasanya lebih banyak.

F. Gambaran klinik
Perdarahan tanpa alas an dan tanpa nyeri merupakan gejala utaama dan
pertama dari plasenta previa yang biasanya darahnya berwarna merah segar.
Perdarahan dapat terjadi selagi penderita tidur atau bekerja biasa.
Turunnya bagian terbawah janin ke dalam pintu atas panggul akan
terhalang sehingga kepalanya akan didapatkan belum masuk ke dalam PAP dan
tidak jarang terjadi kelainan letak, seperti llentak lintang atau letak sungsang.

G. Pemeriksaan diagnostik
1. pemeriksaan USG
2. pemeriksaan dalam hanya dilakukan apabila sudah dilakukan persiapan
SC.
3. laboratorium, contoh : darah lengkap.

H. Komplikasi
1. prolap tali pusat
2. perdarahan post partum
3. infeksi karena perdarahan berlebih
4. bayi prematur / lahir mati

G. Penatalaksanaan
1. Penanganan Aktif
Kehamilan segera diakhiri sebelum terjadi perdarahan yang memebawa maut,
contoh melakukan SC.

2. Penanganan Pasif
Kehamilannya tidak segera diakhiri karena perdarahannya tidak berbahaya
walaupun janinnya masih premature (Johnson dan Macafee, 1945)
3. Pengobatan Ekspektatif
a. Ibu dirawat bedrest sampai berat anak ditaksir telah mencapai 2500 gram atau
± 37 minggu sehingga kehamilan bias diakhiri.
b. Prinsip dasar penangannya adalah transfuse darah dan operasi
c. Pemberian antibiotic untuk mengatasi infeksi.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Pengumpulan data
1) Anamnesa
a) Identitas klien: Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan,
alamat, medicalrecord dll.
b) Keluhan utama : Gejala pertama; perdarahan pada kehamilan setelah 28
minggu/trimester III.
1. Sifat perdarahan; tanpa sebab, tanpa nyeri, berulang
2. Sebab perdarahan; placenta dan pembuluh darah yang robek; terbentuknya
SBR, terbukanya osteum/ manspulasi intravaginal/rectal.
3. Sedikit banyaknya perdarahan; tergantung besar atau kecilnya robekan
pembuluh darah dan placenta.
c) Inspeksi
1. Dapat dilihat perdarahan pervaginam banyak atau sedikit.
2. Jika perdarahan lebih banyak; ibu tampak anemia.
d) Palpasi abdomen
1. Janin sering belum cukup bulan; TFU masih rendah.
2. Sering dijumpai kesalahan letak
3. Bagian terbawah janin belum turun, apabila letak kepala biasanya
kepala masih goyang/floating
2) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Obstetri
Memberikan imformasi yang penting mengenai kehamilan
seelumnyaagar perawat dapat menentukan kemungkinan masalah pada
kehamilansekarang. Riwayat obstetri meliputi:
1. Gravida, para abortus, dan anak hidup (GPAH)
2. Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi
3. Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan penolong
persalinan
4. Jenis anetesi dan kesulitan persalinan
5. Komplikasi maternal seperti diabetes, hipertensi, infeksi, dan perdarahan.
6. Komplikasi pada bayi
7. Rencana menyusui bayi
b) Riwayat mensturasi
Riwayat yang lengkap di perlukan untuk menetukan taksiran persalinan(TP). TP
ditentukan berdasarkan hari pertama haid terakhir (HPHT). Untuk menentukan TP
berdasarkan HPHt dapat digunakan rumus naegle, yaitu hari ditambah tujuh,
bulan dikurangi tiga, tahun disesuaikan.
c) Riwayat Kontrasepsi
Beberapa bentuk kontrasepsi dapat berakibat buruk pada janin,
ibu, ataukeduanya. Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didapatkan pada saat
kunjungan pertama. Penggunaan kontrasepsi oral sebelum kelahiran dan berlanjut
pada kehamilan yang tidak diketahui dapat berakibat buruk pada pembentukan
organ seksual pada janin.
d) Riwayat penyakit dan operasi:
Kondisi kronis seperti dibetes melitus, hipertensi, dan penyakit ginjal bisa berefek
buruk pada kehamilan. Oleh karena itu, adanya riwayat infeksi, prosedur operasi,
dan trauma pada persalinan sebelumnya harus di dokumentasikan
3) Pemeriksaan fisik
a) Umum
Pemeriksaan fisik umum meliputi pemeriksaan pada ibu hamil:
(1) Rambut dan kulit
a. Terjadi peningkatan pigmentasi pada areola, putting susu dan linea nigra.
b. Striae atau tanda guratan bisa terjadi di daerah abdomen dan paha.
c. Laju pertumbuhan rambut berkurang.Wajah
(2) Mata : pucat, anemis
(3) Hidung
(4) Gigi dan mulut
(5) Leher
(6) Buah dada / payudara
a. Peningkatan pigmentasi areola putting susu
b. Bertambahnya ukuran dan noduler
(7) Jantung dan paru
a. Volume darah meningkat
b. Peningkatan frekuensi nadi
c. Penurunan resistensi pembuluh darah sistemik dan pembulu darah pulmonal.
d. Terjadi hiperventilasi selama kehamilan.
e. Peningkatan volume tidal, penurunan resistensi jalan nafas.
f. Diafragma meningga.
g. Perubahan pernapasan abdomen menjadi pernapasan dada.
(8) Abdomen
a. Menentukan letak janin
b. Menentukan tinggi fundus uteri
(9) Vagina
a. Peningkatan vaskularisasi yang menimbulkan warna kebiruan ( tanda
Chandwick)
b. Hipertropi epithelium
(10) System musculoskeletal
a. Persendian tulang pinggul yang mengendur
b. Gaya berjalan yang canggung
c. Terjadi pemisahan otot rectum abdominalis dinamakan dengan diastasis
rectal
b) Khusus
(1) Tinggi fundus uteri
(2) Posisi dan persentasi janin
(3) Panggul dan janin lahir
(4) Denyut jantung janin

2. Diagnosa keperawatan
a. Penurunan cardiac out put berhubungan dengan perdarahan dalam jumlah yang
besar.
b. Ansietas yang berhubungan dengan perdarahan kurangnya pengetahuan
mengenai efek perdarahan dan menejemennya.
c. Resiko tinggi cedera (janin) b/d Hipoksia jaringan / organ, profil darah
abnormal, kerusakan system imun.

3. Rencana keperawatan

Diagnosa
No Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan

Pengkajian ya
Setelah dilakukkanya
mengenai status h
tindakan keperawatan 2 X
1. Kaji dan catat TTV, merupakan da
24 jam diharapkan
TD serta jumlah perencanaan,
penurunan kardiak output
perdarahan. evaluasi.
Penurunan kardiak tidak terjadi atau teratasi
Memperbaiki
output berhubungan dengan kriteria hasil :
2. Bantu pemberian vaskuler membut
1 dengan perdarahan o Volume darah
pelayanan kesehatan IV dan
dalam jumlah yang intravaskuler dan kardiak
atau mulai sarankan farmakologi.
besar output dapat diperbaiki
terapi cairan IV atau volume darah har
sampai nadi, tekanan
terapi transfusi darah untuk mencegah
darah, nilai hemodinamik,
sesuai kebutuhan. seperti infeksi,
serta nilai laboratorium
janin dan ganggu
menunjukkan tanda normal
hamil.

Ansietas Setelah dilakukan tindakan 1. Terapi bersama Kehadiran per


berhubungan dengan keperawatan selama 3 x 24 pasangan dan pemahaman sec
2
kurangnya diharapkan ansietas dapat menyatakan perasaan. merupakan alat
pengetahuan efek berkurang dengan kriteria 2. Menentukan tingkat potensial
perdarahan dan hasil : pemahaman pasangan mempersiapkan
manejemennya. 1. Pasangan dapat tentang situasi dan untuk menanggu
mengungkapkan manajemen yang sudah yang tidak dihara
harapannya dengan kata- direncanakan. Hal yang diberi
kata tentang manajemen 3. Berikan pasangan akan memperkua
yang sudah direncanakan, informasi tentang dokter dan
sehingga dapat mengurangi manajemen yang sudah memberitahu dok
kecemasan pasangan. direncanakan. penjelasan yang p
Pendidikan pa
diberikan meru
yang efektif me
menurunkan ra
Pengetahuan
mengurangi keta
ha-hal yang tidak

1. Kaji jumlah darah Hemoragi berle


yang hilang. Pantau menetap dapat
tanda/gejala syok hidup klie
mengakibatkan
pascapartum,
Resiko tinggi cedera
Kriteria evaluasi : pascapartum, K
(janin) b/d hipoksia
Menunjukkan profil darah ginjal, atau nekro
jaringan/ organ,profil
3. dengan hitung SDP, Hb, yang disebab
darah
dan pemeriksaan koagulasi hipoksia jarin
abnormal,kerusakan
DBN normal. 2. Catat suhu, hitung malnutrisi.
system imun.
SDP, dan bau serta Kehilangan dara
warna rabas vagina, dengan penur
dapatkan kultur bila meningkatkan r
dibutuhkan. untuk terkena inf
3. Catat Penurunan per
masukan/haluaran urin. mengakibatkan
Catat berat jenis urin. haluaran urin.
4. Berikan heparin, Heparin dapat dig
bila diindikasikan KID di kasus ke
atau kematian sa
kehamilan mu
untukmemblok
pembekuan
melindungi
pembekuan dan
hemoragi sam
perbaikan pembe
5. Berikan antibiotic Mungkin diindik
secara parenteral mencegah
meminimalkan in
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S
DENGAN PLASENTA PREVIA
DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD)
RSUD PRABUMULIH

I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS
Nama : Ny. S
Umur : 28 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Karang Rajo No 3
Suku/Bangsa : WNI
Tanggal Masuk RS : 28 Oktober 2013 pukul 12.00 WIB
Tanggal Pengkajian : 28 oktober 2013 pukul 12.15 WIB
Ruangan : IGD Prabumulih
Diagnosa Medis : Plasenta Previa

Nama suami : Tn. J


Umur : 30 Tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Karang Rajo No 3
Suku/Bangsa : WNI

B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama
Klien mengatatakan keluar darah dari vaginanya
.2. Tanda-tanda inpartu
a. Kontraksi : Tidak Ada
b. Frekuensi :-
c. Lamanya :-
Pengeluaran pervaginam
a. Darah+lendir :-
b. Darah : Ada .
Jumlah : Sedikit
Warna : Coklat
c. Air Ketuban :+
3. Riwayat Kehamilan Sekarang
a. G=1 P=0 A=0
b. HPHT :16-02-2013
c. Usia Kehamilan : 32 Minggu
d. Taksiran partus : 23-11-2013
e. Masalah selama kehamilan sekarang :
Klien mengatakan terkadang terdapat sedikit darah di celana dalamnya
f. Pemakaian obat-obatan :-
4. Pergerakan anak
Usia kehamilan : 20 minggu
5. Frekuensi gerakan anak/24 Jam : <10 kali
6. Diet
Pola makan : 3x/hari
Komposisi makanan : Nasi ,sayur ,lauk pauk
Perubahan makan yang dialami : Selama hamil klian makan sering nambah
7. Eliminasi
Pola eliminasi BAB : 1-2x/hari
Karakteristik : Lunak terkadang keras
Pola eliminasi BAK : 6-7x/hari
Karekteristik : Kuning (urin)
8. Aktivitas sehari-hari :
Klien adalah seorang ibu rumah tangga ,sehari - hari mengurusi rumah dan
suaminya
Personal hygiene : Klien tampak cukup bersih
9. Pola istirahat/tidur : Klien tidur 7-8 jam/hari
10. Seksualitas :
Akhir –akhir menjelang 8 bulan dan perut semakin membesar aktivitas seksual
jarang dilakukan
11. Kontrasepsi :-
12. Imunisasi I : April 2013
Imunisasi II : Mei 2013
13. Riwayat Alergi :-
14. Riwayat operasi :-
C. RIWAYAT MENSTRUASI
1. Menerche : umur 14 Tahun
2.Teratur/tidak teratur : teratur
3.Siklus : 28 hari
4.Lamanya : 6-7 hari
5.Banyaknya : 1-2 pembalut/hari
6.Sifat darah : Amis dan kental
7.Dismenorrhoe : Ada namun tidak mengganggu
aktivitas
D. RIWAYAT PENYAKIT SISTEMIK YANG PERNAH DIDERITA
1. Hipertensi : Tidak Ada
2. Jantung : Tidak Ada
3. Ginjal : Tidak Ada
4. Hepatitis : Tidak Ada
5. DM : Tidak Ada
6. Epilepsi : Tidak Ada
7.Asma/TB paru : Tidak Ada
F. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
1. Hipertensi : Tidak Ada
2. Jantung : Tidak Ada
3. Ginjal : Tidak Ada
4. Hepatitis : Tidak Ada
5. Riwayat gemeli : Tidak Ada
6.Asma : Tidak Ada
G. PEMERIKSAAN FISIK
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 140/100 mmHg
Denyut nadi : 90x/menit
Pernafasan : 28x/menit
Suhu : 36,5 C
BB sebelum hamil : 52 kg
BB setelah hamil : 64 kg
TB : 162 cm
Wajah
Bentuk : Simetris
Oedema : Tidak Ada
Cloasma : Tidak Ada
Gravidarum :-
Mata
Bentuk : Bulat;simetris
Oedema : Tidak Ada
Conjungtiva : Non anemis
Sclera : Isokor
Hidung
Bentuk : Simetris
Perdarahan : Tidak Ada
Polip : Tidak Ada
Sinusitis : Tidak Ada
Mulut
Bentuk : Simetris
Warna : Hitam
Kelembaban : Cukup
Hipersaliva : Tidak
Gigi caries : Ada
Leher
Pembesaran kelenjar typoid :-
Peningkatan JVP :-
Dada
Payudara
Bentuk payudara : Simetris
Puting susu : menonjol
Hiperpigmentasi :+
Kebersihan : cukup
Benjolan abnormal : tidak ada
Kolostrum :-
Paru-paru
Inspeksi : terdapat pergerakan diafragma
Palpasi :-
Perkusi :-
Auskultasi : normal
Jantung
Palpasi :-
Perkusi :-
Auskultasi : terdengar suara jantung 1 dan 2
Abdomen
Besar perut sesuai dengan usia kehamilan: Sesuai
Bekas Luka Operasi : Tidak Ada
Striae : Ada
Leopold I : tinggi fundus uteri 22 cm
:
erletak di uterus posisi dekstra
: Presentasi plasenta
: bagian terntdah janin /5
Genitalia
Vulva dan vagina
Varises :-
Luka :-
Kemerahan :-
Nyeri :+
Kebersiaha n : Cukup
Perineum
Luka Parut :-
Pemeriksaan Dalam
Posisi Plasenta dibagian bawah
Ekstremitas
Aksila
Pembesaran kelenjar :-
Ekstremitas atas
Oedema tangan/jari :-
Ekstremitas bawah
Oedema Kaki :+
Varises :-
H. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
1. Rasa cemas,tegang : Klien cemas dengan kondisinya sekarang
2. Konsep Diri :
Klien menyadari tentang kondisinya yang tidak memungkinkan melahirkan
normal
3.Mekanisme Koping :
Klien selalu berdoa dan shalat ketika menghadapi masalah dalam hidupnya
4. Support sistem : Suami klien selalu berada
disampingnya
I. ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI MASALAH
1. Ruptur plasenta Penurunan cardiac out
DS : put.
Klien mengatakan sudah
ada darah keluar Perdarahan sedang
kemaluannya

DO:
-Tampak bercak darah
di celana dalam klien
-TD : 140/90 mmHg
-Nadi : 90x/menit
-RR : 28x/menit

2. Perdarahan Ansietas yang


DS: berhubungan.
Klien mengatakan Umur kehamilan belum
cemas dengan mencapai usia partus
keadaannya
DO: ansietas
-Klien tampak cemas
-Klien berkeringat
TD: 140/90 mmHg
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan Cardiac output berhubungan dengan perdarahan
2. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang keadaannya

III. INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa
No Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan

Setelah dilakukkanya 1.Pengkajian y


tindakan keperawatan mengenai
.. X 24 jam diharapkan 1. Kaji dan catat TTV, hemodinamik
penurunan kardiak output TD serta jumlah dasar untuk
tidak terjadi atau teratasi perdarahan. intervensi, evalu
dengan kriteria hasil : 2.Memperbaiki
Penurunan kardiak
a.Volume darah 2. Bantu pemberian vaskuler m
1 output berhubungan
intravaskuler dan kardiak pelayanan kesehatan terapi IV dan
dengan perdarahan
output dapat diperbaiki atau mulai sarankan farmakologi.
sampai nadi, tekanan terapi cairan IV atau volume dar
darah, nilai hemodinamik, terapi transfusi darah diperbaiki untu
serta nilai laboratorium sesuai kebutuhan. komplikasi sep
menunjukkan tanda gangguan j
normal gangguan vital i

Setelah dilakukan tindakan 1. Terapi bersama 1.Kehadiran p


keperawatan selama x 24 pasangan dan pemahaman se
diharapkan ansietas dapat menyatakan perasaan. merupakan alat
Ansietas berhubungan berkurang dengan kriteria 2. Menentukan tingkat potensial
dengan kurangnya hasil : pemahaman pasangan mempersiapkan
2
pengetahuan tentang 1. Pasangan dapat tentang situasi dan untuk menanggu
keadaanya mengungkapkan manajemen yang sudah yang tidak dihar
harapannya dengan kata- direncanakan. 2.Hal yang
kata tentang manajemen 3. Berikan pasangan perawat akan
yang sudah direncanakan, informasi tentang penjelasan dokt
sehingga dapat manajemen yang sudah memberitahu do
mengurangi kecemasan direncanakan. penjelasan yang
pasangan. 3.Pendidikan p
diberikan meru
yang efektif m
menurunkan r
Pengetahuan
mengurangi ket
ha-hal yang tida

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perdarahan yang salah satunya disebabkan oleh plasenta previa, dapat
menyebabkan kesakitan atau kematian baik pada ibu maupun pada janinnya.
Faktor resiko yang juga penting dalam terjadinya plasenta previa adalah
kehamilan setelah menjalani seksio sebelumnya ,kejadian plasenta previa
meningkat 1% pada kehamilan dengan riwayat seksio.
Kematian ibu disebabkan karena perdarahan uterus atau karena DIC
(Disseminated Intravascular Coagulopathy). Sedangkan morbiditas/ kesakitan ibu
dapat disebabkan karena komplikasi tindakan seksio sesarea seperti infeksi
saluran kencing, pneumonia post operatif dan meskipun jarang dapat terjadi
embolisasi cairan amnion (Hanafiah, 2004).
Terhadap janin, plasenta previa meningkatkan insiden kelainan kongenital
dan pertumbuhan janin terganggu sehingga bayi yang dilahirkan memiliki berat
yang kurang dibandingkan dengan bayi yang lahir dari ibu yang tidak menderita
plasenta previa. Risiko kematian neonatal juga meningkat pada bayi dengan
plasenta previa (Hanafiah, 2004).

B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam
memberikan pelayanan keperawatan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Bagi petugas Kesehatan
Diharapkan dengan makalah ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan
khususnya dalam bidang keperawatan sehingga dapat memaksimalkan kita untuk
memberikan health education dalam perawatan luka perineum untuk mencegah
infeksi
DAFTAR PUSTAKA

Bobak M.I dkk 2004 Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Jakarta PT


Buku Kedokteran EGC
Doenges M, Dkk, 1999 Rencana Asuhan Keperawatan; Edisi Ke Tiga,
Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta,
Farer H, 2001 Perawatan Maternitas Edisi 2. Jakarta PT Buku Kedokteran
Mansjoer Dkk, 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2 Edisi Ketiga
Penerbit Media Aesculapius Fakultas Kedokteran UI Jakarta

Anda mungkin juga menyukai