Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan kasus
dengan judul “ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK USIA 27 BULAN DENGAN
KETERLAMBATAN TUMBUH KEMBANG DI RS SM”. Laporan kasus ini di susun dalam
rangka memenuhi tugas mata kuliah Asuhan kebidanan Neonatus Program Studi Alih
Jenjang S1 Kebidanan Universitas Sari Mulia Banjarmasin.

Dalam penyusunan laporan kasus ini, kami banyak memperoleh bantuan serta
bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu, kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih.
Kami menyadari bahwa dalam menyusun laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya
laporan ini. Kami berharap semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi penulis
khusunya dan bagi pembaca umumnya.

Banjarmasin, Oktober 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 1


DAFTAR ISI .......................................................................................................................... 2
BAB I ..................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 3
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 3
1.3 Tujuan ..................................................................................................................... 3
BAB II .................................................................................................................................... 5
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................................... 5
2.1 Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan .............................................................. 5
2.1.1 Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan ........................................................... 5
2.1.2 Ciri-ciri dan Prinsip-prinsip Tumbuh Kembang ..................................................... 5
2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak .......................................... 6
2.1.4 Periode Perkembangan ....................................................................................... 9
2.1.5 Kebutuhan Dasar Anak ........................................................................................ 9
2.1.6. Anamnesis Tumbuh Kembang Anak ...................................................................11
2.1.7 Perkembangan Anak Balita ................................................................................12
2.2 Konsep DDST (Denver Development Screening Test) ...........................................13
2.2.1 Pengertian DDST (Denver Development Screening Test) ..................................13
2.2.2 Keuntungan DDST (Denver Development Screening Test) ................................13
2.2.3 Alat yang digunakan ...........................................................................................13
2.2.4 Prinsip pelaksanaan DDST .................................................................................13
2.2.5 Sektor perkembangan / parameter yang digunakan. ...........................................14
2.2.6 Prosedur DDST ..................................................................................................14
2.3 Konsep KPSP ( Kuisioner Pra Screening Perkembangan) .....................................15
BAB III ..................................................................................................................................17
TINJAUAN KASUS...............................................................................................................17
BAB IV .................................................................................................................................22
PEMBAHASAN ....................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................23

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun atau biasa disebut
dengan usia anak di bawah lima tahun. Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1 – 3
tahun (batita) dan anak prasekolah, yaitu 3 – 5 tahun (Soetomo. B & Anggraeni. DY,
2010). Pada masa balita, hal yang penting diperhatikan adalah tumbuh kembang.
Tumbuh kembang merupakan dua proses yang berbeda, tetapi keduanya tidak dapat
berdiri sendiri, terjadi secara stimulan, saling berkaitan dan berkesinambungan. Tumbuh
kembang bayi dan balita dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Untuk
memantau tumbuh kembang anak, bisa dilakukan dengan menggunakan fasilitas
kesehatan.
Upaya kesehatan yang dilakukan bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya sekaligus meningkatkan kualitas hidup anak agar mencapai tumbuh kembang
yang optimal baik fisik, mental, emosional maupun sosial serta memiliki intelegensi
majemuk sesuai dengan potensi genetiknya (Depkes RI, 2007). Upaya kesehatan anak
adalah sebagai bagian dari upaya membangun manusia seutuhnya, dimana untuk
mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas di masa yang akan
datang. Oleh karena itu, anak perlu dipersiapkan agar dapat tumbuh dan berkembang
seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuannya (Narendra, 2008).
Tumbuh kembang dikatakan terlambat jika seorang anak tidak mencapai tahap
pertumbuhan dan perkembangan yang diharapkan pada umur yang semestinya, dengan
ketertinggalan dalam populasi yang normal (Sacker, 2011). Masa lima tahun pertama
kehidupan merupakan masa yang sangat peka terhadap lingkungan, maka masa balita
disebut sebagai “masa keemasan” (golden period), “jendela kesempatan” (window of
opportunity) dan “masa kritis” (critical period) (Depkes RI, 2006). Kebutuhan –
kebutuhan dasar untuk tumbuh kembang anak terutama dicukupi oleh ibu, ayah,
anggota keluarga serta lingkungan sekitar. Upaya mencukupi kebutuhan – kebutuhan
dasar tersebut dilakukan melalui interaksi yang adekuat, terus – menerus dan sesuai
dengan tahapan umur.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan, yaitu
“Bagaimana asuhan kebidanan pada anak gangguan tumbuh kembang”
1.3 Tujuan
1) Mengetahui tentang definisi pertumbuhan dan perkembangan
2) Mengetahui tentang ciri-ciri dan prinsip tumbuh kembang
3) Mengetahui tentang faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang

3
4) Mengetahui tentang periode perkembangan
5) Mengetahui tentang kebutuhan dasar anak
6) Mengetahui tentang anamnesis tumbuh kembang anak
7) Mengetahui tentang perkembangan anak balita
8) Mengetahui tentang konsep DDST
9) Mengetahui tentang konsep KPSP

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan
2.1.1 Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan
a. Definisi Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran – ukuran tubuh yang meliputi BB,
TB, LK, LD, dan lain-lain atau bertambahnya jumlah dan ukuran sel – sel pada
semua sistem organ tubuh (Vivian nanny, 2010).
Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan yang bersifat kuantitas, yang mengacu
pada jumlah, besar, dan luas, serta bersifat konkret yang menyangkut ukuran dan
struktur biologis.(Mansur, 2009).
b. Indikator Pertumbuhan
Indikator pertumbuhan meliputi tinggi badan, berat badan, ukuran
tulang, dan pertumbuhan gigi. Pola pertumbuhan fisiologis sama untuk
semua orang, akan tetapi laju pertumbuhan bervariasi pada tahap
pertumbuhan dan perkembangan berbeda.
c. Definisi Perkembangan
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam kemampuan gerak, gerak halus, bicara dan bahasa serta
sosialisasi dan kemandirian. (Pemkot Malang Dinkes, 2007)
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan atau fungsi semua system
organ tubuh sebagai akibat bertambahnya kematangan fungsi-fungsi system organ
tubuh. (Vivian nanny, 2010)
d. Pertumbuhan dan Perkembangan Normal serta terhambat

2.1.2 Ciri-ciri dan Prinsip-prinsip Tumbuh Kembang


a) Ciri – ciri tumbuh kembang anak
1) Perkembangan menimbulkan perubahan
Perkembangan terjadi bersama dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan
disertai perubahan fungsi.
2) Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan
selanjutnya. Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan
sebelum ia melewati tahapan sebelumnya.
3) Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda
sebagaimana pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang

5
berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi
organ dan perkembangan pada masing-masing anak.
4) Perkembangan berkolerasi dengan pertumbuhan
Anak sehat, bertambah umur, bertambah besar dan tinggi badannya serta
bertambah kepandaiannya.
5) Perkembangan memiliki tahap yang berurutan
Tahap-tahap perkembangan tidak bisa menjadi terbalik.
6) Perkembanagn mempunyai pola yang tetap.
Perkembanagn fungsi organ tubuh mempunyai dua pola, yaitu pola sefalokaudal
dan pola proksimodistal.
b) Prinsip – prinsip tumbuh kembang
1) Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar. Kematangan
merupakan proses intrinsik yang terjadi dengan sendirinya sesuai dengan
potensi yang ada pada individu. Belajar merupakan perkembangan yang
berasal dari latihan dan usaha melalui belajar. Anak memperoleh kemampuan
menggunakan sumber yang diwariskan dan pola potensi yang dimiliki anak.
2) Pola perkembanagn dapat diramalkan.
Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak. Dengan demikian
perkembangan seorang anak dapat diramalkan.
Perkembangan berlangsung dari tahapan spesifik dan terjadi
berkesinambungan.(Pemkot Dinkes Malang, 2007 : 4)
2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak
Masa lima tahun pertama merupakan masa terbentuknya dasar – dasar kepribadian
manusia. Kemampuan pengindraan, berfikir, ketrampilan, berbahasa dan berbicara,
bertingkah laku sosial dll. Ada 2 faktor yang mempengaruhi proses tumbuh kembang
optimal seorang anak yaitu :
a) Faktor dalam
1) Ras / etnik dan bangsa
Anak yang dilahirkan dari ras / bangsa Amerika maka ia tidak memiliki faktor
hereditas ras / bangsa Indonesia atau sebaliknya.
2) Keluarga
Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi, pendek, gemuk
atau kurus.
3) Umur
Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun pertama
kehidupannya.
4) Jenis kelamin

6
Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat daripada laki
– laki. Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan
lebih cepat.

5) Genetik
Genetic (heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi anak akan
menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang bepengaruh pada
tumbuh kembang anak seperti kerdil.
6) Kelainan kromosom
Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan seperti
ada sindrom downs dan sindrom turner. (Pemkot Dinkes Malang, 2007 : 5)
b) Faktor luar (eksternal)
1) Faktor prenatal
(a) Gizi
Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan
mempengaruhi pertumbuhan janin.
(b) Mekanis
Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan congenital seperti
club foot.
(c) Toksin / zat kimia
Beberapa obat – obatan seperti aminopterin, thalidomide dapat
menyebabkan kelainan congenital seperti palatoskisis.
(d) Endokrin
Diabetes mellitus dapat menyebabkan makrosomia, kardiomegali,
hyperplasia adrenal.
(e) Radiasi
Paparan radium dan sinar rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada janin
seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental, dan deformitas anggota
gerak, kelainan congenital mata, kelainan jantung.
(f) Infeksi
Infeksi pada trimester I dan II oleh TORCH (Toxoplasam, Rubella,
Citomegalo virus, dan Herpes simpleks) dapat menyebabkan kelainan pada
janin : katarak, bisu tuli, mikrosefali, retardasi mental, dan kelainan jantung
congenital.
(g) Kelainan imunologi

7
Eritroblastosis fetals timbul atas dasar perbedaan golongan darah antara
janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibody terhadap sel darah merah
janin, kemudian melalui plasenta masuk ke dalam peredaran darah janin dan
akan menyebabkan hemolisis yang selanjutnya mengakibatkan
hiperbilirubinemia dan kern ikterus yang menyebabkan kerusakan jaringan
otak.
(h) Anoksia embrio
Anoksia embrio disebabkan oleh jaringan fungsi plasenta menyebabkan
pertumbuhan terganggu
(i) Psikologi ibu
Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah / kekerasan mental pada
ibu hamil dan lain-lain.
2) Faktor persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat
menyebabkan kerusakan otak.
3) Faktor pasca salin
(a) Gizi
Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat.
(b) Penyakit kronis / kelainan congenital
Tuberculosis, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan retardasi
pertumbuhan jasmani.
(c) Lingkungan fisis dan kimia
Lingkungan adalah tempat anak tersebut hidup yang berfungsi sebagai
penyedia kebutuhan dasar anak (provider) sanitasi lingkungan yang kurang
baik, kurangnya sinar matahari, paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu
(Pb, merkuri, rokok, dll).
(d) Psikologis
Hubungan anak dengan orang di sekitarnya, seorang anak yang tidak
dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan akan
mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
(e) Endokrin
Gangguan hormone, misalnya pada penyakit hipotiroid akan menyebabkan
anak mengalami hambatan pertumbuhan.
(f) Sosio-ekonomi
Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan
lingkungan yang jelek, dan ketidaktahuan, akan menghambat pertumbuhan
anak.

8
(g) Lingkungan pengasuhan
Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu anak sangat mempengaruhi
tumbuh kembang anak.
(h) Perkembangan memerlukan rangsang/stimulasi khususnya dalam keluarga,
misalnya penyediaan alat main, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan
anggota keluarga lain terhadap anak.
(i) Obat – obatan
Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat pertumbuhan,
demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap susunan
saraf yang menyebabkan terhambatnya produksi hormone pertumbuhan
(Pemkot Dinkes Malang, 2007).
2.1.4 Periode Perkembangan
Perkembangan anak secara umum terdiri dari :
a) Periode prenatal
Terjadi pertumbuhan yang cepat dan sangat penting karena terjadi pembentukan
organ dan system organ anak. Selain itu hubungan antara kondisi itu memberi
dampak pada pertumbuhannya.
b) Periode bayi
Periode ini terdiri dari neonatus (0-28 hari) dan bayi (28-12 bulan). Pada periode ini
pertumbuhan dan perkembangan yang cepat terutama pada aspek kognitif, motorik
dan social.
c) Periode kanak-kanak awal
Terdiri atas anak usia 1-3 tahun yang disebut toddler dan pra sekolah 3-6 tahun.
Toddler menunjukkan perkembangan motorik yang lebih lanjut pada usia pra
sekolah. Perkembangan fisik lebih lambat dan relative menetap.
d) Periode kanak-kanak pertengahan
Periode ini dimulai pada usia 6-11 tahun dan pertumbuhan anak laki-laki sedikit
lebih meningkat daripada perempuan dan perkembangan motorik lebih sempurna.
e) Periode kanak-kanak akhir
Merupakan fase transisi yaitu anak mulai masuk usia remaja pada usia 11-18
tahun. Perkembangannya yang mencolok pada periode ini adalah kematangan
identitas seksual dengan perkembangannya organ reproduksi.(Donna L. Wong,
2000)
2.1.5 Kebutuhan Dasar Anak
a. Kebutuhan fisik biomedis (ASUH) meliputi :
1) Pangan/gizi merupakan kebutuhan terpenting.

9
2) Perawatan kesehatan dasar, antara lain imunisasi, pemberian ASI,
penimbangan bayi/anak yang teratur, pengobatan kalau sakit dll.
3) Papan/ pemukinan yang layak.
4) Higiene perorangan, sanitasi (lingkungan).
5) Sandang.
6) Kesegaran jasmani, rekreasi, dll.

b. Kebutuhan emosi / kasih sayang (ASIH)


1) Terjadi sejak usia kehamilan 6 bulan.
2) Kasih sayang orang tua dapat memberikan rasa aman.
3) Anak diberikan contoh, dibantu, ditolong dan dihargai, bukan dipaksa.
4) Ciptakan suasana yang penuh kegembiraan
5) Pemberian kasih sayang dapat membentuk harga diri anak. Hal ini
bergantung pada pola asuh, terutama pola asuh, terutama pada asuh
demokrasi dan kecerdasan emosional.
6) Kemandirian
7) Dorongan dari orang disekelilingnya
8) Mendapat kesempatan dan pengalaman.
9) Menumbuhkan rasa memiliki
10) Kepemimpinan dan kerja sama
11) Pola pengasuhan keluarga yang terjadi atas :
(a) Demokrasi (autoritatif)
(b) Dictator (otoriter) yang sering menghukum atau menganiaya anaknya
(child abuse).
(c) Permisif (serba boleh).
(d) Tidak diperbolehkan.
12) Pemberian kasih sayang juga dapat membentuk temperamen anak, seperti
penurut (easy), sulit diatur (difficult), dan pemalu (slow to warm up).
c. Kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH)
1) Stimulasi merupakan cikal bakal proses pembelajaran anak, stimulasi ini
terdiri atas pendidikan dan pelatihan.
2) Stimulasi dini berasal dari rangsangan yang ada di lingkungan anak, seperti
bermain, berdiskusi, dll. Selain itu, stimulasi ini juga bisa berasal dari orang
tua.
3) Stimulasi ini dapat merangsang hubungan antar sel otak (sinaps).
4) Miliaran sel otak dibentuk sejak kehamilan berusia 6 bulan. Pada saat itu
belum ada hubungan antar sel otak.

10
Bila ada rangsangan, maka akan terbentuk rangsangan yang semakin
kompleks. Dengan demikian dapat merangsang otak kiri dan kanan, sehingga
terbentuklah multiple intelligent dan juga kecerdasan yang lebih luas dan
tinggi

5) Stimulasi melalui bermain


Cara mrngembangkan kemampuan tersebut bisa melalui rangsangan suara,
music, gerakan, perabaan, bicara, bernyanyi, bermain, memecahkan
masalah, mencorat-coret atau menggambar.
6) Kapan stimulasi dilakukan ?
(a) Stimulasi dapat dilakukan sejak janin berusia 23 minggu pada masa-
masa ini merupakan awal terjadinya sinaptogenesis. Stimulasi dilanjutkan
sampai anak berusia 3 tahun ketika sinaptogenesis berakhir dan berakhir
dan usia 14 tahun yang merupakan akhir pruning.
(b) Semakin dini dan semakin lama stimulasi diberikan, maka akan semakin
besar dan lama manfaatnya.
7) Kebutuhan akan stimulasi.
(a) Stimulasi dapat menunjang perkembangan mental psikososial (agama,
etika, moral, kepribadian, kecerdasan, kreativitas, ketrampilan, dsb).
(b) Stimulasi dapat terjadi di lingkungan pendidikan informal, formal dan non
formal (Vivian nanny, 2010).
2.1.6. Anamnesis Tumbuh Kembang Anak
a) Anamnesis faktor prenatal dan perinatal
Merupakan faktor yang terpenting untuk mengetahui perkembangan
anak.Anamnesis harus menyangkut factor resiko untuk terjadinya gangguan
perkembangan fisik dan mental anak termasuk factor resiko untuk buta, tuli, palsi
serebralis, dll.Anamnesis juga menyangkut penyakit keturunan dan apakah ada
perkawinan antar keluarga.
b) Kelahiran premature
Harus dibedakan antara bayi premature (SMK : Sesuai Masa Kehamilan) dan
bayi dismatur (KMK : Kecil Masa Kehamilan) dimana telah terjadi retardasi
pertumbuhan intrauterine.
Pada bayi premature, karena dia lahir lebih cepat dari kelahiran normal, maka
harus diperhitungkan periode pertumbuhan intrauterine yang tidak sempat dilalui
tersebut.

11
c) Anamnesis harus menyangkut factor lingkungan yang mempengaruhi
perkembangan anak. Misalnya untuk meneliti perkembangan motorik pada anak,
harus ditanyakan berat badannya. Karena erat hubungannya dengan
perkembangan motorik tersebut.
d) Penyakit – penyakit yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang dan malnutrisi.
e) Anamnesis kecepatan pertumbuhan anak
Merupakan informasi yang sangat penting yang harus ditanyakan pada ibunya
pada saat pertama kali datang.
f) Pola perkembangan anak dalam keluarga
Anamnesis tentang perkembangan anggota keluarga lainnya, karena ada
kalanya perkembangan motorik dalam keluarga tersebut dapat lebih cepat.
(Soetjiningsih, 2005)
2.1.7 Perkembangan Anak Balita
Periode penting dalam tumbang anak adalah masa balita. Perkembangan
kemampuan berbahasa, kreativitas, dan keadaan social emosional dan intelegensi
berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Perkem-
bangan moral serta dasar-dasar kepribadian juga dibentuk pada masa-masa ini
sehingga setiap kelainan/penyimpangan seksual apapun. Apabila tidak terdeteksi
dan tidak ditangani dengan baik maka akan mengurangi kualitas perkembangan.
Melalui DDST (Denver Development Screening Test) terdapat 4 parameter
perkembangan yang dipakai dalam menilai perkembanagn anak balita yaitu :
a) Personal sosial (kepribadian/tingkah laku sosial)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungan.
b) Fine motor adaptif (gerakan motorik halus)
Aspek yang b/d kemampuan anak untuk melakukan gerakan yang melibatkan
bagian tubuh dan dilakukan otot-otot kecil memerlukan koordinasi yang cermat
missal: ketrampilan menggambar.
c) Language (bahasa)
Kemampuan untuk memberi respon terhadap suara, mengikuti perintah
berbicara spontan.
d) Gross motor (motorik kasar)
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh. Beberapa
“Milestone” pokok yang harus diketahui dalam mengikuti taraf perkembangan
secara awal. Milestone adalah tingkat perkembangan yang harus dicapai anak
umur tertentu misalnya:

12
1) 4-6 minggu: tersenyum spontan, dapat mengeluarkan suara 1-2 minggu
kemuadian.
2) 10-16 minggu: menegakkan kepala, tengkurap sendiri, menoleh ke arah
suara.
3) 20 minggu: meraih benda yang didekatkan kepadanya.
4) 26 minggu: dapat memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain.
5) 9-10 bulan: menunjuk dengan jari telunjuk, memegang benda dengan jari
telunjuk dan ibu jari.
6) 13 bulan: berjalan tanpa bantuan, mengucapkan kata-kata tunggal.
(Kratenburg dkk., 1981)

2.2 Konsep DDST (Denver Development Screening Test)


2.2.1 Pengertian DDST (Denver Development Screening Test)
DDST adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk menentukan secara dini adanya
penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak prasekolah. DDST merupakan
salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak, tes ini
bukanlah tes diagnostik atau tes IQ, fungsinya digunakan untuk menafsirkan
personal, sosial, motorik halus, bahasa, dan motorik kasar pada anak mulai dari 1-6
tahun. (Soetjiningsih, 2005)
2.2.2 Keuntungan DDST (Denver Development Screening Test)
1) Menilai perkembangan anak sesuai dengan usia.
2) Memantau perkembangan anak usia 0-6 tahun.
3) Monitor anak dengan resiko perkembangan.
4) Menjaring anak terhadap adanya kelainan.
5) Memastikan apakah anak dengan persangkaan pada kelainan perkembangan
atau benar-benar ada kelainan.
2.2.3 Alat yang digunakan
1) Alat peraga : benang wol merah, kismis/manik-manik, kubus warna merah, kuning,
ungu, biru, permainan anak, botol kecil-kecil, bola tenis, bel kecil, kertas, dll.
2) Lembar DDST.
3) Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tugas
dan cara penilaiannya.
2.2.4 Prinsip pelaksanaan DDST
1) Bertahap dan berkelanjutan.
2) Dimulai dari tahap perkembangan yang telah dicapai anak.
3) Menggunakan alat bantu stimulasi yang sederhana.

13
4) Suasana nyaman dan bervariasi.
5) Perhatikan gerakan spontan anak.
6) Dilakukan dengan wajar dan tanpa paksaan serta tidak menghukum.
7) Memberikan pujian (reinforcement) bila berhasil melakukan test.
8) Sebelum uji coba, semua alat diletakkan dulu diatas meja.
9) Pada saat test hanya satu alat saja yang digunakan.
2.2.5 Sektor perkembangan / parameter yang digunakan.
a. Personal, social (kepribadian/tingkah laku sosial).
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mendiri, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungan.
b. Adaptasi motorik halus (fine motor adaptive).
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,
melakukan gerakan yang melibatkan bagian – bagian tubuh tertentu saja dan
dilakukan oleh otot-otot kecil tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.Misalnya
kemampuan untuk menggambar, memegang sesuatu benda, dll.
c. Bahasa (language).
Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah, dan
berbicara spontan.
d. Perkembangan motorik kasar.
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh. (Vivian nanny,
2010)
2.2.6 Prosedur DDST
a. Lulus (pass)
1) Apabila anak dapat melakukan uji coba dengan baik.
2) Ibu atau pengasuh member laporan (R) tepat atau dapat dipercaya bahwa
anak dapat melakukan dengan baik.
b. Gagal (failed)
1) Apabila anak tidak dapat melakukan uji coba dengan baik.
2) Ibu atau pengasuh memberi laporan bahwa anak tidak dapat melakukan tugas
dengan baik.
c. Tidak ada kesempatan (no opportunity)
Apabila anak tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan uji coba karena ada
hambatan, seperti retardasi mental dan down syndrome.
d. Menolak (refusal).
Anak menolak untuk melakukan uji coba biasanya disebabkan karena faktor
sesaat seperti lelah, menangis, sakit, mengantuk, dll.
2.2.7 Interpretasi hasil test keseluruhan (4 sektor)
14
1) Normal
(a) Bila tidak ada keterlambatan (delay)
(b) Paling banyak 1 caution
(c) Lakukan ulangan pemeriksaan berikutnya.
2) Dicurigai (suspect)
(a) Bila didapatkan 2 atau lebih caution atau bila didapatkan 1 atau lebih delay
(b) Lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu untuk menghilangkan factor sesaat
(takut, lelah, sakit. Tidak nyaman, dll).
3) Tidak teruji
(a) Bila ada skor menolak 1 atau lebih item disebelah kiri garis umur
(b) Bila menolak lebih dari 1 pada area 75-90% (warna hijau) yang ditembus garis
umur
(c) Ulangi pemeriksaan 1-2 minggu. (Vivian nanny, 2010 : 60)
2.2.8 Pelaksanaan DDST
1) Menetapkan umur anak dengan patokan
(a) 30 hari = 1 bulan
(b) 12 bulan = 1 tahun
(c) ≥15 hari = 1 bulan
Perhitungan umur :
Missal : tanggal test : 2008 – 08 – 28
Tanggal lahir : 2006 – 06 – 14
---------------------
02 – 02 – 14
Berarti umur anak saat test dilakukan yaitu 2 tahun 2 bulan.
2) Menarik garis vertical saat test dilakukan pada lembar DDST yaitu 2 tahun 2 bulan.
3) Memperlihatkan tanda / kode pada ujung kotak sebelah kiri.
R tugas perkembangan cukup ditanyakan pada orang tua.
Nomor/angka tugas perkembangan di test sesuai petunjuk dibalik formulir.
4) Menyimpulkan hasil DDST
Normal / abnormal / questionable / untestable.
2.3 Konsep KPSP ( Kuisioner Pra Screening Perkembangan)
Pada pemeriksaan tes screening deteksi dini keterlambatan tumbuh kembang anak juga
digunakan KPSP ( Kuisioner Pra Screening Perkembangan) , dimana KPSP ini adalah
Formulir alat/instrumen yang digunakan untuk mengetahui perkembangan anak normal
atau ada penyimpangan. KPSP dibagi ke dalam beberapa usia anak: 3, 6, 9, 12, 18, 21,
24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66, dan 72 bulan.
Terdapat beberapa prosedur dalam menerapkan KPSP, yaitu:

15
1. Bila anak berusia diantaranya maka KPSP yang digunakan adalah yang lebih kecil
dari usia anak. Contoh: Bayi umur 7 bulan maka yang digunakan adalah KPSP 6
bulan. Bila anak ini kemudian sudah berumur 9 bulan yang digunakan adalah KPSP
9 bulan.
2. Bila umur anak lebih dari 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan. Contoh bayi umur 3
bulan 16 hari dibulatkan menjadi 4 bulan bila umur bayi 3 bulan 15 hari dibulatkan
menjadi 3 bulan
3. Setiap pertanyaan hanya mempunya satu jawaban YA atau TIDAK
a) Hitung jawaban YA (bila dijawab bisa atau sering atau kadang-kadang
b) Hitung Jawaban TIDAK (bila jawaban belum pernah atau tidak pernah)
c) Bila jawaban YA =9 -10, perkembangan anak sesuai dengan tahan
perkembangan (S)
d) Bila jawaban YA = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M)
e) Bila jawaban YA = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P)
f) Rincilah jawaban TIDAK pada nomor berapa saja.

16
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK USIA 27 BULAN DENGAN DEVELOPMENTAL
DELAY DI RS SM

Tanggal Pengkajian :10/10/2019


Pukul :10.10 WITA
Tempat :RS SM

A. Data Subjektif
1. Identitas
a. Bayi
Nama :An. B
Umur :27 bulan
Tanggal/ Jam Lahir :30/06/2017/00.00
Jenis Kelamin : Laki-laki
Anak ke - :1
b. Orangtua
Ibu Ayah
Nama Ny. H Tn.Y
Umur 25 Th 27 Th
Agama Islam Islam
Suku/bangsa Banjar/Indonesia Banjar/Indonesia
Pendidikan SMA S1
Pekerjaan Swasta Swasta
Alamat Jl. Pramuka Jl. Pramuka

2. Keluhan Utama: ingin memeriksakan tumbuh kembang anaknya

3. Riwayat Prenatal
a. Kehamilan ke- :1
b. Tempat ANC : PKM/PMB
c. Imunisasi TT :3
d. Obat-obatan yang pernah diminum selama hamil : Tidak adaa
e. Penerimaan Ibu/Keluarga terhadap kehamilan : Menerima
f. Masalah/komplikasi yang pernah dialami ibu saat hamil:

17
Umur
No Masalah/Komplikasi Tindakan Oleh Ket
Kehamilan
1. Tidak ada

4. Riwayat Intranatal
a. Umur kehamilan saat melahirkan : 40 minggu
b. Tempat dan penolong persalinan : PMB, bidan
c. Masalah saat persalinan : tidak ada
d. Cara persalinan : spontan
e. Lama persalinan : 12 jam
f. Keadaan bayi saat lahir : Normal
g. Berat badan : 3.200gr
h. Panjang badan : 50 cm

5. Riwayat Kesehatan
a. Bayi : Tidak ada penyakit/kelainan kongenital
b. Keluarga : Tidak mempunyai riwayat penyakit

6. Riwayat Pemberian Obat-Obatan : Tidak ada

7. Riwayat Imunisasi

Jenis Imunisasi Umur Diberikan Tempat Pelayanan


HB0 0 Hari PMB
BCG+Polio 1 1 bulan PMB
DPT-Hib1,Polio 2 2 bulan PMB
DPT-Hib2,Polio 3 3 bulan PMB
DPT-Hib3,Polio 4 4 bulan PMB
+IPV
Campak 9 bulan PMB
Campak ulang 18 bulan PMB

8. Kebutuhan Biologis
a. Kebutuhan Nutrisi
Jenis makanan dan minuman : Nasi,lauk pauk,sayur,buah,susu
Frekuensi : 3x/hari
Banyaknya : Sedang
Masalah : Tidak ada
18
b. Kebutuhan Eliminasi
BAB
Frekuensi : 1x/hari
Warna : Kekuningan
Konsistensi : Lembek
Masalah : Tidak ada
BAK
Frekuensi : 2-3x/hari
Warna : Kekuningan
Masalah : Tidak ada
c. Kebutuhan Personal Hygiene
Frekuensi mandi : 2x/hari
Frekuensi ganti pakaian : 2-3x/hari
Penggunaan popok anti tembus : 4x/hari
Masalah : Tidak ada

9. Data Psikososial dan Spiritual


a. Tanggapan keluarga terhadap keadaan anak : Baik
b. Pengambil keputusan dalam keluarga : Ayah
c. Pengetahuan keluarga tentang perawatan anak : Baik
d. Kebudayaan keluarga dalam perawatan anak :

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda Vital : FJ :125x/m P: 35x/m S: 36,6°C
2. Pemeriksaan Antropometri
a. Berat Badan : 13 kg
b. Panjang Badan : 90 cm
c. Lingkar Kepala : 48 cm
Lingkar kecil (OK) : Tidak dilakukan pemeriksaan
Lingkar sedang (OS) : Tidak dilakukan pemeriksaan
Lingkar besar (OB) : Tidak dilakukan pemeriksaan
d. Lingkar dada : 17 cm
e. LILA : Tidak dilakukan pemeriksaan

19
3. Pemeriksaan Khusus
Kepala : Bentuk simetris, warna rambut hitam, tidak rontok, tidak ada
ketombe.
Muka : Simetris, tidak pucat.
Mata : Simetris, conjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterus.
Telinga : Simetris, tidak ada serumen, kebersihan cukup.
Hidung : Simetris, tidak ada polip, tidak ada secret, kebersihan cukup.
Mulut : Tidak ada hipersalivasi, tidak ada epulis, tidak ada stomatitis, bibir
lembab simetris, lidah bersih.
Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada pembesaran
kelenjar thyroid, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening.
Dada : Simetris, tidak ada pembengkakan, tidak batuk, tidak sesak, tidak
ada suara ronchi, tidak ada suara wheezing.
Perut : Tidak tidak ada benjolan ada pembesaran, tidak ada luka bekas
operasi.
Punggung : Posisi tulang belakang normal.
Genetalia : Testis sudah turun dalam serotum, tidak ada benjolan, tidak ada
kelainan.
Anus : Ada
Ekstremitas
Atas : Simetris, tidak ada oedem, tidak ada kelainan.
Bawah : Simetris, tidak ada oedem, tidak ada kelainan.
Kulit : Turgor baik, tidak ada oedema, tidak ada kelainan.

4. Pemeriksaan Refleks Primitif


a. Refleks moro : Baik
b. Refleks sucking : Baik
c. Refleks rooting : Baik
d. Refleks grasphing palmar : Baik
e. Refleks grasphing plantar : Baik
f. Refleks babinski : Baik

5. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaa KPSP : (Jawaban Ya = 7, Meragukan (M)
Pemeriksaan DDST : Tidak dapat diuji
Pemeriksaan TDD : Normal

20
C. Asesmen
1. Diagnosis Kebidanan : An. B usia 27 bulan dengan Developmental Delay
2. Masalah: Gangguan Perkembangan
3. Kebutuhan: Stimulasi ulang selama 2 minggu

D. Penatalaksanaan
1. Memberitahu hasil pemeriksaan anak pada ibunya bahwa pertumbuhan dan TTV
normal namun perkembangan anaknya tidak sesuai dengan usianya.
KU : Baik. Kesadaran : Composmentis, Suhu : 36,6°C, Nadi :125 x/m, Respirasi : 35
x/m, BB :13 kg
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaa KPSP : (Jawaban Ya = 7, Meragukan (M)
Pemeriksaan DDST : Tidak dapat diuji
Pemeriksaan TDD : Normal
“Ibu mengetahui hasil pemeriksaan”
2. Menganjurkan ibu agar tetap memberikan stimulasi kepada anak untuk
perkembangan anaknya untuk mengejar ketertinggalan yang seharusnya sesuai
dengan usianya dan dilakukan setiap saat dan sesering mungkin.
“Ibu bersedia mengikuti anjuran untuk melakukan stimulasi pada anaknya”
3. Menganjurkan ibu untuk mengevaluasi kembali setelah 2 minggu jika tetap tidak ada
kemajuan pada tumbuh kembang anaknya maka lakukan pemeriksaan lanjutan.
“Ibu bersedia melakukan evaluasi kembali pada anaknya”

21
BAB IV
PEMBAHASAN
Anak usia 27 bulan dengan berat 13 kg, tinggi badan 90 cm, dengan KPSP
(Kuosioner Pra Skrining Perkembangan) didapat hasil (Jawaban Ya=7 meragukan (M), dan
DDST (Denver Development Screening Test) didapat hasil Tidak dapat diuji, hal ini jelas
terlihat sebagai bentuk keterlambatan dalam perkembangan atau developmental delay.
Oleh sebab itu untuk mencegah agar tidak terjadi hal tersebut maka Pencegahan
sejak dini untuk menghindari terjadinya kelainan-kelainan gangguan lingkar kepala dan otak.
Melakukan konseling sebelum menikah sejak merencanakan untuk punya anak sangat
penting. Kontrol secara teratur ke dokter kandungan untuk mendeteksi adanya kelainan
kehamilan sejak dini khususnya infeksi TORCH, memperbaiki nutrisi baik bagi ibu maupun
bayinya, serta selalu rutin mengkontrolkan anaknya untuk diukur mulai dari berat badan,
tinggi badan serta lingkar kepala ke dalam KMS.
Bayi risiko tinggi mempunyai risiko lebih besar untuk terjadinya gangguan tumbuh
kembang anak di kemudian hari. Deteksi dini baik yang dilakukan oleh orangtua ataupun
tenaga profesional memungkinkan pemberian stimulasi sedini mungkin. Stimulasi dini
diberikan pada bayi dalam bentuk Stimulasi Integrasi Sensori. Deteksi dan stimulasi dini
pada bayi risiko tinggi akan memberikan hasil terbaik guna tercapainya tumbuh kembang
anak yang seoptimal mungkin.

22
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, A. Aziz. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak, Edisi 1, Jakarta : Salemba

Medika.

Dewi, Vivian Nanny Lia; Sunarsih, Tri. 2011. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas. Jakarta : Salemba

Medika

Semiun, Y. 2006. Kesehatan Mental 2. OFM : Kanisius

Soetjiningsih. 2005. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.

Suriadi. 2006. Asuhan Keperawatan Pada Anak, Edisi 2. Jakarta : Sagung Seto

Sutomo, B dan Anggraini, DY. 2010. Menu Sehat Alami Untuk Balita &. Batita. Jakarta : PT.

Agromedia Pustaka

23

Anda mungkin juga menyukai