Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peranan bidan yang tampak nyata  adalah sebagai role model masyarakat,


sebagai anggota masyarakat, advocator, motivator, educator dan fasilitator,
tentunya kompetensi seperti ini yang akan dikembangkan lebih lanjut melalui
pendidikan dan pelatihan bagi para bidan. Peranan yang harus di lihat sebagai
“main idea” untuk membentuk sebuah peradaban dan tatanan seebuah
pelayanan kesehatan. Tuntutan professional diseimbangkan dengan
kesejahteraan bidan daerah terpencil. Pemerintah telah mencanangkan
mengangkat bidan sebagai PNS. Suatu langkah aktif dalam rangka
menyongsong peningkatan pelayanan di daerah terpencil.
Peran bidan mengacu pada keputusan Menkes RI no.
900/Menkes/SK/VII/2002 tentang registrasi dan praktik bidan. Bidan dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat, khususnya ibu hamil, melahirkan
dan senantiasa berupaya mempersiapkan ibu hamil sejak kontak pertama saat
pemeriksaan kehamilan memberikan penyuluhan tentang manfaat pemberian
ASI secara berkesinambungan sehingga ibu hamil memahami dan siap
menyusui anaknya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu promosi kesehatan
2.  Apa pengertian bidan?
3.  Bagaimana peran bidan sebagai advokator?
4. Bagaimana peran bidan sebagai edukator?
5.  Bagaimana peran bidan sebagai fasilitator?
6. Bagaimana peran bidan sebagai motivator ?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian promosi kesehatan.
2. Untuk mengetahui pengertian bidan.
3. Untuk mengetahui peran bidan sebagai advokator.
4. Untuk mengetahui peran bidan sebagai edukator.
5. Untuk mengetahui peran bidan sebagai fasilitator.
6. Untuk mengetahui peran bidan sebagai motivator.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Promosi Kesehatan

Menurut WHO Promosi Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan


kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik,
mental, dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal serta
mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau
mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya).

Promosi Kesehatan ( Health Promotion ) adalah ilmu dan seni membantu


masyarakat menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal. Kesehatan yang
optimal didefinisikan sebagai keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial,
spiritual, dan intelektual. Agar promosi kesehatan dapat berjalan secara
sistematis, terarah dan terencana sesuai konsep promosi kesehatan bahwa
individu dan masyarakat bukan hanya sebagai objek/sasaran yang pasif
menunggu tetapi juga sebagai pelaku maka perlu pengelolaan program
promosi kesehatan mulai dari pengkajian, perencanaan, penggerakan
pelaksanaan, pemantauan dan penilaian.

Dan agar promosi kesehatan berjalan secara efektif dan efesien  maka
pesan harus sesuai dengan karakteristik serta kebutuhan / masalah sasaran.
Sasaran utama promosi kesehatan adalah masyarakat khususnya perilaku
masyarakat. Karena terbatasnya sumber daya, akan tidak efektif apabila upaya
atau kegiatan promosi kesehatan langsung dialamatkan kepada masyarakat,
oleh karena itu perlu dilakukan pentahapan sasaran promosi kesehatan.

3
B. Pengertian Bidan

Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan


yang diakui di negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi
kualifikasi untuk didaftar (register) dan atau memiliki izin yang sah (lisensi)
untuk melakukan praktik bidan (International Confederation Of Midwives ).
Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan
kesehatan, tidak hanya kepada perempuan, tetapi juga kepada keluarga dan
masyarakat. Kegiatan ini harus mencakup pendidikan antenatal dan persiapan
menjadi orang tua serta dapat meluas pada kesehatan perempuan, kesehatan
seksual atau kesehatan reproduksi dan asuhan anak. Bidan dapat praktik
diberbagai tatanan pelayanan, termasuk di rumah, masyarakat, Rumah Sakit,
klinik atau unit kesehatan lainnya.

C. Peran Bidan Sebagai Advokator.


Advokasi adalah suatu pendekatan kepada seseorang/ badan organisasi
yang di duga mempunyai pengaruh terhadap keerhasilan suatu program atau
kelancaran suatu kegiatan.
Peran bidan sebagai advokator adalah melakukan advokasi terhadap
pengambil keputusan dari kategori program ataupun sektor yang terkait
dengan kesehatan maternal dan neonatal. Melakukan advokasi berarti
melakukan upaya-upaya agar pembuat keputusan atau penentu kebijakan
tersebut mencapai kebijakan tersebut mempercayai dan meyakini bahwa
program yang ditawarkan perlu mendapat dukungan melalui kebijakan-
kebijakan atau keputusan-keputusan politik.
1. Tujuan Advokasi
a. Mendorong para pengambil keputusan untuk suatu
perubahan dalam kebijakan, program atau peraturan.
b. Mendorong para pengambil keputusan untuk aktif
mendukung kegiatan/tindakan dalam pemecahan masalah
dan mencoba untuk mendapatkan dukungan dari pihak
lain/mitra.

4
2. Target Advokator
a. Pembuat keputusan, pembuat kebijakan.
b. Pemuka pendapat, pimpinan agama.
c. LSM, Media dan lain-lain
3.   Persyaratan Advokasi
a. Credible, artinya program yang ditawarkan harus dapat
meyakinkan para penentu kebijakan.
b. Feasible, artinya program tersebut harus baik secara teknis,
politik, maupun ekonomi.
c. Relevant, artinya program tersebut harus sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.
d.  Urgent, artinya program tersebut memiliki tingkat urgensi
yang tinggi.
e. High priority, artinya program tersebut memiliki prioritas
yang tinggi.
4. Peran Bidan Sebagai Advocator
a. Advokasi dan strategi pemberdayaan wanita dalam
mempromosikan hak-haknya yang diperlukan untuk
mencapai kesehatan yang optimal (kesetaraan dalam
memperoleh pelayanan kebidanan).
b. Advokasi bagi wanita agar bersalin dengan aman.
Contoh: Jika ada ibu bersalin yang lahir di dukun dan
menggunakan peralatan yang tidak steril, maka bidan
melakukan advokasi kepada pemerintah setempat agar
pertolongan persalinan yang dilakukan oleh dukun
menggunakan peralatan yang tidak steril, salah satu caranya
adalah melakukan pembinaan terhadap dukun bayi dan
pemerintah memberikan sangsi jika ditemukan dukun bayi
di lapangan menggunakan alat-alat yang tidak steril.
c. Advokasi terhadap pilihan ibu dalam tatanan pelayanan.

5
5. Tugas Bidan Sebagai Advocator
a. Mempromosikan dan melindungi kepentingan orang-orang
dalam pelayanan kebidanan, yang mungkin rentan dan tidak
mampu melindungi kepentingan mereka sendiri. 
b. Membantu masyarakat untuk mengakses kesehatan yang
relevan dan informasi kesehatan dan memberikan dukungan
sosial. 
c. Melakukan kegiatan advokasi kepada para pengambil
keputusan, berbagai program dan sektor yang terkait
dengan kesehatan
d. Melakukan upaya agar para pengambil keputusan tersebut
meyakini atau mempercayai bahwa program kesehatan
yang ditawarkan perlu didukung melalui kebijakan atau
keputusan politik dalam bentuk peraturan.
6. Kegiatan-kegiatan Advokasi
a. Lobi Politik (Political Lobying) 
b. Seminar dan Presentasi 
c. Media Advokasi 
d. Perkumpulan (asosiasi) 
7. Strategi Pendekatan Utama Advokasi 

Strategi pendekatan utama dalam advokasi yaitu: 

a. Melibatkan Para Pemimpin/ Pengambil Keputusan 


b. Menjalin Kemitraan 
c. Memperkuat kegiatan-kegiatan komunitas (strengthen
community actions) 
d. Bergerak ke Masa Depan (moving into the future) 

6
D. Peran Bidan Sebagai Edukator

Bidan adalah seorang pendidik dalam masyarakat dan dalam pelayanan


kebidanan, dengan tugas sebagai pendidik dan penyuluh kesehatan bagi klien
serta pelatih dan pembimbing kader.
Di  bawah ini ada beberapa peran bidan sebagai Edukator :
a. Masa Remaja
Masa remaja adalah suatu fase perkembangan yang dinamis dalam 
kehidupan seseorang individu. Tidakan yang dapat dilakukan oleh 
bidan dengan perannya sebagai educator adalah sebagai berikut:
 Memberikan penjelasan tentang kesehatan reproduksi
wanita.
 Memberikan KIE tentang bahaya seks bebas.
 Memberikan KIE tentang bahaya narkoba.
b. Masa Hamil
Kehamilan adalah masa dimana terdapat janin didalam rahim 
seorang wanita, tindakan yang dapat dilakukan oleh bidan adalah 
sebagai  berikut:
 Mengajarkan pada ibu tentang perubahan tubuh selama 
proses kehamilan.
 Mengajarkan pada ibu mengenai keluhan yang umumnya 
terjadi saat hamil dan cara mengatasinya.
 Mengajarkan pada ibu tentang pentingnya menjaga 
personal higene.
 Membina dukun bayi dan kader posyandu.
 Mengajarkan pada ibu senam hamil.
 Mengajarkan pada ibu tentang tanda-tanda bahaya
kehamilan
 Memberikan konseling gizi.
c. Masa Bersalin
Persalinan adalah saat yang paling ditunggu namun juga 
mendebarkan bagi ibu dan keluarga.Peran bidan sebagai Edukator 
dalam menghadapi masa bersalin antara lain sebagai berikut:

7
 Mengajarkan pada ibu dan keluarga tanda-tanda persalinan.
 Mengajarkan pada ibu cara meneran yang benar.
 Mengajarkan keluarga masase uterus sehingga mampu 
untuk mengetahui jika uterus tidak berkontraksi baik dan 
untuk mencegah terjadinya perdarahan postpartum.
 Memberitahu ibu tentang tanda bahaya pada persalinan.
d. Masa Nifas
 Mengajarkan kepada ibu tentang cara mobilisasi.
  Mengajarkan kepada ibu perawatan bayi baru lahir.
  Mengajarkan kepada ibu cara mensendawakan bayi.
 Mengajarkan kepada ibu dan keluarga cara perawatan tali 
pusat
 Mengajarkan kepada ibu dan keluarga cara memandikan 
bayi.
 Mengajarkan kepada ibu tentang personal higene.
 Mengajarkan kepada ibu dan keluarga tentang tanda-tanda 
bahaya dan penyakit pada masa nifas.
 Mengajarkan kepada ibu tentang KB pascasalin.
 Tugas pokok bidan sebagai educator
Sebagai Edukator bidan memiliki 2 tugas yaitu sebagai pendidik 
dan penyuluh kesehatan bagi klien serta pelatih dan pembimbing kader
Berikut beberapa tugas pokok bidan sebagai educator sbb:
a. Memberi pendidikan dan penyuluhan kesehatan pada klien.
Bidan memberi pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada klien 
(individu, keluarga, kelompok, serta maryarakat) tentang penanggulan
gan masalah kesehatan, khususnya yang berhubungarn dengan 
kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana, mencakup:
 Mengkaji kebutuhan pendidikan dan penyuluhan kesehatan, 
khususnya dalam bidang kesehatan ibu, anak, dan keluarga 
berencana bersama klien.

8
 Menyusun rencana penyuluhan kesehatan sesuai dengan ke
butuhan yang telah dikaji, baik untuk jangka pendek 
maupun jangka panjang bersama klien.
 Menyiapkan alat serta materi pendidikan dan penyuluhan 
sesuai dengan rencana yang telah disusun.
 Melaksanakan program/rencana pendidikan dan 
penyuluhan kesehatan sesuai dengan rencana jangka
pendek serta jangka panjang dengan melibatkan unsur-
unsur terkait, termasuk klien.
 Mengevaluasi hasil pendidikan/penyuluhan kesehatan 
bersama klien dan menggunakannya untuk memperbaiki 
serta meningkatkan program yang akan datang.
 Mendokumentasikan semua kegiatan dan hasil pendidikan/ 
penyuluhan kesehatan secara lengkap serta sistematis.
b. Melatih dan membimbing kader
Bidan melatih dan membimbing kader, peserta didik kebidanan 
dan keperawatan, serta membina dukun dl wilayah atau tempat
kerjanya, mencakup:
 Mengkaji kebutuhan pelatihan dan bimbingan bagi kader, 
dukun bayi, serta peserta didik.
 Menyusun rencana pelatihan dan bimbingan sesuai dengan 
hasil pengkajian.
 Menyiapkan alat bantu mengajar (audio visual aids, AVA) 
dan bahan untuk keperluan pelatihan dan bimbingan sesuai 
dengan rencana yang telah disusun.
 Melaksanakan pelatihan untuk dukun bayi dan kader sesuai 
dengan rencana yang telah disusun dengan melibatkan 
unsur-unsur terkait.
 Membimbing peserta didik kebidanan dan keperawatan 
dalam lingkup kerjanya.
 Menilai hasil pelatihan dan bimbingan yang telah diberikan.

9
 Menggunakan hasil evaluasi untuk meningkatkan program 
bimbingan.
 Mendokumentasikan semua kegiatan termasuk hasil 
evaluasi pelatihan serta bimbingan secara sistematis dan 
lengkap.

E. Peran Bidan Sebagai Fasilitator


Bidan mempunyai tanggung jawab untuk menciptakan, mengkondisikan
iklim kelompok yang harmonis, serta menfasilitasi terjadinya proses saling
belajar dalam kelompok.
Fasilitator selaku ketua daalam pelaksanaan memiliki peran sebagai
berikut:
a. Memfasilitasi pembentukan Desa Siap Antar Jaga di wilayahnya
masing-masing.Disini fasilitator berperan dalam pembentukan
Desa Siaga di wilayahnya.
b.  Melakukan penggalangan solidaritas masyarakat untuk berperan
dalam pelaksanaan Desa Siap Antar Jaga. Disini
fasilitator  membantu mengembangkan UKBM serta hal-hal yang
terkait lain, contohnya PHBS, dana sehat, tabulin, dasolin dan
ambulan desa.
c. Mendorong anggota masyarakat untuk mampu mengungkapkan
pendapatnya dan berdialog dengan sesama anggota masyarakat,
tokoh/ pemuka masyarakat, petugas kesehatan, serta unsure
masyarakat lain yang terlibat dalam pelaksanaan Desa Siap Antar
Jaga.
d. Melakukan koordinasi pelaksanaan Desa Siap Antar Jaga secara
berkesinambungan. Fasilator setiap bulan melakukan pertemuan
dengan kader dan tokoh masyarakat lainnya.
e. Menjadi penghubung antara masyarakat dengan sarana pelayanan
kesehatan. Fasilitator membantu tenaga kesehatan dalam
pelaksanaan Desa Siaga di wilayahnya.

10
F. Peran Bidan Sebagai Motivator
Upaya yang dilakukan bidan sebagai pendamping adalah menyadarkan
dan mendorong kelompok untuk mengenali potensi dan masalah, dan dapat
mengembangkan potensinya untuk memecahkan masalah itu.
Sebagai motivator, bidan memiliki tiga kategori tugas, yaitu:
1. Tugas Mandiri
Tugas-tugas mandiri bidan adalah sebagai berikut:
a. Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan
yang diberikan mencakup:
 Mengkaji status kesehatan untuk memenuhi
kebutuhan asuhan klien.
 Menentukan diagnosis
 Menyusun rencana tindakan sesuai dengan masalah
yang dihadapi
 Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang
telah disusun
 Mengevaluasi tindakan yang telah diberikan
 Membuat rencana tindak lanjut kegiatan/tindakan
 Membuat pencatatan dan pelaporan
kegiatan/tindakan
b. Memberikan pelayanan dasar pranikah pada anak remaja
dengan melibatkan mereka sebagai klien, mencakup:
 Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan anak
remaja dan wanita dalam masa pranikah
 Menentukan diagnosis dan kebutuhan pelayanan
dasar
 Menyusun rencana tindakan/pelayanan sebagai
prioritas mendasar bersama klien
 Melaksanakan tindakan/pelayanan sesuai dengan
rencana.

11
 Mengevaluasi hasil tindakan/pelayanan yang telah
diberikan kepada klien
 Membuat rencana tindak lanjut tindakan/pelayanan
bersama klien
 Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan
kebidanan
c. Member asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan,
mencakup:
 Mengkaji status kesehatan klien yang dalam
keadaan hamil.
 Menentukan diagnosis kebidanan dan kebutuhan
kesehatan klien.
 Menyusun rencana asuhan kebidanan bersama klien
sesuai dengan prioritas masalah.
 Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan
rencana yang telah disusun.
 Mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan
bersama klien.
 Membuat rencana tindak lanjut asuhan yang telah
diberikan bersama klien.
 Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan
kebidanan yang telah diberikan.

d. Memberi asuhan kebidanan kepada klien dalam masa


persalinan dengan melibatkan klien/keluarga, mencakup:
 Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada klien
dalam masa persalinan.
 Menentukan diagnosis dan kebutuhan asuhan
kebidanan dalam masa persalinan.
 Menyusun rencana asuhan kebidanan bersama klien
sesuai dengar prioritas masalah.

12
 Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan
rencana yang telah disusun.
 Mengevaluasi asuhan yang telah diberikan bersama
klien.
 Membuat rencana tindakan pada ibu selama masa
persalinan sesuai dengan prioriras.
 Membuat asuhan kebidanan.
e. Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir,
mencakup:
 Mengkaji status keselhatan bayi baru lahir dengan
melibatkan keluarga.
 Menentukan diagnosis dan kebutuhan asuhan
kebidanan pada bayi baru lahir.
 Menyusun rencana asuhan kebidanan sesuai
prioritas.
 Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan
rencana yang telah dibuat.
 Mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah
diberikan.
 Membuat rencana tindak lanjut.
 Membuat rencana pencatatan dan pelaporan asuhan
yang telah diberikan.
f. Memberi asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas
dengan melibatkan klien/keluarga, mencakup:
 Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada ibu
dalam masa nifas.
 Menentukan diagnosis dan kebutuhan asuhan
kebidanan pada masa nifas.
 Menyusun rencana asuhan kebidanan berdasarkan
prioritas masalah.
 Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan
rencana.

13
 Mengevaluasi bersama klien asuhan kebidanan yang
telah diberikan.
 Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan
bersama klien.
g. Memberi asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang
membutuhkan pelayanan keluarga berencana, mencakup:
 Mengkaji kebutuhan pelayanan keluarga berencana
pada pus (pasangan usia subur)
 Menentukan diagnosis dan kebutuhan pelayanan.
 Menyusun rencana pelayanan KB sesuai prioritas
masalah bersama klien.
 Melaksanakan asuhan sesuai dengan rencana yang
telah dibuat.
 Mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah
diberikan.
 Membuat rencana tindak lanjut pelayanan bersama
klien.
 Membuat pencatatan dan laporan.
h. Member asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan
sistem reproduksi dan wania dalam masa klimakterium
serta menopause, mencakup:
 Mengkaji status kesehatann dan kebutuhan asuhan
klien
 Menentukan diagnosis, prognosis, prioritas dan
kebutuhan asuhan
 Menyusun rencana asuhan prioritas masalah
bersama klien
 Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan
rencana
 Mengevaluasi bersama klien hasil asuhan kebidanan
yang telah diberikan
 Membuat rencana tindak lanjut bersama klien

14
 Membuat rencana pencatatan dan pelaporan asuhan
yang telah diberikan
i. Memberi asuhan kebidanan pada bayi dan balita dengan
melibatkan keluarga, mencakup:
 Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan sesuai
dengan tumbuh kembang bayi/balita
 Menentukan diagnosis dan prioritas masalah
 Menyusun rencana asuhan prioritas masalah
bersama klien
 Melaksanakan asuhan sesuai dengan prioritas
masalah
 Mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan
 Membuat rencana tindak lanjut
 Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan
2. Tugas Kolaborasi
Tugas-tugas kolaborasi (kerja sama) bidan yaitu:
a. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan
kebidanan sesuai fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien
atau keluarga
b. Memberi asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko
tinggi dan pertolongan pada kegawadaruratan yang
memerlukan tindakan kolaborasi.
c. Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa
persalinan dengan resiko tinggi serta kegawadaruratan yang
memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan
kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga
d. Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas
dengan resiko tinggi serta pertolongan pertama dalam
kegawadaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi
bersama klien dan keluarga
e. Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan
resiko tinggi dan pertolongan pertama dalam keadaan

15
kegawadaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi
bersama klien dan keluarga.
f. Memberi asuhan kebidanan pada balita dengan resiko
tinggi dan pertolongan pertama dalam keadaan
kegawadaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi
bersama klien dan keluarga.
3. Tugas Ketergantungan
Tugas-tugas ketergantungan (merujuk) bidan,yaitu:
a. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan
kebidanan sesuai dengan fungsi keterlibatan kliem dan
keluarga.
b. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan
rujukan pada kasus kehamilan resiko tinggi serta
kegawadaruratan.
c. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi serta
rujukan pada masa persalinan dengan penyulit tertentu
dengan melibatkan klien dan keluarga.
d. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan
rujukan pada ibu dalam masa nifas yang disertai penyulit
tertentu dan kegawadaruratan dengan melibatkan klien dan
keluarga.
e. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan
kelainan dan kegawadaruratan yang memerlukan konsultasi
serta rujukan dengan melibatkan keluarga.
f. Memberikan asuhan kebidanan kepada anak balita dengan
kelainan tertentu dan kegawadaruratan yang memerlukan
konsultasi serta rujukan dengan melibatkan keluarga.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
 Menurut WHO Promosi Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna,
baik fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal
serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau
mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya dan
sebagainya).
 Peran bidan dalam promosi kesehatan :
 Peran Sebagai Advokator
 Peran sebagai edukator
 Peran sebagai fasilitator
 Peran sebagai motivator
B. Saran
Dari penjelasan beberapa poin di atas dapat kita lihat bahwa peran dan
fungsi seorang bidan dalam promosi kesehatan sangat penting untuk
melaksanakan program kesehatan baik pada masa remaja, pra nikah, PUS,
masa kehamilan, proses persalinan, masa nifas, dan usia lanjut.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna, oleh karena itu
saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan penulisan makalah yang akan datang.

17
DAFTAR PUSTAKA

Erwin. 2015. Makalah Peran Dan Fungsi Bidan Dalam Promkes. Diakses dari
https://www.academia.edu/9417834/PERAN_DAN_FUNGSI_BIDAN_DALAM
_PROMKES Pada tanggal 4 April 2020 pukul 16.00 WIB.

Febronia. 2013. Peran Bidan dalam Promosi Kesehatan. Diakses dari


http://febroniamaria.blogspot.com/2013/05/peran-bidan-dalam-promosi-
kesehatan.html. Pada tanggal 4 April 2020 pukul 16.07 WIB

Ghaisan, Malik. 2018. Peran Bidan dalam Promosi Kesehatan. Diakses dari
http://maalikghaisan.blogspot.com/2018/01/peran-bidan-dalam-promosi-
kesehatan.html. Pada tanggal 4 April 2020 pukul 16. 10 WIB

Unknown. 2014. Peran Bidan Sebagai Advokasi. Diakses dari


http://puteribungsu.blogspot.com/2014/04/peran-bidan-sebagai-advokasi.html?
m=1 Pada tanggal 4 April 2020 pukul 16.05 WIB.

18

Anda mungkin juga menyukai