Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PENDAHULUAN

ANTE NATAL CARE (ANC)

Disusun Oleh :

DWIKE HERTYANA P17212195060

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN MALANG

DESEMBER 2019
LAPORAN PENDAHULUAN ANTE NATAL CARE (ANC)

A. Pengertian

Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang berawal dari


terjadinya pertemuan dan persenyawaan antara sperma dan ovum sehingga akan
terbentuk zigot yang pada akhirnya membentuk janin. Kehamilan terjadi pada saat
pertemuan ovum dan sperma hingga masa di mana janin siap lahir, dalam
perhitungan medis ± 40 minggu (Masriroh, 2013).
Pelayanan antenatal adalah pelayanan terhadap individu yang bersifat
preventif care untuk mencegah masalah yang kurang baik bagi ibu maupun janin
agar melalui persalinan dengan sejat dan aman, diperlukan kesiapan fisik dan
mental ibu sehingga ibu dalam keadaan status kesehatan optimal, karena
kesehatan ibu berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan janinnya
(Winjosastro, 2002).

B. Tujuan

Secara umum antenatal care bertujuan untuk menjaga agar ibu hamil dapat
melalui masa kehamilan, persalinan, dan nifas dengan baik dan selamat serta
menghasilkan bayi yang sehat. Secara rinci tujuan antenatal care adalah:

1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu


dan tumbuh kembang janin
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan
sosial ibu.
3. Mengenali dan mengurangi sedini mungkin adanya
penyulit/komplikasi yang dapat muncul selama kehamilan,
termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup builan dan persalinan yang aman
dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan dengan normal dan
mempersiapkan ibu agar dapat memberi asi secara eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
janin agar tumbuh kembang secara normal
7. Mengurangi angka kematian bayi prematur, kelahirran mati dan
kematian neonatal. (Bobak, 2004).
C. Standar Pelayanan Ante Natal

Pelayanan antenatal mengacu pada konsep 7 T yaitu:

1. Timbang badan dan ukur badan, tujuannya adlah untuk mengetahui


sesuai tidaknya berat badan ibu. Pemeriksaan berat badan dilakukan
setiap berkunjung ke tempat pelayanan kesehatan. Selama triwulan I
berat badan ibu harus naik 0,5 sampai dengan 0,75 kg setiap bulan,
pada triwulan ketiga harus naik 0,25 kg setiap minggunya. Dan pada
trisemester III berat badan ibu harus naik sekitar 0,5 kg setiap
minggunya, atau secara umum berat badan meningkat sekitar 8 kg
selama kehamilan.
2. Ukur tekanan darah. Tujuannya untuk mendeteksi apakah tekanan
darah normal atau tidak. Pemeriksaan ini juga dilakukan pada setiap
kunjungan. Tekanan darah yang tinggi dapat membuat ibu keracunan
kehamilan, baik ringan maupun berat bahkan sampai kejang-kejang.
Sementara tekanan darah yang rendah menyebabkan pusing dan
lemah.
3. Skrinin status imunisasi Tetanus Toxoid (TT). Tujuannya untuk
melindungi ibu dan bayi yang dilahirkan nanti dari tenanus
neonatorum. Imunisasi TT diberikan pada kunjungan antenatal I, TT2
deberikan empat minggu setelah TT1, TT3 diberikan setelah enam
bulan TT2, TT4 diberikan 1 Tahun setelah TT3, dan TT5 diberikan
setelah setahun TT4.
4. Ukur tinggi fundus uteri. Tujuannya untuk melihat pembesaran
rahim, dilakukan dengan cera meraba perut dari luar, selain itu untuk
mengetahui presentasi janin, serta mengetahui posisi janin dalam
rahim. Pada pemeriksaan ini juga dilakukan pngukuran tinggi puncak
rahim untuk kemudian disesuaikan dengan umur kehamilan. Jika
diperoleh besarnya rahim tidak sesuai dengan umur kehamilan maka
direncanakan pemeriksaan lanjutan.
5. Pemberian tablet besi (90 Tablet) selama kehamilan. Pemberian
tablet besi diberikan sesuai dengan kebijakan nasional yang berlaku
diseluruh puskesmas di Indonesia. Pemberian satu tablet besi sehari
sesegera mungkin setelah rasa mual hilang pada awal kehamilan.
6. Temu wicara/ pemberian komunikasi interpersonal atau konseling.
Untuk menghindari kesalahan penanganan kehamilan, komunikasi
dengan suami dan keluarga diperlukan gunan mempersiapkan rujukan
nantinya. Dengan manajemen rujukan yang benar, cepat, dan tepat
maka ibu dan janin akan memperoleh pelayanan persalinan dan
kelahiran yang benar sehingga membantu menurunkan angka
kematian ibu dan bayi. Program ini lebih diutamakan pada tempat
pelayanan kesehatan terpencil dan jauh dari akses transfortasi yang
memadai.
7. Test laboratorium sederhana (Hb,Protein, dan Urine) berdasarkan
indikasi (HbsAg, sifilis, HIV, malaria, tuberkulosis paru (TBC) ,
PMS). Wanita yang sedang hamil merupakan kelompok dengan
risiko tinggi terhadap penyakit menular seksual yang dapat
menimbulkan kematian pada ibu dan janin yang dikandungnya
(Bobak, 2004).

D. Fisiologi Kehamilan

Pelepasan ovum hanya terjadi satu kali setiap bulan, sekitar hari
ke-14 pada siklus mentruasi 28 hari. Siklus menstruasi bervariasi pada
setiap individu. Untuk menentukan masa subur dapat digunakan beberapa
cara seperti :
a) Berdasarkan hari mentruasi pertama ditambah 12 dan berlangsung
tujuh hari, contoh : mentruasi hari pertama tanggal 5, maka
perhitungan minggu suburnya adalah tanggal 17-24 dengan rrumus
(5+12) sampai (5+12)+7=24
b) Melakukan pemeriksaan suhu basal, karena pada siklus menstruasi
terjadi pelepasan telur dan terjadi penurunan diikuti dengan
kenaikan suhu 1\2 derajat celcius
c) Kemungkinan keinginan seks meningkat pada saat pelepasan ovum
d) Kemungkinan terasa nyeri karena pelepasan ovum

Saat ejakulasi, sperma akan ditampung di liang vagina bagian


dalam. Bentuk sperma yang menyerupai kecebong dengan kepala yang
lonjong dan ekor yang panjang seperti cambuk memungkinkan sperma
untuk bergerak masuk melalui kanalis cervikalis dan kavum uteri
kemudian berada dalam tuba untuk menunggu kedatangan sel telur. Bila
pada saat itu terjadi ovulasi, maka kemungkinan besar akan terjadi
fertilisasi.
Setelah masuknya kepala sperma ke dalm ovum dengan
meninggalkan ekornya, terjadilah pertemuan inti masing-masing dengan
kromosom mencari pasangannya. Mula-mula terjadilah pembelahan inti
menjadi dua dan seterusnya hingga seluruh ruangan ovum penuh dengan
hasil pembelahan sel, yang disebut morula. Pembelahan berlangsung
terus hingga bagian dalam terbentuk ruangan yang mengandung cairan
disebut blastokist. Sementara itu bagian luar dinding telur timbul rumbai-
rumbai yang disebut villi yang akan berguna untuk menanamkan diri
pada lapisan dalam rahim, yang telah siap menerima dalam bentuk reaksi
decidua.
Hasil konsepsi dalam bentuk blastokist yang mempunyai villi
korealis dapat menanamkan diri pada dinding rahim yang disebut nidasi
atau implantasi. Sejak saat terjadi konsepsi, fertilisasi, impregnancy,
sampai nidasi diperlukan waktu 6-7 hari (Purwaningsih dkk, 2010).

E. Tanda dan Gejala

1. Tanda-tanda pasti
a) mendengar bunyi jantung janin
b) melihat, meraba, atau mendengar pergerakan anak oleh
pemeriksa
c) melihat rangka janin dengan sinar rontgent atau dengan
ultrasographi

Jika ditemukan hanya salah satu dari tanda-tanda ini, maka


diagnosa kehamilan dapat dibuat dengan pasti. Sayang sekali, tanda-tanda
pasti kehamilan baru dapat diketahui pada usia kehamilan di tas empat
bulan, tetapi dengan menggunakan USG kantong kehamilan sudah
nampak pada kehamilan 10 minggu dan bunyi jantung janin sudah dapat
didengar pada kehamilan 12 minggu (Purwaningsih dkk, 2010).

2. Tanda-tanda mungkin
Tanda-tanda mungkin sudah dapat ditentukan pada kehamilan trisemester
I, tetapi dengan tanda-tanda mungkin kehamilan hanya boleh diduga.
Makin banyak tanda-tanda mungkin yang ditemukan, makin besar
kemungkinan hamil.
Tanda-tanda mungkin dibagi menjadi :
a. Tanda-tanda objektif
Pembesaran, perubahan bentuk, dan konsistensi rahim
Pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus membesar dan
makin lama makin bundar bentuknya. Kadang-kadang pembesaran tidak
rata tetapi di daerah telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya (tanda
piskacek). Konsistensi rahim dalam kehamilan juga berubah menjadi
lunak, terutama daerah isthmus uteri sedemikian lunaknya, hingga jika kita
letakkan 2 jari dalam fornix posterior dan tangan satunya pada dinding
perut di atas symphyse pubis, maka isthmus ini tidak teraba seolah-olah
corpus uteri sama sekali terpisah dari cervix (tanda hegar).
Perubahan pada serviks
Di luar kehamilan, konsistensi serviks keras, kerasnya seperti kita
meraba ujung hidung. Dalam kehamilan, serviks menjadi lebih lunak
selunak bibir atau ujung daun telinga.
Kontraksi braxton hicks
Waktu palpasi atau waktu toucher rahim yang lunak sekonyong-
konyong menjadi keras karena berkontraksi.
Ballottement
Pada bulan ke-4 dan ke-5 janin lebih kecil dibandingkan dengan
cairan ketuban, maka bila rahim didorong dengan sekonyong-konyong
atau digoyangkan, makan anakan akan melenting di dalam rahim.
Ballottement dapat ditentukan dengan pemeriksaan luar maupun
pemeriksaan dalam.
Meraba bagian anak
Dapat dilakukan jika janin sudah agak besar, hanya kadang-kadang
tumor yang padat seperti myoma, fibroma, dan lain-lain dapat menyerupai
bentuk janin.
.Pemeriksaan biologis
Tidak dimasukkan dalam tanda pasti karena keadaan lain dapat
menimbulkan reaksi yang positif.
Pembesaran perut
Setelah bulan ke-3 rahim dapat diraba dari luar dan mulai
membesarkan perut.
Keluarnya colostrums
Hyperpigmentasi
Terjadi pada kulit wajah disebut chloasma gravidarum (topeng
kehamilan), areola dan papilla mammae, linea alba (putih) menjadi linea
fusca (coklat) atau linea nigra (hitam).
Tanda-tanda chadwicks
Warna selaput lendir vulva dan vagina menjadi ungu.
b. Tanda-tanda subjektif
i. Adanya amenorrhoe
ii. Mual dan muntah
iii. Ibu merasa pergerakan anak
iv. Sering kencing akibat pembesaran rahim yang menekan
kandung kencing
v. Perasaan dada berisi dan agak nyeri. (Kusmiyati, et al,
2008).

F. Adaptasi Fisiologi

a. Perubahan fisiologis
i. Uterus
Uterus bertambah besar, dari alat yang beratnya 30 gram
menjadi 1000 gram, dengan ukuran panjang 32 cm, lebar 24 cm,
dan ukurang muka belakang 22 cm. Pertumbuhan uterus tidak rata,
uterus lebih cepat tumbuh di daerah implantasi dari ovum dan di
daerah insersi placenta. Pembesaran ini disebabkann oleh
hypertrophy dari otot-otot rahim, tetapi pada kehamilan muda juga
terbentuk sel-sel otot yang baru.

Uterus pada wanita hamil sering berkontraksi tanpa perasaan


nyeri. Juga saat disentuh, misalnya pada pemeriksaan dalam,
pemeriksa dapat meraba bahwa sewaktu pemeriksaan konsistensi
rahim yang semula lunak dapat menjadi keras dan kemudian lunak
kembali (Kusmiyati, et al, 2008).

ii. Cervix
Perubahan penting yang terjadi pada cervix dalam
kehamilan adalah menjadi lunaknya cervix. Perubahan ini sudah
dapt ditemukan sebulan setelah konsepsi.

Pelunakan cervis terjadi karena pembuluh darah dalam


cervix bertambah dan karena timbulnya oedema dari cervix dan
hyperplasia kelenjar-kelenjar servix.

iii. Vagina
Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga warna
selaput lendirnya membiru, kekenyalan vagina bertambah yang
berarti daya regangnya bertambah sebagai persiapan persalinan.
Getah dalam vagina biasanya bertambah dalam masa kehamilan,
reaksinya asam dengan pH 3,5-6,0. reaksi asam ini disebabkan
terbentuknya acidum lacticum sebagai hasil penghancuran
glycogen yang berada dalm sel-sel epitel vagina oleh basil-basil
doderlein. Reaksi asam ini mempunyai sifat bekterisida.

iv. Ovarium
Pada salah satu ovarium dapat ditemukan corpus lutheum
graviditatis, teapi setelah bulan ke-4 corpus lutheum ini akan
mengisut.

v. Dinding perut
Pada kehamilan lanjut pada primi gravida sering timbul
garis-garie memanjang atau serong pada perut. Garis-garis ini
disebut striae gravidarum. Kadang-kadang garis-garis itu terdapat
juga pada buah dada dan paha. Pada seorang primi gravida
warnanya menbiru disebut striae lividae.

Pada seorang multigravida, di samping strie lividae,


terdapat juga garis-garis putih agak mengkilat ialah parut
(cicatrick) dari strie gravidarum yang disebut strie albicans.
vi. Kulit
Pada kulit terdapat hyperpigmentasi antara lain pada areolla
mammae, papilla mammae, dan linea alba. Pada umumnya setelah
partus, gejala hyperpigmentasi ini akan menghilang.

vii. Payudara
Payudara biasanya membesar disebabkan karena
hypertophi olveoli. Di bawah kulit payudara sering tampak
gambaran-gambaran dari vena yang meluas. Putting susu biasanya
membesar dan lebih tua warnanya dan acapkali mengeluarkan
colostrum. Perubahan-perubahan pada payudara disebabkan karena
pengaruh hormonal.

viii. Pertukaran zat


Metabolisme basal naik pada kehamilan, terjadi
penimbunan protein sedangkan dalam darah kadar zat lemak naik
dan ada kecenderungan pada ketosis. Kebutuhan akan calcium dan
phosphor bertambah untuk pembuatan tulang-tulang janin begitu
pula akan ferum untuk pembentukan Hb janin.

ix. Darah
Volume darah bertambah, baik plasmanya maupun
erytrosyt, tetapi penambahan volume plasma yang disebabkan
oleh hydramia lebih menonjol hingga biasanya kadar Hb turun.

Batas-batas fisiologis ialah :

1) Hb 10 gr%
2) erytrosyt 3,5 juta per mm3
3) leucocyt 8.000-10.000 per mm3

Jantung lebih berat bebannya disebabkan penambahan


volume darah, perluasan daerah pengaliran, fetus yang membesar
dan adanya placenta, lagipula jantung terdorong ke atas sehingga
sumbunya berubah.

Kegiatan paru-paru pun bertambah karena selain untuk


mencukupi kebutuhan ibu sendiri juga harus mencukupi
kebutuhan janin akan 02.

x. Gastrointestinal
Sekresi asam lambung dan gerakan lambung berkurang, hal
tersebut mungkin menyebabkan muntah dan kembung pada masa
kehamilan. Tonus usus kurang, yang menimbulkan obstipasi.
xi. Urinarius
Kegiatan ginjal semakin bertambah berat karena harus
juga mengeluarkan racun-racun dari peredaran darah janin.

Ureter jelas melebar dalam kehamilan teruatam yang


kanan. Hal ini disebabkan karena pengaruh hormon progesterone,
walaupun mungkin ada juga factor tekanan pada ureter oleh rahim
yang membesar.

Kapasitas kandung kencing juga mengalami penurunan


kapasitas karena desakan oleh rahim yang membesar pada akhir
kehamilan oleh kepala janin yang yang turun ke dalam rongga
panggul.

xii. Hormonal
Kelenjar endokrin seperti kelenjar tiroid, hipofise anterior,
dan kelenjar suprarenalis menunjukkan hiperfungsi atau
hipertropi.

xiii. Kelenjar adrenal


Ukuran kelenjar adrenal meningkat selama kehamilan,
terutama bagian kortika yang membentuk kortin. Jumlah ion
natrium dan kalium dalam darah diatur oleh kortin. Bagian medula
dari kelenjar adrenal mensekresi epinephrin, hormon yang sangat
penting. Kehamilan tidak mengubah ukuran atau fungsi bagian
medula.
Hormon-hormon yang signifikan dalam kehamilan:
1) hCG (human chorionic gonadotropin)
 dihasilkan oleh sel-sel trofoblast
 puncaknya pada minggu ke-9 – 13
 mempertahankan korpus luteum sampai plasenta mengambil
alih
2) hPL (human placental lactogen)
 Dihasilkan oleh sel-sel synsitio tropoblas
 Kerjanya berlawanan dengan insulin
 Mempunyai pengaruh peningkatan asam lemak bebas dan
menurunkan metabolisme glukosa
3) Estrogen
 Dihasilkan oleh ovarium dan plasenta.
 Berperan dalam perkembangan uterus dan mammae,
meningkatkan pigmen kulit, meretensi Na+ dan air, serta
menurunkan hidrokloric asam lambung.
b. Perubahan Psikologis
Konsepsi dan implantasi sebagai titik awal kehamilan
menimbulkan perubahan status emosional seorang calon ibu.

Bagi pasangan dengan perkawinan yang dilandasi oleh rasa


cinta dan saling mencintai, keterlambatan datang bulan merupakan
salah satu tanda yang menggembirakan, karena ikatan batin antara
keduanya semakin kokoh dengan adanya kehamilan yang
didambakan.

Keterlambatan datang bulan diikuti perubahan subjektif


seperti perasaan mual, ingin muntah, sebah di bagian perut atas,
pusing kepala, dan nafsu makan berkurang mendesak keluarga
untuk melakukan pemeriksaan.

Setelah terbukti terjadi kehamilan perasaan cinta dan


gembira semakin bertambah, diikuti pula oleh perasaan cemas
karena kemungkinan keguguran. Disamping itu perubahan
fisiologis kehamilan juga dapat mempengaruhi kelabilan mental,
hingga menimbulkan ngidam dan perubahan kelakuan. (Masriroh,
2013).

G. Keluhan Selama Kehamilan


Keluhan pada masa hamil adalah suatu kondisi bersifat subyektif dimana
pada individu yang hamil terjadi proses adaptasi terhadap kehamilannya
(Depkes RI, 2007). Keluhan-keluhan tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Keluhan pada triwulan I (usia kehamilan 1 – 3 bulan)
a) Mual dan muntah : Terutama terjadi pada pagi hari dan akan hilang
menjelang tengah hari (morning sickness).
b) Perasaan neg atau mual: Terutama bila mencium bau yang
menyengat.
c) Pusing terutama bila akan bangun dari tidur, hal ini terjadi karena
adanya gangguan keseimbangan, perut kosong.
d) Sering kencing: Karena tekanan uterus yang membesar dan
menekan pada kandung kencing.
e) Keputihan (lekorea): Pengaruh peningkatan hormon kehamilan
(estrogen dan progesteron) yang mempengaruhi mukosa serviks
dan vagina.
f) Pengeluaran darah pervaginam: Bila terjadi perdarahan pervaginam
perlu diwaspadai adanya abortus.
g) Perut membesar.
h) Psikologis: Perasaan gembira dengan penerimaan kehamilan akan
mempengaruhi penerimaan ibu terhadap kelainan-kelainan yang
timbul. Sebaliknya karena menolak kehamilan, keluhan tersebut
menimbulkan rasa tidak nyaman dan menimbulkan antipati
terhadap kehamilannya. Pada masa ini sering timbul konflik karena
pengalaman baru, sehingga ibu hamil perlu mendapatkan perhatian
dan dukungan suami.
2. Keluhan pada triwulan II (usia kehamilan 4 – 6 bulan).
Pada masa ini keluhan yang bersifat subyektif sudah berakhir,
sehingga bila ada ibu hamil masih mendapatkan keluhan seperti pada
trimester I, perlu diwaspadai kemungkinan adanya faktor psikologis.
Pada triwulan ini sering ditandai adanya adaptasi ibu terhadap
kehamilannya, perasaan ibu cenderung lebih stabil, karena keluhan yang
terjadi pada triwulan I sudah terlewati. Ibu merasakan pengalaman baru,
mulai merassakan gerakan bayi, terdengarnya DJJ, melalui alat doptone
atau melihat gambar/posisi melalui pemeriksaan USG. Triwulan II juga
dikatakan fase aman untuk kehamilan, sehingga aktifitas ibu dapat berjalan
tanpa gangguan berarti.
3. Keluhan pada triwulan III (usia kehamilan 7 – 9 bulan).
Kejadian yang sering timbul antara lain:
a) Pusing disertai pandangan berkunang-kunang. Hal ini dapat
menunjukkan kemungkinan terjadi anemia dengan Hb < 10 gr%.
b) Pandangan mata kabur disertai pusing. Hal ini dapat digunakan
rujukan kemungkinan adanya hipertensi.
c) Kaki edema. Edema pada kaki perlu dicurigai karena sebagai salah
satu gejala dari trias klasik eklamsi. Sesak napas pada triwulan III
perlu dicurigai kemungkinan adanya kelainan letak (sungsang).
d) Perdarahan. Pada triwulan III bisa terjadi perdarahan pervaginam
perlu dicurigai adanya placenta praevia atau solusio plasenta.
e) Keluar cairan di tempat tidur pada siang atau malam hari, bukan
pada saat kencing, perlu diwaspadai adanya ketuban pecah dini.
f) Sering kencing. Akibat penekanan pada kandung kencing akibat
masuknya kepala ke pintu atas panggul.
g) Psikologis: Kegembiraan ibu karena akan lahirnya seorang bayi
(Purwaningsih, dkk, 2010).

H. Komplikasi Kehamilan
Ada beberapa komplikasi pada kehamilan, antara lain (Masriroh, 2013) :

1. Hiperemisis gravidarum.
2. Hipertensi dalam kehamilan.
3. Perdarahan trimester I (abortus).
4. Perdarahan antepartum.
5. Kehamilan ektopik.
6. Kehamilan kembar.
7. Molahydatidosa.
8. Inkompatibilitas darah.
9. Kelainan dalam lamanya kehamilan.
10. Penyakit serta kelainan plasenta dan selaput janin. (Bobak, 2004).

I. Fisiologi (Rohmah, 2009).

Kehamila
n

Trimeste
Trimester
rI
III

Peningkat Uterus Perubahan Perubahan


an membesar fisik psikologis
Estrogen
Payudara Focus perhatian
Perubahan
Tonus Ketidak
membesar pola pada
otot nyamanan seksual keselamatan
menurun
pada ibu janin
HCL lambung Mencari informasi kecemas
persalinan & an
Peristaltik perawatan
Rahim
Tekanan gaster membesar janin/anak

Mual/mun kapasitas
tah
Trimester
Perubahan nutrisi Perubahan pola III
kurang dari eliminasi
kebutuhan Uterus Perubahan
semakin tubuh semakin
Diafragma membesar tampak
Penekanan
terdorong ke membesar
pada saluran
atas
kemih (ureter)
Distensi paru- Body image
paru Urin
terhambat
Inefektif pola nafas
Resiko infeksi
J. Pemeriksaan Penunjang
1. LABORATORIUM
a. Darah ( Hb, Gol darah, Glukosa, VDRL).
b. Urine (Tes kehamilan, protein, glukosa, analisis).
c. Pemeriksaan Swab (Lendir vagina & servik).
2. U S G
a) Jenis kelamin.
b) Taksiran kelahiran, TBJ, Jumlah cairan amnion. (Masriroh,
2013).

K. Pemeriksaan Ante Natal


Asuhan antenatal harus dimulai sedini mungkin. Pada awal pemeriksaan
yaitu untuk menentukan apakah seorang ibu sedang mengalami kehamilan.
Diagnosa kehamilan ditentukan dengan pemeriksaan laboratorium.
Umumnya pemeriksaan yang dipakai yaitu tes untuk mendeteksi
keberadaan hCG. Human Chorionic Gonadotropin (HCG) dapat diukur
dengan radioimunoesai dan deteksi dalam darah enam hari setelah
konsepsi atau sekitar 20 hari sejak periode menstruasi terakhir.
Keberadaan hormone ini dalam urin pada kehamilan merupakan dasar dari
berbagai tes kehamilan di berbagai laboratorium dan kadang-kadang dapat
dideteksu dalam urine 14 hari setelah konsepsi (Bobak, 2005).

TPP = tgl HPHT+7 – 3 bulan HPHT+ 1 tahun HPHT


atau
TPP = tgl HPHT +7 + 9 bulan dari HPHT
Dengan TPP adalah taksiran perkiraan partus.
Menurut Abdul Bahri Saifuddin dalam Salmah dkk (2006), kunjungan
antenatal untuk pemantauan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak
minimal empat kali pemeriksaan selama kehamilan dalam waktu sebagai
berikut:
a. Trimester pertama (< 4 minggu) satu kali kunjungan
b. Trimester kedua (14-28 minggu ) satu kali kunjungan
c. Trimester ketiga (28-36 minggu) dan sesudah minggu ke 36 dua kali
kunjungan
kecuali jika ditemukan kelainan/faktor risiko yang memerlukan
penatalaksanaan medik lain, harus lebih sering dan intensif.
Menurut Manuaba (2000), berdasarkan standar pemeriksaan kehamilan
ditentukan berulang dengan ketentuan sebagai berikut:
Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid
Satu kali dalam sebulan sampai umur kehamilan 7 bulan
Dua kali sebulan sampai umur kehamilan 8 bulan
Setiap minggu sejak umur krhamilan 8 bulan sampai dengan bersalin.
Kunjungan/pemeriksaan kehamilan bertujuan:
1. Kunjungan pertama, mementukan diagnosis ada tidaknya kehamilan.
2. Kunjungan kedua, menentukan usia kehamilan dan perkiraan
persalinan.

Menentukan usia kehamilan dilakukan manuver Leopold:


Leopold I:
Untuk menemukan presentasi dengan cara mengidentifikasi bagian tubuh
fetus apa yang berada di fundus dan daerah pelvik.
Caranya: Menghadap ke kepala pasien, gunakan jari-jari kedua tangan
mempalpasi fundus uteri. Jika kepala yang berada di fundus maka akan
terassa keras, bulat dan melenting. Jika bokong teraba di fundus, maka
akan terasa lembut, tidak bulat dan gerakan kurang.
Leopold II
Untuk menemukan posisi janin (punggung janin).
Caranya: Menghadap pada kepala pasien, letakkan kedua tangan pada
kedua sisi abdomen. Letakkan tangan pada satu sisi dan tangan lain
mempalpasi sisi yang berbeda untuk menemukan bagian punggung janin.
Jika punggung akan teraba cembung dan resisten.
Leopold III:
Untuk mengidentifikasi bagian apa dari janin yang dekat dengan daerah
pelvik.
Caranya: Letakkan 3 jari pertama tangan yang dominan pada sisi
abdomen di atas simpisis pubis dan minta pasien menarik napas panjang
dan menghembuskannya. Pada saat mengeluarkan napas, gerakkan tangan
turun perlahan dan menekan sekitar daerah tersebut. Jika kepala akan
teraba keras, bulat, dan bergerak jika disentuh. Jika bokong akan teraba
lembut dan tidak beraturan.
Leopold IV
Untuk mengidentifikasi bagian yang menonjol dari bagian terendah janin
masuk ke pintu atas panggul.
Caranya: Menghadap ke kaki pasien dengan lembut gerakan tangan turun
ke sisi abdomen mendekati pelvis sampai salah satu tangan merasakan
bagian tulang yang timbul. Ada 3 keadaan yaitu: Konvergen yaitu jika
bagian yang masuk baru sebagian kecil, sejajar yaitu jika bagian yang
masuk baru setengah, divergen yaitu jika hampir sebagian besar dari tubuh
janin masuk ke dalam rongga panggul.
Perkiraan persalinan menggunakan rumus Naegele:
· Hari +7, Bulan -3,Tahun +1 àjika bulan HPHT bulan April s/d
Desember
· Hari +7, Bulan +9,Tahun Tetap àjika bulan HPHT bulan Januari s/d
Maret
3. Kunjungan ketiga, menentukan status kesehatan ibu dan janin.
4. Kunjungan keempat, menentukan kehamilan normal atau abnormal,
serta ada/tidaknya faktor risiko kehamilan.
5. Kunjungan kelima, menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan
selanjutnya.
Pemeriksaan panggul luar
Tujuan :
1. Mengetahui panggul seseorang normal atau tidak
2. Memudahkan dalam mengambil tindakan selanjutnya
3. Mengetahui bentuk atau keadaan panggul seseorang.
Pemeriksaan panggul dilakukan:
1. Pada pemeriksaan pertama kali bagi ibu hamil.
2. Pada ibu yang pernah melahirkan bila ada kelainan pada persalinan
yang lalu.
3. Ibu yang akan bersalin bila sebelumnya belum pernah memeriksakan
diri terutama pada primipara.
Ukuran-ukuran luar yang terpenting:
1. Distansia spinarum : jarak antara spina illiaka anterior superior kanan
dan kiri ( normal: 23-26 cm).
2. Distansia cristarum : jarak yang terpanjang antara crista illiaca kanan
dan kiri (normal: 26-29).
3. Conjugata eksterna : (Boudelocque) : jarak antara pinggir atas simpisis
dan ujung prosessus spinosus (ruas tulang lumbal ke lima) (normal: 10-20
cm).
4. Lingkar panggul : jarak dari pinggir atas simpisis melalui spina illiaca
anterior superior kanan ke pertengahan trochanter mayor kanan ke
pertengahan trochanter mayor kiri ke pertengahan spina illiaca anterior
superior kiri kemudian kembali ke atas simpisis (normal : 80-90 cm).

L. Nasehat Untuk Ibu Hamil


1. Nutrisi dalam kehamilan
Kebutuhan kalori untuk ibu hamil sebanyak 300 – 500 kkal/hari,
tergantung berat badan sebelum hamil, aktifitas, dan tipe kehamilan (1
bayi atau kembar). Peningkatan BB yang normal selama kehamilan adalah
6,5 – 16 kg. Jenis makanan yang sehat dan veriativ selama kehamilan
diantaranya adalah:
· Buah dan sayuran
· Makanan mengandung karbohidrat seperti nasi, roti, kentang
· Protein seperti ikan, daging, kacang
· Susu dan keju.
Suplemen yang dianjurkan selama kehamilan:
· Asam folat.
Asam folat dikonsumsi sebelum hamil dan selama hamil melindungi dari
gangguan saraf janin (anansefali, spina bifida). Wanita hamil dianjurkan
mengkonsumsi asam folat 400 µg/hari selama 12 minggu kehamilan.
· Zat besi.
Zat besi adalah komponen utama dari hemoglobin yang bekerja
mengangkut oksigen di dalam darah. Selama hamil, suplai darah
meningkat untuk kebutuhan janin. Kebutuhan zat besi adalah 30 – 50
mg/hari. Suplemen besi sebaiknya dikonsumsi diantara waktu makan
dengan perut yang kosong atau diikuti jus jeruk utnuk meningkatkan
penyerapan.
· Kalsium.
Kalsium penting dalam mengatur kekuatan tulang wanita hamil dan
pertumbuhan tulang bagi janin. Kalsium yang disarankan sebanyak 1200
mg/hari. Kalsium sebaiknya dikonsumsi ketika sedang makan, diikuti
dengan jus buah yang kaya akan vitamin C untuk meningkatkan
penyerapan.
2. Obat-obatan selama kehamilan
Dianjurkan kepada ibu hamil sebaimanapun keamanan suatu obat untuk
ibu hamil, disarankan untuk mengkonsumsi obat sesedikit mungkin untuk
mengurangi risiko efek samping obat terhadap janin.
3. Olah raga selama kehamilan
Tips olah raga untuk wanita hamil hamil:
1) Berjalan kaki adalah olah raga terbaik untuk wanita hamil
2) Aerobic low impact
3) Dianjurkan latihan ringan sampai sedang 3 kali seminggu
4) Jangan melakukan olah raga yang mengakibatkan kelelahan atau
kehabisan napas dan hentikan olah raga bila mengalami gejala
lelah, pusing.
5) Pakailah sepatu olah raga yang nyaman
6) Lakukan istirahat secara teratur
7) Hindari olah raga yang melakukan gerakan berbaring dengan
punggung sebagai dasarnya terutama pada triwulan kedua dan
ketiga.
8) Asupan makanan sebaiknya ditingkatkan dengan komposisi sesuai
dengan energi yang dikeluarkan ketika berolahraga
9) Hindari mengangkat beban berat di atas kepala dan melakukan
gerakan yang mengakibatkan peregangan dari otot punggung.
10) Kondisi dimana olah raga dilarang untuk wanita hamil adalah:
a) Hipertensi dalam kehamilan
b) Ketuban pecah dini
c) Perdarahan berkelanjutan pada triwulan II dan III
d) Pertumbuhan janin terhambat.
4. Bekerja selama kehamilan
Wanita hamil tetap dapat bekerja namun aktivitas yang dijalaninya tidak
boleh terlalu berat, dan disarankan untuk menghentikan aktivitasnya bila
merasakan gangguan pada kehamilannya.
5. Berhubungan seksual selama kehamilan
Pada umumnya sanggama diperbolehkan asalkan dilakukan dengan hati-
hati. Untuk wanita dengan riwayat kehamilan preterm, plasenta praevia,
atau abortus berulang dianjurkan untuk menghindari berhubungan seks
pada masa kehamilan demikian pula ketika kepala sudah masuk rongga
panggul dianjurkan untuk tidak melakukan sanggama.
6. Bepergian selama kehamilan
Hal-hal yang dianjurkan apabila seorang wanita hamil bepergian adalah:
1) Duduk dalam jangka waktu lama harus dihindari karena dapat
menyebabkan peningkatan risiko terjadinya trombophlebitis.
2) Stoking penyangga sebaiknya dipakai apabila harus duduk dalam
jangka waktu lama di mobil atau di pesawat terbang.
3) Sabuk pengaman sebaiknya diletakkan di bawah perut ketika
kehamilan sudah besar.
7. Merokok pada saat hamil
Wanita hamil dilarang merokok karena dapat menyebabkan BBLR, lahir
preterm, ketuban pecah dini, plasenta previa, dan kematian janin. Etanol
yang terkandung dalam alkohol dapat menembus plasenta yang merupakan
zat teratogen yang dapat menyebabkan risiko terbesar adalah kecacatan
pada janin.

M. Fokus Pengkajian Keperawatan


1. Aktivitas dan Istirahat
a. Tekanan darah agak lebih rendah daripada normal (8 – 12
minggu) kembali pada tingkat pra kehamilan selama
setengah kehamilan terakhir.
b. Denyut nadi dapat meningkat 10 – 15 DPM.
c. Murmur sistolik pendek dapat terjadi sampai dengan
peningkatan volume episode singkope.
d. Varises
e. Sedikit edema ekstremitas bawah/tangan mungkin ada
(terutama pada trisemester akhir)
2. Integritas Ego
Menunjukkan perubahan persepsi diri
3. Eliminasi
a. Perubahan pada konsistensi / frekuensi defekasi
b. Peningkatan frekuensi perkemihan
c. Urinalisis: Peningkatan berat jenis
d. Hemoroid
4. Makanan/Cairan
- Mual dan muntah, terutama trisemester pertama; nyeri ulu hati
umum terjadi
- Penambahan berat badan: 2 sampai 4 lb trisemester pertama,
trisemester kedua dan ketiga masing-masing 11 – 12 lb.
- Membran mukosa kering: hipertropi jaringan gusi dapat terjadi
mudah berdarah
- Hb dan Ht rendah mungkin ditemui (anemia fisiologis)
- Sedikit edema dependen
- Sedikit glikosuria mungkin ada
- Diastasis recti (separasi otot rektus) dapat terjadi pada akhir
kehamilan.
5. Nyeri dan Kenyamanan
Kram kaki; nyeri tekan dan bengkak pada payudara; kontraksi
Braxton Hicks terlihat setelah 28 minggu; nyeri punggung
6. Pernapasan
a. Hidung tersumbat; mukosa lebih merah daripada normal
b. Frekuensi pernapasan dapat meningkat terhadap
ukuran/tinggi; pernapasan torakal.
7. Keamanan
a. Suhu tubuh 98 – 99,5 ºF (36,1 – 37,6 ºC)
b. Irama Jantung Janin (IJJ) terdengar dengan Doptone (mulai
10 – 12 minggu) atau fetoskop (17 - 20 minggu)
c. Gerakan janin terasa pada pemeriksaan setelah 20 minggu.
Sensasi gerakan janin pada abdomen diantara 16 dan 20
minggu.
d. Ballottement ada pada bulan keempat dan kelima.
8. Seksualitas
a. Penghentian menstruasi
b. Perubahan respon /aktivitas seksual
c. Leukosa mungkin ada.
d. Peningkatan progresif pada uterus mis: Fundus ada di atas
simfisis pubis (pada 10 – 12 minggu) pada umbilikolis (pada
20 – 30 minggu) agak ke bawah kartilago ensiform (pada 36
minggu)
e. Perubahan payudara: pembesaran jaringan adiposa,
peningkatan vaskularitas lunak bila dipalpasi, peningkatan
diameter dan pigmentasi jaringan arcolar, hipertrofi tberkel
montgemery, sensasi kesemutan (trisemester pertama dan
ketiga); kemungkinan strial gravidarum kolostrum dapat
tampak setelah 12 minggu
f. Perubahan pigmentasi: kloasma, linea nigra, palmar eritema,
spicler nevi, strial gravidarum.
g. Tanda-tanda Goodell, Hegar Schdwick positif.
9. Integritas Sosial
a. Bingung/meragukan perubahan peran yang dintisipasi.
b. Tahap maturasi/perkembangan bervariasi dan dapat mundur
dengan stressor kehamilan
c. Respons anggota keluarga lain dapat bervariasi dari positif
dan mendukung sampai disfungsional.
10. Penyuluhan/Pembelajaran
Harapan individu terhadap kehamilan, persalinan/melahirkan
tergantung pada usia, tingkat pengetahuan, pengalaman paritas,
keinginan terhadap anak, stabilitas ekonomik.
11. Pemeriksaan Diagnostik
a) DL menunjukkan anemia, hemoglobinipatis (mis: sel sabit)
b) golongan darah: ABO DAN Rh untuk mengidentifikasi
resiko terhadap inkompatibilitas
c) Usap vagina/rectal: tes untuk Neisseria gonorrhea,
Chlamydia
d) Tes serologi: menentukan adanya sefilis (RPR: Rapid Plasma
Reagen)
e) Penyakit Hubungan Kelamin lain (PHS) seperti diindikasikan
oleh kutil vagina, lesi, rabas abnormal.
f) Skrining: terhadap HIV, hepatitis, tuberculosis
g) Papanicolaow Smear: mengidentifikasi neoplasia, herpes
simpleks tipe 2
h) Urinalisis: skin untuk kondisi media (mis: pemastian
kehamilan infeksi, diabetes penyakit ginjal)
i) Ter serum/urin untuk gadadotropin karionik manusia (HCG)
positif
j) Titer rubella > a : a O menunjukkan imunitas
k) Tes sonografi: ada janin setelah gestasi 8 minggu
l) Skin glukosa serum / 1 jam tes glukosa: < 140 jam mg/dl
(biasanya dilakukan antara 24 sampai 28 minggu. Evaluasi
selanjutnya dari folus pengkajian dilakukan pada setiap
kunjungan prenatal.
N. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
Trisemester I
1. Nutrisi; Perubahan, kurang dari kebutuhan tubuh, resiko tinggi
terhadap b/d mual muntah
Tujuan: Mengikuti diet yang dianjurkan
Mengkonsumsi suplemen zat besi/vitamin sesuai resep.
Tindakan:
1) Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu atau sekarang
dengan menggunakan batasan 24 jam. Perhatikan kondisi rambut,
kuku, dan kulit, Rasional: Kesejahteraan janin/ibu tergantung
pada nutrisi selama kehamilan sebagaimana selama 2 tahun
sebelum kehamilan
2) Dapatkan riwayat kesehatan: catat usia (khususnya kurang dari 17
tahun atau lebih dari 35 tahun), Rasional: Remaja dapat cenderung
malnutrisi/anemia dan klien lansia mungkin cenderung
obesitas/DM
3) Berikan informasi tertulis dan verbal yang tepat tentang diet,
Rasional: Materi referensi yang dapat dipelajari di rumah,
meningkatkan kemungkinan klien memilih diet seimbang
4) Timbang berat badan, pastikan berat badan pregravid biasanya,
Rasional: Ketidakadekuatan penambahan BB prenatal dan atau di
bawah berat badan normal masa kehamilan, meningkatkan resiko
retardasi –pertumbuhan intraurine (IUGR) pada janin dengan berat
badan lahir rendah
5) Pantau kadar hemoglobin (Hb) / Ht, Rasional: Mengidentifikasi
adanya anemia dan potensial penurunan kapasitas pembawa
oksigen ibu
2. Diagnosa; Resiko kekurangan volume cairan b/d muntah
Tujuan: Klien mengkonsumsi cairan dengan jumlah yang sesuai setiap
hari
Tindakan:
1) Auskultrasi denyut jantung janin
Rasional: Adanya denyut jantung memastikan adanya janin
bukan mola hidatidosa
2) Tentukan frekuensi/beratnya mual atau muntah
Rasional: Memberikan data berkenaan dengan semua
kondisi. Peningkatan kadar Hormon
Gonadotropin Korionik (HCG), perubahan
matabolisme karbohidrat dan penurunan
motilitas gastric memperberat mual dan muntah
pada trisemester pertama.
3) Tinjau ulang riwayat kemungkinan masalah medis lain.
(Misalnya uklus, peptikum, gastritis, kolesistisis)
Rasional: Membantu dalam mengenyampingkan penyebab
lain. Untuk mengatasi masalah khusus dalam
mengidentifikasi intervensi
4) Kaji suhu dan turgor kulit, membran mukosa, TD, suhu,
masukan haluaran dan berat jenis urine.
Rasional: Indikator dalam membantu untuk mengevaluasi
tingkat/kebutuhan hidrasi
5) Anjurkan peningkatan masukan minuman bikarbonat
makan enam kali sehari dengan jumlah yang sedikit dan
makanan tinggi karbohidrat
Rasional: Membantu dalam meminimalkan mual/muntah
dengan menurunkan keasaman lambung.
3. Diagnosa: Kurang pengetahuan b/d kurang pemahaman terhadap
kehamilan.
Tujuan: Klien menunjukkan perilaku perawatan diri sendiri
Tindakan:
1) Buat hubungan saling percaya antara perawat – klien
Rasional: Memberikan informasi dan meningkatkan
hubungan saling percaya
2) Klarifikasi kesalah pahaman
Rasional: Ketakutan biasanya timbul dari kesalahpahaman
informasi dan dapat mengganggu pembelajaran
selanjutnya.
3) Tentukan derajat motivasi untuk belajar
Rasional: Klien dapat mengalami kesulitan dalam belajar
tersebut jelas.
4) Pertahankan sikap terbuka terhadap keyakinan pasangan
Rasional: Penerimaan penting untuk mengembangkan dan
mempertahankan hubungan.
5) Jelaskan rutinitas kunjungan kantor dan rasional dari
intervensi
Rasional: Menguatkan hubungan antara pengkajian
kesehatan dan hasil positif ibu/bayi.
4. Diagnosa: Cedera; resti terhadap janin
Tujuan: Klien menunjukkan prilaku yang meningkatkan kesehatan diri
sendiri dan janin.
Tindakan:
1) Diskusikan pentingnya kesejahteraan ibu
Rasional: Kesejahteraan janin secara langsung
berhubungan dengan kesejahteraan ibu,
khususnya selama trisemester pertama..
2) Anjurkan klien untuk melakukan latihan secukupnya
Rasional: Karena aktivitas keras dapat menurunkan aliran
darah ke uterus. Takikardia sementara,
kemungkinan hiperkemia janin.
3) Anjurkan klien untuk melakukan hubungan seks yang lebih
aman seperti pemakaian kondom
Rasional: Untuk mengurangi terjadinya penyakit hubungan
seksual.
4) Catat masukan protein
Rasional: Masukan protein penting untuk perkembangan
jaringan otak janin
5) Berikan informasi untuk menghindari kontak dengan orang
yang diketahui mengalami infeksi Rubella
Rasional: Pemajanan dapat mempunyai efek negative pada
perkembangan janin, khususnya pada
trisemester I
6) Anjurkan penghentian penggunaan tembakau
Rasional: Merokok mempengaruhi sirkulasi plasenta
Trisemester II
1. Diagnosa; Gangguan citra tubuh b/d persepsi perubahan biotik
Tujuan: Klien mengungkapkan penerimaan/adaptasi bertahap untuk
mengubah konsep diri.
Tindakan:
1) Kaji sikap terhadap kehamilan
Rasional: Pada trisemester II perubahan bentuk tubuh telah
tampak efek-efek yang tampak, kloasma, strial,
jerawat, perubahan emosi
2) Berikan informasi tentang kenormalan perubahan

Rasional: Informasi dapat membantu klien


memahami/menerima apa yang terjadi

3) Anjurkan gaya dan sumber-sumber yang tersedia dari


pakaian saat hamil
Rasional: Situasi menandakan kebutuhan akan pakaian
yang akan meningkatkan penampilan klien
untuk kerja dan melakukan aktivitas yang
menyenangkan.
2. Diagnosa: kep. Pola pernapasan, ketidakefektifan.
Tujuan: Klien melaporkan penurunan frekuensi/beratnya keluhan.
Tindakan:
1) Kaji status pernapasan
Rasional: Menentukan luas/beratnya masalah yang terjadi
pada kira-kira 60 % klien prenatal, meskipun
kapasitas vital meningkat. Fungsi pernapasan
diubah saat kemampuan diafragma untuk turun
pada inspirasi. Berkurang oleh pembesaran
ulkus.
2) Anjurkan sering istirahat
Rasional: Menurunkan kemungkinan gejala-gejala
pernapasan yang disebabkan kelebihan
3) Anjurkan menggunakan posisi semi fowler untuk duduk
Rasional: Pengubahan posisi tegak meningkatkan ekspansi
paru.
4) Kaji Ht / Hb
Rasional: Peningkatan kadar plasma pada gestas minggu
ke 24 – 32 mengencerkan kadar Hb.
Mengakibatkan kemungkinan anemia dan
menurunkan kapasitas pembawa O2.
3. Diagnosa; Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar)
Tujuan: Klien mendemonstrasikan perilaku perawatan diri yang
mengakibatkan kesejahteraan.
Tindakan:
1) Tinjau ulang perubahan yang diharapkan selama trisemester
II
Rasional: Pertanyaan timbul sesuai perubahan baru yang
terjadi tanpa memperhatikan apakah perubahan diharapkan
atau tidak.
2) Lakukan / lanjutkan program penyuluhan
Rasional: Pengulangan menguatkan penyuluhan dan bila
klien belum melihat sebelumnya, informasi
bermanfaat pada saat ini.
3) Identifikasi kemungkinan resiko kesehatan individu
Rasional: Membantu mengingatkan / informasi untuk klien
tentang potensial situasi resiko tinggi.
4) Diskusikan adanya obat-obatan yang mungkin diperlukan
untuk mengontrol atau mengatasi masalah medis
Rasional: Membantu dalam memilih tindakan karena
kebutuhan harus ditekankan pada kemungkinan
efek berbahaya pada janin.
Trisemester III
1. Diagnosa kep. Kenyamanan
Tujuan: Klien melakukan aktivitas perawatan diri dengan tepat untuk
mengurangi ketidaknyamanan
Tindakan:
1) Kaji secara terus-menerus ketidaknyamanan. Klien dan
metode untuk mengatasinya
Rasional: Data dasar terbaru untuk merencanakan
perawatan
2) Kaji status pernapasan klien
Rasional: Penurunan kapasitas pernapasan saat uterus
menekan diafragma, mengakibatkan dispnea.
Khususnya pada multigravida yang tidak
mengalami kelegaan dengan ikatan antara ibu
dan bayi dalam kandungan
3) Perhatikan adanya keluhan ketegangan pada punggung dan
perubahan cara jalan, anjurkan memakai sepatu hak rendah
Rasional: Lordososis dan regangan otot disebabkan oleh
pengaruh hormon pada sambungan pelvis dan
perpindahan pusat gravitasi sesuai dengan
pembesaran uterus.
4) Perhatikan keluhan frekuensi BAK dan tekanan pada
daerah kandung kemih
Rasional: Pemberian uterus trisemester III menurunkan
kapasitas kandung kemih, mengakibatkan sering
berkemih
2. Cedera; resiko tinggi terhadap ibu
Tujuan: Klien mengungkapkan pemahaman tentang ennin-faktor resiko
individu yang potensial
Tindakan:
1) Pantau TTV, periksa hipertensi
Rasional: Berbagai derajat masalah kardiovaskular terjadi
pada detensi natrium/air secara negative
mempengaruhi ginjal sirkulasi uterus, dan
fungsi ssp

2) Dapatkan kultur vagina


Rasional: Infeksi vaginal atau PHS yang tidak diobati
menciptakan ketidaknyamanan berat pada klien
3) Tinjau ulang kebutuhan terhadap kelahiran
Rasional: Mencegah infeksi neonatus selama proses
kelahiran
4) Dapatkan Hb/Ht pada gestasi minggu ke 28
Rasional: Mendeteksi anemia dengan hipoksemia/anoksia
potensial pada klien dan janin
5) Berikan pengawasan ketat dan terus-menerus terhadap klien
diabetik
Rasional: Wanita paling cenderung terhadap terhadap
masalah trisemester III yang berhubungan
dengan asupsi plasenta, ISK, lahir mati, penuaan
plasenta dan ketoasidosis
3. Perubahan pola eliminasi urine
Tujuan: Klien mengungkapkan pemahaman tentang kondisi
Tindakan:
1) Berikan info tentang perubahan berkemih
Rasional: Membantu klien memahami perubahan fisiologi
dari frekuensi berkemih.
2) Anjurkan pada klien untuk melakukan posisi miring kiri
saat tidur
Rasional: Meningkatkan perfusi ginjal memobilisasi bagian
yang mengalami oedema.
3) Anjurkan klien untuk menghindari posisi tegak atau supine
Rasional: Posisi ini memungkinkan terjadinya sindrom
vena kava dan menurunkan aliran ke vena
4) Berikan info tentang bahaya menggunakan diuretik
Rasional: Kehilangan / pembatasan natrimn dapat sangat
menurunkan regulator ennin-angiotensin-
aklosteron dari kadar cairan, mengakibatkan
dehidrasi.
Daftar Pustaka

Bobak. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC : Jakarta.

Doenges. E. Marillynn. (2001). Rencana Keperawatan Maternal/bayi. Edisi 2.


EGC: Jakarta.

Farrer, H. 2001. Perawatan Maternitas. Edisi 2. EGC: Jakarta.

Kusmiyati, et al. 2008. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Bina Pustaka.

Manuaba. 2000. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana


untuk Pendidikan Bidan. EGC : Jakarta.

Masriroh, Siti. 2013. Keperawatan Obstetri & Ginekologi. Imperium:


Yogyakarta.

Purwaningsih, Wahyu dkk. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jogjakarta:


Nuha Medika.

Rohmah, Nikmatur dkk. 2009. Proses Keperawatan Teori dan Aplikasi.


Jogjakarta : Ar-ruzz Media.

Anda mungkin juga menyukai