Anda di halaman 1dari 9

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

“ PLURALITAS SOSIAL ”

Di Susun Oleh : Kelompok 4


1. Citra Meilana Lubis
2. Ade Silviana

KELAS VIII G

SMP NEGERI 6 MUARO JAMBI


TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan ini.

Adapun makalah ini tentang PLURALITAS SOSIAL ini telah kami usahakan
semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadar sepenuhnya bahwa ada kekurangan
baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada
dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin member saran
dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari ini dapat diambil hikmah dan
manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................................ i

Daftar Isi.......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A..................................................................................................................................Latar
Belakang Masalah....................................................................................................... 1
B..................................................................................................................................Rumu
san Masalah................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

A.................................................................................................................................Defini
si Pluralitas................................................................................................................. 2
B.................................................................................................................................Penge
rtian Pluralisme Sosial................................................................................................ 2
C.................................................................................................................................Plurali
sme Sosial dalam Agama Buddha.............................................................................. 3

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... iii

3
4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tidak dapat dipungkiri, bumi adalah tempat dimana manusia hidup di dalamnya. Dan
sudah semestinya para penghuninya terdiri dari berbagai suku, ras, bahasa, kultur, profesi dan
agama. Dengan demikian, kemajemukan bukanlah fenomena yang tidak biasa. Keragaman
terdapat diberbagai ruang kehidupan terutama dalam kehidupan sosial dan kehidupan
beragama. Jika kita tilik lebih mendalam, contoh yang paling dekat adalah di Negara kita
sendiri, Indonesia. Di Negara Indonesia yang terdiri dari berbagai pulau dari sabang sampai
merauke, terdapat begitu banyak kemajemukan ras, suku, budaya, bahasa, adat sampai
agama. Namun,pluralitas tidak hanya terjadi dalam lingkup kelompok social yang besar
seperti masyarakat dalam suatu Negara, tetapi juga dalam lingkup kecil seperti rumah tangga.
Bias jadi individu-individu dalam rumah tangga tersebut menganut agama yang berbeda.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Pluralitas
Pluralisme (bahasa Inggris: pluralism), terdiri dari dua kata plural (=beragam) dan
isme (=paham) yang berarti beragam pemahaman, atau bermacam-macam paham, Untuk itu
kata ini termasuk kata yang ambigu. Berdasarkan Webster's Revised Unabridged Dictionary
(1913 + 1828) arti pluralism adalah hasil atau keadaan menjadi plural dan keadaan seorang
pluralis; memiliki lebih dari satu tentang keyakinan gerejawi.
pluralisme adalah sebuah kerangka dimana ada interaksi beberapa kelompok-
kelompok yang menunjukkan rasa saling menghormat dan toleransi satu sama lain.
Pluralisme dapat dikatakan salah satu ciri khas masyarakat modern dan kelompok sosial yang
paling penting, dan mungkin merupakan pengemudi utama kemajuan dalam ilmu
pengetahuan, masyarakat, dan perkembangan ekonomi.
Indonesia merupakan salah satu negara multikulturalis terbesar di dunia. Berbagai
pluralitas yang ada di Indonesia terdiri dari keragaman kelas sosial, etnik dan ras, gender,
anak berkebutuhan khusus, agama, bahasa, dan usia.

B. Pengertian Pluralisme Sosial


Plural, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti jamak atau lebih dari satu,
sedangkan Pluralis berarti kategori jumlah yang menunjukkan lebih dari satu atau lebih dari
dua dalam bahan yang mempunyai dualis. Adapun Pluralisme adalah keadaan masyarakat
yang majemuk (bersangkutan dengan sistem sosial dan politiknya); jika dipakai dalam
kebudayaan memiliki arti berbagai kebudayaan yang berbeda-beda dalam suatu masyarakat.
Richard J. Mouw mengatakan bahwa pluralism merupakan paham tentang kemajemukan.
Dalam buku yang dikarang oleh Media Zainun Bahri MA. Menurut alwi shihab dalam
karyanya yang amat mengagumkan, Islam Insklusif (1997), mengurai garis-garis besar
pengertian pluralism, yang menurutnya mencakup hal-hal berikut ini.

1. Pluralisme tidak semata menunjuk pada kenyataan tentang adanya


kemajemukan. Namun yang dimaksud adalah keterlibatan aktif terhadap kenyataan
kemajemukan tersebut.

2. Pluralism harus dibedakan dengan kosmopolitanisme.


2
3. Konsep pluralisme tidak dapat disamakan dengan relativisme.

4. Pluralisme agama bukanlah sinkretisme yang menciptakan suatu agama baru


dengan memadukan unsure tertentu atau sebagian komponen ajaran dari beberapa
agama untuk dijadikan bagian integral dari agama baru tersebut.

Pluralism sosial sendiri mengkaji dan membahas tentang keberagaman dan


kemajemukan dalam kemasyarakatan. Ini dapat dilihat dari beragamnya suku, ras,budaya,
profesi bahkan agama yang di anut oleh suatu masyarakat dalam suatu wilayah. Beberapa
pendapat yang berkaitan dengan tema ini, Craig Dykstra dan Sharon Parks mengatakan sejak
erapencerahan dan lebih jelas lagi di abad-20 yang lalu, masalah pluralisme semakin
berkembang. Ini artinya bahwa kondisi pluralitas terjadi dimana-mana namun masih
menimbulkan persoalan.

Namun perlu disadari pula bahwa pluralisme bukan hal yang mudah. Michael
Amaladoss menegaskan bahwa pluralisme selalu menjadi problem, baik ketika menyangkut
system ekonomi, ideologi politik, maupun struktur sosial, apalagi masalah agama.

Menurut Nurkholis Majid, sistem nilai plural adalah sebuah aturan Tuhan yang tidak
mungkin berubah, diubah, dilawan,dan diingkari. Barang siapa mencoba mengingkari hokum
kemajemukan budaya, maka akan timbul fenomena pergolakan yangtidak berkesudahan.

C. Pluralisme Sosial dalam Agama Buddha


Ketika Suku Sakya dan Suku Koliya ingin berperang karena memperebutkan air sungai
Rohini. Sang Buddha dengan Mata Bathin-Nya mengetahui kejadian itu. dan Buddha dengan
Kesaktian-Nya terbang ke udara, tepat ditengah tengah Sungai Rohini. Mereka langsung
bersujud ketika mereka melihat Sang Buddha, Sang Buddha bertanya pada pimpinan dari
kedua pihak itu, satu demi satu, akhirnya sampailah kepada pekerja harian. Pekerja harian itu
menjawab :
“Pertengkaran ini hanya karena air sungai Rohini, Yang Mulia.” Kemudian Sang Buddha
bertanya pada kedua Raja itu : “Berapakah nilai air sungai itu, Raja Mulia?”

“Sangat kecil nilainya, Yang Mulia.”

“Berapa besarkah nilai Khattiya (Negeri) ini, Raja Mulia?”

“Khattiya ini tidak ternilai, Yang Mulia.”

3
“Bukanlah hal yang baik dan pantas apabila hanya karena air yang sedikit ini kalian
menghancurkan Khattiya (Negeri) yang tidak ternilai ini.”

Kedua pihak itu diam seribu bahasa. Sang Buddha berkata lagi : “O, Raja Mulia,
mengapa kalian bertindak seperti ini? Apabila saya tidak ada di sini sekarang, kalian akan
bertempur, membuat sungai ini berlimbah darah. Kalian tidak pantas bertindak demikian.
Kalian hidup bermusuhan, menuruti hati yang diliputi lima jenis nafsu kebencian. Saya hidup
bebas dari kebencian. Kalian hidup menderita karena sakit yang disebabkan oleh nafsu
kejahatan. Saya hidup bebas dari penyakit. Kalian hidup dipenuhi keinginan, dengan
memuaskan lima jenis hawa nafsu keserakahan. Saya hidup bebas dari segala nafsu
keserakahan.” Setelah bersabda demikian, Sang Buddha mengucapkan syair-syair ini :

“Sungguh bahagia jika kita hidup tanpa membenci di antara orang-orang yang membenci,
di antara orang-orang yang membenci kita hidup tanpa membenci.”

4
DAFTAR PUSTAKA

Media Zainun Bahri, Tasawuf Mendamaikan Dunia (Jakarta:Erlangga 2010)


Dadang Kahmad, Sosiologi Agama (Bandung:Remaja Rosdakarya,2009)
https://id.wikipedia.org/wiki/Pluralisme

Anda mungkin juga menyukai