Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN

DIABETES MELITTUS

NAMA : IRNA WATY


KELAS : NERS 19A
TUGAS :

KEPERAWATAN MATERNITAS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NUSANTARA


2019

I. Pengkajian
1. Identitas
A. Identitas klien
a. Nama : Ny I
b. Umur : 31 Thn
c. Suku/Bangsa : Sulawesi
d. Agama : Islam
e. Pendidikan : SMA
f. Pekarjaan : Pedagang
g. Alamat : Jl.Krapyak, Sleman
h. No. Register : 01042013
i. Dx. Medis : DM
j. Tanggal masuk : Minggu, 31 Maret 2013
k. Tanggal pengkajian : Minggu, 31 Maret 2013
B. Identitas penanggung jawab
a. Nama : Tn. G
b. Umur : 34th
c. Jenis kelamin : laki-laki
d. Agama : Islam
e. Pendidikan : D3
f. Pekarjaan : Karyawan swasta
g. Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
h. Alamat : Jl.Krapyak, Sleman
i. Hubungan dengan klien : Suami
2. Data Subjektif
A. Alasan Datang/ Dirawat
Ibu mengatakan ingin memeriksakan keadaannya.
B. Keluhan utama
Ibu mengeluh sering merasa haus, merasa lapar dan sering BAK
C. Riwayat kesehatan dahulu
Ibu mengatakan tidak pernah atau sedang menderita penyakit menular seperti
PMS, HIV/AIDS, TBC, penyakit menurun seperti DM, Hipertensi, jantung,
dan penyakit menahun seperti Asma, jantung, dan Hipertensi. Dan Ibu
mengatakan dulu pernah melakukan operasi sesar.
D. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan keluarga ibu maupun keluarga suami tidak pernah/sedang
menderita penyakit menular seperti PMS, HIV/AIDS, TBC, penyakit menurun
seperti DM, Hipertensi, jantung, dan penyakit menahun seperti Asma, jantung,
dan Hipertensi
E. Riwayat Kehamilan Sekarang :
a. HPM : 4-9-2012 HPL : 11-6-2013
b. ANC pertama umur kehamilan : 6minggu
c. Kunjungan ANC
- Trimester I
 Frekuensi : 6 Minggu
 Keluhan : mual muntah
 Komplikasi : tidak ada
 Terapi : belum diberikan
- Trimester II
 Frekuensi : 2x
 Keluhan : pusing
 Komplikasi : DMG
 Terapi : tablet Fe, Lico Calk,
- Trimester III
 Frekuensi : 2x
 Keluhan : sering haus, lapar, BAK
 Komplikasi : DMG
 Terapi : tablet fe
d. Imunisasi TT:
- TT 1 : TT Caten
- TT 2 : tanggal 25 September 2007
- TT 3 : tanggal 28 Oktober 2007
- TT 4 : tanggal
- TT 5 : tanggal

e. Pergerakan janin selama 24 jam (dalam sehari)


Ibu mengatakan janinnya bergerak lebih dari 10x sehari.
F. Aspek psikologis
a. Ibu mengatakan suami dan keluarga senang dan menerima dengan
kehamilan sekarang.
b. Ibu mengatakan suami dan keluarga mendukung ibu dengan kehamilan
sekarang.
c. Ibu mengatakan hubungan ibu, suami, keluarga, dan tetangga baik-baik
saja
G. Aspek social
Hubungan klien dengan keluarga sangat baik, terbukti keluarganya bergantian
menjaganya selama di Rumah Sakit. Hubungan klien dengan lingkungan juga
sangat baik, terbukti banyak yang menjenguknya,
H. Aspek spiritual
Klien dan keluarga beragama islam menurut keluarga selama sehatnya klien
rajin beribadah, begitu juga selama dirawat di rumah sakit.
I. Pengetahuan ibu (tentang kehamilan, persalinan, nifas)
a. Ibu mengatakan belum mengetahui tentang kehamilan trimester 1,2, dan 3
b. Ibu mengatakan belum mengetahui tentang masa persalinan.
c. Ibu mengatakan belum mengerti tentang masa nifas dan menyusui
3. Data Objektif
A. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Status emosional : stabil
d. Tanda vital
- Tekanan darah : 120/80mmhg Nadi : 72x/menit
- Pernafasan : 25x/menit Suhu : 36.50c
- BB : 68kg TB : 150cm
B. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
messocepal. Tidak ada benjolan, bersih, tidak berketombe
b. Wajah
simetris, tidak ada odema, ada cloasma gravidarum
c. Telinga
simetris, terdapat lubang telinga
d. Mata
simetris, konjungtiva merah muda, sclera putih
e. Hidumg
simetris, tidak polip, tidak ada secret
f. Mulut
simetris, tidak labioskisis/palatoskisis, tidak karies gigi
g. Leher
tidak ada pmbesaran vena jugularis, kelenjar parotis/limfe
h. Dada
simetris, tidak retraksi dinding dada.
i. Payudara
simetris, putting menonjol, colustrum(-), hyperpigmentasi
j. Abdomen
linea(+), striae(+), tfu 3 jari atas pusat.
- Palpasi
 Leopold I
pada bagian fundus teraba bulat, lunak, dan ridak melenting
yaitu bokong janin.
 Leopold II
pada bagian kanan ibu teraba panjang, datar, keras yaitu
punggung janin, pada bagian kiri ibu teraba bagian-bagian kecil
yaitu ekstremitas janin.
 Leopold III
Pada bagian terendah teraba bulat, keras, melenting yaitu
kepala janin
 Leopold IV
Bagian terendah janin belum masuk PAP
- Auskultasi
 DJJ : 144x/menit
k. Ekstremitas atas
Simetris, tidak ada udema,jari lengkap
l. Ekstermitas bawah
Simetris, tidak ada udema,jari lengkap
m. Genitalia luar
bersih, tidak ada tanda-tanda infeksi
n. Pemeriksaan panggul
tidak dilakukan
C. Pemeriksaan penunjang
a. Cek GDS = 220 mg/dl
D. Data penunjang
a. GDP: 120 mg/dl
b. 2 jam sesudah makan: 140mg/dl
c. HbA1c : 7%
E. System pengindraan
a. Sistem penglihatan
- Inspeksi
bentuk mata dan bola mata simetris, reflek pupil klien baik, saat
ada rangsangan cahaya miosis, konjungtiva tak anemis, sclera tidak
ikterik, gerakan bola mata baik.
- Palpasi
tidak terdapat lesi atau oedema, tidak dirasakan nyeri tekan.
b. Sistem pendengaran
Bentuk dan letak simetris, tidak ada serumen, fungsi pendengaran cukup
baik karena klien mampu mengerjakan apa saja yang diperintahkan.
c. Sistem penciuman
Bentuk dan letak simetris, klien di tes dengan mengguanakan alcohol dan
kopi disertai dengan tulisan alcohol dan kopi, klien dapat menunjuk
dengan tepat bau yang dirasakan.
d. Sistem pengecapan
Keadaan lidah sedikit kotor, klien dites dengan menggunakan garam dan
gula disertai tulisan garam dan gula, klien dapat menunjuk dengan tepat
apa yang dirasakan.
e. Sistem integument
Gastisitas/turgor kulit baik walaupun saat di tarik kulit klien kembali ke
semuala +/- 3-5 detik karena proses penuaan, tidak ada lesi, warna kulit
putih,tidak ada masa, tampilan umum kulit bersih, kulit kepala bersih,
distribusi rambut merata.
f. Sistem pencernaan
Bentuk mulut simetris, gigi utuh mukosa bibir kering, reflek menelan ada,
auskultasi pada bising usus 10x/menit.
g. Sistem pernafasan
Bentuk hidung simetris, tidak tampak polip, tidak aa pernafasan cuping
hidung, retraksi dada negative, tidak ada nyeri tekan pada adda, tidak ada
benjolan pada dada, terdengar suara sonor pada dada sebelah kiri dan
kanan, tidak ada wheezing.
h. Sistem kardiovaskuler
Tachicardi, cyanotic negative pada akral bibir klien, tidak terdapat
peningakatan vena juularis, tidak ada bunyi tambahan.
i. Sistem perkemihan
Eliminasi urine tidak sering, ketok CVA tidak dirasaka nyeri, tidak ada
nyeri pada aderah supra pubis, blas tidak teraba keras dan saat di palpasi
tidak terasa nyeri.
j. System persarafan
- N1 (olfaktorius)
klien dapat membedakan bau minyak kayu putih
- N2
lapang pandang klien agak berkurang behubungan dengan penuaan
- N3 (okulomotorius)
normal (bila terkena cahaya miosis dan midriasis bila tidak terkena
cahaya)
- N4 (trakelis)
mata masih terkoordinasi sesuai perintah.
- N5 (trigeminus)
reflek mengunyah ada, kelopak mata(+), rahang dapat mengatup
secara simetris
- N6
klien dapat menggerakan bola mata ke kiri dan ke kanan.
- N7 (fasialis)
klien dapat menggerakan muka.
- N8 (cochlealis)
pendengaran baik.
- N9 (glosopharingeus)
ada reflek menelan.
- N10 (vagus)
kemampuan menelan baik.
- N11 (accesorius)
kedua bahu masih mampu mengatasi tahanan dengan cukup baik.
- N12 (hipoglosus)
pergerakan lidah normal.
k. Sistem musculoskeletal
Tidak ada kelumpuhan pada ekstermitas, kekuatan otot penuh, tidak ada
nyeri dan tidak ada luka.
F. Pola Aktivitas Sehari-hari
No. ADL(Activity Daily Living) Sebelum Masuk RS Di RS
1. Nutrisi Kalori
1. Makan
- Frekuensi 3x/hari
- Jenis Nasi dan lauk-pauk (sayur,
- Porsi/Jumlah ikan, tempe, dll)
- Makanan pantangan Tidak Ada
2. Minum
- Frekuensi 6-7 gls/hari
- Jumlah ± 1.500 – 1.750 ml/hari
2. Eliminasi
1. BAB
- Frekuensi 1-2 x/hari 1 x/hari
- Konsistensi Lembek Lembek
1
/2 -1 cc/kg berat badan/jam Tidak tentu
2. BAK
- Frekuensi
- Jumlah urine output ± 900 – 1.000 ml/hari ± 900 – 1.000 ml/hari
- Warna Jernih Jernih
- Terpasang kateter Tidak Ya
3. Istirahat Tidur
1. Waktu Tidur :
- Malam 21.00 – 05.00 WIB 21.00 – 05.00 WIB
- Siang 12.00 – 13.00 WIB 11.30 – 13.30 WIB
2. Lama Tidur :
- Malam ± 8 jam ± 8 jam
- Siang ± 1 jam ± 2 jam
3. Masalah tidur Tidak Tidak
4. Personal Hygiene
1. Mandi
- Frekuensi 2x sehari 2x sehari
- Penggunaan Sabun Ya Ya
- Cara Sendiri Sendiri
2. Oral Hygiene
- Frekuensi 2x sehari Tidak
- Penggunaan pasta gigi Ya Tidak
- Cara melakukan Sendiri -
3. Pemeliharaan Rambut
- Frekuensi 2x Seminggu Belum cuci rambut
- Penggunaan shampoo Ya -
- Cara melakukan Sendiri -
4. Pemeliharaan Kuku
- Frekuensi Tidak tentu Tidak tentu
- Cara melakukan sendiri -
5. Aktivitas Klien mengatakan mulai Klien melakukan
beraktivitas pada jam 05.30 – aktivitasnya Sendiri
16.30 WIB sebagai Petani
II. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan ketidakmampuan mencerna dan menggunakan nutrisi kurang tepat.
2. Resiko cedera berhubungan dengan hipoglikemia atau hiperglikemia
3. Resiko Tinggi cidera janin berhubungan dengan peningkatan kadar glukosa
maternal, perubahan pada sirkulasi.
4. Resiko tinggi terhadap trauma, gangguan pertukaran gas pada janin berhubungan
dengan ketidakadekuatan kontrol diabetik maternal, makrosomnia atau retardasi
pertumbuhan intra uterin.
III. Intervensi Keperawatan
N Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
o Keperawatan
1 Resiko tinggi Setelah Mempertahankan - Timbang - Penambahan
terhadap dilakukan kadar gula darah berat berat badan
perubahan tindakan puasa antara 60- badan adalah kunci
nutrisi kurang keperawat 100 mg/dl dan 2 setiap petunjuk untuk
dari kebutuhan an nutrisi jam sesudah kunjungan memutuskan
berhubungan pasien makan tidak lebih prenatal. penyesuaian
dengan terpenuhi. dari 140 mg/dl. kebutuhan kalori.
ketidakmampua - Membantu dalam
n mencerna dan - Observasi mengevaluasi
menggunakan masukan pemahaman
nutrisi kurang kalori dan pasien tentang
tepat. pola aturan diet
makan
dalam 24
jam. - Mual dan muntah
- Perhatikan dapat
adanya mengakibatkan
mual dan defisiensi
muntah karbohidrat yang
khususnya dapat
pada mengakibatkan
trimester metabolisme
pertama.
lemak dan
terjadinya
ketosis.
- Kebutuhan
- Ajarkan
insulin dapat
pasien
dinilai
tentang
berdasarkan
metode
temuan glukosa
finger stick
darah serum
untuk
secara periodic
memantau
- Pembagian dosis
glukosa
insulin
sendiri.
mempertimbangk
- Diskusikan
tentang an kebutuhan

dosis , basal maternal

jadwal dan dan rasio waktu


tipe makan.
insulin. - Diet secara
spesifik pada
individu perlu
- Kolaborasi untuk
dengan ahli mempertahankan
gizi. normoglikemi
- Insiden
abnormalitas
janin dan bayi
baru lahir
- Observasi menurun bila
kadar kadar glukosa
Glukosa darah antara 60 –
darah. 100 mg/dl,
sebelum makan
antara 60 -105
mg/dl, 1 jam
sesudah makan
dibawah 140
mg/dl dan 2 jam
sesudah makan
kurang dari 200
mg/dl.
- Memberikan
keakuratan
gambaran rata
rata control
glukosa serum
selama 60 hari . -
Kontrol glukosa
- Tentukan
serum
hasil
memerlukan
HbA1c
waktu 6 minggu
setiap 2 – 4
untuk stabil.
minggu.
2 Resiko cedera Setelah Pasien dapat - Jelaskan - Dengan
berhubungan dilakukan memverbalisasi pada meningkatnya
dengan tindakan pemahaman pasien, pengetahuan ibu,
hipoglikemia keperawat mengenai suami atau suami dan
atau an tidak hipoglekemia dan keluarga keluarga kondisi
hiperglikemia terjadi hiperglikemia mengenai hipoglikemi dan
resiko termasuk sebab hipoglike hiperglikemi
cedera. dan tanda mia dan dapat dicegah
gejalanya. hiperglike sehingga dapat
Pasien dapat
mia meminimalkan
mengidentifikasi
termasuk resiko cedera.
konsekuensi
penyyebab
potensial dari
dan tanda - Dimungkinkan
hiperglikemi dan
gejalany jika pada keadaan
hipoglkemia pada
- Anjurkan hipoglikemia atau
dirinya dan
pasien hiperglikemi
janinnya.
untuk dapat dilakukan
Hipoglikemia dan
membawa penanganan
hiperglikemia
insulin cepat.
dapat dicegah
spuit, juga
atau
- Latihan fisik dan
gula kerja-
diminimalkan.
kepatuhan diet
cepat saat
dan stres sangat
bepergian
berpengaruh pada
jauh dari
kondisi ibu
rumah.
maupun janin,
- Diskusika
maka dari itu
n
perlunya
hubungan
membatasi
latihan
kegiatan fisik
fisik dan
yang berlebih dan
diet dan
kepatuhan diet
efek
sangat berperan
keduanya
dalam menjaga
pada stres. kondisi ibu dan
janin.
3 Resiko Tinggi Setelah Menunjukan - Observasi - Pengontrolan
cidera janin dilakukan reaksi Non stress control secara ketat
berhubungan tindakan test dan Oxytocin diabetik sebelum konsepsi
dengan keperawat Challenge Test sebelum membantu
peningkatan an tidak negative atau konsepsi menurunkan
kadar glukosa terjadi Construction resiko mortalitas
maternal, resiko Stress Test secara janin dan
perubahan pada cidera normal. abnormal
sirkulasi. janin. konginental.

- Terjadi
insufisiensi
- Observasi plasenta dan
gerakan ketosis maternal
janin dan mungkin secara
denyut negatif
janin mempengaruhi
setiap gerakan janin dan
kunjungan denyut jantung
janin.
- Untuk
mengidentifikasi
pola pertumbuhan
- Observasi abnormal
tinggi - Aktifitas dan
fundus pergerakan janin
uteri setiap merupakan
kunjunga petanda baik dari
- Tinjau kesehatan janin.
ulang
prosedur
dan - Tes serum
rasional albumin glikosilat
untuk Non menunjukkan
stress Test glikemia lebih
setiap dari beberapa hari
minggu.
- Observasi
kadar
albumin
glikosilat
pada
getasi
minggu ke - Insiden
24 sampai kerusakan tuba
ke 28 neural lebih besar
khususnya pada ibu diabetik
pada ibu dari pada non
dengan diabetik bila
resiko kontrol sebelum
tinggi. kehamilan sudah
- Dapatkan buruk.
kadar - Ultrasonografi
serum alfa bermanfaat dalam
fetoprotein memastikan
pada tanggal gestasi
gestasi dan membantu
minggu ke dalam evaluasi
14 sampai retardasi
minggu ke pertumbuhan
16. intra uterin.

- Siapkan
untuk
ultrasonog
rafi pada
gestasi
minggu ke
8, 12, 18,
28, 36
sampai
minggu ke
38.

4 Resiko tinggi Setelah 1. - Kehamilan - Tinjau - Hiperglikemia


terhadap trauma, dilakukan cukup bulan. ulang maternal pada
gangguan tindakan 2. - Meningkatkan riwayat periode pranatal
pertukaran gas keperawat keberhasilan pranatal meningkatkan
pada janin an pasien kelahiran dari dan makrosomia,
berhubungan tidak bayi usia gestasi kontrol membuat janin
dengan mengalam yang tepat. maternal. berisiko terhadap
ketidakadekuata i trauma 3. - Bebas cedera. cedera kelahiran
n kontrol dan 4. - Menunjukkan karena distosia
diabetik gangguan kadar glukosa atau disporsia
maternal, pertukaran normal, bebas sefalopelvis.
makrosomnia gas pada tanda Kadar glukosa
atau retardasi janin. hipoglikemia maternal yang
pertumbuhan tinggi pada
intra uterin. kelahiran
meransang
pankreas janin,
mengakibatkan
hiperinsulinemi
- Periksa - Peningkatan
adanya glukosa dan
glukosa kadar keton
atau keton menandakan
dan ketoasidosis yang
albumin dapat
dalam urin mengakibatkan
ibu dan asidosis janin dan
pantau potensial cedera
tekanan susunan syaraf
darah pusat.
- Observasi
tanda vital. - Peningkatan
infeksi asenden,
dapat
mengakibatkan
- Anjurkan sepsis neonatal.
posisi - Meningkatkan
rekumben perfusi plasenta
lateral dan
selama meningkatkan
persalina kesediaan.
- Tinjau
hasil tes - Peningkatan
pranatal infeksi asenden,
seperti dapat
profil mengakibatkan
biofisikal, sepsis neonatal
tes - Meningkatkan
nonstres perfusi plasenta
dan tes dan
stres meningkatkan
kontraksi kesediaan
oksigen untuk
janin.
- Memberikan
informasi tentang
cadangan pada
plasenta untuk
oksigenasi janin
selama periode
- Observasi intrapartal.
frekuensi - Tacikardi,
denyut bradikardi atau
jantung deselerasi lambat
janin. pada penurunan
variabilitas
menandakan
kemungkinan
hipoksia janin.
IV. Evaluasi Keperawatan
1. Dari hasil intervensi yang tertulis, evaluasi yang diharapkan:
A. Diagnosa 1 : Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna dan menggunakan
nutrisi kurang tepat.
a. Evaluasi : Pasien mampu mempertahankan nutrisi adekuat
B. Diagnosa 2 : Resiko cedera berhubungan dengan hipoglikemia atau
hiperglikemia
a. Evaluasi : Cidera tidak terjadi
C. Diagnosa 3 : Resiko Tinggi cidera janin berhubungan dengan peningkatan
kadar glukosa maternal, perubahan pada sirkulasi.
a. Evaluasi : Cidera terhadap janin tidak terjadi
D. Diagnosa 4 : Resiko tinggi terhadap trauma, gangguan pertukaran gas pada
janin berhubungan dengan ketidakadekuatan kontrol diabetik maternal,
makrosomnia atau retardasi pertumbuhan intra uterin.
a. Evaluasi : Trauma tidak terjadi

BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
A. Diabetes melitus pada kehamilan dapat mengakibatkan dampak buruk bagi
sang ibu dan juga janin yang tengah dikandungnya.
B. Penyakit diabetes melitus yang terjadi selama kehamilan disebabkan karena
kurangnya jumlah insulin yang dihasilkan oleh tubh yang dibutuhkan untuk
membawa glukosa melewati membran sel.
C. Faktor resiko ibu hamil dengan diabetes melitus adalahRiwayat keluarga
dengan diabetes melitus, Glukosuria dua kali berturut-turut, Obesitas,
Keguguran kehamilan yang tidak bisa dijelaskan (abortus spontan), Adanya
hidramnion, Kelahiran anak sebelumnya besar, Umur mulai tua, Herediter.
D. Hal yang terpenting dari penanganan diabetes gestasional adalah mengontrol
kadar gula dalam darah.
2. Saran
Bagi ibu hamil hendaknya mengatur pola makan dan porsi makan dengan benar,
menhindari makan dan minuman yang mengandung glukosa berlebih, rutin
berolahraga, serta selalu rajin untuk control gula darah, agar jika terdapat
peningkatan gula darah yang berlebih, segera mendapatkan penangan dari petugas
kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA
Mitayani. 2011. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta. Salemba Medika
Bobak, lowdermik, dan Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Jakarta:
EGC
Manuaba, Ida Bagus Gede dan I N Chandranita Manuaba. 2007. Pemgantar Kuliah Obstetri.
Jakarta: EGC
Purwaningsih, Wahyu dan Siti Fatmawati. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jogjakarta
: Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai