Anda di halaman 1dari 15

MODUL DOPS II

KEPERAWATAN DASAR PROFESI

“TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM”

Dosen Pembimbing : Ns.Taufik Septiawan, M.Kep

DISUSUN OLEH :

DWI RAHAYU

2111102412033

PROGRAM STUDI PROFESI (NERS)

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR

2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warrahmatullah Wabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan

rahmat dan karunia-Nya, Serta tak lupa sholawat serta salam kepada Nabi

Besar Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan Modul yang

berjudul “Relaksasi Nafas Dalam”. Adapun tujuan dari penulisan Modul ini

adalah untuk memenuhi tugas pada stase Kdp.

Penulis menyadari bahwa modul ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu

diharapkan demi kesempurnaan modul ini.

Akhir kata, ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

berperan serta dalam penyusunan modul ini dari awal sampai akhir. Semoga

Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Wassalamu’alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh.

Samarinda, 17 September 2021

Dwi Rahayu

2
DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................1

KATA PENGANTAR ................................................................................... 2

DAFTAR ISI ................................................................................................. 3

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................. 4

A. Latar Belakang ........................................................................... 4

B. Tujuan ......................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN TEORI ........................................................................... 6

BAB III SOP (STANDAR OPRASIONAL PROSEDUR) ............................ 10

BAB IV PENUTUP ...................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut American heart Association (2019) Penyakit

kardiovaskular merupakan penyebab utama kematian secara global.

Penyakit kardiovaskular terdiri dari penyakit PJK, stroke, gagal

jantung, penyakit arteri dan penyakit hipertensi. Hipertensi merupakan

kondisi dimana tekanan darah seseorang adalah ≥140 mmHg

(tekanan sistolik) dan atau ≥ 90 mmHg (tekanan diastolik) (JNC VIII,

2014). Secara umum gejala yang dirasakan oleh penderita hipertensi

adalah sakit kepala, nyeri pada tengkuk, (Anggraieni, 2014).

Manejemen nyeri yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri

dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu terapi farmakologi dan terapi

nonfarmakologi. Banyak dari pasien atau anggota tim kesehatan

cenderung memandang obat sebagai metode untuk menghilangkan

nyeri. Namun begitu, banyak pula aktivitas terapi keperawatan

nonfarmakologi yang sebenarnya cukup ampuh dalam mengatasi

nyeri. Meskipun tindakan tersebut bukan merupakan pengganti obat-

obatan (Smeltzer, 2010).

4
Penatalaksanaan nonfarmakologis salah satunya yakni terapi

relaksasi nafas ini merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan,

yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara

melakukan nafas dalam, nafas lambat (menahan inspirasi secara

maksimal) dan bagaimana menghembuskan nafas secara perlahan.

Teknik relaksai nafas dalam untuk menurunkan nyeri pada penderita

hipertensi dipilih karena terapi relaksasi nafas dalam dapat dilakukan

secara mandiri, relatif mudah dilakukan dari pada terapi

nonfarmakologis lainnya, tidak membutuhkan waktu lama untuk terapi

dan mampu mengurangi dampak buruk dari terapi farmakologis bagi

penderita (Suwardianto, 2011).

B. Tujuan

Tujuan dari relaksasi nafas dalam yakni untuk mengurangi rasa

nyeri serta dapat meningkatkan rasa nyaman pada klien.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian

Relaksasi nafas dalam adalah pernafasan abdomen dengan

frekuensi lambat atau perlahan, berirama, dan nyaman meliputi

berbagai metode perlambatan bawah tubuh dan pikiran yang

memberikan efek distraksi atau pengalihan perhatian (Setyoadi &

Kushariyadi, 2011). Latihan relaksasi napas dalam merupakan suatu

gaya pernapasan yang pada dasarnya lambat (menahan inspirasi

secara maksimal), dalam, dan rileks yang memungkinkan seseorang

merasa lebih tenang (Townsend, 2012).

Relaksasi napas dapat dilakukan dengan cara pasien menarik

nafas dalam dan mengisi paru-paru dengan udara. Pasien disuruh

mengeluarkan udara pelan-pelan dan tubuh dilemaskan, konsentrasi

sampai merasakan enak.Kemudian bernafas seperti biasa, anjurkan

nafas dalam lagi dan keluarkan dengan pelan-pelan baru kaki

dilemaskan, kemudian lemaskan bagian tangan, perut dan punggung

setelah selesai rileks dan anjurkan napas secara teratur (A. Aziz &

Musrifatul, 2016).

6
B. Tujuan Relaksasi Nafas Dalam

Tujuan pokok dari relaksasi nafas dalam adalah membantu

pasien menjadi rileks dan memperbaiki berbagai aspek kesehatan

fisik. Periode relaksasi yang teratur dapat membantu untuk melawan

keletihan dan ketegangan otot yang terjadi dengan nyeri dan yang

meningkatkan nyeri (Smeltzer & Bare, 2010).

Teknik relaksasi yang efektif dapat menurunkan denyut jantung,

tekanan darah, menurunkan ketegangan otot, mengurangi gejala

pada individu yang mengalami berbagai situasi kesehatan, salah

satunya yaitu menurunkan nyeri kepala karena hipertensi. (Potter &

Perry, 2010).

Tujuan dari teknik relaksasi adalah mencapai keadaan relaksasi

menyeluruh, mencakup keadaan relaksasi secara fisiologis, secara

kognitif, dan secara behavioral. Secara fisiologis, keadaan relaksasi

ditandai dengan penurunan kadar epinefrin dan non epinefrin dalam

darah, penurunan frekuensi denyut jantung (sampai mencapai 24 kali

per menit), penurunan tekanan darah, penurunan frekuensi nafas

(sampai 4-6 kali per menit) serta penurunan ketegangan otot

(Nasuha,2016).

7
C. Manfaat Relaksasi Nafas Dalam

Relaksasi napas dalam didasarkan pada keyakinan, pikiran

yang rileks/tenang, posisi yang nyaman, dan konsentrasi (Asmadi,

2008). Manfaat yang dapat dirasakan oleh klien setelah melakukan

teknik relaksasi nafas dalam adalah dapat menghilangkan nyeri,

ketenteraman hati, dan berkurangnya rasa cemas (Untari, 2014).

Teknik relaksasi nafas dalam dilakukan dapat menurunkan konsumsi

oksigen, metabolism, frekuensi pernfasan, frekuensi jantung, tegangan

otot dan tekanan darah (Kozier, Erb, Berman & Snyder, 2011).

Relaksasi napas dalam telah diketahui dapat mengurangi

kecemasan, depresi, emosi, ketegangan otot, nyeri, dan kelelahan.

Keunggulan dari latihan ini yaitu dapat dilakukan dimanapun dan

kapanpun (O'Brien, Kennedy, & Ballard, 2013).

D. Indikasi relaksasi napas dalam Relaksasi

Relaksasi napas dalam dapat diberikan bagi pasien yang

mengalami gangguan paru-paru, seperti: chronic obstructive lung

disease, pneumonia, atelektasis, dan acute respiratory disease,

penumpukan sekret pada saluran pernapasan dan sulit dikeluarkan

dan nyeri (Guidelines for Medical Record, 2014). Selain untuk

8
gangguan fisik, relaksasi napas dalam juga dapat digunakan untuk

mengatasi gejala psikologis yang muncul, seperti: nyeri, kecemasan,

stress, ketegangan dan kegelisahan serta prosedur rileksasi (Rusli,

Muthiah, & Hasbiah, 2015).

9
BAB III
STANDAR OPRASIONAL PROSEDUR

10
11
12
13
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Teknik relaksai nafas dalam untuk menurunkan nyeri pada

penderita hipertensi dipilih karena terapi relaksasi nafas dalam dapat

dilakukan secara mandiri, selain itu teknik relaksasi nafas dalam

dilakukan dapat menurunkan konsumsi oksigen, metabolism, frekuensi

pernfasan, frekuensi jantung, tegangan otot dan tekanan darah.

B. Saran

Di harapkan modul ini dapat menjadi bahan referensi dan

panduan pendukung bagi perawat dalam memberikan asuhan

keperawatan terkait teknik relaksasi nafas dalam.

14
DAFTAR PUSTAKA

American Heart Association.(2019). Heart Disease and Stroke Statistics-2019


At-a-Glance.1-5.
https://healthmetrics.heart.org/wpontent/uploads/2019/02/At-A
Anggraieni, W. N. (2014). Pengaruh Terapi Relaksasi Zikir Untuk
Menurunkan Stres Pada Penderita Hipertensi Esensial. 6(1), 81–102
Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi
Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika
Guidelines for Medical Record. (2014). Deep Breathe and Cough. UTMB
Respiratory Care Services.
JNC VIII. (2014). Jnc 8 Hypertension Guideline Algorithm. 311(5).
Kozier, Erb, Berman & Snyder.(2011). Buku Ajar Fundamental
Keperawatan.Volume 1. Jakarta: EGC
Nasuha.(2016). Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Tingkat
Kecemasan Pada Lansia Di Posyandu Lansia Rw Iv Dusun Dempok
Desa Gading Kembar Kecamatan Jabung Kabupaten Malang. Nursing
News. Vol 1:No 2
O'Brien, P. G., Kennedy, W. Z., & Ballard, K. A. (2013). Psychiatric Mental
Health Nursing: An Introduction to Theory and Practice (2 ed.).
Amerika Serikat: Jonesand Bartlett Learning.
Perry, A. G & Potter, P. A. (2010).Clinical Nursing Skill & Technicque. 6 th
edition. Missouri: Mosvy Inc
Rusli, H. M., Muthiah, S., & Hasbiah. (2015). Fisioterapi Respirasi. Makassar:
Departemen Fisioterapi Universitas Hasanuddin
Setyoadi & Kushariyadi. 2011. Terapi Modalitas Keperawatan pada Klien
Psiko Geriatrik. Jakarta: Selemba Medik
Smeltzer, S.C. (2010). Buku Ajar Medikal Bedah Brunner & Suddarth.
Volume 1 & 2, Edisi 8. Jakarta: EGC
Suwardianto. H, (2011). Pengaruh terapi relaksasi napas dalam terhadap
perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi di puskesmas
wilayah Kediri selatan.
ac.id/ejournal/index.php/stikes/article/download/.../18257. Diakses 24
Oktober 2017.
Townsend, M. C. (2012). Psychiatric Mental Health Nursing: Concepts of
Care in Evidence-Based Practice (7 ed.). America: Davis Plus.
Untari, I, & Rohmawati. 2014. FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Kecemasan
Pada Usia Pertengahan Dalam Menghadapi Proses Menua (Aging
Process). Jurnal Keperawatan

15

Anda mungkin juga menyukai