SISTEM MUSKULOSKELETAL
DOSEN PEMBIMBING:
NS. GIAT WANTORO, S.Kep
OLEH:
WIDIYA URMA ( 201421063 )
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT atas berkat rahmatnya saya bisa
menyelesaikan makalah anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi kita semua.
Dalam Penulisan makalah ini masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang saya miliki. Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak sangat di harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhirnya saya berharap semoga Allah Subhaanahuwataalaa memberikan imbalan yang
setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan
ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal Alamiin.
Jambi,
November 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................
A. Latar Belakang...............................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................................
C. Tujuan Penulisan............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................
A. Pengertian Tulang, Sendi dan Otot.................................................................
B. Fungsi Tulang, Sendi dan Otot.......................................................................
C. Jenis-Jenis Tulang, Sendi dan Otot................................................................
D. Komponen Pembentuk Tulang, Sendi dan Otot.............................................
E. Proses Terbentuknya Tulang...........................................................................
F. Sifat Kerja Otot.............................................................................................
G. Sumber Energi Gerak Otot.............................................................................
H. Mekanisme Gerak Otot..................................................................................
I. Kelainan Pada Tulang, Sendi dan Otot...........................................................
J. Gambar Organ Persendian..............................................................................
BAB III PENUTUP.............................................................................................................
A. Kesimpulan.....................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengetahuan tentang anatomi dan fisiologi tubuh manusia. Merupakan dasar yang
penting untuk mengenal dan mengerti cara kerja organ-organ tubuh manusia. Otot,
tulang, dan sendi bekerja sama dalam proses bergerak. Seperti yang telah kita pelajari
bahwa otot terlekat pada tulang, dan otot dapat berkontraksi (tertarik), otot ini akan
melekat pada sisi-sisi sendi dalam tubuh kita, jadi saat terjadi gerakan,otot pada sisi
tertentu pada sendi menyesuaikan perintah yang kita berikan untuk menggerakkan tulang
sehingga kita bisa bergerak. Untuk menyesuaikan gerakan yang kita inginkan otot akan
berkontraksi dan sendi akan membantu menggerakkan tulang. Persendian sebagai satu
kesatuan individu termasuk di dalamnya sistem rangka dan otot disebut dengan sistem
muskuloskeletal.
Manusia dapat melakukan pergerakan tubuh karena adanya rangka dan otot atau
sendi. Tidak dapat berfungsi sebagai alat gerak, bila tidak digerakkan oleh otot dan sendi.
Dengan adanya kerjasama antara rangka dan sendi manusia dapat melompat, berjalan,
berlari, dan melakukan aktivitas lainnya dalam kehidupan sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana anatomi sistem muskuloskeletal?
2. Bagaimana fisiologi sistem muskuloskeletal?
3. Apa saja kelainan yang terdapat pada sistem muskuloskeletal?
C. Tujuan Penulisan
Setelah mempelajari makalah ini diharapkan mampu:
1. Mengetahui dan memahami memahami anatomi sistem muskuloskeletal
2. mengetahui dan memahami fisiologi sistem musculoskeletal
3. mengetahui dan memahami kelainan yang terdapat pada sistem muskuloskeletal
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tulang, Sendi dan Otot
a. Tulang
Menurut Sweltzer S.C. Dan Bare B.G
Tulang manusia saling berhubungan satu dengan yang lain dalam berbagai bentuk
untuk memperoleh fungsi sistem muskuloskeletal yang optimal.
Penyusun Sistem Tulang, menurut Price S.A. Dan Wilson, L.M. (1995) sistem tulang
terdiri atas :
1. Sendi
Sendi adalah semua persambungan tulang, baik yang memungkinkan tulangtulang tersebut dapat bergerak satu sama lain maupun tidak dapat bergerak satu
sama lain.
2. Otot
Sebuah jaringan dalam tubuh manusia dan hewan yang berfungsi sebagai alat
gerak aktif yang menggerakkan tulang.
3. Rangka yaitu Sistem penyokong organisme
4. Tendon yaitu Struktur dalam tubuh yang lentur tapi kuat yang menghubungkan otot
ke tulang.
5. Ligamen
Jaringan berbentuk pita yang tersusun dari serabut-serabut liat yang mengikat
tulang satu dengan tulang lain pada sendi.
6. Bursae yaitu Kantong kecil dari jaringan ikat diatas bagian yang bergerak, dibatasi
membran sinovial dan mengandung cairan sinovial, yang merupakan bantalan.
b. Persendian atau artikulasi
merupakan hubungan antar tulang-tulang yang membentuk sistem gerak pada
manusia. Persendian berperan penting dalam proses gerak yang dilakukan oleh
manusia. Gerakan antara tulang yang satu dengan tulang yang lainnya pada
persendian di ikat oleh jaringan yang disebut ligamen. Gerakan pada persendian
dilapisi oleh minyak sendi, jika minyak sendi pada tulang habis maka gerakan pada
persendian akan menyebabkan rasa sakit yang luar biasa.
c. Otot
Otot
3) Pergerakan
4) Misal tulang dan otot merupakan alat gerak yang berkaitan erat. Tulang tidak dapat
bergerak bila tidak dapat digerakan otot. Karena tulang tidak dapat bergerak
dengan sendirinya tanpa bantuan otot sehingga tulang sebagai alat gerak pasif dan
otot sebagai alat gerak aktif (karena sebagai penggerak tulang).
5) Tempat melekatnya otot untuk pergerakan tubuh
6) Gudang menyimpannya mineral seperti kalsium dan hematopoesis Kalsium
berfungsi untuk mencegah osteoporosis dan melancarkan peredaran darah
sedangkan hematopoesis adalah pembentukan komponen sel darah dimana terjadi
proliferasi, maturasi dan diferensiasi sel yang terjadi secara serentak.
b. Fungsi sendi
Fungsi utama sendi adalah untuk memberikan fleksibilitas dan pergerakan pada
tempatnya, juga sebagai poros anggota gerak. Ada beberapa sendi dalam tubuh yang
hanya memberikan sedikit pergerakan, namun tetap saja sangat berfungsi untuk
memberikan kestabilan pada tubuh kita.
c. Fungsi otot
Otot dapat berkontraksi karena adanya rangsangan. Umumnya otot berkontraksi
bukan karena satu rangsangan, melainkan
susunan sel dan matriksnya mirip tulang rawan hialin, tetapi tidak sehalus dan
serapat tulang rawan hialin. Tulang rawan elastis terdapat di daun telinga, laring,
dan epiglotis.
3) Tulang rawan fibrosa
matriksnya tersusun kasar dan tidak beraturan. Tulang rawan fibrosa terdapat di
cakram antar tulang belakang dan simfisis pubis.
2) Tulang Keras (Osteon)
Tulang keras merupakan kumpulan sel-sel tulang yang mengeluarkan matriks
yang mengandung senyawa kapur dan fosfat. Kedua senyawa ini menyebabkan
tulang menjadi keras. Osteoblast pada lacuna menjadi tidak aktif dan disebut
osteosit (sel tulang). Antara lakuna satu dengan lakuna lainnya dihubungkan oleh
kanalikuli, di dalam kanalikuli terdapat sitoplasma dan pembuluh darah yang
bertugas memenuhi kebutuhan nutrisi osteosit.
Tulang keras dibedakan menjadi dua jenis, yaitu tulang kompak dan tulang
spons (tulang berongga). tampak bahwa tulang kompak (tulang padat) mempunyai
matriks tulang yang rapat dan padat, misalnya pada tulang pipa. Tulang spons
matriksnya berongga. Rongga-rongga pada tulang spons diisi oleh jaringan
sumsum tulang. Apabila berwarna merah berarti mengandung sel-sel darah merah,
misalnya pada epifisis tulang pipa, apabila berwarna kuning berarti mengandung
sel-sel lemak, misalnya pada diafisis tulang pipa.
b. Jenis-jenis sendi
Gerak inverse ialah gerak membuka telapak kaki ke arah dalam tubuh,
sedangkan gerak eversi merupakan gerak kaki membuka ke arah luar, atau gerak
memiringkan kaki.
2. Gerak pronasi dan gerak supinasi
Gerak pronasi ialah gerak menelungkupkan tangan. sedangkan gerak Supinasi
ialah gerakan menengadahkan tangan.
3. Gerak elevasi dan gerak depresi
gerak elevasi ialah gerak menengadahkan kepala, sedangkan gerak depresi ialah
gerakan menurunkan atau menundukkan kepala.
4. Gerak adduksi dan gerak abduksi
gerak adduksi ialah gerak mendekati tubuh, sedangkan gerak abduksi ialah
gerak menjauhi tubuh. Contoh gerak adduksi dan gerak abduksi ialah : gerakan
membuka tungkai kaki, gerak merenggangkan tangan dan gerak mengacungkan
tangan.
5. Gerak fleksi dan gerak ekstensi
Gerak fleksi ialah gerakan membengkokkan atau menekuk, sedangkan gerak
ekstensi ialah gerak meluruskan. Contoh gerak fleksi dan gerak ekstensi ialah
gerak pada siku, gerak pada lutut, gerak pada ruas-ruas jari dan gerak pada
bahu.
Jenis-jenis sendi berdasarkan Arah geraknya:
1. Sendi plana (datar)
Permukaan sendi datar atau hampir datar sehingga memungkinkan tulang saling
bergeser satu sama lain. Pergerakan terbatas sedikit miring dan rotasi Contoh:
Art sterno cavicularis dan Art acronio clavicularis.
2. Sendi engsel (binglimus; hingo joint)
Sendi ini mirip engsel pada pintu, Sumbu gerak tegak lurus pada arah panjang
tulang. Gerakan yang bisa dilakukan Flexi dan Extension. Contoh: Sendi lutut,
Sendi siku, Sendi mata kaki.
3. Sendi conbyloidea
Sendi ini mempunyai permukaan konver yang nyata bersendi dengan
permukaan yang konkaf, Sumbu gerak dan panjang tulang parallel. Gerakan
yang bisa dilakukan flexio, exitensi, abduksi, adduksi, sedikit rotasi. Contoh:
Art matecapoplangea dan Art internbalangea.
4. Sendi elipsoidea
Permukaan sendi terbentuk konver ellips yang sesuai dengan permukaan sendi
(konkaf ellips). Gerak yang bisa di lakukan flexi, extension, abduksi, adduksi.
Contoh: Art carpalia.
5. Sendi pasak (sendi kisar)
Terdapat pasak tulang yang dikelilingi oleh cincin ligumentum tulang, Sumbu
gerak sesuai panjang tulang. Gerak yang bisa dilakukan Rotasio. Contoh: Art
atlento-dentolis dan Art radio ulnaris sop.
6. Sendi pelana (art sellaris: saddle-oshaplo)
Bentuk sendi berbentuk konkaf-konver yang saling berlawanan dan mirip
pelana kuda. Gerakan yang dapat di lakukan Flexi atau extensi, Abduksi atau
adduksi, Rotasi.
7. Sendi peluru (ball and socket: art globoidea)
Pada sendi ini kepala sendi berbentuk bola, lalu sendi berbentuk socket. Bentuk
sendi ini memungkinkan pergerakan yang sangat bebas yaitu: flexi. Contoh:
Abduksi, Adduksi, Rotasi dan Circomdixsi.
Jenis-jenis sendi berdasarkan strukturnya:
a. Sendi Fibrosa, yaitu sendi yang tidak memiliki tulang rawan, satu tulang
dengan tulang lainnya dihubungkan dengan jaringan ikat fibrosa. Sehingga
banyak dijumpai tidak dapat digerakkan. Contohnya pada sutura tulang
tengkorak.
b. Sendi Kartilago, yaitu sendi yang ujung-ujung tulangnya dihubungkan oleh
kartilago, dan disokong oleh ligamen. Sendi Kartilago dikelompokkan lagi
menjadi 2, yaitu :
1. Sinkondrosis, merupakan sendi yang seluruh persendiannya diliputi oleh
tulang rawan. Contohnya Sendi-sendi Kostokondral.
2. Simfisis, merupakan sendi yang tulang-tulangnya memiliki hubungan
fibrokartilago dan selapis tulang rawan hialin yang menyelimuti
permukaan sendi. Contonya bagian simfisis pubis.
c. Sendi Sinovial, yaitu sendi yang memiliki ruang antar sendi sehingga
memungkinkan terjadi banyak gerakan, ujung-ujung tulangnya dilapisi oleh
tulang rawah hilain yang tipis untuk menjaga benturan dan gesekan antar
tulang. Contohnya adalah pada lutut.
c. Jenis-jenis Otot
1. Otot Polos (otot volunter)
Otot polos adalah salah satu otot yang mempunyai bentuk yang polos dan
bergelondong. Cara kerjanya tidak disadari (tidak sesuai kehendak)/ invontary,
memiliki satu nukleus yang terletak di tengah sel. Otot polos terdapat pada alat-alat
dalam tubuh, misalnya pada: Dinding saluran pencernaan, Saluran-saluran
pernapasan, Pembuluh darah, Saluran kencing dan kelamin.
Setiap sel bersambung-sambung dengan sel lain melalui cakera interkalari yang
berupaya mengalirkan arus elektrik dari sel ke sel. Manfaat: supaya pengecutan
jantung terselaras untuk mengepam darah. Otot jantung mengecut secara
spontan walaupun tiada rangsangan diterima dari sistem saraf pusat. Letak inti
sel di tengah. Dengan demikian, otot jantung disebut juga otot lurik yang
bekerja
tidak
menurut
kehendak.
b) Kapsul Sendi, berfungsi untuk menghubungkan dua tulang pada sendi tersebut,
merupakan bagian berserabut yang melapisi sendi dan memiliki rongga di
dalamnya.
c) Tulang Rawan Hialin, yaitu bagian yang melapisi kedua ujung tulang, berfungsi
untuk menjaga tulang dari benturan atau gesekan saat terjadinya pergerakan.
d) Cairan Sinovial, yaitu cairan pelumas pada ruang sendi.
3. Otot
a) Sarkolema: membram sel dari selaput otot.terdiri dari membram sel yang
disebut membram plasma dan sbuah lapisan luar yang terdiri dari 1 lapisan tipis
mengandung kolongen
b) Miofibril: merupakan bulatan bulatan kecil pada potongan melintang yang
mengandung 1500 fm,3000 FA yang merupakan melekul.protein polimer besar
untuk kontraksi otot.miofibril memiliki 2 fiamen yaitu:
c) filamen tebal yang dibentuk oleh miosin
d) Filamen tipis yang dibentuk oleh aktin tropomiosin dan trponin
e) Sarkoplasma: miofibril miofibril terpendam dalam serat otot di dalam suatu
matriks
f) Retikulum
sarkoplasmik:
sarkoplasma
yang
terdapat
pada
retikulum
dan menyebabkan kematian pada sel-sel tulang rawan ini. Kemudian akan terjadi
degenerasi (kemunduran bentuk dan fungsi) dan pelarutan dari zat-zat interseluler
(termasuk zat kapur) bersamaan dengan masuknya pembuluh darah ke daerah ini,
sehingga terbentuklah rongga untuk sumsum tulang.
Pada tahap selanjutnya pembuluh darah akan memasuki daerah epiphise
sehingga terjadi pusat osifikasi sekunder, terbentuklah tulang spongiosa. Dengan
demikian masih tersisa tulang rawan dikedua ujung epifise yang berperan penting
dalam pergerakan sendi dan satu tulang rawan di antara epifise dan diafise yang
disebut dengan cakram epifise. Selama pertumbuhan, sel-sel tulang rawan pada
cakram epifise terus-menerus membelah kemudian hancur dan tulang rawan diganti
dengan tulang di daerah diafise, dengan demikian tebal cakram epifise tetap
sedangkan tulang akan tumbuh memanjang. Pada pertumbuhan diameter (lebar)
tulang, tulang didaerah rongga sumsum dihancurkan oleh osteoklas sehingga rongga
sumsum membesar, dan pada saat yang bersamaan osteoblas di periosteum
membentuk lapisan-lapisan tulang baru di daerah permukaan.
F.
3) Potensial aksi yang terjadi ini menyebar ke seluruh bagian sel otot dan masuk ke
sel melalui T-tubule.
4) Potensial aksi membuka gerbang bagi tempat penyimpanan kalsium (sarcoplasmic
reticulum).
5) Ion Ca2+ bergerak ke sitoplasma sel otot (sarkoplasma) tempat di mana aktin dan
miosin berada.
6) Ion kalsium berikatan pada molekul troponin-tropomiosin yang terletak di daerah
lekukan filamen aktin. Biasanya molekul tropomiosin melilit aktin di mana miosin
dapat membentuk crossbrigdes.
7) Saat berikatan dengan ion kalsium, troponin mengubah bentuk dan menggeser
tropomiosin keluar dari lekukan aktin, memperlihatkan ikatan aktin-miosin.
8) Miosin berinteraksi dengan aktin melalui putaran crossbrigdes. Dan kemudian otot
berkontraksi, menghasilkan tenaga dan memendek.
9) Setelah potensial aksi lewat gerbang Ca2+ menutup kembali, Ca2+ yang ada di
retikulum sarkoplasma akhirnya dilepaskan dari sarkoplasma.
10) Saat itu juga troponin kehilangan konsentrasi Ca2+.
11) Troponin kembali ke posisi semula dan tropomiosin kembali melilit ikatan aktinmiosin di filamen aktin.
12) Karena tidak terbentuknya site di mana terjadi ikatan aktin-miosin, maka tidak ada
crossbridges yang terbentuk dan otot kembali rileks.
Semua aktivitas di atas memerlukan energi. Otot menggunakan energi dalam
bentuk ATP. Energi dari ATP dipakai untuk mengulang kembali dari awal kepala
crossbridges miosin dan melepaskan filamen aktin. Dan untuk menghasilkan ATP, otot
melakukan hal berikut:
1. Memecah
fosfokreatin
(bentuk
penyimpanan
fosfat
berenergi
tinggi)
dan
Fosfokreatin + ADP
Kreatin + ATP
Fosfokinase
Fosfokreatin tidak dapat digunakan secara langsung sebagai sumber energi, tetapi dapat
memberikan energinya kepada ADP.
Banyaknya fosfokreatin yang terdapat pada otot lurik, lebih dari lima kali jumlah
ATP. Proses terpecahkan ATP dan fosfokreatin untuk menghasilkan energi tidak
membutuhkan oksigen bebas (respirasi anaerob). Oleh karena itu, disebut proses
anaerob. Apabila otot melakukan kontraksi secara terus-menerus dalam jangka waktu
yang lama maka otot akan mengalami kelelahan. Hal tersebut terjadi sebagai akibat
turunnya kandungan konsentrasi ATP dan fosfokreatin. Sebaliknya, pada saat ini justru
akan terjadi kenaikan konsentrasi ADP, AMP, dan asam laktat.
dua set filamen di dalam sel otot kontraktil yang berupa filament aktin dan filamen
miosin.. Rangsangan yang diterima oleh asetilkolin menyebabkan aktomiosin
mengerut (kontraksi). Kontraksi ini memerlukan energi. Pada waktu kontraksi,
filamen aktin meluncur di antara miosin ke dalam zona H (zona H adalah bagian
terang di antara 2 pita gelap). Dengan demikian serabut otot menjadi memendek yang
tetap panjangnya ialah ban A (pita gelap), sedangkan ban I (pita terang) dan zona H
bertambah pendek waktu kontraksi. Ujung miosin dapat mengikat ATP dan
menghidrolisisnya menjadi ADP. Beberapa energi dilepaskan dengan cara memotong
pemindahan ATP ke miosin yang berubah bentuk ke konfigurasi energi tinggi. Miosin
yang berenergi tinggi ini kemudian mengikatkan diri dengan kedudukan khusus pada
aktin membentuk jembatan silang. Kemudian simpanan energi miosin dilepaskan, dan
ujung miosin lalu beristirahat dengan energi rendah, pada saat inilah terjadi relaksasi.
Relaksasi ini mengubah sudut perlekatan ujung myosin menjadi miosin ekor. Ikatan
antara miosin energi rendah dan aktin terpecah ketika molekul baru ATP bergabung
dengan ujung miosin. Kemudian siklus tadi berulang Iagi.
I.
otot penggeraknya.
c. Kelainan pada otot
1. Atrofi otot merupakan penurunan fungsi otot karena otot mengecil atau
karena kehilangan kemampuan berkontraksi, misalnya lumpuh.
2. Distorsi otot penyakit ini diperkirakan merupakan penyakit genetis dan
bersifat kronis pada otot anak-anak.
3. Hipertrofi otot merupakan kelainan otot yang menyebabkan otot menjadi
lebih besar dan lebih kuat karena sering digunakan, misalnya pada
binaragawan.
4. Hernia abdominal kelainan ini terjadi apabila dinding otot abdominal sobek
dan menyebabkan usus melorot masuk ke rongga perut.
5. Kelelahan otot karena kontraksi secara terus-menerus menyebabkan kram
atau kejang.
6. Tetanus merupakan penyakit yang menyebabkan otot menjadi kejang karena
bakteri tetanus.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah di jelaskan diatas, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa :
Sistem tulang terdiri atas sendi otot, rangka, tendon, ligamen, bursa, dan jaringan
khusus penghubung.
Struktur tulang terdiri atas sel dan matriks tulang
Sel sel tulang disebut juga osteoblast
Matriks dibentuk oleh bahan dasar serat dan garam garam
Jumlah tulang dalam tubuh manusia ada 206 buah yang terbagi dalam 4 kategori:
tulang panjang, tulang pendek, tulang pipih, dan tulang tidak beratuaran.
Fungsi tulang anatara lain sebagai tempat melekatnya otot, pergerakan,
melindungi organ organ tubuh, menahan jaringan tubuh, memberi bentuk pada
rangka
B. Saran
1) Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.
2) Semoga dengan adanya materi pada makalah ini bisa menunjang pambelajaran
dan diskusi didalam kelas.
3) Penyusun makalah mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi
kelancaran dan kesempurnaan penyusunan makalah berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin,
Arif.
2008.
Buku
Ajar
Asuhan
KeperawatanKlien
Gangguan
Sistem