Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya pendidikan manusia dimulai dari keluarga. Keluarga merupakan tempat
pertama dan utama bagi pembentukan danpendidikan anak. Jika ingin membentuk sifat anak
yang shaleh, cerdas serta terampil, maka harus dimulai dari keluarga. Agar terbentuk
keluarga yang sehat dan bahagia maka para orang tua perlu pengetahuan yang cukup
sehingga mampu membimbing dan mengarahkan setiap anggota keluarga menuju tujuan yang
diharapka. Saat ini,pada umumnya di Indonesia karakter anak di didik dan di bentuk
berdasarkan pengalaman yang diperoleh dari orang tua atau keluarga lain yang dilihatnya.
Dimana kebanyakan orang tua mendidik anaknya secara autodidak dari pengalaman yang
dialami atau dilihatnya bukan berdasarkan ilmu pendidikan dan disiplin ilmu lainnya. Jika
dirasa itu baik maka mereka akan menerapkan pada keluarganya. Untuk mendidik anak,
berdasarkan pengalaman itu saja tidaklah cukup. Untuk mewujudkan anak yang diharapkan
orang tua, para orang tua juga perlu menambah, mengembangkan pengetahuan dan
wawasanya melalui pendidikan. Sehingga keluarga yang menyelenggarakan pendidikan
dengan baik akan menghasilkan keluarga yang baik. Anak akan tumbuh menjadi seorang
yang kuat rohaninya, sehat jasmani, dan berkembang kemampuan akal atau potensi yang
dimilikinya.Maka dari itu penguatan pendidikan karakter sejak dini oleh orang tua dalam
konteks sekarang sangat relevan untuk mengatasi krisis moral yang sedang terjadi di Negara
kita.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan karakter dan unsur pembentuknya ?
2. Bagaimana proses pembentukan karakter pada siswa ?
3. Apa pengaruh latar belakang pendidikan orang tua terhadap karakter siswa?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui penegertian karakter dan unsur – unsur pembentuknya
2. Untuk mengetahui bagimana proses pembetukan karakter bagi siswa yang akan
membantuya membentuk karakter yang lebih baik
3. Untuk mengetahui pengaruhdan hubungan dari latar belakang pendidikan orang
terhadap pembentukan karakter siswa di sekolah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Karakter Dan Unsur Pembentuknya
Karakter berasal dari bahasa Latin “kharakter”, “kharessein”, “kharax” sedangkan dalam
bahasa Inggris “character” dan bahasa Indonesia “karakter” yang berarti membuat tajam.
Sementara menurut psikologi karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan kebiasaan yang
mengarahkan pada suatu tindakan seorang individu.
Secara umum menurut Doni Koesoema A. ( 2010:79) karakter dapat didefinisikan
sebagai unsur psikososial yang dikaitkan dengan pendidikan dan konteks lingkungan.
Karakter jika dipandang dari sudut behavioral yang menekankan unsur kepribadian yang
dimiliki individu sejak lahir. Karakter dianggap sama dengan kepribadian, karena kepribadian
dianggap sebagai ciri atau karakteristik atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber
dari lingkungan.Kemudian dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) Karakteradalah
sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain
(tabiat, watak, kepribadian). Sedangkan karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah
bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen,
watak.
Selanjutnya menurut psikologi dan sosiologi, manusia memiliki beberapa unsur yang
berkaitan dengan terbentuknya karakter yaitu sebagai berikut :
1. Sikap
Sikap dari seseorang merupakan bagian dari karakter
2. Emosi
Emosi yaitu gejala dinamis dalam situasi yang dirasakan manusia yang disertai dengan
efek pada kesadaran, perilaku, dan ini juga merupakan proses fisiologis
3. Kepercayaan
Kepercayaan sendiri merupakan komponen kognitif manusia dari faktor sosio psikologis
4. Kebiasaan
Kebiasaan merupakan aspek perilaku manusia yang menetap, berlangsung secara otomatis
pada waktu yang lama, tidak direncanakan dan diulangi berulang kali.
5. Konsep Diri
Konsepsi diri adalah proses totalitas, baik sadar maupun tidak sadar tentang bagaimana
karakter dan diri seseorang terbentuk. Jadi, konsepsi diri adalah bagaimana kita harus
membangun diri, apa yang kita inginkan dan bagaimana kita menempatkan diri dalam
kehidupan.
2.2 Proses Pembentukan Karakter Pada Siswa
Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari
hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakininya dan digunakannya sebagai
landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak (Puskur, 2010).
Dimana pembentukan karakter pada anak ini mulai terbentuk saat anak itu lahir ke
dunia.Kemudian ketika anak sudah mulai tumbuh dewasa keluargalah yang berperan penting
dalam proses pembentukan karakter pada anak terutama orang tua dan yang paling dominan
adalah ayah atau kepala keluarga yang berkewajiban memimpin dalam suatu keluarga. Dalam
kehidupan keluarga kita harus membiasakan menerapkan nilai-nilai kebiaasaan-kebiasaan
positif yang pada akhirnya akan diteruskan oleh si anak pada lingkungan sosial yang lebih
besar, yakni di sekolah dan masyarakat.
Dalam keluarga kita dapat menanamkan sikap jujur dan terbuka pada anak, memberi
kesempatan anak berpendapat dalam menentukansebuah pilihan, mengajak anak berunding,
dan mengajak anak untuk ikut berbagi peran dalam menyelesaikan pekerjaan rumah tangga.
Hal itu bagian dari proses membangun karakter anak. Saling tolong-menolong sesama
anggota keluarga. Membiasakan anak mengeksplor dirinya. Memberi kesempatan pada anak
untuk mengambil keputusan untuk dirinya. Pendidikan yang diberikan oleh orang tua kepada
anak hendaknya berorientasi pada kebutuhan anak sebagai makhluk biopsikososialreligius
serta menggunakan cara-cara yang sesuai dengan perkembangan anak, baik perkembangan
fisik-biologisnya, perkembangan psikisnya, perkembangan sosial serta perkembangan
religiusitasnya.Sehingga pada akhirnya akan terbentuk karakter anak yang baik dan sesuai
dengan harapan orang tua.
2.3 Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Orang Tua Terhadap Karakter Siswa
Keluarga merupakan pendidikan pertama yang diterima oleh anak, sehingga
keluargalah yang banyak memiliki peran emas dalam perkembangan karakter anak, selain itu
anak memiliki banyak waktu serta ikatan batin antara orangtua dan anak yang akan
menimbulkan rasa yang nyaman, tentram sehingga anak dengan mudah mengeksplor
tingkahlaku mereka sesuai dengan karakter yang ditanamkan dari orangtua. Penanaman
karakter anak sejak dini sangat berpengaruh terhadap perkembangan karakter anak
dikemudian harinya karena apabila anak sejak dini di didik memiliki karakter lemah, anak
tersebut ketikdewasa akan mengalami kebimbingan dalam menentukan arah hidupnya
terlebihlagi anak tersebut dengan mudah masuk kedalam hal – hal yang negatif, oleh sebab
itu keluarga lah yang harus dengan teliti, dan cermat dalam penanamankarakter pada anak –
anak terlebih lagi pada anak usia Sekolah Dasar.
Sehingga pengaruh keluarga terutama berpusat pada pada sikap dan perilakuorangtua
kepada anak. Sikap yang dapat mendorong perkembangan intelektual anak ini adalah
responsif dan interaktif terhadap anak, serta tersedianya lingkungan rumah yang kondusif
untuk belajar anak. Sementara itu prestasi intelektual yang rendah atau dibawah kemampuan
sebenarnya dapat disebabkan antara lain oleh karena kurangnya fasilitas belajar, kurangnya
stimulasi mental oleh orangtua di rumah, dan keadaan gizi. Khusus mengenai masalah
kurangnya stimulasi mental oleh orangtua, pada umumnya disebabkan karena rendahnya
tingkat pendidikan yang dimiliki sehingga mereka tidak mengerti bagaimana membantu anak
agar lebih berhasil. Dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan orangtua sangat berpegaruh
pada pemkembangan ataupun pembentukan karakter anak khususnya anak di usia Sekolah
Dasar.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan bahwa ditinjau dari tingkat pendidikan orangtua, ada
perbedaan perlakuan yang diterima oleh anak. Orangtua yang berpendidikan tinggi memiliki
kesempatan dan kemampuan untuk memperoleh materi yang lebih besar yang diperlukan
untuk menyediakan fasilitas dan saran belajar anak, selain itu dengan pengetahuan yang
dimiliki orang tua yang berpendidikan tinggi pada umumnya bersikap terbuka dan mampu
memperlakukan anak secara positif. Mereka memberikan perhatian yang besar terhadap
penanaman karakter yang positif dan tangguh pada anak. Dibadingkan dengan orang tua yang
berpendidikan rendah mereka lebih cenderung tertutup terhadap anaknya sehingga ada
perbedaan besar dalam mendidik anak yang dilakukan oleh orang tua dengan latar belakang
pendidikan yang tinggi dan orang tua dengan latar belakang yang rendah.
3.2 Saran
Sebaiknya orang tua harus lebih mengerti anaknya agar dapat mendidik anaknya
dengan baik,sebenarnya rtidak peduli apapun latar belakang orang tua pada dasarnya orang
tua pasti mengharapkan anaknya memiliki nilai moral dan sopan santun yang tinggi. Maka
dari itu orang harus lebih mengerti bagaimana cara mendidik karakter anak dengan baik
DAFTAR PUSTAKA
1
Lutvi, Acep Pengertian, Tujuan, dan Fungsi Pendidikan Karakter, dalam
https://www.google.com/www.lyceum.id/pengertian-tujuan-dan-fungsi-
pendidikan-karakter, diakses tanggal 16 juni 2021
2
Mushafak, Imam. Sistem Kontrol Pendidikan Karakter Di Sekolah Dan Keluarga,
3
Ta’alum, Vol. 03, No. 01, Juni 2015, hal. 80, dalam,
https://ejurnal.iain-tulungagung.ac.id, diakses tanggal 16 juni 2021
4
Ekoarif. 2012. Peran Keluarga dalam membentuk kepribadian dan pendidikan anak.

Anda mungkin juga menyukai