Anda di halaman 1dari 13

EFEKTIVITAS EKSTRAK IKAN GABUS TERHADAP

PENYEMBUHAN LUKA OPERASI SECTIO CAESAREA PADA IBU


NIFAS”.

OLEH :

NAMA : GEBBY ELFINESIA

NIM : 21116046P

DOSEN MK: SUKRON, S.Kep, Ns. MNS

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES MUHAMMADIYAH PALEMBANG

TAHUN AKADEMIK 2016/2017

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya saya dapat
menyelesaikan tela’ah jurnal ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan
kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan menjadi
anugerah serta rahmat bagi seluruh alam semesta.

Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan tugas mata kuliah dengan
judul “ EFEKTIVITAS EKSTRAK IKAN GABUS DAN TERHADAP
PENYEMBUHAN LUKA OPERASI SECTIO CAESAREA PADA IBU NIFAS”.
Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga jurnal ini bisa bermanfaat dan tak
lupa pula saya mengharapkan kritik dan saran agar kedepannya bisa diperbaiki & lebih
baik lagi.

Palembang, DESEMBER 2016

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULLUAN

1.1 Latar belakang....................................................................................................... 4

1.2 Tujuan .................................................................................................................. 6

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Manfaat Kandungan gizi Ikan Gabus bagi Ibu Pasca SC ...................................... 7

2.3 Cara Mengolah Albumin dari Ikan Gabus ……………..…………....................... 8


2.3 Manfaat Ikan Gabus ............................................................................................. 8

2.4 Pengaruh Ekstrak Ikan Gabus terhadap Inflamasi ............................................... 10

BAB III PENUTUP

Kesimpulan................................................................................................ ………….12

Saran .......................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sectio caesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan


melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat
rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (Sarwono, 2009)
Sectio Caesaria ialah tindakan untuk melahirkan janin dengan
berat badan diatas 500 gram melalui sayatan pada dinding uterus yang
utuh (Gulardi & Wiknjosastro, 2006)
Badan kesehatan dunia memperkirakan bahwa angka persalinan dengan
Sectio Caesaria (SC) adalah sekitar 10 % sampai 15 %, dari semua proses
persalinan negara–negara berkembang. Pada tahun 2003, di Kanada memiliki
angka 21 %, Britania Raya 20 % dan Amerika Serikat 23 %, dengan berbagai
pertimbangan seringkali SC dilakukan bukan karena komplikasi medis saja,
melainkan permintaan dari beberapa pasien dikarenakan tidak ingin mengalami
nyeri persalinan normal (Wikipedia, 2009).
Menjelaskan bahwa angka kesakitan ibu pada tindakan SC lebih tinggi
dari pada persalinan normal, dimana angka kematian pada tindakan SC adalah
40-80 setiap 100.000 kelahiran hidup, angka ini menunjukkan resiko 25 kali
lebih besar daripada persalinan normal. Angka kesakitan pada post SC lebih
tinggi dibandingkan dengan persalinan normal atau per vagina, sedangkan angka
kesakitan pralahir, pada sectio caesaria jauh lebih rendah dibandingkan dengan
persalinan normal atau per vagina (Fuadi, 2008).
Kejadian melahirkan SC berisiko mengalami postpartum blues daripada
postpartum normal, maka ibu SC perlu dilakukan dukungan fisik dan psikologis
dalam pencegahan postpartum blues, dengan alasan lama perawatan SC.
Tindakan SC saat ini semakin baik dengan adanya antibiotik, transfuse darah
yang memadai, teknik operasi yang lebih sempurna dan anestesi yang lebih baik.
Morbiditas maternal setelah menjalani tindakan SC masih 4-6 kali
lebih tinggi daripada persalinan normal, karena ada peningkatan risiko yang
berhubungan dengan proses persalinan sampai proses perawatan setelah
pembedahan. Komplikasi utama bagi wanita yang menjalani SC berasal dari
tindakan anestesi, risiko perdarahan, keadaan sepsis, dan serangan tromboemboli
serta transfusi.

4
Hal ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas maternal lebih sering
terjadi setelah tindakan SC daripada setelah tindakan persalinan pervaginam.
Komplikasi yang ditimbulkan pada pembedahan SC darurat atau yang tidak
direncanakan lebih tinggi dibandingkan dengan SC yang telah direncanakan
sebelumnya. Anestesi berperan 4-12% dari seluruh kematian maternal. Dan dari
seluruh angka kematian maternal 0,33-1,5 % diantaranya terjadi setelah SC
sebagai akibat dari prosedur pembedahan maupun keadaan yang
mengindikasikan suatu SC (Chesnut, dalam Mulyono 2008).
SC perawatannya lebih lama dibandingkan dengan persalinan normal.
Seorang pasien yang baru menjalani SC lebih aman bila diperbolehkan pulang
pada hari keempat atau kelima post partum dengan syarat tidak terdapat
komplikasi selama masa puerperium. Komplikasi setelah tindakan pembedahan
dapat memperpanjang lama perawatan di rumah sakit dan memperlama masa
pemulihan bahkan dapat menyebabkan kematian (Cunningham dkk, 2005).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan post SC adalah
perawatan luka insisi, tempat perawatan post SC, pemberian cairan, diit, nyeri,
kateterisasi, pemberian obat-obatan dan perawatan rutin (Yuni, 2008).
Luka insisi post SC biasanya dapat menimbulkan nyeri. Setiap individu
pasti pernah mengalami nyeri dalam tingkatan tertentu. Nyeri adalah suatu
sensori yang tidak menyenangkan dari suatu emosional disertai kerusakan
jaringan secara aktual maupun potensial atau kerusakan jaringan secara
menyeluruh nyeri merupakan alasan yang paling umum orang mencari
perawatan kesehatan. Walaupun merupakan salah satu dari gejala yang paling
sering terjadi di bidang medis, nyeri merupakan salah satu yang paling sedikit
dipahami. Individu yang merasakan nyeri merasa menderita dan mencari upaya
untuk menghilangkannya.
Perawat menggunakan berbagai intervensi untuk dapat menghilangkan
nyeri tersebut dan mengembalikan kenyamanan klien. Perawat tidak dapat
melihat dan merasakan nyeri yang dialami oleh klien karena nyeri bersifat
subjektif. Tidak ada dua individu yang mengalami nyeri yang sama dan tidak
ada kejadian nyeri yang sama menghasilkan respon yang identik pada seseorang.
Nyeri terkait erat dengan kenyamanan karena nyeri merupakan faktor utama
yang menyebabkan ketidaknyamanan pada seorang individu.
Pada sebagian besar klien, sensasi nyeri ditimbulkan oleh suatu cidera
atau rangsangan yang cukup kuat untuk berpotensi mencederai. Nyeri post SC
adalah nyeri yang di timbulkan oleh luka insisi SC. Pada luka insisi post SC
tingkat seorang klien memfokuskan perhatiannya pada nyeri dapat
mempengaruhi persepsi nyeri. Menurut Gill (2005).
Perhatian yang meningkat dihubungkan dengan nyeri yang meningkat,
sedangkan upaya distraksi dihubungkan dengan respon nyeri yang menurun.
Upaya perawat dalam mengatasi nyeri Post SC selama ini yaitu dengan
memberikan analgetik untuk megurangi rasa nyeri. Teknik relaksasi, guided

5
imagery merupakan teknik untuk mengatasi nyeri. Guide imagery (Imajinasi
terbimbing) yang diberikan kepada pasien SC yang sedang mengalami kesakitan
dapat memutuskan rasa nyeri sebelum sampai ke cortex cerebri (pusat nyeri)
sehingga nyeri yang dirasakan oleh pasien menjadi berkurang.
Ikan gabus merupakan ikan air tawar liar dan predator benih yang rakus
dan sangat ditakuti pembudidaya ikan. Ikan ini merupakan ikan buas (carnivore
yang bersifat pemakan segala yang predator). Di alam, ikan gabus tidak hanya
memangsa benih ikan tetapi juga ikan dewasa dan serangga air lainnya termasuk
kodok.
Asal usul Ikan Gabus, Ternyata ikan gabus adalah ikan asli Indonesia.
Hidup di perairan sekitar kita, di rawa, di waduk dan di sungai-sungai yang
airnya tenang. Namun sayang, populasi ikan gabus di alam sudah mulai
berkurang, sehingga budiadaya ikan gabus ini sangat perlu dikembangkan.
Ikan gabus dikenal dengan banyak nama. Ada yang menyebutnya sebagai aruan,
haruan (Melayu dan Banjar), kocolan (Betawi); bayong, bogo, licingan, kutuk
(Jawa), bale salo (Bugis); dan lain-lain..
Nama ilmiahnya adalah Channa striata (Bloch, 1793) dan ada yang
menyebutnya Ophiocephalus striatus.
Ikan gabus biasa didapati di danau, rawa, sungai, dan saluran-saluran air hingga
ke sawah-sawah. Ikan ini memangsa aneka ikan kecil-kecil, serangga, dan
berbagai hewan air lain termasuk berudu dan kodok.
Seringkali ikan gabus terbawa banjir ke parit-parit di sekitar rumah, atau
memasuki kolam-kolam pemeliharaan ikan dan menjadi hama yang memangsa
ikan-ikan peliharaan di sana. Jika sawah, kolam atau parit mengering, ikan ini
akan berupaya pindah ke tempat lain, atau bila terpaksa, akan mengubur diri di
dalam lumpur hingga tempat itu kembali berair. Oleh sebab itu ikan ini acap kali
ditemui ‘berjalan’ di daratan, khususnya di malam hari di musim kemarau,
mencari tempat lain yang masih berair. Fenomena ini adalah karena gabus
memiliki kemampuan bernapas langsung dari udara, dengan menggunakan
semacam organ labirin (seperti pada ikan lele atau betok) namun lebih primitif.

1.2 TUJUAN

1. Mengetahui Manfaat Kandungan gizi Ikan Gabus bagi Ibu Pasca SC ?

2. Cara Mengolah Albumin dari Ikan Gabus untuk Luka Pasca Operasi ?

3. Mengetahui Manfaat ikan gabus ?

4. Pengaruh Ekstrak Ikan Gabus terhadap Inflama

6
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Manfaat Kandungan gizi Ikan Gabus bagi Ibu Pasca SC

Kandungan gizi ikan Gabus, semua jenis ikan adalah sumber protein
yang sangat baik. Namun ikan gabus diketahui sebagai ikan yang kandungan
gizinya lebih banyak dari ikan jenis lain. Kandungan protein ikan gabus sebesar
25,5%, dimana yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan kadar protein dari
ikan bandeng (20,0%), ikan mas (16,0%), ikan kakap (20,0%), maupun ikan
sarden (21,1%) (Anonymous, 1996).
Khasiat ikan Gabus Ikan Gabus juga dikenal mengandung albumin, yaitu
bisa mencapai sekitar 6,224 g setiap 100 g daging ikan gabus. Kandungan
albumin plus mineral zinc(Zn) yang sebesar 1,7412 mg/100 g pada daging ikan
gabus inilah yang terkait dengan proses penyembuhan luka yang lebih baik.
Kepopuleran ikan gabus mulai meluas semenjak ada beberapa rumah sakit yang
memanfaatkan ikan gabus sebagai sumber albumin bagi pasien yang kekurangan
albumin(hipoalbumin), serta untuk terapi pengobatan, mempercepat
penyembuhan luka bakar, luka biasa maupun luka pascaoperasi.
Didalam Ilmu kedokteran barat, albumin digunakan untuk
mempercepat penyembuhan jaringan sel yang terbelah, seperti luka
operasi atau pembedahan. Selain itu Albumin juga berguna untuk
membangun dan memperbaiki jaringan sel yang mati, termasuk pada
luka diabetes mellitus, luka bakar, jaringan kulit yang mati, untuk anak-
anak dapat digunakan untuk membangun jaringan tubuhnya agar
perkembangan dan pertumbuhan badannya optimal, untuk lansia agar
memperbaiki jaringan sel organ.
Fungsi lain albumin adalah sebagai anti oedema / pembengkakan
pada kaki akibat kekurangan albumin dalam tubuh. Hal ini biasa dialami
oleh pasien penyakit gagal ginjal, diabetes mellitus, stroke, TBC, dan
kanker sirosis. Karena albumin berfungsi untuk mengatur tekanan
osmotic dalam darah. Albumin menjaga keberadaan air dalam plasma
darah sehingga dapat mempertahankan volume darah dalam tubuh agar
tidak terjadi pembengkakan / oedema.
Dalam konteks anak-anak , bila kadar albumin rendah, protein
yang dikonsumsi anak akan pecah. Protein yang seharusnya dikirim
untuk pertumbuhan sel menjadi tidak maksimal. Pada anak yang
kekurangan albumin, seperti penderita tuberkulosis (TBC), daya kerja
obat yang diminum menjadi kurang maksimal.

7
2.3 Cara Mengolah Albumin dari Ikan Gabus

Bersihkan sisik ikan gabus menggunakan pisau. Siapkan dandang atau


panci untuk mengukus sekaligus persiapkan panci kecil untuk tempat potongan
ikan yang besarnya lebih kecil dari panci kukus.
Ambil daging ikan gabus dengan cara di fillet, lalu potong-potong sesuai
selera. Masukkan ke dalam panci kecil, kemudian letakkan dalam panci kukus
yang sudah diisi air setengah tinggi panci kecil di dalamnya (jangan terlalu
banyak air agar luapan air tidak masuk ke dalam panci kecil berisi potongan
fillet ikan gabus).
Tanpa tambahan air sedikit pun, kukus ikan selama 1 jam – 1,5 jam
sesuai banyaknya ikan yang diolah, hingga mengeluarkan ‘kaldu’. siap, saring
‘kaldu’ tersebut dan simpan dalam botol kaca untuk digunakan saat diperlukan.
‘Kaldu’ inilah ekstrak Albumin dari olahan ikan gabus segar. Konsultasikan
kepada dokter mengenai berapa dosis Albumin dari ikan gabus ini yang
diperlukan bagi pasien. Sisa Albumin dalam botol kaca bisa disimpan dalam
freezer dan tahan hingga dua hari lamanya. Jika diperlukan, diamkan dalam suhu
ruang hingga mencair dan langsung diminumkan.

2.3 Manfaat Ikan Gabus

1. Manfaat Ikan Gabus Untuk Pasien Pasca Operasi Caesar

Albumin juga berperan dalam meregenerasi sel yang mati,


sehingga kejadian sel yang rusak akibat luka atau operasi bisa cepat
sembuh. Bagi penderita penyakit tertentu akan semakin lama sembuh,
karena obat yang diberikan tidak mudah diserap dengan baik oleh sel
yang membutuhkan pengobatan. Jadi, mengkonsumsi ikan gabus atau
sari albumin dari ikan gabus bisa membantu mempercepat pengobatan,
mempercepat kesembuhan luka bakar, ginjal, luka bakar atau luka pasca
operasi.

Albumin juga berperan dalam meregenerasi sel yang mati,


sehingga kejadian sel yang rusak akibat luka atau operasi bisa cepat
sembuh. Bagi penderita penyakit tertentu akan semakin lama sembuh,
karena obat yang diberikan tidak mudah diserap dengan baik oleh sel
yang membutuhkan pengobatan. Jadi, mengkonsumsi ikan gabus atau
sari albumin dari ikan gabus bisa membantu mempercepat pengobatan,

8
mempercepat kesembuhan luka bakar, ginjal, luka bakar atau luka pasca
operasi.

2. Pembentukan & Pertumbuhan Otot

Ikan gabus Mengandung kandungan protein yang lebih tinggi


dibanding kadar protein yang terdapat pada ikan lele maupun pada ikan
mas / nila. Namun masih setara dengan kandungan protein yang terdapat
pada ikan bandeng. Dari 100 gram ikan gabus Anda dapat memperolah
25,2 gram protein. Coba Anda bandingkan dengan kadar protein untuk
per 100 gramnya yang terdapat pada ayam yang hanya 18,2 gram, pada
daging sapi hanya 18,8 gram, maupun telur yang hanya 12,8 gram.
Kandungan protein yang tinggi akan menguntungkan Anda sebab akan
banyak membantu dalam proses pembentukan otot pada tubuh Anda.

3. Menjaga Keseimbangan Cairan Dalam Tubuh

Zat albumin juga berfungsi untuk menjaga kestabilan regulasi


cairan dalam tubuh. Jika kondisi tubuh Anda kadar cairan berkurang,
maka protein yang masuk dalam tubuh Anda akan pecah sehingga tak
dapat berfungsi secara normal. Kandungan normal albumin dalam tubuh
mencapai 60%.

4. Mendukung Pertumbuhaan Balita

Kekurangan albumin bisa terjadi pada tubuh manusia, yang suatu


kondisi yang disebut dengan hipoalbumin. Hal ini bisa menyebabkan
nutrisi tidak bisa diedarkan dengan baik keseluruh tubuh, sehingga bagi
anak bisa menyebabkan terhambatnya pertumbuhan, perkembangan otak
yang tidak maksimal, penurunan kekebalan tubuh hingga menyebabkan
anak mudah sakit.

5. Memperbaiki Gizi Buruk

Dapat memperbaiki gizi buruk yang banyak terdapat pada bayi ,


balita , anak maupun ibu hamil karena dalam 100 gr gabus saja sudah
sangat cukup memenuhi berbagai kebutuhan gizi yang sangat penting
untuk kesehatan terutama untuk bayi.

9
6. Membantu Mengatasi Pembengkakan Di Tubuh

Selain untuk penyembuhan luka, kandungan albumin dalam ikan


gabus yang cukup tinggi juga dapat membantu mengatasi pembengkakan
yang terjadi di tubuh Anda

7. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh

Anda yang ingin daya tahan tubuh lebih baik ? jangan lupa
konsumsi ikan gabus secara rutin, konsumsi ikan ini akan membuat
tubuh Anda tidak mudah terserang berbagai penyakit akibat perubahan
cuaca maupun karena faktor lain.

Tapi lebih disarankan supaya ikan gabus itu dimasak dengan cara
dikukus hingga keluar cairan yang berwarna putih keruh. Itu bertujuan
agar Albumin yang diambil dari sarkoplasma jaringan ikan gabus itu
tidak mengurangi khasiatnya untuk mempercepat masa penyembuhan
luka pasca operasi caesar.

2.4 Pengaruh Ekstrak Ikan Gabus terhadap Inflamasi

Saat terjadi inflamasi, jumlah kadar albumin dalam plasma darah akan
menurun. Sehingga jumlah kadar albumin yang menurun harus segera
dikembalikan, Karena albumin memiliki berbagai fungsi yang dapat meredakan
gejala inflamasi dan mempercepat kesembuhan luka. (Abrams, 1995; rukmono,
1973; Mitchell & Cotran, 2003).
Inflamasi merupakan tahapan respon Akut terhadap cidera. Tahap ini
dimulai saat terjadinya luka. Pada tahap ini, terjadi proses hemostatis yang ditandai
dengan pelepasan histamin dan mediator lain lebih dari sel-sel yang rusak, disertai
proses peradangan dan migrasi sel darah putih ke daerah yang rusak (Uliyah dan
Hidayat, 2008:234).
Teori mengenai tanda-tanda radang yang dikemukakan oleh Celsus masih
digunakan hingga saat ini. Tanda-tanda radang mencakup rubor (kemerahan), kalor
(panas), dolor (rasa sakit), dan tumor (pembengkakan). Tanda-tanda pokok yang
kelima ditambahkan pada abad terakhir yaitu function laesa (perubahan fungsi)
(Abrams, 1995; rukmono, 1973; Mitchell & Cotran, 2003).
Gejala inflamasi diamati berdasarkan tanda-tanda inflamasi yang terdapat di
sekitar luka jahitan, dengan cara pengamatan yakni merah secara visual atau
pemeriksaan fisik (inspeksi), bengkak dengan cara palpasi dan visual, nyeri dengan

10
cara penekanan pada jaringan yang cidera, panas dengan cara palpasi, serta
kehilangan fungsi dengan cara evaluasi terhadap sistem pencernaan. Hasil.
Dikarenakan kandungan ekstrak ikan gabus yang berperan penting dalam
penyembuhan luka yakni albumin dan mineral yang terkandung didalamnya.
Adapun fungsi dari albumin telah dipaparkan pada pembahasan sebelumnya dimana
albumin berperan dalam mempercepat proses inflamasi. Sehingga proses perbaikan
jaringan akan berlangsung lebih cepat. Pernyataan terkait hal tersebut dijelaskan
oleh Aryulina et al (2004) bahwa “Inflamasi mempunyai tiga peran penting dalam
perlawanan terhadap infeksi: memungkinkan penambahan molekul dan sel fektor ke
lokasi infeksi untuk meningkatkan performa makrofag, menyediakan rintangan
untuk mencegah penyebaran infeksi, mencetuskan proses perbaikan untuk jaringan
yang rusak.
Sehingga jika proses inflamasi berlangsung dengan cepat dan baik maka
kesembuhan luka juga akan berlangsung secara cepat. Fungsi lain dari albumin
yakni mengusung hormon tiroid yang berguna untuk menstimulasi pertumbuhan sel
baru guna perbaikan jaringan. Penjelasan serupa dikemukakan oleh Tjan dan Kirana
(2007) yang menjelaskan bahwa fungsi hormon tiroid yakni memacu proses
metabolisme seluler dan penting untuk pertumbuhan serta pematangan sel.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ekstrak ikan gabus berpengaruh secara signifikan terhadap kecepatan


kesembuhan luka pada semua objek dari kelompok perlakuan dibandingkan
dengan kelompok kontrol, yang ditandai dengan gejala inflamasi dan kondisi
luka yang lebih cepat dalam waktu + 7 Hari untuk kelompok perlakuan,
sedangkan semua objek pada kelompok kontrol membutuhkan waktu + 14 Hari.
Hal ini dikarenakan ekstrak ikan gabus mengandung nutrisi-nutrisi yang
dibutuhkan dalam proses penyembuhan luka. Nutrisi-nutrisi tersebut yaitu
Albumin dan Mineral. Keduanya berperan penting dalam penyembuhan luka
pasca operasi. Albumin berperan dalam mempercepat proses inflamasi yang
merupakan suatu respon dalam penyembuhan luka. Sedangkan, Mineral sangat
dibutuhkan dalam proses pembentukan sel-sel baru.

3.2. Saran
Penelitian mengenai pengaruh ekstrak ikan gabus terhadap kesembuhan
luka dengan variabel yang lebih bervariasi terhadap jenis-jenis luka
(Combustion, Amputatum, Contussum, Laceratum, Puncture, ulcerasi, dll) perlu
dilakukan. Mengunakan metode evaluasi kesembuhan luka secara kuantitatif
serta pengamatan jaringan/sel secara histologi perlu dilakukan sebagai upaya
penyempurnaan penelitian lanjutan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Hines, Ron. 2014. Normal Feline & Canine Blood Chemistry Values : Blood,
Temperature, Urine and Other Values for Your Dog and Cat [Internet].
(Diakses 03 Januari 2015, http://www.2ndchance.info/ normaldogandcat
bloodvalues.htm)

Isnaeni Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta (ID): Kanisius. hlm 76.
Judarwanto Widodo. 2013. Imunologi Dasar: Radang dan Respon Inflamasi
[Internet]. (Diakses, 05 Januari 2015, http://allergycliniconline.com/
2012/02/03/imunologi-dasar-radang-dan-respon-inflamasi/).

[FKUI] Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Depertemen Farmakologi dan


Terapuetik. 2009. Farmakologi dan Terapi. Jakarta (ID): Balai Penerbit
FKUI. hlm 6.

Baca M, Patricia H, Elisa L, Linda McRae, Ann W. 2006. Cataloging Cultural


Objects: A Guide to Describing Cultural Works and Their Images. America
(US): Revision Act

De Man J. 1997. Kimia Makanan. Edisi kedua. Bandung (ID): ITB Press.

Dewi, Y. dan H.Fauzi. 2007. Operasi Caesar Pengantar Dari A sampai Z. Jakarta : Edsa
Mahkota.

Fadli, Oktober 2010. Bagusnya Ikan Gabus.Warta Pasarikan Edisi No.86, hal. 4-5

Guyton. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Edisi 11. Jakarta : Hal 896

Mochtar, Rustam. 2000. Sinopsis Obstetri. EGC. Jakarta.

Suprayitno, E. 2003. Albumin Ikan Gabus Sebagai Makanan Fungsional Mengatasi


Permasalahan

Gizi Masa Depan. Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang.

Widianto Gianto dan Rostiawati Yustina. (1998). Persalinan Dengan Bedah Caesar. Jakarta:
Arcan

13

Anda mungkin juga menyukai