Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENDAHULUAN

HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN (HDK)

DI Ruang RSU MITRA DELIMA

DEPARTEMEN

KEPERAWATAN MATERNITAS

Disusun Oleh :

SEPTIANA AYU CAHYANING TYAS

S1-T4/1720058

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN
MALANG
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN (HDK)
1. KONSEP DASAR HIPERTENI DALAM KEHAMILAN (HDK)
A. Definisi
Hipertensi dalam kehamilan adalah suatu kondisi dalam kehamilan
dimana tekanan darah sistol diatas 140 mmHg dan diastole diatas 90
mmHg atau adanya peningkatan sistolik sebesar 30 mmHg atau
peningkatan diastolic sebesar 15 mmHg diatas dasar yang dimana diukur
dalam dua keadaan, minimal dalam jangka waktu 6 jam (Reeder dkk,
2011)
Hipertensi dalam kehamilan ialah tekanan darah sistolik diastolic lebih
dari 140/90 mmHg pengukuran darah sekurang-kurangnya dilakukan 2
kali selang 4 jam .

B. Klarifikasi
 Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum usia
kehamilan 20 minggu atau hipertensi yang pertama kali
didiagnosis setelah umur kehamilan 20 minggu dan hipertensi
menetap sampai 12 minggu pasca kelahiran
 Preeklamasi adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu
kehamilan disertai proteinuria
 Eklamasi adalah preeklamasi yang disertai dengan kejang-kejang
sampai koma
 Hipertensi kronik dengan superposed preeklamasi adalah
hipertensi kronik di sertai tanda-tanda preeklamasi atau hipertensi
disertai proteinuria
 Hipertensi gestasional adalah hipertensi yang timbul pada
kehamilan tanpa disertai proteinuria dan hipertensi mengilang
setelah 3 bulan pasca persalinan atau kehamilan dengan
preeklamasi tetapi tanpa proteinuria ( Prawirohardjo, 2013)
C. Etiologi
Prawirohardjo (2013) menjelaskan penyebab hipertensi dalam kehamilan
belum diketahui secara jelas, namun ada beberapa faktor resiko yang
menyebabkan terjadinya hipertensi dan dikelompokkan dalam faktor
resiko. Beberapa faktor resiko sebagai berikut :
 Primigravida , primipaternitas
 Umur
 Riwayat keluarga pernah preeklampsia / eclampsia
 Penyakit-penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum
hamil
 Obesitas
D. Pathway

Ibu hamil dengan usia < 20thn atau lebih 35 tahun

Merangsang sistem saraf simpatis

Merangsang pembuluh darah

Vasokontriksi

Penurunan curah jantung

Tekanan darah meningkat lebih dari 140/90 mmHg

HIPERTENSI DALAM
KEHAMILAN

Kerusakan vaskular/ pembuluh darah

Perubahan struktur

Spasme pembuluh darah

Penurunan diameter pembuluh darah

Gangguan sirkulasi darah dan gangguan multiorgan

janin paru otak Pembuluh darah Aliran darah


ginjal menurun
Aliran darah Cairan interisial Hipoksia vasokonstriksi
plasenta paru meningkat GFR menurun
pusing
Akral dingin Retensi h2O
Perfusi plasenta Edema paru
tidak adekuat dan na+
Nyeri akut
dispnea
Perubahan oliguria
Resiko cidera perfusi jaringan
pada janin Pola napa
Edema
tidak efektif
Kelebihan volume
E. Patofisiologi cairan

Prawirohardjo (2013) menjelaskan beberapa teori yang


mengemukakan terjadinya hipertensi dalam kehamilan diantaranya
adalah :
 a. teori kelainan vaskularisasi plasenta
kehamilan normal, rahim dan plasenta mendapat aliran darah dari
cabang-cabang arteri uterina dan arteri ovarika. Kedua pembuluh
darah tersebut menembus miometrium berupa uteri arkuarta dan
memberi cabang arteri radialis. Arteri radialis menembus
endometrium menjadi arteri basalis dan artrei basalis memberi
cabang arteri spiralis.
 Teori iskemia plasenta, radikal bebas, dan disfungsi endotel
Plasenta yang mengalami iskemia dan hipoksia akan
menghasilkan oksidan yang disebut juga radikal bebas. Iskemia
plasenta tersebut akan menghasilkan oksidan penting, salah
satunya adalah radikal hidroksil yang sangat toksis, khususnya
terhadap membran sel endotel pembuluh darah. Radikal hidroksil
tersebut akan merusak membran sel yang mengandung banyak
asam lemak tidak jenuh menjadi peroksida lemak. Peroksida lemak
tersebut selain akan merusak membran sel, juga akan merusak
nukleus, dan protein sel endotel.
 Teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin
HLA-G (human leukocyte antigen protein G) merupakan
prakondisi untuk terjadinya invasi trofoblas kedalam jaringan
desidua ibu, disamping untuk menghadapi sel natular killer. HLA-
G tersebut akan mengalami penurunan jika terjadi hipertensi dalam
kehamilan. Hal ini menyebabkan invasi desidua ke trofoblas
terhambat. Awal trimester kedua kehamilan perempuan yang
mempunyai kecendrungan terjadi pre-eklampsia, ternyata
mempunyai proporsi helper sel yang lebih rendah bila dibanding
pada normotensif.
 Teori adaptasi kardiovaskuler
Daya refrakter terhadap bahan konstriktor akanhilangjika terjadi
hipertensi dalam kehamilan, dan ternyata terjadi peningkatan
kepekaan terhadap bahan-bahan vasopresor. Artinya daya refrakter
pembuluh darah terhadap bahan vasopresor hilang hingga
pembuluh darah menjadi sangat peka terhadap bahan vasopresor.
 Teori Genetik
Genotip ibu lebih menentukan terjadinya hipertensi dalam
kehamilan secara familial jika dibandingkan dengan genotipe janin.
Telah terbukti bahwa pada ibu yang mengalami pre-eklampsia,
2,6% anak perempuannya akan mengalami preeklampsia pula,
sedangkan hanya 8% anak menantu mengalami preeklampsia.

F. Manifestasi Klinis
Jhonson (2014), menjelaskan beberapa manifestasi klinis dari
hipertensi dalam kehamilan gejala yang timbul akan beragam, sesuai
dengan tingkat PIH dan organ yang dipengaruhi.
 Spasme pembuluh darah ibu serta sirkulasi dan nutrisi yang buruk
dapat mengakibatkan kelahiran dengan berat badan dan kelahiran
prematur.
 Mengalami hipertensi diberbagai level.
 Protein dalam urin berkisar dari +1 hingga +4.
 Gejala neurologi seperti pandangan kabur, sakit kepala dan
hiperrefleksia mungkin akan terjadi.
 Berpotensi gagal hati.
 kemungkinan akan mengalami nyeri di kuadran kanan atas
 meningkatnya enzim hati.
 jumlah trombosit menurun.
G. Pemeriksaan diagnostik
Manuaba dkk (2013) dan Purwaningsih & Fatmawati(2010) menyebutkan
pemeriksaan
diagnostik yang dilakukan pada ibu hamil dengan hipertensi diantaranyana
:
 Uji urin kemungkinan menunjukkan proteinuria
 Pengumpulan urin selama 24 jam untuk pembersihan kreatinin
dan protein.
 Fungsi hati : meningkatnya enzim hati (meningkatnya alamine
aminotransferase atau meningkatnya aspartate ).
 Fungsi ginjal: profil kimia akan menunjukkan kreatinin dan
elektrolit abnormal, karena gangguan fungsi ginjal.
 Tes non tekanan dengan profil biofisik.
 USG seri dan tes tekanan kontraksi untuk menentukan status janin
 Evaluasi aliran doppler darah untuk menentukan status janin dan
ibu.
H. Penatalaksanaan
.Penatalaksanaan terhadap hipertensi dalam kehamilan tersebut
juga dijelaskan oleh Purwaningsih dan Fatmawati (2010) dan
Prawirohardjo (2013), beberapa penatalaksanaan hipertensi dalam
kehamilan diantaranya :
 Anjurkan melakukan latihan isotonik dengan cukup istirahat dan tirah
baring.
 Hindari kafein, merkok, dan alkohol.
 Diet makanan yang sehat dan seimbang, yaitu dengan mengkonsumsi
makanan yang mengandung cukup protein, rendah karbohidrat, garam
secukupnya, dan rendah lemak
 Menganjurkan agar ibu melakukan pemeriksaan secara teratur,yaitu
minimal 4 kali selama masa kehamilan. Tetapi pada ibu hamil dengan
hipertensi dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan yang
lebih sering, terutama selama trimester ketiga, yaitu harus dilakukan
pemeriksaan setiap 2 minggu selama 2 bulan pertama trimester ketiga,
dan kemudian menjadi sekali seminggu pada bulan terakhir
kehamilan.
 Lakukan pengawasan terhadap kehidupan dan pertumbuhan janin
dengan USG.
 Pembatasan aktivitas fisik.
 Penggunaan obat- obatan anti hipertensi dalam kehamilan tidak
diharuskan, karena obat anti hipertensi yang biasa digunakan dapat
menurunkan perfusi plasenta dan memiliki efek yang merugikan bagi
janin. Tetapi pada hipertensi berat, obat-obatan diberikan sebagai
tindakan sementara. Terapi anti hipertensi dengan agen farmakologi
memiliki tujuan untuk mengurangi tekanan darah perifer, mengurangi
beban kerja ventrikel kiri,meningkatkan aliran darah ke uterus dan
sisitem ginjal serta mengurangi resiko cedera serebrovaskular.

I. Komplikasi
Purwaningsih & Fatmawati (2010) dan Mitayani (2011), menyebutkan
beberapa komplikasi yang mungkin terjadi akibat hipertensi dalam
kehamilan pada ibu:
 Eklampsia
 Pre eklampsia berat
 Solusio plasenta
 Kelainan ginjal
 Perdarahan subkapsula hepar
 Kelainan pembekuan darah
2. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
 Anamnesa
Pengkajian pada pasien dengan kasus hipertensi dalam
kehamilan meliputi :
1. Identitas umum ibu, seperti:nama, tempat tanggal lahir/umur,
pendidikan, suku bangsa, pekerjaan, agama, dan alamat rumah
2) Data Riwayat Kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang :
Biasanya ibu akan mengalami: sakit kepala di daerah
frontal,terasa sakit di ulu hati/ nyeri epigastrium, bisa terjadi
gangguan visus, mual dan muntah, tidak nafsu makan, bisa
terjadi gangguan serebral, bisa terjadi edema pada wajah dan
ekstermitas, tengkuk terasa berat, dan terjadi kenaikan berat
badan 1 kg/ minggu.
b) Riwayat kesehatan Dahulu:
Biasanya akan ditemukan riwayat: kemungkinan ibu
menderita penyakit hipertensi pada kehamilan sebelumnya,
kemungkinan ibu mempunyai riwayat preeklampsia dan
eklampsia pada kehamilan terdahulu, biasanya mudah terjadi
pada ibu dengan obesitas, ibu mungkin pernah menderita gagal
ginjal kronis.
c) Riwayat Kesehatan Keluarga
Kemungkinan mempunyai riwayat kehamilan
denganhipertensi dalam keluarga.
3. Riwayat Perkawinan
Biasanya terjadi pada wanita yang menikah di bawah usia
20 tahun atau di atas 35 tahun.
4. Riwayat Obstetri
Biasanya hipertensi dalam kehamilan paling sering terjadi
pada ibu hamil primigravida, kehamilan ganda, hidramnion,
dan molahidatidosa dan semakin semakin tuanya usia kehamilan
(Prawirohardjo, 2013).
B. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan
mengalami kelemahan.
 TD : Pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan tekanan
darah darah sistol
diatas 140 mmHg dan diastol diatas 90 mmHg.
 Nadi : Biasanya pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan
denyut nadi yang meningkat, bahkan pada ibu yang mengalami
eklampsia akan ditemukan nadi yang semakin cepat.
 Nafas : Biasanya pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemuksn
nafas pendek, dan pada ibu yang mengalami eklampsia akan
terdengar bunyi nafas yang berisik dan ngorok.
 Suhu : Ibu hamil yang mengalami hipertensi dalam kehamilan
biasanya tidak ada gangguan pada suhunya, tetapi jika ibu hamil
tersebut mengalami eklampsia maka akan terjadi peningkatan suhu.
 BB : Biasanya akan terjadi peningkatan berat badan lebih dari 0,5
kg/minggu, dan pada ibu hamil yang mengalami preeklampsia akan
terjadi peningkata BB lebih dari 1 kg/minggu atau sebanyak 3 kg
dalam 1 bulan
 Kepala : Biasanya ibu hamil akan ditemukan kepala yang
berketombe dan kurang bersih dan pada ibu hamil dengan
hipertensi akan mengalami sakit kepala.
 Wajah : Biasanya pada ibu hamil yang mengalami
preklampsia/eklampsia wajah tampak edema.
 Mata : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan
konjungtivasub anemis, dan bisa juga ditemukan edema pada
palvebra. Pada ibu hamil
yang mengalami preeklampsia atau eclampsia biasanya akan terjadi
gangguan penglihat yaitu penglihatan kabur.
 Hidung : Biasanya pada ibu hamil tidak ditemukan gangguan
 Bibir : Biasanya akan ditemukan mukosa bibir lembab
 Mulut : Biasanya terjadi pembengkakan vaskuler pada gusi,
menyebabkan kondisi gusi menjadi hiperemik dan lunak,
sehingga gusi bisa mengalami pembengkakan dan perdarahan
 Leher : Biasanya akan ditemukan pembesaran pada kelenjer tiroid
 Thorax :
1. Paru-paru : Biasanya akan terjadi peningkatan respirasi, edema
paru dan napas pendek
2. jantung : Pada ibu hamil biasanya akan terjadi palpitasi
jantung, pada ibu yang mengalami hipertensi dalam
kehamilan,khususnya pada ibu yang mengalami preeklampsia
beratakan terjadi dekompensasi jantung.
3. Payudara : Biasanya akan ditemukan payudara membesar, lebih
padat dan lebih keras, puting menonjol dan areola menghitam
dan membesar dari 3 cm menjadi 5 cm sampai 6 cm,
permukaan pembuluh darah menjadi lebih terlihat.
 Abdomen :Pada ibu hamil akan ditemukan umbilikus menonjol
keluar, dan membentuk suatu area berwarna gelap di dimding
abdomen, serta akan ditemukan linea alba dan linea nigra. Pada
ibu hamil dengan hipertensibiasanya akan ditemukan nyeri pada
daerah epigastrum, dan akan terjadi anoreksia, mual dan muntah
C. Diagnose keperawatan
No Diagnose
1. Pola nafas tidak efektif b.d hipoventilasi
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d kurang suplai
oksigen ke jaringan
3. Nyeri akut b.d agen cedera biologis
D. Intervensi
No Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi (SIKI)
(SDKI) hasil
(SLKI)
1. Pola nafas tidak Setelah dilakukan - Monitor tekanan darah,
efektif b.d intervensi
nadi, suhu, dan status
hipoventilasi keperawatan selama
3 x 24 jam maka pernafasan
tingkat nyeri
- Monitor denyut jantung
menurun dengan
kriteria Hasil : - Monitor suara paru-paru
- Status
- Monitor waarna kulit
pernafasan
normal - Monitor tingkat irama,
- Irama
kedalaman dan tingkat
pernafasan
normal kesulitan bernafas
- Tidak ada
- Monitor gerakan dada
dyspnea pada
saat istirahat - Monitor bunyi pernafasan
- Tidak ada
suara
2. Ketidakefektifan Setelah dilakukan - Monitor kemampuan dalam
perfusi jaringan intervensi
mentoleransi kebutuhan
perifer b.d keperawatan selama
kurang suplai 3 x 24 jam maka oksigen
oksigen ke tingkat nyeri
- Monitor adanya mati rasa , rasa
jaringan menurun dengan
kriteria Hasil : geli
- Kekuatan
- Diskusikan tentang adanya
denyut nadi
karotis kehilangan sensasi atau
normal
perubahan sensasi
- Edema perifer
tidak ada - Minta keluarga untuk
memantau perubahan warna
kulit setiap hari
3. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan - Lakukan pengkajian nyeri
agen cedera intervensi
secara komprehensif yang
biologis keperawatan selama
3 x 24 jam maka meliputi lokasi, karakteristik,
tingkat nyeri
durasi, frekuensi, dan kualitas
menurun dengan
kriteria Hasil : - Observasi adanya non verbal
- Mengetahui
mengenai ketidaknyamanan
kapan nyeri
terjadi - Kaji pengetahuan mengenai
- Nyeri
nyeri
terkontrol
- Mengenali - Berikan informasi mengenai
gejala yang
nyeri
berkaitan
dengan nyeri - Ajarkan prinsip-prinsip
- Melaporkan
manajemen nyeri
nyeri
terkontrol
- Menggunakan
tindakan
untuk
pencegahan
nyeri

E. Implementasi
Implementasi adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan meliputi

penguimpulan data berkelanjutan, mengobservasirespon klien

selama dan sesudah pelaksanaan tindakan, serta menilai data yang

baru. Mendokumentasikan semua tindakan keperawatan yang

dilakukan secara lengkap ; jam, tgl, jenis tindakan, respon klien dan

nama lengkap perawat yang melakukan tindakan keperawatan.

F. Evaluasi
Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan

perubahan keadaan pasien dengan tujuan dan kriteria hasil yang

dibuat pada tahap perencanaan. Merupakan tahap akhir dalam proses

dalam keperawatan,dimana perawat mampu menilai apakah tujuan


dapat tercapai atau tidak mencakup SOAP.

SOAP adalah yang bersifat sederhana, jelas,logis,dan tertulis. Metode

4 langkah yang

dinamakan SAOP ini dipakai untuk mendokumentasikan asuhan

keperawatan pasien

dalam cacatan kemajuan.

 S (subjectif) : Data subjectif berisi data dari pasien melalui anamnesis

(wawancara) yang merupakan ungkapan langsung.

 (objectif) : Data objectif data yang tampak dari obsevasi melalui

pemeriksaan fisik

 A (assesment) : Analisis dan interprestasi berdasarkan data yang

terkumpul kemudian dibuat kesimpulan yang meliputi diagnosis,

antisipasi diagnosis tau masalah pontesial, serta tidakna dilakukan

tindakn segera.

 P (plan) : Perencanaan merupakan rencana dari tindakan yang akan

diberikan termasuk asuhan mandiri, kolaborasi, diagnosis atau

laboratorium, serta konseling untuk tidak lanj


DAFTAR PUSTAKA
Ardhiyanti, Yulrina., Dkk. 2014. Panduan Lengkap Keterampilan Dasar
Kebidanan I
Cetakan 1 (Ed. 1). Yogyakarta: Deepublish
Atoilah, Elang Muhammad. & Engkus Kusnadi. 2013. Askep Pada Klien
dengan
Gangguan Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: In Media
John.2014. Keperawatan Maternitas.Yogyakarta: Rapha Publishing
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia Definisi
dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
PPNI, T. P. (2016). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Definisi dan Kreteria
Hasil Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2016). Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia Definisi
dan Tindakan Keperawatan. Jakarta : PPNI
ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS
RUANG BOUGENFIL

Tanggal / Jam MRS : 03 Mei 2021 (14.30 WIB)


Pengkajian
Tanggal : 04 Mei 2021
Jam : 17.00 WIB
Tempat : Bougenfil

A. DATA SUBYEKTIF

1. IDENTITAS
Nama : Ny. H Nama Suami : Tn. G

Umur : 23 Thn Umur : 25 Thn

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pekerjaan : Wiraswasta

Penghasilan : Tidak terkaji Penghasilan : Tidak terkaji

Alamat : Bantur Alamat : Bantur

No Reg : 115xxx

Diagnosa Medis : G1 Poooo Abooo Uk 36 – 37 mgg T/H II dengan rupartu

kala 5 Fs laten

2. KELUHAN
a. Saat MRS
Pasien datang sendiri dengan rencana operasi, sedikit nyeri dan perut merasa
kencang- kencang
b. Saat Pengkajian (Keluhan Utama)
Pasien mengatakan nyeri pada bekas operasi
3. RIWAYAT KESEHATAN
3.1 Penyakit yang lalu
Pasien mengatakan sebelumnya juga sudah pernah melakukan operasi SC
3.2 Penyakit sekarang
Obsetetri hamil (SC)
3.3 Penyakit Keluarga

Pasien mengatakan keluarga tidak mempunyai pennyakit hipertensi,


diabetes melitus
4. RIWAYAT OBSTETRI / KEBIDANAN
4.1 Riwayat Menstruasi
Amenorhea : Mulai kehamilan ± 9 bulan Teratur/tdk : Teratur
Menarche : 14 Thn Dismenorhea: -
Lama : 5-7 hari Flour Albus : sebelum dan sesudah
haid
Banyak : sekitar sehari ganti pembalut 2x
Siklus : 30 hari sekali

5. RIWAYAT KEHAMILAN,PERSALINAN DAN NIFAS YANG LALU


No Tgl/Bln/Th Usia Tempat Jenis Penolong Penyulit Anak
JK BB
(Gravida) n Kehamila Persalina Persalina
Persalinan n n n
1 Tidak Tidak RS SC Doker Tidak - -
terkaji terkaji terkaji
2 3 Mei 2021 38 mgg RS Mitra SC Dokter Tidak P 3,2
delima terkaji kg

6. RIWAYAT KEHAMILAN SEKARANG

6.1 Riwayat Kehamilan ini : P2002 Ab000

6.2 Usia Kehamilan : 38 Minggu


6.3 Keluhan hamil muda : Mual dan Muntah < lebih selama 2

bulan

6.4 ANC 5x, di Bidan

6.5 Terapi yang pernah diberikan : vitamin dan zat besi


7. RIWAYAT KB

Pasien menggunakan sebelumnya menggunakan KB IUD

8. RIWAYAT PERNIKAHAN

9. RIWAYAT PSIKOSOSIAL SPIRITUAL & KELUARGA

Ketika dilakukan pengkajian klien tampak tenang, keluarga pasien sangat mendukung dan

memberi suport serta selalu menjalankan sholat berjasmaah ketika malam hari sepulang

kerja

10. POLA AKTIFITAS

Kebutuhan Dasar Sebelum Hamil Saat Hamil

Makan 3x / hari ( Suka makanan


1. Cairan &
Makan : 3x / hari yang asam manis )

Minum : 8 gelas air putih / hari minum 8 gelas air putih serta 1
Makanan
kali sehari minum susu ibu hamil

BAB 1x / hari BAB 1x / hari


2. Eliminasi
BAK 2-4 kali/ hari BAK 5 kali/ hari

3. Istirahat &
Siang hari : Tidak pernah tidur Siang hari : Tidak pernah tidur

malam hari : 8 jam saat tidur malam hari : 5 jam saat tidur
Tidur

4. Personal Mandi : 2-3 kali sehari Mandi : 2 kali sehari

Cuci rambut : 2-3 x / minggu Cuci rambut : 1-2 x / minggu

hygiene Gosok gigi : 3 kali / hari Gosok gigi : 2 kali / hari

A. DATA OBJEKTIF
1. KEADAAN UMUM :

- Kesadaran : Cukup

- TTV :

TD : 140/72 mmhg N: 80 x/menit SPO²: 98%

RR : 24x/menit S: 36,5°C

- TB : 155 cm

- BB (sebelum & saat hamil) : sebelum hamil 50 kg dan saat hamil 60 kg

- Lila : Tidak Terkaji

2. PEMERIKSAAN FISIK

a. Pemeriksaan Kepala ( Inspeksi, Palpasi)

 Rambu : : Rambut berwarna hitam, berminyak dan agak berantakan


t
 Wajah : : Simetris
 Mata : : Simetris, kelopak mata cekung
 Hidung : :Tulang hidung simetris, Posisi septum nasi di tengah,
Bernafas tidak menggunakan cuping hidung
 Mulut : Tidak ada carises gigi, Mukosa bibir kering
 Telinga : Simetris dan serumen tidak ada

b. Pemeriksaan Leher :Tidak ada pembesaran kelenjar typoid, tidak ada pembesaran vena
jugularis
c. Pemeriksaan Thorax (Inspeksi, Palpasi, Auskultasi)
 Payudara : Bentuk simetris, puting susu menonjol, dan mengeluarkan ASI
 Jantung : Tidak terkaji
 Paru : Tidak terkaji
a. Pemeriksaan Abdomen (Inspeksi, Palpasi, Auskultasi)
Inspeksi : Terdapat luka post SC di bagian bawah pusar
Palpasi
TFU : 27 cm
DJJ : 187 x / menit
b. Pemeriksaan Ekstremitas : Kaki simetris, tidak ada edema dan varises
c. Pemeriksaan Genetalia : Tidak terkaji

d. Pemeriksaan Integumen : Warna kulit kecoklatan, kulit lembab, turgor kulit < 2 detik

1. PEMERIKSAAN PENUNJANG

- Laboratorium dan Darah Lengkap

HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM


Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 11,0 g/dl 11,4 - 15,1
Hematokrit 33,2 % 35 - 42
Lekosit 8,600 Sel/uL 4.700 -11.300
Eritrosit 3,5 10^6/uL 3.5 - 5.5
Trombosit 287,000 /uL 150000 - 450000
Index eritrosit
MCV 94,0 fL 82 - 92
MCH 31,1 pg 27.0 - 31.0
MCHC 33,0 % 23.0 - 37.0
RDW-CV 13,2 % 11.0 - 17.0
Hitung Jenis
Granulosit 69 % 43 - 76
Limfosit 26,4 % 15.0 - 45.0
Monosit 5,0 % 4.0 - 12.0
HEMOSTASIS
PT Pasien 17,2 Detik 11 - 18
INR 1,00 Detik 0.8 - 1.2
APTT Pasen 29,3 Detik 4.0 - 12.0
KIMIA KLINIK
Glukosa Darah 96 mg/dl <200
Sewaktu
IMUNOSEROLOGI
SARS-CoV 2 Negatif
Antigen

2. TERAPI

- Ivfd D5 oxy

- Inj. Ceftriaxone 2x1gr

- Inj. Ketorolac 3x30 mg


ANALISA DATA
Nama : Ny. M
Usia : 41 Thn
No. Reg : 119xxx
No Analisa Data Masalah Etiologi

1. DS : ( D.0079 )
Sectio Caesarea
Pasien mengatakan nyeri pada bekas operasi Nyeri
Melahirkan b.d
DO : Post Sectio
Pengeluaran
- Pasien tampak mengeluh nyeri Caesarea
janin d.d
- Pasien tampak meringis
Mengeluh
- Pasien tampak berposisi meringankan
luka post operasi
nyeri, ekspresi
nyeri
wajah meringis
- Skala nyeri :
Jaringan terputus
dan berposisi
 P : Post Sectioc Caesarea ( SC )
meringankan
 Q : Rasa seperti panas dan Merangsang area
nyeri
terbakar sensorik motorik
 R : Sekitar bagian bawah pusar
 S : Nyeri Sedang (skala 6) Nyeri

 T : Waktu dibuat gerak Miring


kanan dan Miring kiri
TTV :
- TD : 140/72 mmHg
- N : 100 x/menit
- RR : 24 x/menit
- S : 37°C

2. ( D. 0142 )
DS : Sectio Caesarea
Resiko infeksi
Pasien mengatakan panas dan bengkak pada d.d efek
bekas operasi prosedur
Post Sectio
invasif
DO : Caesarea
- Luka operasi tampak kemerahan
- Luka sedikit terbuka
luka post operasi
TTV :

- TD : 130/782 mmHg Jaringan terbuka


- N : 97 x/menit
- RR : 24 x/menit Proteksi Kurang
- S : 37°C
Resiko Infeksi
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama : Ny. M
Usia : 41 Thn
No. Reg : 119xxx

No Diagnosis Kriteria Hasil Intervensi Rasional


Keperawatan

1. ( D.0079 ) Setelah diberikan ( 201 ) Manajemen  Untuk


Nyeri tindakan Nyeri : mengetahui
Melahirkan b.d keperawatan selama 1. Identifikasi lokasi, lokasi, durasi,
Pengeluaran 1 x 24 jam nyeri durasi, integritas dan integritas
janin d.d melahirkan dapat nyeri nyeri
Mengeluh berkurang. 2. Identifikasi skala  untuk
nyeri, ekspresi Dengan kriteria nyeri mengetahui
wajah meringis hasil: 3. Identifikasi respon skala nyeri
dan berposisi 1. Keluhan nyeri ( 1 nyeri non verbal  untuk
meringankan ) 4. Identifikasi faktor mengetahui
nyeri 2. Meringis ( 1 ) yang memperingan respon nyeri
nyeri non verbal
5. Jelaskan strategi  untuk
meredakan nyeri mngetahui
6. Ajarkan teknik faktor yang
Nonfarmakologi memperingan
7. Kolaborasi nyeri
pemberian
analgesik, jika
perlu

2. ( D. 0142 ) Setelah diberikan ( 278 ) Pencegahan  Untuk

Resiko infeksi tindakan Infeksi mengetahui

d.d efek keperawatan selama 1. Monitor tanda dan tanda dan gejala

infeksi lokal dan


prosedur 1 x 24 jam maka gejala infeksi lokal
invasif resiko nfeksi dan sistematik sitematik

menurun. 2. Cuci tangan  Untuk

Dengan kriteria sebelum dan mencegah

penyebaran
hasil: sesudah kontak
infeksi
1. Tingkat infeksi dengan pasien dan
 Untuk
(1) lingkungan pasien
mengetahui cara
2. Integritas kulit 3. Ajarkan cara
memeriksa
dan jaringan memeriksa kondisi
kondisi luka
(1) luka atau luka
atau luka
operasi operasi

4. Anjurkan  Untuk

meningkatkan mengetahui

asupan nutrisi asupan nutrisi

yang dapat

mencegah

terjadinya

infeksi

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI (1)


Nama : Ny M
Usia : 41 Thn
No. Reg : 119xxx
N IMPLEMENTASI EVALUASI
O
1. 4 Mei S:
2021 1. Mengidentifikasi Pasien mengatakan nyeri sedikit
berkurang pada bekas operasi
17.00 lokasi, durasi, integritas
O:
WIB nyeri
- Pasien tampak meringis
2. Mengidentifikasi skala
- Pasien tampak berposisi
nyeri
meringankan nyeri
3. Mengidentifikasi
- Skala nyeri :
respon nyeri non verbal
 P : Post Sectioc Caesarea
4. Mengidentifikasi faktor
( SC )
yang memperingan
nyeri  Q : Rasa seperti panas

5. Menjelaskan strategi  R : Sekitar bagian bawah

meredakan nyeri pusar

6. Mengajarkan teknik  S : Nyeri Sedang (skala 5)


Nonfarmakologi  T : Waktu dibuat gerak
7. Mengkolaborasi Miring kanan dan Miring
pemberian analgesik, kiri
jika perlu TTV
- TD : 140/72 mmHg

- RR : 24x per menit

- N : 100 x per menit

- S : 36,7ºC

A : Masalah Teratasi Sebagian

P : Lanjut intervensi no 1,2,3,4,5,6,7

2. 4 Mei 1. Memonitor tanda dan gejala S : Pasien mengatakan bengkak


2021 infeksi lokal berkurang dan sudah tidak terlihat
17.00 dan sistematik kemerahan
WIB 2. Mencuci tangan sebelum O:
dan sesudah - Luka operasi sudah tidak
kontak dengan pasien dan terlihat bengkak dan
lingkungan kemerahan di bagian bekas
pasien operasi
3. Mengajarkan cara TTV
memeriksa kondisi - TD : 120/75 mmHg
luka atau luka operasi
- RR : 24x per menit
4. Menganjurkan
- N : 100 x per menit
meningkatkan asupan
nutrisi - S : 36,7ºC

A : Masalah Teratasi sebagian


P: lanjutkan intervensi 1,2,3,4
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI (2)
Nama : Ny. M
Usia : 41 Thn
No. Reg : 119xxx
N IMPLEMENTASI EVALUASI
O
1. mengidentifikasi lokasi, S:
1. 05 Mei durasi, integritas nyeri Pasien mengatakan nyeri berkurang pada
bekas operasi
2021 2. Mengidentifikasi skala
O:
nyeri
- Pasien sduah bisa sedikit miring
3. Mengidentifikasi
kanan dan kiri
respon nyeri non verbal
- Skala nyeri :
4. Mengidentifikasi faktor
 P : Post Sectioc Caesarea ( SC )
yang memperingan
 Q : Sudah tidak merasa panas
nyeri
seperti kemarin
5. Menjelaskan strategi
 R : Sekitar bagian bawah pusar
meredakan nyeri
 S : Nyeri Sedang (skala 2)
6. Mengajarkan teknik
 T : Sedikit pada waktu dibuat gerak
Nonfarmakologi
Mika dan Miki
7. Mengkalaborasi
TTV
pemberian analgesik,
- TD : 115/75 mmHg
jika perlu
- RR : 24x per menit

- N : 87 x per menit

- S : 36,7ºC

A : Masalah Teratasi

P : KRS
2. 5 Mei 1. Memonitor tanda dan gejala S : Pasien mengatakan bengkak berkurang
2021 infeksi lokal dan sudah tidak terlihat kemerahan
dan sistematik O:
2. Mencuci tangan sebelum - Luka operasi sudah tidak terlihat
dan sesudah bengkak dan kemerahan di bagian
kontak dengan pasien dan bekas operasi
lingkungan TTV
pasien - TD : 120/75 mmHg
3. Mengajarkan cara
- RR : 24x per menit
memeriksa kondisi
- N : 100 x per menit
luka atau luka operasi
4. Meanjurkan meningkatkan - S : 36,7ºC
asupan
A : Masalah Teratasi
nutrisi
P: KRS

Anda mungkin juga menyukai