Anda di halaman 1dari 194

A NATO MI

FISIOLOGI
MANUSIA

Lutvia Krismayanti, S.Pd.I.,M.Kes


Anatomi Fisiologi Manusia
© Lutvia Krismayanti, 2015

Judul:
Anatomi Fisiologi Manusia

Penulis:
Lutvia Krismayanti, S.Pd.I, M.Kes

Editor:
Bahtiar, M.Pd.Si

Layout:
Hiebboel Wathonie

Desain Cover:
Sanabil Creative

All rights reserved


Hak Cipta dilindungi Undang Undang
Dilarang memperbanyak sebagian atau keseluruhan isi buku baik
dengan media cetak ataupun digital tanpa izin dari penulis

Cetakan 1:
Desember 2015

ISBN:
978-602-74071-7-6

Diterbitkan oleh:
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram
Jln. Pendidikan No. 35 Mataram
Telp. 0370-621298, Fax. 0370-625337
Email: iainmatarampress@gmail.com
website: www.iainmataram.ac.id

Disetting dan dicetak oleh:


CV. Sanabil
Jl. Kerajinan I Perum Puri Bunga Amanah
Blok C/13 Sayang Sayang Cakranegara Mataram
Email: sanabil.creative@yahoo.co.id
Telp./SMS: 081805311362
SAMBUTAN REKTOR

Segala pujian hanya menjadi hak Allah. Shalawat dan salam


kepada Nabi Mulia, Muhammad SAW.
Eksistensi dari idealisme akademis civitas akademika IAIN
Mataram, khususnya para dosen, tampaknya mulai menampakkan
dirinya melalui karya-karya tulis mereka. Karya tulis yang
difasilitasi oleh Project Implementation Unit (PIU) IsDB, seperti
beberapa buah buku dalam berbagai disiplin keilmuan semakin
mempertegas idealisme akademis tersebut. Kami sangat
menghargai dan mengapresiasinya.
Dalam konteks bangunan intelektual yang sedang dan terus
dikembangkan di IAIN Mataram melalui “Horizon Ilmu” juga
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari karya-karya para
dosen tersebut, terutama dalam bentangan keilmuan yang saling
mendukung dan terkait (intellectual connecting). Bagaimanapun,
problem kehidupan tidaklah tunggal dan variatif. Karena itu,
berbagai judul maupun tema yang ditulis oleh para dosen tersebut
adalah bagian dari faktualitas “kemampuan” para dosen dalam
merespon berbagai problem tersebut.
Kiranya, hadirnya beberapa buku tersebut harus diakui
sebagai langkah maju dalam percaturan akademis IAIN Mataram,
yang mungkin, dan secara formal memang belum terjadi di IAIN
Mataram. Kami sangat berharap tradisi akademis seperti ini akan
terus kita kembangkan secara bersama-sama dalam rangka dan
upaya mengembangkan IAIN Mataram menuju suatu tahpan
kelembagaan yang lebih maju.

| iii |
Terimakasih kepada Drs. H. Lukmanul Hakim, M.Pd (selaku
ketua PIU IsDB IAIN Mataram) yang telah memfasilitasi para
dosen, dan kepada para penulis buku-buku tersebut.
Rektor IAIN Mataram
Dr. H. Mutawali, M.Ag

| iv |
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT yang


telah menganugrahkan nikmat kesehatan lahir batin bagi penulis
sehingga bukul ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam penulis
panjatkan kepada kekasih Allah SWT, Nabi Muhammad SAW.
Buku ajar ini berisi materi-materi khusus tentang biologi yang
berhubungan dengan sistem yang ada pada tubuh manusia. Yang
di uraikan mulai dari struktur tubuh dan isiologi serta mekanisme
kerja dari semua sistem sehingga kehidupan dapat berlangsung
optimal. Kelainan-kelainan yang terjadi akibat disfungsi dari
setiap organ sehingga mengganggu kerja semua sistem di
dalam tubuh. Penulis berharap buku ajar ini dapat menambah
wawasan bagi mahasiswa karena disajikan dengan bahasan yang
sederhana beserta gambar-gambar yang akan mampu membantu
menambah pemahaman.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih
yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah banyak
membantu, serta dukungan luar biasa yang diberikan kepada
penulis sehingga buku ajar ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa buku ajar ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran
dan kritik yang sifatnya membangun dari pembaca dan semua
pihak sehingga buku ajar ini kelak menjadi sempurna dan
bermanfaaf.
Mataram, November 2015
Lutvia Krismayanti, S.Pd.I, M.Kes

| v |
Daftar IsI

sambutan rektor ~ III


kata Pengantar ~ v
Daftar IsI ~ vII

bab I
sIstem rangka ( skeleton )
A. Pendahuluan ~ 1
B. Pembagian Rangka Tubuh Manusia ~ 2
C. Tulang ~ 10
D. Kelainan Pada Tulang ( Rangka ) ~ 15
E. Kesimpulan ~ 16
F. Latihan ~ 16

bab II
sIstem otot
A. Pengertian Otot ~ 19
B. Jenis-Jenis Otot ~ 20
C. Kerja Otot ~ 23
D. Kelainan-Kelainan Pada Otot ~ 25
E. Kesimpulan ~ 26
F. Latihan Soal ~ 26

bab III
sIstem Integumen
A. Pengertian ~ 27
B. Fungsi Kulit ~ 28
C. Struktur Kulit ~ 29
D. Derivatif Kulit (Pelengkap Kulit) ~ 34
E. Kelainan Kulit ~ 36
F. RanGkuman ~ 38
G. Latihan Soal ~ 38

| vii |
Lut via Krismayanti, M. Kes.

bab Iv
sIstem resPIrasI
A. Deinisi ~ 41
B. Struktur Anatomi Saluran Pernafasan ~ 42
C. Mekanisme Pernafasan ~ 51
D. Kelainan Pernafasan ~ 53
E. Rangkuman ~ 56
F. Latihan Soal ~ 56

bab v
sIstem Pencernaan PaDa manusIa
A. Pendahuluan ~ 57
B. Susunan Saluran Pencernaan ~ 57
C. Alat – Alat Penghasil Getah Cerna ~ 58
D. Struktur Pencernaan ~ 58
E. Mekanisme Pencernaan Manakan ~ 83
F. Gangguan Sistem Pencernaan ~ 85
G. Kesimpulan ~ 86
H. Latihan ~ 87

bab vI
sIstem karDIovaskular
A. Pendahuluan ~ 89
B. Alat-Alat Peredaran Darah Pada Manusia ~ 89
C. Macam-Macam Sistem Peredaran Darah ~ 98
D. Mekanisme Kerja ~ 99
E. Kelainan-Kelainan ~ 102
F. Kesimpulan ~ 103
G. Latihan Soal ~ 104

bab vII
sIstem eksresI
A. Pendahuluan ~ 105
B. Organ-Organ Eksresi ~ 105
C. Kelainan-KElainan ~ 129
D. Rangkuman ~ 130
E. Soal - Soal ~ 131

viii
Anatomi Fis iologi M anusia

bab vIII
sIstem enDokrIn
A. Pendahuluan ~ 133
B. Fungsi Sistem Endokrin ~ 135
C. Kelenjar-Kelenjar Endokrin ~ 135
D. Mekanisme Kerja hormon ~ 145
E. Kelainan-Kelainan ~ 145
F. Rangkuman ~ 145
G. Latihan Soal ~ 145

bab IX
sIstem syaraf
A. Anatomi Dan Susunan Saraf ~ 147
B. Organisasi Sistem Saraf ~ 150
C. Fisiologi Sisitem Saraf ~ 157
D. Kelainan-Kelainan Yang Terjadi Pada Sistem Saraf ~ 161
E. Kesimpulan ~ 162
F. Latihan Soal ~ 163

bab X
sIstem reProDuksI
A. Deinisi ~ 165
B. Organ Reproduksi Pria ~ 166
C. Organ Reproduksi Wanita ~ 170
D. Kelainan-Kelainan ~ 176
E. Kesimpulan ~ 177
F. Latihan Soal ~ 178
Daftar Pustaka ~ 181

ix
BAB I

SISTEM RANGKA
(SKELETON)

A. PENDAHULUAN
Sistem rangka melakukan banyak fungsi penting didalam
tubuh kita diantaranya menyusun bentuk tubuh, perlindungan,
gerakan tubuh, membentuk sel-sel darah, dan tempat
penyimpanan mineral. Sistem rangka adalah suatu sistem organ
yang memberikan dukungan isik pada makhluk hidup. Sistem
rangka umumnya dibagi menjadi tiga tipe; eksternal, internal,
dan basis cairan (rangka hidrostatik), walaupun sistem rangka
hidrostatik dapat pula dikelompokkan secara terpisah dari dua
jenis lainnya karena tidak adanya struktur penunjang.
Sistem rangka adalah struktur yang kuat dan tahan, terbuat dari
tulang beserta ligament dan tulang rawan yang mendukungnya1. Rata-
rata manusia dewasa memiliki 206 tulang, walaupun jumlah ini dapat
bervariasi antara individu.
Fungsi dari sistem rangka yang terdapat pada manusia
adalah2:
1. Member bentuk pada tubuh
2. Untuk menegakkan badan
3. Tempat melekatnya otot dan daging
4. Untuk melindungi bagian-bagian tubuh yang penting

1
Ensiklopedia Sains Spektakuler. 2012. Tubuh Manusia 1. PT. Aku Bisa :
Jakarta
2
Abtokhi, Ahmad,. 2008. Sains Untuk PGMI dab PGSD. UIN Malang Press:
Yogyakarta

| 1 |
Lut via Krismayanti, M. Kes.

5. Sebagai tempat pembentukan sel-sel darah merah dan sel-sel


darah putih, khususnya di dalam sumsum tulang.
6. Sebagai alat gerak pasif
7. Tempat penyimpanan mineral dan lemak.
Sel-sel darah merah (eritrosist) diproduksi di sumsum
tulang. Setiap menit dihasilkan rata-rata 2,6 juta sel darah merah
baru untuk menggantikan sel darah merah yang telah tua dan
dihancurkan di hati.
Tulang merupakan tempat penyimpanan mineral seperti
kalsium dan pospor. bila kadar mineral dalam darah tinggi maka
akan disimpan di sumsum tulang, demikian sebaliknya bila kadar
mineral dalam darah kurang maka akan diambil dari cadangan
mineral yang ada dalam tulang.

B. PEMBAGIAN RANGKA TUBUH MANUSIA


Rangka tubuh manusia digolongkan menjadi dua kelompok
tulang, yaitu skeleton aksial dan skeleton apendikular. 3

1. Skeleton Aksial
Terdiri atas sekelompok tulang yang menyusun poros tubuh
dan memberikan dukungan dan perlindungan pada organ di
kepala, leher dan badan. Skeleton aksial terdiri dari: tulang
tengkorak, tulang dada, tulang rusuk, ruas-ruas tulang belakang.

a. Tulang Tengkorak
Tulang-tulang tengkorak merupakan tulang yang menyusun
kerangka kepala. Tulang tengkorak tersusun atas 8 buah tulang
yang menyusun kepala dan empat belas tulang yang menyusun
bagian wajah. tulang tengkorak bagian kepala merupakan bingkai
pelindung dari otak.

3
Irianto, Koes,. 2013. Anatomi dan Fisiologi. Penerbit Afabeta: Bandung rta

2
Anatomi Fis iologi M anusia

1.1 Gambar anatomi tampak 1.2 Gambar anatomi otak


dari sisi depan tampak dari sisi samping

Gambar 1.3 Anatomi Otak Tampak dari Sisi Bawah

Jenis-jenis tulang tengkorak adalah:


1). Tulang tengkorak bagian kepala terdiri dari:
a) Tulang parietal (tulang dahi)
b) Tulang temporal (tulang samping kiri kanan kepala dekat
telinga)
c) Tulang oksipital (daerah belakang daritengkorak)

3
Lut via Krismayanti, M. Kes.

d) Tulang sphenoid (berdekatan dengan tulang rongga


mata, seperti tulang baji)
e) Tulang ethmoid (tulang yang menyususn rongga
hidung)
Sendi yang terdapat diantara tulang-tulang tengkorak
merupakan sendi mati yang disebut sutura.
2). Tulang tengkorak bagian wajah terdiri dari:
a. Tulang frontal
b. Tulang mandibula (Rahang bawah)
c. Tulang maksila (Rahang atas)
d. Tulang nasal (tulang yang membentuk jembatan pada
hidung dan berbatasan dengan tulang maksila).
e. Tulang laklimal (sekat tulang hidung)
f. Zigomatikum (tulang pipi yang berartikulasi dengan
tulang frontal, temporal dan maksila).
g. Tulang palatin (tulang yang membentuk bagian posterior
palatum.
h. Tulang vomer (sekat hidung).
Tengkorak manusia tersusun dari 22 buah tulang yang merupakan
gabungan tulang-tulang tempurung kepala (kranial) dan tulang
muka. Tulang tempurung kepala berfungsi untuk melindung otak.
4

2). Tulang dada


Tulang-tulang tengkorak merupakan tulang yang menyusun
kerangka kepala. Tulang tengkorak tersusun atas 8 buah tulang
yang menyusun kepala dan empat belas tulang yang menyusun
bagian wajah. tulang tengkorak bagian kepala merupakan bingkai
pelindung dari otak.
Tulang dada tersusun atas 3 tulang yaitu:

4
Irianto, Koes,. 2013. Anatomi dan Fisiologi. Penerbit Afabeta: Bandung

4
Anatomi Fis iologi M anusia

a. Tulang hulu/manubrium; terletak di bagian atas dari tulang


dada, tempat melekatknya tulang rusuk yang pertama dan
kedua.
b. Tulang badan/gladiolus; terletak dibagian tengah, tempat
melekatnya tulang rusuk ke tiga sampai ke tujuh, gabungan
tulang rusuk ke delapan sampai sepuluh.
c. Tulang taju pedang/xiphoid process; terletak di bagian bawah
dari tulang dada. Tulang ini terbentuk dari tulang rawan.

Gambar 1.4 Anatomi Tulang dada

3). Tulang Rusuk (Iga atau Costae)

Gambar 1.5 Tulang Rusuk

Tulang rusuk berbentuk tipis, pipih dan melengkung.


Bersama-sama dengan tulang dada membentuk rongga dada

5
Lut via Krismayanti, M. Kes.

untuk melindungi jantung dan paru-paru. Tulang rusuk dibedakan


atas tiga bagian yaitu:
a. Tulang rusuk sejati (karena masing-masing secara terpisah di
bagian anterior berartikulasi dengan manubrium dan korpus
sternum) berjumlah tujuh pasang. Tulang-tulang rusuk ini
pada bagian belakang berhubungan dengan ruas-ruas tulang
belakang sedangkan ujung depannya berhubungan dengan
tulang dada dengan perantaraan tulang rawan.
b. Tulang rusuk palsu (karena di bagian anterior ketiganya
melekat dengan kostal ke-7) berjumlah 3 pasang. Tulang rusuk
ini memiliki ukuran lebih pendek dibandingkan tulang rusuk
sejati. Pada bagian belakang berhubungan dengan ruas-ruas
tulang belakang sedangkan ketiga ujung tulang bagian depan
disatukan oleh tulang rawan yang melekatkannya pada satu
titik di tulang dada.
c. Rusuk melayang (karena di bagian anterior keduanya tidak
berartikulasi sama sekali) berjumlah 2 pasang. Tulang rusuk
ini pada ujung belakang berhubungan dengan ruas-ruas
tulang belakang, sedangkan ujung depannya bebas.
Tulang rusuk memiliki beberapa fungsi diantaranya:
a. Melindungi jantung dan paru-paru dari goncangan.
b. Melindungi lambung, limpa dan ginjal.
c. Membantu pernapasan.
4). Tulang Belakang (Kolumna Vertebra)
Kolumna vertebra terbentuk dari tulang-tulang individual
yang disebut sebagai vertebra. Terdapat sekitar 26 vertebra,
meliputi 7 vertebra servikal, 12 vertebra torakal, 5 vertebra
lumbar, 1 vertebra sakral (yang terdiri atas 5 vertebra individual)
dan 1 vertebra koksigeal (yang terdiri atas 4-5 koksigeal kecil).
Tulang belakang disusun oleh 33 buah tulang dengan bentuk
tidak beraturan. ke 33 buah tulang tersebut terbagai atas 5 bagian
yaitu: Tujuh ruas pertama disebut tulang leher. Ruas pertama dari
tulang leher disebut tulang atlas, dan ruas kedua berupa tulang

6
Anatomi Fis iologi M anusia

pemutar atau poros. Bentuk dari tulang atlas memungkinkan


kepala untuk melakukan gerakan kekiri kekanan dan gerakan
bawah atas.
Lima ruas tulang kelangkangan (sacrum), yang menyatu,
Berbentuk segitiga terletak dibawah ruas-ruas tulang pinggang.
Bagian bawah dari ruas-ruas tulang belakang disebut tulang ekor
(coccyx), tersusun atas 3 sampai dengan 5 ruas tulang belakang
yang menyatu. Ruas-ruas tulang belakang berfungsi untuk
menegakkan badan dan menjaga keseimbangan. menyokong
kepala dan tangan, dan tempat melekatnya otot, rusuk dan
beberapa organ.
Dua belas ruas berikutnya
membentuk tulang punggung.
Ruas-ruas tulang punggung
pada bagian kiri dan
kanannya merupakan tempat
melekatnya tulang rusuk.
Lima ruas berikutnya
merupakan tulang pinggang.
Ukuran tulang pinggang lebih
besar dibandingkan tulang
punggung. Ruas-ruas tulang
pinggang menahan sebagian
besar berat tubuh dan banyak
Gambar 1.6 Columna melekat otot-otot.
Vertebralis

b. Skeleton Apendikular
Tersusun atas tulang tulang yang merupakan tambahan dari
skeleton axial. Skeleton axial terdiri dari : anggota gerak atas,
anggota gerak bawah, gelang panggul, dan bagian akhir dari ruas-
ruas tulang belakang seperti sakrum dan tulang coccyx.

7
Lut via Krismayanti, M. Kes.

1. Anggota gerak atas (extremitas superior)


Tulang penyusun anggota gerak atas tersusun atas:
a. Humerus/tulang lengan atas. Termasuk kelompok tulang
panjang/pipa, ujung atasnya besar, halus, dan dikelilingi
oleh tulang belikat. pada bagian bawah memiliki dua
lekukan merupakan tempat melekatnya tulang radius
dan ulna.
b. Radius dan ulna/pengumpil dan hasta. Tulang ulna
berukuran lebih besar dibandingkan radius, dan melekat
dengan kuat di humerus. Tulang radius memiliki
kontribusi yang besar untuk gerakan lengan bawah
dibandingkan ulna.
c. Karpal/pergelangan tangan tersusun atas 8 buah tulang
yang saling dihubungkan oleh ligament
d. Metakarpal/telapak tangan. Tersusun atas lima
buah tangan. Pada bagian atas berhubungan dengan
tulang pergelangan tangan, sedangkan bagian bawah
berhubungan dengan tulang-tulang jari (palanges).
e. Palanges (tulang jari-jari). tersusun atas 14 buah tulang.
Setiap jari tersusun atas tiga buah tulang, kecuali ibu jari
yang hanya tersusun atas 2 buah tulang.

Gambar 1.7 Anggota gerak bagian atas tampak dari depan

8
Anatomi Fis iologi M anusia

2. Tulang anggota gerak bawah (ekstremitas inferior)

Gambar 1.8 Tulang anggota gerak bawah

Tulang anggota gerak bawah disusun oleh tulang:


a. Femur/tulang paha. Termasuk kelompok tulang panjang,
terletak mulai dari gelang panggul sampai ke lutut.
b. Tibia dan ibula/tulang kering dan tulang betis. Bagian pangkal
berhubungan dengan lutut bagian ujung berhubungan
dengan pergelangan kaki. Ukuran tulang kering lebih besar
dibandingkan tulang betis karena berfungsi untuk menahan
beban atau berat tubuh. Tulang betis merupakan tempat
melekatnya beberapa otot
c. Patela/tempurung lutut. terletak antara femur dengan tibia,
bentuk segitiga. Patela berfungsi melindungi sendi lutut, dan
memberikan kekuatan pada tendon yang membentuk lutut
d. Tarsal/Tulang pergelangan kaki. Termasuk tulang pendek,
dan tersusun atas 8 tulang dengan salah satunya adalah tulang
tumit.
e. Metatarsal/Tulang telapak kaki. Tersusun atas 5 buah tulang
yang tersusun mendatar.
f. Palanges/tulang jari-jari tangan. Tersusun tiap jari tersusun
atas 3 tulang kecuali tulang ibu jari atas 14 tulang.

9
Lut via Krismayanti, M. Kes.

Tulang gelang bahu (klavikula dan scapula/belikat dan


selangka) Tulang gelang bahu disebut juga tulang pectoral bahu
tersusun atas 4 buah tulang yaitu 2 tulang belikat (skapula) dan
2 tulang selangka (klavikula). Tulang selangka berbentuk seperti
huruf “S”, berhubungan dengan tulang lengan atas (humerus)
untuk membentuk persendian yang menghasilkan gerakan
lebih bebas, ujung yang satu berhubungan dengan tulang dada
sedangkan ujung lainnya berhubungan dengan tulang belikat.
Tulang belikat (skapula) berukuran besar, bentuk segitiga dan
pipih, terletak pada bagian belakang dari tulang rusuk. Fungsi
utama dari gelang bahu adalah tempat melekatnya sejumlah otot
yang memungkinkan terjadinya gerakan pada sendi

3. Gelang Panggul
Tulang gelang panggul terdiri atas dua buah tulang punggung.
Pada anak anak tulang pinggul ini terpisah terdiri atas tiga buah
tulang yaitu illium (bagian atas), tulang ischiun (bagian bawah)
dan tulang pubis (di bagian tengah). Di bagian belakang dari
gelang panggul terdapat tulang sakrum yang merupakan bagian
dari ruas-ruas tulang belakang. Pada bagian depan terdapat
simisis pubis merupakan jaringan ikat yang menghubungkan
kedua tulang pubis.

C. TULANG
Tubuh kita tersusun dari kurang lebih 206 macam tulang,
yang dikatagorikan menjadi tulang panjang, tulang pipih, tulang
pendek, dan tulang tidak beraturan. Tulang disebut alat gerak
pasif karena tulang tidak dapat digerakkan tanpa adanya otot.
Akan tetapi tulang tetapi mempunyai peranan penting karena
gerak tidak akan terjadi tanpa tulang.
Fungsi tulang – tulang pada manusia selain menyusun rangka,
juga mempunyai fungsi lain, yaitu5:

5
Dwisang, Luvina, Saputra, Lyndon. 2002. Anatomi & Fisiologi untuk Perawat
dan Paramedis. Binarupa Aksara Publisher. Jakarta.

10
Anatomi Fis iologi M anusia

1. Perlindungan
Kerangka tulang menjadi suatu pelindung bagi organ-organ
dan struktur lain yang terdapat di dalamya.
2. Bergerak
Otot-otot yang melekat pada tulang memungkinkan
terjadinya gerak.
3. Memberi bentuk tubuh
4. Menghasilkan sel-sel darah merah
Sel-sel darah merah dan separuh dari sel darah putih dihasilkan
oleh sumsem merah tulang.

Gambar 1.9 Rangka Tulang Tampak dari Depan


dan Belakang

1. Struktur Tulang
Tulang keras memiliki dua macam bentuk yaitu tulang
kompak yang padat dan keras dan tulang spons yang berlubang-
lubang dan rapuh. Tulang kompak bentuknya padat, keras dan
membentuk perlindungan luar untuk jaringan tulang lainnya.

11
Lut via Krismayanti, M. Kes.

Tulang spons terletak di bagian dalam dari tulang kompak,


rapuh dan memiliki banyak pori atau rongga-rongga. tulang
spons terdapat pada ujung-ujung dari tulang kompak. Jaringan
tulang disusun oleh beberapa bentuk sel tulang, yang terdapat
dalam cairan ekstraseluler (matriks) berupa garam-garam
anorganik (sebagain besar berupa kalsium dan fosfor). garam-
garam organik inilah yang memberikan kekuatan pada tulang
dan serabut kolagen yang memberikan sifat elastis pada tulang.

2. Sel Tulang
Ada lima jenis sel tulang dalam jaringan tulang, yaitu:
1. Sel Osteogenik: yang memberikan tanggapan terhadap
trauma, seperti fraktura (patah tulang). Sel ini memberikan
perlindingan pada tulang dan membentuk sel-sel baru, sebagai
pengganti sel-sel yang rusak
2. Sel osteoblast: merupakan sel-sel pembentuk sel tulang. Sel
ini melakukan kegiatan sintesis dan sekresi mineral-mineral
keseluruh subtansi dasar dan subtansi pada daerah yang
memiliki kecepatan metabolisme yang tinggi
3. Sel osteosit: merupakan sel tulang dewasa yang terbentuk dari
sel osteoblas. Sel-sel tulang ini membentuk jaringan tulang
disekitarnya. Sel osteosit memelihara kesehatan tulang,
menghasilkan enzim dan mengendalikan kandungan mineral
dalam tulang, juga mengontrol pelepasan kalsium dari tulang
ke darah.
4. Sel osteoklas: merupakan sel tulang yang besar, berfungsi
untuk menghancurkan jaringan tulang. Sel osteoklas berperan
penting dalam pertumbuhan tulang, penyembuhan, dan
pengaturan kembali bentuk tulang.
5. Sel pelapis tulang: dibentuk oleh osteoblas disepanjang
permukaan tulang orang dewasa. Sel tulang ini mengatur
pergerakan kalsium dan fosfat dari dan ke dalam tulang.

12
Anatomi Fis iologi M anusia

3. Osiikasi
Osiikasi adalah proses pembentukkan tulang keras dari
tulang rawan (kartilago). Ada dua jenis osiikasi yaitu osiikasi
intramembran dan osiikasi endokondral. Tulang keras dapat
terbentuk baik melalui proses osiikasi intamembran, osiikasi
endokondral atau kombinasi keduanya.
Osiikasi intra membran berasal dari mesenkim yang
merupakan cikal bakal dari tulang. pada proses perkembangan
hewan vertebrata terdapat tiga lapisan lembaga yaitu ektoderm,
medoderm, dan endoderm. mesenkim merupakan bagian dari
lapisan mesoderm, yang kemudian berkembang menjadi jaringan
ikat dan darah. Tulang tengkorak berasal langsung dari sel-sel
mesenkim melalui proses osiikasi intramembran.

Gambar 1.10 Proses Pembentukan Tulang

4. Jenis-Jenis Tulang
a. Tulang rawan (kartilago)
Bersifat bingkas dan lentur serta terdiri atas sel- sel rawan
yang dapat menghasilkan matriks berupa kondrin. Pada anak
– anak jaringan tulang rawan banyak mengandung matriks.
Pada orang dewasa tulang rawan hanya terdapat pada beberapa
tempat , misalnya daun telinga, hidung, antara tulang rusuk dan

13
Lut via Krismayanti, M. Kes.

tulang dada, sendi- sendi tulang, antar ruas tulang belakang, pada
cakra epiis. Matriks tulang rawan merupakan campuran protein
dengan polisakarida yang disebut kondrin.
Tulang rawan ada tiga jenis yaitu: Hialin, elastik dan serat.
1) Tulang Rawan Hialin
Matriksnya memiiki serat kolagen yang tersebar dalam bentuk
anyaman halus dan rapat. Terdapat pada saluran pernapasan
dan ujung tulang rusuk. Tulang rawan hialin bening seperti
kaca.
2) Tulang Rawan Elastik
Susunan polikandrium, matriks , sel dan lacuna tulang
rawan elastic sama dengan tulang rawan hialin. Akan tetapi
serat kolagen tulang rawan elastis tidak tersebar dan nyata
seperti pada tulang rawan hialin. Bentuk serat–serat elastis
bergelombang . tulang rawan elastis terdapat pada epiglottis
dan bagian luar telinga.
3) Tulang Rawan Fibrosa (Fibrokartilago)/Serat
Matriksnya mengandung serabut kolagen kasar dan tidak
teratur; terletak di perlekatan ligamen, sambungan tulang
belakang, dan simisis pubis. Sifat khas dari tulang rawan ini
adalah lacuna-lakunanya bulat atau bulat telur dan berisi sel–
sel (kondrosit)
b. Tulang (osteon)
Bersifat keras dan berfungsi menyusun berbagai sistem
rangka.tersusun dari bagian – bagian sebagai berikut:
1. Ostreoprogenator, merupakan sel khusus yaitu derivate
mesenkima yang memiliki potensi mitosis yang mampu
berdiferensiasi menjadi osteoblas terdapat dibagian luar
membrane (periosteum).
2. Osteoblas merupakan sel tulang muda yang akan membentuk
osteosit.
3. Osteosit merupakan sel–sel tulang dewasa.

14
Anatomi Fis iologi M anusia

4. Osteoklas merupakan sel yang berkembang dari monosit dan


terdapat disekitar permukaan tulang. fungsi osteoklas untuk
perkembangan, pemeliharaan, perawatan dan perbaikan
tulang.
Pembentukan tulang terjadi segera setelah terbentuk tulang
rawan (kartilago). Kartilago dihasilkan dari sel-sel mensenkima.
Setelah kartilago terbentuk, bagian dalamnya akan berongga dan
terisi osteoblas. Osteoblas juga menempati jaringan seluruhnya
dan membentuk sel-sel tulang.

D. KELAINAN PADA TULANG (RANGKA)


Kelainan dan gangguan pada tulang dapat disebabkan oleh
beberapa faktor, misalnya karena kelainan yang dibawa sejak
lahir, infeksi penyakit, karena makanan atau kebiasaan posisi
tubuh yang salah. Beberapa contoh kelainan pada tulang dan
rangka, antara lain:
1. Kifosis
Yaitu Tulang punggung terlalu
melengkung ke belakang1.

2. Skoliosis
Yaitu kelainan tulang punggung membengkok ke samping,
ini dapat tejadi pada orang yang menderita sakit jantung
yang menahan rasa sakitnya, sehingga terbiasa miring dan
mengakibatkan tulang punggungnya menjadi miring.
3. Rakhitis
Yaitu kelainan pada tulang akibat
kekurangan vitamin D, sehingga
kakinya berbentuk X atau O

15
Lut via Krismayanti, M. Kes.

4. Polio
Yaitu kelainan pada tulang yang
disebabkan oleh virus, sehingga keadaan
tulangnya mengecil dan abnormal.

D. KESIMPULAN
Rangka tubuh manusia di kelompokkan menjadi dua bagian
yaitu:
1. Rangka aksial, tersusun atas tulang tengkorak, tulang dada,
tulang rusuk, ruas-ruas tulang belakang.
2. Rangka apendikular, anggota gerak atas, anggota gerak
bawah, gelang panggul, dan bagian akhir dari ruas-ruas tulang
belakang seperti sakrum dan tulang coccyx.
Tulang–tulang pada manusia berfungsi sebagai penyusun
rangka, memberi bentuk tubuh, melindungi alat tubuh yang
vital, menahan dan menegakkan tubuh, tempat perlekatan
otot, tempat menyimpan mineral terutama kalsium dan
posfor, tempat pembentukan sel darah, tempat penyimpan
energi, yaitu berupa lemak yang ada di sumsum kuning.

E. LATIHAN SOAL
1. Sum-sum tulang sebagai tempat pembentukan sel darah
merah, dalam fungsi tulang secara umum dinamakan?
A. Fungsi imonologi
B. Hemopoisis
C. Penyimpanan kalsium
D. Perlengketan otot
E. Proteksi
2. Fungsi tulang secara khusus adalah sebagai berikut kecuali :
A. Menimbulkan nada khusus pada suara
B. Email pada gigi untuk memperkuat gigi

16
Anatomi Fis iologi M anusia

C. Sebagai tulang-tulang pendengar yang meproduksi


gelombang
D. Mempermudahkan proses kelahiran misalnya tulang
panggul wanita
E. Perlengketan otot
3. Proses pembentukan jaringan tulang atau histogenesis disebut
juga….
A. Osiikasi tulang
B. Endokonral
C. Intra kartilaginosa
D. Penulangan primer
E. Perangsangan genetik
4. Awal pembentukan tulang terjadi pada bagian tengah (pusat)
dari suatu tulang selanjutnya terjadi penulangan sekunder hal
ini terjadi karena akibat:
A. Osiikasi tulang
B. Endrokonral
C. Penulangan primer
D. Penulangan genetik
E. Intra kartilaginosa
5. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tulang antara lain
seperti dibawah ini, Kecuali :
A. Hereditas
B. Faktor keturunan
C. Faktor nutrisi
D. Faktor endokrin
E. Faktor persarafan

17
BAB II

SISTEM OTOT

A. PENGERTIAN OTOT
Otot (muscle) jaringan tubuh yg berfungsi mengubah
energi kimia menjadi kerja mekanik sebagai respons tubuh
terhadap perubahan lingkungan. Semua sel-sel otot mempunyai
kekhususan yaitu untuk berkontraksi. Terdapat lebih dari 600
buah otot pada tubuh manusia. Sebagian besar otot-otot tersebut
dilekatkan pada tulang-tulang kerangka tubuh oleh tendon, dan
sebagian kecil ada yang melekat di bawah permukaan kulit.
Serat merupakan sel kecil dan panjang yang kemudian disusun
dari ratusan menjadi kelompok-kelompok yang disebut fasikel,
menyusun otot. Masing-masing serat berisi sejumlah ilamen
yang disebut mioiber yang memiliki dua kelas ilamen protein:
miosin, juga disebut ilamen tebal, dan aktin atau ilamen tipis. 6
Otot merupakan alat gerak aktif karena kemampuannya
berkontraksi. Otot memendek jika sedang berkontraksi dan
memanjang jika sedang berelaksasi. Kontraksi terjadi jika otot
sedang melakukan kegiatan, sedangkan relaksasi otot terjadi jika
otot sedang beristirahat. Otot memiliki 3 karakter, yaitu:
1. Kontraktibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memendek
dan lebih pendek dari ukuran semula, hal ini terjadi jika otot
sedang melakukan kegiatan.
2. Kontrabilitas, yaitu kemampuan untuk memanjang dan lebih
panjang dari ukuran semula.

6
Ensiklopedi Sains Spektakuler. 2012. Tubuh Manusia 1. PT. Aku Bisa:
Jakarta
Lut via Krismayanti, M. Kes.

3. Elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk kembali pada bentuk


semula.
Otot tersusun atas dua macam ilamen dasar, yaitu ilamen
aktin dan ilamen miosin. Filamen aktin tipis yang dibentuk oleh
protein aktin dan ilamen miosin tebalyang dibentuk oleh protein
myosin. Kedua ilamen ini menyusun mioibril. Mioibril menyusun
serabut otot, dan serabut-serabut menyusun satu otot.
Fungsi otot yang utama adalah sebagai alat gerak aktif,
disebabkan oleh kemampuan sel-sel otot berkontraksi. Otot
berkontraksi karena adanya ransangan yamh menyebabkan
ketegangan otot atau tonus. Otot yang berkontraksi karean suatu
ransangan mekanis (pijit, tarik), termis (garam, asam, basa), dan
elektris7. Fungsi sistem muskuler/otot lainnya adalah:
1. Pergerakan. Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat
otot tersebut melekat dan bergerak dalam bagian organ
internal tubuh.
2. Penopang tubuh dan mempertahankan postur. Otot
menopang rangka dan mempertahankan tubuh saat berada
dalam posisi berdiri atau saat duduk terhadap gaya gravitasi.
3. Produksi panas. Kontraksi otot-otot secara metabolis
menghasilkan panas untuk mepertahankan suhu tubuh
normal.

B. JENIS-JENIS OTOT
Otot membentuk sekitar 50% massa tubuh orang dewasa.
Ada tiga jenis otot: otot rangka (otot yang melekat pada rangka),
otot jantung (otot yang terlibat dalam fungsi jantung), otot polos
(otot yang terlibat pada banyak proses involunter di pembuluh
darah dan usus; jenis otot ini secara struktural tidak berlurik) 8.
1. Otot Lurik/Rangka (otot motoritas)

7
Irianto, Koes. 2013. Anatomi dan Fisiologi. Penerbit Alfabeta: Bandung
8
Linden, Roger,. dkk. At a Glance Fisiologi. Penerbit Erlangga: Jakarta

20
Anatomi Fis iologi M anusia

Merupakan otot lurik, volunter, dan melekat pada rangka.


Serabut otot sangat panjang, sampai 30 cm, berbentuk silindris
dengan lebar berkisar antara 10 mikron sampai 100 mikron.
Struktur Mikroskopis Otot Skelet/Rangka
A. Otot skelet disusun oleh bundel-bundel paralel yang
terdiri dari serabut-serabut berbentuk silinder yang
panjang, disebut myoiber /serabut otot.
b. Setiap serabut otot sesungguhnya adalah sebuah sel yang
mempunyai banyak nukleus ditepinya.
c. Sitoplasma dari sel otot disebut sarcoplasma yang penuh
dengan bermacam-macam organella, kebanyakan
berbentuk silinder yang panjang disebut dengan
myoibril.
e. Myoibril disusun oleh myoilament-myoilament yang
berbeda-beda ukurannya :
~ yang kasar terdiri dari protein myosin
~ yang halus terdiri dari protein aktin/aktin.
Nama lain: otot rangka, otot
serat lintang (musculus striated) atau
otot involunter. Struktur: serabut
panjang, berwarna/lurik dengan garis
terang dan gelap, memiliki inti dalam
jumlah banyak dan terletak dipinggir.
Kontraksi: menurut kehendak kita
(dibawah kendali sistem syaraf pusat),
gerakan cepat, kuat, mudah lelah dan
Gambar 2.1 Otot tidak beraturan.
Lurik

21
Lut via Krismayanti, M. Kes.

2. Otot Polos (Otonom)


Nama lain : otot alat-alat dalam/
visceral/musculus nonstriated/otot
involunter. Struktur : bentuk serabut
panjang seperti kumparan, dengan
ujung runcing, dengan inti berjumlah
satu terletak dibagian tengah.
Kontraksi: Tidak menurut kehendaK
atau diluar kendali sistem saraf pusat,
gerakan lambat, ritmis dan tidak
mudah lelah.

Gambar 2.2 Otot


Polos
Merupakan otot tidak berlurik dan involunter. Jenis otot
ini dapat ditemukan pada dinding berongga seperti kandung
kemih dan uterus, serta pada dinding tuba, seperti pada sistem
respiratorik, pencernaan, reproduksi, urinarius, dan sistem
sirkulasi darah.
Ada dua kategori otot polos berdasarkan cara serabut otot
distimulasi untuk berkontraksi.
a. Otot polos unit ganda ditemukan pada dinding pembuluh
darah besar, pada jalan udara besar traktus respiratorik,
pada otot mata yang memfokuskan lensa dan menyesuaikan
ukuran pupil dan pada otot erektor pili rambut.
b. Otot polos unit tunggal (viseral) ditemukan tersusun dalam
lapisan dinding organ berongga atau visera. Semua serabut
dalam lapisan mampu berkontraksi sebagai satu unit tunggal.
Otot ini dapat bereksitasi sendiri atau miogenik dan tidak
memerlukan stimulasi saraf eksternal untuk hasil dari
aktivitas listrik spontan.

22
Anatomi Fis iologi M anusia

3. Otot Jantung
Otot jantung merupakan otot istimewa karena dapat bergerak
tanpa ransangan saraf, tapi kontrasksinya dapat diercepat dan
diperlambat oleh sisitem syaraf otonom. 9
Nama lain : Myocardium
atau musculus cardiata atau
otot involunter. Struktur :
Bentuk serabutnya memanjang,
silindris, bercabang. Tampak
adanya garis terang dan gelap.
memiliki satu inti yang terletak
di tengah. Kontraksi: tidak
menurut kehendak, gerakan
Gambar 2.3 Otot Jantung lambat, ritmis dan tidak mudah
lelah.
C. KERJA OTOT
Jika otot berkontraksi, maka otot akan mengeras dan bagian
tengahnya akan mengembang.
1. Fleksor (bengkok) >< Ekstentor (meluruskan)
2. Supinasi(menengadah) >< Pronasi (tertelungkup)
3. Defresor(menurunkan) >< Lepator (menaikkan)
4. Sinergis (searah) >< Antagonis (berlawanan)
5. Dilatator(melebarkan) >< Konstriktor (menyempitkan)
6. Adduktor(dekat) >< Abduktor (jauh)
Otot dapat berkontraksi karena adanya rangsangan.
Umumnya otot berkontraksi bukan karena satu rangsangan yang
berurutan. Rangsangan kedua memperkuat rangsangan pertama
dan rangsangan ketiga memperkuat rangsangan kedua. Dengan
demikian terjadilah ketegangan atau tonus yang maksimum.
Tonus yang maksimum terus menerus disebut tetanus.

9
Dwisang, Luvina, Saputra, Lyndon. 2002. Anatomi & Fisiologi untuk Perawat
dan Paramedis.Binarupa Aksara: Jakarta

23
Lut via Krismayanti, M. Kes.

Pergerakan tulang dari satu posisi keposisi yang lain kemudian


kembali keposisi semula, diperlukan paling sedikit dua macam
otot antagonis dan otot sinergi10.
1. Antagonis
Adalah kerja otot yang kontraksinya menimbulkan efek gerak
berlawanan, contohnya adalah:
a. Ekstensor (meluruskan) dan leksor (membengkokkan),
misalnya otot trisep dan otot biseps.
b. Abduktor (menjauhi badan), misalnya gerak tangan sejajar
bahu dan sikap sempurna.
c. Depresor (ke bawah) dan elevator (ke atas), misalnya gerak
kepala merunduk dan menengadah.
d. Supindor (menengadah) dan pronator (menelungkup), misalnya
gerak telapak tangan menelungkup dan menengadah.
2. Sinergis
Adalah otot-otot yang kontraksinya menimbulkan gerak
searah, contohnya pronator teres dan pronator kuadratus.
a. Tendon
Tendon adalah tali atau urat daging yang kuat yang bersifat
leksibel, yang terbuat dari ibrous protein (kolagen). Tendon
berfungsi melekatkan tulang dengan otot atau otot dengan otot.

Gambar 2.4 Tendon

10
Abtokhi, Ahmad,. 2008. SAINS Untuk PGMI Dan PGSD. UIN Malang
Press: Yogyakarta

24
Anatomi Fis iologi M anusia

b. Ligamen
Ligamen adalah pembalut/selubung yang sangat kuat, yang
merupakan jaringan elastis penghubung yang terdiri atas kolagen.
Ligamen membungkus tulang dengan tulang yang diikat oleh
sendi.
Beberapa tipe ligamen :
1. Ligamen Tipis
2. Ligamen pembungkus tulang dan kartilago. Merupakan
ligament kolateral yang ada di siku dan lutut. Ligamen ini
memungkinkan terjadinya pergerakan.
3. Ligamen jaringan elastik kuning.
4. Merupakan ligamen yang dipererat oleh jaringan yang
membungkus dan memperkuat sendi, seperti pada tulang
bahu dengan tulang lengan atas.

D. KELAINAN-KELAINAN PADA OTOT


1. Kram, merupakan kontraksi otot yang terus menerus (tetanik)
terasa sakit dan di luar kehendak (involunter). Misalnya kram
sewaktu olahraga yang disebabkan capek atau lelah,banyak
berkeringat , dan panas.
2. Kejang-kejang (Konvulsi), suatu kontraksi involunter yang
hebat dan tetanik dari suatu kelompok otot, misalnya pada
anak-anak yang sedang demam tinggi (Fibril konvulsi, atau
konvulsi pada ayan (epipelsi).Sebab-sebab kejang-kejang
bisa karena infeksi. Contohnya pada radang selaput otak
(meningitis), radang otak (ensepalitis), zat-zat racun (striknin,
alkohol) gangguan metabolisme (hipogikaemia),kerusakan
otak (tabrakan,tekanan tinggi dalam otak) atau pemberhentian
mendadak dari obat-obat (morin,alkohol) pada orang-orang
kecanduan,juga pada histeria.
3. Kecapaian (fatiku), bila otot-otot terus berkontraksi secara
cepat dan kuat, lama kelamaan otot akan berkurang kekuatann
kontraksinya.

25
Lut via Krismayanti, M. Kes.

4. Kaku leher (stif ), karena terjadi peradangan otot trafesius


leher akibat gerak atau hentakan kesalahan gerak. Leher
menjadi sakit dan terasa kaku jika digerakkan.
5. Tetanus, merupakan penyakit yang menyebabkan otot
menjadi kejang akibat toksin bakteri tetanua (Clostrium tetani)
yang berbentk basil masuk ke dalam luka.

E. KESIMPULAN
Otot merupakan organ yang terdiri atas jaringan lemak yang
meliputi sel-sel kontraktil. Otot dapat dibagi menjadi otot lurik
dan otot polos; serta dalam sebuah unit khusus, ada otot jantung.
Otot membentuk dan melindungi organism. Otot rangka
menempel pada tulang untuk memungkinkan gerakan sadar, yang
secara sadar diatur oleh otak. Otot polos juga diatur oleh otak,
tapi gerakannya tidak di sadari, seperti pada pencernaan. Otot ini
hampir mendapatkan hampir semua energi dari karbohidrat, yang
dapat disimpan pada hati dan otot dalam bentuk glikogen, dan
kemudian mengalir ke darah untuk digunakan sebagai glukosa.

F. LATIHAN SOAL
1. Jelaskan perbedaan otot lurik, otot jantung dan otot polos?
2. Jelaskan mekanisme kerja otot?
3. Mengapa ketika olah raga tanpa ada pemanasan, otot sering
mengalami kram?

26
BAB III

SISTEM INTEGUMEN

A. PENGERTIAN
Sistem integumen merupakan Sistem organ yang
membedakan, memisahkan, melindungi, dan menginformasikan
hewan terhadap lingkungan sekitarnya yang mencakup kulit,
rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar keringat dan produknya
(keringat atau lendir). Kulit merupakan lapisan jaringan yang
terdapat pada bagian luar menutupi danmelindungi permukaaan
tubuh, berhubungan dengan selaput lendir yang melapisi rongga-
rongga, lubang-lubang masuk. Pada permukaan kulit bermuara
kelenjar keringat dan kelenjar mukosa.
Kulit adalah suatu organ dengan struktur yang cukup
kompleks dan memiliki berbagai fungsi vital. Kuli merupakan
organ tubuh yang memiliki luas paling besar, yaitu kira-kira 1,9
m2 pada orang dewasa. 11
Sistem integumen strukturnya tersusun oleh organ atau
struktur tertentu dengan memiliki fungsi yang bermacam-
macam. Sistem integumen dapat dianggap terdiri dari kulit yang
sebenarnya dan derivat-derivat dari kulit. Sistem integumen
berupa kulit merupakan organ terluar pada tubuh manusia, yang
membentuk 15% dari berat badan keseluruhan. Kulit sangat
sensitif terhadap pengaruh lingkungan sekitar, seperti panas
matahari, debu, dan asap knalpot karena selain sebagai alat
ekskresi kulit juga berfungsi sebagai alat peraba.

11
Irianto, Koes. 2013. Anatomi dan Fisiologi. Penerbit Alfabeta: Bandung
Lut via Krismayanti, M. Kes.

B. FUNGSI KULIT
Sebagai alat ekskresi. kulit berfungsi mengeluarkan keringat.
Fungsi kulit yang lain, antara lain melindungi tubuh terhadap
gesekan, kuman, penyinaran, panas. dan zat kimia; mengatur
suhu tubuh; menerima rangsang dari luar: serta mengurangi
kehilangan air. Kulit menutupi dan melindungi permukaan tubuh
dan bersambung dengan selaput lendir yang melapisi rongga yang
berfungsi sebagai berikut:
1. Sebagai pelindung
a. Kulit adalah relatif tak tembus air, dalam arti ia
menghindarkan hilangnya cairan dari jaringan dan juga
menghindarkan masuknya air, sehingga tidak terjadi
penarikan dan hilangnya cairan.
b. Kulit melindungi struktur internal dari tubuh terhadap
trauma dan terhadap invasi oleh mikroorganisme yang
membahayakan
c. Sebagai pelindung oleh lapisan zat anduk
d. Mengandung pigmen melanin yang melindungi terhadap
sinar ultraviolet sinar matahari
2. Sebagai peraba atau alat komunikasi
a. Rasa sentuhan disebabkan rangsangan pada ujung saraf,
dikulit berbeda menurut ujung saraf yang dirangsang
(panas, dingin dan lain-lain)
b. Rasa skit dirasakan karena tekanan yang dalam dan rasa
yang berat dari suatu benda, misalnya mengenai otot dan
tulang atau sendi.
c. Kulit mempunyai banyak ujung saraf peraba yang
menerima rangsangan dari luar diteruskan kepusat saraf
otak.
d. Kulit merupakan media ekspresi wajah dan releks
veskuler yang penting dalam komunikasi.

28
Anatomi Fis iologi M anusia

3. Sebagai alat pengatur panas


Suhu normal (sebelah dalam) tubuh yaitu suhu suhu visera
dan otak ialah 360C-370C, suhu kulit sedikit lebih rendah.
a. Vasodilatasi, kulit melebar, kulit menjadi panas, kelebihan
panas dipancarkan ke kelenjar keringatsehingga terjadi
penguapan cairan pada permukaan tubuh.
b. Vasokonstruksi, pembuluh darah mengkerut, kulit pucat
dan dingin, hilangnya keringat dibatasi dan panas suhu
tubuh tidak dikeluarkan.
Panas dapat dikeluarkan kulit dengan berbagai cara yaitu:
melalui penguapan, pemancaran, konduksi dan konveksi.
4. Sebagai tempat penyimpanan
Sebagai alat penampung air dan lemak, yang dapat
melepaskannya bilamana diperlukan
5. Sebagai alat absorpsi
Kulit dapat mengabsorpsi:
a. Sinar ultraviolet yang bereaksi atau prekusor vitamin
D yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan
tulang
b. Obat-obatan tertentu yang digunakan sebagai salep
6. Sebagai ekskresi
Zat berlemak, air dan ion-ion seperti na+ disekresi melalui
kulit.

C. STRUKTUR KULIT
Kulit dapat dibedakan menjadi dua lapisan utama yaitu
kulit ari (epidermis) dan kulit jangat (dermis). Kedua lapisan
ini berhubungan dengan lapisan yang ada di bawahnya dengan
perantaraan jaringan ikat bawah kulit (hipodermis/subkutis).
Untuk lebih jelasnya, lapisan kulit tersebut tertera pada gambar
di bawah ini:

29
Lut via Krismayanti, M. Kes.

Gambar 3.1 Anatomi Kulit

Kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu epidermis (lapisan luar/


kulit ari), dermis (lapisan dalam/kulit jangat). Dan hipodermis
(jaringan ikat bawah kulit).
1. Lapisan epidermis/Kutikula (kulit ari)

Gambar 3.2 Anatomi Lapisan Epidermis

30
Anatomi Fis iologi M anusia

Lapisan epidermis merupakan lapisan terluar, sebagian besar


terdiri dari epitel skuamosa yang bertingkat yang mengalami
krateinisasi yang tidak memiliki pembuluh darah. Sel-sel yang
menyusun epidermis secara terus menerus terbentuk dari
lapisan germinal dalam epitelium kolumner. Pigmentasi dari
kulit sebagian besar karena melanin yang dikontrol oleh hormon
adrenalin dan pituitari.
Proses terjadinya epidermis mulai dari lapisan benih menjadi
lapisan zat tanduk dan akhirnya mengelupas dengan sendirinya
memerlukan waktu 4–5 minggu. Lapisan epidermis terdiri dari 5
lapisan sel keratinosit:

Gambar 3.3 Lapisan Epidermis Kulit.


a. Stratum korneum (lapisan tanduk): lapisan yang paling luar
dan terdiri atas beberapa sel gepeng yang mati, tidak berinti
dan protoplasmanya telah berubah menjadi keratin (zat
tanduk). Dilapisan ini terjadi deskuamasi/pengelupasan.
b. Stratum lusidum (lapisan bening): lapisan sel-sel gepeng
tanpa inti dengan protoplasma yang berubah menjadi protein
yang disebut eleidin. Lapisan ini terdapat langsung dibawah

31
Lut via Krismayanti, M. Kes.

lapisan corneum dan tampak lebih jelas di telapak tangan dan


kaki. Proses penandukan terjadi di lapisan ini.
c. Stratum granulosum (lapisan keratohialin/lapisan
berbutir): merupakan 2 atau 3 lapisan sel-sel dengan
sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti diantaranya. Butir-
butir kasar ini terdiri atas keratohialin. Lapisan ini tampak
jelas di telapak tangan dan kaki.
d. Startum spinosum (lapisan taju/stratum malphigi/lapisan
akanta): terdiri atas beberapa lapis sel yang berbentuk
poligonal yang besarnya berbeda-beda karena adanya proses
mitosis. Protoplasmanya jernih karena banyak mengandung
glikogen dan inti terletak ditengah-tengah. Sel ini makin
dekat dengan kulit makin gepeng bentuknya. Dan merupakan
lapisan yang paling tebal.
e. Stratum basale (lapisan tunas): terdiri atas sel-sel berbentuk
kubis (kolumnar) yang tersususn vertikal pada perbatasan
dermoepidermal berbaris seperti pagar. Merupakan lapisan
epidermis yang paling bawah. Sel-sel basale ini mengadakan
mitosis dan berfungsi reproduktif. Lapisan ini terdiri atas 2
jenis sel yaitu:
1. Sel-sel yang berbentuk kolumnar dengan protoplasma
basoilik,inti lonjong dan besar, dihubungkan satu dengan
yang lain oleh jembatan antar sel.
2. Sel pembentuk melanin (melanosit): sel-sel berwarna
muda, sitoplasma basoilik dan inti gelap mengandung
butir pigmen (melanosom).
2. Lapisan Dermis (Kulit Jangat)
Lapisan dermis adalah lapisan dibawah epidermis yang jauh
lebih tebal daripada epidermis. Lapisan ini terdiri atas lapisan
elastik dan ibrosa padat dengan elemen-elemen sellular dan
folikel rambut. Dilapisi oleh memberan baslis dan di sebelah
bawah berbatasan dengan subkitis.

32
Anatomi Fis iologi M anusia

Gambar 3.4 Anatomi Lapisan Dermis Kulit

Lapisan ini mengandung pembuluh darah, pembuluh limfe


dan saraf. Dibagi menjadi 2 bagian :
a. Pars papilare (stratum papilar): bagian yang menonjol ke
epidermis,berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah
yang memberi nutrisi pada epidermis yang di atasnya.
b. Pars retikulare (stratum latikularis): bagian dibawahnya yang
menonjol ke arah subcutan. Bagian ini terdiri atas serabut-
serabut penunjang misalnya serabut kolagen (dibentuk oleh
ibroblas,membentuk ikatan yang mengandung hidroksiprolin
dan hidroksilisin) , elastin, retikulin. Dasar lapisan ini terdiri
atas cairan kental asam hialuronat dan condroitin sulfat.
3. Lapisan subkutis (hipodermis)
Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak sebagai
cadangan makanan, penahan benturan, sumber energi,dan juga
pembuluh darah dan limfe, saraf-saraf yang berjalan sejajar dengan
permukaan kulit. Cabang-cabang dari pembuluh-pembuluh dan
saraf-saraf menuju ke lapisan kulit jangat. Berfungsi sebagai
tempat menimbun makanan, membentuk tubuh, dan sebagai
isolator tubuh (mempertahankan panas dan melindungi tubuh
dari cuaca dingin).

33
Lut via Krismayanti, M. Kes.

Gambar 3.5 Anatomi Lapisan Hipodermis

D. DERIVATIF KULIT (PELENGKAP KULIT)


1. Rambut
Rambut ada pada seluruh bagian tubuh, tetapi sebagian
besar berupa rambut vellus yang kecil tidak berwarna dan samar.
Rambut muncul dari epidermis (kulit luar), walaupun berasal
dari folikel rambut yang berada jauh di bawah dermis.
Akar dan batang rambut tersusun dari tiga lapisan yaitu:
a. Kutikel: yaitu lapisan terluar
yang tersusun dari sel-sel mati
yang bersisik
b. Kortex: lapisan tengah yang
berkrateinisasi yang membentuk
bagian utama batang rambut.
Yang menentukan warna rambut
karena mengandung beragam
pigmen
c. Medula/ aksi sentral, yang
tersusun dari dua sampai tiga
lapisan sel.
Gambar 3.6 Anatomi
Struktur Rambut

34
Anatomi Fis iologi M anusia

2. Kuku
Kuku jari tersusun atas sel-sel jaringan epidermis yang mati.
Suatu bahan yang disebut keratin mengeras untuk membentuk
kuku. 12 Pada kulit di bawah kuku terdapat banyak pembuluh
kapiler yang memiliki suplai darah kuat sehingga menimbulkan
warna kemerah-merahan.. Pertumbuhan kuku jari tangan
dalam satu minggu rata-rata 0,5 - 1,5 mm, empat kali lebih
cepat dari pertumbuhan kuku jari kaki. Pertumbuhan kuku juga
dipengaruhi oleh panas tubuh. Nutrisi yang baik sangat penting
bagi pertumbuhan kuku. Sebaliknya, kalau kekurangan gizi atau
menderita anoreksia nervosa, pertumbuhan kuku sangat lamban
dan rapuh.
Fungsi utama kuku adalah melindungi ujung jari yang lembut
dan penuh urat saraf, serta mempertinggi daya sentuh. Secara
kimia, kuku sama dengan rambut yang antara lain terbentuk dari
keratin protein yang kaya akan sulfur.
Kuku adalah sel epidermis
kulit yang mengalami keratinisasi
yang telah berubah tertanam
dalam palung kuku menutup
garis lekukan pada kulit. Palung
kuku mendapat persarafan dan
pembuluh darah yang banyak.
Bagian proksimal terletak pada
lipatan kulit merupakan awal
kuku tumbuh, badan kuku,
bagian yang tidak ditutupi kulit
dengan terikat dalam palung
kulit dan bagian atas merupakan
bagian yang bebas.
Gambar 3.7 Anatomi
Struktur Kulit

12
Dwisang, Luvina, Saputra, Lyndon. 2002. Anatomi & Fisiologi untuk
Perawat dan Paramedis.Binarupa Aksara: Jakarta

35
Lut via Krismayanti, M. Kes.

3. Kelenjar kulit
Kelenjar kulit mempunyai lobus yang bergulung-gulung
dengan saluran keluar lurus untuk mengeluarkan berbagai zat
dari badan (kelenjar keringat).
a. Kelenjar sebasea
Kelenjar ini berasal dari rambut yang bermuara pada saluran
folikel rambut untuk melumasi rambut dan kulit yang
berdekatan
b. Kelenjar keringat Kelenjar keringat (glandula sudorifera).
Ada 2 macam kelenjar keringat:
1. Kelenjar ekrin yang kecil-kecil, terletak dangkal di dermis
dengan sekret yang encer ,tersebar di seluruh tubuh
kecuali di bibir terbanyak di telapak tangan dan telapak
kaki,mengeluarkan keringat yang sifatnya asam melalui
saluran panjang yang bermuara pada pori-pori kulit
(kelenjar merokrin), sekresi tergantung pada beberapa
faktor dan dipengaruhi saraf kolinergik.Misal, faktor
panas dan stress emosional mempengaruhi peningkatan
produksi keringat.
2. Kelenjar apokrin yang lebih besar, terletak lebih dalam
dan sekretnya lebih kental, hanya terdapat di kulit
ketiak,kulit sekitar puting susu dan kulit daerah kemaluan,
mengeluarkan keringat yang mengandung bagian-bagian
sel kelenjar , mudah rusak,menjadi bersifat alkali dan
bermuara ke dalam kandung rambut.

E. KELAINAN KULIT
Kelainan-kelainan kulit yang sering dialami kaum wanita;
1. Kelainan pada kelenjar palit
a. Jerawat
Jerawat atau akne adalah suatu penyakit radang yang
mengenai susunan pilosebaseus yaitu kelenjar palit dengan
folikel rambutnya. Pada dasarnya jerawat disebabkan oleh

36
Anatomi Fis iologi M anusia

tumbuhnya kotoran dan sel kulit mati yang mengakibatkan


folikel dan pertumbuhan sebum terhambat. Produksi minyak
pada kulit biasanya disalurkan melalui folikel rambut. Kotoran
atau sel kulit mati yang tidak dibersihkan akan menyumbat
saluran ini hingga minyak yang ke luar akan bertumpuk dan
menjadi komedo. Jika terkena bakteri akne, komedo akan
menjadi jerawat.
b. Komedo
Komedo adalah nama ilmiah dari pori-pori yang
tersumbat. Komedo merupakan sumbatan lemak yang
asalnya dari produksi lemak tubuh kita. Komedo sebagai
bentuk permulaan jerawat berupa gumpalan massa atau
sebum yang tersumbat di dalam saluran susunan pilosebaseus.
Sebum adalah salah satu kelenjar minyak yang dihasilkan
kelenjar kulit yaitu kelenjar sebasea. Ketika sel-sel kulit
mati dan kelenjar minyak yang berlebihan pada kulit tidak
dibersihkan, maka sel-sel mati menumpuk di kulit, minyak
di permukaan kulit kemudian menutup sel-sel kulit, maka
terjadilah penyumbatan.
2. Gangguan Pigmentasi
Warna kulit manusia ditentukan oleh berbagai faktor, yang
terpenting adalah jumlah pigmen melanin kulit, peredaran
darah, tebal tipisnya lapisan tanduk dan adanya zat-zat warna
lain yang bukan melanin yaitu darah dan kalogen. Dalam
keadaan normal, melanin dihasilkan secara teratur oleh sel
melanosit. Melanin, selain memberi warna pada kulit, juga
berfungsi melindungi kulit dari terpaan sinar matahari yang
dapat merusak struktur kulit, dan kulit menjadi gelap.
3. Infeksi Jamur
Kelainan kulit karena infeksi jamur antara lain disebabkan
oleh segolongan jamur dermatoita (dermatoitosis), ragi
candida (kandidosis kulit) dan jamur malassezia furtur.
Kelainan kulit karena infeksi jamur dapat berupa: Panu,
Kurap, Tenia pedis (athlete’sfoot).

37
Lut via Krismayanti, M. Kes.

4. Alergi (Hipersensisitivitas)
Alergi atau hipersensitivitas adalah perubahan kemampuan
tubuh yang didapat dan khas untuk bereaksi terhadap zat
(alergen dan antigen) yang menempel atau masuk ke dalam
tubuh. Pada hakekatnya, alergi termasuk kompleks kekebalan
(imunitas) dan bersifat reaksi kekebalan (imunologik) khas
antara alergen dengan zat lain (antibodi) yang dibentuk oleh
tubuh.
5. Kelainan Kelenjar Keringat
Misalnya, Biang keringat (miliaria), Hiperidrosis,
Anidrosis.

F. RANGKUMAN
Integument mencakup kulit pembungkus permukaan tubuh
dan turunannya termasuk kuku, rambut, dan kelenjar. Kulit
adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar yang
menutupi dan melindungi permukaan tubuh. Kulit berhubungan
dengan selapu lender yang melapisi rongga lubang masuk. Pada
permukaan kulit bermuara kelenjar kerinagat dan kelenjar
mukosa. Kulit disebut juga integgumen atau kutis, tumbuh dari
dua macam jaringan yaitu jaringan epitel yang menumbuhkan
lapisan epidermis dan jaringan pengikat (penunjang) yang
menumbuhkan lapisan dermis (kulit dalam).
Kulit terdiri atas tiga lapisan, yaitu kulit ari (epidermis), lapisan
kulit jangat (dermis), dan lapisan jaringan ikat bawah kulit.

G. LATIHAN SOAL
Petunjuk : pilihalah satu jawaban yang tersedia dan erat
hubungannya dengan suatu pertanyaan dan tiap jawaban hanya
satu kali pilihan
Urutan pertanyaan;
A. Fungsi persepsi
B. Ambang diskrimisasi rasa

38
Anatomi Fis iologi M anusia

C. Fungsi absorpsi
D. Rasa mekanik
F. Fungsi proteksi
1. Kemampuan seseorang untuk membedakan dua titik yang
berdekatan sebagai dua titik yang terpisah dinamakan
2. Beberapa modalitas rasa tekan, rasa raba, rasa getar, dan rasa
geli yang berbeda disetiap bagian tubuh disebut juga
3. Kulit menjaga bagian dalam bagian tubuh terhadap ganguan
isis atau mekanis misalnya terhadap gesekan, tarikan, dan
gangguan kimiawi yang dapat menimbulkan iritasi fungsi ini
dinamakan
4. Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan
benda padat, tetapi cairan yang mudah menguap lebih mudah
diserap, fungsi ini disebut
5. Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensoris di dermis dan
sub kutis, ransangan dingin terdapat didermis, rasa tekan
oleh epidermis fungsi ini disebut

39
BAB IV

SISTEM RESPIRASI

A. DEFINISI
Pernafasan atau respirasi mempunyai arti :
1. Proses pengambilan O2, pengeluaran CO2 dan penggunaan
energi yang dihasilkan oleh tubuh
2. Pertukaran gas antara sel dengan lingkungannya
3. Reaksi enzimatis, sebab dalam proses tersebut ada satu enzim
yang memegang peranan penting yaitu sitokrom (enzim
pernafasan)
Alat-alat pernapasan manusia terdiri dari saluran lubang
hidung (nares anterior) rongga hidung (vestibulum), pangkal
tenggorokan (laring), batang tenggorok (trakea), cabang batang
tenggorok (bronkus), dan paru-pari (pulmonum). 13 Dibawah ini
terdapat gambar sistem pernafasan pada manusia:

Gambar 4.1 Sistem Pernafasan Pada Manusia


Bagian saluran udara terdiri dari :
a. Hidung (nasus) d. Tenggorok (trachea)
b. Tekak (pharynx) e. Cabang tenggorok (bronkhus)
c. Jakun (larynx) f. Ranting tenggorok (bronkhiolus)

13
Irianto, Koes. 2013. Anatomi dan Fisiologi. Penerbit Alfabeta: Bandung

| 41 |
Lut via Krismayanti, M. Kes.

Bagian pernapasan merupakan tempat terjadinya pengambilan


O2 oleh darah dan pelepasan CO2 oleh darah. Bagian pernapasan
terdiri dari : bronkhioli respiratori, kantung alveolus/dukti alveoli,
alveolus, organ pernafasan utama adalah paru-paru (pulmo).

B. STRUKTUR ANATOMI SALURAN PERNAFASAN


1. Hidung
Hidung adalah bagian yang paling menonjol di wajah,
yang berfungsi menghirup udara pernafasan, menyaring
udara,menghangatkan udara pernafasan, juga berperan dalam
resonansi suara. Rongga hidung (cavum nasi) memiliki sepasang
lubang didepan untuk masuk udara, disebut nares; dan sepasang
lubang di belakang untuk menyalurkan udara yang dihirup masuk
ke tenggorokan, disebut choanae. Rongga hidung sepasang kiri
kanan, dibatasi di tengan oleh sekat yang dibina atas tulang rawan
dan tulang.
Dinding rongga ditunjang oleh tulang rawan dan tulang.
Lantai, di depan terdiri dari tulang langit-langit, di belakang
berupa langit-langit lunak. Atap juga ditunjang oleh tulang rawan
sebagian dan sebagian lagi oleh tulang. Dari tiap dinding ada tiga
tonjolan tulang ke rongga hidung, disebut conchae.

Gambar 4.2 Rongga Hidung

42
Rongga hidung dibagi atas 4 daerah :
a. Vestibula.
b. Atrium.
c. Daerah pembauan.
d. Daerah pernapasan.
Vestibula adalah bagian depan rongga, atrium adalah bagian
tengah. Daerah pembauan berada pada conchae yang atas,
sedangkan daerah pernapasan terletak pada dua conchae yang
bawah.
Rongga hidung dilapisi oleh tunica mukosa. Kecuali di bagian
depan vestibula sampai ke nares. Di sini dilapisi oleh kulit yang
strukturnya sama dengan kulit wajah. Epidermis dibina atas
jaringan epitel berlapis menanduk, ada bulu, kelenjar minyak
bulu, dan kelenjar peluh. Pada vestibula itu ada bulu yang keras,
disebut vibrissae.
Tunica mukosa sendiri dibina atas jaringan epitel berlapis semu
bersilia. Di daerah pembauan epitel bersilia itu memiliki struktur
dan fungsi khusus, yaitu sabagai indera bau. Diantara sel epitel
batang bersilia tersebar banyak sel goblet. Pada lamina propria
banyak terdapat simpul vena, simpul limfa dan kelenjar lendir. Tak
ada bulu, kelenjar minyak bulu maupun kelenjar peluh. Kelenjar
lendir itu di sebut kelenjar Bowman. Tunica mukosa melekat ketat
ke periosteum atau perichondrium di bawahnya.
Sekeliling rongga hidung ada empat rongga berisi udara yang
berhubungan dengannya, disebut sinus paranasal. Keempat sinus
itu berada pada tulang-tulang berikut : 1) Frontal; 2) Maxilla; 3)
Ethmoid; 4) sphenoid. Sinus dilapisi oleh tunica mucosa juga,
seperti yang melapisi rongga hidung. Hanya saja lebih tipis dan
sel-selnya lebih kecil-kecil serta sedikit mengandung kelenjar
lendir. Lamina propria tidak terliahat dengan jelas.
2. Tekak (pharynx)
Daerah simpangan saluran napas dan saluran makan.
Dibedakan atas tiga daerah

| 43 |
Lut via Krismayanti, M. Kes.

a. Daerah hidung (naso-pharynx)


b. Merupakan bagian pertama pharynx kebawah, dilanjutkan
dengan bagian oral organ ini yaitu oro-pharynx.
c. Daerah mulut (oro-pharynx)
d. Daerah jakun (laryngeo-pharynx)

Gambar 4.3 Saluran Tekak


Di daerah mulut lapisan muscularis-mucosa dari tunica
mucosa digantikan oleh serat elastis yang rapat dan tebal. Tunica
submucosa hanya ada didinding daerah hidung dan dekat ke
kerongkongan. Di tempat lain tunica mukosa melekat langsung
ke gumpal otot lurik sekitar leher. Lapisan serat elastis yang ada
pada bagian bawah tunica mucosa itu berpaut rapat dan berjalin
dengan jaringan interstisial otot.
Lamina propria tunica mucosa terdiri dari jaringan ikat rapat
yang berisi jala serat elastis yang halus. Di daerah mulut dan jakun
tunica mukosa dilapisi oleh jaringan epitel berlapis banyak dan
mengelupas, sedang atapnya dibina atas jaringan epitel batang
berlapis bersilia, dengan banyak sel goblet. Pada lamina propria,
dibawah lapisan serat elastis, banyak terdapat kelenjar lendir.

44
Anatomi Fis iologi M anusia

a. Jakun (Larynx)

Gambar 4.4 Anatomi Larynk

Gerbang trakea ini ditunjang oleh beberapa keping tulang


rawan hialin dan elastis, jaringan ikat, serat otot lurik, dan dilapisi
sebelah kelumen oleh Tunica mucosa. Tunica mucosa itu memiliki
kelenjar lendir.
Keping tulang rawan yang menunjang jakun ialah:
1) Tiroid
2) Krikoid
3) Epiglotis
4) Aritenoid
5) Kornikulat
6) Kuneiform
Permukaan depan dan sebelah belakang epiglotis dan pita
suara diselaputi epitel berlapis mengelupas. Didaerah lain yaitu
dasar epiglotis, trakea dan bronkhus, epitel itu bersilia.
Pada tunica mucosa banyak sel goblet. Kelenjar lendir disini
tergolong jenis tubulo-acinus. Sedikit kuncup rasa terdapat
tersebar pada bagian bawah epiglotis.
Pita suara berisi ligamen tiro-aritenoid, yang mengandung
serat elastis dan dibagian sisisnya silengkapi serat otot lurik tiro-

45
Lut via Krismayanti, M. Kes.

aritenoid. Ditengah ditutup dengan tunica mucosa yang tipis dari


epitel berlapis mengelupas.
b. Tenggorok ( Trakhea )
Saluran nafas ini menghubungkan larynx dengan paru-paru.
Histologi dinding tenggorok dapat dibedakan atas tiga lapis, yaitu
tunica mucosa, tunica muscularis, tunica adventitia.
Permukaan kelumen diselaputi tunica mucosa, dengan epitel
batang berlapis semu dan bersilia, menumpu pada lamina basalis
yang tebal. Pada selaput epitel banyak terdapat sel goblet. Lamina
propria berisi banyak serat elastis dan kelenjar lendir yang kecil-
kecil. Kelenjar terletak sebelah atas lapisan serat elastis. Dibagian
posterior tenggorok kelenjar itu menerobos masuk tunica
muscularis. Pada lamina propria terdapat pula pembuluh darah
dan pembuluh limfa. Tunica muscularis sendiri sangat tipis dan
tidak terlihat dengan jelas.
Tunica adventitia juga tidak terlihat secara jelas, dan
berintegrasi dengan jaringan penunjang yang terdiri dari tulang
rawan dibawahnya.
Tulang rawan di bawah
tunica adventitia itu tersusun
dalam bentuk cincin-cincin
hialin bentuk huruf C. Cincin
inilah yang menunjang
tenggorok pada sebelah
samping dan ventral. Sedangkan
dibagian dorsal tenggorok,
ditempat itu adalh bagian
terbuka cincin, terdapat serat
otot polos yang susunannnya
melintang terhadap poros
tenggorok.

Gambar 4.5 Struktur


Anatomi Trakea

46
Anatomi Fis iologi M anusia

Serat otot itu melekat kepada kedua ujung cincin, dan


berfungsi untuk mengecilkan diameter tenggorok. Jika otot
kendur, diameter tenggorok kembali sempurna.
Diantara cincin bersebelahan terdapat serat ibroelastis.
Dengan struktur cincin yang tak bulat penuh ini maka tenggorok
dapat meregang (membesar) untuk menyalurkan lebih banyak
udara ke dalam paru. Di sebelah luar cincin terdapat jaringan
ikat yang berisi banyak serat elastis dan retikulosa
c. Cabang Tenggorok (bronkhus)
Percabangan tenggorok menuju paru kiri-kanan, disebut
bronkhus. Tiap bronkhus bercabang membentuk cabang kecil, dan
tiap cabang bronkhus ini membentuk banyak ranting. Histologi
dinding bronkhus sama dengan trachea, yaitu terdiri dari : tunica
mucosa, tunica muscularis, tunica adventitia. Cabang yang sudah
berada dalam jaringan paru histologi dindingnya banyak berubah.
Cincin tulang rawan hilang, digantikan oleh keping tulang rawan,
yang susunannya tidak teratur dan menunjang seluruh keliling
saluran.
Tunica adventitia mengandung serat jaringan ikat, sedikit
jaringan lemak, dan dibawahnya terdapat keping tulang
rawan yang susunannya tak teratur. Lapis terluar terdiri dari
mesothelium, sebagai penerusan selaput dalam pleura.
Tunica mucosa pada cabang
dan ranting bronkhis yang besar,
memiliki epitel bentuk batang
bersilia, sedangkan pada ranting
yang kecil epitel berubah jadi kubus
dan tak bersilia. Ada lamina basalis
tebal, membatasi jaringan epitel
dari lamina propria terkandugng
banyak serat elastis, dan sedikit serat
kolagen dan retikulosa.
Gambar 4.6
Percabagan Bronkhus

47
Lut via Krismayanti, M. Kes.

Di bawah lamina propria erdapat tunica muscularis-


mucosa. Kelenjar lendir terkandung dalam tunica mucosa dan
tunica submucosa.
d. Paru-paru

Gambar 4.7 Anatomi Paru-Paru

Cabang bronkhi masuk ke dalam paru (pulmo). Paru ada


sepasang kiri-kanan, terdiri dari lima lobi. Tiap lobus oleh
septa yang terdiri dari jaringan ikat terbagi-bagi atas banyak
lobulli. Masing-masing lobulus dimasuki oleh satu bronkhiolus.
Di dalamnya bronkhiolus bercabang-cabang kecil berbentuk
bronkhiolus ujung, dan berakhir pada bronkhiolus pernapasan.
Dalam lobulli terkandung pula pembuluh darah, pembuluh
limfa, urat saraf, dan jaringan ikat. Pada banyak tempat sepanjang
cabang dan ranting bronkhus terdapat nodus limfa menempel
pada dinding. Sebelah luar arah ke rongga pleura paru diselaputi
oleh penerusan selaput dalam pluera.
e. Bronkhiolus
Bronkhus bercabang berkali-kali sampai jadi ranting kecil.
Ranting bronkhus itu bercabang halus berbentuk bronkhiolus
. Bronkhiolus bercabang lagi membentuk ranting, disebut
bronkhiolus ujung. Bronkhiolus ujung ini berakhir pada

48
Anatomi Fis iologi M anusia

bronkhiolus pernapasan. Tunica mucosa pada bagian ini memiliki


epitel kubus yang tak bersilia.

Gambar 4.8 Anatomi Bronkiolus


Di bawah tunica adventitia tidak ada lagi keping tulang rawan.
Lapisan ini mengandung mesothelium sebagai penerusan selaput
dalam pleura.
1) Bronkhiolus Pernapasan
Merupakan bagian ujung bronkhiolus, saluran pendek yang
dilapisi sel epitel bersilia. Sel itu di pangkal bentuk batang, makin ke
ujung makin rendah sehingga menjadi kubus dan siliapun hilang.
Di bawah lapisan epitel ada serat kolagen bercampur serat elastis
dan otot polos. Di sini tak ada lagi keping tulang rawan maupun
kelenjar lendir. Lendir di sini dihasilkan oleh sel goblet yang
hanya terdapat dibagian pangkal bronkhiolus. Sebagai gantinya
ada sel Clara berbentuk benjolan yang menonjol ke lumen. Sel
ini menggetahkan surfaktan untuk melumasi permukaan dalam
saluran.
Bronkhiolus pernapasan bercabang-cabang secara radial
membentuk saluran alveoli.
2) Saluran alveoli
Merupakan saluran yang tipis dan dindingnya terputus-putus.
Saluran ini bercabang-cabang, tiap cabang berujung pada kantung
alveoli. Dinding saluran alveoli pada mulutnya kekantung alveoli
dibina atas berkas serat elastis, kolagen dan otot polos.

49
Lut via Krismayanti, M. Kes.

c) Kantung alveoli dan alveolus

Gambar 4.9 alveolus

Kantung alveoli berpangkal pada saluran alveoli. Tiap


kantung memiliki dua atau lebih alveoli. Alveolus adalah unit
terkecil paru-paru, berupa gembungan bentuk polihedral, terbuka
pada satu sisi, yaitu muara ke kantung alveoli. Dindingnya terdiri
dari selapis sel epitel gepeng yang tipis sekali. Dinding alveolus
dililit pembuluh kapiler yang bercabang-cabang dan yang
beranastomosis. Di luar kapiler ada anyaman serat retikulosa
dan elastis.Antara alveoli bersebelahan ada sekat. Sekat itu terdiri
dari dua lapis sel apitel dari kedua sel epitel terdapat serat elastis,
kolagen, kapiler, dan ibroblast. Epitel alveolus dibatasi dari
endotel kapiler oleh lamina basalis yang tipis. Ada pula sel epitel
yang berbentuk bundar atau kubus, berada pada dinding alveolus,
disebut sel sekat atau sel alveolus besar.Diperkirakan sel ini men
sekresikan lendir. Ia memiliki mikrovilli dan mebentuk kompleks
pertautan dengan sel epitel alveolus yang gepeng dan yang lebih
kecil. Sel alveolus gepeng itulah dengan endotel kapiler yang
melilitnya yang membina membaran pernapasan.
Membran pernapasan berarti tersusun atas: membran sel
epitel alveolus, sitoplasma sel epitel elveolus, membran sel
alveolus, lamina basalis, membarab sel endotel kapiler, sitoplasma
sel endotel kapiler, membran sel endotel kapiler. Yang tujuh lapis
ini sangat tipis. Karena itu kaluar-masuk gas pernapasan antara

50
Anatomi Fis iologi M anusia

lumen alveolus dan lumen kapiler sangat mudah dan cepat. Di


dinding alveoli sering ditemukan fagosit atau makrofag. Karena
lazimnya sel ini berisi butiran maka disebut dengan sel debu. Sel
ini banyan di temukan pada perokok.

C. MEKANISME PERNAFASAN
Pada awalnya kita menghirup udara melalui rongga hidung
yang kemudian melewati tekak dan pangkal tenggorok kemudian
terus ke tenggorokan. Tenggorok bentuknya seperti pipa yang
kuat, terletak di depan kerongkongan, melalui leher sampai
mencapai rongga dada sebelah atas. Dinding tenggorok diperkuat
oleh beberapa cincin rawan yang pada bagian belakangnya
terbuka. Dalam rongga dada, tenggorok bercabang dua yaitu
tenggorok kanan dan kiri yang masing-masing cabang memasuki
paru-paru kanan dan paru-paru kiri.
Kedua cabang tenggorok tersebut mempunyai ranting-
ranting seperti pada pohon. Pada ranting-rantingnya yang
terakhir terdapat gelembung-gelembung paru-paru yang amat
kecil dan amat tipis dindingnya. Gelembung-gelembung itu hanya
dapat dilihat dengan mikroskop. Dalam dindingnya mengalir
darah melalui pembuluh-pembuluh kapiler, sehingga mudah
terjadi pertukaran gas dari darah ke udara yang terdapat dalam
gelembung paru-paru dan sebaliknya. Darah tersebut mengambil
zat pembakar (oksigen) dan mengeluarkan karbondioksida.
Antara permukaan paru-paru yang juga dilapisi oleh selaput
paru-paru visceral dan dinding rongga selaput paru-paru terdapat
celah yang sempit yang berisikan sedikit cairan. Sekat dada
khususnya jantung tidak terletak tepat ditengah-tengah rongga
dada, tetapi agak ke kiri, sehingga menyebabkan paru-paru kiri
lebih kecil dari paru-paru kanan. Isi rongga dada dapat diperbesar
berkat pengaruh otot-otot pengangkatan iga-iga, kontraksi sekat
rongga badan yang melengkung ke atas. Paru-paru mengikuti
perluasan rongga dada maka terhisaplah udara melalui saluran
pernapasan yang telah diuraikan di atas. Bila tenaga-tenaga yang

51
Lut via Krismayanti, M. Kes.

melapangkan dada berhenti bekerja, maka kekenyalan dinding


dada dan paru-paru menyebabkan penyempitan rongga dada
kembali. Pada waktu tersebut iga-iga menurun kembali, sekat
rongga badan melengkung lagi ke atas, sehingga kelebihan udara
didesak keluar dari paru-paru. Proses tersebut terjadi bila kita
menghembuskan nafas (mengeluarkan nafas).
Pernafasan berlangsung melalui 2 tahap, yaitu :
a. Pernafasan eksternal (luar) : adalah difusi gas luar masuk ke
dalam aliran darah (pertukaran O2 dari darah)
b. Pernafasan internal (dalam) : adalah difusi gas atau pertukaran
gas dari darah ke sel tubuh
Proses inspirasi dan ekspirasi diatur oleh otot diafragma dan
otot antar tulang rusuk (intercostalis).
a. Pernafasan dada :
Otot antara tulang rusuk berkontraksi maka tulang rusuk
terangkat sehingga volume rongga dada membesar. Akibatnya
tekanan udara di paru-paru mengecil sehingga udara luar
mempunyai tekanan lebih besar masuk ke dalam paru-paru,
maka terjadilah inspirasi.
Bila otot antartulang rusuk relaksasi maka tulang rusuk
tertekan sehingga rongga dada mengecil. Akibatnya tekanan
udara di paru-paru membesar sehingga udara keluar, maka
terjadilah ekspirasi.
b. Pernafasan perut :
Diafragma berkontraksi sehingga mendatar maka rongga dada
membesar. Keadaan ini menyebabkan tekanan udara di paru-paru
mengecil sehingga udara luar masuk dan terjadilah inspirasi. Bila
otot diafragma relaksasi maka rongga dada mengecil, akibatnya
tekanan di paru-paru membesar sehingga udara keluar maka
terjadilah ekspirasi.

52
Anatomi Fis iologi M anusia

Volume udara pernafasan adalah:


a. Udara pernafasan /tidal volume (UP) : udara yang masuk atau
keluar sebanyak 500 cc saat inspirasi atau ekspirasi biasa.
Setelah menghembuskan 500 cc tersebut (ekspirasi biasa)
masih tersisa 2500 cc lagi di paru-paru.
b. Udara komplementer (UK) : udara sebanyak 1500 cc yang masih
dapat dihirup lagi dengan cara inspirasi yang maksimum
setelah inspirasi biasa
c. Udara cadangan (UC) : udara sebanyak 1500 cc yang dapat
dihembuskan lagi pada ekspirasi maksimum dengan
mengerutkan otot perut kuat-kuat.
d. Udara residu /udara sisa (UR) : udara sebanyak 1000 cc yang
tidak dapat dihembuskan lagi dan menetap di paru-paru.
e. Kapasitas vital paru-paru (KVP) : volume udara yang dapat
dikeluarkan dari paru-paru melalui penghembusan nafas
sekuat-kuatnya, setelah melakukan penarikan nafas sedalam-
dalamnya.
f. Volume total paru-paru (VTP) : keseluruhan udara yang dapat
di tampung oleh paru-paru. Volume total paru-paru adalah
kapasitas vital paru-paru ditambah udara residu (VTP = KVP
+ UR).
Reaksi pernafasan:
C6H12O6 + 6O2 Ã 6CO2 + 6H2O + energi (38 ATP)
Oksigen yang masuk ke dalam tubuh hanya sedikit yang dapat
disimpan dalam tubuh, yaitu berupa oksimioglobin (dalam otot)
dan sebagai okihemoglobin (dalam darah).

D. KELAINAN PERNAFASAN
Beberapa kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan manusia
antara lain sebagai berikut:

53
Lut via Krismayanti, M. Kes.

1. Asma

Gambar 4.10 Abnormal Anatomi Brongkiolus


Asma ditandai dengan kontraksi yang kaku dari bronkiolus
yang menyebabkan kesukaran bernapas. Asma biasanya disebabkan
oleh hipersensitivas bronkiolus (disebut asma bronkiale) terhadap
benda-benda asing di udara. penyebab penyakit ini juga dapat
terjadi dikarenakan faktor psikis dan penyakit menurun.
2. Tuberkulosis (TBC)
Tuberkulosis merupakan penyakit spesiik yang disebabkan
oleh bakteri Mycobacterium tuberculosae. Bakteri ini dapat
menyerang semua organ tubuh, tetapi yang paling sering adalah
paru-paru dan tulang. Penyakit ini menyebabkan proses difusi
oksigen yang terganggu karena adanya bintik-bintik kecil pada
dinding alveolus. Keadaan ini menyebabkan :
a. Peningkatan kerja sebagian otot pernapasan yang berfungsi
untuk pertukaran udara paru-paru
b. Mengurangi kapasitas vital dan kapasitas pernapasan
c. Mengurangi luas permukaan membran pernapasan, yang
akan meningkatkan ketebalan membran pernapasan sehingga
menimbulkan penurunan kapasitas difusi paru-paru

54
Anatomi Fis iologi M anusia

3. Faringitis
Faringitis merupakan peradangan pada faring sehingga timbul
rasa nyeri pada waktu menelan makanan ataupun kerongkongan
terasa kering. Gangguan ini disebabkan oleh infeksi bakteri atau
virus dan dapat juga disebabkan terlalu banyak merokok. Bakteri
yang biasa menyerang penyakit ini adalah Streptococcus pharyngitis.
Seperti terligat gambar di samping:
4. Bronkitis
Penyakit bronkitis karena peradangan pada bronkus (saluran
yang membawa udara menuju paru-paru). Penyebabnya bisa
karena infeksi kuman, bakteri atau virus. Penyebab lainnya adalah
asap rokok, debu, atau polutan udara.
5. Pneumonia
Pneumonia adalah peradangan
paru-paru dimana alveolus biasanya
terinfeksi oleh cairan dan eritrosit
berlebihan. Infeksi disebarkan
oleh bakteri dari satu alveolus
ke alveolus lain hingga dapat
meluas ke seluruh lobus bahkan
seluruh paru-paru. Umumnya
disebabkan oleh bakteri
streptokokus (Streptococcus),
Diplococcus pneumoniae, dan
bakteri Mycoplasma pneumoniae.
Seperti terlihat gambar dibawah
Gambar 4.11 Bentuk
ini perbedaan antara alveoli yang
alveolus yang terinfeksi
normal dengan yang terganggu.

6. Emisema Paru-paru
Emisema disebabkan karena hilangnya elastisitas alveolus.
Alveolus sendiri adalah gelembung-gelembung yang terdapat
dalam paru-paru. Pada penderita emisema, volume paru-paru
lebih besar dibandingkan dengan orang yang sehat karena

55
Lut via Krismayanti, M. Kes.

karbondioksida yang seharusnya dikeluarkan dari paru-paru


terperangkap didalamnya. Asap rokok dan kekurangan enzim
alfa-1-antitripsin adalah penyebab kehilangan elastisitas pada
paru-paru ini.
7. Dipteri
Dipteri merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteri Corynebacterium diphterial yang dapat menimbulkan
penyumbatan pada rongga faring (faringitis) maupun laring
(laringitis) oleh lendir yang dihasilkan oleh bakteri tersebut.
8. Asiksi
Asiksi adalah gangguan dalam pengangkutan oksigen ke
jaringan.

E. RANGKUMAN
Respirasi adalah suatu peristiwa ketika tubuh kekurangan
oksigen (O2) dan O2 yang berda di luar tubuh dihirup (inspirasi)
melalui organ pernafasan. Pada keadaan tertentu tubuh kelebihan
karbon dioksida (CO2), maka tubuh berusaha mengeluarkan
kelebihan tersebut dengan menghembuskan napas (ekspirasi)
sehingga terjadi suatu keseimbangan antara O2 dan CO2 di
dalam tubuh.
Sistem respirasi perperan untuk menukar udara kepermukaan
dalam paru. Udara masuk dan menetap dalam sisitem pernapasan
fan masuk dalam pernapasan otot. Trakea dapat melakukan
penyaringan, penghangatan, dan melembabkan udara yang masuk,
melindungi permukaan organ yang lembut. Hantaran tekanan
menghasilkan udara ke paru-paru melalui saluran pernapasan
atas. Tekanan ini digunakan untuk menyaring, mengatur udara,
dan mengubah permukaan saluran napas bawah.

G. LATIHAN SOAL
1. Jelaskan mekanisme pernapasan dada dan pernapasan perut?
2. Apa yang dimaksud dengan penyakit paru-paru basah?

56
BAB V

SISTEM PENCERNAAN
PADA MANUSIA
A. PENDAHULUAN
Sistem pencernaan makanan berhubungan dengan
penerimaan makanan dan prosesnya sehingga zat makanan siap
memasuki proses metabolisme didalam sel tubuh. Selama dalam
proses pencernaaan makanan dihancurkan menjadi zat–zat
sederhana dan dapat diserap oleh usus halus, kemudian digunakan
oleh sel tubuh.
Saluran pencernaan makanan merupakan saluran yang
menerima makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk
diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan ( pengunyahan,
penelanan dan pencampuran) dengan enzim dan zat cair yang
terbentang mulai dari mulut (oris) sampai anus.
Saluran pencernaan adalah suatu pipa berongga yang berjalan
dari rongga mulut dampai dubur, dengan modiikasi pada berbagai
bagiannya tetapi dalam keseluruhannya terdiri dari 4 selaput atau
lapisan : mukosa, sub mukosa, muskularis dan adventisia atau
serosa.

B. SUSUNAN SALURAN PENCERNAAN


Sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa
organ berturut-turut dimulai dari 14:
1. Oris (mulut)
2. Faring (Tekak)
14
Suryaramadan, Artikel Sissitem Pencernaaan Makanan Pada Manusia.
uryaramadan.wordpress.com/2014/11/05/37/.

| 57 |
Lut via Krismayanti, M. Kes.

3. Esophagus ( Kerongkongan )
4. Ventrikulus (lambung )
5. Intestinum minor ( usus halus ):
a. Duodenum (usus 12 jari)
b. Yeyenum
c. Ileum
6. Intestium mayor (usus besar) :
a. Seikum
b. Kolon asendens
c. Kolon transfersum
d. Kolon Desendens
e. Kolon sigmoid
7. Rektum
8. Anus

C. ALAT – ALAT PENGHASIL GETAH CERNA


Adapun alat – alat penghasil getah cerna pada system
pencernaan makanan adalah sebagai berikut :
1. Kelenjar ludah :
a. Kelenjar (glandula ) parolis.
b. Kelenjar (glandula) submaksilaris.
c. Kelenjar (glandula) sublingualis.
2. Kelenjar getah lambung.
3. Kelenjar hati
4. Kelenjar pankreas.
5. Kelenjar getah usus.

D. STRUKTUR PENCERNAAN
Sistem pencernaan makanan terbagi atas rongga mulut,
tekak, kerongkongan, lambung, usus halus, dan usus besar. Selain

58
Anatomi Fis iologi M anusia

itu ada beberapa kelenjar besar yang memasukkan getahnya ke


dalam usus, yaitu hati dan kelenjar ludah perut.
Fungsi utama dari sisitem ini adalah untuk menyediakan makanan,
air, dan elektrolit bagi tubuh dari nutrient yang dicerna sehingga siap
diabsorpsi. Pencernaan berlangsung secara mekanik dan kimia dan
meliputi prosses sebagai berikut15:
a. Ingesti adalah masuknya makanan ke dalam mulut.
b. Pemotongan dan penggilingan makanan dilakukan secara
mekanik oleh gigi.
c. Peristaltik adalah gelombang kontraksi otot polos involunter
yang menggerakkan makanan tertelan melalui saluran
pencernaan.
d. Digesti
e. Absorpsi
f. Engesti (defekasi) adalah proses eliminasi zat-zat sisia yang
tidak tercerna, juga bakteri, dalam bentuk feses dari saluran
pencernaan.
Untuk lebih jelasnya organ–organ pencernaan manusia dapat
dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 5.1 Organ – Organ Pencernaan


15
Hidayat, ahmad. http://www.academia.edu/9666734/makalah_sistem_
pencernaan

59
Lut via Krismayanti, M. Kes.

Adapun struktur dari masing – masing organ pencernaan


manusia adalah sebagai berikut :
a. Mulut
Mulut adalah permulaan saluran pencernaan yang terdiri atas
dua bagian yaitu :
1. Bagian luar yang sempit atau vestibula yaitu ruang diantara
gusi, gigi, bibir dan pipi.
2. bagian rongga mulut/ bagian dalam yaitu rongga mulut
yang dibatasi sisinya oleh tulang maklaris, palatum dan
mandibularis disebelah belakang bersambung dengan faring.
Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lender, selaput
lender ini ditutupi epithelium yang berlapis – lapis, dibawahnya
terletak kelenjar – kelenjar halus yang mengeluarkan lender,
selaput ini kaya akan pembuluh darah dan juga memuat banyak
ujung akhir saraf sensoris.

Gambar 5.2 Mulut dan Bagian- bagiannya

Bibir. Disebelah luar mulut ditutupi oleh kulit dan disebelah


dalam ditutupi oleh selapu lender (mikosa). Otot orbikularis oris
menutupi bibir. Levator anguli oris mengangkat dan depressor
anguli oris menekan ujung mulut.

60
1) Palatum, terdiri atas 2 bagian yaitu :
a) Palatum durum (palatum keras) yang tersusun atas tajuk
– tajuk palatum dan sebelah depan tulang maksilaris dan
lebih kebelakang terdiri dari dua tulang palatum.
b) Palatum mole (palatum lunak) terletak dibelakang yang
merupakan lipatan menggantung yang dapat bergerak,
terdiri atas jaringan ibrosa dan selaput lendir.
Gerakannya dikendalikan oleh ototnya sendiri, disebelah
kanan dan kiri dari tiang fauses terdapat saluran lendir
menembus ketosil.
2) Pipi, dilapisi dari dalam oleh mukosa yang mengandung
papila, otot yang terdapat pada pipi adalah otot buksinator.
Didalam rongga mulut terdapat :
a). Gigi
Tanpa adanya gigi, manusia akan sulit memakan makanan
yang dimakannya. Menurut tugasnya, gigi termasuk
dari sistem pencernaan. Gigi tumbuh di dalam lesung
pada rahang dan memiliki jaringan seperti pada tulang,
tetapi gigi bukanlah bagian dari kerangka. Menurut
perkembangannya, gigi lebih banyak persamaannya
dengan kulit daripada dengan tulang.

Gambar 5.3 Struktur Gigi

| 61 |
Lut via Krismayanti, M. Kes.

(1) Jenis gigi


Manusia memiliki empat jenis gigi untuk berbagi tugas
mengunyah makanan, yaitu :
(a) gigi seri :
berbentuk pipih dan tajam untuk mengiris makanan.
(b) Gigi taring :
ujungnya yang runcing untuk mencabik dan
menyobek makanan.
(c) Gigi pramolar (geraham depan) :
bentuknya berlekuk-lekuk untuk mengiris dan
melembutkan makanan.
(d) Gigi pramolar (geraham belakang) :
bentuknya berlekuk-lekuk untuk melembutkan
makanan.

Gambar 5.4 Jenis-Jenis Gigi

(2) Susunan gigi


a. Mahkota : menonjol dari rahang
b. Akar : tertanam dalam rahang
c. Leher : antara mahkota dan akar
d. Email : melapisi mahkota, merupakan zat terkeras di
dalam tubuh
e. Dentin: lekukan utama pada ujung gigi, menyerupai
tulang
f. Sementum : lapisan yang keras di sekeliling akar

62
Anatomi Fis iologi M anusia

g. Pulp : jaringan lembut berisi saraf dan pembuluh


darah
(3) Gigi sementara
Jenis ini juga disebut Gigi Susu. Susunannya yang lengkap
terdiri dari 20 buah gigi: delapan gigi seri, empat gigi
taring, delapan geraham belakang.
Gigi-gigi ini mulai muncul pada usia 6 sampai 30 bulan.
Biasanya pada usia 7 sampai 12 tahun gigi-gigi tersebut
tanggal (copot) dan digantikan dengan susunan yang
tetap.
(4) Gigi tetap
Susunan gigi tetap pada orang dewasa berjumlah 32 buah:
delapan gigi seri, empat gigi taring, delapan geraham
depan, dua belas geraham belakang
Gigi yang pertama muncul adalah gigi molar pertama
pada usia 6-7 tahun. Yang terakhir tumbuh ialah gigi
molar ketiga, pada usia 17-25 tahun.
b) Lidah
Lidah membentuk lantai dari rongga mulut. Bagian
belakang otot–otot lidah melekat pada tulang hyoid.
Lidah mengandung dua jenis otot yaitu :
(1) Otot ektrinsik yang berorigo diluar lidah, inseri
dilidah.
(2) Otot intrinsik yang berorigo dan inseri didalam
lidah.
Otot–otot ekstrinsik lidah berasal dari rahang bawah (M.
Mandibularis, os Hoioid dan prosesus stiloid) menyebar
kedalam lidah membentuk anyaman bergabung dengan
otot intrinsik yang terdapat pada lidah. M. Genioglossus
merupakan otot lidah yang terkuat berasal dari permukaan
tengah bagian dalam yang menyebar sampai ke radiks
lingua.

63
Lut via Krismayanti, M. Kes.

Lidah berfungsi untuk mengaduk aduk bahan makanan


dalam rongga mulut, membantu menelan makanan,
sebagai indera pengecap rasa, juga sebagai alat bantu
bersuara. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang
terdapat di permukaan lidah. Penciuman dirasakan oleh
saraf olfaktorius di hidung.

Keterangan :
1 1 : pahit
2 2 : asam
3 3 : asin
4 4 : manis

Gambar 5.5
Penampang lidah

Lidah terdiri dari otot serat lintang dan dilapisi oleh selaput
lendir, kerja otot lidah ini dapat digerakkan keseluruh
arah.
Lidah dibagi atas 3 bagian :
(1) Radiks lingua = pangkal lidah
(2) Dorsum lingua = Punggung lidah
(3) Apeks lingua = ujung lidah
c) Kelenjar Ludah.
Kelenjar ludah merupakan kelenjar yang mempunyai
duktus yang bernama duktus wartoni dan duktus stensoni
kelenjar ludah ini ada dua yaitu :
(1) Kelenjar ludah bawah rahang (kelenjar submaksilaris)
yang terdapat dibawah tulang rahang atas pada bagian
tengah.

64
Anatomi Fis iologi M anusia

(2) Kelenjar ludah bawah lidah ( kelenjar sublingualis )


yang terdapat disebelah depan dibawah lidah.
Dibawah kelenjar ludah bawah rahang dan kelenjar
ludah bawah lidah diantara lipatan bawah lidah bagian
bawah dari lidah disebut korunkula sublingualis serta
hasil sekresinya berupa kelenjar ludah (saliva) dihasilkan
didalam rongga mulut.
Dalam rongga mulut terdapat tiga kelenjar ludah yaitu :
(1) Kelenjar parotis, letaknya dibawah depan dari
telinga diantara prosesus mastoid kiri dan kanan os
mandibularis, duktusnya duktus stensoni. Duktus ini
keluar dari glandula parities menuju kerongga mulut
melalui pipi (muskulus buksinator).
(2) Kelenjar sublingualis, terletak dibawah rongga mulut
bagian belakang, duktusnya bernama duktus wartoni,
bermuara dorongga mulut dekat frenulum lingua.
(3) Kelenjar submandibularis, letaknya dibawah selaput
lendir dasar rongga mulut bermuara didasar rongga
mulut. Kelenjar ludah disarai oleh saraf – saraf tak
sadar.
Semua kelenjar diatas menghasilkan air ludah (saliva)
untuk membasahi rongga mulut dan membasahi
makanan sehingga makanan mudah ditelan. Air ludah
mengandung enzim ptialin yang identik dengan enzim
amilase.
d). Faring
Merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut
dengan kerongkongan (esofagus), didalam lengkung faring
terdapat tonsil (amandel) yaitu kumpulan kelenjar lemfe yang
banyak mengandung limfosit dan merupakan pertahanan
terhadap infeksi. Disisni terletak bersimpangan antara jalan
napas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan
rongga hidung, didepan ruas tulang belakang.

65
Lut via Krismayanti, M. Kes.

Ke atas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung,


dengan perantaraan lubang bernama koana. Keadaan tekak
berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan lubang
yang disebut ismus fausium. Tekak terdiri dari bagian superior
(bagian yang sama tinggi dengan hidung). Begian media (bagian
yang sama tinggi dengan mulut) dan bagian inferior (bagian yang
sama tinggi dengan laring).

e). Esofagus
Esophagus adalah suatu saluran panjang dan lunak yang
panjangnya kira–kira 10 inci (meluas dari faring sampai
kelambung). Saluran ini terleak di posterior trakea dan sebagian
besar ditemukan didalam mediasatinum rongga toraks. Esophagus
menembus diafragma muscular, dan sebagian kecil dari saluran
ini memasuki rongga abdomen sebelum berakhir pada lambung.
Di rongga toraks, esophagus dikelilingi oleh adventisia jaringan
ikat. Di rongga abdomen, esophagus yang membentuk sorosa
dikelilingi oleh mesotelium (suatu epitel gapeng sederhana).
Lumen esophagus dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan
keratin. Pada saat saluran ini kosong, lumennya memperlihatkan
banyak lipatan longitudinal sementara pada mokusa. Dinding
luar esophagus terdiri atas otot rangka dan otot polos (sepertiga
atas esophagus), campuran otot rangka dan otot polos (sepertiga
tengah esophagus)

3 4 7 8 9 6 5 2 1
Gambar 5.6 Esofagus (kerongkongan)

66
Anatomi Fis iologi M anusia

Keterangan gambar :
1 : faring 6 : kontraksi otot
2 : kerongkongan 7 : relaksasi otot
3 : tenggorokan 8 : kontraksi otot
4 : makanan 9 : lambung.
5 : relaksasi otot
Pada dasarnya dinding kerongkongan (Esofagus) tersusun
atas tiga lapisan berikut:
1. Tunika mukosa yang menghasilkan mucus atau lender
2. Tunika Submukosa, dimana terdapat jaringan ikat kaloget
dan elastis, ujung kapiler darah dan ujung saraf.
3. Tunika muskularis, mengandug otot polos dan jaringan ikat.
Selama melewati kerongkongan, zat makanan tidak
mengalami proses pencernaan. Waktu yang diperlukan untuk
sampai kelambung + 6 detik. Gerak releks menelan berlangsung
setelah bolus makanan menyentuh dinding hulu kerongkongan
yang pada hakikatnya merangsang akhiran–akhiran saraf
didalamnya. Rangsangan yang timbul dihantarkan ke otak
belakang (medula oblongata) tempat terdapatnya pusat deglutisi.
Dari pusat ini keluar rangsangan yang dihantarkan menuju ke
otot–otot faring dan sekitarnya. Akibatnya, terjadi bolus dari
hulu kerongkongan masuk ke dalam kerongkongan.

f. Gaster (Lambung)

Gambar 5.7 Anatomi Lambung

67
Lut via Krismayanti, M. Kes.

Lambung merupakan organ otot berongga yang besar dan


berbentuk seperti kandang keledai, terdiri dari 3 bagian yaitu
kardia, fundus dan antrum. Lambung terdiri dari bagian atas
fundus urteri berhubungan dengan esophagus melalui oriisium
pilorik, terletak dibawah diafragma didepan pancreas dan limfa
, menempel disebelah kiri fundus urteri. Secara anatomi, gaster
dibagi menjadi kardia kecil, tempat berakhir esofagus, bagian
atas gaster yang berbentuk kubah (fundus), suatu badan bawah
(korpus), dan pilorus. Fundus dan korpus menempati dua pertiga
lambung yang identik secara histologi. Akibatnya, gaster hanya
mempunyai tiga daerah histologis yang berbeda.
Fundus dan korpus membentuk bagian mayour gaster yang
mukosanya terdiri atas kelenjar gaster (terletak didalam) dan
menghasilkan sebagian besar sekresi gaster atau getah untuk
pencernaan. Seluruh bagian gaster terdapat ruge, yaitu lipatan
longitudinal mukosa dan submukosa. Lipatan ini hanya terdapat
sementara saja dan menghilang pada saat gaster mengalami
distensi oleh cairan dan material padat.
Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan
melalui otot berbentuk cincin (singter), yang bisa membuka
dan menutup. Dalam keadaan normal, singter menghalangi
masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan. Adapun
bagian lambung terdiri dari :
a. fundus ventrikuli, bagian yang menonjol keatas terletak
sebelah kiri osteum kardium dan biasanya penuh berisi gas.
b. korpus ventrikuli, setinggi osteum kardium, suatu lekukan
pada bagian bawah kurvatula minor.
c. ntrum vilorus, bagian lambung berbentuk tabung mempunyai
otot yang tebal membentuk singter pilorus.
d. kuvatula minor, terdapat disebelah kanan lambung terbentuk
dari ostium kardiak sampai ke pilorus.
e. kurvatula mayor, lebih panjang dari kurvatula minor
terbentang dari sisi kiri osteum kardiakum melalui fundus

68
Anatomi Fis iologi M anusia

ventrikuli menuju kekanan sampai ke pilorus inferior.


Libamentum gastrolienalis terbentang dari bagian atas
kurvatula mayor sampai kelimfa.
f. osteum kardiakum, merupakan tempat dimana esofagus
bagian abdomen masuk kelambung. Pada bagian ini terdapat
oriisium pilorus.
Susunan lapisan dari dalam keluar terdiri dari :
a. lapisan selaput lendir, apabila lambung ini dikosongkan,
lapisan ini akan berlipat – lipat yang disebut rugai.
b. lapisan otot melingkar (muskulus aurikularis).
c. lapisan otot miring (muskulus obliqus)
d. lapisan otot panjang (muskulus longitudinal)
e. lapisan jaringan ika/ serosa (peritoneum)
Adapun fungsi lambung terdiri atas :
a. Menampung makanan, menghancurkan dan menghaluskan
makanan oleh veristaltik lambung dan getah lambung.
b. Getah cerna lambung yang dihasilkan ;
1) pepsin fungsinya, memecah putih telur menjadi asam
amino ( albumin dan pepton)
2) Asam garam (HCI) fungsinya; mengasamkan makanan,
sebagai antiseptic dan desinfektan dan membuat suasana
asam pada pepsinogen sehingga menjadi pepsinogen.
3) Renin fungsinya, sebagai ragi yangt membekukan susu
dan membentuk kasein dari kasinogen (kasinogen dan
protein susu)
4) Lapisan lambung; jumlahnya sedikit memecah lemak
menjadi asam lemak yang merangsang sekresi getah
lambung.
Lambung yang berfungsi sebagai gudang makanan,
berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan
enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3
zat penting: lendir, asam klorida, prekursor pepsin (enzim yang

69
Lut via Krismayanti, M. Kes.

memecahkan protein). Lendir melindungi sel-sel lambung dari


kerusakan oleh asam lambung dan enzim. Setiap kelainan pada
lapisan lendir ini (apakah karena infeksi oleh bakteri helicobacter
pylori atau karena aspirin), bisa menyebabkan kerusakan yang
mengarah kepada terbentuknya tukak lambung. Asam klorida
menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh
pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi
juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara
membunuh berbagai bakteri.
Sekresi getah lambung mulai terjadi pada awal orang makan,
bila melihat makanan dan mencium bau makanan maka sekresi
lambung akan terangsang. Rasa makanan merangsang sekresi
lambung karena kerja saraf sehingga menimbulkan rangsangan
kimiawi yang menyebabkan dinding lambung melepaskan
hormon.

g). Usus Halus


Usus halus (intestinum tenue) merupakan saluran panjang
berkelok – kelok, panjangnya kira-kira 5 meter. Usus ini terbentang
dari batas lambung sampai kebatas usus besar. Untuk keperluan
deskriftip, usus halus dibagi atas 3 bagian : duodenum, jejunum,
dan ileum. Peralihan dan perbedaan mikroskopik ketiga segmen
sangat sedikit.

Gambar 5.8 Usus Halus

70
Anatomi Fis iologi M anusia

Duodenum, disebut juga usus 12 jari panjangnya + 25 cm


berbentuk sepatu kuda melengkung kekiri pada lengkungan ini
terdapat pancreas. Dan bagian kanan duodenum ini terdapat
lendir yang membukit disebut papilla vateri. Pada papilla vateri
ini bermuara saluran empedu (duktus koledokus) dan saluran
pancreas (duktus wirsungi/duktus pankreatikus).
Dinding duodenum mempunyai lapisan mukosa yang banyak
mengandung kelenjar, kelenjar ini berfungsi untuk memproduksi
getah intestinum. Dinding deudenum terdiri atas empat lapisan:
mukosa dengan epitel pelapisnya, lamina propria, dan mukosa
muskularis; jaringan ikat submukosa dibawahnya dengan kelenjar
duodenal (Brunner) mukosa; kedua lapisan otot polos muskularis
eksterna; dan serosa (peritoneum visceral). Lapisan–lapisan ini
menyetu dengan lapisan yang serupa pada gaster, usus halus, dan
usus besar.
Yeyenum dan ileum mempunyai panjang sekitar + 6 meter.
Dua perlima bagian atas adalah (yeyenum) dengan panjang + 2–3
meter dan ileum dengan panjang 4–5 meter. Lekukan yeyenum
dan ileum melekat pada dinding abdomen posterior dengan
perantaraan lipatan peritonium yang berbentuk kipas terkenal
sebagai mesenterium.
Ujung bawah ileum berhubungan dengan seikum dengan
perantaraan lubang oriisium ileoseikalis, oriisium ini diperkuat
oleh sinter ileosikalis dan pada bagian ini terdapat katup valvula
seikalis atau valvula Baukhini yang berfungsi untuk mencegah
cairan dalam kolon asendens tidak masuk kembali ke aliran
ileum.
Mukosa usus halus menampakkan usus halus untuk
memperluas permukaan absorpsinya. Struktur ini adalah plika
sirkularis, vili intestinales, dan mikro vili. Lika sirkularis adalah
lipatan atau peninggian mukosa (dengan inti submukosa)
permanen, berjalan berpilin dan terjulur kedalam lumen usus;
plika yang paling besar terdapat dibagian proksimal usus halus

71
Lut via Krismayanti, M. Kes.

yang merupakan tempat sebagian besar arbsorpsi berlangsung,


dan makin mengecil ke arah ileum.
Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari
(duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus.
makanan masuk ke dalam duodenum melalui singter pilorus
dalam jumlah yang bisa dicerna oleh usus halus. Jika penuh,
duodenum akan mengirimkan sinyal kepada lambung untuk
berhenti mengalirkan makanan.
Duodenum menerima enzim pankreatik dari pankreas
dan empedu dari hati. Cairan tersebut (yang masuk ke dalam
duodenum melalui lubang yang disebut singter oddi) merupakan
bagian yang penting dari proses pencernaan dan penyerapan.
Gerakan peristaltik juga membantu pencernaan dan penyerapan
dengan cara mengaduk dan mencampurnya dengan zat yang
dihasilkan oleh usus.
Beberapa senti pertama dari lapisan duodenum adalah licin,
tetapi sisanya memiliki lipatan-lipatan, tonjolan-tonjolan kecil
(vili) dan tonjolan yang lebih kecil (mikrovili). vili dan mikrovili
menyebabkan bertambahnya permukaan dari lapisan duodenum,
sehingga menambah jumlah zat gizi yang diserap. Sisa dari usus
halus, yang terletak dibawah duodenum, terdiri dari jejunum dan
ileum. Bagian ini terutama bertanggungjawab atas penyerapan
lemak dan zat gizi lainnya. penyerapan ini diperbesar oleh
permukaannya yang luas karena terdiri dari lipatan-lipatan, vili
dan mikrovili.
Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut
zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus
melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang
membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang
dicerna). dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim
yang mencerna protein, gula dan lemak.
Kepadatan dari isi usus berubah secara bertahap, seiring
dengan perjalanannya melalui usus halus. Di dalam duodenum,

72
Anatomi Fis iologi M anusia

air dengan cepat dipompa ke dalam isi usus untuk melarutkan


keasaman lambung. Ketika melewati usus halus bagian bawah,
isi usus menjadi lebih cair karena mengandung air, lendir dan
enzim-enzim pankreatik. Adapun ringkasan absorpsi yang terjadi
pada lambung dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 5.1Ringkasan Absorpsi
Sumber
Hasil Akhir Cernaan Organ Absorpsi
makanan
Dari epitelium masuk ke
Protein Asam amino pembuluh darah dan aliran
darah
Gliserin dan asam Dari epitelium vili masuk
Lemak
lemak lakteal dan aliran limfe
Mono sakarida
Dari epitelium vili dan
- Glukosa
Karbohidrat dinding pembuluh darah
- Leavulosa
masuk aliran darah.
- Galaktosa
Apadun fungsi usus halus adalah sebagai berikut :
a. Menerima zat – zat makanan yang sudah dicerna untuk
diserap melalui kapiler – kapiler darah dan saluran limfe.
b. Menyerap protein dalam bemtuk asam amino.
c. Karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida.
Didalam usus halus terdapat kelenjar yang menghasilkan
getah usus yang menyempuranakan makanan:
a. Enterokinase, mengaktifkan enzim proteolitik.
b. Eripsin menyempurnakan pencernaan protein menjadi asam
amino.
c. Laktase mengubah laktase menjadi monosakarida.
d. Maltosa mengubah maltosa menjadi monosakarida.
e. Sukrosa mengubah sukrosa menjadi monosakarida.

6. PANKREAS
Pankreas merupakan suatu organ berupa kelenjar dengan
panjang dan tebal sekitar 12,5 cm dan tebal + 2,5 cm. Pankreas

73
Lut via Krismayanti, M. Kes.

terbentang dari atas sampai ke lengkungan besar dari perut dan


biasanya dihubungkan oleh dua saluran ke duodenum (usus 12
jari). Organ ini dapat diklasiikasikan ke dalam dua bagian yaitu
kelenjar endokrin dan eksokrin. Pankreas terdiri dari :
a. Kepala pankreas
Merupakan bagian yang paling
lebar, terletak di sebelah kanan
rongga abdomen dan di dalam
lekukan duodenum dan yang praktis
melingkarinya.
b. Badan pankreas
Merupakan bagian utama pada
organ itu dan letaknya di belakang
lambung dan di depan vertebra
lumbalis pertama.
c. Ekor pankreas
Merupakan bagian yang runcing
di sebelah kiri dan yang sebenarnya Gambar 5.9 Letak
menyentuh limpa. Pankreas
Pulau Langerhans adalah kumpulan sel berbentuk ovoid,
berukuran 76x175 mm dan berdiameter 20 sampai 300 mikron
tersebar di seluruh pankreas, walaupun lebih banyak ditemukan
di ekor daripada kepala dan badan pankreas. Pulau-pulau ini
menyusun 1-2% berat pankreas. Pada manusia terdapat 1-2 juta
pulau. Masing-masing memiliki pasokan darah yang besar; dan
darah dari pulau Langerhans, seperti darah dari saluran cerna
tetapi tidak seperti darah dari organ endokrin lain, mengalir ke
vena hepatika. Sel-sel dalam pulau dapat dibagi menjadi beberapa
jenis bergantung pada sifat pewarnaan dan morfologinya. Pada
manusia paling sedikit terdapat empat jenis sel : sel A (alfa), B
(beta), D (delta), dan F. Sel A mensekresikan glukagon, sel B
mensekresikan insulin, sel D mensekresikan somastostatin, dan
sel F mensekresikan polipeptida pankreas. Sel B yang merupakan
sel terbanyak dan membentuk 60-70% sel dalam pulau, umumnya

74
Anatomi Fis iologi M anusia

terletak di bagian tengah pulau. Sel-sel ini cenderung dikelilingi


oleh sel A yang membentuk 20% dari sel total, serta sel D dan
F yang lebih jarang ditemukan. Pulau-pulau yang kaya akan
sel A secara embriologis berasal dari tonjolan pankreas dorsal,
dan pulau yang kaya akan sel F berasal dari tonjolan pankreas
ventral. Kedua tonjolan ini berasal dari tempat yang berbeda di
duodenum.
a. Fungsi Eksokrin Pankreas
Getah pankreas mengandung enzim-enzim untuk pencernaan
ketiga jenis makanan utama: protein, karbohidrat, dan lemak.
Ia juga mengandung ion bikarbonat dalam jumlah besar, yang
memegang peranan penting dalam menetralkan kimus asam
yang dikeluarkan oleh lambung ke dalam duodenum.
Enzim-enzim proteolitik adalah tripsin, kimotripsin,
karboksipeptidase, ribonuklease, deoksiribonuklease. Tiga enzim
petama memecahkan keseluruhan dan secara parsial protein yang
dicernakan, sedangkan neklease memecahkan kedua jenis asam
nukleat: asam ribonukleat dan deoksinukleat.
Enzim Pencernaan untuk karbohidrat adalah amilase
pankreas, yang menghidrolisis pati, glikogen, dan sebagian besar
karbohidrat lain kecuali selulosa untuk membentuk karbohidrat,
sedangkan enzim-enzim untuk pencernaan lemak adalah lipase
pankreas, yang menghidrolisis lemak netral menjadi gliserol,
asam lemak dan kolesterol esterase, yang menyebabkan hidrolisis
ester-ester kolesterol.
Bila pankreas rusak berat atau bila saluran terhambat, sjumlah
besar sekret pankreas tertimbun dalam daerah yang rusak dari
pankreas. Dalam keadaan ini, efek tripsin inhibitor kadang-kadang
kewalahan, dan dalam keadaan ini sekret pankreas dengan cepat
diaktifkan dan secara hariah mencernakan seluruh pankreas
dalam beberapa jam, menimbulkan keadaan yang dinamakan
pankreatitis akuta. Hal ini sering menimbulkan kematian karena
sering diikuti syok, dan bila tidak mematikan dapat mengakibatkan
insuisiensi pankreas selama hidup.

75
Lut via Krismayanti, M. Kes.

Pengaturan sekresi pankreas


Pengaturan syaraf. Bila fase sefalik dan gastrik sekresi lambung
terjadi, impuls parasimpatis secara serentak dihantarkan sepanjang
nervus vagus ke pankreas, mengakibatkan sekresi enzim - enzim
dalam jumlah moderat ke dalam asinus pankreas. akan tetapi
sekret dalam jumlah sedikit mengalir melalui duktus pankreas ke
usus karena sedikit air dan elektrolit disekresi bersama dengan
enzim. Oleh karena itu, sebagian besar enzim untuk sementara
disimpan dalam asinus.
Pengaturan hormonal. Setelah makanan masuk usus halus,
sekresi pankreas menjadi banyak, terutama akibat respon hormon
sekretin. Dan kolesistokinin menyebabkan peningkatan sekresi
enzim dalam jumlah besar.
Sekretin merupakan suatu polipeptida yang mengandung
27 asam amino yang terdapat dalam mukosa usus halus
bagian atas dalam bentuk tidak aktif prosekretin. Bila kimus
masuk usus ia menyebabkan pengeluaran dan pengaktifan
sekretin yang selanjutnya diarbsobsi dalam darah. Sekretin
menyebabkan pankreas mengsekresi cairan dalam jumlah besar
yang mengandung konsentrasi ion bikarbonat yang tinggi tetapi
konsentrasi ion klorida rendah. Aliran yang banyak ini dinamakan
sekresi hidrelatik, karena cairan terdiri terutama atas larutan tipis
yang encer dan hampir tidak mengandung enzim.
b. Fungsi Endokrin Pankreas
Tersebar di antara alveoli pankreas, terdapat kelompok-
kelompok kecil sel epitelium yang jelas terpisah dan nyata.
Kelompok ini adalah pulau-pulau kecil atau kepulauan Langerhans
yang bersama-sama membentuk organ endokrin.
Hormon-hormon yang dihasilkan :
1. Insulin
Insulin adalah suatu polipeptida yang mengandung dua
rantai asam amino yang dihubungkan oleh jembatan disulida.
Terdapat perbedaan kecil dalam komposisi asam amino molekul

76
Anatomi Fis iologi M anusia

dari satu spesies ke spesies lain. Perbedaan ini biasanya tidak


cukup besar untuk dapat mempengaruhi aktivitas biologi
suatu insulin pada spesies heterolog tetapi cukup besar untuk
menyebabkan insulin bersifat antigenik. Insulin dibentuk di
retikulum endoplasma sel B. Insulin kemudian dipindahkan
ke aparatus golgi, tempat ia mengalami pengemasan dalam
granula-granula berlapis membran. Granula-granula ini
bergerak ke dinding sel melalui suatu proses yang melibatkan
mikrotubulus dan membran granula berfusi dengan membran
sel, mengeluarkan insulin ke eksterior melalui eksositosis. Insulin
kemudian melintasi lamina basalis sel B serta kapiler dan endotel
kapiler yang berpori mencapai aliran darah.
Waktu paruh insulin dalam sirkulasi pada manusia adalah
sekitar 5 menit. Insulin berikatan dengan reseptor insulin
lalu mengalami internalisasi. Insulin dirusak dalam endosom
yang terbentuk melalui proses endositosis. Enzim utama yang
berperan adalah insulin protease, suatu enzim di membran sel
yang mengalami internalisasi bersama insulin.
Efek faali insulin bersifat luas dan kompleks. Efek-efek
tersebut biasanya dibagi menjadi efek cepat, menengah dan
lambat.
a) Efek cepat (detik)
Peningkatan transpor glukosa, asam amino dan K+ ke dalam
sel peka insulin.
b) Efek menengah (menit)
Stimulasi sintesis protein, penghambatan pemecahan protein,
pengaktifan glikogen sintetase dan enzim - enzim glikolitik,
penghambatan fosforilase dan enzim - enzim glukoneogenik.
c) Efek lambat (jam)
Peningkatan mRNA enzim lipogenik dan enzim lain.

77
Lut via Krismayanti, M. Kes.

Efek insulin pada berbagai jaringan


Jaringan Efek
Jaringan Meningkatkan masuknya glukosa
Adiposa Meningkatkan sintesis asam lemak
Meningkatkan sintesis gliserol fospat
Menungkatkan pengendapan trigliserida
Mengaktifkan lipoprotein lipase
Menghambat lipase peka hormon
Meningkatkan ambilan K+
Otot Meningkatkan masuknya glukosa
Meningkatkan sintesis glikogen
Meningkatkan ambilan asam amino
Meningkatkan sintesis protein di ribosom
Menurunkan katabolisme protein
Menurunkan pelepasanasam-asam amino
glukoneogenik
Meningkatkan ambilan keton
Meningkatkan ambilan K+
Hati Menurunkan ketogenesis
Meningkatkan sintesis protein
Meningkatkan sintesis lemak
Menurunkan pengeluaran glukosa akibat
penurunan glukoneogenesis dan peningkatan
sintesis glukosa
Umum Meningkatkan pertumbuhan sel
2. Glukagon
Molekul glukagon adalah polipepida rantai lurus yang
mengandung 29n residu asam amino dan memiliki molekul 3485.
Glukagon merupakan hasil dari sel-sel alfa, yang mempunyai
prinsip aktivitas isiologis meningkatkan kadar glukosa darah.
Glukagon melakukan hal ini dengan mempercepat konversi dari
glikogen dalam hati dari nutrisi-nutrisi lain, seperti asam amino,
gliserol, dan asam laktat, menjadi glukosa (glukoneogenesis).
Kemudian hati mengeluarkan glukosa ke dalam darah, dan kadar
gula darah meningkat. Sekresi dari glukagon secara langsung
dikontrol oleh kadar gula darah melalui sistem feed-back negative.

78
Anatomi Fis iologi M anusia

Ketika kadar gula darah menurun sampai di bawah normal,


sensor-sensor kimia dalam sel-sel alfa dari pulau Langerhans
merangsang sel-sel untuk mensekresikan glukagon. Ketika
gula darah meningkat, tidak lama lagi sel-sel akan dirangsang
dan produksinya diperlambat. Jika untuk beberapa alasan
perlengkapan regulasi diri gagal dan sel-sel alfa mensekresikan
glukagon secara berkelanjutan, hiperglikemia (kadar gula darah
yang tinggi) bisa terjadi. Olah raga dan konsumsi makanan yang
mengandung protein bisa meningkatkan kadar asam amino
darah juga menyebabkan peningkatan sekresi glukagon. Sekresi
glukagon dihambat oleh GHIH (somatostatin).
3. Somatostatin
Somatostatin dijumpai di sel D pulau langerhans pankreas.
Somatostatin menghambat sekresi insulin, glukagon, dan
polipeptida pankreas dan mungkin bekerja lokal di dalam
pulau-pulau pankreas. Penderita tumor pankreas somatostatin
mengalami hiperglikemia dan gejala-gejala diabetes lain
yang menghilang setelah tumor diangkat. Para pasien tersebut
juga mengalami dispepsia akibat lambatnya pengosongan
lambung dan penurunan sekresi asam lambung, dan batu empedu,
yang tercetus oleh penurunan kontraksi kandung empedu akibat
inhibisi sekresi CCK. Sekresi somatostatin pankreas meningkat
oleh beberapa rangsangan yang juga merangsang sekresi insulin,
yakni glukosa dan asam amino, terutama arginin dan leusin.
Sekresi juga ditingkatkan oleh CCK. Somatostatin dikeluarkan
dari pankreas dan saluran cerna ke dalam darah perifer.
4. Polipeptida pankreas
Polipeptida pankreas manusia merupakan suatu polipeptida
linear yang dibentuk oleh sel F pulau langerhans. Hormon ini
berkaitan erat dengan polipeptida YY (PYY), yang ditemukan
di usus dan mungkin hormon saluran cerna; dan neuropeptida
Y, yang ditemukan di otak dan sistem saraf otonom. Sekresinya
meningkat oleh makanan yang mengandung protein, puasa,
olahraga, dan hipoglikemia akut. Sekresinya menurun oleh

79
Lut via Krismayanti, M. Kes.

somatostatin dan glukosa intravena. Pemberian infus leusin,


arginin, dan alanin tidak mempengaruhinya, sehingga efek
stimulasi makanan berprotein mungkin diperantarai secara tidak
langsung. Pada manusia, polipeptida pankreas memperlambat
penyerapan makanan, dan hormon ini mungkin memperkecil
luktuasi dalam penyerapan. Namun, fungsi faali sebenarnya
masih belum diketahui.
7. Hati
Hati merupakan sebuah organ yang besar dan memiliki
berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan
pencernaan. Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding
usus yang kaya akan pembuluh darah yang kecil-kecil (kapiler).
Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung
dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam
hati sebagai vena porta. Vena porta terbagi menjadi pembuluh-
pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk diolah.
Darah diolah dalam 2 cara: bakteri dan partikel asing lainnya yang
diserap dari usus dibuang, berbagai zat gizi yang diserap dari usus
selanjutnya dipecah sehingga dapat digunakan oleh tubuh.
8. Kandung Empedu Dan Saluran Empedu
Empedu mengalir dari hati melalui duktus hepatikus kiri dan
kanan, yang selanjutnya bergabung membentuk duktus hepatikus
umum. Saluran ini kemudian bergabung dengan sebuah saluran
yang berasal dari kandung empedu (duktus sistikus) untuk
membentuk saluran empedu umum. Duktus pankreatikus bergabung
dengan saluran empedu umum dan masuk ke dalam duodenum.
Sebelum makan, garam-garam empedu menumpuk di dalam
kandung empedu dan hanya sedikit empedu yang mengalir
dari hati. Makanan di dalam duodenum memicu serangkaian
sinyal hormonal dan sinyal saraf sehingga kandung empedu
berkontraksi. Sebagai akibatnya, empedu mengalir ke dalam
duodenum dan bercampur dengan makanan.

80
Anatomi Fis iologi M anusia

Secara spesiik empedu berperan dalam berbagai proses


berikut:
a. Garam empedu meningkatkan kelarutan kolesterol, lemak
dan vitamin yang larut dalam lemak untuk membantu proses
penyerapan
b. Garam empedu merangsang pelepasan air oleh usus besar
untuk membantu menggerakkan isinya
c. Bilirubin (pigmen utama dari empedu) dibuang ke dalam
empedu sebagai limbah dari sel darah merah yang
dihancurkan
d. Obat dan limbah lainnya dibuang dalam empedu dan
selanjutnya dibuang dari tubuh
e. Berbagai protein yang berperan dalam fungsi empedu
dibuang di dalam empedu.

9. Usus Besar (Kolon)


Usus besar terdapat diantara
anus dan ujung terminal ileum.
Usus besar terdiri atas segmen :
a. kolon asendens (kanan)
b. kolon transversum
c. kolon desendens (kiri)
d. kolon sigmoid (berhubungan
dengan rektum)

Gambar 5.10 Usus besar


(Kolon)
Apendiks (usus buntu) merupakan suatu tonjolan kecil
berbentuk seperti tabung, yang terletak di kolon asendens, pada
perbatasan kolon asendens dengan usus halus. Sisa makanan
dan yang tidak dicerna dan tidak diabsorpsi didalam usus halus
didorong kedalam usus besar oleh gerakan veristaltik kuat otot
muskularis eksterna usus halus. Residu yang memasuki usus besar

81
Lut via Krismayanti, M. Kes.

itu berbentuk semi cair; saat mencapai bagia akhir usus besar,
residu ini telah menjadi semi solid sebagaimana feses umumnya.
Kolon memiliki lapisan epitel, jaringan ikat, dan otot polos
pada dindingnya, serupa dengan lapisan pada usus halus. Mukosa
terdiri atas epitel selaput silindris kelenjar intestinal, lamina propria,
dan muskularis mukosa. Submukosa dibawahnya mengandung
sel dan serat jaringan ikat, berbagai pembuluh darah dan saraf.
Tanpa kedua lapisan otot polos bimuskularis eksterna. Serosa (
teritonium viseral dan mesenterium ) manutupi daerah kolon
transversum dan kolon sigmoid. Adanya sejumlah modiikasi
nyata pada kolon memberikan perbedaan dengan bagian lain
saluran cerna.
Usus besar menghasilkan lendir dan berfungsi menyerap
air dan elektrolit dari tinja. Ketika mencapai usus besar, isi usus
berbentuk cairan, tetapi ketika mencapai rektum bentuknya
menjadi padat. Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus
besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu
penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar juga
berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin k. Bakteri ini
penting untuk fungsi normal dari usus. beberapa penyakit serta
antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri di
dalam usus besar. akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan
dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.

10. Rektum Dan Anus

Gambar 5.11 Rektum Dan Anus

82
Anatomi Fis iologi M anusia

Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung


usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Biasanya
rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih
tinggi, yaitu pada kolon desendens. jika kolon desendens penuh
dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk
buang air besar.orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa
menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda
mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting
untuk menunda buang air besar.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana
bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari
permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lainnya dari usus. Suatu
cincin berotot (singter ani) menjaga agar anus tetap tertutup.

E. MEKANISME PENCERNAAN MANAKAN


Makanan yang kita makan pertama masuk ke mulut yang
kemudian menjadi halus karena telah dikunyah dengan geligi
kita dengan dibantu oleh kelenjar ludah. Setelah halus barulah
dapat kita telan dengan cepat melalui bagian bawah tekak dan
kerongkongan. Kerongkongan bentuknya seperti pipa yang
panjangnya pada orang dewasa kira-kira 25 cm. Pangkalnya
adalah dileher, dibelakang tenggorok, kemudian di daerah dada di
belakang jantung, menembus sekat rongga badan di depan tulang
belakang dan bermuara dalam lambung. Lambung merupakan
saluran pencernaan makanan yang melebar seperti kantong,
terletak di bagian atas rongga perut sebelah kiri, dan bagian
lainnya tertutup oleh hati, usus besar dan limpa. Makanan yang
ditelan terkumpul dalam lambung dan bercampur dengan getah
lambung, sehingga makanan menjadi encer seperti bubur. Jalan
keluar lambung tertutup rapat karena tebalnya lapisan otot lingkar
yang sewaktu-waktu terbuka untuk melewatkan bubur makanan
sedikit demi sedikit ke dalam usus halus. Bagian pertama dari
usus halus adalah usus dua belas jari, yang melengkung seperti
ladam. Panjangnya kira-kira 30 cm. Di usus halus ini bermuara
pipa-pipa penyalur dari hati dan dari kelenjar ludah perut.

83
Lut via Krismayanti, M. Kes.

Hati adalah alat yang besar, terletak di bawah sekat rongga


badan dan mengisi sebagian besar bagian atas rongga perut
sebelah kanan. Hati membuat empedu yang terkumpul dalam
kantung empedu. Empedu tersebut menjadi kental karena airnya
diserap kembali oleh dinding kandung empedu. Pada waktu
tertentu, empedu dipompakan ke dalam usus dua belas jari
melalui pipa empedu.
Kelenjar ludah perut yang dikenal dengan sebutan Pankreas
adalah sebuah alat yang panjang melintang pada dinding belakang
perut dan berjalan ke kiri sampai pada limpa. Ujungnya terletak
dalam lengkung usus dua belas jari. Pipa keluarnya bermuara di
dalam usus dua belas jari bersama dengan pipa empedu (sebagian
jaringan kelenjar ludah perut yang tersebar diseluruh alat
tersebut, mempunyai bentuk yang lain dan getahnya yaitu insulin
dicurahkan langsung kedalam darah, karena itu maka jaringan
demikian diberi nama kelenjar buntu. Bubur makanan yang keluar
dari lambung dan masuk ke dalam usus halus bercampur dengan
empedu dan getah kelenjar ludah perut sehingga pencernaan
makanan berlangsung terus. Bubur makanan itu disiapkan untuk
diserap zat-zat makanannya oleh dinding usus. Penyerapan ini
juga terjadi pada usus halus lainnya, yang terletak berliku-liku
dalam rongga perut bagian bawah.
Seluruh usus halus panjangnya beberapa meter. Ujungnya
bermuara ke dalam sisi usus besar sehingga terbentuk usus buntu,
yaitu satu bagian pendek usus besar yang buntu. Disebelah kanan
dalam rongga perut terdapat usus besar naik, dalam rongga perut
sebelah atas terdapat lanjutannya sebagai usus besar melintang
dan dalam rongga perut sebelah kiri dijumpai usus besar turun
yang berlanjut sebagai usus besar bentuk “S”. Usus ini kemudian
menjadi poros usus. Di dalam usus besar sisa-sisa makanan yang
tidak dapat dicerna lagi menjadi kental, karena airnya diserap
kembali oleh dinding usus besar. Kemudian sisa makanan tersebut
sampai kedalam poros usus yang terletak pada dinding belakang
panggul kecil. Bagian bawah poros usus itu akhirnya bermuara
pada lubang dubur yang nantinya dikeluarkan.

84
Anatomi Fis iologi M anusia

F. GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN


Gangguan pada sistem pencernaan makanan dapat disebabkan
oleh pola makan yang salah, infeksi bakteri, dan kelainan alat
pencernaan. Di antara gangguan-gangguan ini adalah diare,
sembelit, tukak lambung, peritonitis, kolik, sampai pada infeksi
usus buntu (apendisitis).
1. Diare
Apabila kim dari perut mengalir ke usus terlalu cepat maka
defekasi menjadi lebih sering dengan feses yang mengandung
banyak air. Keadaan seperti ini disebut diare. Penyebab diare
antara lain ansietas (stres), makanan tertentu, atau organisme
perusak yang melukai dinding usus. Diare dalam waktu lama
menyebabkan hilangnya air dan garam-garam mineral, sehingga
terjadi dehidrasi.
2. Konstipasi (Sembelit)
Sembelit terjadi jika kim masuk ke usus dengan sangat
lambat. Akibatnya, air terlalu banyak diserap usus, maka feses
menjadi keras dan kering. Sembelit ini disebabkan karena kurang
mengkonsumsi makanan yang berupa tumbuhan berserat dan
banyak mengkonsumsi daging.
3. Tukak Lambung (Ulkus)
Dinding lambung diselubungi mukus yang di dalamnya
juga terkandung enzim. Jika pertahanan mukus rusak, enzim
pencernaan akan memakan bagian-bagian kecil dari lapisan
permukaan lambung. Hasil dari kegiatan ini adalah terjadinya
tukak lambung. Tukak lambung menyebabkan berlubangnya
dinding lambung sehingga isi lambung jatuh di rongga perut.
Sebagian besar tukak lambung ini disebabkan oleh infeksi bakteri
jenis tertentu.
Beberapa gangguan lain pada sistem pencernaan antara lain
sebagai berikut: Peritonitis; merupakan peradangan pada selaput
perut (peritonium). Gangguan lain adalah salah cerna akibat
makan makanan yang merangsang lambung, seperti alkohol dan

85
Lut via Krismayanti, M. Kes.

cabe yang mengakibatkan rasa nyeri yang disebut kolik. Sedangkan


produksi HCl yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya
gesekan pada dinding lambung dan usus halus, sehingga timbul
rasa nyeri yang disebut tukak lambung. Gesekan akan lebih
parah kalau lambung dalam keadaan kosong akibat makan tidak
teratur yang pada akhirnya akan mengakibatkan pendarahan
pada lambung. Gangguan lain pada lambung adalah gastritis
atau peradangan pada lambung. Dapat pula apendiks terinfeksi
sehingga terjadi peradangan yang disebut apendisitis.
4. Kanker Usus Halus.
a. Tumor Jinak
b. Tumor Ganas
c. Sarkoma Kaposi
5. Kejang Kerongkongan Yang Tersebar

G. KESIMPULAN
Adapun susunan saluran pencernaan makanan terdiri dari :
1. Oris (mulut)
2. Faring (Tekak)
3. Esophagus ( Kerongkongan )
4. Ventrikulus (lambung )
5. Intestinum minor ( usus halus ):
a. Duodenum (usus 12 jari)
b. Yeyenum
c. Ileum
6. Intestium mayor (usus besar) :
a. Seikum
b. Kolon asendens
c. Kolon transfersum
d. Kolon Desendens
e. Kolon sigmoid

86
Anatomi Fis iologi M anusia

7. Rektum
8. Anus
Adapun alat – alat penghasil getah cerna pada system
pencernaan makanan adalah sebagai berikut :
1. Kelenjar ludah :
a. Kelenjar (glandula ) parolis.
b. Kelenjar (glandula) submaksilaris.
c. Kelenjar (glandula) sublingualis.
2. Kelenjar getah lambung.
3. Kelenjar hati
4. Kelenjar pankreas.
5. Kelenjar getah usus.

H. LATIHAN
1. Jelaskan mekanisme kerja pecernaan secara mekanik
maupun kimiawi?
2. Jelaskan perubahan isik dan kimia yang dihasilkan dari
sistem pencernaan?
3. Mengapa bisa terjadi usus buntu, jelaskan?

87
BAB VI

SISTEM KARDIOVASKULAR

A. PENDAHULUAN
Sistem kardiovaskular atau sistem peredaran darah merupakan
suatu rangkaian tertutup yang tersusun atas jantung, pembuluh
darah dan paru-paru. Jantung merupakan suatu pompa yang
mengalirkan darah beroksigen keseluruh bagian tubuh melalui
arteri dan pembuluh kapiler, sedangkan darah yang memiliki
kandungan oksigen rendah diangkut ke jantung oleh vena.
Sistem kardiovaskular terdiri dari jantung dan pembuluh
darah, dan mengandung -5,5 L darah pada laki-laki dengan berat
70 Kg. fungsi utama kardiovaskular adalah mendistribusikan O2
dan nutrisi ke jaringan, mentransfer metabolit dan Co2 ke organ
eksresi dan paru, serta mentranspor hormone dan komponen
sisitem imun dan termoregulasi16.

B. ALAT-ALAT PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA


Peredaran darah dalam tubuh manusia terjadi melalui alat
peredaran darah, yaitu jantung, pembuluh darah, dan paru-paru.
1. Jantung
Jantung terletak dalam rongga dada agak sebelah kiri, di antara
paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Massanya kurang lebih 300
gram, besarnya sebesar kepalan tangan. Jantung memiliki fungsi

16
Linden, Roger,. dkk. 2009. At a Glance Fisiologi. Penerbit Erlangga:
Jakarta

| 89 |
Lut via Krismayanti, M. Kes.

untuk memompa darah. Dengan adanya jantung, darah dapat


dialirkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah.
Jantung manusia terbagi atas empat ruangan, yaitu serambi
kanan dan serambi kiri serta bilik kiri dan bilik kanan. Bagian bilik
(ventrikel) jantung berdinding lebih tebal dibandingkan serambi
(atrium) jantung. Hal ini berhubungan dengan fungsinya untuk
memompakan darah ke seluruh tubuh sehingga harus lebih kuat.
Adapun dinding bilik kanan lebih tipis karena fungsinya hanya
memompakan darah ke paru-paru.

Gambar 6.1 Anatomi Jantung

Keadaan normal jantung manusia berdenyut sebanyak 70


kali setiap menitnya. Namun demikian, denyut jantung juga
dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, dan
kegiatan seseorang setiap harinya.
Dinding jantung memiliki tiga lapisan, yaitu:
a. Perikardium/epikardium merupakan selaput paling luar
sebagai pembungkus jantung.
b. Miokardium merupakan lapisan tengah/lapisan yang paling
tebal dibentuk dari sel-sel otot jantung
c. Endokardium merupakan selaput pembatas ruang jantung
yang nengandung pembuluh darah, saraf dan cabang dari
system peredaran ke jantung.

90
Anatomi Fis iologi M anusia

Jantung manusia terdiri dari empat ruangan yaitu bilik


kanan, bilik kiri, serambi kanan dan serambi kiri. Di antara bilik
kanan dan bilik kiri dipisahkan oleh septum interventrikularis,
antara serambi kanan dan serambi kiri dipisahkan oleh septum
interatrial, sedangan antara bilik dan serambi dipisahkan septum
atrioventrikularis
Di antara serambi dan bilik terdapat katup yaitu antara
serambi kiri dan serambi kiri terdapat katup yang disebut valvula
bikuspidalis, sedangkan katup antara bilik kanan dan serambi
kanan disebut valvula trikuspidalis. Fungsi katup ini adalah untuk
menjaga agar darah yang masuk dari serambi ke bilik tidak lagi ke
serambi saat darah dipompa oleh bilik.
Denyut jantung orang dewasa yang sehat dalam keadaan biasa
rata-rata berkisar antara 60 sampai 80 denyutan per detik. Tekanan
darah menunjukkan tekanan dalam arteri utama. Tekanan dapat
diukur dengan tensimeter atau sigmomanometer. Tekanan
darah pada saat jantung mengembang dan darah mengalir ke
dalam jantung disebut diastolik. Sementara itu, sistolik adalah
tekanan darah saat otot jantung berkontraksi sehingga jantung
mengemois dan darah dipompa keluar dari jantung.
2. Pembuluh Darah
Pembuluh darah merupakan saluran yang berfungsi sebagai
tempat mengalirnya darah dari seluruh tubuh menuju jantung
atau sebaliknya. Berdasarkan aliran darahnya, pembuluh darah
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu
a. Pembuluh nadi atau arteri (pembuluh darah yang
mengalirkan darah keluar dari jantung) dengan ciri-ciri
letaknya tersembunyi di dalam, dindingnya tebal elastis,
senyutnya terasa, dan memiliki satu katub didekat jantung,
jika pembuluh ini terpotong darah akan keluar memancar.
Pembuluh nadi ada tiga jenis:
1) Aorta, Pembuluh darah arteri yang keluar dari ventrikel
kiri

91
Lut via Krismayanti, M. Kes.

2) Arteri, Percabangan dari aorta


3) Arteriol, pembuluh nadi yang berhubungan dengan
kapiler.
b. Pembuluh balik atau vena (pembuluh darah yang mengalirkan
darah menuju jantung). dengan ciri-ciri letaknya di permukaan,
dindingnya tipis dan tidak elastis, denyutnya tidak terasa, dan
memiliki katup di sepanjang tubuh, jika terpotong darah
tidak memancar hanya menetes saja.
Pembuluh vena ada tiga jenis, yaitu
1) Vena kava, pembuluh vena yang mengalirkan darah dari
seluruh tubuh ke jantung melalui atrium kanan
2) Venula, vena yang berhubungan dengan kapiler
3) Vena pulmonalis, satu-satunya pembuluh vena yang
mangalirkan darah yang kaya oksigen dari paru-paru
menuju atrium kiri.
c. Pembuluh kapiler
Pembuluh kapiler merupakan pembuluh darah yang sangat
halus. Fungsinya adalah sebagai berikut:
1) Alat penghubung antara pembuluh arteri dan vena
2) Tempat terjadinya pertukaran zat-zat antara darah dan
cairan jaringan
3) Menyerap makanan yang terdapat di usus
Baik pembuluh nadi maupun pembuluh balik masing-masing
memiliki cabang terkecil yang disebut dengan pembuluh kapiler.
Dinding pembuluh nadi lebih tebal, kuat, dan elastis dibandingkan
dinding pembuluh balik. Pembuluh nadi harus kuat karena harus
menahan tekanan darah yang dipompa oleh jantung. Saat jantung
berdenyut, maka pembuluh nadi pun ikut berdenyut akibat
tekanan darah yang terpompa.

92
Anatomi Fis iologi M anusia

Gambar 5.2 Pembuluh Darah

Dari seluruh tubuh darah kembali ke jantung melalui pembuluh


balik (vena). Dinding pembuluh balik lebih tipis dibandingkan
dinding pembuluh nadi. Pembuluh balik besar ada dua macam,
yaitu pembuluh balik besar atas (untuk mengembalikan darah
dari kepala dan tangan dan pembuluh balik besar bawah untuk
mengembalikan darahdari kaki dan badan).
Pembuluh nadi dan pembuluh balik bercabang-cabang
beberapa kali hingga pembuluh kapiler yang ukurannya sangat
kecil. Pembuluh kapiler hanya dapat dilalui oleh satu butir sel
darah merah saja.
3. Darah
a. Fungsi Darah
Darah berfungsi antara lain sebagai:
1) Sebagai pembawa zat-zat makanan dari sistem pencernaan
ke seluruh sel tubuh.
2) Mengangkut osigen dari paru-paru ke seluruh tubuh
3) Mengangkut sisa-sisa metabolisme misalnya
karbondioksida, dari seluruh sel tubuh ke organ-organ
ekskresi, misalnya paru-paru
4) Mengangkut hormon dari kelenjar hormon ke organ
sasaran

93
Lut via Krismayanti, M. Kes.

5) Memelihara keseimbangan cairan tubuh


6) Mempertahankan tubuh dari serangan mikroorganisme
atau zat asing lain, yang dijalankan oleh sel-sel darah
putih atau leukosit
7) Memelihara suhu tubuh (suhu tubuh manusia
dipertahankan pada kondisi normal, yaitu sekitar 37 oC.
b. Komponen darah

Gambar 6.3 Kompenen Darah

1) Plasma darah
Plasma darah terutama atas 90% air dan 10% bahan-
bahan terlarut yang terdiri atas 7% protein, 1% garam-
garam mineral, dan 2% lemak. Fungsi plasma darah,
antara lain:
a) Sebagai pelarut bahan-bahan kimia
b) Membawa mineral-mineral telarut, glukosa, asam
amino, vitamin, karbondiosida (sebagai ion hydrogen
karbonat), dan bahan-bahan buangan.
c) Menyebarkan panas dari organ yang lebih hangat ke
organ yang lebih dingin.
d) Menjaga keseimbangan antara cairan di dalam sel
dan cairan di luar sel
2) Sel-sel darah
a) Sel darah merah (eritrosit)
Ciri-ciri eritrosit adalah berbentuk seperti cakram
bikonkaf, berdiameter 7-8µm, tebalnya 1-2 µm,
bersifat elastis serta tidak memilki inti ( pada eritrosit

94
Anatomi Fis iologi M anusia

tua). Fungsi: Mengangkut oksigen dari paru-paru


untuk diedarkan keseluruh tubuh.

Gambar 6.4 Sel Darah Merah

b) Sel darah putih (Leukosit)


Berdasarkan ada atau tidaknya granula di dalam
plasma, leukosit dikelompokkan menjadi:
1) Granulosit (leukosit bergranula)
(a). Neutroil, plasmanya bersifat netral, inti selnya
seringkali berjumlah banyak dengan bentuk
bermacam-macam, bersifat fagositosis terhadap
eritrosit, kuman dan jaringan mati.
(b). Eosinoil, plasmanya bersifat asam sehingga akan
berwarna merah tua bila ditetesi eosin, bersifat
fagosit dan jumlahnya akan meningkat jika tubuh
terkena infeksi.
(c) Basoil, plasmanya bersifat basa sehingga akan
berwarna biru jika ditetesi larutan basa, jumlahnya
bertambah banyak jika terjadi infeksi, bersifat
fagosit, mengandung heparin, yaitu zat kimia anti
penggumpalan.
2) Agranulosit (leukosit tidak bergranula)
(a) Limfosit, tidak dapat bergerak, berinti satu, ukuran
ada yang besar dan ada yang kecil, berfungsi untuk
membentuk antibodi.

95
Lut via Krismayanti, M. Kes.

(b) Monosit, dapat bergerak seperti Amoeba, mempunyai


inti yang bulat atau bulat panjang, diproduksi pada
jaringan limfa dan bersifat fagosit.
Ciri leukosit yaitu ukuran
leukosit lebih besar dari
eritrosit tetapi jumlahnya
di dalam tubuh jauh lebih
sedikit yaitu sekitar 5-10
ribu µl, tidak berwarna dan
berinti.

Gambar 6.5 Sel Darah Putih


3) Keping-keping darah (Trombosit)
Ciri keping darah berbentuk tidak teratur dan tidak
berinti, berukuran lebih kecil dari sel darah merah.
Berfungsi dalam pembekuan darah.
c. Proses pembekuan darah
Perhatikan skema di bawah ini:
pecah mengeluarkan
Trombosit Trombokinase

vit. K
Protrombin Trombin
ion Ca2+

menjadi
Fibrinogen Fibrin
Jika suatu jaringan tubuh terluka maka trombosit pada
permukaan yang luka akan pecah dan mengeluarkan enzim
trombokinase (tromboplastin).

96
Anatomi Fis iologi M anusia

Enzim ini akan mengubah protrombin menjadi trobin


dengan bantuan ion kalsium dan vitamin K. Protrombin
merupakan protein yang tidak stabil yang dibentuk di hati dan
dengan mudah dapat pecah menjadi senyawasenyawa yang
lebih kecil, salah satunya adalah trombin. Selanjutnya, trombin
mengubah ibrinogen (larut dalam plasma darah) menjadi ibrin
(tidak larut dalam plasma darah) yang berbentuk benang-benang
halus. Benang-benang halus ini menjerat sel-sel darah merah
dan membentuk gumpalan sehingga darah membeku. Jika
luka seseorang hanya di permukan otot, biasanya darah cepat
membeku. Tetapi, bila luka lebih dalam, diperlukan waktu yang
lebih lama agar darah membeku.
3. Paru-Paru
Paru-paru merupakan organ yang ikut berperan dalam
sistem peredaran darah manusia. Darah dari jantung yang sudah
tidak mengandung oksigen diangkut menuju paru-paru. Darah
ini banyak mengandung karbon dioksida. Di dalam paru-paru,
darah melepaskan karbon dioksida dan mengikat oksigen. Darah
yang telah mengandung oksigen kemudian kembali mengalir ke
jantung.

Gambar 6.6 Organ Paru-Paru

97
Lut via Krismayanti, M. Kes.

C. MACAM-MACAM SISTEM PEREDARAN DARAH


Sistem peredaran darah pada manusia dapat dibagi menjadi
dua bagian, yaitu peredaran darah paru-paru (peredaran darah
kecil) dan peredaran darah sistemik (peredaran darah besar). 17
Karena dua sistem peredaran darah ini, sistem peredaran darah
pada manusia disebut sistem peredaran darah ganda.
1. Sistem peredaran darah kecil
Peredaran darah kecil merupakan peredaran darah dari bilik
kanan jantung menuju paru-paru dan akhirnya kembali lagi ke
jantung pada serambi kiri. Pada peredaran darah kecil inilah
darah melakukan pertukaran gas di paru-paru. Darah melepaskan
karbon dioksida dan mengambil oksigen dari alveoli paru-paru.
Oleh karena itu, darah yang berasal dari paru-paru ini banyak
mengandung oksigen. Darah yang banyak mengandung zat sisa
metabolisme dan karbon dioksida kembali ke serambi kanan
jantung melalui pembuluh balik.

Bagan 6.1 Alur Peredaran Darah Kecil

2. Sistem peredaran darah besar


Peredaran darah besar ini mengalir dari jantung ke seluruh
tubuh, kemudian kembali lagi ke jantung.

Bagan 6.2 Alur Peredaran Darah Besar

Sistem peredaran darah pada manusia baik peredaran darah


besar maupun kecil dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

17
Irianto, Koes. 2013. Anatomi dan Fisiologi. Penerbit Alfabeta: Bandung

98
Anatomi Fis iologi M anusia

Gambar 6.7 Alur Peredaran Darah Besar Dan Kecil

D. MEKANISME KERJA
Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan
terisi darah (disebut diastol). Selanjutnya jantung berkontraksi
dan memompa darah keluar dari ruang jantung (disebut sistol).
Kedua serambi mengendur dan berkontraksi secara bersamaan,
dan kedua bilik juga mengendur dan berkontraksi secara
bersamaan.

Gambar 6.8 Alur Peredaran Darah

99
Lut via Krismayanti, M. Kes.

Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak


karbondioksida (darah kotor) dari seluruh tubuh mengalir
melalui dua vena berbesar (vena kava) menuju ke dalam serambi
kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, dia akan mendorong
darah ke dalam bilik kanan.
Darah dari bilik kanan akan dipompa melalui katup
pulmoner ke dalam arteri pulmonalis, menuju ke paru-paru.
Darah akan mengalir melalui pembuluh yang sangat kecil
(kapiler) yang mengelilingi kantong udara di paru-paru,
menyerap oksigen dan melepaskan karbondioksida yang
selanjutnya dihembuskan. Darah yang kaya akan oksigen
(darah bersih) mengalir di dalam vena pulmonalis menuju ke
serambi kiri. Peredaran darah di antara bagian kanan jantung,
paru-paru dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner.
Darah dalam serambi kiri akan didorong menuju bilik kiri,
yang selanjutnya akan memompa darah bersih ini melewati
katup aorta masuk ke dalam aorta (arteri terbesar dalam tubuh).
Darah kaya oksigen ini disediakan untuk seluruh tubuh, kecuali
paru-paru.
1. Proses aliran darah dalam jantung
Vena kava superior dan vena kava inferior mengalirkan
darah yang miskin oksigen ke serambi kanan jantung. Pada
saat serambi mengatup (berkontraksi), darah terdorong masuk
melalui katup trikuspidalis kedalam bilik kanan. Kontraksi bilik
kanan mendorong darah melalui katup semilunaris kedalam
arteri paru-paru. Arteri ini dibagi menjadi dua cabang dan
setiap cabang masuk kedalam setiap paru-paru. Pertukaran gas
dengan cara difusi terjadi antara alveolus dan pembuluh kapiler,
karbondioksida dikeluarkan dari darah dan oksigen dan oksigen
dari alveolus berikatan dengan hemoglobin didalam sel darah
merah. Darah yang kaya oksigen kembali ke serambi kiri jantung
melalui empat cena paru-paru, yaitu dua dari setiap paru-paru.
Dari serambi kiri darah masuk kedalam bilik kiri melalui katup
bikuspidalis dan pada saat bilik kiri menguncup (berkontraksi)

100
Anatomi Fis iologi M anusia

darah dipompa keluar dari jantung kedalam aorta melalui katup


semulinaris keseluruh bagian tubuh.
2. Pembuluh kapiler

Gambar 6.9 Pembuluh Kapiler

Pada vena bila otot berkontraksi maka vena akan terperas


dan kelepak yang terdapat pada jaringan akan bertindak sebagai
katup satu arah yang menjaga agar darah mengalir hanya menuju
ke jantung.
3. Paru-paru
Peredaran darah pada paru-paru menghasilkan darah yang
kaya oksigen. Darah yang miskin oksigen dibawa keluar dari
bilik kanan jantung melalui arteri pulmonalis utama. Katup
semilunaris dipermukaan dalam arteri ini menahan darah dari
kembali ke bilik janting pada saat jantung berkontraksi. Dibawah
lengkung aorta, arteri pulmonalis utama terbagi menjadi dua dan
setiap cabangnya masuk kedalam setiap paru-paru.
Didalam paru-paru, arteri ini bercabang-cabang lagi dan
menyuplay semua lobus dalam paru-paru. Pembuluh kapiler yang
muncul dari arteri ini mengelilingi alveolus. Dainding alveolus dan
dinding pembuluh kapiler tersusun atas selaput yang tipis, lapisan
ini dapat dilalui oleh gas, oksigen dari alveolus masuk kedalam

101
Lut via Krismayanti, M. Kes.

pembuluh kapiler dan bergabung dengan hemoglobin sel darah


merah dan karbondioksida dari darah dibuang kedalam alveolus
dan dari alveolus karbondioksida dikeluarkan, pertukaran gas ini
terjadi secara difusi. Darah yang kaya oksigen pada pembuluh
kapiler inidiangkut kedalam vena, vena kemudian saling
bergabung antara yang satu dan yang lain sehingga menjadi lebih
besar. Akibatnya, dua vena besar keluar dari setiap paru-paru,
vena ini mengangkut darah ke serambi kiri jantung.

E. KELAINAN-KELAINAN
1. Hipertensi
Hipertensi ditunjukkan dengan tingginya tekanan darah.
Beberapa gejala penyakit ini di antaranya adalah jantung berdebar-
debar, sesak napas saat kerja berlebihan, dan badan terasa lemah
serta kepala menjadi pusing.
2. Sklerosis
Sklerosis yaitu pengerasan pembuluh nadi (arteri) yang
disebabkan oleh terbentuknya kerak keras di bagian dalam dinding
pembuluh nadi. Bila kerak tersebut dari senyawa lemak disebut
ateroskerosis, sedangkan bila terbentuk dari senyawa kalsium
disebut arterisoklerosis. Akibat adanya kerak pada dinding
pembuluh darah, bisa menyebabkan penyempitan pembuluh
darah dan akibat selanjutnya terjadi hipertensi (tekanan darah
tinggi).
3. Varises
Varises merupakan pelebaran pembuluh balik (vena) yang
umumnya terjadi di bagian betis. Di bagian betis tersebut tampak
tonjolan berbelok-belok berwarna biru yang disebut varises.
Varises terjadi karena terlalu lama berdiri atau kerja yang banyak
menggunakan kaki.
4. Hemoili
Hemoili adalah penyakit kekurangan atau tidak adanya zat
antihemoili sehingga darah si penderita sulit membeku. Akibatnya

102
Anatomi Fis iologi M anusia

jika si penderita hemoili (hemoilia) mengalami luka pendarahan,


darah akan terus mengalir dan sulit membeku.
5. Anemia
Aemi merupaka penyakit kekurangan sel darah merah atau
eritrosit. Penyakit ini dapat disebabkan oleh beberapa hal. Misalnya,
tubuh kekurangan zat besi, akibatnya proses pembentukan darah
menjadi terhambat. Penyebab lainnya antara lain rendahnya kadar
hemoglobin dalam darah atau terkena penyakit infeksi cacing.
6. Penyakit Kuning pada Bayi
Bayi yang lahir dengan kulit berwarna kekuningan dapat
terjadi karena rusaknya sel-sel darah merah pada bayi tersebut.
7. Leukimia
Leukimia atau kanker darah terjadi karena sel darah putih
(sel limfosit B ) mengalami kelainan sehingga tidak berfungsi
sebagaimana mestinya. Selain itu, sel tersebut juga mengalami
pembelahan yang tidak terkendali.

F. KESIMPULAN
Jantung adalah mesin bagi organ peredaran darah. Jantung
memasok 4,7 liter darah permenit. Pemampaan jantung yang
teratur memastikan darah sampai ke setiap bagian tubuh.
Jantung adalah organ berongga, seukuran kepalan tangan.
Jantung menempel pada rongga dada dibagian tengah dada di
atas diafragma.
Darah merupakan jaringan cair yang tersusun atas air, zat
terlarut, dan sel darah. Darah beredar di dalam pembuluh darah
berkat impuls yang diterima dari kontraksi jantung. Fungsi utama
darah adalah mendistribusi nutrient ke semua sel tubuh. Sebagai
contoh, sel darah merah (eritrosit) membawa oksigen, yang
berhubungan dengan hemoglobin, zat pada sel yang bertanggung
jawab untuk sel warna darah. Darah juga mengandung sel darah
putih dan platelet yang melindungi tubuh dalam berbagai cara.

103
Lut via Krismayanti, M. Kes.

G. LATIHAN SOAL
1. Mengapa pada saat marah, jantung berdetak kencang?
2. Mengapa setelah berolahrag dan berkeringat, timbul rasa
lemah dan jantung berdebar-debar? Bagaimana pengaturan
kerja jantung?
3. Lengkapi peta konsep tentang sirkulasi darah dan fungsi
jantung di bawah ini:

Darah Masuk seluruh bagian tubuh

1
Yang membawa darah ke

Dari Kondisi
10
2 3

Darah dipompa Di pompa ke


ke

4 9

Kemudian masuk kedalam Kemudian ke

Arteri pulmonalis 8

Menuju
6

5 Kembali
ke
7

104
BAB VII

SISTEM EKSRESI

A. PENDAHULUAN
Di dalam tubuh makhluk hidup terjadi proses-proses
biologis berupa pembongkaran dan penyusunan (metabolisme).
Metabolisme akan menghasilkan zat yang berguna bagi
tubuh dan zat-zat sisa yang tidak digunakan tubuh. Sisa hasil
metabolisme dikeluarkan melalui alat-alat pengeluaran. Apabila
sisa hasil metabolisme tersebut tidak dikeluarkan maka dapat
menyebabkan tubuh keracunan. Zat-zat sisa yang dikeluarkan
tubuh antara lain karbon dioksida (CO2), amonia (NH4), dan air
(H2O). Proses pengeluaran sisa metabolisme yang tidak berguna
tersebut disebut ekskresi.
Sistem ekskresi adalah proses pengeluaran zat-zat hasi
metabolisme sel yang sudah tidak digunakan oleh tubuh dan
dikeluarkan bersama urine, keringat, atau udara pernapasan.
Pada system ekskresi manusia,sisa-sisa metabolisme dapat diserap
oleh darah kemudian diproses dan akhirnya dikeluarkan lewat
alat-alat ekskresi. 18

B. ORGAN-ORGAN EKSRESI
Manusia memiliki organ atau alat-alat ekskresi yang
berfungsi membuang zat sisa hasil metabolisme. Zat sisa hasil
metabolisme merupakan sisa pembongkaran zat makanan,
misalnya: karbondioksida (CO2), air (H20), amonia (NH3), urea

18
Gibson, John. 2003. Anatomi dan Fisiologi Modern untuk Perawat. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.

| 105 |
Lut via Krismayanti, M. Kes.

dan zat warna empedu. Zat sisa metabolisme tersebut sudah tidak
berguna lagi bagi tubuh dan harus dikeluarkan karena bersifat
racun dan dapat menimbulkan penyakit.
Organ atau alat-alat ekskresi pada manusiaterdiri dari: paru-
paru, hati, kulit, ginjal.
1. Ginjal
a. Lokasi
Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di belakang
perut atau abdomen. Ginjal ini terletak di kanan dan kiri tulang
belakang, di bawah hati dan limpa. Di bagian atas (superior) ginjal
terdapat kelenjar adrenal (juga disebut kelenjar suprarenal).
Ginjal bersifat retroperitoneal, yang berarti terletak di
belakang peritoneum yang melapisi rongga abdomen. Kedua
ginjal terletak di sekitar vertebra T12 hingga L3. Ginjal kanan
biasanya terletak sedikit di bawah ginjal kiri untuk memberi
tempat untuk hati.
Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi oleh iga ke sebelas
dan duabelas. Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak
(lemak perirenal dan lemak pararenal) yang membantu meredam
goncangan.

Gambar 7.1 Ginjal

106
Anatomi Fis iologi M anusia

Ginjal adalah organ ekskresi yang berbentuk mirip kacang.


Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring
kotoran (terutama urea) dari darah dan membuangnya bersama
dengan air dalam bentuk urin. Cabang dari kedokteran yang
mempelajari ginjal dan penyakitnya disebut nefrologi.
b. Struktur detail
Pada orang dewasa, setiap ginjal memiliki ukuran panjang
sekitar 11 cm dan ketebalan 5 cm dengan berat sekitar 150 gram.
Ginjal memiliki bentuk seperti kacang dengan lekukan yang
menghadap ke dalam. Di tiap ginjal terdapat bukaan yang disebut
hilus yang menghubungkan arteri renal, vena renal, dan ureter.
Bagian paling luar dari
ginjal disebut korteks,
bagian lebih dalam lagi
disebut medulla. Bagian
paling dalam disebut pelvis.
Pada bagian medulla
ginjal manusia dapat pula
dilihat adanya piramida
yang merupakan bukaan
saluran pengumpul. Ginjal
dibungkus oleh lapisan
jaringan ikat longgar yang
disebut kapsula.

Gambar 7.2 Anatomi Ginjal


Unit fungsional dasar dari ginjal adalah nefron yang dapat
berjumlah lebih dari satu juta buah dalam satu ginjal normal
manusia dewasa. Nefron berfungsi sebagai regulator air dan zat
terlarut (terutama elektrolit) dalam tubuh dengan cara menyaring
darah, kemudian mereabsorpsi cairan dan molekul yang
masih diperlukan tubuh. Molekul dan sisa cairan lainnya akan
dibuang. Reabsorpsi dan pembuangan dilakukan menggunakan

107
Lut via Krismayanti, M. Kes.

mekanisme pertukaran lawan arus dan kotranspor. Hasil akhir


yang kemudian diekskresikan disebut urin. Sebuah nefron terdiri
dari sebuah komponen penyaring yang disebut korpuskula (atau
badan Malphigi) yang dilanjutkan oleh saluran-saluran (tubulus).
Setiap korpuskula mengandung gulungan kapiler darah yang
disebut glomerulus yang berada dalam kapsula Bowman. Setiap
glomerulus mendapat aliran darah dari arteri aferen. Dinding
kapiler dari glomerulus memiliki pori-pori untuk iltrasi atau
penyaringan. Darah dapat disaring melalui dinding epitelium
tipis yang berpori dari glomerulus dan kapsula Bowman karena
adanya tekanan dari darah yang mendorong plasma darah. Filtrat
yang dihasilkan akan masuk ke dalan tubulus ginjal. Darah yang
telah tersaring akan meninggalkan ginjal lewat arteri eferen.
Di antara darah dalam glomerulus dan ruangan berisi cairan
dalam kapsula Bowman terdapat tiga lapisan:
1. Kapiler selapis sel endotelium pada glomerulus
2. Lapisan kaya protein sebagai membran dasar
3. Selapis sel epitel melapisi dinding kapsula Bowman (podosit)
Dengan bantuan tekanan, cairan dalan darah didorong keluar
dari glomerulus, melewati ketiga lapisan tersebut dan masuk
ke dalam ruangan dalam kapsula Bowman dalam bentuk iltrat
glomerular.
Filtrat plasma darah tidak mengandung sel darah ataupun
molekul protein yang besar. Protein dalam bentuk molekul kecil
dapat ditemukan dalam iltrat ini. Darah manusia melewati
ginjal sebanyak 350 kali setiap hari dengan laju 1,2 liter per
menit, menghasilkan 125 cc iltrat glomerular per menitnya. Laju
penyaringan glomerular ini digunakan untuk tes diagnosa fungsi
ginjal.
Tubulus ginjal merupakan lanjutan dari kapsula Bowman.
Bagian yang mengalirkan iltrat glomerular dari kapsula Bowman
disebut tubulus konvulasi proksimal. Bagian selanjutnya adalah
lengkung Henle yang bermuara pada tubulus konvulasi distal.

108
Anatomi Fis iologi M anusia

Lengkung Henle diberi nama berdasar penemunya yaitu


Friedrich Gustav Jakob Henle di awal tahun 1860-an. Lengkung
Henle menjaga gradien osmotik dalam pertukaran lawan arus
yang digunakan untuk iltrasi. Sel yang melapisi tubulus memiliki
banyak mitokondria yang menghasilkan ATP dan memungkinkan
terjadinya transpor aktif untuk menyerap kembali glukosa, asam
amino, dan berbagai ion mineral. Sebagian besar air (97.7%) dalam
iltrat masuk ke dalam tubulus konvulasi dan tubulus kolektivus
melalui osmosis.
Cairan mengalir dari tubulus konvulasi distal ke dalam sistem
pengumpul yang terdiri dari: 19
1. Tubulus penghubung
2. Tubulus kolektivus kortikal
3. Tubulus kloektivus medularis
Tempat lengkung Henle bersinggungan dengan arteri aferen
disebut aparatus juxtaglomerular, mengandung macula densa
dan sel juxtaglomerular. Sel juxtaglomerular adalah tempat
terjadinya sintesis dan sekresi renin
Cairan menjadi makin kental di sepanjang tubulus dan saluran
untuk membentuk urin, yang kemudian dibawa ke kandung
kemih melewati ureter.
c. Proses-Proses pembentukan Urin
Di dalam ginjal terjadi rangkaian prows iltrasi, reabsorbsi,
dan augmentasi.
1. Penyaringan (iltrasi)
Filtrasi terjadi pada kapiler glomerulus pada kapsul Bowman.
Pada glomerulus terdapat sel-sel endotelium kapiler yang berpori
(podosit) sehingga mempermudah proses penyaringan. Beberapa
faktor yang mempermudah proses penyaringan adalah tekanan
hidrolik dan permeabilitias yang tinggi pada glomerulus. Selain

19
Evelyn.C.Peacce. 2012. Anatomi dan Fisiologi untuk Para Medis. Jakarta:
PT.Gramedia Pustaka Utama.

109
Lut via Krismayanti, M. Kes.

penyaringan, di glomelurus terjadi pula pengikatan kembali


sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein plasma.
Bahan-bahan kecil terlarut dalam plasma, seperti glukosa, asam
amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat, garam lain, dan
urea melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan.
Hasil penyaringan di glomerulus berupa iltrat glomerulus
(urin primer) yang komposisinya serupa dengan darah tetapi
tidak mengandung protein. Pada iltrat glomerulus masih
dapat ditemukan asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan
garamgaram lainnya.
2. Penyerapan kembali (Reabsorbsi)
Volume urin manusia hanya 1% dari iltrat glomerulus. Oleh
karena itu, 99% iltrat glomerulus akan direabsorbsi secara aktif
pada tubulus kontortus proksimal dan terjadi penambahan zat-
zat sisa serta urea pada tubulus kontortus distal.
Substansi yang masih berguna seperti glukosa dan asam
amino dikembalikan ke darah. Sisa sampah kelebihan garam, dan
bahan lain pada iltrat dikeluarkan dalam urin. Tiap hari tabung
ginjal mereabsorbsi lebih dari 178 liter air, 1200g garam, dan 150g
glukosa. Sebagian besar dari zat-zat ini direabsorbsi beberapa
kali.
Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan
urin sekunder yang komposisinya sangat berbeda dengan urin
primer. Pada urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan
tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa
metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya ureum
dari 0,03, dalam urin primer dapat mencapai 2% dalam urin
sekunder.
Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula
dan asam mino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air
melalui peristiwa osn osis. Reabsorbsi air terjadi pada tubulus
proksimal dan tubulus distal.

110
Anatomi Fis iologi M anusia

3. Augmentasi
Augmentasi adalah
proses penambahan zat
sisa dan urea yang mulai
terjadi di tubulus kontortus
distal. Komposisi urin
yang dikeluarkan lewat
ureter adalah 96% air,
1,5% garam, 2,5% urea,
dan sisa substansi lain,
misalnya pigmen empedu
yang berfungsi memberi
warm dan bau pada urin.
Gambar 7.3 Proses
Pembentukan Urin
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang
diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari
dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan
untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang
disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan
tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan
urin sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam
ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya
dibuang keluar tubuh melalui uretra.
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa
metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik.
Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan
interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi
ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap
kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang
tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai
senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang
keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat
diketahui melalui urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin dapat

111
Lut via Krismayanti, M. Kes.

menjadi sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat


digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos. Diabetes
adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Urin
seorang penderita diabetes akan mengandung gula yang tidak
akan ditemukan dalam urin orang yang sehat.
d. Hal-hal yang Mempengaruhi Produksi Urin
Hormon anti diuretik (ADH) yang dihasilkan oleh kelenjar
hipoisis posterior akan mempengaruhi penyerapan air pada
bagian tubulus distal karma meningkatkan permeabilitias sel
terhadap air. Jika hormon ADH rendah maka penyerapan air
berkurang sehingga urin menjadi banyak dan encer. Sebaliknya,
jika hormon ADH banyak, penyerapan air banyak sehingga urin
sedikit dan pekat. Kehilangan kemampuan mensekresi ADH
menyebabkan penyakti diabetes insipidus. Penderitanya akan
menghasilkan urin yang sangat encer.
Selain ADH, banyak sedikitnya urin dipengaruhi pula oleh
faktor-faktor berikut :
1. Jumlah air yang diminum
Akibat banyaknya air yang diminum, akan menurunkan
konsentrasi protein yang dapat menyebabkan tekanan koloid
protein menurun sehingga tekanan iltrasi kurang efektif.
Hasilnya, urin yang diproduksi banyak.
a) Saraf
Rangsangan pada saraf ginjal akan menyebabkan penyempitan
duktus aferen sehingga aliran darah ke glomerulus berkurang.
Akibatnya, iltrasi kurang efektif karena tekanan darah
menurun.
b) Banyak sedikitnya hormon insulin
Apabila hormon insulin kurang (penderita diabetes melitus),
kadar gula dalam darah akan dikeluarkan lewat tubulus distal.
Kelebihan kadar gula dalam tubulus distal mengganggu proses
penyerapan air, sehingga orang akan sering mengeluarkan
urin.

112
Anatomi Fis iologi M anusia

2. Paru-paru (Pulmo)
Paru-paru adalah organ pada sistem pernapasan (respirasi)
dan berhubungan dengan sistem peredaran darah (sirkulasi)
vertebrata yang bernapas dengan udara. Fungsinya adalah
menukar oksigen dari udara dengan karbon dioksida dari darah.
Prosesnya disebut pernapasan eksternal atau bernapas. Paru-paru
juga mempunyai fungsi nonrespirasi. Istilah kedokteran yang
berhubungan dengan paru-paru sering mulai di pulmo, dari kata
Latin pulmones untuk paru-paru.
Fungsi utama paru-paru adalah sebagai alat pernapasan.
Akan tetapi, karma mengekskresikan zat Sisa metabolisme maka
dibahas pula dalam sistem ekskresi. Karbon dioksida dan air hash
metabolisme di jaringan diangkut oleh darah lewat vena untuk
dibawa ke jantung, dan dari jantung akan dipompakan ke paru-
paru untuk berdifusi di alveolus. Selanjutnya, H2O dan CO2
dapat berdifusi atau dapat dieksresikan di alveolus paru-paru
karena pada alveolus bermuara banyak kapiler yang mempunyai
selaput tipis.
Karbon dioksida dari jaringan sebagian besar (75%) diangkut
oleh plasma darah dalam bentuk senyawa HC03, sedangkan
sekitar 25% lagi diikat oleh Hb yang membentuk karboksi
hemoglobin (HbC02).
3. Hati (Hepar)
Hati adalah sebuah organ dalam vertebrata, termasuk manusia.
Organ ini memainkan peran penting dalam metabolisme dan
memiliki beberapa fungsi dalam tubuh termasuk penyimpanan
glikogen, sintesis protein plasma, dan penetralan obat. Dia juga
memproduksi bile, yang penting dalam pencernaan. Istilah medis
yang bersangkutan dengan hati biasanya dimulai dalam hepat-
atau hepatik dari kata Yunani untuk hati, hepar.

113
Lut via Krismayanti, M. Kes.

Hati disebut juga sebagai alat


ekskresi di samping berfungsi sebagai
kelenjar dalam sistem pencernaan.
Hati menjadi bagian dari sistem
ekskresi karma menghasilkan
empedu. Hati juga berfungsi
merombak hemoglobin menjadi
bilirubin dap biliverdin, dap setelah
mengalami oksidasi akan berubah jadi
urobilin yang memberi warna pada
feses menjadi kekuningan. Demikian
juga kreatinin hash pemecahan
protein, pembuangannya diatur oleh
hati kemudian diangkut oleh darah ke
ginjal.

Gambar 7.4 Anatomi


Hati
Jika saluran empedu tersumbat karena adanya endapan
kolesterol maka cairan empedu akan masuk dalam sistem
peredaran darah sehingga cairan darah menjadi lebih kuning.
Penderitanya disebut mengalami sakit kuning.
a. Anatomi dan isiologis hati

Gambar 7.5 Penampakan Hati Manusia (dilihat dari depan)

114
Anatomi Fis iologi M anusia

Hati adalah sebuah kelenjar terbesar dan kompleks dalam


tubuh, berwarna merah kecoklatan, yang mempunyai berbagai
macam fungsi, termasuk perannya dalam membantu pencernaan
makanan dan metabolisme zat gizi dalam sistem pencernaan.
Hati manusia dewasa normal memiliki massa sekitar 1,4 Kg
atau sekitar 2.5% dari massa tubuh. Letaknya berada di bagian
teratas rongga abdominal, disebelah kanan, dibawah diagfragma
dan menempati hampir seluruh bagian dari hypocondrium
kanan dan sebagian epigastrium abdomen. Permukaan atas
berbentuk cembung dan berada dibawah diafragma, permukaan
bawah tidak rata dan memperlihatkan lekukan isura transverses.
Permukaannya dilapisi pembuluh darah yang keluar masuk hati.
Hampir seluruh bagian dari organ hati dilapisi oleh peritoneum
dan lapisan tebal dari jaringan penghubung melapisi seluruh
bagian hati, letaknya dibawah peritoneum. Organ hati terbagi
menjadi dua buah lobus, yakni lobus kanan yang lebih besar serta
lobus kiri, dipisahkan oleh ligament falciform. Ligament falciform
adalah bentuk lanjutan dari parietal peritoneum yang membujur
dari permukaan bawah diaghfragma hingga ke bagian atas hati,
diantara dua lobus hati. Di antara dua lobus, ada bagian batas yang
kosong dari ligamental falciform yang dinamakan ligamentum
teres (ligament keliling). Memanjang dari hati hingga umbilicus.
Ligamentum teres seperti kawat berserat yang ada di umbilicus pada
janin. Bagian bawah hati juga dipisahkan antara bagian kanan dan
kiri oleh Fisura longitudinal. Lobus kanan dirancang dengan banyak
anatomi, yang terdiri atas bagian depan yakni lobus kuadrate dan
bagian belakang yakni lobus kaudata. Menurut morfologi
dasar, khususnya aliran darah, lobus kuadrate dan lobus kaudata
lebih tepat dianggap sebagai bagian dari lobus kiri. Bentuk dari hati
sangat disesuaikan dengan keadaan sekitarnya. Terdapat bagian
yang dinamakan permukaan depan (parietal surface atau anterior
surface), dan permukaan belakang (posterior surface atau visceral
surface) yang memberikan pengaruh pada lambung, usus halus,
ginjal sebelah kanan, dan usus besar. Pengaruh ini diakibatkan
oleh vena kafa inferior yang menjadi batas penanda antara lobus

115
Lut via Krismayanti, M. Kes.

kiri dan lobus kaudata. Selain lobus kaudata, juga terdapat lobus
kaudrata yang terletak diantara lobus kiri dan kandung empedu.
Lobus-lobus dari hati terdiri atas lobulus-lobulus. Sebuah
lobulus terdiri atas sel-sel epitel yang disebut sel-sel hati atau
hepatosit. Disusun secara tak beraturan, bercabang, berlapis-
lapis dan dihubungkan langsung ke sebuah vena pusat. Sel-sel
ini mensekresikan cairan empedu. Diantara lapisan-lapisan sel
tersebut ada ruang endothelial-lined yang disebut sinusoid-sinusoid
yang diteruskan ke aliran darah. Sinusoid-sinusoid juga sebagian
terdiri atas sel-sel fagosit dan sel-sel kupffer yang merombak sel-
sel darah merah dan sel darah putih yang telah rusak, bakteri-
bakteri dan senyawa-senyawa beracun. Hati terdiri atas sinusoid-
sinusoid yang bergantung pada tipe pembuluh kapilernya. Hati
menerima darah dari usus dan jantung. Pembuluh darah kecil
(kapiler) di dinding usus mengalirkan darahnya ke dalam vena
porta, yang akan masuk ke dalam hati. Selanjutnya darah mengalir
melalui saluran-saluran kecil di dalam hati, dimana zat gizi yang
dicerna dan berbagai zat yang berbahaya diproses. Arteri hepatika
membawa darah dari hati ke jantung. Darah ini membawa oksigen
untuk jaringan hati, kolesterol, dan zat lainnya. Darah dari usus
dan jantung kemudian bercampur dan mengalir kembali ke dalam
jantung melalui vena hepatika.
1) Fungsi hati
Secara isiologis, fungsi utama dari hati adalah:
a) Membantu dalam metabolisme karbohidrat
Fungsi hati menjadi penting, karena hati mampu mengontrol
kadar gula dalam darah. Misalnya, pada saat kadar gula dalam darah
tinggi, maka hati dapat mengubah glukosa dalam darah menjadi
glikogen yang kemudian disimpan dalam hati (Glikogenesis), lalu
pada saat kadar gula darah menurun, maka cadangan glikogen di
hati atau asam amino dapat diubah menjadi glukosa dan dilepakan
ke dalam darah (glukoneogenesis) hingga pada akhirnya kadar
gula darah dipertahankan untuk tetap normal. Hati juga dapat

116
Anatomi Fis iologi M anusia

membantu pemecahan fruktosa dan galaktosa menjadi glukosa


dan serta glukosa menjadi lemak.
b) Membantu metabolisme lemak
Membantu proses Beta oksidasi, dimana hati mampu
menghasilkan asam lemak dari Asetil Koenzim A. Mengubah
kelebihan Asetil Koenzim A menjadi badan keton (Ketogenesis).
Mensintesa lipoprotein-lipoprotein saat transport asam-asam
lemak dan kolesterol dari dan ke dalam sel, mensintesa kolesterol
dan fosfolipid juga menghancurkan kolesterol menjadi garam
empedu, serta menyimpan lemak.
c) Membantu metabolisme Protein
Fungsi hati dalam metabolisme protein adalah dalam
deaminasi (mengubah gugus amino, NH2) asam-asam amino agar
dapat digunakan sebagai energi atau diubah menjadi karbohidrat
dan lemak. Mengubah amoniak (NH3) yang merupakan substansi
beracun menjadi urea dan dikeluarkan melalui urin (ammonia
dihasilkan saat deaminase dan oleh bakteri-bakteri dalam usus),
sintesis dari hampir seluruh protein plasma, seperti ฀ dan ฀
globulin, albumin, ibrinogen, dan protombin (bersama-sama
dengan sel tiang, hati juga membentuk heparin) dan transaminasi
transfer kelompok amino dari asam amino ke substansi (฀-keto
acid) dan senyawa lain.
d) Menetralisir obat-obatan dan hormon
Hati dapat berfungsi sebagai penetralisir racun, yakni
pada obat-obatan seperti penisilin, ampisilin, erythromisin,
dan sulfonamide juga dapat mengubah sifat-sifat kimia atau
mengeluarkan hormon steroid, seperti aldosteron dan estrogen
serta tiroksin.
e) Mensekresikan cairan empedu
Bilirubin, yang berasal dari heme pada saat perombakan
sel darah merah, diserap oleh hati dari darah dan dikeluarkan
ke empedu. Sebagian besar dari bilirubin di cairan empedu di

117
Lut via Krismayanti, M. Kes.

metabolisme di usus oleh bakteri-bakteri dan dikeluarkan di


feses.
Dalam proses konjugasi yang berlangsung di dalam retikulum
endoplasma sel hati tersebut, mekanisme yang terjadi adalah
melekatnya asam glukuronat (secara enzimatik) kepada salah satu
atau kedua gugus asam propionat dari bilirubin. Hasil konjugasi
(yang kita sebut sebagai bilirubin terkonjugasi) ini, sebagian besar
berada dalam bentuk diglukuronida (80%), dan sebagian kecil
dalam bentuk monoglukuronida.
Penempelan gugus glukuronida pada gugus propionat terjadi
melalui suatu ikatan ester, sehingga proses yang terjadi disebut
proses esteriikasi. Proses esteriikasi tersebut dikatalisasi oleh
suatu enzim yang disebut bilirubin uridin-difosfat glukuronil
transferase (lazimnya disebut enzim glukuronil transferase saja),
yang berlokasi di retikulum endoplasmik sel hati.
Akibat konjugasi tersebut, terjadi perubahan sifat bilirubin.
Perbedaan yang paling mencolok antara bilirubin terkonjugasi
dan tidak terkonjugasi adalah sifat kelarutannya dalam air dan
lemak. Bilirubin tidak terkonjugasi bersifat tidak larut dalam
air, tapi mempunyai ainitas tinggi terhadap lemak. Karena sifat
inilah, bilirubin tak terkonjugasi tidak akan diekskresikan ke urin.
Sifat yang sebaliknya terdapat pada bilirubin terkonjugasi.
Karena kelarutannya yang tinggi pada lemak, bilirubin tidak
terkonjugasi dapat larut di dalam lapisan lemak dari membran sel.
Peningkatan dari bilirubin tidak terkonjugasi dapat menimbulkan
efek yang sangat tidak kita inginkan, berupa kerusakan jaringan
otak. Hal ini terjadi karena otak merupakan jaringan yang banyak
mengandung lemak.
f ) Mensintesis garam-garam empedu
Garam-garam empedu digunakan oleh usus kecil untuk
mengemulsi dan menyerap lemak, fosfolipid, kolesterol, dan
lipoprotein.

118
Anatomi Fis iologi M anusia

g) Sebagai tempat penyimpanan


Selain glikogen, hati juga digunakan sebagai tempat
menyimpan vitamin (A, B12, D, E, K) serta mineral (Fe dan Co).
Sel-sel hati terdiri dari sebuah protein yang disebut apoferritin
yang bergabung dengan Fe membentuk Ferritin sehingga Fe
dapat disimpan di hati. Fe juga dapat dilepaskan jika kadarnya
didarah turun.
h) Sebagai fagosit
Sel-sel Kupffer’s dari hati mampu memakan sel darah merah
dan putih yang rusak serta bakteri.
i) Mengaktifkan vitamin D
Hati dan ginjal dapat berpartisipasi dalam mengaktifkan
vitamin D.
j) Menghasilkan kolesterol tubuh
Hati menghasilkan sekitar separuh kolesterol tubuh, sisanya
berasal dari makanan. Sekitar 80% kolesterol yang dibuat di hati
digunakan untuk membuat empedu. Kolesterol merupakan
bagian penting dari setiap selaput sel dan diperlukan untuk
membuat hormon-hormon tertentu (termasuk hormon estrogen,
testosteron dan hormonadrenal).
4. Kantung Empedu
Nama lain dari kandung empedu adalah Gallbladder, yakni
tempat cairan empedu dikumpulkan sebelum disekresikan
kedalam usus halus.
a. Anatomi dan isiologi kandung empedu
Kandung empedu merupakan kantong otot kecil yang
berfungsi untuk menyimpan cairan empedu (cairan pencernaan
berwarna kuning kehijauan yang dihasilkan oleh hati). Kandung
empedu memiliki bentuk seperti buah pir dengan panjang 7-10
cm dan merupakan membran berotot. Terletak didalam fossa
dari permukaan visceral hati. Kandung empedu terbagi kedalam
sebuah fundus, badan dan leher.

119
Lut via Krismayanti, M. Kes.

Bagian-bagian dari kandung empedu, terdiri atas:


1) Fundus vesikafelea, merupakan bagian kandung empedu
yang paling akhir setelah korpus vesikafelea.
2) Korpus vesikafelea, bagian dari kandung empedu yang
didalamnya berisi getah empedu. Getah empedu adalah suatu
cairan yang disekeresi oleh sel hati sebanyak 500-1000 cc setiap
harinya, sekresinya berjalan terus menerus, jumlah produksi
cairan empedu dapat meningkat pada saat mencerna lemak.
3) Leher kandung empedu. Merupakan saluran pertama tempat
masuknya getah empedu ke badan kandung empedu lalu
berkumpul dan dipekatkan dalam kandung empedu.
4) Duktus sistikus. Panjangnya kurang lebih 3 ¾ cm. berjalan
dari leher kandung empedu dan bersambung dengan duktus
hepatikus membentuk saluran empedu ke duodenum.
5) Duktus hepatikus, saluran yang keluar dari leher.
6) Duktus koledokus saluran yang membawa empedu ke
duodenum.
Kandung empedu tidak memiliki submukosa. Pembungkus
pada kandung empedu terdiri dari tiga lapis, yakni permukaan
luar dari kandung empedu adalah Visceral peritoneum, pada bagian
tengah, otot dari dindingnya terdiri dari serat otot halus (sel), dan
disebelah dalam merupakan membran mukosa yang tersambung
dengan lapisan saluran empedu. Membran mukosanya terdiri atas
sel-sel epitel sederhana yang berbentuk sel tiang (silinder), disusun
menyerupai epitel pada permukaan lambung yang mengeluarkan
sekret musin dan cepat mengabsorpsi air dan elektrolit, tetapi
tidak mensekresikan garam-garam empedu dan pigmen, karena
itu, cairan empedu menjadi pekat. Kontraksi dari otot tersebut
dipengaruhi oleh sistem hormonal yang menyebabkan isi dari
kandung empedu (cairan empedu) masuk ke pembuluh cystic.

120
Anatomi Fis iologi M anusia

Gambar 7.6 Letak kandung empedu (gallbladder)

b. Fungsi kandung empedu


Kandung empedu memiliki fungsi sebagai tempat menyimpan
cairan empedu dan memekatkan cairan empedu yang ada
didalamnya dengan cara mengabsorpsi air dan elektrolit. Cairan
empedu ini adalah cairan elektrolit yang dihasilkan oleh sel hati.
Pada individu normal, cairan empedu mengalir ke kandung
empedu pada saat katup Oddi tertutup. Dalam kandung empedu,
cairan empedu dipekatkan dengan mengabsorpsi air. Derajat
pemekatannya diperlihatkan oleh peningkatan konsentrasi zat-
zat padat. Cairan empedu yang dihasilkan oleh hati mengandung
97% air, sedangkan kadar rata-rata air yang terkandung dalam
cairan empedu yang telah tersimpan didalam kandung empedu
adalah 89%. Bila saluran empedu dan duktus sistikus dijepit,
maka tekanan dalam saluran empedu akan naik sampai kira-
kira 30 mm cairan empedu dalam 30 menit dan sekresi empedu
berhenti. Akan tetapi bila saluran empedu dijepit dan duktus
sistikus dibiarkan terbuka, air akan diabsorspi dalam kandung
empedu dan tekanan intrailier naik hanya kira-kira 100 mm
cairan empedu selama beberapa jam.
Cairan yang disekresikan oleh sel-sel hepatosit dalam organ
hati adalah cairan yang berwarna kekuningan atau kecoklatan
atau kuning kehijauan yang disekresikan oleh sel-sel hati. Setiap
hari sel-sel hati mensekresikan 800-1000 ml cairan empedu dengan

121
Lut via Krismayanti, M. Kes.

pH sekitar 7,6-8,6. Cairan empedu sebagian besar terdiri atas air,


garam-garam empedu, kolesterol, dan sebuah fosfolipid (lesitin),
pigmen-pigmen empedu dan beberapa ion-ion, serta zat-zat lain
yang ada dalam larutan elektrolit alkali yang mirip dengan getah
pankreas.
Fungsi empedu adalah untuk membuang limbah tubuh
tertentu (terutama pigmen hasil pemecahan sel darah merah dan
kelebihan kolesterol) serta membantu pencernaan dan penyerapan
lemak. Garam empedu menyebabkan meningkatnya kelarutan
kolesterol, lemak dan vitamin yang larut dalam lemak, sehingga
membantu penyerapannya dari usus. Hemoglobin yang berasal
dari penghancuran sel darah merah diubah menjadi bilirubin
(pigmen utama dalam empedu) dan dibuang ke dalam empedu.
Berbagai protein yang memegang peranan penting dalam fungsi
empedu juga disekresi dalam empedu. 20
c. Proses pembentukkan empedu
Empedu sebagian besar adalah hasil dari excretory dan
sebagian adalah sekresi dari pencernaan. Garam-garam empedu
termasuk ke dalam kelompok garam natrium dan kalium dari asam
empedu yang berkonjugasi dengan glisin atau taurin suatu derifat
atau turunan dari sistin, mempunyai peranan sebagai pengemulsi,
penghancuran dari molekul-molekul besar lemak menjadi
suspensi dari lemak dengan diameter ± 1µm dan absorpsi dari
lemak, tergantung dari sistem pencernaannya. Terutama setelah
garam-garam empedu bergabung dengan lemak dan membentuk
Micelles (agergat dari asam lemak, kolesterol dan monogliserida),
kompleks yang larut dalam air sehingga lemak dapat lebih mudah
terserap dalam sistem pencernaan (efek hidrotroik). Ukuran
lemak yang sangat kecil sehingga mempunyai luas permukaan
yang lebar sehingga kerja enzim lipase dari pankreas yang penting
dalam pencernaan lemak dapat berjalan dengan baik. Kolesterol
larut dalam empedu karena adanya garam-garam empedu dan
lesitin.
20
Kadaryanto, et,al. (2006). Biologi 2. Jakarta: Yudhistira.

122
Anatomi Fis iologi M anusia

Gambar 7.7 Bagian-Bagian Kandung Empedu

Zat-zat yang dibentuk dalam empedu antara lain adalah:


Bilirubin, yang juga dikenal sebagai pigmen empedu, merupakan
hasil dari metabolisme hem. Hem, yang merupakan bagian
nonprotein dari hemoglobin, akan mengalami perubahan lagi
menjadi biliverdin, lalu bilirubin. Keseluruhan proses perubahan
ini berlangsung di hati. Sekitar 70-80% bilirubin diperoleh dari
pemecahan hem yang berasal dari hemoglobin ini, dan 20-25%
berasal dari protein hem lain seperti mioglobin, sitokrom (yang
mengandung hem) dan katalase. Sebagian kecil diperoleh dari
penghancuran sel eritroid muda (akibat eritropoesis yang tidak
efektif ).
Struktur bilirubin dalam metabolismenya yang dihasilkan
dari perubahan-perubahan hemoglobin itu bersifat tidak larut
dalam air, tetapi sangat larut dalam lemak. Karena sifat tidak
larut dalam air ini, maka di dalam plasma darah, bilirubin harus
diangkut dengan bantuan suatu pembawa (karier), dan karier
isiologis tersebut adalah albumin serum. Bilirubin dalam bentuk
ikatan bilirubin-albumin akan beredar di dalam sirkulasi darah,
untuk kemudian masuk ke dalam sel hati. Pada permukaan
sinusoid hati, bilirubin tidak terkonjugasi akan melepaskan diri
dari ikatannya dengan albumin, dan masuk melalui membran sel
hati dengan cara difusi (facilitated diffusion).
Agar bilirubin dapat diekskresikan ke dalam empedu (untuk
kemudian dikeluarkan ke usus), terlebih dulu ia harus dibuat dapat

123
Lut via Krismayanti, M. Kes.

larut dalam air. Untuk mencapai maksud tersebut, maka di dalam


sel parenkim hati, sebagian besar bilirubin akan dikonjugasikan
dengan asam glukuronat.
Dua asam empedu utama (primer) yang dibentuk dalam hati
adalah asam kolat dan asam kenodeoksikolat. Dalam usus besar,
bakteri mengubah asam kenodoeksikolat dan asam deoksikolat
menjadi asam litokolat. Karena asam deoksikolat dan asam
litokolat di bentuk oleh kerja bakteri, asam deoksikolat dan asam
litokolat dinamakan asam empedu sekunder. Konjugasi asam-
asam terjadi dalam empedu dan konjugatnya, misalnya asam
glikokolat dan asam taurokolat membentuk garam natrium dan
garam kalium dalam empedu hati yang bersifat alkali.
Tabel 7.1: Susunan empedu manusia (Ganong, 1983).

Air 97,0%
Garam empedu 0,7%
Pigmen empedu 0,2%
Kolesterol 0.06%
Garam anorganik 0.7%
Asam lemak 0.15%
Lesitin 0.1%
Lemak 0.1%
Alkali fosfatase …
d. Proses sekresi empedu
Empedu mengandung beberapa komponen diantaranya
yaitu garam empedu, igmen empedu, elektroloit, kolesterol
dan lemak. Namun yang akan di bahas terkait dengan eksekresi
getah empedu yaitu garam empedu dan pigmen hati terutama
bilirubin.
1) Garam empedu
Sebelum makan, garam-garam empedu menumpuk di dalam
kandung empedu dan hanya sedikit empedu yang mengalir
dari hati. Makanan di dalam duodenum memicu serangkaian

124
Anatomi Fis iologi M anusia

sinyal hormonal dan sinyal saraf sehingga kandung empedu


berkontraksi. Sebagai akibatnya, empedu mengalir ke dalam
duodenum dan bercampur dengan makanan.
Garam empedu meningkatkan kelarutan kolesterol, lemak
dan vitamin yang larut dalam lemak untuk membantu proses
penyerapan. Garam empedu merangsang pelepasan air oleh usus
besar untuk membantu menggerakkan isinya.
Garam empedu kembali diserap ke dalam usus halus, disuling
oleh hati dan dialirkan kembali ke dalam empedu. Sirkulasi ini
dikenal sebagai
2) Sirkulasi enterohepatik.
Jumlah rata-rata sekresi empedu tergantung oleh berbagai
faktor. Rangsangan dari vagal dapat meningkatkan produksi
empedu hingga dua kali lipat lebih banyak. Hormon sekretin
yang merangsang sintesis dari cairan pankreas yang kaya akan
Na-bikarbonat, juga merangsang sekresi empedu. Ketika aliran
darah yang melalui hati meningkat, maka sekresi dari empedu
juga akan meningkat. Keberadaan jumlah garam empedu yang
tinggi di darah juga akan meningkatkan sekresi empedu.
Bila makanan masuk ke mulut, resistensi katup Oddi
menurun. Asam lemak dalam duodenum mengeluarkan hormon
kolesistokinin (CCK), yang menyebabkan kandung empedu
berkontraksi. Asam hasil pencernaan protein dan Ca2+ juga
merangsang sekresi CCK. Zat-zat yang menyebabkan kontraksi
kandung empedu dinamakan kolagogue. Pembentukan empedu
ditambah dengan rangsangan nervus vagus oleh hormon
sekretin meningkatkan kadar air dan HCO3- empedu. Zat-zat
yang meningkatkan sekresi dinamakan koleretik. Garam empedu
sendiri merupakan koleretik isiologis yang penting. Sebenarnya
garam-garam empedu yang direabsorpsi dari usus menghambat
sintesis asam-asam empedu yang baru, tetapi garam-garam
empedu sendiri disekresi dengan cepat dan jelas meningkatkan
aliran empedu.

125
Lut via Krismayanti, M. Kes.

Empedu mengalir dari hati melalui duktus hepatikus kiri dan


kanan, lalu keduanya bergabung membentuk duktus hepatikus
utama. Duktus hepatikus utama bergabung dengan saluran
yang berasal dari kandung empedu (duktus sistikus) membentuk
saluran empedu utama. Saluran empedu utama masuk ke usus
bagian atas pada katup oddi, yang terletak beberapa sentimeter
dibawah lambung. Sekitar separuh empedu dikeluarkan diantara
jam-jam makan dan dialirkan melalui duktus sistikus ke dalam
kandung empedu. sisanya langsung mengalir ke dalam saluran
empedu utama, menuju ke usus halus. Jika kita makan, kandung
empedu akan berkontraksi dan mengosongkan empedu ke dalam
usus untuk membantu pencernaan lemak dan vitamin-vitamin
tertentu.
Laju aliran dari empedu terjadi paling lambat pada saat
puasa, dan sebagian besar empedu dialihkan ke kantung empedu
(gallbladder) untuk dikonsentratkan. Ketika chyme dari makanan
yang telah dicerna memasuki usus halus, asam lemak dan protein
menstimulir sekresi dari sekretin dan kolesistokinin. Hormon-
hormon ini mempunyai pengaruh yang amat penting pada sekresi
eksokrin dari pankreas. Hormon-hormon tersebut juga penting
untuk sekresi dan aliran empedu.
Kolesistokinin : Nama dari hormon ini menggambarkan
efeknya terhadap sistem empedu. Kolesisto = gallbladder
(kandung empedu) dan kinin = pergerakan. Rangsangan yang
paling berpotensi untuk dapat dilepaskannya hormon ini adalah
kehadiran lemak di duodenum. Sekali dilepaskan , kolesistokinin
akan menstimulir kontraksi dari kandung kemih dan saluran
empedu yang akan mengakibatkan empedu dapat disampaikan
ke dalam usus.
Sekretin : Hormon ini disekresikan untuk bertanggung jawab
terhadap asam di duodenum. Pengaruhnya pada sistem empedu
sangat mirip dengan apa yang terjadi di pankreas. Sekretin
menstimulir sel-sel saluran empedu untuk mensekresikan

126
Anatomi Fis iologi M anusia

bikarbonat dan air, yang akan memperbesar volume dari empedu


dan meningkatkan daya alirnya menuju usus halus
e. Proses reabsorpsi cairan empedu
Proses penyerapan garam empedu kembali diserap ke dalam
usus halus, disuling oleh hati dan dialirkan kembali ke dalam
empedu. Sirkulasi ini dikenal sebagai sirkulasi enterohepatik.
Seluruh garam empedu di dalam tubuh mengalami sirkulasi
sebanyak 10-12 kali/hari. Dalam setiap sirkulasi, sejumlah kecil
garam empedu masuk ke dalam usus besar (kolon). Di dalam
kolon, bakteri memecah garam empedu menjadi berbagai unsur
pokok. Beberapa dari unsur pokok ini diserap kembali dan sisanya
dibuang bersama tinja.
Sekitar separuh empedu ini dikeluarkan diantara jam-jam
makan dan dialirkan melalui duktus sistikus ke dalam kandung
empedu. Sisanya langsung mengalir ke dalam saluran empedu
utama, menuju ke usus halus. Jika kita makan, kandung empedu
akan berkontraksi dan mengosongkan empedu ke dalam usus
untuk membantu pencernaan lemak dan vitamin-vitamin
tertentu.
1. Kulit (Cutis)
Kulit adalah lapisan terluar pada tubuh manusia. Kulit dibagi
menjadi 3 bagian: bagian terluar disebut epidermis, bagian tengah
mesodermis, dan bagian dalam dermis. Kulit sangat sensitif
terhadap pengaruh lingkungan sekitar, seperti panas matahari,
debu, dan asap knalpot.

Gambar 7.8 Struktur Anatomi Kulit

127
Lut via Krismayanti, M. Kes.

Kulit berfungsi sebagai organ ekskresi karma mengandung


kelenjar keringat (glandula sudorifera) yang mengeluarkan
5% sampai 10% dari seluruh sisa metabolisme. Pusat pengatur
suhu pada susunan saraf pusat akan mengatur aktiitas kelenjar
keringat dalam mengeluarkan keringat.
Keringat mengandung air, larutan garam, dap urea.
Pengeluaran keringat yang berlebihan bagi pekerja berat
menimbulkan hilang melanositnya garam-garam mineral
sehingga dapat menyebabkan kejang otot dan pingsan.
Selain berfungsi mengekskresikan keringat, kulit juga
berfungsi sebagai pelindung terhadap kerusakan isik, penyinaran,
serangan kuman, penguapan, sebagai organ penerima rangsang
(reseptor), serta pengatur suhu tubuh.
Kulit terdiri dari beberapa lapisan, dari yang paling luar
sampai yang paling dalam, dan kulit tubuh dari satu bagian tubuh
dengan bagian yang lain sangat berbeda. Kulit di daerah wajah
dan leher jauh berbeda dengan ketebalan kulit di daerah telapak
tangan dan kaki. Kulit menerima stimulus sakit, perabaan dan
perubahan temperatur.
Kelenjar Sebacea yang berada di dalam dermis, sel-sel yang
ada dalam kelenjar ini akan bergabung menimbun butir-butir
lemak dan akan dikeluarkan sebagai sebum (sekret kelenjar
Sebacea, berupa zat kental setengah cair yg terdiri dari lemak dan
debris epitel) dan akan masuk kedalam folikel rambut, mengalir
mengikuti rambut menuju permukaan kulit.
Sekresi ini mengandung lemak, protein, garam dan air.
Sebum ini dapat berfungsi dalam cuaca dingin mempertahankan
suhu badan dengan cara menghalangi penguapan. Kelenjar ini
terdapat banyak di kepala dan wajah dan bentuk yang agak besar
terdapat di sekitar lubang hidung, mulut dan telinga luar.
Kelenjar keringat (sudorifera) terdapat di dalam subkutis
membentuk saluran keluar yang cukup panjang dan bermuara
pada suatu lubang kecil pada permukaan kulit, terutama terdapat

128
Anatomi Fis iologi M anusia

pada telapak kaki dan tangan, memberi stimulis untuk berkeringat


pada suhu tinggi dan saat emosi meningkat. Berkeringat karena
emosi bisa tampak pada dahi, ketiak, telapak kaki dan tangan.
Kulit terdiri atas dua bagian utama yaitu: epidermis dan
dermis.
a. Epidermis (lapisan terluar) dibedakan lagi atas:
1. Stratum korneum berupa zat tanduk (sel mati) dan selalu
mengelupas
2. Stratum lusidum
3. Stratum granulosum yang mengandung pigmen
4. Stratum germinativum ialah lapisan yang selalu membentuk
sel-sel kulit ke arah luar.
b. Dermis
Pada bagian ini terdapat akar rambut, kelenjar minyak,
pembuluh darah, serabut saraf, serta otot penegak rambut.
Kelenjar keringat akan menyerap air dan garam mineral dari
kapiler darah karena letaknya yang berdekatan. Selanjutnya, air
dan garam mineral ini akan dikeluarkan di permukaan kulit (pada
pori) sebagai keringat. Keringat yang keluar akan menyerap panas
tubuh sehingga suhu tubuh akan tetap.
Dalam kondisi normal, keringat yang keluar sekitar 50 cc per
jam. Jumlah ini akan berkurang atau bertambah jika ada faktor-
faktor berikut suhu lingkungan yang tinggi, gangguan dalam
penyerapan air pada ginjal (gagal ginjal), kelembapan udara,
aktivitas tubuh yang meningkat sehingga proses metabolisme
berlangsung lebih cepat untuk menghasilkan energi, gangguan
emosional, dan menyempitnya pembuluh darah akibat rangsangan
pada saraf simpatik.
C. KELAINAN-KELAINAN
1. Batu ginjal
Batu ginjal terjadi karena adanya endapan garam kalsium dalam
ginjal sehingga menghambat keluarnya urine dan menimbulkan

129
Lut via Krismayanti, M. Kes.

nyeri. Penyakit ini dapat diatasi dengan pembedahan dan sinar


laser. Tujuan dari pembedahan untuk membuang endapan garam
kalium. Tujuan menggunakan sinar laser untuk memecahkan
endapan garam kalsium.
2. Radang ginjal (nefritis)
Radang ginjal disebut nefritis. Radang ginjal terjadi karena
adanya kerusakan nefron, khususnya glomerulus yang disebabkan
oleh infeksi bakteri. Rusaknya nefron mengakibatkan urine masuk
kembali ke dalam darah dan penyerapan air menjadi terganggu
sehingga timbul pembengkakan di daerah kaki. Penderita nefritis
bisa disembuhkan dengan cangkokan ginjal atau cuci darah
secara rutin. Cuci darah biasanya dilakukan sampai penderita
mendapatkan donor ginjal yang memiliki kesesuaian jaringan
dengan organ penderita.
3. Gagal ginjal
Gagal ginjal terjadi jika salah satu ginjal tidak berfungsi.
Kegagalan salah satu ginjal ini akan diambil alih tugasnya oleh
ginjal lain. Namun, keadaan ini akan tetap menimbulkan resiko
sangat tinggi. Karena menyebabkan penimbunan urea dalam
tubuh dan kematian. Penyakit ini dapat diatasi dengan cangkok
ginjal atau menggunakan ginjal tiruan sampai ginjal yang asli
dapat kembali berfungsi.

D. RANGKUMAN
Zat sisa metabolisme yang harus dikeluarkan dari tubuh
antara lain karbon dioksida (CO2), air (H2O), urea, amonia, dan
zat warna empedu. Alat pengeluaran pada manusia terdiri atas
ginjal, kulit, paru-paru, dan hati.
Pada bagian korteks ginjal terdapat alat penyaring darah
(nefron) yang tersusun atas badan malighi dan saluran panjang
(tubulus). Di dalam badan malpighi terdapat glomerulus yang
dikelilingi oleh simpai bowman, kemudian disalurkan ke
pembuluh panjang, ke sumsum ginjal, saluran pengumpul, pelvis
renalis, ureter, dan kemudian ke kantong kencing.

130
Anatomi Fis iologi M anusia

Hati berfungsi sebagai alat pengeluaran, yaitu zat warna


empedu, tempat penyimpanan gula dalam bentuk glikogen,
menetralkan racun yang masuk ke dalam tubuh, mengatur
kadar gula dalam darah, sebagai tempat pembuatan ibrinogen
dan protombin, pengubahan provitamin A menjadi vitamin
A, dan menghasilkan garam empedu yang berfungsi untuk
mengemulsikan lemak dalam proses pencernaan.

E. SOAL - SOAL
Jawablah pertanyaan berikut berdasarkan analisismu!
Seorang pasien melakukan uji urin di laboraturium dengan
menggunakan larutan benedict. Hasilnya pada urin tersebut
endapan berwarna orange.
1. Apa yang disimpulkan dari hasil uji urin tersebut?
2. Bagaimana kelainan tersebut dapat terjadi?
3. Apa hubungannya dengan hormon insulin?
4. Menderita penyakit apakah pasien tersebut?

131
BAB VIII

SISTEM ENDOKRIN

A. PENDAHULUAN
Kelenjar endokrin atau kelenjar buntu adalah kelenjar yang
nengirimkan hasil sekresinya langsung ke dalam darah ang beredar
dalam jaringan kelenjar tanpa melewati duktus atau saluran dan
hasil sekresinya disebut hormon. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, hormon adalah zat yg dibentuk oleh bagian tubuh
tertentu dalam jumlah kecil dan dibawa ke jaringan tubuh lainnya
serta mempunyai pengaruh khas (merangsang dan menggiatkan
kerja alat-alat tubuh).21
Beberapa dari organ
endokrin ada yang
menghasilkan satu macam
hormon (hormon tunggal)
disamping itu juga ada yang
menghasilkan lebih dari
satu macam hormon atau
hormon ganda misalnya
kelenjar hipoise sebagai
pengatur kelenjar yang
lain. Kelenjar dari sistem
endokrin meliputi tiroid
dan paratiroid, hipoisis,
pankreas, kelenjar adrenal,
Gambar 8.1 Sistem Endokrin dan gonad.
21
Kus, Arianto. 2004. Struktur Dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk Para Medis.
Bandung:Yrama Widya..

| 133 |
Lut via Krismayanti, M. Kes.

Kelenjar pineal juga dianggap sebagai kelenjar endokrin


karena kekurangan saluran, meskipun fungsi yang tepat yang
tidak diketahui. Kelenjar thymus, pernah dianggap sebagai
kelenjar endokrin, kini digolongkan dengan sistem getah
bening.
Sistem endokrin dengan sistem saraf bersama-sama,
mengatur fungsi tubuh yang penting, termasuk pertumbuhan
dan perkembangan jaringan tubuh, reproduksi, produksi energi,
metabolisme dan kemampuan untuk beradaptasi dengan stres.
Sehabis berolahraga, tenggorokan kita akan terasa kering
dan kehausan. Ini terjadi karena tubuh banyak mengeluarkan
keringat, sehingga air dalam tubuh juga banyak yang keluar.
Keadaan demikian membuattubuh segera mengeluarkan zat yang
menghentikan pengeluaran cairan tersebut. Zat yang dimaksud
dinamakan hormon. Apabila kita minum air, segera hormon
yang dikeluarkan tubuh tersebut akan berhenti.
Asal kata hormon dari bahasa Yunani yakni hormaen
yang berarti menggerakkan. Hormon merupakan suatu zat
yang dihasilkan oleh suatu bagian dalam tubuh. 22 Organ yang
berperan dalam sekresi hormon dinamakan kelenjar endokrin.
Disebut demikian karena hormon yang disekresikan diedarkan
ke seluruh tubuh oleh darah dan tanpa melewati saluran khusus.
Di pihak lain, terdapat pula kelenjar eksokrin yang mengedarkan
hasil sekresinya melalui saluran khusus.
Walaupun jumlah yang diperlukan sedikit, namun keberadaan
hormon dalam tubuh sangatlah penting. Ini dapat diketahui dari
fungsinya yang berperan antara lain dalam proses pertumbuhan
dan perkembangan tubuh, proses reproduksi, metabolisme zat,
dan lain sebagainya.
Hormon akan dikeluarkan oleh kelenjar endokrin bila ada
rangsangan (stimulus). Hormon tersebut akan diangkut oleh

22
Gibson, John. 2003. Anatomi dan Fisiologi Modern untuk Perawat. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.

134
Anatomi Fis iologi M anusia

darah menuju kelenjar yang sesuai. Akibatnya, bagian tubuh


tertentu yang sesuai akan meresponnya. Sebagai contoh, hormone
insulin disekresikan pankreas saat ada rangsangan gula darah
yang tinggi, hormon adrenalin disekresikan medula adrenal oleh
stimulasi saraf simpatik, dan lain-lain.

B. FUNGSI SISTEM ENDOKRIN


Hormon endokrin memiliki fungsi sebagai berikut23:
1. Menghasilkan hormon-hormon yang dialirkan ke dalam
darah yang diperlukan oleh jaringan-jaringan dalam tubuh
tertentu.
2. Mengontrol aktiitas kelenjar tubuh.
3. Merangsang aktiitas kelenjar tubuh.
4. Merangsang pertumbuhan jaringan.
5. Mengatur metabolisme, oksidasi, meningkatkan absorpsi
glukosa pada usus halus.
6. Mempengaruhi metabolisme lemak, protein, hidrat arang,
vitamin, mineral dan air
Banyak hormon yang hanya aktif dalam keadaan bebas,
hormone seringkali tidak aktif ketika terikat dengan protein.
Hormone-hormon yang bebas disingkirkan oleh organ sasran.
Hati berfungsi sebagai pendegradasi sedangkan ginjal adalah
yang mengeluarkannya sehingga hormone secara terus menerus
disekresikan dalam jumlah kecil sehingga cukup terdapat
hormone bebas untuk mengaktifkan sel sasaran.

C. KELENJAR-KELENJAR ENDOKRIN
Di dalam tubuh manusia ada beberapa jenis kelenjar endokrin,
yakni kelenjar hipoisis, tiroid, paratiroid, timus, pankreas,
adrenal, ovarium, testis, dan kelenjar pencernaan. Simak dan
pahami uraian berikut.

23
Kus, Arianto. 2004. Struktur Dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk Para Medis.
Bandung:Yrama Widya.

135
Lut via Krismayanti, M. Kes.

1. Kelenjar Hipoisis (Pituitari)


Kelenjar hipoisis terletak pada dasar otak dan di bawah kendali
hipotalamus. Di dalam tubuh, ukurannya lebih kurang sebesar
kacang ercis. Kelenjar ini seringkali disebut pula sebagai master
of gland, sebab hormone yang dihasilkan dapat memengaruhi
fungsi endokrin yang lain.
Berdasarkan strukturnya, kelenjar hipoi sis terdiri atas
tiga bagian, yaitu bagian depan (lobus anterior), bagian tengah
(intermediet), dan bagian belakang (posterior). Bagian tengahnya
hanya dimiliki oleh bayi, sementara pada orang dewasa telah
hilang atau tinggal sisanya saja. Oleh karena itu, pada orang
dewasa, kelenjar hipoi sis hanya tersusundua bagian saja yakni
bagian depan dan bagian belakang. Berikut dibahas dua bagian
kelenjar hipoi sis tersebut.
a. Kelenjar Hipoisis Anterior

Gambar 8.2 Kelenjar Anterior

Kelenjar hipoisis anterior berkembang dari lipatan langit-


langit mulut yang tubuh ke arah otak. Lipatan tersebut akhirnya
kehilangan persambung an dengan saluran pencernaan. Bagian

136
Anatomi Fis iologi M anusia

depan kelenjar hiposiis ini menghasilkan banyak hormon. Selain


itu, berpengaruh juga terhadap berbagai macam organ
Di dalam tubuh, berbagai hormon yang disekresikan kelenjar
hipoi sis anterior ini hanya digunakan dengan jumlah tertentu
saja. Apabila terlalu berlebihan atau justru kekurangan dapat
memberikandampak yang tidak baik bagi tubuh.
Misalnya saja, kelebihan hormone somatotrof (hormon
pertumbuhan) dapat menyebabkan pertumbuhan raksasa
(gigantisme). Selanjutnya, bila kelebihan tersebut terjadi pada
waktu dewasa dapat menyebabkan pertumbuhan yang tidak
seimbang (akromegali), seperti tulang muka, jari-jari tangan,
dan kaki yang membesar. Sebaliknya, bila sekresi hormon
pertumbuhan kurang, akibatnya adalah pertumbuhan terhambat
atau kekerdilan (kretinisme).
b. Kelenjar Hipoisis Posterior
Kelenjarhipoisis
posterior merupakan hasil
dari perluasan otak. Tepatnya
berasal dari perkembangan
tonjolan hipotalamus ke arah
bawah, ke arah lipatan mulut
yang membentuk bagian
anterior hipoisis. Hormon
yang dihasilkan kelenjar ini
ada tiga, yakni vasopresin.

Gambar 8.3 Kelenjar


Posterior
(antidiuretic hormone = ADH), pretesin, dan oksitosin.
Vasopresin dan pretesin berfungsi mengurangi jumlah air yang
hilang dari ginjal saat keluar sebagai urine. Selain itu, kedua
hormon tersebut berfungsi menaikkan tekanan darah dengan
mengecilkan arteriol. Sementara, oksitosin berperan dalam

137
Lut via Krismayanti, M. Kes.

membantu proses kelahiran dengan kontraksi uterus. Oksitosin


juga membantu sekresi susu dari payudara ibu.
2. Kelenjar Tiroid (Kelenjar Gondok)
Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang terletak pada leher,
tepatnya pada laring. Kelenjar ini terdiri atas dua lobus yakni
sebelah kanan dan kiri laring. Beratnya sekitar 25 g dan kaya
akan darah. Hormon terpenting yang disekresikan kelenjar tiroid
adalah tiroksin. Hormon tiroksin terbentuk dari asam amino
yang mengandung yodium. Bagi tubuh, hormon ini berpengaruh
dalam proses metabolisme sel. Selain itu, hormon tersebut juga
memengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan diferensiasi
jaringan tubuh.

Gambar 8.4 Kelenjar Tiroid


3. Kelenjar Paratiroid (Anak Gondok)
Kelenjar paratiroid terdiri
atas empat struktur kecil yang
terdapat pada permukaan
kelenjar tiroid. Hormon yang
disekresikan kelenjar ini disebut
parathormon (PTH). Hormon
parathormon berperan dalam
pengaturan pemakaian ion
kalsium (Ca2+) dan fosfat
Gambar 8.5 Kelenjar tiroid (PO43+) pada jaringan.

138
Anatomi Fis iologi M anusia

4. Kelenjar Timus
Kelenjar timus
merupakan kelenjar hasil
penimbunan hormon
somatotrof atau hormon
pertumbuhan. Pada orang
dewasa, kelenjar ini tidak
digunakan kembali.

Gambar 8.6 Kelenjar Timus


5. Kelenjar Adrenal (Anak Ginjal)
Kelenjar adrenal (glandula adrenal) pada manusia berbentuk
sepasang struktur kecil yang terletak di ujung anterior ginjal dan
kaya akan darah. Masing-masing struktur kelenjar ini memiliki dua
bagian, yakni bagian luar (korteks) dan bagian dalam (medula).
Bagian korteks kelenjar adrenal menghasilkan hormon
adrenalin (epinefrin) yang berpengaruh dalam penyempitan
pembuluh darah sehingga tekanan darah dan denyut jantung
meningkat. Hormon ini juga berperan mengubah glikogen (gula
otot) menjadi glukosa (gula darah). Selain itu, hormon adrenalin
bersama hormon insulin memengaruhi proses pengaturan kadar
gula dalam darah.
Sementara itu, bagian korteks (bagian luar) adrenal
mengeluarkan hormon kortin yang tersusun atas kortison dan
deoksikortison. Hormon kortin dapat memudahkan perubahan
protein menjadi karbohidrat, kemudian juga mengatur
metabolisme garam dan air.
Penyakit manusia yang disebabkan oleh kurangnya sekresi
hormon ini adalah penyakit Addison. Gejala yang timbul
pada penderita penyakit ini antara lain tekanan darah rendah,
kelemahan otot, gangguan pencernaan, peningkatan retensi
kalium dalam cairan tubuh dan sel, kulit kecoklatan, dan nafsu
makan hilang. Penderitanya dapat diobati dengan pemberian
hormon kortin melalui mulut atau intramuskular.

139
Lut via Krismayanti, M. Kes.

6. Kelenjar Pankreas
Kelenjar prankeas dinamakan juga kelenjar Langerhans atau
pulau Langerhans. Pulau Langerhans merupakan sekelompok
kecil yang tersebar di seluruh pankreas. Sel-sel pulau Langerhans
tak terkait dengan saluran pembawa getah pankreas yang
menuju duodenum. Namun, sel-sel kelenjar ini sangat kaya akan
pembuluh darah.
Sekresi yang dihasilkan
dari kelenjar Langerhans
yakni hormone insulin,
sebuah hormon berbentuk
protein yang ditemukan oleh
Dr. Frederick Banting pada
tahun 1922.
Hormon insulin berperan
saat proses pengubahan gula
darah (glukosa) menjadi
gula otot (glikogen) di dalam
hati. Sehingga, oleh hormon
tersebut, kadar gula darah
Gambar 8.7 Kelenjar Pankreas
menjadi turun.
Kekurangan hormon insulin pada seseorang dapat
menyebabkan penyakit diabetes melitus atau penyakit ken cing
manis. Gejala penyakit kencing manis ditandai dengan tingginya
glukosa dalam darah yang tinggi. Glukosa yang ada dalam tubuh
penderita tidak diubah menjadi glikogen dan lemak, justru
sebaliknya glikogen dan lemak yang diubah menjadi glukosa.
Selain hormon insulin, kelenjar Langerhans juga memproduksi
hormon guklagon. Hormon guklagon hormon yang berperan
dalam mengubah glikogen menjadi glukosa.
7. Kelenjar Kelamin
Kelenjar kelamin disebut pula dengan gonad. Meskipun
fungsi utamanya adalah memproduksi sel-sel kelamin,

140
Anatomi Fis iologi M anusia

namun kelenjar kelamin juga memproduksi hormon.


Kelenjar kelamin laki-laki terdapat pada testis, sementara
kelenjar kelamin perempuan berada pada ovarium.

Gambar 8.8 Kelenjar Kelamin


Sementara itu, hormon estrogen dan progesteron disekresikan
oleh ovarium. Estrogen dihasilkan oleh folikel de Graff dan
dirangsang oleh hormon FSH. Hormon estrogen berfungsi
saat pembentukan kelamin sekunder wanita, seperti bahu
mulai berisi, tumbuhnya payudara, pinggul menjadi lebar, dan
rambut mulai tumbuh di ketiak dan kemaluan. Di samping itu,
hormon enstrogen juga membantu dalam pembentukan lapisan
endometrium.
Bagi wanita, hormon progesteron berfungsi menjaga
penebalan endometrium, menghambat produksi hormon FSH,
dan memperlan-car produksi laktogen (susu). Hormon ini
dihasilkan oleh korpus luteum dan dirangsang oleh LH.

141
Lut via Krismayanti, M. Kes.

D. MEKANISME KERJA HORMON


Hormon yang dikeluarkan oleh sel di system endokrin
berikatan dengan reseptor sehingga menyebabkan perubahan
isiologis sel. Sistem endokrin merupakan fungsi reseptor spesiik
yang diekspresikan oleh sel di tubuh. Fungsi dari reseptor
adalah:
1. Mengenal hormone yang diperlukan oleh sel
2. Reseptor dan hormone membentuk suatu kompleks hormone
reseptor
3. Kompleks hormone mengaktifkan sel yang bersangkutan
untuk aksi biokemis di dalam sel.
Reseptor hormon bisa berada pada salah satu dari ketiga
tempat di bawah ini:
1. Memberan plasm asel target
2. Di dalam sel (sitoplasma sel sasaran)
3. Di dalam initi (nucleus)
Pada tingkatan sel, hormone yang berukuran besar
(polipeptida dan protein) tidak dapat menembus sel dan bekerja
pada permukaan sel dengan cara mengikat pada suatu reseptor
khas disebelah luar membrane sel tersebut, merangsang enzim
adenilatsiklase dalam sel sehingga terbentuk AMP (adenosine
monofosfat) siklik. Kecuali pada insulin, prolaktin, dan growth
hormone (GH). Kemudian, AMP siklik dapat mengaktifkan
kinase-kinase protein tertentu di dalam sel untuk menginduksi
serangkaian reaksi metabolic di dalam sel sasaran.
Hormon yang molekulnya kecil (hormone steroid dan
hormone tiroid), mempunyai pengaruh terhadap spectrum jenis
sel-sel sasaran yang lebih luas. Hormone steroid menembus
dinding sel, berkaitan dengan reseptor protein khas sitoplasma.
Ikatan kompleks steroid reseptor masuk ke dalam inti sel
berkaitan dengan kromatin yang memengaruhi eksresi gen
sehingga terjadi perubahan pada kegiatan polymerase RNA
yang bergantung pada DNA. Sehingga menyebabkan terjadinya

142
Anatomi Fis iologi M anusia

kenaikan/penurunan kecepatan produksi RNA yang selanjtnya


mempengaruhi produksi protein yang khas.
E. KELAINAN-KELAINAN
1. Penyakit addison
Berkurangnya volume dan tekana darah karena turunya
kadar Na dan volume air dari cairan tubuh. Hipoglikaemia dan
turunya daya tahan tubuh terhadap stres, sehingga penderita
mudah menjadi shock dan terjadi kematian hanya karena stres
kecil saja minsalnya lu atau kelaparan. Lesu mental dan isik .
2. Sindrom Cushing
Kumpulan gejala – gejala penyakit yang di sebabkan oleh
sekresi berlebihan dari glukokortikoid seperti tumor adrenal dan
hifoisis . juga dapat disebabkan oleh pemberian obat – obatan
kortikostiroid yang berlebihan .
Gejala – gejalanya berupa .
a. Otot - otot mengecil dan menjadi lemah karena katabolisme
protein.
b. Ostioporosis.
c. Luka yang sulit sembuh.
d. Gangguan mental misalnya euphoria(terasa segan)
3. Sindrom Adrenogenital
Kelainan di mana terjadi kekurangan produksi glukortikoid
yang biasanya akibat kekurangan enzim pembentuk
glukokortikoid pada kelenjar adrenal. Akibatnya kadar ACTH
meningkat dan zona retikularis dirangsang untuk mensekresi
Androgen yang menyebabkan timbulnya tanda – tanda kelainan
sekunder pria pada seorang wanita yang di sebut virilisme yaitu
timbulnya janggut dan distribusi rambut seperti pria,perubahan
suara, payudara mengecil , klitoris membesar seperti penis dan
kadang – kadang kebotakan.
Pada pria dibawah umur timbul pubertas perkoks, yaiut
timbulnya tanda-tanda kelamin sekunder di bawah umur. Pada

143
Lut via Krismayanti, M. Kes.

pria dewasa gejala-gejala diatas tertutup oleh tanda-tanda kelamin


sekunder normal yang disebabkan oleh testosteron. Tetapi bila
timbul sekresi yang berlebihan dari estrogen dan progesteron
timbul tanda-tanda kelamin sekunder wanita antara lain yaitu
ginaekomasti (payudara membesar seperti pada wanita).
4. Struma
Pembekakan dari kelenjar tiroid yang menimbulkan
penonjolan pada leher bagian depan. Penyebab struma antara
lain peradangan, tumor, ataupun deisiensi youdium. Pada
deisiensi yodium, struma terjadi karena TSH meningkat, hal ini
merangsang sel-sel folikel untuk hipertropi dan hiperplasia.
5. Hipotirodea
Keadaan dimana terjadi kekurangan hormon tiroid. Bila terjadi
pada masa bayi dan anak, hipotiroid menimbulkan kretinisme
yaitu tubuh menjadi pendek karena pertumbuhan tulang dan
otot terhambat, disertai kemunduran mental karena sel-sel otak
kurang berkembang. Kretinisme dapat diobati dengan pemberian
hormon tiroid asalkan tidak terlambat. Bila terjadi pada orang
dewasa, hipotiroidea menimbulkan miksedema. Gejala berupa
kulit tebal, muka bengkak, rambut kasar, mudah gemuk, lemah,
denyut jantung lambat, lamban secara isik maupun mental. Hal
tersebut bisa dihindarkan dengan mengkonsumsi yodium.
6. Hipertiroid
Keadaan dimana hormon tiroid disekresikan melebihi
kadar normal. Gejala-gejalanya berupa berat badan menurun,
gemetaran,berkeringat,nafsu makan besar, dan jantung berdebar.
Hipertiroid paling sering terdapat pada penyakit Graves, suatu
penyakit autoinun dimana terbentuk antibodi terhadap resptor
TSH pada sel-sel tiroid. Penyakait Graves juga disertai dengan
goiter (struma, pembengkakan kelenjar tiroid, dan penonjolan
bola mata yang disebabkan oleh reaksi radang terhadap imun
kompleks pada otot bola mata eksternal dan jaringan sekitar bola
mata).

144
Anatomi Fis iologi M anusia

7. Diabetes mellitus
Diabetes mellitus adalah penyakit yang disebabkan oleh
kelainan hormon yang mengakibatkan sel-sel dalam tubuh tidak
dapat menyerap glukosa dari darah. Penyakit ini timbul ketika di
dalam darah tidak terdapat cukup insulin atau ketika sel-sel tubuh
tidak dapat bereaksi secara normal terhadap insulin dalam darah.
Pada kedua hal tersebut, sel-sel Tubuh tidak mendapat cukup
glukosa dari darah sehingga kekurangan energi dan akhirnya
terjadi pembakaran cadangan lemak dan protein tubuh.

F. RANGKUMAN
Hormon merupakan hasil sekresi dari kelenjar endokrin yang
beredar didalam darah ke jaringan tanpa melewati duktus atau
saluran. Beberapa dari organ endokrin ada yang menghasilkan
satu macam hormon (hormon tunggal) disamping itu juga
ada yang menghasilkan lebih dari satu macam hormon atau
hormon ganda misalnya kelenjar hipoise sebagai pengatur
kelenjar yang lain. Kelenjar dari sistem endokrin meliputi tiroid
dan paratiroid, hipoisis, pankreas, kelenjar adrenal, dan gonad.
Kelenjar pineal juga dianggap sebagai kelenjar endokrin karena
kekurangan saluran, meskipun fungsi yang tepat yang tidak
diketahui. Kelenjar thymus, pernah dianggap sebagai kelenjar
endokrin, kini digolongkan dengan sistem getah bening. Sistem
endokrin dengan sistem saraf bersama-sama, mengatur fungsi
tubuh yang penting, termasuk pertumbuhan dan perkembangan
jaringan tubuh, reproduksi, produksi energi, metabolisme dan
kemampuan untuk beradaptasi dengan stres.

G. LATIHAN SOAL
1. Jelaskan pengaruh hormon terhadap siklus reproduksi
wanita?
2. Bagaimana pengaruh hormon pada proses spermatogenesis
dan oogenesis?

145
BAB IX

SISTEM SYARAF

A. ANATOMI DAN SUSUNAN SARAF


Sistem saraf merupakan organ yang berfungsi untuk
menyelenggarakan kerja sama yang rapi dalam organisasi dan
koordinasi kegitan tubuh. Unit sel fungsional dari sistem yang rumit
ini adalah Neuron. Selain itu tujuan utama sistem saraf ini adalah untuk
memahami kerumitan dalam sistem saraf dalam hal anatomi dan
isiologi neuron dan sel pendukungnya yaitu Neuroglia. 24
1. Neuron
Neuron adalah unit fungsional penyusun sistem saraf yang
terdiri dari badan sel dan perpanjangan sitoplasma. Berfungsi
dalam mentransmisikan impuls saraf. Neuron terdiri dari
komponen sebagai berikut :
a. Badan sel (soma atau
perikarion)Badan sel
merupakan bagian
yang mengendalikan
m e t a b o l i s m e
keseluruhan neuron
karena badan sel
mengandung inti dan
organel sel lainnya.

Gambar 9.1 Bagian Nefron

24
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.

| 147 |
Lut via Krismayanti, M. Kes.

b. Badan Nissl (zat kromatoilik) adalah keolompok retikulum


endoplasma kasar yang merupakan tempat sintesis protein.
c. Dendrit merupakan perpanjangan sitoplasma yang biasanya
berganda dan pendek yang berfungsi sebagai penghantar
impuls ke sel tubuh. Permukaan dendrit penuh dengan spina
dendrite yang dikhususkan untuk berhubungan dengan
neuron lain.
d. Akson
Akson merupakan penonjolan kecil dari badan sel yang
mengirim impuls saraf. Akson muncul dari badan sel pada
akson hillock yang berbentuk kerucut. Impuls saraf terjadi
pada daerah pemicu, biasanya terletak pada segmen awal,
sebuah daerah yang tepat berada di luar akson hillock.
Neuron dapat diklasiikasikan berdasarkan fungsi dan
strukturnya. Berdasarkan fungsinya neuron dibagi menjadi 3
kelompok, yaitu :
a. Neuron sensori (Neuron aferen) mentransmisikan impuls
sensori dari kulit dan indra lainnya atau dari bebagai tempat
didalam tubuh menuju sistem saraf pusat (otak dan sum-sum
tulang belakang).
b. Neuron motorik (neuron eferen) mentransmisikan impuls saraf
dari sistem saraf pusat menuju efektor, sel-sel sasaran yang
menghasilkan semacam tanggapan. Yang termasuk efektor
adalah otot, kelenjar keringat, dan kelenjar eksokrin.
c. Neuron asosiasi/neuron penghubung (Interneuron) terletak
pada sistem saraf pusat dan mentransmisikan impuls dari
neuron sensori ke neuron motorik.
Sedangkan berdasarkan strukturnya, neuron dibagi
menjadi tiga kelompok yaitu :
a. Neuron multipolar yaitu, neuron yang mempunyai satu akson
dan beberapa atau banyak dendrit. Sebagian besar neuron
termasuk jenis ini.

148
Anatomi Fis iologi M anusia

b. Neuron Bipolar mempunyai satu akson dan satu dendrit.


Neuron bipolar muncul dari sisi yang berlawanan pada badan
sel. Neuron bipolar hanya ditemukan pada neuron sensori
khusunya pada mata, telinga atau pada organ olfaktori.
c. Neuron unipolar yaitu neuron yang mempunyai satu taju
yang muncul dari badan sel yang bercabang berbentuk T
menjadi dua taju. Kedua taju ini berfungsi sama seperti akson
tunggal. Dendrit muncul dari salah satu ujung terminal akson.
Neuron unipolar terletak diantara sambungan antara akson
dan dendrit. Kebanyakan neuron unipolar adalah neuron
sensori.

Gambar 9.2 Tipe Struktur neuron

2. Neuroglia
Neuroglia (glia) adalah sel-sel yang mendukung (penunjang)
dan melindungi neuron yang berfungsi sebagai jaringan ikat
yang mensupport sel saraf dari nervous sistem. Empat macam
neuroglia ditemukan pada sistem saraf pusat.
a. Astrosit mempunyai banyak taju yang menyebabkan
sel tampak seperti bintang. Astrosit mempertahankan
keseimbangan ion disekitar neuron dan mengendalikan
pertukaran material anatara pembuluh darah dan neuron.
b. Oligodendrosit mempunyai lebih sedikit taju dibandingkan
dengan astrosit. Oligodendrit melapisi taju sitoplasma

149
Lut via Krismayanti, M. Kes.

disekitar neuron untuk menciptakan pelindung penyekat


yang disebut selubung mielin.
c. Mikroglia adalah makrofage yang bersifat fagosit yang
menyediakan fungsi perlindungan dengan memakan jasad
renik dan sisa-sisa sel.
d. Sel ependimal membatasi rongga-rongga berisi cairan pada
otak dan sum-sum tulang belakang.
e. Ada dua macam neuroglia yang ditemukan pada sistem saraf
tepi, yaitu :
f. Sel schwann (neurolemosit) melapisi akson, menghasilkan
selubung mielin yang bersifat menyekat. Sel schwann
mempunyai fungsi yang sama dengan oligodendrit pada
sistem saraf pusat.
g. Sel satelit terletak di ganglia dimana sel tersebut mengelilingi
badan sel neuron.
Mielinasi, pada sistem saraf tepi selubung mielin adalah
penyekatan yang dibentuk oleh sel schwann disekeliling akson.
Setiap sel schwann membungkus akson berulang-ulang,
membentuk penyekatan yang berlapis-lapis. Ruang-runag kosong
terjadi diantara sel schwann yang berdampingan, menyisakan
daerah yang tidak bersekat, disebut neuroibral (buku ranvier)
disepanjang akson. Sebagai penyekat, sel schwann menghambat
koneksi yang terus menerus dari impuls saraf disepanjang akson.
Sebagai tanggapan, impuls saraf melompati setiap sel schwann
dari buku neuroibral ke neuroibral yang berikutnya.

B. ORGANISASI SISTEM SARAF


Sistem saraf dibagi menjadi dua yaitu :
1. Sistem saraf pusat (Central Nervous System : CNS) dengan
komponennya :
a. Otak
b. Sum-sum tulang belakang (medulla spinalis)
2. Sistem saraf tepi (Perhiperal Nervous System : PNS)

150
Anatomi Fis iologi M anusia

a. Susunan saraf somatic


b. Susunan saraf otonom
1) Saraf simpatis
2) Saraf parasimpatis

Gambar 9.3 Pembagian sistem saraf

1. Sistem saraf pusat (CNS)


a. Otak
Otak adalah salah satu organ yang sangat penting karena
merupakan pusat komputer dari semua sistem dalam tubuh.
Jaringan otak dibungkus oleh selaput otot dan tulang tengkorak
yang kuat dan terletak dalam kavum krani. Berat otak orang
dewasa kira-kira 400 gram. Otak dibungkus oleh tiga selaput
(meningen). Selaput tersebut antara lain :
1) Duramater yaitu selaput keras pembungkus otak berasal dari
jaringan ikat tebal dan kuat.
2) Araknoidea yaitu selaput tipis yang membentuk sebuah
balon yang berisi cairan otak yang meliputi seluruh susunan
saraf sentral. Otak dan medula spinalis berda didalam cairan
tersebut.
3) Piamater merupakan selaput tipis yang terdapat pada
permukaan jaringan otak, piamater berhubungan dengan
araknoid melalui struktur jaringan ikat yang disebut
trabekhel.

151
Lut via Krismayanti, M. Kes.

Gambar 9.4 Pengaruh Otak Terhadap


Organ Yang Lain

Otak memiliki empat kamar berupa ventrikel yang terisi


juga oleh cairan serebrospinal. Sel-sel yang melapisi ventikel
dilengkapi dengan silia yang berfungsi untuk menjaga agar cairan
serebrospinal tetap beredar.
Antara dua ventrikel terdapat alas kapiler yang luas sehingga
dapat memungkinkan pertukaran bahan antara darah dan cairan
serebrospinal. Di dalam otak terdapat 12 pasang saraf kranial.
Adapun otak sendiri dapat dibedakan menjadi otak depan, otak
tengah, dan otak belakang.
a. Otak Besar
Otak besar terletak di bagian paling depan dengan struktur
yang menonjol yang disebut dengan serebrum. Bagian ini memiliki
dua belahan, yaitu kiri dan kanan. Bagian kiri mengkoordinasikan
bagian tubuh sebelah kanan, sedangkan otak bagian kanan
mengatur dan mengkoordinasikan bagian tubuh sebelah kiri. Otak
besar berfungsi sebagai pusat berpikir (kepandaian), kecerdasan,
dan kehendak. Otak besar juga mengendalikan semua kegiatan
yang didasari seperti bergerak, mendengar, melihat, berbicara,

152
Anatomi Fis iologi M anusia

berpikir, dan lain-lain. Otak besar ini terdiri atas dua lapisan
berikut.
(1) Korteks
Korteks merupakan bagian luar dari serebrum. Bagian ini
terbuat dari bahan abu-abu, yaitu massa badan sel. Keadaan
korteks memiliki permukaan yang berlipat-lipat sehingga
dapat memperluas permukaannya.
(2) Lapisan Dalam
Pada lapisan ini terdapat serabut saraf bermielin yang disusun
dari bahan putih.
Di bagian otak besar ini terdapat talamus, hipotalamus, bagian
dari kelenjar pituitari, dan kelenjar pineal. Talamus merupakan
penjaga pintu gerbang pada korteks serebrum. Semua pesan
sensori yang sampai ke otak harus melalui talamus terlebih dahulu
agar dapat dirasakan secara sadar, kecuali bau semua rangsangan
dari reseptor diterima talamus dan kemudian diteruskan ke area
sensorik serebrum.
Hipotalamus berfungsi sebagai pusat koordinasi bagi banyak
kegiatan organ-organ dalam. Selain itu, hipotalamus juga
berfungsi untuk mengatur suhu dan kandungan air dalam darah.
Hipotalamus juga merupakan penghasil hormon. Hormon
yang dihasilkan, antara lain oksitosin dan ADH (antideuretik
hormon) yang tersimpan di lobus posterior pada pituitari, serta
TSH (hormon perangsang tiroid) dan LH (Luteinizing hormon)
yang tersimpan di lobus anterior pada pituitari. Otak besar dibagi
menjadi beberapa bagian penting sebagai berikut.
(1) Lobus Osksipitalis
Daerah ini berperan penting terhadap penglihatan.
(2) Lobus Temporalis
Bagian ini berperan sebagai pusat pendengaran. Adanya bunyi
dapat meningkatkan metabolisme daerah pembicaraan pada
lobus temporalis.

153
Lut via Krismayanti, M. Kes.

(3) Lobus Frontalis


Daerah ini berperan dalam koordinasi dan pengendalian
gerak otot dan berpikir, belajar, memori, pandangan ke depan,
analisis logis, kreativitas, dan beberapa emosi bergantung
kepada kegiatan saraf di lobus frontalis.
(5) Lobus Parientalis
Daerah ini terletak di bagian belakang. Antara lobus frontalis
dengan lobus parientalis terdapat lekukan atau parit yang
disebut dengan sulkus sentralis atau celah Rolando. Lobus
parientalis ini berfungsi untuk menerima rangsang panas,
dingin, tekanan, dan sentuhan.
b. Otak Tengah
Otak tengah disebut juga disensefalon dan terletak di depan
otak kecil dan jembatan varol. Otak tengah ini berukuran kecil
dan tidak mencolok. Fungsi utamanya adalah untuk memberikan
impuls antara otak depan dengan otak belakang dan otak dengan
mata. Di samping itu juga berfungsi menjaga keseimbangan.
c. Otak Belakang
Otak belakang terbagi menjadi dua bagian, yaitu medula
oblongata (sumsum lanjutan) dan serebelum (otak kecil). Masing-
masing bagian tersebut memiliki koordinasi dan fungsi sendiri-
sendiri.
(1) Medula Oblongata
Bagian ini tampak seperti ujung bengkak pada tali spinal.
Fungsi medula oblongata, antara lain menstimulasi otot-
otot antartulang rusuk dan diafragma sehingga dapat
memungkinkan untuk pernapasan; mengkoordinir saraf
yang mengatur detak jatung diameter arteriola, tekanan
darah, suhu tubuh, gerakan alat-alat pencernaan, dan sekresi
kelenjar pencernaan; mengkoordinir gerak releks, misalnya
kedipan mata, bersin, bersendawa, dan muntah.
(2) Serebelum (otak kecil)

154
Anatomi Fis iologi M anusia

Serebelum terdiri atas dua belahan yang berliku-liku sangat


dalam. Fungsinya adalah untuk mengkoordinasikan kegiatan
lokomotor tubuh, antara lain pengaturan otot, posisi, dan
keseimbangan tubuh.
2. Sistem saraf tepi (Perhiperal Nervous System : PNS)
Susunan saraf tepi terdiri atas serabut saraf otak dan serabut
saraf sumsum tulang belakang (spinal). Serabut saraf sumsum
dari otak, keluar dari otak sedangkan serabut saraf sumsum tulang
belakang keluar dari sela-sela ruas tulang belakang. Tiap pasang
serabut saraf otak akan menuju ke alat tubuh atau otot, misalnya
ke hidung, mata, telinga, dan sebagainya. Sistem saraf tepi terdiri
atas serabut saraf sensorik dan motorik yang membawa impuls
saraf menuju ke dan dari sistem saraf pusat. Sistem saraf tepi
dibagi menjadi dua, berdasarkan cara kerjanya, yaitu sebagai
berikut.
a. Susunan saraf somatik (sadar)
Sistem saraf sadar bekerja atas dasar kesadaran dan kemauan
kita. Ketika Anda makan, menulis, berbicara, maka saraf inilah
yang mengkoordinirnya. Saraf ini meneruskan impuls dari
reseptor ke sistem saraf pusat, dan meneruskan impuls dari sistem
saraf pusat ke semua otot kerangka tubuh. Sistem saraf sadar
terdiri atas 12 pasang saraf kranial yang keluar dari otak dan 31
pasang saraf spinal yang keluar dari sumsum tulang belakang 31
pasang saraf spinal. Saraf-saraf spinal terdiri atas gabungan saraf
sensorik dan motorik. Dua belas pasang saraf kranial tersebut,
antara lain sebagai berikut:
1) Saraf olfaktori, saraf optik, dan saraf auditori. Saraf-saraf ini
merupakan saraf sensori.
2) Saraf okulomotori, troklear, abdusen, spinal, hipoglosal.
Kelima saraf tersebut merupakan saraf motorik.
3) Saraf trigeminal, fasial, glossofaringeal, dan vagus. Keempat
saraf tersebut merupakan saraf gabungan dari saraf sensorik
dan motorik.

155
Lut via Krismayanti, M. Kes.

b. Susunan saraf otonom (tak sadar)


Sistem saraf ini bekerja tanpa disadari, secara otomatis,
dan tidak di bawah kehendak saraf pusat. Contoh gerakan
tersebut misalnya denyut jantung, perubahan pupil mata,
gerak alat pencernaan, pengeluaran keringat, dan lain-lain.
Kerja saraf otonom ternyata sedikit banyak dipengaruhi
oleh hipotalamus di otak. Sistem saraf otonom ini dibedakan
menjadi dua yaitu:
1) Saraf simpatis
Saraf ini terletak di depan ruas tulang belakang. Fungsi
saraf ini terutama untuk memacu kerja organ tubuh,
walaupun ada beberapa yang malah menghambat kerja
organ tubuh. Fungsi memacu, antara lain mempercepat
detak jantung, memperbesar pupil mata, memperbesar
bronkus. Adapun fungsi yang menghambat, antara lain
memperlambat kerja alat pencernaan, menghambat
ereksi, dan menghambat kontraksi kantung seni.
2) Saraf parasimpatis
Saraf ini memiliki fungsi kerja yang berlawanan jika
dibandingkan dengan saraf simpatik. Saraf parasimpatik
memiliki fungsi, antara lain menghambat detak jantung,
memperkecil pupil mata, memperkecil bronkus,
mempercepat kerja alat pencernaan, merangsang ereksi,
dan mepercepat kontraksi kantung seni. Karena cara
kerja kedua saraf itu berlawanan, maka mengakibatkan
keadaan yang normal.

Gambar 9.5 Kerja sistem saraf simpatik dan parasimpatik

156
Anatomi Fis iologi M anusia

C. FISIOLOGI SISITEM SARAF


1. Transmisi Impuls Saraf
Sistem saraf mengatur kegiatan tubuh yang cepat seperti
kontraksi otot atau peristiwa viseral yang berubah dengan
cepat. Menerima ribuan informasi dari berbagai organ sensori
kemudian mengintegrasikannya untuk menentukan reaksi yang
harus dilakukan oleh tubuh.
Membran sel bekerja sebagai suatu sekat pemisah yang sangat
efektif dan selektif antara cairan ekstraselular dan intraselular.
Didalam ruangan ekstraselular di sekitar neuron terdapat cairan
dengan kadar ion natrium (Na+) dan ion klorida (Cl), dalam
cairan intrasel terdapat ion kalium dan protein yang lebih tinggi.
Perbedaan komposisi dan kadar ion-ion yang ada didalam dan
diluar sel mengakibatkan timbulnya suatu potensial listrik.
Permukaan membran neuron yang disebut potensial membran,
dalam keadaan istirahat cairan ekstraselular adalah elektropositif
dan intraselular adalah elektronegatif.
Gelombang depolarisasi terjadi dari suatu rangsangan
pada membran neuron setempat, mengakibatkan perubahan
permeabilitas membran dengan akibat ion-ion natrium dapat
mengadakan difusi masuk ke dalam neuron (akson). Masuknya
ion natrium yang bermuatan listrik positif ke dalam neuron
menyebabkan membran tersebut menjadi positif didalam dan
negatif diluar. Demikian juga sebaliknya, peristiwa ini disebut
Depolarisasi. Serat saraf dapat menghantarkan impuls saraf dalam
satu arah yaitu kearah tubuh sel (dendrit). Proses depolarisasi
terjadi segera setelah gelombang depolarisasi melintasi sel saraf.
Cairan intrasel bermuatan positif karena sejumlah besar ion-
ion natrium masuk kedalam sel saraf. Ion kalium masih bebas
berdifusi keluar sel membawa muatan listrik positif, sehingga
terjadi keseimbangan listrik elektronegatif sebelah dalam dan
elektropositif sebelah luar, proses ini disebut repolarisasi.
Apabila suatu impuls sedang berjalan melewati suatu sel
saraf, maka serat tersebut tidak dapat menghantarkan impuls lain

157
Lut via Krismayanti, M. Kes.

sebelum proses repolarisasi terjadi. Pengembalian keseimbangan


terjadi ketika serat saraf mengalami proses repolarisasi, maka
ion-ion natrium yang telah bergerak masuk kedalam dan ion-ion
kalium yang telah mengadakan difusi keluar membran sel harus
kembali ke membran sel asalnya. Pengeluaran ion-ion natrium
selanjutnya dari dalam keluar membran sel dilaksanakan melalui
suatu mekanisme pompa natrium. Pengeluaran ion natrium ini
mengakibatkan tertariknya ion-ion kalium kedalam serat saraf
(sel) kembali. Peristiwa berikut mencirikan transmisi impuls
saraf.
a. Potensi istirahat. Potensi istirahat menggambarkan keadaan
neuron yang tidak terangsan dan tidak terdepolarisasi
b. Potensi bertingkat. Potensi bertingkat adalah perubahan pada
potensi istirahat membran sel sebagai tanggapan terhadap
rangsangan. Potensi bertingkat terjadi setelah rangsangan
menyebabkan pintu saluran Na+ atau K+ terbuka. Jika saluran
Na+ terbuka, ion Na+ masuk dan membran terdepolarisasi
(menjadi lebih positif ). Jika rangsangan membuka saluran
K+, maka ion K+ keluar disepanjang membran dan
membran menjadi hiperpolarisasi (menjadi lebih negatif ).
Potensi bertingkat adalah sebuah peristiwa lokal yang tidak
berpindah jauh dari asalnya. Potensi bertingkat terjadi dalam
sel dan dendrit. Cahaya panas, tekanan mekanik dan bahan
kimia adalah contoh rangsangan yang dapat menyebabkan
terjadinya potensi bertingkat.
c. Potensi aksi. Tidak seperti potensi bertingkat. Potensi
aksi dapat berpindah dalam jarak yang jauh. Jika potensi
aksi dapat terpolarisasi cukup besar , saluran Na+ pada
zona pemicu terbuka akibatnya Na dibagianluar membran
menjadi terpolarisasi. Jika rangsangan cukup kuat yaitu jika
diatas amabng tertentu maka pintu Na+ yang lain terbuka
, meningkatkan aliran Na+ lebih banyak lagi menyebabkan
terjadinya potensi aksi atau depolarisasi sempurna yang pada
gilirannya menyebabkan pintu Na+ yang berada lebih jauh
dari akson terbuka.

158
Anatomi Fis iologi M anusia

2. Pengolahan Informasi.
Informasi yang masuk sedemikian rupa banyaknya sehingga
terjadi reaksi motorik yang tepat. Lebih dari 99% dari semua
informasi sensoris terus dibuang karena tidak penting, misalnya
orang menyadari bagian tubuh yang bersentuhan dengan pakaian
atau tidak menyadari tekanan pada tempat duduk ketika sedang
duduk. Perhatian ditujukan kepada suatu objek khusus dalam
lapangan penglihatan dan bunyi yang terus menerus.
Sinaps sebagai tempat hubungan satu neuron dengan neuron
berikutnya untuk mengatur penghantaran isyarat, menentukan
arah penyebaran isyarat saraf di dalam sistem saraf. Beberapa
neuron bereaksi terhadap perangsangan dengan sejumlah
besar impuls sedangkan yang lain bereaksi terhadap beberapa
impuls saja. Sinaps melakukan suatu tindakan selektif, sering
menghambat isyarat lemah dan meneruskan isyarat kuat, tidak
menyalurkan isyarat ke berbagai arah tetapi hanya ke satu arah
saja.
Hanya sebagian kecil informasi sensoris penting yang
menyebabkan reaksi motorik segera. Sebagian besar sisanya
disimpan untuk mengatur kegiatan motorik di masa yang akan
datang dan digunakan dalam proses berikir. Penyimpanan ini
terjadi dalam korteks serebri tetapi tidak semuanya karena daerah
basal otak dan medula spinalis dapat menyimpan sejumlah kecil
informasi.
3. Releks
Releks adalah respon yang tidak berubah terhadap
perangsangan yang terjadi di luar kehendak. Rangsangan ini
merupakan reaksi organisme terhadap perubahan lingkungan
baik dalam maupun luar organisme yang melibatkan sistem
saraf pusat dalam memberikan jembatan (respon) terhadap
rangsangan.

159
Lut via Krismayanti, M. Kes.

a. Lengkung Releks
Proses yang terjadi pada releks melalui jalan tertentu disebut
lengkung releks. Komponen-komponen yang dilalui releks:
1) Reseptor rangsangan sensoris, peka terhadap suatu
rangsangan (misalnya kulit).
2) Neuron aferen (sensoris), dapat menghantarkan impuls
menuju ke susunan saraf pusat (medula spinalis/ batang
otak).
3) Pusat saraf (pusat sinaps), tempat integrasi masuknya
sensoris dan dianalisis kembali ke neuron eferen.
4) Neuron eferen (motorik), menghantarkan impuls ke
perifer
5) Alat efektor, merupakan tempat terjadinya reaksi yang
diwakili oleh suatu serat otot atau kelenjar.
a. Fisiologi releks

Gambar 9.6 Gerak Releks Terhadap Stimulus

Hantaran impuls dibedakan menjadi:


1. Hantaran orthodromik. Penghantaran kegiatan mulai dari
reseptor hingga efektor yang melalui aferen, saraf pusat,

160
Anatomi Fis iologi M anusia

dan eferen. Hantaran impuls dapat pula berlangsung dari


reseptor ke efektor tanpa melalui saraf pusat, karena
saraf aferen mempunyai cabang, langsung berhubungan
dengan organ lain yang dapat dipengaruhi.
2. Hantaran antidromik. Penghantaran impuls yang
membalik tidak melalui saraf pusat. Releks ini tidak
melalui saraf pusat dan disebut releks akson karena
hanya melalui akson saja.
Waktu releks adalah penghantaran kegiatan sejak
pemberian rangsangan pada reseptor sampai timbul
jawaban di efektor, atau masa pemberian rangsangan
hingga timbul jawaban. Waktu releks ini ditentukan oleh
perlambatan pusat yang dialami terutama bila melalui
sinaps. Gangguan pada masing-masing bagian lengkung
releks dapat mempengaruhi waktu releks.
Kekuatan releks ditentukan oleh kekuatan
rangsang serta lama pemberian rangsang. Bila diberikan
dengan kekuatan yang lebih besar maka lebih banyak
reseptor yang terlihat. Bila lebih banyak serat aferen
yang meneruskan ke saraf pusat akan lebih banyak serat
eferen terlihat meneruskan kegiatan ke efektor akan
mengakibatkan peningkatan jawaban efektor.

D. KELAINAN YANG TERJADI PADA SISTEM SARAF


Sistem saraf dapat mengalami kelainan-kelainan berikut:
1. Penyakit Parkinson
Penyakit parkinson biasanya menyerang orang yang berusia
40 tahun ke atas. Penyakit ini disebabkan karena berkurangnya
neurotransmitter dopanmin pada basal ganglia. Gejala
penyakit ini, yaitu gemetar pada tangan, kaku otot, sehingga
sulit bergerak.
2. Epilepsi
Epilepsi disebabkan karena beberapa hal, antara lain karena
terdapatnya jaringan parut pada otak, tumor, gangguan

161
Lut via Krismayanti, M. Kes.

metabolisme, dan lain-lain. Epilepsi ditandai dengan kejang-


kejang dan hilang kesadaran.
3. Stroke
Stroke dapat dipicu oleh tekanan darah tinggi (hipertensi).
Hipertensi dapat mengakibatkan pecahnya pembuluh darah
di otak, sehingga akan mengganggu fungsi otak. Gejala
stroke, antara lain pusing-pusing, apabila sudah parah diikuti
dengan gejala lain, yaitu sulit berbicara, tidak dapat melihat,
lumpuh, bahkan mati separuh.
4. Neuritis
Neuritis merupakan penyakit radang saraf yang disebabkan
karena benturan isik misalnya pukulan, patah tulang. Ada juga
yang disebabkan oleh deisiensi vitamin, antara lain vitamin
B1, B6, dan B12. Gejala neuritis, antara lain kesemutan dan
terasa sakit pada daerah yang disarai.

E. KESIMPULAN
Hampir semua fungsi penegendali tubuh manusia dilakukan
oleh sistem saraf. Secara umum sistem saraf mengendalikan
aktivitas tubuh yang cepat seperti kontraksi otot. Daya kepekaan
dan daya hantaran merupakan sifat utama dari makhluk hidup
dalam bereaksi terhadap perubahan sekitarnya. Ransangan ini
dinamakan stimulasi. Reaksi yang dihasilkan dinakan respon.
Hubungan reseptor dengan efektor terjadi melalui siistem
sirkulasi. Dengan perantara zat kimia yang aktif atau melalui
hormone melewati tonjolan sitoplasma dari satu sel berupa
benang (serabut). Sel ini dinamakan neuron.
Terdapat dua tonjolan neuron sensorik yaitu ke saraf perifer
dan saraf pusat, yang ke perifer berhubungan dengan organ ujung
(otot dan kulit). Yang dikenal sebagai dendrite dan tonjolan pusat
disebut akson.
Susunan saraf terdiri dari susunan saraf sentral dan saraf
perifer. Susunan saraf sentral terdiri dari otak (otak besar, otak

162
Anatomi Fis iologi M anusia

kecil, dan batang otak) dan medula spinalis. Susunan saraf perifer
terdiri dari saraf somatic dan saraf otonom (saraf simpatis dan
parasimpatis).

F. LATIHAN SOAL
1. Suatu ransangan pada membrane neuron setempat yang
mengakibatkan perubahan permiabilitas membrane
mengakibatkan ion-ion natrium dapat mengadakan difusi
dan masuk kedalam neuron (akson) keadaan ini disebut:
a. Gelombang depolarisasi
b. Proses repolarisasi
c. Pengembalian keseimbangan
d. Potensial aksi
f. Peristiwa visceral berubah dengan cepat
2. Sisitem saraf melakukan fungsi yang kegiatannya secara
bersamaan diperintah oleh isyarat saraf disebut:
a. Fungsi motorik
b. Fungsi otonom
c. Fungsi khusus
d. Fungsi control otot
f. Fungsi keseimbangan
3. Daerah kontak khusus antara satu neuron dengan neuron
yang lain tempat dan terjadinya penghantaran impuls neuron
disebut:
a. ganglian basali
b. sinaps
c. medula spinalis
d. relex
e. korteks motoriks

163
BAB X

SISTEM REPRODUKSI

A. PENDAHULUAN
Reproduksi bergantung pada penyatuan gamet (sel reproduktif
atau sel germinativum) pria dan wanita, yang masing-masing
memiliki separuh sel kromosom yang utuh dan khas. Sistem
reproduksi pria dan wanita dirancang untuk memungkinkan
penyatuan bahan genetik dari kedua mitra kerja, dan sistem
wanita dilengkapi untuk dapat menampung dan memberi makan
keturunan sampai ke tahap perkembangan sampai keturunan
tersebut dapat bertahan hidup secara independen di lingkungan
eksternal.
Organ reproduksi primer, atau gonad, terdiri dari sepasang
testis pada pria dan sepasnag ovarium (indung telur) pada
wanita. Pada kedua jenis kelamin, gonad matang melaksanakan
fungsi ganda, yaitu (1) menghasilkan gamet (gametogenesis),
yaitu spermatozoa (sperma) pada pria dan ovum (telur) pada
wanita, dan (2) mengeluarkan hormon-hormon seks, terutama
testosteron pada pria dan estrogen pada wanita.
Karakteristik seks sekunder adalah berbagai karakteristik
eksternal yang tidak secara langsung terlibat dalam reproduksi
tetap membedakan pria dan wanita, misalnya konigurasi tubuh
dan distribusi rambut. Sebagai contoh, pada manusia, pria memiliki
bahu yang lebih besar sementara wanita memiliki pinggul yang
melengkung, dab pria memiliki janggut sementara wanita tidak.
testosteron pada pria dan estrogen pada wanitamerupakan
penentu perkembangan pemeliharaan karakteristik tersebut.
Karakteristik sekunder ini penting dalam membedakan antar pria

| 165 |
dan wanita memamng menarik perhatian lawan jenis, tetapi daya
tarik sangat dpengaruhi oleh kompleksitas masyarakat manusia
dan perilaku budaya.

B. ORGAN REPRODUKSI PRIA


Struktur reproduksi pria terbagi atas dua bagian yaitu bagian
eksterna dan bagian interna. Bagian ekterna terdiri dari penis dan
skrotum. Bagian interna tersusun atas testis, vesika seminalis,
prostat, bulburetralis, epididimis, duktus deferens, uretra.
1. Testis
Bagian dalam yang terbagi atas lobulus yang terdiri dari tubulus
seminiferus, sel-sel sertoli, dan sel leydig. Produksi sperma
atau spermatogenesis terjadi pada tubulus seminiferus. Sel-
sel leydig mensekresi testosteron.
2. Epididimis
3. Penis
terdiri atas jaringan-jaringan otot, jaringan spons yang lembut,
pembuluh darah dan jaringan saraf. Fungsinya yaitu untuk
kopulasi (hubungan antara alat kelamin jantan dan betina untuk
memudahkan semen masuk ke dalam organ reproduksi betina) 25.
Penis tersusun atas 3 silindris jaringan erektil yg kaya pembuluh
darah vena dan kapiler. Fungsinya sebagai alat kopulasi dan saluran
untuk mengeluarkan sperma n urin.

Gambar 10.1 Struktur Penis


25
Wulandari, Febri, Ayu. 2011. Biologi Reproduksi. Penerbit Salema Medika:
Jakarta

| 166 |
Anatomi Fis iologi M anusia

1. Skrotum
Terletak di sudut di antara kedua pangkal paha.

Gambar 10.2 Anatomi Organ Reproduksi Pria

C. Fungsi Sisem Reproduksi Pria


Fungsi primer dari reproduksi pria adalah menghasilkan
spermatozoa matang dan menempatkan sperma dalam saluran
reproduksi wanita melalui senggama. Testes mempunyai
fungsi eksokrin dalam spermatogenesis dan fungsi endokrin
untuk mensekresi hormon-hormon seks yang mengendalikan
perkembangan dan fungsi seksual. Semua fungsi dari sistem
reproduksi pria diatur melalui interaksi hormonal yang
kompleks.
1. Fungsi Hormonal
Pusat pengendali hormonal dari sitem reproduksi adlah sumbu
hipotalamus-hipoisis. Dibawah pengaruh berbagai hal seperti
keturunan, lingkungan, rangsangan kejiwaan, dan kadar hormon
yang bersirkulasi, hipotalamus mempproduksi gonadotropic
hormone-releasing hormone (FSHRH) dan luteinizing hormone-
realising hormone (LHRH). Hormon-hormon ini dibawa ke

167
Lut via Krismayanti, M. Kes.

hipoisis anterior untuk mensekresi follicle-stimulating hormone


(FSH) dan luteinizing-hormone (LH), yang pada pria lebih umum
dikenal sebagai interstitial cell-stimulaing hormone (ICSH).
Hormon gonadotropin disekresi dalam kadar yang tetap pada
pria.
Testosteron mengarahkan dan mengatur ciri-ciri tubuh
pria; yaitu, perkembangan testes dari genitalia pria, desensus
testes dari rongga abdomen ke dalam skrotum selama masa
janin, perkemangan ciri seksual primer dan sekunder, dan
spermatogenesis.
Produksi testosteron oleh sel-sel interstitial leydig pada pria
akan sangat meningkat pada permulaan pubertas. Awal pubertas
ditandai oleh meningkatnya kadar hormon-hormon ICSH
secara nyata, yang mula-mula diproduksi sewaktu tidur. Kadar
yang tinggi pada awal pubertas ini menyebabkan meningkatnya
produksi testosteron oleh testis. Estron dan estradiol juga di
produksi dan berasal dari konvensi testosteron yang dibuat oleh
adrenal dan testis, dan dari androstenedion. Kadar globulin
pengikat hormon-hormon seksual akan menurun selama
pubertas, sehingga menyebabkan lebih banyak testosteron
bebas dalam sirkulasi. Pertumbuhan yang pesat terjadi pada
setiap sistem organ dalam tubuh kecuali siistem saraf pusat dan
sistem limfatik. Yang paling menonjol adalah perubahan dalam
tinggi dan berat badan serta ciri-ciriseksual sekunder. Puncak
dari pesatnya pertumbuhan terjadi pada usia sekitar 14 tahun.
Tingkat kecepatan pertumbuhan rata-rata pada persentil ke-50
adalah 5 inci dari usia 12-14,5 tahun dan 3 inci lagi sampai pada
usia 16 tahun; puncak pertambahan berat badan terjadi pada usia
14 tahun di mana separuhnya terjadi pada usia antara 12 dan 16
tahun, dan kebanyakan berupa otot-otot baru.
Ciri-ciri seksual sekunder yang muncul paling awal adalah
bertambahnya ukuran testis dan skrotum, dan kemudian
penis. Perkembangan testis disebabkan oleh bertambahnya dan
berkembangnya tubuus seminiferus, dan jumlah sel-sel leydig

168
Anatomi Fis iologi M anusia

dan sertoli. Perkembangan genitalia untuk mencapai ukuran


dan bentuk dewasa membutuhkan waktu 5 sampai 6 tahun.
Ciri-ciri seksual primer kemudian mencapai kematangan fungsi
reproduksinya, namun untuk mencapai ini, pria harus mampu
menghasilkan sperma yang hidup.
2. Spermatogenesis
Spermatogenesis dimulai sejak pubertas, pada usia sekitar 13
tahun, dan berlangsung seumur hidup. Sel-sel benih di tubulus
seminiferus yaitu spermatogonia, mulai berproliferasi (mitosis).
Sebagian dari anak-anak selnya tetap menjadi spermatogonia
dan yang lainya berjalan ke lumen dari tubulus seminiferus dan
membesar menjadi spermatosit primer. Spermatosit primer
akan menjalani pembelahan meiosis sehingga terbentuk dua
spermatosit sekunder. Masibg-masing spermatosit sekunder akan
menjalani pembelahan meiosis yang kedua, yang menghasilkan
dua spermatida. Dengan demikian, satu spermatogonia akan
menjadi empat sperma. Setelah itu, tidak terjadi pembelahan
lebih lanjut, dan masing-masing spermatid akan menjalani
proses pematangan dan berdiferensiasi menjadi sperma yang
matang dengan bagian-bagian kepala, leher, badan, dan ekor.
Spermatogenesis berlangsung terus menerus sepanjangkehidupan
setelah masa pubetas . sperma disimpan di epidermis dan vas
deferens, dan kesubuannya dapat bertahan sampai 42 hari. Jika
sperma tidak dipancarkan keluar atau tidak terjadi ejakulasi,
diperkirakan spermatozoa akan diserap oleh tubuh. selama
senggama, sperma akan ditempatkan dalam vagina wanita.
Setelah ejakulasi, sperma paling lama dapat bertahan selam 24
sampai 72 jam dalam suhu tubuh. pada suhu yang lebih rendah
semen dapat disimpan selama bertahun-tahun.

169
Lut via Krismayanti, M. Kes.

D. ORGAN REPRODUKSI WANITA


1. Organ Interna Sistem Reproduksi Wanita
a. Alat Kelamin Luar

Gambar 10.3 Organ-organ Gambar 10.4 Genitalia


reproduksi internal wanita Ekternal Wanita
Genitalia eksterna secara keseluruhan di sebut vulva dan terdiri
dari struktur-struktur yang tampak dari luar, mulai dari pubis sampai ke
perineum: mons pubis, labia mayora, labia minora, klitoris, vestibulus
yang berbentuk seperti buah amandel di dalam labia minora, Introitus/
oriiium vagina, vagina, perinium. 26
b. Alat Kelamin Dalam
Organ-organ internal sistem reproduksi wanita terdiri
dari: dua ovarium dan dua tuba fallopii atau saluran telur,
uterus, dan vagina.Ovarium dan saluran reproduksi wanita
terletak di dalam rongga panggul (pelvis). Pada wanita dewasa,
ovarium berkembang dan melepaskan sel telur (oogenesis) dan
menghasilkan hormon-hormon steroid: estrogen-estron (E1),
estradiol (E2), dan estriol (E3), dan androgen serta progeteron.

26
Wulanda, Febria, Ayu. 2011. Biologi Reproduksi. Penerbit Salemba Medika:
Jakarta

170
Anatomi Fis iologi M anusia

Sejumlah kecil estrogen dan androgen juga disekresi oleh korteks


adrenal. Androgen diubah menjadi estrogen pada jaringan lemak.
Estradiol adalah estrogen yang paling kuat dan disekresi dalam
jumlah banyak oleh ovarium.
Tuba fallopi adlah penghuung ovarium dengan uterus dan
bermuara ke dalam rongga uterus, sehingga terjadi hubungan
yang langsung dari rongga peritoneal dengan rongga uterus.
Uterus terletak di tengah-tengah panggul dan secara struktur
dibagi menjadi badan atau korpus, dan serviks. Lapisan dalam,
endometrium, terdiri dari permukaan epitelium, kelenjar,
dan jaringan ikat (stoma). Endometrium dilepaskan selama
menstruasi. Pada bagian terbawah terdapat os internal dari
serviks. Os eksternal terletak pada ujung bawah dari serviks.
Dengan demikian, kanalis servikalis merupakan penghubung
antara rongga korpus uteri, melalui os internal dan os eksternal,
dengan vagina.
Muara vagina terletak perineum antara di sebelah anterior
dan lubang anus disebelah posterior. Lubang ini ditutup secara
parsial oleh suatu membran tipis, himen (selaput dara), yang
secara isik dapat robek karena berbagai cara, termasuk hubungan
kelamin yang pertama. Muara vagina dan uretra dikelilingi di
sebelah lateral oleh dua pasang lipatan kulit, labia minora dan
labia mayora. Labia minora yang lebih kecil terletak di sebelah
medial dan labia mayora yang lebih besar. Kllitoris (kelentit),
sebuah struktur eortik kecil dan terdiri dari jaringan yang identik
dengan yang terdapat di penis, teletak di ujung anterior lipatan
labia minora. Epitel selaput lendir klitoris berbentuk epitel banyak
lapis dan jaringan pengangkat di bawahnya mengandung serabut
erektil dan kaya dengan serabut saraf sensoris. Genitalia eksterna
wanita secara kolektif disebut sebagai vulva.
Vagina dimulai dari serviks uteri sampai ke introitus pada
vestibulum, yang merupakan batas antara struktur genitalia
interna dan eksterna. Dengan demikian ada hubungan langsung
antara bagian luar tubuh dengan rongga peritonial mealalui

171
Lut via Krismayanti, M. Kes.

struktur sistem reproduksi. Organ-organ pelvis interna dapat


dipalpasi melalui dinding tipis vagina bagian atas, dan akses
pembedahan ke rongga peritonial dapat di capai melalui dinding
vagina di belakang pelvis. Mons pubis meliputi permukaan
anterior dari simisis pubis dan berlanjut ke bawah dan menyatu
labia mayora. Di sebelah medial dari labia mayora terdapat
labia minora. Labia minora menyatu dan bergabung inferior
membentuk fourchette dan di superior membentuk prepusium
dari klitoris. Klitoris adalah jaringan erektil yang kecil terletak di
atas labia minora.

E. Fungsi Sistem Reproduksi Wanita


Fungsi-fungsi sistem reproduksi berlangsung melalui interaksi
hormonal yang kompleks, dan bertujuan untuk menghasilkan
ovum yang matang menurut siklus dan mempersiapkan serta
memelihara lingkungan bagi konsepsi dan gestasi.
1. Fungsi Hormonal
Perubahan hormonal siklik mengawali dan mengtur fungsi
ovarium dan perubahan endometrium. Siklus menstruasi
yang berlangsung secara teratur tiap bulan, tergantung kepada
serangkaian langkah-langkah siklik yang terkoordinir dengan
baik, yang melibatkan sekresi hormon pada berbagai tingkat
dalam sistem terintegrasi. Pusat pengendalian hormon dari
sistem reproduksi adalah hipotalamus. Dua gonadotropic
hormones-releasing hormone dari hipotalamus (GnRH), yaitu
folikel stimulating hormone-realising hormone (FSHRH). Kedua
hormon ini merangsang hipoisis anterior untuk mensekresi
follicle-stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone
(LH). Rangkaian peristiwa akan diawali oleh sekresi FSH dan
LH yang menyebabkan produksi estrogen dan progesteron dari
ovarium dengan akibat perubahan isiologik pada uterus. Estrogen
dan progesteron, pada gilirannya juga mempengaruhi produksi
gonadotropic-realising hormon spesiik, sebagai mekanisme umpan
balik yang mengatur kadar hormon gonadotropik. Langkah-

172
Anatomi Fis iologi M anusia

langkah ini telah dipelajari dengan seksamamelalui pengukuran


kadar FSH dan LH dalam darahdan kemih setiap hari. Siklus
ovarium, siklus endometrium, dan perubahan dalam kadar
hormon pada satu siklus menstruasi di gamarkan dalam Gambar
10.4.
2. Siklus Menstruasi Normal
Siklus menstruasi adalah suatu daur kejadian yang terjadi
pada ovarium yang menghasilkan perubahan tidak hanya pada
uterus, tetapi juga pada tubuh wanita secara keseluruhan. 27
Menarke, yaitu menstruasi pertama, biasanya terjadi antara
12-13 tahun, yaitu dalam rentang usia 10-16 tahun. Dalam keadaan
menarke diawali dengan periode pemetangan yang dapat memakan
waktu 2 tahun. Selama selang waktu ini, ada serangkaian peristiwa
yang tejadi, berupa perkembangan payudara, pertumbuhan
rambut pubis dan aksila, dan pertumbuhan badan yang cepat.
Umumnya, jarak siklus berkisar dari 15 sampai 45 hari, dengan
rata-rata 28 hari. Lamanya berbeda-beda antara 2-8 hari, dengan
rata-rata 4-6 hari. Darah menstruasi biasanya tidak membeku.
Jumlah kehilangan darah tiap siklus berkisar 60-80 ml.
Siklus menstruasi normalnya 25 hari sampai 35 hari. Siklus
terpendeknya 25 hari dan yang paling panjang terjadi sampai 35
hari sejak pertama kali menstruasi. 28
a. Siklus ovarium
Fase folikular. Siklus diawali dengan hari pertama
menstruasi, atau terlepasnya endometrium. FSH merangsang
pertumbuhan beberapa folikel primordial dalam ovarium.
Umumnya hanya satu yang terus berkembang dan menjadi
folikel de Graaf dan yang lainnya bergenerasi. Folikel terdiri
dari ovum dan dua lapisan sel yang mengelilinginya. Lapisan

27
Verrals, Sylvia. 2003. Anatomi & Fisiologi Terapan dalam Kebidanan.
Penerbit Buku Kedokteran: Jakarta
28
Marcelle I. Cerdas, MD. 2005. Infertilitas Partical Pathways In Obstetrics &
Gynecology. Medical Publishing Division: America.

173
Lut via Krismayanti, M. Kes.

dalam ayitu sel-sel granulosa mensintesis progesteron


yang di sekresi ke dalam cairan folikel selama paruh
pertama siklus menstruasi, dan bekerja sebagai prekursor
pada sintesis estrogen oleh lapisan sel teka interna yang
mengelilinginya. Estrogen disintesis dalam sel-sel lutein
pada teka interna. Jalur biosintesis estrogen berlansung dari
progesteron dan pegnenolon melalui 17-hidroksiasi turunan
dari androstenedion, testosteron, dan estradiol. Kandungan
enzim aromatisasi yang tinggi pada sel-sel ini mempercepat
perubahan androgen menjadi estrogen. Di dalam folikel, oosit
primer mulai menjalani proses pematangannya. Pada waktu
yang sama, foliklel yang sedang berkembang mensekresi
estrogen lebih banyak ke dalam sistem ini. Kadar estrogen
yang meningkat menyebabkan pelepasan LHRH melalui
mekanisme umpan balik positif.
Fase luteal. LH merangsang ovulasi dari oosit yang
matang. Tepat sebelum ovulasi, oosit primer selesai menjalani
pembelahan meiosis pertamanya. Kadar estrogen yang
tinggi kini menghambat produksi FSH. Kemudian kadar
estrogen mulai menurun. Setelah oosit terlepas dari folikel
deGraaf, lapisan granulosa menjadi banyak mengandung
pembuluh darah dan sangat terluteinisasi, berubah menjadi
korpus luteum terus mensekresi sejumlah kecil estrogen dan
progesteron yang makin lama makin tinggi.
b. Siklus Endometrium
Fase proliferasi. Segera setelah menstruasi, endometrium
dalam keadaan tipis dan dalam strata istirahat. Stadium ini
berlangsung kira-kira 5 hari. Kadar estrogen yang meningkat
dari folikel yang berkembang akan merangsang stroma
endometrium untk mulai tumbuh dan menebal, kelenjar-
kelenjar menjadi hipertropi dan berproliferasi, dan pembuluh
darah menjadi banyak sekali. Kelenjar-kelenjar dan stroma
berkembang sama cepatnya. Kelenjar makin bertambah
panjang tetapi tetap lurus dan berbentuk tubulus. Epitel
kelenjar berbentuk toraks dengan sitoplasma eosinoilik yang

174
Anatomi Fis iologi M anusia

seragam dengan inti di tengah. Stroma cukup padat pada


lapisan basal tetapi makin ke permukaan semakinlonggar.
Pembuluh darah akan mulai berbentuk spiral dan lebih kecil.
Lamanya fase proliferasi sangat berbeda-beda pada tiap orang,
dan berakahir pada saat terjadinya ovulasi.
Fase sekresi. Setelah ovulasi, di bawah pengaruh progesteron
yang meningkat dan terus diproduksinya esrogen oleh korpus
luteum, maka enometrium menebal dan menjadi seperti
beledu. Kelenjar menjadi lebih besar dan berkelok-kelok, dan
epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat, sehingga memberikan
gambaran seperti ”gigi gergaji”. Inti sel bergerak ke bawah, dan
permukaan epitel tampak kusut. Stroma menjadi edematosa.
Terjadi pula iniltrasi leukosit yang banyak, dan pembuluh
darah menjadi makin berbentuk spiral dan melebar. Lamanya
fase sekresi sama pada setiap wanita yaitu 14 ± 2 hari.
Fase menstruasi. Korpus luteum berfungsi sampai kira-
kira hari ke-23 atau 24 pada siklus 28 hari, dan kemudian
mulai beregresi. Akibatnya terjadi penurunan yang tajam
dari progesteron dan estrogen sehingga menghilangkan
perangsangan pada endometrium. Perubahan iskemik terjadi
pada arteriola dan diikuti dengan menstruasi.
Vagina dimulai dari serviks uteri sampai ke introitus pada
vestibulum, yang merupakan batas antara struktur genitalia
interna dan eksterna. Dengan demikian ada hubungan
langsung antara bagian luar tubuh dengan rongga peritonial
mealalui struktur sistem reproduksi. Organ-organ pelvis
interna dapat dipalpasi melalui dinding tipis vagina bagian
atas, dan akses pembedahan ke rongga peritonial dapat di
capai melalui dinding vagina di belakang pelvis. Mons pubis
meliputi permukaan anterior dari simisis pubis dan berlanjut
ke bawah dan menyatu labia mayora. Di sebelah medial dari
labia mayora terdapat labia minora. Labia minora menyatu
dan bergabung inferior membentuk fourchette dan di superior
membentuk prepusium dari klitoris. Klitoris adalah jaringan
erektil yang kecil terletak di atas labia minora.

175
Lut via Krismayanti, M. Kes.

Vagina dimulai dari serviks uteri sampai ke introitus pada


vestibulum, yang merupakan batas antara struktur genitalia
interna dan eksterna. Dengan demikian ada hubungan
langsung antara bagian luar tubuh dengan rongga peritonial
mealalui struktur sistem reproduksi. Organ-organ pelvis
interna dapat dipalpasi melalui dinding tipis vagina bagian
atas, dan akses pembedahan ke rongga peritonial dapat di
capai melalui dinding vagina di belakang pelvis. Mons pubis
meliputi permukaan anterior dari simisis pubis dan berlanjut
ke bawah dan menyatu labia mayora. Di sebelah medial dari
labia mayora terdapat labia minora. Labia minora menyatu
dan bergabung inferior membentuk fourchette dan di superior
membentuk prepusium dari klitoris. Klitoris adalah jaringan
erektil yang kecil terletak di atas labia minora.

F. KELAINAN-KELAINAN
Gangguan pada sistem reproduksi manusia yang disebabkann
oleh bakteri atau virus da sebagainya disebut dengan penyakit
kelamin, penyakit kelamin pada manusia ada beberapa macam
jenisnya di antaranya yaitu:
a. Gonoroe
Nama lain dari penyakit ini adalah kencing nanah. Penyakit
ini disebabkan oleh kuman Neisseria gonorrhea. Gejala
penyakit ini salah satunya ialah keluarnya nanah dari penis
atau vagina.
b. Klamidiatis
Nama lain dari penyakit ini uretritis non-gonoroe, gejala
penyakit ini sama dengan gonoroe hanya perbedaanya adalah
banyak perempuan yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala.
Komplikasi yang menyebabkan kemandulan juga sering
terjadi.
c. Siilis
Nama lain dari penyakit ini adalah raja singa , penyakit siilis
disebabkan oleh Treponema palladium, yaitu sebuah bakteri

176
Anatomi Fis iologi M anusia

yang berbentuk spiral. gejalanya iala timbul luka beberapa


minggu setelah tertular penyakit ini, yang merupakan luka
borok dan tidak sakit pada daerah tempat hubungan pertama
kali terjadi.
d. Herves Genitalia
Nama lain penyakit ini ialah herves yang disebabkan oleh
virus herves simplek 2. Herves akan kelihatan setelah 20-30
hari bersenggama. Gejala umumnya adalah timbul bintil-
bintil kecil berisi caran yang terasa sakit di alat kelamin atau
dubur atau mulut.
e. Candida
Nama lain penyakit ini adalah keputihan,. Candida atau
keputihan disebabkan oleh infeksi pada dinding rahim.
f. Aids
AIDS adalah acquired immune deiciency syndrom
(sekumpulan penyakit yang timbul karena turunnya kekebalan
tubuh). Penyakit ini disebabkan oleh virus HIV (human
imunnodeiciency virus) yang menyerang sistem kekebalan
tubuh dan hidup di empat cairan tubuh manusia yaitu, cairan
darah, cairan sperma, cairan vagina, air susu ibu.

G. KESIMPULAN
Sistem reproduksi manusia terdiri atas berbagai organ yang
berfungsi untuk mempertahankan keberadaan manusia di dunia
ini. Beberapa organ tersebut menghasilkan hormon untuk
memungkinkan reproduksi ini bisa berjalan dengan lancar.
Organ reproduksi pada laki-laki dan perempuan dapat dibagi
menjadi organ reproduksi luar dan organ reproduksi dalam.
Organ reproduksi laki-laki bagian luar adalah penis dan scrotom.
Sedangkan organ dalam tersusun atas testis dan susunannya, vas
deferens, vesikula seminalis dan salurannya, prostat, glandula
coeperi. Organ reproduksi perempuan bagian luar terdiri dari
mons pubis, labium major, clitoris, hymen. Sedangkan organ
dalam terdiri atas uterus, ovarium, tuba fallopi, vagina.

177
Lut via Krismayanti, M. Kes.

F. Latihan Soal
Petunjuk : pilihlah salah satu jawaban yang tersedia dan
erat hubungannya dengan suatu pertanyaan dan tiap
pertanyaan hanya salah satu kali terpilih.
Untuk pertanyaan 1-5
A. Testosteron
B. Hormone Estrogen
C. Spermatogenesis
D. Semen
E. Sperma
1. Pematangan Cairan yang berasal dari vasdeferens
merupakan cairan yang terakhir di ejakulasi yang
berfungsi untuk mendorong sperma keluar adalah:
2. Setelah tyerbentuk dalam tubulus seminiferus sperma
membtuhkan waktu beberapa hari untuk melewati
epididimis dan bergerak dari tubulus seminiferus ke
bagian aawal epididimis selama 18-24 jam mempunyai
kemampuan motilitas yaitu :
3. Tubulus seminiferus mengandung banyak sel epitel
germinativum yang berukuran kecil yang dinamakan :
4. Hormon yang dibentuk dari testosterone dan dirangsang
oleh hormone perangsang folikel yang memungkinkan
spermatogenesis menyereksi protein adalah :
5. Hormon yang dihasilkan oleh sel intersel yang terletak
antara tubulus seminiferus sel ini banyak terdapat pada
pria dewasa atau setelah pubertas :
Untuk pertanyaan 6-10
A. Menstruasi
B. Folikel de Graaf
C. Pubertas
D. Siklus ovarium
E. Ovulasi

178
Anatomi Fis iologi M anusia

1. Dimulainya kehidupan seksual dewasa terjadi karena


kenaikan sekresi hormon pada gonadotropin oleh hipoise
pada wanita berarti memasuki masa
2. Pada wanita yang mempunyyai siklus seksial normal 28
hari sesudah terjadinya menstruasi diding luar folikel yang
menonjol akan membengkak dengan cepat selanjutnya
akan terjadi
3. Wanita sehat dan tidak hamil setiap bulan secara teratur
mengeluarkan darah dari alat kandungannya yang
disebut
4. Dalam ovarium banyak terdapat sel-sel telur muda yang
dikelilingi oleh hormon dari lobus anterior salah satu dari
sel telur masak dan pecah dan yang lainnya mati siklus ini
dinamakan
5. Folikel yang menghasilkan estrogen tempat pembuatan
hormone, setelah pubertas folikel tersebut mendekati
permukaan dan menonjol keluar setelah matang disebut

179
DAFTAR PUSTAKA

Abtokhi, Ahmad,. 2008. Sains untuk PGMI dan PGSD. UIN


Malang Press. Yogyakarta
Campbell,N.Biologi jilid 3.1997.California: The Benjamin/
Cummings Publishing Company,inc
C.Pearce, Evelyn. 1992. Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Dwisang, Luvina, Saputra, Lyndon. 2002. Anatomi & Fisiologi
untuk Perawat dan Paramedis.Binarupa Aksara: Jakarta
Ensiklopedi Sains Spektakuler. 2012. Tubuh Manusia 1. PT. Aku
Bisa: Jakarta
Evelyn.C.Peacce. 2012. Anatomi dan Fisiologi untuk Para Medis.
Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.
Gibson, John. 2003. Anatomi dan Fisiologi Modern untuk Perawat.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
http://images.google.co.id/imgres= (25 maret 2013)
http://images.google.co.id/imgres?Imgurl (26 maret 2013)
http://www.web-books.com/elibrary/medicine/Physiology/
skeletal/divisions (25 maret 2013)
http://www.wikkipedia.com/Sistem-Saraf-manusia
http://www.slideshare.net/ensiklopedi-kesehatan/sistem-saraf-
presentation
http://id.wikipedia.org/wiki/hormon vertebrata
http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/11/macam-
macam hormon
http://www.pscyh.mgill.ca/courses/342/h&b.htm
http://www.harunyahya.com/indo/buku/hormon/images_
hormon/95.jpg

| 181 |
http://www.cartage.org.lb/en/themes/sciences/LifeScience/
Gener alBiolog y/Physiolog y/EndocrineSystem/
NervousEndocrine/endocrorgs.gif
http://healindonesia.iles.wordpress.com/2009/06/thyroid.jpg
http://images.google.co.id/imgres?Imgurl (10 Februari 2008)
http://images.google.co.id/imgres= (10 Februari 2008)
http://www.web-books.com/elibrary/medicine/Physiology/
skeletal/divisions
Setiadi.2007.Anatomi isiologi manusia. Jakarta:Graha Ilmu.
Ikip Malang.Struktur Hewan Bagian II.1993.Malang: Upt
Perpustakaan UM
Irianto, Koes. 2013. Anatomi dan Fisiologi. Penerbit Alfabeta:
Bandung
Kadaryanto, et,al. (2006). Biologi 2. Jakarta: Yudhistira.
Karmana, O., dan Anwar, A. 1987. Pegangan Pelajaran : Biologi un-
tuk SMA IIA2. Bandung: Ganeca Exact.
Kus, Arianto. 2004. Struktur Dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk
Para Medis.
.Bandung:Yrama Widya.
Lestari, S., et. al. 2007. IPA: Biologi Eksplorasi Kelas VIII. Klaten:
Intan Pariwara.
Linden, Roger, dkk,. 2009. At a Glance Fisiologi. Penerbit
Erlangga: Jakarta
Marcelle I. Cerdars, MD. 2005. Infertility Practical Pathways In
Obstetrics & Gynecology: America
Purwanto, B. dan Nugroho, A. (2007). Belajar Ilmu Alam dan
Sekitarnya 2. Solo: Tiga Serangkai.
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Saputra lyndon, dkk. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat
dan Paramedis. Tangerang selatan: Binarupa Aksara

| 182 |
Setiadi. 2007. Anatomi Fisiologi Manusia. Yogyakarta : Graha Ilmu
Syaifuddin. 2011. Anatomi Fisiologi. Jakarta : EGC
Saputra, Lyndon & Luvina. Evi Dwisang. 2002. Anatomi &
Fisiologi. Tangerang: BINARUPA AKSARASetiadi. 2007.
Anatomi & Fisiologi Manusia. Yogyakarta: GRAHA ILMU
Saktiyono. 2004. Sains: Biologi SMP 3. Jakarta: Esis-Penerbit
Erlangga, hlm. 16-17.
Scanlon VC, 2007. Sanders T. Essential of anatomy and physiol-
ogy. 5th ed. US: FA Davis Company;. p. 104-34.
Tarwoto, dkk. 2009. Anatomi dan Fisiologi Untuk Mahasiswa
Keperawatan. Jakarta : Trans Info Media
Van de Graaf KM. 2001. Human anatomy. 6th ed. US: The McGraw-
Hill Companies;. p. 132-95.
Verralls, Sylvia. 2003. Anatomi & Fisiologi Tarapan dalam
Kebidanan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.
Wulandari, Febri, Ayu,. 2011. Biologi Reproduksi. Penerbit
Salemba Medika: Jakarta
Yatim, wildan. 1996. Histologi biologi modern. Bandung:
Tarsito.

| 183 |

Anda mungkin juga menyukai