Anda di halaman 1dari 8

DRUG IN PREGNANCY

Penggunaan obat pada wanita hamil perlu berhati-


hati karena banyak obat yang melintasi plasenta
1. SUPLEMEN
Suplemen merupakan asupan vitamin, mineral, herbal
maupun asam amino untuk masa kehamilan. Dan pada
umumnya, tenaga kesehatan memberikan multivitamin
dan mineral untuk dikomsumsi ibu hamil

Suplemen untuk ibu hamil yaitu :

• Ibu hamil mendapatkan tablet zat besi 90 tablet


selama kehamilannya
Tablet zat besi • Tablet zat besi yang diberikan mengandung zat
besi 60 mg dan asam folat o,25 mg

Asam folat • Mengurangi kelainan saraf

Vitamin B,C dan • Tidak meningkatkan resiko kecacatan pada fetus


D saat kehamilan trimester I
2. EMESIS DAN ANTI EMETIK

Antimuntah atau antiemetik adalah obat yang


dapat mengatasi mual muntah. Antimuntah biasanya
diberikan untuk mengobati penyakit mabuk
kendaraan
Efek samping dari analgesik opioid, anestetik umum
dan kemoterapi terhadap kanker.
3. KONSTIPASI DAN LAXATIVE

Obat pencahar adalah obat-obatan yang digunakan untuk


mengatasi sembelit atau konstipasi

Obat pencahar pembentuk tinja

• Obat pencahar ini aman digunakan selama kehamilan.


• Obat ini bekerja dengan cara menyerap air sehingga membuat feses
lebih bervolume dan lunak.

Obat pencahar osmotik

• Contoh obat pencahar stimulan adalah Bisacodyl dan Senna. Kedua obat
ini bekerja dengan cara merangsang pergerakan usus dan meningkatkan
kadar air dalam feses
• Penelitian telah membuktikan bahwa pemakaian obat pencahar ini
selama kehamilan adalah aman dan tidak berisiko untuk bayi.
4. MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI OBAT YANG DIGUNAKAN DALAM
KEHAMILAN

Food and Drug Administration (FDA-USA) membuat kategori obat menurut tingkat
bahayanya terhadap janin sebagai berikut:

Kategori A
• Studi pada wanita tidak memperlihatkan resiko terhadap janin pada kehamilan trimester I
(tidak ada bukti resiko pada trimester selanjutnya), dan sangat rendah kemungkinan
membahayakan janin. Contoh : Vitamin C, asam folat, vitamin B6, zinc.

Kategori B
• Studi pada sistem reproduksi binatang percobaan tidak memperlihatkan resiko pada janin,
tetapi studi terkontrol terhadap wanita hamil belum pernah dilakukan. Atau studi pada
reproduksi binatang percobaan memperlihatkan efek samping obat (selain penurunan
fertilitas) yang tidak diperlihatkan pada studi terkontrol pada wanita hamil trimester I (dan
tidak ada bukti mengenai resiko pada trimester berikutnya). Contoh : amoxicillin, ampicillin,
cefadroxil, cefixime, cefotaxime, ceftriaxone, cetirizine

Kategori C
• Studi pada binatang percobaan memperlihatkan efek samping pada janin (teratogenik atau
embriosidal atau efek samping lainnya) dan belum ada studi terkontrol pada wanita, atau
studi terhadap wanita dan binatang percobaan tidak dapat dilakukan. Obat hanya dapat
diberikan jika manfaat yang diperoleh melebihi besarnya resiko yang timbul pada janin.
Contoh : albumin, aminophylin, aspirin, beclometasone, betacaroten, calcitriol
Kategori D
• Terbukti menimbulkan resiko terhadap janin manusia, tetapi besarnya manfaat
yang diperoleh jika digunakan pada wanita hamil dapat dipertimbangkan
(misalnya jika obat diperlukan mengatasi situasi yang mengancam jiwa atau
penyakit serius dimana obat yang lebih aman tidak efektif atau tidak dapat
diberikan). Contoh: alprazolam, amikacin, amiodarone, atenolol, bleomycin,

Kategori X

• Studi pada binatang percobaan atau manusia telah memperlihatkan adanya


abnormalitas janin dan besarnya resiko obat ini pada wanita hamil jelas-jelas
melebihi manfaatnya. Dikontraindikasikan bagi wanita hamil atau wanita usia
subur. Contoh : alkohol dalam jumlah banyak dan pemakaian jangka panjang,
amlodipin + atorvastatin, atorvastatin, caffeine + ergotamine, chenodeoxycholic,
clomifene, coumarin, danazol, desogestrel + ethinyl estradiol

Lebih gampangnya dapat diartikan sebagaimana berikut :

A= Tidak berisiko
B= Tidak berisiko pada beberapa penelitian
C= Mungkin berisiko
D= Ada bukti positif dari risiko
X= Kontraindikasi
Persiapan Menjadi Kakek Dan Nenek

Anda mungkin juga menyukai