MUSKULOSKELETAL
Disusun Oleh :
2020
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Makalah ini disusun agar
pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal-
Pengkajian dan Pemeriksaan Fisik pada Sistem Muskuloskeletal” yang penulis sajikan
berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Penulisan makalah ini merupakan salah satu
tugas yang diberikan dalam mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah III di Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik
dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak
yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada dosen kami yang telah
memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Wassalamu’alaikum wr.wb
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengetahuan tentang anatomi dan fisiologi tubuh manusia meruapakan ilmu yang
mempelajari suatu bangun atau suatu bentuk dengan mengurai-uraikannya ke dalam bagian-
bagiannya. Anatomi khusus adalah anatomi yang mempelajari tentang manusia dengan
berbagai macam pendekatan yang berbeda. Dari sudut medis, anatomi terdiri dari berbagai
pengetahuan tentang bentuk , letak ukuran dan hubungan sebagai struktur dari tubuh manusia
sehat sehingga sering di sebut sebagai anatomi deskriptif atau topografis. Sedangkan fisiologi
ialah ilmu yang memepelajari faal atau pekejaan dari tiap tiap jaringan tubuh atau bagian dari
alat-alat tubuh.
Anatomi dan Fisiologi penting untuk mengenal dan mengerti cara kerja organ-organ
tubuh manusia. Otot, tulang, dan sendi bekerja sama dalam proses bergerak. Seperti yang
telah kita pelajari bahwa otot terlekat pada tulang, dan otot dapat berkontraksi (tertarik), otot
ini akan melekat pada sisi-sisi sendi dalam tubuh kita, jadi saat terjadi gerakan,otot pada sisi
tertentu pada sendi menyesuaikan perintah yang kita berikan untuk menggerakkan tulang
sehingga kita bisa bergerak. Untuk menyesuaikan gerakan yang kita inginkan otot akan
berkontraksi dan sendi akan membantu menggerakkan tulang.Persendian sebagai satu
kesatuan individu termasuk di dalamnya sistem rangka dan otot disebut dengan sistem
muskuloskeletal.
Manusia dapat melakukan pergerakan tubuh karena adanya rangka dan otot atau
sendi. Tidak dapat berfungsi sebagai alat gerak, bila tidak digerakkan oleh otot dan sendi.
Dengan adanya kerjasama antara rangka dan sendi manusia dapat melompat, berjalan, berlari,
dan melakukan aktivitas lainnya dalam kehidupan sehari-hari.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Membantu mahasiswa memahami tentang anatomi fisiologi system muskuloskeletal
tubuh manusia
1.1 Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian skeletal
b. Memahami pengertian sendi dan klasifikasinya serta mekanisme gerak tubuh
BAB II
TINJAUAN TEORI
1) Kontrakstilitas. Serabut otot berkontraksi dan menegang, yang dapat atau tidak
melibatkan pemendekan otot.
2) Eksitabilitas. Serabut otot akan merespons dengan kuat jika distimulasi oleh
impuls
Jenis-jenis Otot Otot dibedakan menjadi otot rangka, otot polos, dan otot jantung.
1) Otot Rangka
Otot rangka merupakan otot lurik, volunter, dan melekat pada rangka.
Karakteristik otot rangka sebagai berikut.
• Serabut otot sangat panjang, sampai 30 cm, berbentuk silindris dengan lebar
berkisar antara 10 mikron sampai 100 mikron.
• Setiap serabut memiliki banyak inti yang tersusun di bagian perifer.
• Kontraksinya sangat cepat dan kuat.
Otot skelet disusun oleh bundel-bundel paralel yang terdiri dari serabut-serabut
berbentuk silinder yang panjang, disebut myofiber/serabut otot.
• Setiap serabut otot sesungguhnya adalah sebuah sel yang mempunyai banyak
nukleus di tepinya.
• Cytoplasma dari sel otot disebut sarcoplasma yang penuh dengan bermacam-
macam organella, kebanyakan berbentuk silinder yang panjang disebut
dengan myofibril.
Otot polos merupakan otot tidak berlurik dan involunter. Jenis otot ini dapat
ditemukan pada dinding berongga seperti kandung kemih dan uterus, serta pada
dinding tuba seperti pada sistem respiratorik, pencernaan, reproduksi, urinarius,
dan sistem sirkulasi darah.Serabut otot berbentuk spindel dengan nukleus
sentral. Serabut ini berukuran kecil, berkisar antara 20 mikron (melapisi
pembuluh darah) sampai 0,5 mm pada uterus wanita hamil. Kontraksinya kuat
dan lamban.Struktur mikroskopis otot polos adalah sarcoplasmanya terdiri dari
myofibril yang disusun oleh myofilamen-myofilamen. Ada dua kategori otot
polos berdasarkan cara serabut otot distimulasi untuk berkontraksi, yaitu sebagai
berikut:
a) Otot polos unit ganda ditemukan pada dinding pembuluh darah besar, pada
jalan udara besar traktus respiratorik, pada otot mata yang memfokuskan
lensa dan menyesuaikan ukuran pupil dan pada otot erektor vili rambut.
b)Otot polos unit tunggal (viseral) ditemukan tersusun dalam lapisan dinding
organ berongga atau visera. Semua serabut dalam lapisan mampu
berkontraksi sebagai satu unit tunggal. Otot ini dapat bereksitasi sendiri atau
miogenik dan tidak memerlukan stimulasi saraf eksternal untuk hasil dari
aktivitas listrik spontan.
3) Otot Jantung
Otot jantung merupakan otot lurik, yang disebut juga otot serat lintang
involunter.Karakteristik otot ini hanya terdapat pada jantung.Otot jantung
mempunyai sifat bekerja terus-menerus setiap saat tanpa henti, tapi otot jantung
juga mempunyai masa istirahat, yaitu setiap kali berdenyut.Struktur
mikroskopis otot jantung mirip dengan otot skelet.Memilki banyak inti sel yang
terletak di tepi agak ke tengah.Panjang sel berkisar antara 85-100 mikron dan
diameternya sekitar 15 mikron.
Berdasarkan gerakannya otot dibedakan menjadi otot antagonis dan otot
sinergis.
1) Otot Antagonis, yaitu hubungan antar otot yang cara kerjanya bertolak
belakang/tidak searah, menimbulkan gerak berlawanan. Contohnya:
a) Ekstensor (meluruskan) dengan fleksor (membengkokkan), misalnya
otot bisep dan otot trisep.
b) Depressor (gerakan ke bawah) dengan elevator (gerakan ke atas),
misalnya gerak kepala menunduk dan menengadah.
2) Otot Sinergis, yaitu hubungan antar otot yang cara kerjanya saling
mendukung/bekerjasama, menimbulkan gerakan searah. Contohnya
pronator teres dan pronator kuadrus.
Berdasarkan letaknya, otot dapat ditemukan di berbagai daerah bagian tubuh
dengan nama-nama otot tertentu. Hansen dan Huxly (1995) mengemukakan
teori kontraksi otot yang disebut model Sliding Filamens. Model ini
menyatakan bahwa kontraksi terjadi berdasarkan adanya dua set filamen di
dalam sel otot kontraktil yang berupa filamen aktin dan miosin. Ketika otot
berkontraksi, aktin dan miosin bertautan dan saling menggelincir satu sama
lain, sehingga sarkomer pun juga memendek. Dalam otot terdapat zat yang
sangat peka terhadap rangsang disebut asetilkolin.Otot yang terangsang
menyebabkan asetilkolin terurai
membentuk miogen yang merangsang pembentukan aktomiosin.Hal ini
menyebabkan otot berkontraksi sehingga otot yang melekat pada tulang
bergerak.Saat berkontraksi, otot membutuhkan energi dan oksigen.Oksigen
diberikan oleh darah, sedangkan energi diperoleh dari penguraian ATP
(adenosin trifosfat) dan kreatinfosfat.ATP terurai menjadi ADP (adenosin
difosfat) + Energi.Selanjutnya, ADP terurai menjadi AMP (adenosin
monofosfat) + Energi. Kreatinfosfat terurai menjadi kreatin + fosfat + energi.
Energi-energi ini semua digunakan untuk kontraksi otot.
b. Tendon
Tendon adalah tali atau urat daging yang kuat yang bersifat fleksibel, yang terbuat dari
fibrous protein (kolagen). Tendon berfungsi melekatkan tulang dengan otot atau otot
dengan otot. Berdasarkan cara melekatnya pada tulang, tendon dibedakan sebagai
berikut.
a. Origo, merupakan tendon yang melekat pada tulang yang tidak berubah
kedudukannya ketika otot berkontraksi.
b. Inersio, merupakan tendon yang melekat pada tulang yang bergerak ketika otot
berkontraksi
c. Ligamen
Ligamen adalah pembalut/selubung yang sangat kuat, yang merupakan jaringan elastis
penghubung yang terdiri atas kolagen.Ligamen membungkus tulang dengan tulang
yang diikat oleh sendi.Beberapa tipe ligamen adalah sebagai berikut.
a) Ligamen Tipis
d. Kartilago
Kartilago merupakan suatu material yang terdiri dari serat-serat yang kuat tapi fleksibel
dan avaskuler. Zat mencapai kartilago melalui difusi dari kapiler yang berada di
perikondrium (jaringan fibrous yang menutupi kartilago) atau melalui cairan sinovial.
Yang membentuk kartilago adalah fibrous, hyaline dan elastic. Fibrokartilago
ditemukan pada intervertebral disk, artikular atau hyaline lembut putih yang menutupi
permukaan tulang. Elastic kartilago bisa ditemukan pada telinga luar.
e. Fascia
f. Bursa
Bursa adalah suatu kantong kecil dari jaringan konektif lokal yang mempunyai tekanan
dimana membantu dalam pergerakan. Bursa dibatasi dengan membran sinovial dan
mengandung cairan sinovial.
g. Sistem persendian
Sendi adalah semua persambungan tulang, baik yang memungkinkan tulang tersebut
dapat bergerak satu sama lain maupun tidak. Hubungan antar tulang (artikulasi),
berdasarkan geraknya sendi dapat dibedakan atas :
a. Sinartosis (sendi mati/ tidak memungkinkan adanya gerak).
Adapun pergerakan yang dapat dilakukan oleh sendi-sendi adalah fleksi, ekstensi, adduksi,
abduksi, rotasi, sirkumduksi, supinasi, pronasi, inversion, eversio.
a. Tulang Axial (tulang pada kepala dan badan), seperti : tulang kepala (tengkorak), tulang
belakang (vertebrae) atau tulang rusuk dan sternum.
b. Tulang Appendicular (tulang tangan dan kaki), seperti ektermitas atas (scapula,
klavikula, ulna, radius dll), ekstermitas bawah (pelvis, femur, patela, tibia, fibula).
Terdapat 206 jumlah tulang dalam tubuh manusia, tulang dapat diklasifikasikan dalam lima
kelompok berdasarkan bentuknya; Tulang tersusun atas sel, matriks protein dan deposit
mineral. Yang Tulang panjang terdiri dari batang tebal panjang yang disebut diafisis dan
dua ujung yang disebut epifisis. Disebelah proksimal dari epifisis terdapat metafisis.
Diantara epifisis dan metafisis terdapat daerah tulang rawan yang tumbuh yang disebut
lempeng epifisis atau lempeng pertumbuhan. Tulang panjang tumbu karena akumulasi
tulang rawan di lempeng epifisis. Tulang rawan digantikan oleh sel-sel tulang yang
dihasilkan oleh osteoblas, dan tulang memanjang. Batang dibentuk oleh jaringan tulang
yang padat. Epifisis dibentuk dari spongi bone (cancellous atau trabecular). Hormon
pertumbuhan, estrogen, dan testosteron merangsang pertumbuhan tulang panjang. Estrogen,
bersama testosteron, merangsang fusi lempengan epifisis. Batang suatu tulang panjang
memiliki rongga yang disebut kanalis medularis. Kanalis meduralis berisi sumsum tulang.
1. Tulang pendek
Bentuknya tidak teratur dan inti dari cancellous (spongy) dengan suatu lapisan lar dari
tulang yang padat. Contoh tulang pendek adalah carpals.
Terdiri atas dua lapisan tulang padat dengan lapisan luar adalah tulang concellous.
Contoh: tulang tengkorak.
3. Tulang yang tidak beraturan dimana sama dengan tulang pendek, contoh : vertebrata.
4. Tulang sesamoid
Merupakan tulang kecil yang terletak disekitar tulang yang berdekatan dengan persendian
dan didukung oleh tendon dan jaringan fasial, misal : patella.
Jaringan tulang berdasarkan jaringan penyusun dan sifat-sifat fisiknya dibedakan menjadi
tulang rawan dan tulang sejati.
1) Tulang rawan
a) Tulang rawan hyalin, bersifat kuat dan elastis terdapat pada ujung tulang pipa;
b) Tulang rawan fibrosa yaitu memperdalam rongga dari cawan-cawan (tulang
panggul) dan rongga glenoid dari scapula;
c) Tulang rawan elastik yaitu terdapat dalam daun telinga, epiglottis, dan faring.
Proses pembentukan tulang telah bermula sejak umur embrio 6-7 minggu dan
berlangsung sampai dewasa. Pada rangka manusia, rangka yang pertama kali terbentuk
adalah tulang rawan (kartilago) yang berasal dari jaringan mesenkim. Kemudian akan
terbentuk osteoblas atau sel-sel pembentuk tulang. Osteoblas ini akan mengisi rongga-
rongga tulang rawan. Sel-sel tulang dibentuk terutama dari arah dalam keluar, atau
proses pembentukannya konsentris. Setiap satuan-satuan sel tulang mengelilingi suatu
pembuluh darah dan saraf membentuk suatu sistem yang disebut sistem Havers.
Disekeliling sel-sel tulang terbentuk senyawa protein yang akan menjadi matriks tulang.
Kelak di dalam senyawa protein ini terdapat pula kapur dan fosfor sehingga matriks
tulang akan mengeras. Proses ini disebut osifikasi.
Tulang bersifat keras dan berfungsi menyusun berbagai sistem rangka.Permukaan luar
tulang dilapisi selubung fibrosa (periosteum).Lapis tipis jaringan ikat (endosteum)
melapisi rongga sumsum dan meluas ke dalam kanalikuli tulang kompak.Secara
mikroskopis tulang terdiri dari beberapa komponen berikut ini.
a) Sistem Havers (saluran yang berisi serabut saraf, pembuluh darah, aliran limfe).
b) Lamella (lempeng tulang yang tersusun konsentris).
2) Penyimpanan mineral (kalsium dan fosfat) dan lipid (yellow marrow) atau
hemopoesis.
4) Pelindung yaitu membentuk rongga melindungi organ yang halus dan lunak, serta
memproteksi organ-organ internal dari trauma mekanis.
5) Penggerak yaitu dapat mengubah arah dan kekuatan otot rangka saat bergerak karena
adanya persendian.
Tulang Tengkorak
rahang bawah --> menempel pada tulang tengkorak bagian temporal. hal tersebut
merupakan satu-satunya hubungan antar tulang dengan gerakan yang lebih bebas
Rahang bawah --> menyusun sebagian dari hidung, dan langit-langit
palatinum (tulang langit0langit) --> menyusun sebagian dari rongga hidung dan
bagian atas dari atap rongga mulut
zigomatik --> tulang pipi
tulang hidung
Tulang lakrimal --> sekat tulang hidung
Rangka Dada
Tulang kerangka dada meliputi:
d. Tulang Panggul
Tulang panggul ada 2 bagian kiri dan kanan yang melekat satu sama laindigaris medianus
persambungan tulang rawan yang disebaut OS SIMPISIS PUBIS, sehngga membuat
gelang panggul yang disebut SINGULUM dan ekstremitas inferior.Dibelakang tulang
kedua tulang panggul terdapat persendian yang tidak begerak yang disebut
AMFIARTOSIS SAKRO ILIAKA.
Os sacrum dibentuk oleh:
- Os Ilium (tulang usus)
- Os Pubis (tulang kemaluan)
- Os Iskii (tulang duduk).
Ketiga tulang bersatu pada lekuk sendi yang disebut ACETABULUM
a. EKSTREMITAS ATAS
Tulang penyusun anggota gerak atas tersusun atas:
- Humerus / tulang lengan atas. Termasuk kelompok tulang panjang /pipa, ujung
atasnya besar, halus, dan dikelilingi oleh tulang belikat. pada bagian bawah
memiliki dua lekukan merupakan tempat melekatnya tulang radius dan ulna
- Radius dan ulna / pengumpil dan hasta. Tulang ulna berukuran lebih besar
dibandingkan radius, dan melekat dengan kuat di humerus. Tulang radius
memiliki kontribusi yang besar untuk gerakan lengan bawah dibandingkan ulna.
- karpal / pergelangan tangan. tersusun atas 8 buah tulang yang saling dihubungkan
oleh ligament
- metakarpal / telapak tangan. Tersusun atas lima buah tangan. Pada bagian atas
berhubungan dengan tulang pergelangan tangan, sedangkan bagian bawah
berhubungan dengan tulang-tulang jari (palanges)
- Palanges (tulang jari-jari). tersusun atas 14 buah tulang. Setiap jari tersusun atas
tiga buah tulang, kecuali ibu jari yang hanya tersusun atas 2 buah tulang.
b. EKTREMITAS BAWAH
Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan medula spinalis. SSP dibungkus
oleh selaput meningen yang berfungsi untuk melindungi otak dan
medula spinalis dari benturan atau trauma. Meningen terdiri atas tiga
lapisan yaitu durameter, arachnoid dan piamater.
1. Rongga Epidural
Berada diantara tulang tengkorak dan durameter. Rongga ini berisi
pembuluh darah dan jaringan lemak yang berfungsi sebagai bantalan. Bila
cidera mencapai lokasi ini akan menyebabkan perdarahan yang hebat
oleh karena pada lokasi ini banyak
pembuluh darah sehingga mengakibatkan perdarahan epidural.
2. Rongga Subdural
Berada diantara durameter dan arachnoid, rongga ini berisi berisi cairan
serosa.
Sistem saraf terdiri dari dua bagian utama – sistem saraf pusat
dan Sistem Saraf Perifer. Sedangkan sistem saraf pusat memungkinkan kita
untuk berpikir, alasan, belajar dan menjaga keseimbangan, Sistem Saraf
Perifer membantu kita untuk melaksanakan tindakan sengaja dan tidak
sengaja, dan juga merasakan melalui indera kita.
Sistem saraf adalah sistem master yang mengontrol fungsi semua
sistem yang berbeda dari tubuh manusia. Hal ini terdiri dari sel yang disebut
neuron yang menghasilkan dan melakukan impuls (pesan) antara berbagai
bagian tubuh. Ini terdiri dari otak, sumsum tulang belakang dan saraf.
Sementara otak dan sumsum tulang belakang membentuk sistem saraf pusat
(SSP), sistem saraf perifer mencakup semua saraf di luar SSP. Otak
dilindungi oleh tengkorak dan saraf tulang belakang tertutup dalam tulang
belakang tulang. Namun, Sistem Saraf Perifer tidak memiliki pelindung
tersebut, sehingga rentan terhadap cedera mekanik
Komponen
Berdasarkan lokasi saraf, sistem saraf perifer terdiri dari saraf berikut:
yang membawa informasi sensori dari kulit dan otot, dan perintah motorik ke
otot rangka.
Saraf otonom
yang membawa sinyal antara SSP dan otot-otot halus, kelenjar, otot jantung
dan organ internal.
Fungsi
Otot terbagi kepada 3 yaitu otot lurik (rangka), otot polos dan otot
jantung. Otot adalah sebuah jaringan konektif dalam tubuh yang tugas
utamanya kontraksi. Kontraksi otot digunakan untuk memindahkan bagian-
bagian tubuh & substansi dalam tubuh.
Otot lurik terdiri dari sel- sel yang dilindungi oleh membrane yang
dirangsang listrik yang disebut sarkolema. Sel serabut otot terdiri dari
myofibril. Unit serat otot yang dapat berfungsi adalah sarkomer.
Bagian tengah agak tebal dari bagian tepi. Fungsi dari myosin
adalah sebagai enzim katalisator yang berperanan memecah ATP menjadi
ADP + energi, dan energi ini digunakan untuk kontraksi.
Gerak refleks adalah gerak yang dihasilkan oleh jalur saraf yang paling
sederhana. Jalur saraf ini dibentuk oleh sekuen neuron sensor,interneuron,dan
neuron motor,yang mngalirkan impuls saraf untuk tipe reflek tertentu.Gerak
refleks yang paling sederhana hanya memerlukan dua tipe sel sraf yaitu
neuron sensor dan neuron motor.
polarisasi timbul aliran listrik. Aliran listrik ini disebut arus lokal.
Adanya arus lokal menyebabkan depolarisasi didaerah sebelahnya,
kemudian diikuti arus lokal dan
4. depolarisasi didaerah sebelahnya demikian seterusnya.
F. Sinaps
peran pompa Na K dan sifat membran akson yang lebih permeabel terhadap
K+ dan kurang permeabel terhadap Na+. Na+ dipompa ke luar. K+ dipompa ke
dalam karena sifat membran akson yang permeabel terhadap K, maka K + dapat
keluar lagi.
G. Neurotransmitter
H. Refleks
Refleks merupakan cara tubuh kita untuk menjaga dan melindungi diri dengan
cepat dan aman. Gerak ini terjadi pada bagian tubuh yang terlibat, sehingga
bagian tubuh tersebut bergerak secara otomatis. Refleks sentakan lutut
misalnya, merupakan respons sederhana. Satu ketukan pada lutut akan
menyebabkan tarikan pada tendon yang berkaitan dengan otot paha (otot
kuadrisep). Akibatnya, kaki bagian bawah ikut tertarik. Reseptor regangan
yang merupakan reseptor sensorik menerima tarikan itu. Kemudian, reseptor
sensorik mengirimkan informasi ke sinapsis dengan neuron motorik pada
sumsum tulang belakang. Selanjutnya, neuron motorik mengirimkan impuls /
sinyal menuju otot kuadrisep untuk berkontraksi. Kontraksi ini menyebabkan
kaki bagian bawah tersentak ke arah depan Sebenarnya, sentakan lutut hanya
melibatkan dua neuron, yakni neuron sensorik dan neuron motorik. Namun,
neuron sensorik pada kuadrisep berkomunikasi pula dengan interneuron pada
sumsum tulang belakang. Interneuron ini menghambat neuron motorik yang
mengirimkan sinyal ke otot fleksor (otot kaki yang berbeda), sehingga otot
tersebut tidak berkontraksi. Secara sederhana, mekanisme penghantaran
sinyal/impuls pada gerak refleks dapat kalian lihat pada skema berikut.
1. Anamnesa / Wawancara
a. Keluhan Utama (PQRST)
1. Nyeri
2. Deformitas
Dalam hal ini perlu ditanyakan kepada pasien apa maksud dari
keluhan-keluhannya. Apakah keluhan nyeri bersifat menusuk, tajam, atau
tumpul menusuk. Ingat : Bahwa kebanyakan deskripsi sifat dari nyeri
sulit ditafsirkan oleh karena itu pengkaji harus bisa menerangkan dalam
bahasa yang lebih mudah dimengerti oleh pasien sehingga pasien akan
lebih mudah mendeskripsikan rasa nyeri tersebut.
5. Kelemahan otot
Keluhan adanya kelemahan otot biasanya dapat bersifat umum
(misalnya pada peyakit distrofi muskular) atau bersifat lokal karena gangguan
neurologis gangguan otot (misalnya pada morbushansen, peroneaparalisis, atau
pada penyakit poliomielitis).
2. Pengkajian sendi
- Inspeksi sendi mengenai adanya deformitas, - Penyakit sendi dapat
pembengkakan dan kemerahan. Seharusnya tidak ada dimanifestasikan dengan beberapa
deformitas yang tampak, pembengkakan atau deformitas seperti kerusakan
kemerahan sendi jaringan, pertumbuhan berlebihan
- Palpasi sendi untuk nyeri tekan, kehangatan krepitasi, jaringan, kontraktur, atau
konsestensi, dan massa otot. Sendi seharusnya tidak pemendekan otot dan tendon yang
nyeri dan konsisten secara bilateral dan tanpa hangat, bersifat ireversibel
krepitasi atau masa berlebihan yang tampak atau - Edema pada sendi dapat
terpalpasi menyebabkan pembengkakan yang
nyata
- Kemerahan, bengkak dan nyeri
merupakan bukti inflamasi atau
infeksi pada sendi
- Inflamasi dan cedera menyebabkan
nyeri sendi
- Artritis, bursitis, tendonitis dan
osteomielitis (infeksi tulang)
menyebabkan nyeri, sendi panas
- Krepitasi (suara memarut) ada dalam
sendi ketika permukaan berartikulasi
kehilangan kartilago, seperti pada
artritis
4. Spina Servikal
- Fleksi 40 derajat “sentuh dagu ke dada anda” - Nyeri leher dan ekstensi terbatas
- Ekstensi 55 derajat “lihat langit-langit” dengan menekuk lateral terlihat
- Menekuk lateral 38 derajat “coba untuk menyentuh dengan diskus servikal herniasi dan
telinga kanan hingga bahu kanan anda” ulangi sisi kiri
- Rotasi 70 derajat “coba untuk menyentuh dagu anda pada spondilosis servikal
untuk setiap bahu” - Leher imobile dengan kepala dan
leher terdorong kedepan terlihat pada
orang yang mengalami spondilitis
ankilosis
5. Spina Lumbal
- Fleksi 75 hingga 90 derajat “sentuh jari kaki anda - Penurunan pergerakan atau nyeri
dengan jari tangan” saat bergerak dapat
- Ekstensi 30 derajat “tekuk kebelakang secara mengidentivikasikan kurvatura
perlahan” spinal abnormal, artritis, diskus
- Tekuk lateral 35 derajat “tekuk kanan dan kiri” herniasi, atau spasme otot
- Rotasi 30 derajat “pelitir bahu anda ke kanan dan kiri” paravertebral
7. Pergelangan tangan
Pembengkakan kronik bilateral
Fleksi 90 derajat ; “tekuk pergelangan tangan
pada pergelangan tangan terlihat
kebawah”.
artritis.
Ekstrnsi 70 derajat ; “tekuk pergelangan tangan ke
atas”.
Deviasi ulna 55 derajat ; “tekuk pergelangan tangan
kea rah jari kelingking”.
Deviasi radial 20 derajat ; “tekuk pergelangan tangan
kea rah ibu jari”.
8. Siku
Fleksi 160 derajat ; “ sentuh tangan hingga bahu Siku yang bengkak, nyeri, inflamasi
anda”. tampak pada artritis gout dan artritis
Ekstensi 180 derajat ; “ luruskan siku anda”. rheumatoid.
Supinasi 90 derajat ; “ tekuk siku anda 90 derajat dan Nyeri dan nyeri tekan pada
putar telapak ke atas”. epikondil lateral terjadi pada siku
Abduksi 180 derajat : “angkat lengan lurus ke atas dan Nyeri dan abduksi terbatas juga
keluar sisi” . terlihat dengan bursitis (inflamasi
Adduksi 50 derajat: “Letakkan lengan lurus anda bursa) dan cadangan kalsium di area
Lakukan pemeriksaan Thomas, minta pasien berbaring Kontraktur fleksi pinggul akan
dan melakukan ekstensi satu tungkai seraya membawa menyebabkan tungkai ekstensi
lutut tungkai yang berlawanan ke dada, tungkai yang terangkat.
diekstensi seharusnya tidak terangkat.
2. Riwayat Kaesehatan
a) Identitas klien
Meliputi nama, usia (pengkajian usia klien) gangguan muskulusekeletal penting karena
berhubungan dengan status anastesi dan pemeriksaan diagnostik tambahan, jenis
kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan , asuransi kesehatan, agama,bahasa yang
dipakai, status perkawinan,suku bangasa,tanggal dan jam masuk rumah sakit (MRS),
nomor register,diagnosis medis, dan golongan darah.
b) Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit sekarang mencakup masalh klien mulai awitan keluhan utama sampai
pengkajian. Keluhan utama nyeri dapat dikaji dengan menggunakan metode PQRST.
Pada klien yang dirawat di rumah sakit, penting untuk ditanyakan apakh keluhan utama
masih sama seperti pada saat masuk rumah sakit, kemudian tindakan yang sudah
dilakukan terhadapnya. Perawat mengetahui apakh klien pernah mengalami trauma
yang menimbulkan gangguan muskuluskeletal, baik berupa kelainan maupun
komplikasi yang dialami saat ini. Pengkajian lainnya yang juga penting adalah
pengkajian status kesehatan secara umum saat ini.
c) Riwayat penyakit dahulu
Perlu ditanyakan penyakit-penyakit yang dialami sebelumnya kemungkinan
mempunyai hubungan dengan masalah klien sekarang, seperti apakah klien pernah
mengalami fraktur atau trauma, apakah klien pernah mengalami peningkatan kadar gula
darah, apkah klien pernah mempunyai tekanan darah tinggi.
d) Riwayat opreasi klien perlu ditanyakan karena kemungkinan mempunyai hubungan
dengan keluhan sekarang seperti opresi kasdinoma prostat, karsinoma mamae yang
dapat bermetastasis ketulang dengan segala komplikasinya.
Hal yang lain perlu ditanyakan adalah pengunaan obat-obatan sebelumnya oleh
klien karena dalam menimbulkan komplikasi, misalnya pemakaian kortisem dapat
menimbulkan negrosis avaskular pada panggul. Selain itu ditanyakan pula pada
klien tentang adanya riwayat alergi terhadap obat- obatan.
g) Kemampuan koping
Pengkajian mekanisme koping yang digunakan klien juga peting di nilai untuk
mengetahui respons emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan perubahan
peran klien, serta respons atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari. Apakah
muncul dampak seperti takut cacat, cemas, ketidak mampuan melakukan aktivitas
secara optimal, dan gangguan citra.
tubuh. Pengkajian mengenai mekanisme koping yang biasa digunakan klien semala
stress meliputi :
a. Kemampuan klien untuk mendiskusikan masalah kesehatan saat ini.
Apakah efek atau mood klien menujukkan kecemasan (gelisa, insomnia, kontak
mata kurang, gemetar, wajah tegang) atau depresi (afektumpul, tidak berdaya,
rasa bersalah, ketidakmampuan berbicara, apatis, kemampuan harga diri)?
Apakah telah ada perubahan dalam kebisaan makan, tidur, dan beraktivitas?
Apakah klien mengalami kesulitan berkosentrasi terhadap tugas, tetap produktif,
atau menyelesaikan hal-hal kecil?
Apakah klien mempunyai kecenderungan menunjukkan ledakan emosi tanpa
alasan?
c. Sumber koping
h) Pengkajian sosioekonomispiritual
Bila klien dirawat inap, apakah keadaan ini memberi dampak pada status ekonomi klien
karena perawatan dan pengobatan memerlukan dana yang tidak sedikit. Perawat juga
memasukkan pengkajian fungsi neurologis dengan dampak neurologis yang akan terjadi
pada gaya hidup individu.
Perspektif perawatan dalam mengkaji terdiri atas dua aspek keterbatasan yang
diakibatkan oleh defisit neurologis dalam hubungannya dengan peran sosial klien dan
rencana pelayanan yang akan mendukung adaptasi terhadap gangguan neurologis dalam
sistem pendukung individu.
Pertanyaan-petanyaan berikut dapat membantu perawat mengkaji lebih lanjut :
a. Kesehatan spiritul meliputi konsep klien mengenai Yang Mahakuasa.
Priharjo R. (1996),
Skala. Reeves (2001) Berger, dan Williams
(1999)
7. Pemeriksaan Siku
Palpasi siku untuk mengetahui adanya pembengkakan, massa, nyeri tekan atau
nodulus. Untuk memeriksa pronasi dan supinasi siku harus difleksikan 90 0 dan
diletakan diatas meja. Tennis elbow, yang dikenal sebagai epikondilitis lateral,
merupakan penyakit yang lazim dijumpai dan ditandai dengan nyeri di daerah
epikondilus lateral humerus.
8. Pemeriksaan Pergelangan Tangan
Palpasi sendi pergelangan tangan di antar ibu jari dan jari telunjuk, dengan
memperhatikan adanya nyeri tekan, bengkak, atau kemerahan.
Kalau mencurigai diagnosis carpal tunnel syndrome, ketukan tajam atau tekanan
langsung diatas nervus medianus dapat menyebabkan timbulnya parestesi seperti
pada carpal tunnel syndrome. Tanda ini disebut tanda Tinel.
9. Pemeriksaan Tangan
Palpasi sendi metakarpofalangeal dan perhatikan setiap pembengkokan,
kemerahan, nyeri tekan.
10. Pemeriksaan Pinggul
Pemeriksaan dilakukan dengan pasien berdiri dan berbaring telentang.
Inspeksi puinggul dan gaya berjalan telah diuraikan diatas. Pasien diminta untuk
berdiri di atas tungkai yang baik, maka akan memperlihatkan pelvis pada sisi yang
berlawanan terangkat naik, dan jika buruk maka pelvis sisi yang berlawanan akan
turun.
11. Pemeriksaan Lutut
Pemeriksaan lutut dilakukan pada pasien dalam posisi berdiri dan berbaring
telentang.
Ketika berdiri, perhatikan adanya deformitas varus atau valgus. Apakah ada
pembengkakan lutut? Tanda dini pembengkakan sendi lutut adalah hilangnya
cekungan ringan pada sisi lateral patella.
Pasien kemudian diminta berbaring telentang, patella dipalpasi dengan posisi
ekstensi untuk melihat adanya nyeri tekan. Dengan menekan ke kvndilus femoralis,
mungkin akan timbul nyeri. Pemeriksaan efusi sendi lutut dilakukan dengan menekan
cairan tadi keluar dari kantng suprapatela kebawah dan dibelakang patella.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh dengan
baik secara keseluruhan maupun bagian – bagian serta hubungan alat tubuh yang
satu dengan yang lain.Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari faal atau pekerjaan
dari tiap – tiap jaringan tubuh atau bagian dari alat – alat tubuh dan sebagainya.
Tulang mulai terbentuk sejak bayi dalam kandungan, berlangsung terus sampai
dekade kedua dalam susunan yang teratur. Manusia bisa bergerak karena ada
rangka dan otot. Rangka tersebut tidak dapat bergerak sendiri, melainkan dibantu
oleh otot. Dengan adanya kerja sama antara rangka & otot, manusia dapat
berjalan, melompat, berlari dan sebagainya.
Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan
mengurus pergerakan. Komponen utama dari sistem muskuloskeletal adalah
tulang dan jaringan ikat yang menyusun kurang lebih 25 % berat badan dan otot
menyusun kurang lebih 50%. Sistem ini terdiri dari tulang, sendi, otot rangka,
tendon, ligament, dan jaringan-jaringan khusus yang menghubungkan struktur-
struktur ini.
Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan
mengukur pergerakan.Tulang manusia saling berhubungan satu dengan yang lain
dalam berbagai bentuk untuk memperoleh fungsi system muskuloskeletal yang
optimum. Aktivitas gerak tubuh manusia tergantung pada efektifnya interaksi
antara sendi yang normal unit-unit neuromuskular yang menggerakkannya.
Elemen-elemen tersebut juga berinteraksi untuk mendistribusikan stress mekanik
ke jaringan sekitar sendi. Otot, ligamen, rawan sendi dan tulang saling
bekerjasama dibawah kendali sistem saraf agar fungsi tersebut dapat berlangsung
dengan sempurna
Mempelajari Sistem Kerangka & Otot Kerangka. Osteologi : cabang ilmu
anatomi yang mempelajari tulang. Tulang atau rangka adalah penopang tubuh
manusia. Tanpa tulang, pasti tubuh kita tidak bisa tegak berdiri. Tulang mulai
terbentuk sejak bayi dalam kandungan, berlangsung terus sampai dekade kedua
dalam susunan yang teratur.
B. Saran
Setelah mengetahui dan memahami sistem muskuloskeletal diharapkan
perawat mampu mengaplikasikan dalam asuhan keperawatan sesuai dengan
standar yang berlaku dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan
pelayanan yang efisien dan efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Evelyn C. Pearce (2016). Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta : Penerbit
PT Gramedia Pustaka Utama.
/KMB-2-Komprehensif.pdf
Priscilla, Karen dan Genere. 2016. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan
Risnanto dan Uswatun. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah :
Sistem Mus kuloskeletal. Yogyakarta : Deepublish
Rudi Haryano dan Maria Putri Sari Utami (2019). Keperawatan Medikal Bedah II.
Yogyakarta : Penerbit Pustaka Baru Press.