DISUSUN OLEH :
YULFIKASARI
0069.10.09.2018
PROGRAM PASCASARJANA
MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-
Nyalah tugas ini dapat diselesaikan.
Tugas yang berjudul “Penerapan Fungsi Manajemen (POACE) pada Puskesmas” penulis
susun sebagai tugas mata kuliah Perencanaan dan Evaluasi Kebijakan Kesehatan.
Dalam penyusunan tugas ini, kami sangat menyadari sepenuhnya atas kekurangan tugas
ini, dan tidak mungkin akan terwujud tanpa partisipasi dan bantuan pihak lain dan kami yakin
tugas ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami merasa wajib
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberi
masukan, saran maupun kritikan yang sangat berharga demi kelengkapan materi dan
kesempurnaan penyajian tugas ini dan juga teman-teman yang telah memberikan motivasi baik
moral maupun spiritual dalam usaha penyempurnaan tugas ini. Kami yakin tanpa bantuan Ibu
dosen maupun teman-teman makalah ini tidak akan selesai dengan sempurna.
Akhirnya harapan kami, betapa pun kecilnya, semoga makalah ini selalu
bermanfaat untuk semuanya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
1. PLANNING ………………………………………………………………………… 1
2. ORGANIZING ……………………………………………………………………... 9
3. ACTUATING ………………………………………………………………………. 15
4. CONTROLING …………………………………………………………………….. 19
PENUTUP………………………………………………………………………………….. 30
ii
1. PLANNING
1
Ada 6 program pokok puskesmas Kesehatan dasar (BASIC SIX) yaitu:
1) Promosi kesehatan.
2) Kesehatan lingkungan.
1) Promosi Kesehatan
a. Pengertian
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat adalah upaya untuk memberikan
pengalaman belajar atau menciptakan kondisi bagi perorangan, kelompok dan
masyarakat, dalam berbagai tatanan, dengan membuka jalur komunikasi,
menyediakan informasi, dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap dan prilaku, dengan melakukan advokasi, pembinaan suasana
dan gerakan pemberdayaan masyarakat untuk mengenali, menjaga/memelihara,
meningkatkan dan melindungi kesehatannya.
b. Tujuan
Tercapainya perubahan prilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam
membina dan memelihara prilaku sehat, serta berperan aktif dalam upaya
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
c. Sasaran
Pelaksanaan posyandu dan Pembinaan kader
Penyuluhan Kesehatan
Penyuluhan dalam gedung
Penyuluhan luar gedung
Penyuluhan kelompok :
Kelompok posyandu
Penyuluhan masyarakat
Anak sekolah
2
Penyuluhan perorangan : PHN
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
Advokasi program kesehatan dan program prioritas. Kampanye program
prioritas antara lain: vitamin A, narkoba, P2M DBD, HIV, malaria, diare
Promosi kesehatan tentang narkoba
Promosi tentang kepesertaan jamkesmas
Pembinaan dana sehat/jamkesmas
2) Kesehatan Lingkungan
a. Pengertian
Berdasarkan teori Blum, lingkungan merupakan salah satu faktor yang
pengaruhnya paling besar terhadap status kesehatan masyarakat di samping faktor
pelayanan kesehatan, faktor genetik dan faktor prilaku. Bahaya potensial terhadap
kesehatan yang diakibatkan oleh lingkungan dapat bersifat fisik, kimia maupun biologi.
Sejalan dengan kebijaksanaan’Paradigma Sehat’ yang mengutamakan upaya-
upaya yang bersifat promotif, preventif dan protektif. Maka upaya
kesehatan lingkungan sangat penting.
Semua kegiatan kesehatan lingkungan yang dilakukan oleh para staf Puskesmas
akan berhasil baik apabila masyarakat berperan serta dalam pelaksanaannya harus
mengikut sertakan masyarakat sejak perencanaan sampai pemeliharaan.
b. Tujuan
3
5. Terlaksananya pengawasan secara teratur pada sarana sanitasi perumahan,
kelompok masyarakat, tempat pembuatan/penjualan makanan, perusahaan dan
tempat-tempat umum.
c. Kegiatan
Kegiatan-kegiatan utama kesehatan lingkungan yang harus dilakukan Puskesmas
meliputi:
1. Penyehatan air
2. Penyehatan makanan dan minuman
3. Pengawasan pembuangan kotoran mannusia
4. Pengawasan dan pembuangan sampah dan limbah
5. Penyehatan pemukiman
6. Pengawasan sanitasi tempat umum
7. Pengamanan polusi industri
8. Pengamanan pestisida
9. Klinik sanitasi
3) Pencegahan Pemberantasan Penyakit Menular
a. Pengertian
1. Penyakit Menular
Adalah penyakit yang disebabkan oleh agent infeksi atau toksinnya,
yang beraasal dari sumber penularan atau reservoir, yang ditularkan/
ditansmisikan kepada pejamu (host) yang rentan.
2. Kejadian Luar Biasa (KLB)
Adalah kejadian kesakitan atau kematian yang menarik perhatian umum
dan mungkin menimbulkan kehebohan/ketakutan di kalangan masyarakat, atau
menurut pengamatan epidemiologik dianggap adanya peningkatan yang berarti
(bermakna) dari kejadiankesakitan/kematian tersebut kepada kelompok
penduduk dalam kurun tertentu.
3. Wabah Penyakit Menular
Adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam
masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari
keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat mennnimbulkan
malapetaka (U.U. No. 4 tahun 1984 tentang wabah penyakit yang mennular)
4
b. Penanggulangan Kejadian Luar Biasa Penyakit Menular (P2M)
5
Kesehatan Reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh.
Bukan hanya bebas dari penyakit dan kecacatan, dalam segala aspek yang
berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya.(WHO).
b. Tujuan
1. Peran serta aktif wanita dan keluarganya dalam mencegah dan memecahkan
masalah kesehatan keluarga dan masalah reproduksi
2. Memberikan informasi, edukasi terpadu mengenai seksualitas dan
kesehatan reproduksi, manfaat dan resiko dari: obat, alat, perawatan,
tindakan serta kemampuan memilih kontrasepsi dengan tepat
3. Melaksanakan pelayanan kesehatan reproduksi yang berkualitas
4. Melaksanakan pelayanan kontrasepsi yang aman dan efektif
5. Kehamilan dap persalinan yang direncanakan dan aman
6. Pencegahan dan penanganan pengguguran kandungan yang tidak
dikehendaki
7. Pelayanan infertilitas
8. Informasi secara menyeluruh tentang pengaruh defisiensi hormon di usia
lanjut pada usia lanjut penapisan masalah malignasi
Keluarga Berencana
a. Pengertian
Adalah upaya kesehatan primer yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan
kesehatan pasangan usia subur dalam menjalankan fungsi reproduksi yang
berkualitas. Prioritas pelayanan KB dewasa ini adalah meningkatkan derajat
kesehatan pasangan usia subur dan keluarganya dalam pengaturan kehamilan, baik
jumlah dan waktu kehamilan serta jarak antar kehamilan guna menurunkan angka
kelahiran nasional.
b. Tujuan
1. Memberikan pelayanan kontrasepsi yang berkualitas dan KIE kepada
pasangan usia subur dan keluarganya
6
2. Memberikan pertolongan pertama/penanganan efek samping dan kegagalan
metode kontrasepsi serta merujuk ke fasilitas rujukan primer (RS Dati II)
sesuai dengan kebutuhan
3. Memantau cakupan pelayanan kontrasepsi dan kegagalan metoda
kontrasepsi
4. Meningkatkan kualitas pelayanan KB secara berkelanjutan
5. Menumbuhkan, mengoptimalkan dan memelihara peran serta masyarakat
dalam upaya
6. Memberikan pelayanan kesehatan pasangan usia subur, calon pasangan usia
subur, serta anggota keluarga yang lain dalam rangka meningkatkan kualitas
kesehatan fungsi reproduksinya
7. Melaksanakan penanganan infentaris pasangan usia subur yang berkualitas
dan merunjuk ke fasilitas rujukan primer sesuai dengan kebutuhan
8. Melaksanakan managemen terpadu pelayanan kontrasepsi yang datang
berobat ke fasilitas rawat jalan termasuk pelayanan pra rujukan dan tindakan
lanjutnya
c. Sasaran
a. Sasaran pelayanan KB adalah pasangan usia subur
b. Calon pasangan usia subur
c. Pasangan usia subur dengan wanita yang akan memasuki masa menoupaus
d. Keluarga yang tinggal dan berada di wilayah kerja Puskesmas
e. WUS yang datang pada pelayanan rawat jalan Puskesmas yang dalam fase
intervensi
f. pelayanan KB.
7
b. Program
Upaya Perbaikan Gizi Puskesmas meliputi:
1. Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK)
2. Upaya Perbaikan Gizi Institusi (UPGI)
3. Upaya Penanggulangan Kelainan Gizi Yang Terdiri Dari:
a. Pencegahan Dan Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan
Yodium (GAKY)
b. Pencegahan Dan Penanggulangan Anemia Besi (AGB)
c. Pencegahan Dan Penanggulangan Kurang Kalori Energi Protein (KEP)
Dan Kurang Energi Kronis (KEK)
d. Pencegahan Dan Penaggulangan Kekurangan Vitamin A (KVA)
e. Pencegahan Dan Penaggulangan Masalah Kekurangan Gizi Mikro Lain
f. Pencegahan Dan Penaggulangan Masalah Gizi Lebih
4. Sistem Kewaspadaan Pangan Dan Gizi (SKPG)
c. Tujuan
1. Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan
seluruh anggotanya untuk mewujudkan prilaku gizi yang baik dan
benarsesuai denagn gizi seimbang
2. Meningkatkan perhatian dan upaya peningkatan status gizi warga dari
berbagai institusi pemerintahan serta swasta.
3. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan petugas gizi/petugas
Puskesmas lainnya dalam merencanakan, melaksanakan, membina,
memantau dan mengevaluasi upaya perbaikan gizi masyarakat
4. Terselenggaranya pelayanan gizi yang melibatkan partisipasi keluarga
terhadap pencegahan dan penanggulangan masalah kelainan gizi
5. Terwujudnya rangkaian kegiatan pencatatan/pelaporan masalah gizi dan
tersedianya informasi situasi pangan dan gizi.
8
d. Sasaran
Sasaran upaya perbaikan gizi adalah kelompok-kelompok yang beresiko
menderita kelainan gizi antara lain:
1. Bayi, anak balita, anak pra sekolah dan anak usia sekolah
2. Wanita Usia Subur (WUS) termasuk calon pengantin (cantin), ibu hamil,
ibu nifas, ibu menyusui, dan usia lanjut (usila)
3. Semua penduduk rawan gizi (endemik)
4. Semua anak dan dewasa mempunyai masalah gizi
5. Pekerja penghasilan rendah.
2. ORGANIZING
Menurut Endang S, Pengorganisasian Puskesmas adalah struktur organisasi dan
tata kerja Puskesmas yang merupakan perpaduan antara kegiatan dan tenaga pelaksanan
Puskesmas. Struktur organisasi puskesmas menetapkan bagaimana tugas akan dibagi,
siapa melapor siapa, dan mekanisme koordinasi formal serta pola interaksi yang akan
diikuti.
Adapun faktor-faktor yang menentukan perancangan struktur organisasi
Puskesmas adalah :
1. Strategi untuk mencapai tujuan Puskesmas. Strategi akan menjelaskan bagaimana
aliran wewenang dan saluran komunikasi dapat disusun diantara pimpinan dengan
pegawai Puskesmas.
2. Ukuran organisasi Puskesmas. Besarnya organisasi Puskesmas secara keseluruhan
maupun unit-unit kerja fungsional akan mempengaruhi struktur organisasi
Puskesmas.
3. Tingkat penggunaan teknologi, yaitu tingkat rutinitas penggunaan teknologi oleh
Puskesmas untuk memberikan jasa layanan kesehatan Puskesmas. Pada layanan
kesehatan dengan menggunakan teknologi tinggi akan memerlukan tingkat
standarisasi dan spesialisasi yang lebih tinggi dibanding dengan pelayanan
kesehatan dasar.
4. Tingkat ketidakpastian lingkungan organisasi Puskesmas.
5. Preferensi(kesukaan) yang menguntungkan pribadi dari individu atau kelompok
yang memegang kekuasaan dan kontrol dalam organisasi Puskesmas.
9
6. Pegawai dan stakeholder dalam organisasi Puskesmas. Kemampuan dan cara
berfikir para pegawai dan stakeholderPuskesmas serta kebutuhan mereka untuk
bekerjasama harus diperhatikan dalam merancang struktur organisasi Puskesmas.
Kebutuhan pegawai dan stakeholder Puskesmas dalam pembuatan keputusan akan
mempengaruhi saluran komunikasi, wewenang dan hubungan diantara unit-unit
kerja fungsional.(Endang S.2011)
10
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128/Menkes/SK/II/2004,
bahwa untuk dapat terlaksananya rencana kegiatan Puskesmas, perlu dilakukan
pengorganisasian. Ada dua macam pengorganisasian yang harus dilakukan.
1. Penggalangan kerjasama dalam bentuk dua pihak, yakni antara dua sektor terkait,
misalnya antara puskesmas dengan sektor tenaga kerja pada waktu
menyelenggarakan upaya kesehatan kerja.
2. Penggalangan kerjasama dalam bentuk banyak pihak, yakni antar berbagai sektor
terkait, misalnya antara puskesmas dengan sektor pendidikan, sektor agama, sektor
kecamatan pada waktu menyelenggarakan upaya kesehatan sekolah.
11
(2) Pengorganisasian pegawai Puskesmas, yaitu pengaturan tugas dan tanggung
jawab setiap pegawai Puskesmas, sehingga setiap kegiatan dan program
mempunyai penanggung jawabnya.
12
1. Mencatat setiap kegiatan pada kartu individu dan register yang ada.
2. Mengadakan bimbingan terhadap Puskesmas Pembantu dan Bidan di Desa.
3. Melakukan rekapitulasi data dari hasil pencatatan dan laporan Puskesmas
Pembantu serta Bidan di Desa menjadi laporan kegiatan yang menjadi tanggung
jawabnya. Hasil dari rekapitulasi ini merupakan bahan untuk mengisi/membuat
laporan SP2TP.
4. Setiap tanggal 5 mengisi/membuat laporan SP2TP dari hasil kegiatan masing-
masing dalam 2 rangkap dan disampaikan kepada coordinator SP2TP
Puskesmas. Dengan rincian satu rangkap untuk arsip coordinator SP2TP
Puskesmas dan satu rangkap oleh Koordinator SP2TP Puskesmas disampaikan
ke Dinas Kesehatan Dati II.
5. Mengolah dan memanfaatkan data hasil rekapitulasi untuk tindak lanjut yang
diperlukan dalam rangka meningkatkan kinerja kegiatan yang menjadi
tanggung jawabnya.
6. Bertanggung jawab atas kebenaran isi laporan kegiatannya.
13
2. Upaya kesehatan masyarakat, termasuk pembinaan UKBM(Upaya Kesehatan
Bersumber daya Masyarakat)
1) Puskesmas pembantu
Adalah unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan bersifat menunjang dan
membantu melaksanakan kegiatan puskesmas yang ruang lingkupnya lebih kecil. Pustu
secara umum melaksanakan pelayanan di bawah puskesmas induk dengan wilayah
kerja antara 2-3 desa. Sasaran pelayanan kesehatan sekitar 2500 jiwa(untuk luar jawa),
dan 10.000 jiwa (untuk p.jawa dan bali)
2) Puskesmas keliling
3) Bidan di Desa/komunitas.
Adalah salah satu kegiatan pelayanan kesehatan maupun penyuluhan di
desa/kelurahan oleh tenaga Bidan yang ditunjuk oleh Puskesmas Induk.
4) Posyandu
Merupakan kegiatan keterpaduan antara Puskesmas dan masyarakat di tingkat
desa yang diwujudkan dalam bentuk Pos Pelayanan Terpadu. Semula Posyandu adalah
pusat kegiatan masyarakat dimana masyarakat dapat sekaligus memperoleh pelayanan
KB dan kesehatan.
Dalam pengembangannya Posyandu dapat dibina menjadi forum komunikasi
dan pelayanan di masyarakat, antara sektor yang memadukan kegiatan pembangunan
sektoralnya dengan kegiatan masyarakat, untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
dalam memecahkan masalah melalui alih teknologi.
14
Satu Posyandu sebaiknya melayani sekitar 100 balita (120 kepala keluarga), atau sesuai
dengan kemampuan petugas dan keadaan setempat.
3.ACTUATING
Secara praktis fungsi actuating ini merupakan usaha menciptakan iklim kerjasama
diantara staf pelaksana program sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif
dan efisien. Fungsi actuating tidak terlepas dari fungsi manjemen melalui bagian
dibawah ini :
15
1. Penentuan masalah
2. Penetapan tujuan
3. Penetapan tugas dan sumber daya penunjang
4. Menggerakkan dan mengarahkan
5. Memiliki keberhasilan SDM
Pada ketiga komponen tersebut, yang memegang peran penting yakni pimpinan
(kepemimpinan). Dalam konteks manajemen kepemimpinan harus diartikan sebagai
kemampuan untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang lain agar rela, mampu dan
mau mengikuti keinginan pemimpin demi tercapainya tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya dengan efisien, efektif dan ekonomis.
Koordinasi dan pengarahan dilakukan bertujuan agar supaya semua komponen dapat
menjalankan tugas mereka sesuai dengan perannya masing-masing demi tercapainya
apa yang telah ditetapkan atau yang telah menjadi tujuan awal dari perencanaan
tersebut.Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dasarnya suatu kegiatan
yang tanpa diikut sertakan dengan adanya koordinasi, komunikasi dan pengarahan
akan mengalami hambatan dalam hal pencapaian tujuan kegiatan yang telah
direncanakan sebelummnya. Baik itu pada bagian unit Gizi, KIA, UKS, dan lainnya
selalu mengutamakan 3 poin tersebut :
Salah satu factor yang mendukung pelaksanaan puskesmas saat ini adalah
adanya ketersediaan sumber daya manusia bidang kesehatan . unsur SDM bidang
kesehatan merupakan salah satu unsur manajemen yang harus dipenuhi untuk
tercapainya secara efektif tujuan organisasi. Sebagai organisasi pemerintah, SDM
kesehatan merupakan pegawai atau aparatur pemerintah sehingga manajemen
personalia. Manajemen personalia memiliki tujuan untuk mengarahkan para karyawan
dalam pekerjaan atau hubungan kerja mereka.
1. Pengusaha
Sebagai organisasi pemerintah yang mempunyai tujuan organisasi bersifat
pengabdian social, yang dipandang sebagai pengusaha disini adalah
pemerintah baik pemerintah pusat maupun PEMDA. Pemerintah menjamin
kelangsungan kegiatan pelayanan kesehatan yang dijalankan oleh
puskesmas . modal yang diinvestasikan pemerintah tadi dapat berupa
anggaran atau pembiayaan operasional kegiatan puskesmas, biaya subsidi
Jaminan Kesehatan Masyarakat miskin
17
2. Karyawan
Karyawan merupakan asset yang menentukan baik buruknya pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh puskesmas pada masyarakat. Kualitas dan
kuantitas karyawan sebanding dengan beragamnya keahlian/profesi yang
ada di Puskesmas. Semakin banyak karyawan maka pelayanan menjadi
lebih efisien dan efektif karena pelayanan menjadi cepat mudah ditemui
dan terarah. Selain itu beragam jenis pelayanan kesehatan juga dapat
diberikan.
18
4. CONTROLLING
19
3. Tujuan
Tingkat kesehatan atau kesejahteraan, kemampuan fungsional,
kepuasan pasien, sumberpenggunaan/ pengeluaran efektif dan efisien,
kejadian dan proses yang tidak menyenangkan.
Syarat pelayanan berkualitas
Efficacy
a) Efficacy (kamanjuran)
b) Appropriatennes (kepantasan)
c) Accebility (mudah dicapai)
d) Accepbility (diterima)
e) Effectiveness (keberhasilan)
f) Efficiency (ketepatan)
g) Continuity (terus - menerus)
20
Pengawasan adalah suatu upaya yang sistematik untuk menetapkan kinerja standar
pada perencanaan untuk merancang sistem umpan balik informasi, untuk
membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan, untuk
menetapkan apakah telah terjadi suatu penyimpangan tersebut, serta untuk mengambil
tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya
perusahaan atau pemerintahan telah digunakan seefektif dan seefisien mungkin guna
mencapai tujuan perusahaan atau pemerintahan. Dari beberapa pendapat tersebut diatas
dapat ditarik kesimpulan bahwa pengawasan merupakan hal penting dalam
menjalankan suatu perencanaan. Dengan adanya pengawasan maka perencanaan yang
diharapkan oleh manajemen dapat terpenuhi dan berjalan dengan baik.
21
Sementara itu, dari segi hukum administrasi negara, pengawasan dimaknai sebagai
“proses kegiatan yang membandingkan apa yang dijalankan, dilaksanakan, atau
diselenggarakan itu dengan apa yang dikehendaki, direncanakan, atau diperintahkan.”
Pada dasarnya ada beberapa jenis pengawasan yang dapat dilakukan, yaitu:
1. Pengawasan Intern dan Ekstern
Pengawasan intern adalah pengawasan yang dilakukan oleh orang atau badan
yang ada di dalam lingkungan unit organisasi yang bersangkutan.” Pengawasan dalam
bentuk ini dapat dilakukan dengan cara pengawasan atasan langsung atau pengawasan
melekat (built in control) atau pengawasan yang dilakukan secara rutin oleh inspektorat
jenderal pada setiap kementerian dan inspektorat wilayah untuk setiap daerah yang ada
di Indonesia, dengan menempatkannya di bawah pengawasan Kementerian Dalam
Negeri.
22
Pengawasan ekstern adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh unit pengawasan
yang berada di luar unit organisasi yang diawasi. Dalam hal ini di Indonesia adalah
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), yang merupakan lembaga tinggi negara yang
terlepas dari pengaruh kekuasaan manapun. Dalam menjalankan tugasnya, BPK tidak
mengabaikan hasil laporan pemeriksaan aparat pengawasan intern pemerintah,
sehingga sudah sepantasnya di antara keduanya perlu terwujud harmonisasi dalam
proses pengawasan keuangan negara. Proses harmonisasi demikian tidak mengurangi
independensi BPK untuk tidak memihak dan menilai secara obyektif aktivitas
pemerintah.
23
”Hal ini berbeda dengan pengawasan jauh (pasif) yang melakukan pengawasan melalui
“penelitian dan pengujian terhadap surat-surat pertanggung jawaban yang disertai
dengan bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran.”
24
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Adapun saran saya mengenai penerapan fungsi manajemen ini pada puskesmas yaitu:
1. Agar fungsi manajemen ini benar – benar dilaksanakan dengan baik agar tujuan dari
penerapan POACE tersebut dapat tercapai dengan baik.
2. Agar melakukan evaluasi secara berkala terhadap kegiatan yang telah
direncanakan, sehingga untuk kedepannya dapat lebih efektif lagi dalam hal
penyusunan perencanaan dan pencapaian tujuannya. Dan perlu adanya
pemahaman yang mendalam dalam hal penentuan masalah yang kemudian akan
menjadi inti darti pokok perencanaan itu sendiri.
25