Anda di halaman 1dari 4

BAB III.

PEMBAHASAN

HIV menjadi salah satu masalah baik di tingkat nasional maupun


internasional. Hal ini dikarenakan HIV meluas dengan cepat dan menjadi epidemi di
seluruh dunia. Penyakit infeksi HIV sejak kemunculannya hingga kini terus
menyebabkan berbagai permasalahan kesehatan. Permasalahan kesehatan yang
dimaksud adalah masih tingginya transmisi infeksi, angka kesakitan, serta angka
kematian akibat HIV. HIV dapat menimbulkan penderitaan, baik dari segi fisik
maupun dari segi mental. Di India Sekitar 2,9 juta penduduk adalah orang dengan
HIV/ AIDS (ODHA). Penderita HIV rentan terhadap berbagai hambatan
psikososial yang membatasi akses dan kepatuhan terhadap pengobatan. Stres
psikososial-spiritual pasien terinfeksi HIV berlanjut, akan mempercepat kejadian
AIDS dan bahkan meningkatkan angka kematian. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan untuk menanggulangi penyakit HIV yaitu dengan terapi antiretroviral
(ART). Pada tahun 2014, sekitar 14,9 juta orang yang 13,5 juta diantaranya
tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah (LMICs) dengan terjangkit
virus HIV menerima ART secara global. Untuk mendapatkan hasil ART yang
efektif, maka dibutuhkan kepatuhan optimal agar memperoleh hasil yang baik.
Oleh karena itu terdapat beberapa faktor pendukung dalam kepatuhan dalam
terapi ART bagi penderita HIV. Faktor Pendukung Kepatuhan yaitu sebagai
berikut :
1. Motivasi Diri
- Tidak ingin putus obat dengan alasan ingin sehat, bertahan hidup dan sudah
pernah melihat teman yang sakit karena putus obat ARV sampai kondisi
fisiknya menurun.
- Menjadi patuh minum obat karena pernah merasakan sakit dan kondisi fisik
menurun hingga dirawat di rumah sakit setelah pernah putus obat ARV.
2. Dukungan dari keluarga
- Selalu mengingatkan minum obat dan mengantar berobat
- Memberikan motivasi dan penguatan kondisi serta memberikan motivasi
untuk mau minum obat setiap hari
- Mengingatkan untuk tetap beribadah, bahkan meningkatkan kedekatan
kepada Allah
3. Dukungan dari suami
- Saling mengingatkan untuk minum obat
- Sama-sama mengingatkan pasangan untuk minum obat misalnya
menggunakan alarm
4. Dukungan dari teman dekat
- Menjalin komunikasi untuk terus mengingatkan jadwal minum obat
5. Dukungan Petugas Kesehatan
- Peran petugas kesehatan adalah penting karena petugas kesehatan yang paling
mengerti apa saja keluhan mereka selama minum obat.
Berdasarkan penelitian pada jurnal tersebut, India telah mengalami
penurunan sekitar 19% pada kasus HIV, akan tetapi Negara tersebut memiliki
jumlah tertinggi ketiga dari estimasi pasangan yang hidup dengan HIV di dunia
diantaranya 39% adalah mayoritas perempuan yaitu sekitar 0,82 juta perempuan
di India menderita HIV. Beberapa perempuan di India menghadapi berbagai
hambatan situasional dan psikososial yang mungkin dapat mempengaruhi
kepatuhan mereka dalam pengobatan khususnya terapi ART. Oleh karena itu,
dalam jurnal tersebut dijelaskan salah satu intervensi untuk menanggulangi sikap
kepatuhan yang sangat minim pada perempuan India dalam pengobatan dengan
terapi ART yaitu menggunakan intervensi m-health atau biasa disebut dengan
mobile health. M-health atau mobile health merupakan suatu program yang
memakai teknologi informasi dan komunikasi (information and communication
technology/ ICT) misalnya saja komputer, telepon seluler, dan komunikasi satelit
yang digunakan untuk layanan dan informasi kesehatan. Telepon seluler adalah
salah satu teknologi tercepat yang menyebar di dunia, dan sekarang dipakai lebih
dari sekadar menelepon. Pada tahun 2005, WHO mengusulkan penggunaan
telepon seluler (m-Health) untuk memperbaiki mutu pemberian layanan kesehatan
khususnya di tingkat layanan kesehatan primer (primary healthcare/ PHC), serta
juga membangun kemampuan pekerja kesehatan di negara miskin sumber daya.
Telepon seluler dapat diakses bahkan di tempat paling terpencil di dunia yang
sering kali tidak mendapatkan akses air bersih, tidak ada dokter atau pusat
kesehatan. Beberapa manfaat yang ingin diwujudkan oleh para petugas kesehatan
melalui intervensi m-health ini yaitu sebagai berikut :
a. Mendukung kepatuhan dalam pengobatan misalnya saja kepatuhan terapi
ART pada penderita HIV
b. Mengirim pesan pencegahan dan kesehatan dasar lain
c. Mendukung petugas kesehatan melakukan tugasnya, menghemat waktu
dan meningkatkan efisiensi layanan operasional
d. Memperbaiki efisiensi pengumpulan data dan analisis layanan
penatalaksanaan
Dalam penelitian tersebut, intervensi dilakukan dengan uji coba terkontrol,
dimana 120 perempuan terinfeksi HIV diambil secara acak untuk pengobatan
TAU dan ditambah dengan intervensi m-health. Pada hipotesis utama dijelaskan
bahwa TAU yang ditambah dengan intervensi m-health akan lebih efektif
dibandingkan dengan hanya TAU untuk meningkatkan kepatuhan penderita HIV
dalam terapi ART. Hipotesis lainnya juga menyebutkan bahwa intervensi dengan
m-health ini dapat diterima dengan baik oleh para perempuan penderita HIV di
India. Selain dapat meningkatkan kepatuhan pada terapi ART, intervensi tersebut
juga dapat mengurangi hambatan psikososial misalnya saja gejala depresi. Dengan
intervensi tersebut, para perawat dapat melakukan tindakan pemantauan yang
tekat terhadap penderita HIV tersebut. Sehingga, kepatuhan dalam pengobatan
dapat terkontrol. Penelitian tersebut juga memberikan suatu kontribusi bagaimana
intervensi mobile health dapat memotivasi kesehatan dan perawatan diri pada
perempuan dengan HIV. Selain itu, penelitian tersebut juga akan membantu
petugas kesehatan dalam mengidentifikasi risiko bahwa kemungkinan besar
perempuan HIV menghadapi masalah psikososial seperti putus asa dengan
penyakitnya dan kekerasan pasangan.
Penerapan sistem m-health bagi penderita HIV di Indonesia sangat
mungkin sekali karena banyaknya masyarakat yang menggunakan telepon seluler
sudah hampir menjangkau ditempat terpencil sekalipun, sehingga dapat
mendukung program ini. Selain itu, program ini membutuhkan tenaga atau
personel yang dapat memantau program untuk edukasi bagi pasien HIV serta
kepatuhan dalam pengobatan, tetapi tentunya tenaga ini harus terlatih.
Pemerintahpun harus memikirkan layanan telekomunikasi khusus untuk pasien
HIV yang dihubungkan dengan sistem layanan di rumah sakit atau layanan
kesehatan primer seperti puskesmas, sehingga memudahkan bagi penderita HIV
untuk menerima layanan dari seperti pengobatan ataupun terkait komplikasi dari
penyakit yang dideritanya.

Anda mungkin juga menyukai