Oktober 2023
Penyusun
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan....................................................................................................2
C. Metode Penulisan...................................................................................................3
D. Ruang Lingkup Penulisan.......................................................................................3
E. Sistematika Penulisan.............................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................4
TINJAUAN TEORITIS.....................................................................................................4
A. Konsep teori hipertensi dalam kehamilan..............................................................4
1. Pengertian hipertensi dalam kehamilan..........................................................4
2. Kalsifikasi hipertesi dalam kehamilan............................................................4
3. Etiologi...........................................................................................................5
4. Patofisiologi....................................................................................................5
5. Manifestasi klinis hipertesi dalam kehamilan................................................7
6. Pemeriksaan Diagnostik.................................................................................8
7. Penatalaksanaan..............................................................................................8
8. Komplikasi......................................................................................................9
9. Pencegahan...................................................................................................10
B. Konsep teori asuhan keperawatan pada hipertensi dalam kehamilan..................10
1. Pengkajian....................................................................................................10
2. Diagnosa Keperawatan.................................................................................14
3. Intervensi Keperawatan................................................................................16
4. Implementasi Keprawatan............................................................................21
5. Evaluasi Keperawatan..................................................................................21
PENUTUP.......................................................................................................................23
A. Kesimpulan...........................................................................................................23
B. Saran.....................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................24
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu kondisi dengan
tekanan darah yang meningkat secara terus-menerus pada pembuluh darah.
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik ≥ 140 millimeters of
mercury (mmHg) serta tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg (WHO, 2018).
Sedangkan Kementerian Kesehatan RI mendefinisikan hipertensi sebagai
peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah
diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu
lima menit dalam keadaan tenang atau cukup istirahat. Hipertensi termasuk salah
satu penyakit kardiovaskular yang banyak diderita oleh seluruh masyarakat
didunia. sehingga termasuk dalam masalah global yang melanda dunia (Alatas
2019).
Berdasarkan International Society for the Study of Hypertension in
Pregnancy (ISSHP) terdapat 4 kategori hipertensi dalam kehamilan, yaitu
preeklamsia-eklamsia, hipertensi gestasional, kronik hipertensi dan superimpose
preeklamsia hipertensi kronik. Hipertensi dalam kehamilan dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor (multiple causation). Usia ibu (<20 atau >35 tahun), ,
primigravida, nulliparitas dan peningkatan Indeks Massa Tubuh (IMT), tingkat
pendidikan, dukungan keluarga, stress merupakan faktor predisposisi untuk
terjadinya hipertensi dalam kehamilan (Alatas, 2018).
Menurut data World Health Organization (WHO), hipertensi pada ibu
hamil adalah salah satu penyebab kesakitan dan kematian baik bagi ibu maupun
janin. Secara global, 80% kematian ibu hamil yang tergolong dalam penyebab
kematian ibu secara langsung, yaitu disebabkan karena terjadinya pendarahan
(25%) biasanya pendarahan pasca persalinan, hipertensi pada ibu hamil (12%),
partus macet (8%), aborsi (13%) dan karena sebab lainnya (7%) (WHO, 2018)
Angka kematian ibu (AKI) Menurut data World Health Organization (WHO)
disebabkan oleh hipertensi yang mencapai 14% dari kasus kematian pada ibu
1
hamil, adapun jumlah kematian ibu hamil yang diketahui global sekitar 210
kematian pada tahun 2013 (WHO, 2018).
Hipertensi pada ibu hamil bisa berbahaya, baik bagi ibu atau janin yang
dikandung. Ibu hamil yang mengalami hipertensi juga rentan mengalami
komplikasi selama persalinan, atau setelahnya. Oleh karena itu diperlukan
asuhan keperawatan secara konprehensif pada ibu hamil yang memiliki
hipertensi. Pada makalah ini kelompok akan membahas lebih lengkap mengenai
asuhan keperawatan pada kehamilan dengan hipertensi.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah mahasiswa mampu menjelaskan
asuhan keperawatan hipertensi dalam kehamilan.
2. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian hipertensi dalam kehamilan
2. Mahasiswa mampu menjelaskan klasifikasi hipertensi dalam kehamilan
3. Mahasiswa mampu menjelaskan etiologi hipertensi dalam kehamilan
4. Mahasiswa mampu menjelaskan patofisiologi hipertensi dalam
kehamilan
5. Mahasiswa mampu menjelaskan manifestasi klinik hipertensi dalam
kehamilan
2
6. Mahasiswa mampu menjelaskan pemeriksaan diagnostik hipertensi
dalam kehamilan
7. Mahasiswa mampu menjelaskan penatalaksanaan hipertensi dalam
kehamilan
8. Mahasiswa mampu menjelaskan komplikasi diagnostik hipertensi
dalam kehamilan
9. Mahasiswa mampu menjelaskan pencegahan hipertensi dalam
kehamilan
10. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep teori asuhan keperawatan
hipertensi dalam kehamilan
C. Metode Penulisan
Metode penulis dalam membuat makalah ini adalah studi literatur,
dimana serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data
pustaka, membaca dan mencatat, serta mengelolah bahan pustaka terkait dengan
asuhan keperawatan hipertensi dalam kehamilan.
E. Sistematika Penulisan
Sitematika penulisan dalam makalah ini mengacu pada Pedoman RPS
Mata Kuliah keperawatan kesehatan reproduksi Program Studi S1 Ilmu
Keperawatan STIKES YARSI PONTIANAK, dengan outline sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan,
metode penulisan, ruang lingkup penulisan dan sistematika
penulisan
Bab II : Tinjauan Pustaka terdiri dari konsep dasar penyakit dan asuhan
keperawatan teoritis.
Bab III : Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
4
b. Preeklampsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan
disertai dengan proteinuria. Eklampsia adalah preeklampsi yang disertai
dengan kejang-kejang dan/atau koma (Bybee, K et al, 2014)
c. Preeklampsia pada hipertensi kronik (preeclampsia superimposedupon
chronic hypertension) adalah hipertensi kronik disertai tanda-tanda
preeklampsi atau hipertensi kronik disertai proteinuria(Bybee, K et al, 2014).
d. Hipertensi gestasional adalah hipertensi yang timbul pada kehamilantanpa
disertai proteinuria dan hipertensi menghilang setelah 3 bulan pasca
persalinan atau kematian dengan tanda-tanda preeklampsi tetapi tanpa
proteinuria (Bybee, K et al, 2014).
3. Etiologi
Menurut American Pregnancy Association (2020) penyebab hipertensi
dalam kehamilan belum diketahui secara jelas. Namun ada beberapa faktor
risiko yangmenyebabkan terjadinya hipertensi dan dikelompokkan dalam faktor
risiko. Beberapa faktor risiko sebagai berikut :
a. Primigravida (kehamilan untuk pertama kalinya)
b. Hiperplasentosis, misalnya: mola hidatidosa, kehamilan multipel, diabetes
melitus, hidrops fetalis, bayi besar.
c. Umur
d. Riwayat keluarga pernah pre eklampsia/eklampsia
e. Penyakit-penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil
f. Obesitas
4. Patofisiologi
Alatas (2019) menjelaskan beberapa teori yangmengemukakan terjadinya
hipertensi dalam kehamilan diantaranya adalah :
a. Teori Kelainan Vaskularisasi
Plasenta Pada kehamilan normal, rahim dan plasenta mendapat
alirandarah dari cabang-cabang arteri uterina dan arteri ovarika.
Keduapembuluh darah tersebut menembus miometrium berupa uteri arkuarta
dan memberi cabang arteri radialis. Arteri radialis menembus endometrium
menjadi arteri basalis dan artrei basalismemberi cabang arteri spiralis.
Kehamilan normal akan terjadi invasi trofoblas ke dalam lapisanotot arteri
5
spiralis yang menimbulkan degenerasi lapisan otot tersebut sehingga terjadi
dilatasi arteri spiralis. Invasi trofoblas jugamemasuki jaringan sekitar arteri
spiralis, sehingga jaringan matriksmenjadi gembur dan memudahkan arteri
spiralis mengalami distensi dan dilatasi. Keadaan ini akan memberi dampak
penurunan tekanandarah, penurunan resistensi vaskular, dan peningkatan
tekanan darahpada daerah utero plasenta. Akibatnya aliran darah ke janin
cukupbanyak dan perfusi jaringan juga meningkat, sehingga dapat menjamin
pertumbuhan janin dengan baik. Proses ini sering dinamakan dengan
remodeling arteri spiralis. Sebaliknya pada hipertensi dalam kehamilan tidak
terjadi invasi selsel trofoblas pada lapisan otot arteri spiralis dan jaringan
matrikssekitarrya. Lapisan otot arteri spiralis menjadi tetap kaku dan
kerassehingga lumen arteri spiralis tidak memungkinkan mengalami distensi
dan vasodilatasi. Akibatnya arteri spiralis relatif mengalami vasokonstriksi
dan terjadi kegagalan remodeling arteri spiralis. Sehingga aliran darah
uteroplasenta menurun, dan terjadi hipoksiadan iskemia plasenta (Alatas
2019).
b. Teori Iskemia Plasenta, Radikal Bebas, dan Disfungsi Endotel
Plasenta yang mengalami iskemia dan hipoksia akanmenghasilkan
oksidan yang disebut juga radikal bebas. Iskemiaplasenta tersebut akan
menghasilkan oksidan penting, salah satunyaadalah radikal hidroksil yang
sangat toksis, khususnya terhadapmembran sel endotel pembuluh darah.
Radikal hidroksil tersebut akan merusak membran sel yang mengandung
banyak asam lemaktidak jenuh menjadi peroksida lemak. Peroksida lemak
tersebut selain akan merusak membran sel, jugaakan merusak nukleus, dan
protein sel endotel. Peroksida lemak sebagai oksidan akan beredar diseluruh
tubuh dalam aliran darah danakan merusak membran sel endotel. Akibat sel
endotel terpapar terhadap peroksida lemak, maka terjadi kerusakan sel
endotel, yangkerusakannya dimulai dari membran sel endotel.
Kerusakanmembran sel endotel mengakibatkan terganggunya fungsi endotel,
bahkan rusaknya seluruh struktur sel endotel (Alatas 2019).
6
c. Teori Intoleransi Imunologik Antara Ibu dan Janin HLA-G (human
leukocyte antigen protein G) merupakanprakondisi untuk terjadinya invasi
trofoblas kedalam jaringandesidua ibu, disamping untuk menghadapi sel
natular killer. HLA-Gtersebut akan mengalami penurunan jika terjadi
hipertensi dalam kehamilan. Hal ini menyebabkan invasi desidua ke
trofoblas terhambat. Awal trimester kedua kehamilan perempuan yang
mempunyai kecendrungan terjadi pre-eklampsia, ternyata mempunyai
proporsi helper sel yang lebih rendah bila dibandingpada normotensif (Alatas
2019).
d. Teori Adaptasi Kardiovaskuler
Daya refrakter terhadap bahan konstriktor akan hilang jika terjadi hipertensi
dalam kehamilan, dan ternyata terjadi peningkatankepekaan terhadap bahan-
bahan vasopresor. Artinya daya refrakter pembuluh darah terhadap bahan
vasopresor hilang hingga pembuluhdarah menjadi sangat peka terhadap
bahan vasopresor (Prawirohardjo, 2014).
e. Teori Genetik Genotip ibu lebih menentukan terjadinya hipertensi
dalamkehamilan secara familial jika dibandingkan dengan genotipe janin.
Telah terbukti bahwa pada ibu yang mengalami pre-eklampsia, 2,6% anak
perempuannya akan mengalami preeklampsia pula, sedangkanhanya 8%
anak menantu mengalami preeklampsia (Prawirohardjo, 2014).
f. Teori defisiensi gizi
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kekurangan defisiensi gizi
berperan dalam terjadinya hipertensi dalam kehamilan. Misalnyaseorang ibu
yang kurang mengkonsumsi minyak ikan, protein dan lain-lain
(Prawirohardjo, 2014).
7
d. Gejala neurologi seperti pandangan kabur, sakit kepala dan hiper refleksia
mungkin akan terjadi.
e. Berpotensi gagal hati.
f. Kemungkinan akan mengalami nyeri di kuadran kanan atas.
g. Meningkatnya enzim hati.
h. Jumlah trombosit menurun
6. Pemeriksaan Diagnostik
Iskandar, J (2018) menyebutkan pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada
ibu hamil dengan hipertensi diantaranya :
7. Penatalaksanaan
Menurut Iskandar, J (2018). beberapa penatalaksanaan yang dapat dilakukan
pada pasien dengan hipertensi dalam kehamilandiantaranya :
a. Hipertensi Ringan Kondisi ini dapat diatasi dengan berobat jalan. Pasien
diberi nasehat untuk menurunkan gejala klinis dengan tirah baring
2x2jam/hari dengan posisi miring. Untuk mengurangi darah ke venakava
inferior, terjadi peningkatan darah vena untuk meningkatkan peredaran
darah menuju jantung dan plasenta sehingga menurunkan iskemia plasenta,
menurunkan tekanan darah, meningkatkan alirandarah menuju ginjal dan
meningkatkan produksi urin. Pasien jugadianjurkan segera berobat jika
8
terdapat gejala kaki bertambah berat (edema), kepala pusing, gerakan janin
terasa berkurang dan matamakin kabur.
b. Hipertensi Berat
Dalam keadaan gawat, segera masuk rumah sakit, istirahat dengan tirah
baring ke satu sisi dalam suasana isolasi. Pemberian obat-obatan untuk
menghindari kejang (anti kejang), antihipertensi, pemberian diuretik,
pemberian infus dekstrosa 5%, dan pemberianantasida.
c. Hipertensi Kronis
Pengobatan untuk hipertensi kronis adalah di rumah sakit untuk evaluasi
menyeluruh, pemeriksaan laboratorium lengkap sertakultur, pemeriksaan
kardiovaskuler pulmonal (foto thorax, EKG, fungsi paru).
8. Komplikasi
Menurut Kemenkes RI (2017) beberapa komplikasi yang mungkin terjadi akibat
hipertensi dalam kehamilan pada ibu dan janin yaitu :
a. Pada ibu :
1) Eklampsia
2) Pre eklampsia berat
3) Solusio plasenta
4) Kelainan ginjal
5) Perdarahan subkapsula hepar
6) Kelainan pembekuan darah
7) Sindrom HELLP (hemolisis, elevated, liver, enzymes, dan lowplatellet
count).
8) Ablasio retina.
b. Pada janin :
1) Terhambatnya pertumbuhan janin dalam uterus
2) Kelahiran prematur
3) Asfiksia neonatorum
4) Kematian dalam uterus
5) Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal.
9
9. Pencegahan
Pencegahan kejadian hipertensi secara umum agar menghindari tekanan
darah tinggi adalah dengan mengubah gaya hidup kearah yangtidak sehat
menjadi sehat, tidak terlalu banyak pikiran, meningkatkan konsumsi buah dan
sayur, tidak mengkonsumsi alkohol dan rokok. Sementara pencegahan hipertensi
pada ibu hamil adalah menganjurkanuntuk cukup istirahat, menghindari
mengkonsumsi garam yang berlebih, menghindari kafein, diet makan (gizi) yang
seimbang dan pembatasanaktifitas fisik (Iskandar 2018).
10
a. Identitas pasien
Melakukan pengkajian pada pasien dengan menanyakan nama, umur,
Pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, agama, suku, alamat, nomer
rekam medis (RM), tanggal masuk rumah sakit, (MRS), dan tanggal
pengkajian, dan kaji identitas penanggung jawab atas pasien
b. Data riwayat kesehatan
Melakukan pengkajian keluhan utama pada pasien, keluhan yang paling
dirasakan pada pasien saat dilakukan pengkajian.
1) Riwayat kesehatan dahulu
a) Kemungkinan ibu menderita penyakit hipertensi sebelum hamil.
b) Kemungkinan ibu mempunyai riwayat preeklamsia pada kehamilan
terdahulu.
c) Biasanya mudah terjadi pada ibu dengan obesitas.
d) Ibu mungkin pernah menderita penyakit ginjal kronis.
2) Riwayat kesehatan sekarang
a) Ibu merasa sakit kepala di daerah frontal.
b) Terasa sakit di ulu hati/nyeri epigastrium.
c) Gangguan virus: penglihatan kabur, scotoma, dan diplopia.
d) Mual dan muntah, tidak ada nafsu makan.
e) Gangguan serebral lainnya: terhuyung-huyung, reflex tinggi, dan
tidak tenang
f) Edema pada ektremitas.
g) Tengkuk terasa berat.
h) Kenaikan berat badan mencapai 1 kg seminggu.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Mengkaji riwayat penyakit pada pasien dan keluarganya, apakah pasien
dan keluarga memiliki penyakit keturunan seperti hipertensi, atau dibetes
melitus (DM) serta kemungkinan memiliki riwayat preeklamsia serta
eklamsia dalam keluarga
4) Riwayat obstetrik dan ginekologi
11
Melakukan pengkajian pada pasien dengan menanyakan riwayat
menstruasi, riwayat pernikahan, riwayat kehamilan, persalinan, nifas
yang lalu, riwayat kehamilannya saat ini, dan riwayat keluarga berencana
12
3) Hematokrit meningkat (nilai rujukan 37-43 vol%).
4) Trombosit menurun (nilai rujukan 150-450 ribu/mm3).
5) Pemeriksaan fungsi hati
- Bilirubin meningkat
- LDH (laktat dehydrogenase) meningkat.
- Serum glutamate oirufat transaminase (SGOT) meningkat.
- Total protein serum menurun
6) Tes kimia darah: asam urat meningkat.
7) Ultrasonografi : ditemukannya retardasi pertumbuhan janin intrauterus,
pernafasan intrauterus lambat, aktivitas janin lambat, serta volume cairan
ketuban sedikit.
8) Kardiotografi: diketahui denyut jantung bayi lemah.
e. Data social ekonomi, preeklamsia berat lebih banyak terjadi pada wanita
serta golongan ekonomi rendah, karena mereka kurang mengonsumsi
makanan yang mengandung protein serta kurang melakukan perawatan
antenatal yang teratur.
f. Data psikologis, ibu preeklamsia berada dalam kondisi yang labil serta
mudah marah, ibu merasa khawatir dengan keadaan dirinya serta keadaan
janin dalam kandungannya, karena ibu akan merasa takut dengan anaknya
akan lahir cacat atau meninggal dan takut untuk melahirkan.
13
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah tahap kedua dalam proses keperawatan
yaitu suatu penilaian klinis mengenai respon pasien terhadap masalah kesehatan
atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung aktual maupun
potensial. Tujuan diagnosis keperawatan adalah untuk mengidentifikasi respon
pasien individu, keluarga, komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan
kesehatan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016). Diagnosa keperawatan yang
mungkin muncul pada ibu hamil dengan hipertensi menurut Purwaningsih dan
Fatmawati (2010); Reeder dkk(2011), dan telah disesuaikan dengan buku SDKI
(2017) terlihat pada tabel 1.
14
Masalah Faktor risiko Kondisi Klinis terkait
Keperawatan
Definisi: Pengalaman (mis. Inflamasi, iskemia, pembedahan
sensorik atau neoplasma 2. Cedera
emosional yang 2. Agen pencedera kimiawi traumatis
berkaitan (mis. Terbakar, bahan kimia 3. Infeksi
dengankerusakan iritan) 4. Sindrom
jaringan aktual atau 3. Agen pencedera fisik (mis. koroner
fungsional, dengan Abses, amputasi, terbakar,
onset mendadak atau terpotong, mengangkat berat,
lambat dan prosedur operasi, trauma,
berintensitas ringan latihan fisik berlebihan).
hingga berat yang
berlangsung kurang
dari 3 bulan
Sumber : Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016
15
3. Intervensi Keperawatan
Berikut adalah beberapa intervensi keperawatan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (2018) dan Standar luaran
Keperawatan Indonesia (2018):
N Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Intervensi
o SLKI SIKI
1 Pola napas tidak efektif (SDKI, D.0005) Pola Nafas (L.01004) Manajemen Jalan Nafas(I.01011)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi
selama 3 kali pertemuan diharapkan pola 1. Monitor pola napas
nafas membaik, dengan kriteria hasil : 2. Monitor bunyi napas
a. Disspnea menurun 3. Monitor sputum
b. Penggunaan otot bantu napas Terapeutik
menurun 1. Pertahankan kepatenan jalan napas
c. Pemanjangan fase ekspirasi 2. Posisikan semi-fowler
menurun 3. Berikan minum hangat
d. Ortopnea menurun 4. Lakukan fisioterafi dada
e. Pernapasanpursed-lip menurun
5. Lakukan penghisapan lendir
f. Pernapasan cuping hidung
6. Lakukan hiperoksigenasi
menurun
g. Ventilasi semenit meningkat 7. Keluarkan sumbatan benda padat dengan
h. Kapasitas vital meningkat forsep
i. Diameter thorax anterior 8. Berikan oksigen jika perlu Edukasi
posterior meningkat 9. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari
j. Tekanan ekspirasi meningkat 10. Ajarkan Teknik batuk efektif
k. Tekanan inspirasi meningkat
l. Frekuensi napas membaik Kolaborasi : Kolaborasi pemberian bronkodilator
m. Kedalaman napas membaik
n. Ekskursi dada membaik (SLKI, 101011)
SLKI, L.01004)
2 Perfusi perifer tidak efektif (SDKI, Perfusi perifer (L.02011) Perawatan Sirkulasi (I.02079)
16
N Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Intervensi
o SLKI SIKI
D.0009) Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi
selama 3 kali pertemuan diharapkan 1. Periksa sirkulasi perifer(mis. nadi perifer, edema,
perfusi perifer meningkat dengan pengisian kapiler, warna, suhu, ankle-brachial
kriteria hasil : index)
1. Denyut nadi perifer meningkat 2. Identifikasi faktor risikogangguan sirkulasi (mis.
2. Warna kulit pucat menurun diabetes, perokok, orangtua, hipertensi, dan
3. Edema perifer menurun kadarkolesterol tinggi)
4. Nyeri ekstremitas menurun 3. Monitor panas, kemerahan, nyeri, ataubengkak
5. Pengisian kapiler membaik pada ekstremitas.
6. Turgor kulit membaik Terapeutik
7. Tekanan darah sistolik dan 1. Hindari pemasangan infusatau
diastolik membaik (SLKI, pemasanganpengambilan darah di areaketerbatasan
L.02001) perfusi
2. Hindari pengukurantekanan darah pada ekstremitas
denganketerbatasan perfusi
3. Lakukan perawatan kaki dan kuku d. Lakukan
hidrasi
Edukasi
1. Anjurkan untukmenggunakan obat penurun
tekanan darah, antikoagulan, dan penurun
kolesterol, jika perlu.
2. Anjurkan minum obat pengontrol tekanan
darahsecara teratur
3. Anjurkan melakukanperawatan kulit yang tepat
(mis. Melembabkan kulit kering pada kaki)
4. Informasikan tanda gejaladarurat yang harus
dilaporkan (mis. Rasa sakit yang tidak hilang saat
istirahat, luka tidaksembuh, hilangnya rasa)
(SIKI, I.02079)
17
N Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Intervensi
o SLKI SIKI
3 Risiko Cedera pada janin a. Tingkat cedera: 1. Pemantauan denyut jantung janin Observasi
Setelah diberikan asuhan Observasi
keperawatan selama 1 x 30 a. Identifikasi status obstetrik
menit diharapkan risiko cedera b. Identifikasi riwayat obstetric
pada janin tidak terjadi dengan c. Identifikasi adanya penggunaan obat, diet dan
kriteria hasil: merokok
1. Kejadian cedera menurun d. Identifikasi pemeriksaan kehamilan
(DJJ membaik 120- sebelumnya
160x/menit) e. Periksa denyut jantung janin selama 1 menit
2. Frekuensi gerak janin f. Monitor tanda vital ibu
membaik
3. Berat badan membaik Terapeutik
4. Tanda – tanda vital dalam a. Atur posisi pasien
rentang normal b. Lakukan maneuver leopold untuk menentukan
posisi janin
b. Status Antepartum setelah c.
diberikan asuhan keperawatan
selama 1 x 30 menit diharapkan Edukasi
status antepartum membaik a. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
dengan kriteria hasil: b. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
1. Berat badan membaik 1)
Tekanan darah dalam 2. Perawatan kehamilan risiko tinggi
rentang normal (100 – 140 Observasi:
mmHg) a. Identifikasi faktor risiko kehamilan
2. Frekuensi nadi dalam b. Identifikasi riwayat obstetric
rentang normal (60 – 100 c. Identifikasi social dan demografi
kali per menit) d. Monitor status fisik dan psikososial selama
3. Suhu tubuh dalam rentang e. kehamilan.
normal (36,5 ⸰ - 37,5 ◦)
Edukasi
a. Jelaskan risiko janin mengalami kelahiran
18
N Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Intervensi
o SLKI SIKI
premature
b. Anjurkan melakukan perawatan diri untuk
meningkatkan kesehatan
c. Anjurkan ibu untuk beraktivitas dan
beristirahat yang cukup
d. Ajarkan mengenali tanda bahaya
Kolaborasi
Kolaborasikan dengan spesialis jika ditemukan tanda
dan bahaya kehamilan
4 Nyeri akut (SDKI, D.0077) Tingkat Nyeri (L.08066) Manajemen Nyeri (I.08238)
Setelah dilakukan tindakan keparawatan Observasi
selama 3 kali pertemuan diharapkan 1. Identifikasi skala nyeri
tingkat nyeri menurun, dengan kriteria 2. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
hasil : frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.
1. Keluhan nyeri menurun 3. Identifikasi faktor yangmemperberat
2. Gelisahm menurun danmemperingan nyeri
3. Meringis menurun 4. Monitor keberhasilanterapi komplementer
4. Kesulitan tidur menurun yangtelah diberikan
5. Frekuensi nadi membaik 5. Monitor efek sampingpenggunaan analgetik
6. Pola napas membaik Terapeutik
7. Tekanan darah membaik 1. Berikan tekniknonfarmakologis
untukmengurangi rasa nyeri (mis. hipnosis,
(SLKI, L.08066)
terapi musik, aromaterapi, kompres
hangat/dingin
2. Kontrol lingkungan yangmemperberat nyeri
(mis. suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
1. Jelaskan strategi meredakan nyeri
2. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
3. Anjurkan menggunakananalgetik secara tepat
19
N Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Intervensi
o SLKI SIKI
4. Ajarkan tekniknonfarmakologis
untukmengurangi nyeri Kolaborasi
5. Kolaborasi pemberiananalgetik, jika
perlu(SIKI, I.08238)
(Sumber : (Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019), (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018)
20
4. Implementasi Keprawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi
kestatus kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan (Potter & Perry, 2011). Implementasi merupakan tahap keempat
dari proses keperawatan dimana rencana keperawatan dilaksanakan
melaksanakan intervensi/aktivitas yang telah ditentukan, pada tahap ini perawat
siap untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah dicatat dalam
rencana perawatan klien. Agar implementasi perencanaan dapat tepat waktu dan
efektif terhadap biaya, pertama-tama harus mengidentifikasi prioritas perawatan
klien, kemudian bila perawatan telah dilaksanakan, memantau dan mencatat
respons pasien terhadap setiap intervensi dan mengkomunikasikan informasi ini
kepada penyedia perawatan kesehatan lainnya. Kemudian, dengan menggunakan
data, dapat mengevaluasi dan merevisi rencana perawatan dalam tahap proses
keperawatan berikutnya (Wilkinson, 2012).
5. Evaluasi Keperawatan
Menurut setiadi (2012) dalam buku konsep dan penulisan asuhan
keperawatan tahapan penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang
sistematis dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah
ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan klien,
keluarga dan tenaga kesehatan lainnya. Terdapa dua jenis evaluasi:
a. Evaluasi Formatif (Proses)
21
Evaluasi formatif berfokus pada aktivitas proses keperawatan dan hasil
tindakan keperawatan. Evaluasi formatif ini dilakukan segera setelah
perawat mengimplementasikan rencana keperawatan guna menilai
keefektifan tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Perumusan
evaluasi formatif ini meliputi 4 komponen yang dikenal dengan istilah
SOAP, yakni subjektif, objektif, analisis data dan perencanaan.
1) S (subjektif) : Data subjektif dari hasil keluhan klien, kecuali
pada klien yang afasia
2) O (objektif) : Data objektif dari hasi observasi yang dilakukan oleh
perawat.
3) A (analisis) : Masalah dan diagnosis keperawatan klien yang
dianalisis atau dikaji dari data subjektif dan data objektif.
4) P (perencanaan) : Perencanaan kembali tentang pengembangan
tindakan keperawatan, baik yang sekarang maupun yang akan datang
dengan tujuan memperbaiki keadaan kesehatan klien.
b. Evaluasi Sumatif (Hasil)
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan setelah semua aktivitas
proses keperawatan selesi dilakukan. Evaluasi sumatif ini bertujuan
menilai dan memonitor kualitas asuhan keperawatan yang telah diberikan.
Ada 3 kemungkinan evaluasi yang terkait dengan pencapaian tujuan
keperawatan (Setiadi, 2012), yaitu :
1) Tujuan tercapai atau masalah teratasi jika klien menunjukan
perubahan sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
2) Tujuan tercapai sebagian atau masalah teratasi sebagian atau klien
masih dalam proses pencapaian tujuan jika klien menunjukkan
perubahan pada sebagian kriteria yang telah ditetapkan.
3) Tujuan tidak tercapai atau masih belum teratasi jika klien hanya
menunjukkan sedikit perubahan dan tidak ada kemajuan sama
sekali.
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipertensi dalam kehamilan adalah adanya tekanan darah 140/90mmHg atau lebih
setelah kehamilan 20 minggu pada wanita yangsebelumnya normotensif, atau
kenaikan tekanan sistolik 30 mmHg danatau tekanan diastolik 15 mmHg di atas
nilai normal. Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan yaitu Preeklampsia,
Preeklampsia pada hipertensi kronik, Hipertensi gestasional. Penyebab nya adalah
Primigravida (kehamilan untuk pertama kalinya), Hiperplasentosis, Umur, Riwayat
keluarga pernah pre eklampsia/eklampsia, Penyakit-penyakit ginjal dan hipertensi
yang sudah ada sebelum hamil, Obesitas. Asuhan keperawatan pada hipertensi
dalam kehamilan meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana keperawatan,
implementasi dan evaluasi.
B. Saran
1. Mahasiswa
Penting bagi mahasiswa untuk mempelajari lebih jauh tentang asuhan
keperawatan pada ibu hamil dengan hipertensi.
2. Institusi Pendidikan
Guna menambah wawasan pembaca dan mahasiswa yang lebih luas, besar
harapannya pihak institusi pendidikan dapat menyediakan referensi yang
lengkap dan terbaru mengenai asuha keperawatan maternitas. Dan perlu
kiranya menyediakan modul pembelajaran dalam bentuk E-Book untuk
mahasiswa yang kuliah online.
3. Institusi Kesehatan
Meningkatkan pelayanan kesehatan terutama dibidang keperawatan
materintas.
4. Masyarakat
Ibu hamil perlu melakukan pencegahan agar tidak terjadi hipertensi pada
saat hamil salah satunyan dengan cara mencari informasi tentang hipertensi
dalam kehamilan, melakukan pola hidup yang baik. Jika sudah mengalami
hipertensi harapannya ibu hamil dapat segera memeriksaan kesehatan ke
fasilitas pelayanan kesehatan.
23
DAFTAR PUSTAKA
24