OLEH :
NIM : 21116046P
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya saya dapat
menyelesaikan tela’ah jurnal ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan
kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan menjadi
anugerah serta rahmat bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan tugas mata kuliah dengan
judul “ EFEKTIVITAS EKSTRAK IKAN GABUS DAN TERHADAP
PENYEMBUHAN LUKA OPERASI SECTIO CAESAREA PADA IBU NIFAS”.
Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga jurnal ini bisa bermanfaat dan tak
lupa pula saya mengharapkan kritik dan saran agar kedepannya bisa diperbaiki & lebih
baik lagi.
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULLUAN
2.1 Manfaat Kandungan gizi Ikan Gabus bagi Ibu Pasca SC ...................................... 7
Kesimpulan................................................................................................ ………….12
Saran .......................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Hal ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas maternal lebih sering
terjadi setelah tindakan SC daripada setelah tindakan persalinan pervaginam.
Komplikasi yang ditimbulkan pada pembedahan SC darurat atau yang tidak
direncanakan lebih tinggi dibandingkan dengan SC yang telah direncanakan
sebelumnya. Anestesi berperan 4-12% dari seluruh kematian maternal. Dan dari
seluruh angka kematian maternal 0,33-1,5 % diantaranya terjadi setelah SC
sebagai akibat dari prosedur pembedahan maupun keadaan yang
mengindikasikan suatu SC (Chesnut, dalam Mulyono 2008).
SC perawatannya lebih lama dibandingkan dengan persalinan normal.
Seorang pasien yang baru menjalani SC lebih aman bila diperbolehkan pulang
pada hari keempat atau kelima post partum dengan syarat tidak terdapat
komplikasi selama masa puerperium. Komplikasi setelah tindakan pembedahan
dapat memperpanjang lama perawatan di rumah sakit dan memperlama masa
pemulihan bahkan dapat menyebabkan kematian (Cunningham dkk, 2005).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan post SC adalah
perawatan luka insisi, tempat perawatan post SC, pemberian cairan, diit, nyeri,
kateterisasi, pemberian obat-obatan dan perawatan rutin (Yuni, 2008).
Luka insisi post SC biasanya dapat menimbulkan nyeri. Setiap individu
pasti pernah mengalami nyeri dalam tingkatan tertentu. Nyeri adalah suatu
sensori yang tidak menyenangkan dari suatu emosional disertai kerusakan
jaringan secara aktual maupun potensial atau kerusakan jaringan secara
menyeluruh nyeri merupakan alasan yang paling umum orang mencari
perawatan kesehatan. Walaupun merupakan salah satu dari gejala yang paling
sering terjadi di bidang medis, nyeri merupakan salah satu yang paling sedikit
dipahami. Individu yang merasakan nyeri merasa menderita dan mencari upaya
untuk menghilangkannya.
Perawat menggunakan berbagai intervensi untuk dapat menghilangkan
nyeri tersebut dan mengembalikan kenyamanan klien. Perawat tidak dapat
melihat dan merasakan nyeri yang dialami oleh klien karena nyeri bersifat
subjektif. Tidak ada dua individu yang mengalami nyeri yang sama dan tidak
ada kejadian nyeri yang sama menghasilkan respon yang identik pada seseorang.
Nyeri terkait erat dengan kenyamanan karena nyeri merupakan faktor utama
yang menyebabkan ketidaknyamanan pada seorang individu.
Pada sebagian besar klien, sensasi nyeri ditimbulkan oleh suatu cidera
atau rangsangan yang cukup kuat untuk berpotensi mencederai. Nyeri post SC
adalah nyeri yang di timbulkan oleh luka insisi SC. Pada luka insisi post SC
tingkat seorang klien memfokuskan perhatiannya pada nyeri dapat
mempengaruhi persepsi nyeri. Menurut Gill (2005).
Perhatian yang meningkat dihubungkan dengan nyeri yang meningkat,
sedangkan upaya distraksi dihubungkan dengan respon nyeri yang menurun.
Upaya perawat dalam mengatasi nyeri Post SC selama ini yaitu dengan
memberikan analgetik untuk megurangi rasa nyeri. Teknik relaksasi, guided
5
imagery merupakan teknik untuk mengatasi nyeri. Guide imagery (Imajinasi
terbimbing) yang diberikan kepada pasien SC yang sedang mengalami kesakitan
dapat memutuskan rasa nyeri sebelum sampai ke cortex cerebri (pusat nyeri)
sehingga nyeri yang dirasakan oleh pasien menjadi berkurang.
Ikan gabus merupakan ikan air tawar liar dan predator benih yang rakus
dan sangat ditakuti pembudidaya ikan. Ikan ini merupakan ikan buas (carnivore
yang bersifat pemakan segala yang predator). Di alam, ikan gabus tidak hanya
memangsa benih ikan tetapi juga ikan dewasa dan serangga air lainnya termasuk
kodok.
Asal usul Ikan Gabus, Ternyata ikan gabus adalah ikan asli Indonesia.
Hidup di perairan sekitar kita, di rawa, di waduk dan di sungai-sungai yang
airnya tenang. Namun sayang, populasi ikan gabus di alam sudah mulai
berkurang, sehingga budiadaya ikan gabus ini sangat perlu dikembangkan.
Ikan gabus dikenal dengan banyak nama. Ada yang menyebutnya sebagai aruan,
haruan (Melayu dan Banjar), kocolan (Betawi); bayong, bogo, licingan, kutuk
(Jawa), bale salo (Bugis); dan lain-lain..
Nama ilmiahnya adalah Channa striata (Bloch, 1793) dan ada yang
menyebutnya Ophiocephalus striatus.
Ikan gabus biasa didapati di danau, rawa, sungai, dan saluran-saluran air hingga
ke sawah-sawah. Ikan ini memangsa aneka ikan kecil-kecil, serangga, dan
berbagai hewan air lain termasuk berudu dan kodok.
Seringkali ikan gabus terbawa banjir ke parit-parit di sekitar rumah, atau
memasuki kolam-kolam pemeliharaan ikan dan menjadi hama yang memangsa
ikan-ikan peliharaan di sana. Jika sawah, kolam atau parit mengering, ikan ini
akan berupaya pindah ke tempat lain, atau bila terpaksa, akan mengubur diri di
dalam lumpur hingga tempat itu kembali berair. Oleh sebab itu ikan ini acap kali
ditemui ‘berjalan’ di daratan, khususnya di malam hari di musim kemarau,
mencari tempat lain yang masih berair. Fenomena ini adalah karena gabus
memiliki kemampuan bernapas langsung dari udara, dengan menggunakan
semacam organ labirin (seperti pada ikan lele atau betok) namun lebih primitif.
1.2 TUJUAN
2. Cara Mengolah Albumin dari Ikan Gabus untuk Luka Pasca Operasi ?
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
Kandungan gizi ikan Gabus, semua jenis ikan adalah sumber protein
yang sangat baik. Namun ikan gabus diketahui sebagai ikan yang kandungan
gizinya lebih banyak dari ikan jenis lain. Kandungan protein ikan gabus sebesar
25,5%, dimana yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan kadar protein dari
ikan bandeng (20,0%), ikan mas (16,0%), ikan kakap (20,0%), maupun ikan
sarden (21,1%) (Anonymous, 1996).
Khasiat ikan Gabus Ikan Gabus juga dikenal mengandung albumin, yaitu
bisa mencapai sekitar 6,224 g setiap 100 g daging ikan gabus. Kandungan
albumin plus mineral zinc(Zn) yang sebesar 1,7412 mg/100 g pada daging ikan
gabus inilah yang terkait dengan proses penyembuhan luka yang lebih baik.
Kepopuleran ikan gabus mulai meluas semenjak ada beberapa rumah sakit yang
memanfaatkan ikan gabus sebagai sumber albumin bagi pasien yang kekurangan
albumin(hipoalbumin), serta untuk terapi pengobatan, mempercepat
penyembuhan luka bakar, luka biasa maupun luka pascaoperasi.
Didalam Ilmu kedokteran barat, albumin digunakan untuk
mempercepat penyembuhan jaringan sel yang terbelah, seperti luka
operasi atau pembedahan. Selain itu Albumin juga berguna untuk
membangun dan memperbaiki jaringan sel yang mati, termasuk pada
luka diabetes mellitus, luka bakar, jaringan kulit yang mati, untuk anak-
anak dapat digunakan untuk membangun jaringan tubuhnya agar
perkembangan dan pertumbuhan badannya optimal, untuk lansia agar
memperbaiki jaringan sel organ.
Fungsi lain albumin adalah sebagai anti oedema / pembengkakan
pada kaki akibat kekurangan albumin dalam tubuh. Hal ini biasa dialami
oleh pasien penyakit gagal ginjal, diabetes mellitus, stroke, TBC, dan
kanker sirosis. Karena albumin berfungsi untuk mengatur tekanan
osmotic dalam darah. Albumin menjaga keberadaan air dalam plasma
darah sehingga dapat mempertahankan volume darah dalam tubuh agar
tidak terjadi pembengkakan / oedema.
Dalam konteks anak-anak , bila kadar albumin rendah, protein
yang dikonsumsi anak akan pecah. Protein yang seharusnya dikirim
untuk pertumbuhan sel menjadi tidak maksimal. Pada anak yang
kekurangan albumin, seperti penderita tuberkulosis (TBC), daya kerja
obat yang diminum menjadi kurang maksimal.
7
2.3 Cara Mengolah Albumin dari Ikan Gabus
8
mempercepat kesembuhan luka bakar, ginjal, luka bakar atau luka pasca
operasi.
9
6. Membantu Mengatasi Pembengkakan Di Tubuh
Anda yang ingin daya tahan tubuh lebih baik ? jangan lupa
konsumsi ikan gabus secara rutin, konsumsi ikan ini akan membuat
tubuh Anda tidak mudah terserang berbagai penyakit akibat perubahan
cuaca maupun karena faktor lain.
Tapi lebih disarankan supaya ikan gabus itu dimasak dengan cara
dikukus hingga keluar cairan yang berwarna putih keruh. Itu bertujuan
agar Albumin yang diambil dari sarkoplasma jaringan ikan gabus itu
tidak mengurangi khasiatnya untuk mempercepat masa penyembuhan
luka pasca operasi caesar.
Saat terjadi inflamasi, jumlah kadar albumin dalam plasma darah akan
menurun. Sehingga jumlah kadar albumin yang menurun harus segera
dikembalikan, Karena albumin memiliki berbagai fungsi yang dapat meredakan
gejala inflamasi dan mempercepat kesembuhan luka. (Abrams, 1995; rukmono,
1973; Mitchell & Cotran, 2003).
Inflamasi merupakan tahapan respon Akut terhadap cidera. Tahap ini
dimulai saat terjadinya luka. Pada tahap ini, terjadi proses hemostatis yang ditandai
dengan pelepasan histamin dan mediator lain lebih dari sel-sel yang rusak, disertai
proses peradangan dan migrasi sel darah putih ke daerah yang rusak (Uliyah dan
Hidayat, 2008:234).
Teori mengenai tanda-tanda radang yang dikemukakan oleh Celsus masih
digunakan hingga saat ini. Tanda-tanda radang mencakup rubor (kemerahan), kalor
(panas), dolor (rasa sakit), dan tumor (pembengkakan). Tanda-tanda pokok yang
kelima ditambahkan pada abad terakhir yaitu function laesa (perubahan fungsi)
(Abrams, 1995; rukmono, 1973; Mitchell & Cotran, 2003).
Gejala inflamasi diamati berdasarkan tanda-tanda inflamasi yang terdapat di
sekitar luka jahitan, dengan cara pengamatan yakni merah secara visual atau
pemeriksaan fisik (inspeksi), bengkak dengan cara palpasi dan visual, nyeri dengan
10
cara penekanan pada jaringan yang cidera, panas dengan cara palpasi, serta
kehilangan fungsi dengan cara evaluasi terhadap sistem pencernaan. Hasil.
Dikarenakan kandungan ekstrak ikan gabus yang berperan penting dalam
penyembuhan luka yakni albumin dan mineral yang terkandung didalamnya.
Adapun fungsi dari albumin telah dipaparkan pada pembahasan sebelumnya dimana
albumin berperan dalam mempercepat proses inflamasi. Sehingga proses perbaikan
jaringan akan berlangsung lebih cepat. Pernyataan terkait hal tersebut dijelaskan
oleh Aryulina et al (2004) bahwa “Inflamasi mempunyai tiga peran penting dalam
perlawanan terhadap infeksi: memungkinkan penambahan molekul dan sel fektor ke
lokasi infeksi untuk meningkatkan performa makrofag, menyediakan rintangan
untuk mencegah penyebaran infeksi, mencetuskan proses perbaikan untuk jaringan
yang rusak.
Sehingga jika proses inflamasi berlangsung dengan cepat dan baik maka
kesembuhan luka juga akan berlangsung secara cepat. Fungsi lain dari albumin
yakni mengusung hormon tiroid yang berguna untuk menstimulasi pertumbuhan sel
baru guna perbaikan jaringan. Penjelasan serupa dikemukakan oleh Tjan dan Kirana
(2007) yang menjelaskan bahwa fungsi hormon tiroid yakni memacu proses
metabolisme seluler dan penting untuk pertumbuhan serta pematangan sel.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2. Saran
Penelitian mengenai pengaruh ekstrak ikan gabus terhadap kesembuhan
luka dengan variabel yang lebih bervariasi terhadap jenis-jenis luka
(Combustion, Amputatum, Contussum, Laceratum, Puncture, ulcerasi, dll) perlu
dilakukan. Mengunakan metode evaluasi kesembuhan luka secara kuantitatif
serta pengamatan jaringan/sel secara histologi perlu dilakukan sebagai upaya
penyempurnaan penelitian lanjutan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Hines, Ron. 2014. Normal Feline & Canine Blood Chemistry Values : Blood,
Temperature, Urine and Other Values for Your Dog and Cat [Internet].
(Diakses 03 Januari 2015, http://www.2ndchance.info/ normaldogandcat
bloodvalues.htm)
Isnaeni Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta (ID): Kanisius. hlm 76.
Judarwanto Widodo. 2013. Imunologi Dasar: Radang dan Respon Inflamasi
[Internet]. (Diakses, 05 Januari 2015, http://allergycliniconline.com/
2012/02/03/imunologi-dasar-radang-dan-respon-inflamasi/).
De Man J. 1997. Kimia Makanan. Edisi kedua. Bandung (ID): ITB Press.
Dewi, Y. dan H.Fauzi. 2007. Operasi Caesar Pengantar Dari A sampai Z. Jakarta : Edsa
Mahkota.
Fadli, Oktober 2010. Bagusnya Ikan Gabus.Warta Pasarikan Edisi No.86, hal. 4-5
Guyton. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Edisi 11. Jakarta : Hal 896
Widianto Gianto dan Rostiawati Yustina. (1998). Persalinan Dengan Bedah Caesar. Jakarta:
Arcan
13