DEPARTEMEN
KEPERAWATAN MATERNITAS
Disusun Oleh :
S1-T4/1720058
B. Klarifikasi
Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum usia
kehamilan 20 minggu atau hipertensi yang pertama kali
didiagnosis setelah umur kehamilan 20 minggu dan hipertensi
menetap sampai 12 minggu pasca kelahiran
Preeklamasi adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu
kehamilan disertai proteinuria
Eklamasi adalah preeklamasi yang disertai dengan kejang-kejang
sampai koma
Hipertensi kronik dengan superposed preeklamasi adalah
hipertensi kronik di sertai tanda-tanda preeklamasi atau hipertensi
disertai proteinuria
Hipertensi gestasional adalah hipertensi yang timbul pada
kehamilan tanpa disertai proteinuria dan hipertensi mengilang
setelah 3 bulan pasca persalinan atau kehamilan dengan
preeklamasi tetapi tanpa proteinuria ( Prawirohardjo, 2013)
C. Etiologi
Prawirohardjo (2013) menjelaskan penyebab hipertensi dalam kehamilan
belum diketahui secara jelas, namun ada beberapa faktor resiko yang
menyebabkan terjadinya hipertensi dan dikelompokkan dalam faktor
resiko. Beberapa faktor resiko sebagai berikut :
Primigravida , primipaternitas
Umur
Riwayat keluarga pernah preeklampsia / eclampsia
Penyakit-penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum
hamil
Obesitas
D. Pathway
Vasokontriksi
HIPERTENSI DALAM
KEHAMILAN
Perubahan struktur
F. Manifestasi Klinis
Jhonson (2014), menjelaskan beberapa manifestasi klinis dari
hipertensi dalam kehamilan gejala yang timbul akan beragam, sesuai
dengan tingkat PIH dan organ yang dipengaruhi.
Spasme pembuluh darah ibu serta sirkulasi dan nutrisi yang buruk
dapat mengakibatkan kelahiran dengan berat badan dan kelahiran
prematur.
Mengalami hipertensi diberbagai level.
Protein dalam urin berkisar dari +1 hingga +4.
Gejala neurologi seperti pandangan kabur, sakit kepala dan
hiperrefleksia mungkin akan terjadi.
Berpotensi gagal hati.
kemungkinan akan mengalami nyeri di kuadran kanan atas
meningkatnya enzim hati.
jumlah trombosit menurun.
G. Pemeriksaan diagnostik
Manuaba dkk (2013) dan Purwaningsih & Fatmawati(2010) menyebutkan
pemeriksaan
diagnostik yang dilakukan pada ibu hamil dengan hipertensi diantaranyana
:
Uji urin kemungkinan menunjukkan proteinuria
Pengumpulan urin selama 24 jam untuk pembersihan kreatinin
dan protein.
Fungsi hati : meningkatnya enzim hati (meningkatnya alamine
aminotransferase atau meningkatnya aspartate ).
Fungsi ginjal: profil kimia akan menunjukkan kreatinin dan
elektrolit abnormal, karena gangguan fungsi ginjal.
Tes non tekanan dengan profil biofisik.
USG seri dan tes tekanan kontraksi untuk menentukan status janin
Evaluasi aliran doppler darah untuk menentukan status janin dan
ibu.
H. Penatalaksanaan
.Penatalaksanaan terhadap hipertensi dalam kehamilan tersebut
juga dijelaskan oleh Purwaningsih dan Fatmawati (2010) dan
Prawirohardjo (2013), beberapa penatalaksanaan hipertensi dalam
kehamilan diantaranya :
Anjurkan melakukan latihan isotonik dengan cukup istirahat dan tirah
baring.
Hindari kafein, merkok, dan alkohol.
Diet makanan yang sehat dan seimbang, yaitu dengan mengkonsumsi
makanan yang mengandung cukup protein, rendah karbohidrat, garam
secukupnya, dan rendah lemak
Menganjurkan agar ibu melakukan pemeriksaan secara teratur,yaitu
minimal 4 kali selama masa kehamilan. Tetapi pada ibu hamil dengan
hipertensi dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan yang
lebih sering, terutama selama trimester ketiga, yaitu harus dilakukan
pemeriksaan setiap 2 minggu selama 2 bulan pertama trimester ketiga,
dan kemudian menjadi sekali seminggu pada bulan terakhir
kehamilan.
Lakukan pengawasan terhadap kehidupan dan pertumbuhan janin
dengan USG.
Pembatasan aktivitas fisik.
Penggunaan obat- obatan anti hipertensi dalam kehamilan tidak
diharuskan, karena obat anti hipertensi yang biasa digunakan dapat
menurunkan perfusi plasenta dan memiliki efek yang merugikan bagi
janin. Tetapi pada hipertensi berat, obat-obatan diberikan sebagai
tindakan sementara. Terapi anti hipertensi dengan agen farmakologi
memiliki tujuan untuk mengurangi tekanan darah perifer, mengurangi
beban kerja ventrikel kiri,meningkatkan aliran darah ke uterus dan
sisitem ginjal serta mengurangi resiko cedera serebrovaskular.
I. Komplikasi
Purwaningsih & Fatmawati (2010) dan Mitayani (2011), menyebutkan
beberapa komplikasi yang mungkin terjadi akibat hipertensi dalam
kehamilan pada ibu:
Eklampsia
Pre eklampsia berat
Solusio plasenta
Kelainan ginjal
Perdarahan subkapsula hepar
Kelainan pembekuan darah
2. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Anamnesa
Pengkajian pada pasien dengan kasus hipertensi dalam
kehamilan meliputi :
1. Identitas umum ibu, seperti:nama, tempat tanggal lahir/umur,
pendidikan, suku bangsa, pekerjaan, agama, dan alamat rumah
2) Data Riwayat Kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang :
Biasanya ibu akan mengalami: sakit kepala di daerah
frontal,terasa sakit di ulu hati/ nyeri epigastrium, bisa terjadi
gangguan visus, mual dan muntah, tidak nafsu makan, bisa
terjadi gangguan serebral, bisa terjadi edema pada wajah dan
ekstermitas, tengkuk terasa berat, dan terjadi kenaikan berat
badan 1 kg/ minggu.
b) Riwayat kesehatan Dahulu:
Biasanya akan ditemukan riwayat: kemungkinan ibu
menderita penyakit hipertensi pada kehamilan sebelumnya,
kemungkinan ibu mempunyai riwayat preeklampsia dan
eklampsia pada kehamilan terdahulu, biasanya mudah terjadi
pada ibu dengan obesitas, ibu mungkin pernah menderita gagal
ginjal kronis.
c) Riwayat Kesehatan Keluarga
Kemungkinan mempunyai riwayat kehamilan
denganhipertensi dalam keluarga.
3. Riwayat Perkawinan
Biasanya terjadi pada wanita yang menikah di bawah usia
20 tahun atau di atas 35 tahun.
4. Riwayat Obstetri
Biasanya hipertensi dalam kehamilan paling sering terjadi
pada ibu hamil primigravida, kehamilan ganda, hidramnion,
dan molahidatidosa dan semakin semakin tuanya usia kehamilan
(Prawirohardjo, 2013).
B. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan
mengalami kelemahan.
TD : Pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan tekanan
darah darah sistol
diatas 140 mmHg dan diastol diatas 90 mmHg.
Nadi : Biasanya pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan
denyut nadi yang meningkat, bahkan pada ibu yang mengalami
eklampsia akan ditemukan nadi yang semakin cepat.
Nafas : Biasanya pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemuksn
nafas pendek, dan pada ibu yang mengalami eklampsia akan
terdengar bunyi nafas yang berisik dan ngorok.
Suhu : Ibu hamil yang mengalami hipertensi dalam kehamilan
biasanya tidak ada gangguan pada suhunya, tetapi jika ibu hamil
tersebut mengalami eklampsia maka akan terjadi peningkatan suhu.
BB : Biasanya akan terjadi peningkatan berat badan lebih dari 0,5
kg/minggu, dan pada ibu hamil yang mengalami preeklampsia akan
terjadi peningkata BB lebih dari 1 kg/minggu atau sebanyak 3 kg
dalam 1 bulan
Kepala : Biasanya ibu hamil akan ditemukan kepala yang
berketombe dan kurang bersih dan pada ibu hamil dengan
hipertensi akan mengalami sakit kepala.
Wajah : Biasanya pada ibu hamil yang mengalami
preklampsia/eklampsia wajah tampak edema.
Mata : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan
konjungtivasub anemis, dan bisa juga ditemukan edema pada
palvebra. Pada ibu hamil
yang mengalami preeklampsia atau eclampsia biasanya akan terjadi
gangguan penglihat yaitu penglihatan kabur.
Hidung : Biasanya pada ibu hamil tidak ditemukan gangguan
Bibir : Biasanya akan ditemukan mukosa bibir lembab
Mulut : Biasanya terjadi pembengkakan vaskuler pada gusi,
menyebabkan kondisi gusi menjadi hiperemik dan lunak,
sehingga gusi bisa mengalami pembengkakan dan perdarahan
Leher : Biasanya akan ditemukan pembesaran pada kelenjer tiroid
Thorax :
1. Paru-paru : Biasanya akan terjadi peningkatan respirasi, edema
paru dan napas pendek
2. jantung : Pada ibu hamil biasanya akan terjadi palpitasi
jantung, pada ibu yang mengalami hipertensi dalam
kehamilan,khususnya pada ibu yang mengalami preeklampsia
beratakan terjadi dekompensasi jantung.
3. Payudara : Biasanya akan ditemukan payudara membesar, lebih
padat dan lebih keras, puting menonjol dan areola menghitam
dan membesar dari 3 cm menjadi 5 cm sampai 6 cm,
permukaan pembuluh darah menjadi lebih terlihat.
Abdomen :Pada ibu hamil akan ditemukan umbilikus menonjol
keluar, dan membentuk suatu area berwarna gelap di dimding
abdomen, serta akan ditemukan linea alba dan linea nigra. Pada
ibu hamil dengan hipertensibiasanya akan ditemukan nyeri pada
daerah epigastrum, dan akan terjadi anoreksia, mual dan muntah
C. Diagnose keperawatan
No Diagnose
1. Pola nafas tidak efektif b.d hipoventilasi
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d kurang suplai
oksigen ke jaringan
3. Nyeri akut b.d agen cedera biologis
D. Intervensi
No Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi (SIKI)
(SDKI) hasil
(SLKI)
1. Pola nafas tidak Setelah dilakukan - Monitor tekanan darah,
efektif b.d intervensi
nadi, suhu, dan status
hipoventilasi keperawatan selama
3 x 24 jam maka pernafasan
tingkat nyeri
- Monitor denyut jantung
menurun dengan
kriteria Hasil : - Monitor suara paru-paru
- Status
- Monitor waarna kulit
pernafasan
normal - Monitor tingkat irama,
- Irama
kedalaman dan tingkat
pernafasan
normal kesulitan bernafas
- Tidak ada
- Monitor gerakan dada
dyspnea pada
saat istirahat - Monitor bunyi pernafasan
- Tidak ada
suara
2. Ketidakefektifan Setelah dilakukan - Monitor kemampuan dalam
perfusi jaringan intervensi
mentoleransi kebutuhan
perifer b.d keperawatan selama
kurang suplai 3 x 24 jam maka oksigen
oksigen ke tingkat nyeri
- Monitor adanya mati rasa , rasa
jaringan menurun dengan
kriteria Hasil : geli
- Kekuatan
- Diskusikan tentang adanya
denyut nadi
karotis kehilangan sensasi atau
normal
perubahan sensasi
- Edema perifer
tidak ada - Minta keluarga untuk
memantau perubahan warna
kulit setiap hari
3. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan - Lakukan pengkajian nyeri
agen cedera intervensi
secara komprehensif yang
biologis keperawatan selama
3 x 24 jam maka meliputi lokasi, karakteristik,
tingkat nyeri
durasi, frekuensi, dan kualitas
menurun dengan
kriteria Hasil : - Observasi adanya non verbal
- Mengetahui
mengenai ketidaknyamanan
kapan nyeri
terjadi - Kaji pengetahuan mengenai
- Nyeri
nyeri
terkontrol
- Mengenali - Berikan informasi mengenai
gejala yang
nyeri
berkaitan
dengan nyeri - Ajarkan prinsip-prinsip
- Melaporkan
manajemen nyeri
nyeri
terkontrol
- Menggunakan
tindakan
untuk
pencegahan
nyeri
E. Implementasi
Implementasi adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai
dilakukan secara lengkap ; jam, tgl, jenis tindakan, respon klien dan
F. Evaluasi
Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan
4 langkah yang
keperawatan pasien
pemeriksaan fisik
tindakn segera.
A. DATA SUBYEKTIF
1. IDENTITAS
Nama : Ny. H Nama Suami : Tn. G
No Reg : 115xxx
kala 5 Fs laten
2. KELUHAN
a. Saat MRS
Pasien datang sendiri dengan rencana operasi, sedikit nyeri dan perut merasa
kencang- kencang
b. Saat Pengkajian (Keluhan Utama)
Pasien mengatakan nyeri pada bekas operasi
3. RIWAYAT KESEHATAN
3.1 Penyakit yang lalu
Pasien mengatakan sebelumnya juga sudah pernah melakukan operasi SC
3.2 Penyakit sekarang
Obsetetri hamil (SC)
3.3 Penyakit Keluarga
bulan
8. RIWAYAT PERNIKAHAN
Ketika dilakukan pengkajian klien tampak tenang, keluarga pasien sangat mendukung dan
memberi suport serta selalu menjalankan sholat berjasmaah ketika malam hari sepulang
kerja
Minum : 8 gelas air putih / hari minum 8 gelas air putih serta 1
Makanan
kali sehari minum susu ibu hamil
3. Istirahat &
Siang hari : Tidak pernah tidur Siang hari : Tidak pernah tidur
malam hari : 8 jam saat tidur malam hari : 5 jam saat tidur
Tidur
A. DATA OBJEKTIF
1. KEADAAN UMUM :
- Kesadaran : Cukup
- TTV :
RR : 24x/menit S: 36,5°C
- TB : 155 cm
2. PEMERIKSAAN FISIK
b. Pemeriksaan Leher :Tidak ada pembesaran kelenjar typoid, tidak ada pembesaran vena
jugularis
c. Pemeriksaan Thorax (Inspeksi, Palpasi, Auskultasi)
Payudara : Bentuk simetris, puting susu menonjol, dan mengeluarkan ASI
Jantung : Tidak terkaji
Paru : Tidak terkaji
a. Pemeriksaan Abdomen (Inspeksi, Palpasi, Auskultasi)
Inspeksi : Terdapat luka post SC di bagian bawah pusar
Palpasi
TFU : 27 cm
DJJ : 187 x / menit
b. Pemeriksaan Ekstremitas : Kaki simetris, tidak ada edema dan varises
c. Pemeriksaan Genetalia : Tidak terkaji
d. Pemeriksaan Integumen : Warna kulit kecoklatan, kulit lembab, turgor kulit < 2 detik
1. PEMERIKSAAN PENUNJANG
2. TERAPI
- Ivfd D5 oxy
1. DS : ( D.0079 )
Sectio Caesarea
Pasien mengatakan nyeri pada bekas operasi Nyeri
Melahirkan b.d
DO : Post Sectio
Pengeluaran
- Pasien tampak mengeluh nyeri Caesarea
janin d.d
- Pasien tampak meringis
Mengeluh
- Pasien tampak berposisi meringankan
luka post operasi
nyeri, ekspresi
nyeri
wajah meringis
- Skala nyeri :
Jaringan terputus
dan berposisi
P : Post Sectioc Caesarea ( SC )
meringankan
Q : Rasa seperti panas dan Merangsang area
nyeri
terbakar sensorik motorik
R : Sekitar bagian bawah pusar
S : Nyeri Sedang (skala 6) Nyeri
2. ( D. 0142 )
DS : Sectio Caesarea
Resiko infeksi
Pasien mengatakan panas dan bengkak pada d.d efek
bekas operasi prosedur
Post Sectio
invasif
DO : Caesarea
- Luka operasi tampak kemerahan
- Luka sedikit terbuka
luka post operasi
TTV :
d.d efek keperawatan selama 1. Monitor tanda dan tanda dan gejala
penyebaran
hasil: sesudah kontak
infeksi
1. Tingkat infeksi dengan pasien dan
Untuk
(1) lingkungan pasien
mengetahui cara
2. Integritas kulit 3. Ajarkan cara
memeriksa
dan jaringan memeriksa kondisi
kondisi luka
(1) luka atau luka
atau luka
operasi operasi
4. Anjurkan Untuk
meningkatkan mengetahui
yang dapat
mencegah
terjadinya
infeksi
- S : 36,7ºC
- N : 87 x per menit
- S : 36,7ºC
A : Masalah Teratasi
P : KRS
2. 5 Mei 1. Memonitor tanda dan gejala S : Pasien mengatakan bengkak berkurang
2021 infeksi lokal dan sudah tidak terlihat kemerahan
dan sistematik O:
2. Mencuci tangan sebelum - Luka operasi sudah tidak terlihat
dan sesudah bengkak dan kemerahan di bagian
kontak dengan pasien dan bekas operasi
lingkungan TTV
pasien - TD : 120/75 mmHg
3. Mengajarkan cara
- RR : 24x per menit
memeriksa kondisi
- N : 100 x per menit
luka atau luka operasi
4. Meanjurkan meningkatkan - S : 36,7ºC
asupan
A : Masalah Teratasi
nutrisi
P: KRS