Anda di halaman 1dari 52

MAKALAH KONSEP ANATOMI FISIOLOGI

SISTEM MUSKULOSKELETAL DAN SISTEM INTEGUMEN


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Biomedik Dasar

Dosen Pembimbing :
Ns. Gamya Tri Utami, M.Kep

Disusun Oleh :
1. Jauza Ratu Alya - 2210711121
2. Azzahra Hanifah - 2210711122
3. Dian Kriswanti - 2210711125
4. Femy Putri Nurlathifah - 2210711126

Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta


Fakultas Ilmu Kesehatan
S1 Keperawatan
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari
makalah ini adalah “Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal Dan Sistem Integumen”.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
dosen mata kuliah Ilmu Biomedik Dasar Bu Ns. Gamya Tri Utami, M.Kep yang telah
memberikan tugas terhadap kami. Kami juga ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak -
pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami jauh dari sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan
saran yang membangun senantiasa kami harapkan. Semoga makalah ini dapat berguna bagi
kami pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

Jakarta, 28 Oktober 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………….. i


DAFTAR ISI …………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang …………………………………………………………….. 1
1.2. Rumusan Masalah …………………………………………………………….. 1
1.3. Tujuan Makalah …………………………………………………………….. 1
1.4. Manfaat Penulisan …………………………………………………………….. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. SISTEM MUKULOSKELETAL …………………………………………….. 3
1. Sistem Muskular …………………………………………………………….. 3
2. Sistem Skeletal …………………………………………………………….. 19
2.2. SISTEM INTEGUMEN …………………………………………………….. 32
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan …………………………………………………………………….. 47
3.2. Saran …………………………………………………………………………….. 47
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….. iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sistem muskuloskeletal merupakan sistem yang terdiri dari sistem muskular dan
sistem skeletal. Sistem muskuloskeletal terbentuk dari tulang-tulang tubuh atau rangka
tubuh, otot, kartilago, tendon, ligamen, sendi, dan jaringan penghubung lainnya yang
menghubungkan jaringan dan organ secara bersama-sama. Sistem muskuloskeletal
secara umum berfungsi sebagai penyongkong tubuh, melindungi organ tubuh, dan
pergerakkan tubuh. Kontrol motorik manusia membutuhkan koordinasi dari aktivitas otot
di bawah batasan - batasan yang berlaku dalam sistem muskuloskeletal (Kerkman et al.,
2017).
Manusia dapat melakukan pergerakkan tubuh karena adanya rangka dan otot. Rangka
tidak dapat berfungsi sebagai alat gerak bila tidak digerakkan oleh otot. Otot dapat
menggerakkan tulang karena dapat berkontraksi. Sehingga, otot disebut alat gerak aktif
sedangkan tulang disebut alat gerak pasif. Dengan adanya kerja sama antara rangka dan
otot, manusia dapat melompat, berjalan, bergoyang, berlari, dan melakukan aktifitas
lainnya dalam kehidupan sehari – hari.
Sistem integumen adalah ilmu yang mempelajari tentang sistem tubuh pada manusia
paling terluar dan merupakan organ paling luas di antara sistem tubuh manusia yang lain.
Fungsi sistem integumen adalah melindungi struktur internal dan eksternal tubuh dari
kerusakan, mencegah dehidrasi, lemak dan menghasilkan vitamin dan hormon. adapun
anatomi fisiologi sistem integumen pada manusia terdiri dari kulit (Epidermis, Dermis,
Hipodermis), kuku, rambut, kelenjar keringat, kelenjar minyak.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan sistem muskoloskeletal dan sistem integumen ?
2. Apa saja anatomi dan fisiologi dari sistem muskoloskeletal dan sistem integumen?
3. Apa saja cara atau teknik pemeriksaan fisik pada sistem integumen?
4. Apa saja gangguan kesehatan yang dapat menyerang sistem muskoloskeletal dan
sistem integumen?

1.3. Tujuan Makalah


Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :

1
1. Mahasiswa dapat memahami pengertian sistem muskuloskeletal dan sistem
integumen
2. Mahasiswa dapat memahami pengertian anatomi dan fisiologi dari sistem
muskuloskeletal dan sistem integumen
3. Mahasiswa dapat mengetahui teknik pemeriksaan fisik pada sistem integumen
4. Mahasiswa dapat mengetahui gangguan kesehatan pada sistem muskuloskeletal dan
sistem integumen

1.4. Manfaat Penulisan


1. Manfaat Bagi Penulis
Makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan yang dimiliki khususnya mengenai Anatomi Fisiologi Sistem
Muskuloskeletal dan Sistem Integumen serta menambah ilmu pengetahuan, dan
melatih penulis untuk berpikir kritis dan logis dalam megolah data.
2. Manfaat Bagi Pembaca
Makalah ini dapat dijadikan sarana untuk menambah pengetahuan, referensi, literatur
dan sebagai pedoman untuk memahami Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal
Dan Sistem Integumen.
3. Manfaat bagi Intitusi Pendidikan
Dapat dijadikan referensi untuk pembuatan makalah selanjutnya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. SISTEM MUSKULOSKELETAL


Muskuloskeletal terdiri dari kata muskulo yang memiliki arti otot dan kata skeletal
yang memiliki arti tulang. Muskulo atau muscular adalah jaringan otot - otot tubuh. Ilmu
yang mempelajari tentang muskulo atau jaringan otot - otot tubuh adalah myologi.
Skeletal atau osteo adalah tulang kerangka tubuh. Ilmu yang mempelajari tentang
muskulo atau jaringan otot - otot tubuh adalah osteology. Sistem muskuloskeletal
merupakan salah satu sistem tubuh yang sangat berperan terhadap fungsi pergerakan dan
mobilitas seseorang. Komponen penunjang yang paling dominan pada sistem ini adalah
tulang. Masalah atau gangguan pada tulang akan dapat mempengaruhi sistem pergerakan
seseorang, mulai dari bayi, anak - anak, remaja, dewasa, maupun lansia (Arini., dkk,
2020). Dan sistem muskuloskeletal sendiri terdiri dari :

1. SISTEM MUSKULAR
Tubuh manusia dibentuk oleh 640 otot rangka yang berbeda. Otot merupakan
suatu organ yang memungkinkan tubuh dapat bergerak. Jaringan otot sangat penting
bagi tubuh karena fungsinya, diantaraya sebagai alat gerak aktif, alat transportasi
pengedar makanan dalam usus, juga pengedaran darah keseluruh tubu. Jaringan otot
ditandai adanya miofibril pada selnya yang memanjang.
Gerak sel terjadi karena sitoplasma mengubah bentuk. Pada sel - sel,
sitoplasma ini mirip benang - benang halus yang panjang, inilah yang disebut
miofibril. Jika sel otot mendapat rangsangan, maka miofibril akan memendek.
Dengan kata lain sel otot akan memendekkan dirinya ke arah tertentu (berkontraksi).
Dengan kata lain miofibril bertanggung jawab atas kontraktilitas sel - sel otot.
Ujung-ujung otot melekat pada rangka atau tulang - tulang pembentuk rangka.
Ujung - ujung otot yang melekat pada tulang disebut tendon atau urat otot. Tendon
bersifat kuat, kenyal serta disusun oleh jaringan ikat. Tendon yang melekat pada
tulang yang bergerak disebut insersio, sedangkan tendon yang melekat pada tulang
yang tidak bergerak disebut origo.

3
Pada umumnya otot melekat pada dua tulang atau lebih, sehingga tiap otot
mempunyai dua tempat pelekatan. Istilah perlekatan pada segmen tulang biasanya
digunakan:
1) Punctum fixum (origo) yaitu perlekatan otot pada segmen tulang yang tidak ikut
bergerak.
2) Punctum mobile (insertion) yaitu perlekatan otot pada segmen tulang yang
bergerak.
Sedang istilah lain yang juga sering digunakan sekarang, tanpa mengingat tempat
perlekatan tersebut bergerak atau tidak bergerak yaitu:
1) Perlekatan distal, yaitu perlekatan otot pada segmen tulang yang berada disebelah
distal (terletak menjauhi semua badan).
2) Perlekatan proximal, yaitu perlekatan otot pada segmen tulang yang berada
disebelah proximal (terletak lebih dekat dengan sentrum badan).

A. Bentuk Otot
1. Otot Fusiformis
Otot yang mempunyai serabut - serabut panjang dan menghasilkan gerakan
yang luas, tetapi tidak kuat biasanya mempunyai tendo yang relatif pendek.
2. Otot Unipenatus
Otot yang mempunyai tendo panjang walaupun serabut - serabut otot yang
melekat pada tendo tersebut merupakan otot pendek. Otot ini lebih kuat
dibandingkan otot lainnya.
3. Otot Bipentus
Otot yang mempunyai struktur sama dengan unipenatus, hanya serabut - serabut
otot melekat pada kedua sisi tendo.
4. Otot Planus
Otot yang mempunyai tendo tipis atau sponeurosis. Berdasarkan pertekatan
pada origo atau distal tersebut, dapat dibedakan otot :
○ Otot dengan kepala dua, tiga atau empat, dimana venter otot (empal) bersatu
menjadi satu dan berakhir pada tendo yang sama. Contoh otot ini adalah
bisep brachii, trisep brachii.
○ Otot dengan satu kepala dan mempunyai satu atau lebih tendo perantara,
dengan dua atau tiga venter otot (empal). Contoh otot ini adalah digastricus
(otot perut) atau abdominis.

4
B. Kelompok Otot
Otot berfungsi sebagai alat gerak aktif, alat transportasi dan pembentuk alat - alat
dalam. Fungsi pertama, yaitu alat gerak aktif, hanya berlaku bila venter otot
mendapatkan rangsangan dan kemudian berkontraksi. Kontraksi ini akan
menggerakkan tulang - tulang yang dilekatinya. Sifat kerja otot dibedakan dalam
dua kelompok, yaitu:
1. Otot Sinergis
Otot sinergis adalah dua otot atau lebih yang bekerja pada satu sendi dan
saling membantu, sehingga memberikan gerakan searah. Contohnya, gerak otot
pronator teres dan kuadratus yang menimbulkan gerakan menelungkup dan
menengadah pada telapak tangan, otot bisep lengan atas dan otot pengangkat
lengan atas yang menyebabkan gerakan membengkokkan lengan bawah.
2. Otot Antagonis
Otot antagonis adalah otot - otot saling berlawanan. Dua atau lebih otot yang
bekerja pada satu yg sendi bekerja dengan arah yang berlawanan. Gerakannya
saling menghambat otot yang satu dengan yang lainya. Jika salah satu otot
berkontraksi maka otot yang lainnya relaksasi.
Contoh, otot lengan atas yang berfungsi menggerakkan lengan bawah. Untuk
mengangkat lengan bawah atau menurunkannya diperlukan dua otot rangka,
yaitu bisep dan otot trisep. Otot bisep berada pada lengan bagian depan,
sedangkan otot trisep berada pada lengan atas bagian belakang. Jika otot bisep
berkontraksi, otot trisep akan relaksasi sehingga lengan bawah terangkat. Jika
otot trisep berkontraksi, otot bisep akan relaksasi sehingga lengan bawah turun
dan lurus kembali. Efek kerja otot antagonis dibedakan menjadi:
● Otot fleksi dan ekstensi (membengkokkan dan meluruskan). Contohnya
pada sendi siku dan lutut.
● Otot abduksi dan adduksi (mendekati dan menjauhi badan)seperti pada
sendi lengan atas dan sendi paha.
● Otot pronasi dan supinasi (menengadah dan menelungkup), seperti ketika
menengadah dan menelungkupkan telapak tangan
● Otot depresi dan elevasi (kebawah dan ke atas), misalnya gerak kepala
menunduk dan menengah.

5
Sementara itu, otot - otot yang bekerja pada satu sendi atau lebih, dapat
dikelompokkan menjadi:
● Otot monoartikuler. Otot yang hanya melalui satu sendi dan bekerja pada
satu sendi tersebut. Misalnya brachiodialis.
● Otot polyarticuler. Otot yang melewati lebih satu sendi dan bekerja lebih
dari satu sendi. Misalnya hamstring pada daerah pangkal paha dan bekerja
pada sendi pangkal paha dan lutut.

C. Otot Rangka
Sebagian besar otot tubuh melekat pada kerangka, dapat bergerak secara aktif,
sehingga dapat menggerakkan bagian - bagian kerangka dalam suatu letak yang
tertentu. Jadi otot rangka merupakan sebuah alat yang menguasai gerak aktif dan
memelihara sikap tubuh. Dalam keadaan istirahat, keadaannya kendur sama sekali,
tetapi mempunyai ketegangan sedikit yang disebut tonus. Otot rangka pada masing
- masing orang berlainan, bergantung kepada umur, jenis kelamin, jenis kelamin,
dan keadaan tubuh.

D. Otot Kepala
Otot - otot kepala merupakan otot mimic yaitu otot yang mengarah ke dalam kulit
wajah maupun kepala. Jika otot - otot ini berkontraksi, dapat menyebabkan
penggeseran kulit. Penggesera tersebut mengakibatkan lipatan - liptan dan kerutan,
dan inilah yang menjadi dasar dari ekspresi wajah senang, sedih, marah dan lain
sebagainya. Otot pada bagian kepala terbagi atas:
1. Otot Kulit Kepala
Otot - otot kepala merupakan epikranius, sangat longgar dan berikatandengan
kulit kepala. Terutama pada venter anteriornya dapat menimbulkan kerutan -
kerutan pada dahi.

6
Selain itu, kontraksi kedua venter frontalis dapat mengangkat alis mata dan
kelopak mata atas, hal ini dapat mengakibatkan ekspresi wajah keheranan. Otot
kulit kepala terhimpun dari:
a) Otot Temporalis. Venter otot yang satu pada os temporalis dan lainya pada
os parietalis.
b) Otot Oksipitifrontalis. Venter otot yang satu pada os occipetalis dan venter
otot lainnya pada os frontalis. Fungsinya sebagian kecil membentuk gales
aponeurotika. Muskulus oksipitifrontalis, dibagi menjadi dua bagian yakni:
● Muskulus oksipitalis terletak di bagian belakang dan fungsinya menarik
kulit ke belakang.
● Muskulus frontalis, fungsinya mengerutkan dahi dan menarik dahi mata.
2. Otot Kulit Wajah
Pada kulit wajah, otot orbicularis oculi berfungsi untuk menimbulkan ekspresi
kekuatiran. Muskulus ini terdiri dari tiga bagian yaitu pars orbitalis berfungsi
untuk penutupan kelopak mata, pars pelpebralis berkaitan dengan reflek
mengedip, dan pars lacrimalis untuk mengeluarkan isi air mata.
Hubungan serabut - serabut otot ini sangat erat sekali dengan kulit, sehingga
mampu menghasilkan lipatan - lipatan berbentuk radier pada daerah sudut
lateral mata. Pada usia lanjut daerah tersebut pada umumnya terjadi lipatan yang
permanen. Otot kulit wajah terdiri dari:
a) Otot Mata
1) Muskulus oblikus okuli atau otot bola mata. Fungsinya memutar mata.
2) Muskulus orbikularis okuli atau otot lingkar mata. Letaknya di sekeliling
mata dan fungsinya untuk menutup mata.
3) Muskulus levator palpebra superior terdapat pada kelopak mata.
Fungsinya menarik kelopak mata atas pada waktu membuka mata.
b) Otot mulut, bibir, dan pipi
1) Muskulus triangularis dan muskulus orbikularis oris/otot sudut mulut,
fungsinya menarik sudut mulut ke bawah.
2) Muskulus quadratus labii superior, otot bibir atas mempunyai origo pada
pinggir lekuk mata menuju bibir atas dan hidung.
3) Muskulus quadratus labii inferior, terdapat pada dagu merupakan
kelanjutan pada otot leher. Fungsinya menarik bibir ke bawah atau
membentuk mimik muka ke bawah.

7
4) Muskulus buksinator, membentuk dinding samping rongga mulut. Origo
pada taju mandibula dan insersi muskulus orbikularis oris. Fungsinya
untuk menahan makanan waktu mengunyah.
5) Muskulus zigomatikus/otot pipi, fungsinya untuk mengangkat dagu mulut
ke atas waktu senyum.
3. Otot Pengunyah
1) Muskulus maseter fungsinya mengangkat rahang bawah pada waktu mulut
terbuka.
2) Muskulus temporalis fungsinya menarik rahang bawah ke atas dan ke
belakang.
3) Muskulus pterigoid internus dan eksternus, fungsinya menarik rahang bawah
ke depan.
4. Otot Lidah
Otot lidah berguna membantu pancaindra untuk mengunyah. Otot ini terbagi
atas:
1) Muskulus genioglosus, fungsinya mendorong lidah ke depan.
2) Muskulus stiloglosus, fungsinya menarik lidah ke atas dan ke belakang

E. Otot Badan
1. Otot Punggung
Otot punggung sejati berjumlah dua buah dan memiliki susunan yang rumit.
Otot ini terletak di bagian belakang tubuh yang terdiri dari musculus
intervetrebalis. Otot punggung sejati juga dinamakan penegak batang badan dan
sangat penting bagi sikap dan gerak tulang belakang. Biasanya otot punggung
sejati ditutup oleh otot punggung sckunder yang sebenarnya termasuk otot - otot
gerak atas maupun bawah.
2. Otot Perut
Dinding depan perut dibentuk oleh otot lurus perut (musculus rectus
abdominis) yang terletak di kanan dan kiri garis tengah badan (linea alba). Di
sisinya terdapat otot lebar perut yang didalamnya terdapat otot serong luar perut
(musculus obliquus externus).
Pada lapisan dalam terdapat otot serong dalam perut (musculus obliquus
internus) dan otot lintang perut (musculus tranversus abdominis). Otot tersebut
terentang antar gelang pinggul dan rangka dada, merupakan sebuah

8
penutup yang dapat berkontraksi secara aktif, sehingga memengaruhi letak dan
gerak rangka dada dan secara tidak langsung memengaruhi setiap tulang
belakang. Otot perut terdiri atas:
a. Otot Dinding Perut (Uskulus Abdominis Internal)
Garis di tengah dinding perut dinamakan linea alba, sedangkan otot sebelah
luar disebut muskulus abdominis eksternal. Otot yang tebal dinamakan
aponeurosis, membentuk kandung otot yang terdapat di sebelah kiri dan
kanan linea tersebut.
b. Otot Miring Luar (Muskulus Obliqus Eksternus Abdominis)
Otot ini terletak di lapisan sebelah luar sekali dan berpangkal pada tulang iga
kelima, sampai tulang iga yang paling bawah. Serabut ototnya yang sebelah
belakang menuju ke tepi tulang panggul (kristailiaka). Serabut bagian depan
menuju linea alba, sementara serabut tengah membentuk jaringan ikat yang
terbentang dari spina iliaka anterior superior ke simfisis.
c. Otot Perut Dalam (Musculus Obliqus Internus Abdominalis)
Lapisan kedua di bawah otot dibentuk oleh otot perut dalam. Serabut miring
menuju ke atas dan ke tengah. Aponeurosis terbagi dua dan ikut membentuk
kandung otot perut lurus sebelah depan dan belakang muskulus rektus
abdominis. Otot perut lurus mulai dari pedang rawan iga ketiga di bawah dan
menuju ke simfisi. Otot ini mempunyai empat buah urat melintang.
d. Otot Bagian Bawah Dinding Perut (Muskulus Transversus Abdominis)
Otot ini membentuk empat buah urat yang bentuknya melintang, dibungkus
oleh muskulus rektus abdominis dan otot vagina. Otot yang masuk ke dalam
formasi bagian bawah dinding perut atau dinding abdominal posterior adalah:
● Muskulus psoas, terletak di belakang diafragma bagian bawah
mediastinum, berhubungan dengan quadratus lumborum di dalamnya
terdapt arteri, vena dan kelenjar limfe.
● Muskulus iliakus, terdapat pada sisi tulang ilium, sebelah belakang
berfungsi menopang sekum, dan sebelah depan menyentuh kolon
desendens.

3. Otot Dada
Otot dada dibentuk oleh otot di sela - sela iga (musculus intercostalis). Otot -
otot tersebut memengaruhi gerak iga serta menjaga supaya tidak terjadi tonjolan

9
maupun lekukan di sela - sela antar iga yang sering berubah. Selain itu musculus
intercostalis juga berguna untuk menyempurnakan dinding thorax. Otot dada
terdiri atas:
a. Otot Dada Besar (Muskulus Pektoralis Mayor)
Pangkalnya terdapat di ujung tengah selangka, tulang dada dan rawan iga.
Fungsinya dapat memutar lengan ke dalam dan menengahkan lengan,
menarik lengan melalui dada, merapatkan lengan ke dalam.
b. Otot Dada Kecil (Muskulus Pektoralis Minor)
Terdapat di bawah otot dada besar, berpangkal di iga III, IV dan V menuju ke
prosesus korakoid. Fungsinya menaikkan tulang belikat dan menekan bahu.
c. Otot Bawah Selangka (Muskulus Subklavikula)
Terdapat di antara tulang selangka dan ujung iga I, bagian dada atas sebelah
bawah os klavikula. Fungsinya menetapkan tulang selangka di sendi sebelah
tulang dada dan menekan sendi bahu ke bawah dan ke depan.
d. Otot Gergaji Depan (Muskulus Seratus Anterior)
Berpangkal di iga I sampai IX dan menuju ke sisi tengah tulang belikat,
tetapi yang terbanyak menuju ke bawah.
e. Otot Dada Sejati
Otot dada sejati yaitu otot-otot sela iga luar dan otot - otot sela iga dalam.
Fungsinya mengangkat dan menurunkan iga waktu bernapas. Otot dada
bagian dalam disebut juga otot dada sejati, yaitu otot dada yang membantu
pernapasan, terdiri dari:
● Muskulus interkostalis eksternal dan internal terdapat di antara tulang -
tulang iga. Fungsinya mengangkat dan menurunkan tulang iga ke atas dan
ke bawah pada waktu bernapas.
● Muskulusdiaragmatikus, merupakan otot istimewa yang di tengahnya
mempunyai aponeurosis yang disebut sentrum tendineum. Bentuknya
mengkung ke atas mengahadap ke rongga toraks, mempunyai lobang
tempat lalu aorta vena kava dan esofagus. Fungsinya menjadi batas antara
rongga dada dan rongga perut. Kontraksi dan relaksinya memperkecil
serta memperbesar rongga dada waktu bernapas.
4. Otot Leher
Otot - otot leher terentang antara pinggir atas tulang dada dan tulang lidah, ada
pula yang melekat pada pangkal tulang tengkorak. Otot tersebut penting dalam

10
gerakan kepala dan leher, juga gerak pangkal tengkorak dan tulang lidah untuk
menelan. Otot - otot leher yang lain terletak didepan dan di sisi tulang belakang
dan sebagian melekat pada tulang rusuk atas. Bagian otot ini dibagi menjadi 3
bagian :
a. Muskulus Platisma
Terdapat di samping leher menutupi sampai bagian dada. Fungsinya
menekan mandibula, menarik bibir ke bawah dan mengerutkan kulit bibir.
b. Muskulus Sternokleidomastoid
Terletak di samping kiri kanan leher ada suatu tendo sangat kuat. Fungsinya
menarik kepala ke samping ke kiri, dan ke kanan, memutar kepala dan kalau
keduanya bekerja sama merupakan fleksi kepala ke depan, disamping itu
sebagai alat bantu pernapasan
c. Muskulus Longisimus Kapitis
Terdiri dari splenius dan semispinalis kapitis. Ketiga otot ini terdapat di
belakang leher, terbentang dari belakang kepala ke prosesus spinalis
korakoid. Fungsinya untuk menarik kepala belakang dan menggelengkan
kepala.
5. Otot Bahu
Otot bahu hanya meliputi sebuah sendi saja dan membungkus tulang pangkal
lengan dan tulang belikat akromion yang teraba dari luar. Otot bahu terdiri dari
a. Muskulus Detoid (Otot Segitiga)
Otot ini membentuk lengkung bahu dan berpangkal di bagian sisi tulang
selangka ujung bahu tulang belikat dan diafise tulang pangkal lengan. Di
antara otot ini dan taju besar tulang pangkal lengan terdapat kandung lendir.
Fungsinya mengangkat lengan sampai mendatar.
b. Muskulus Subskapularis (Otot Depan Tulang Belikat)
Otot ini mulai dari bagian depan tulang belikat, menuju taju kecil tulang
pangkal lengan, di bawah uratnya terdapat kandung lendir. Fungsinya
menengahkan dan memutar tulang humerus ke dalam.
c. Muskulus Supraspinatus (Otot Atas Tulang Belikat)
Otot ini berpangkal di lekuk sebelah atas menuju ke taju besar tulang pangkal
lengan. Fungsinya mengangkat lengan.
d. Muskulus Infraspinatus (Otot Bawah Balung Tulang Belikat)

11
Otot ini berpangkal di lekuk sebelah bawah tulang belikat dan menuju ke taju
besar tulang pangkal lengan. Fungsinya memutar lengan ke luar.
e. Muskulus Teres Mayor (Ototo Lengan Bulat Besar)
Otot ini berpangkal di siku bawah tulang belikat dan menuju ke taju kecil
tulang pangkal lengan. Di antara otot lengan bulat kecil dan otot lengan bulat
besar terdapat kepala yang panjang dari muskulus triseps brakii. Fungsinya
bisa memutar lengan ke dalam.
f. Muskulus Teres Minor (Otot Lengan Belikat Kecil)
Otot ini berpangkal di siku sebelah luar tulang belikat menuju ke taju besar
tulang ke pangkal lengan. Fungsinya memutar lengan ke luar
6. Otot Punggung
a. Otot Yang Ikut Menggerakkan Lengan
● Trapezius (otot kerudung). Terdapat di semua ruas - ruas tulang
punggung. Berpangkal di tulang kepala belakang. Fungsinya mengangkat
dan menarik sendi bahu. Bagian atas menarik skapula ke bagian medial
dan yang bawah, menarik ke bagian lateral.
● Muskulus latisimus dorsi (otot pungung lebar), berpangkal pada ruas
tulang punggung yang kelima dari bawah fasia lumboid, tepi tulang
punggung dan iga III di bawah, gunanya menutupi ketiak bagian
belakang, menengahkan dan memutar tulang pangkal lengan ke dalam.
● Muskulus rumboid (otot belah ketupat), berpangkal dari taju duri, dari
tulang leher V, ruas tulang punggung V, di sini menuju ke pinggir tengah
tulang belikat. Gunanya menggerakkan tulang belikat ke atas dan ke
tengah.
b. Otot Antara Ruas Tulang Belakang Dan Iga
Otot yang bekerja menggerakkan tulang iga atau otot bantu pernapasan,
terdiri dari dua otot yaitu:
● Muskulus seratus posterior inferior (otot gergaji belakang bawah).
Terletak di bawah otot punggung lebar, berpangkal di fasia lumbodorsalis
dan menuju ke iga V dari bawah. Gunanya menarik tulang iga ke bawah
pada waktu bernapas.
● Muskulus seratus posterior superior, terletak di bawah otot belah ketupat
dan berpangkal di ruas tulang leher keenam dan ketujuh dari ruas tulang

12
punggung yang kedua. Gunanya menarik tulang iga ke atas waktu
inspirasi.

c. Otot Punggung Sejati


● Muskulus interspinalis transversi dan muskulus semispinalis, terdapat di
antara kiri - kanan prosesus transversus dan prosesus spina. Fungsinya
untuk sikap dan pergerakan tulang belakang.
● Muskulus sakrospinalis (muskulus eraktor spina) terletak di samping ruas
tulang belakang kiri dan kanan. Fungsinya memelihara dan menjaga
kedudukan kolumna vertebra dan pergerakan dari ruas tulang belakang.
● Mukulus quadratus lumborum, terletak antara krista iliaka dan os kosta,
terdiri dari 2 lapisan; fleksi dari vertebra lumbalis dan di samping itu juga
merupakan dinding bagian belakang rongga perut.
7. Otot Pelvis (Otot Gelang Panggul)
Otot pelvis terdiri dari :
■ Otot bokong besar (musculus gluteus maximus).
■ Otot bokong tengah (musculus gluteus medius).
■ Otot bokong kecil (musculus gluteus minimus).
■ Otot psoas yang melekat pada os coxa.
■ Otot penegak selaput otot lebar (musculus tensor fasciae alata).

F. OTOT ANGGOTA TUBUH (EXTREMITAS)


1. Extremitas Superior
a. Otot Gelang Bahu
Sebagian otot gelang bahu terentang antara rangka badan, tengkorak dan
gelang bahu. Otot - otot tersebut adalah :
■ Otot belah ketupat (musculus rhomboideus).
■ Otot gergaji depan (musculus serratus anterius).
■ Otot kerudung (musculus trapeizeus).
■ Otot silang leher (musculus sternocleidomastoideus).

b. Otot Lengan Atas

13
■ Otot deltoid terdapat di sebelah superior lengan atas.
■ Otot bulat kecil (musculus caput breve bicep brachii) terdapat dibawah
lengan atas.
■ Otot bulat besar (musculus caput longum bicep brachii) yang berada di
posterior caput breve bicep brachii.
Otot yang terentang antara rangka badan dengan lengan juga penting untuk
gerakan abduksi dan adduksi extremitas superior diantaranya:
■ Otot dada besar (musculus pectoralis mayor)
■ Otot punggung lebar (musculus latissium dorsi)
Sementara itu, otot yang membentuk lengan atas adalah :
■ Otot flexor yang terletak didepan bidang
■ Otot bicep brachii
■ Otot brachialis (coracobrachialis)
■ Otot extensor, terletak dibidang belakang lengan atas.
■ Otot tricep brachii

c. Otot Pangkal Lengan Atas


1. Otot - Otot Ketul (Fleksor)
a) Muskulus Biseps Braki (Otot Lengan Berkepala 2)
Otot ini meliputi 2 buah sendi dan mempunnyai 2 buah kepala
(kaput). Kepala yang panjang melekat di dalam sendi bahu, kepala
yang pendek melekatnya di sebelah luar dan yang kedua di sebelah
dalam.
Otot itu ke bawah menuju ke tulang pengumpil. Di bawah
uratnya terdapat kandung lendir. Fungsinya membengkokkan lengan
bawah siku, meratakan hasta dan mengangkat lengan.
b) Muskulus Brakialis (Otot Lengan Dalam)

14
Otot ini berpangkal di bawah otot segitiga di tulang pangkal lengan
dan menuju taju di pangkal tulang hasta. Fungsinya membengkokkan
lengan bawah siku.
c) Muskulus Korakobrakialis
Otot ini berpangkal di prosesus korakoid dan menuju ke tulang pangkal
lengan. Fungsinya mengangkat lengan.
2. Otot - Otot Kedang (Ekstensor)
Muskulus triseps braki (otot lengan berkepala 3)
● Kepala luar berpangkal di sebelah belakang tulang pangkal lengan dan
menuju ke bawah, kemudian bersatu dengan yang lain.
● Kepala dalam dimulai di sebelah dalam tulang pangkal lengan.
● Kepala panjang dimulai pada tulang di bawah sendi dan ketiganya
mempunyai sebuah urat yang melekat di olekrani.
d. Otot Lengan Bawah
Otot - otot kedang yang memainkan peranannya dalam pengetulan di atas
sendi siku, sendi - sendi tangan, sendi - sendi jari, dan sebagian dalam terak
silang hasta :
● Muskulus ekstensor karpi radialis longus.
● Muskulus ekstensor karpi radiais brevis.
● Muskulus ekstensor karpi ulnaris.
Ketiga otot ini berfungsi sebagai ekstensi lengan (menggerakkan lengan).
● Digitonum karpi radialis, fungsinya ekstensi jari tangan kecuali ibu jari.
● Muskulus ekstensor policis longus, fungsinya ekstensi ibu jari.
Otot - otot di sebelah tapak tangan, terdiri dari 4 lapis. Lapis yang ke-2 di
sebelah luar berpangkal di tulang pangkal lengan. Di dalam lapis yang
pertama terdapat otot - otot yang meliputi sendi siku, sendi antara hasta dan
tulang pengumpil sendi di pergelangan. Fungsinya dapat membengkokkan
jari tangan. Lapis ke-4 ialah otot - otot untuk sendi - sendi antara tulang hasta
dan tulang pengumpil. Di antara otot - otot ini disebut:
● Otot silang hasta bulat (muskulus pronator teres). Fungsinya dapat
mengerjakan silang hasta dan membengkokkan lengan bawah siku.
● Otot - otot ketul untuk tangan dan jari tangan : muskulus palmaris ulnaris,
berfungsi mengetulkan lengan; muskulus palmaris longus; muskulus
fleksor karpi radialis, muskulus fleksor digitor sublimis, fungsinya fleksi

15
jari kedua dan kelingking; muskulus fleksor digitorum profundus,
fungsinya fleksi jari 1,2,3,4; muskulus fleksor poicis longus fungsinya
fleksi ibu jari
● Otot yang bekerja memutar radialis (pronator dan supinator) terdiri dari:
muskulus pronator teres equadratus, fungsinya pronasi tangan; muskulus
spinator brevis, fungsinya supinasi tangan
Otot - otot di sebelah tulang pengumpil, berfungsi membengkokkan
lengan di siku, membengkokkan tangan ke arah tulang pengumpil atau tulang
hasta. Otot - otot di sebelah punggung atas, disebut otot kedang jari bersama
yang meluruskan jari tangan. Otot yang lain meluruskan ibu jari (telunjuk).
Otot -otot lengan bawah mempunyai urat yang panjang di bagian bawah, di
dekat pergelangan dan di tangan. Urat - urat tersebut mempunyai kandung
urat.
e. Otot - Otot Tangan
Di tangan terdapat otot - otot tangan pendek, terdapat diantara tulang - tulang
tapak tangan atau membantu ibu jantung tangan (thener) dan anak jantung
tangan (hipothener).
f. Otot - Otot Sekitar Panggul
Otot ini berasal dari tulang panggul atau kolumna vertebralis menuju ke
pangkal paha. Sebelah depan bagian dalam dari panggul terdapat :
● Muskulus psoas mayor, terbentang dari prosesus transversi lumbalis
menuju trokanter minor dan iliakus.
● Muskulus iliakus, berasal dari fosa iliaka menuju trokanter minor
● Muskulus psoas minor, yang terletak di muka psoas mayor. Ketiga otot ini
disebut juga otot iliopsoas, fungsinya mengangkat dan memutar tungkai
ke bagian luar.
Sebelah belakang bagian luar terdapat :
● Muskulus gluteus maksmius merupakan otot yang terbesar yang terdapat
di sebelah luar panggul membentuk bokong. Fungsinya, antagonis dari
iliopsoas yaitu rotasi fleksi dan endorotasi femur.
● Muskulus gluteus medius dan minimus. Fungsinya, abduksi dan
endoratasi dari femur dan bagian medius eksorotasi femur.

2. Extremitas Inferior

16
a. Otot Pangkal Paha
Otot pangkal paha disusun oleh otot yang sama dengan otot pelvis dan otot
yang melekat pada os femoris dan gelang panggul, diantaranya :
1) Otot Extensor Terletak Dibidang Depan :
● Otot kuadrisep paha (musculus quadrisep femoris).
● Otot silang paha (musculus sartorius).
2) Otot Fleksor Terletak Dibiang Belakang :
● Otot ramping (musculus gracilis).
● Otot separuh selaput paha (musculus semimembranus femoris).
● Otot bisep paha (musculus bisep femoris).
b. Otot Tungkai Atas
Otot tungkai atas (otot pada paha), mempunyai selaput pembungkus yang
sangat kuat dan disebut fasia lata yang dibagi atas 3 golongan yaitu:
1) Otot abduktor, yang terdiri dari:
● Muskulus abduktor maldanus sebelah dalam.
● Muskulus adduktor brevis sebelah tengah.
● Muskulus abduktor longus sebelah luar.
Ketiga otot in menjadi satu yang disebut muskulus abduktor femoralis.
Fungsinya menyelenggarkan gerakan abduksi dari femur.
2) Muskulus ekstensor (quadriseps femoris) otot berkepala empat. Otot
ini merupakan otot yang terbesar terdiri dari:
● Muskulus rektus femoris.
● Muskulus vastus lateralis eksternal.
● Muskulus vastus medialis internal.
● Muskulus vastus intermedial.
3) Otot fleksor femoris, yang terdapat di bagian belakang paha terdiri
dari:
● Biseps femoris, otot berkepala dua. Fungsinya membengkokkan
paha dan meluruskan tungkai bawah.
● Muskulus semi membranosus, otot seperti selaput. Fungsinya
membengkokkan tungkai bawah.
● Muskulus semi tendinosus, otot seperti urat. Fungsinya
membengkokkan urat bawah serta memutarkan ke dalam.

17
● Muskulus sartorius, otot penjahit. Bentuknya panjang seperti pita,
terdapat di bagain paha. Fungsi: eksorotasi femur memutar ke luar
pada waktu lutut mengetul, serta membantu gerakan fleksi femur
dan membengkokkan ke luar.
Semua otot tungkai melekat pada kaki dan jari-jari kaki dengan
perantara tendon (urat-urat panjang). Tendon terbesar disebut tendon akhiles.
Semua otot tungkai terikat didaerah pergelangan kaki.
Otot yang terdapat di tungkai bagian depan berfungsi untuk
mengangkat ujung kaki dan meregangkan jari-jari. Otot-otot tersebut terdiri
dari:
● Otot tulang kering depan (musculus tibialis anterior).
● Otot kedang jari (musculus extensor digitorium manus).

Sedangkan otot-otot yang berada di bidang luar adalah otot sisi betis
panjang dan pendek (musculus longus dan brevis fibularis). Pada bagian
belakang, terdapat otot trisep betis (musculus trisep fibularis) yang terdiri
dari:
● Perut betis (musculus gastronemius).
● Otot betis (musculus soleus).
● Urat kering (tendo akhiles).

Ketiga jenis otot bagian belakang tersebut bekerja untuk menurunkan


ujung kaki, dan juga untuk mengangkat tubuh di atas jari-jari kaki.
Sementara otot-otot bagian bawah yang terdiri dari otot ketul dalam
(musculus flexor profundipedis et digitorium pedis) berfungsi untuk
menurunkan ujung kaki, membengkokkan jari kaki dan menggerakkan kaki
ke dalam.

c. Otot Tungkai Bawah


Terdiri dari:
● Otot tulang kering depan muskulus tibialis anterior: Fungsinya
mengangkat pinggir kaki sebelah tengah dan membengkokkan kaki.
● Muskulus ekstensor talangus longus. Fungsinya meluruskan jari
telunjuk ke tengah jari, jari manis dan kelingking kaki.

18
● Otot kedang jempol, fungsinya dapat meluruskan ibu jari kaki. Urat-
urat tersebut dipaut oleh ikat melintang dan ikat silang, sehingga otot
itu bisa membengkokkan kaki ke atas. Otot-otot yang terdapat di
belakang mata kaki luar dipaut oleh ikat silang dan ikat melintang.
Fungsinya dapat mengangkat kaki sebelah luar.
● Uratakiles (tendoachlilles). Fungsinyameluruskan kaki di sendi tumit
dan membengkokkan tungkai .bawah lutut (muskulus popliteus). Urat
akiles ini berpangkal pada:
- Berpangkal pada kondilus tulang kering.
- Melintang dan melekat di kondilus lateralis tulang paha.
Fungsinya memutar fibia ke dalam (endorotasi). Otot ketul jari
(muskulus fleksor falangus longus). Berpangkal pada tulang
kering dan uratnya menuju telapak kaki dan melekat pada ruas
jari kaki. Fungsinya membengkokkan jari dan menggerakkan
kaki ke dalam
● Otot ketul empu kaki panjang (muskulus falangus longus). Berpangkal
pada betis, uratnya melewati tulang jadi dan melekat pada, ruas empu
jari. Fungsinya membengkokkan empu kaki.
● Otot tulang betis belakang (muskulus tibialis posterior). Berpangkal
pada selaput antara tulang dan melekat pada pangkal tulang kaki.
Fungsinya dapat membengkokkan kaki di sendi tumit dan telapak kaki
di sebelah ke dalam.
● Otot kedang jari bersama. Letaknya di punggung kaki, fungsinya dapat
meluruskan jari kaki (muskulus ekstensor falangus 1-5).

2. SISTEM SKELETAL
Sistem skeletal atau sistem rangka tubuh merupakan sistem yang berfungsi sebagai:
1. Penopang dan pembentuk dasar tubuh manusia.
2. Alat gerak pasif.
3. Tempat melekatnya otot rangka.
4. Melindungi organ-organ internal.
5. Menyimpan kalsium dan bahan mineral lain.
6. Tempat pembentukan sel darah.

19
7. Tempat penyimpanan sumsum tulang merah (red bone marrow) dan sumsum
tulang kuning (yellow bone marrow)
A. JENIS RANGKA
Skeletal atau rangka sendiri dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu:
1. Rangka aksial yang membentuk sumbu tubuh. Rangka ini meliputi tengkorak,
kolumna vertebra, serta toraks.
2. Rangka apendikular yang meliputi ekstremitas superior dan inferior.

B. BENTUK TULANG
Berdasarkan bentuk dan ukurannya, tulang dapat dibagi menjadi beberapa
penggolongan:
1. Tulang Panjang (Ossa longa). Bentuknya bulat panjang dengan rongga besar
di bagian tengah, seperti sebuah pipa.
Contoh: tulang lengan atas, tulang lengan bawah, tangan, tungkai, dan kaki
(kecuali tulang-tulang pergelangan tangan dan kaki). Badan tulang ini disebut
diafisis, sedangkan ujungnya disebut epifisis.
2. Tulang Pendek (Ossa brevia). Bentuknya bulat pendek.
Contoh: tulang pergelangan tangan, tulang pergelangan kaki, ruas-ruas tulang
belakang dan tulang tempurung lutut.
3. Tulang Pipih (Ossa plana). Bentuknya pipih atau gepeng.
Contoh: tulang belikat, tulang dada, tulang rusuk, tulang panggul dan tulang-
tulang tengkorak.
4. Tulang Tidak Beraturan (Ossa irregular).
Contoh: tulang vebrata dan tulang wajah.
5. Tulang Berongga (Ossa pneumatica).

20
Contoh: tulang maxilla
6. Tulang Rawan (Kartilago). Tulang rawan berkembang dari mesenkim
membentuk sel yang disebut kondrosit. Kondrosit menempati rongga kecil
(lakuna) di dalam matriks dengan substansi dasar seperti gel (berupa
proteoglikans) yang basofilik. Klasifikasi menyebabkan tulang rawan tumbuh
menjadi tulang (keras). Jenis-jenis tulang rawan, yaitu:
a. Hialin Cartilago. Matriks mengandung serat kolagen, yakni jenis yang
paling banyak dijumpai.
b. Elastic Cartilago. Serupa dengan tulang rawan hialin tetapi lebih banyak
serat elastin mengumpul pada dinding lakuna yang mengelilingi kondrosit.
c. Fibrokartilago. Tidak pernah berdiri sendiri tetapi secara berangsur
menyatu dengan tulang rawan hialin atau jaringan ikat fibrosa yang
berdekatan.

C. SISTEM SKELETAL
Jumlah tulang dalam sistem skeletal manusia sekitar 206 buah tulang yang saling
berhubungan satu sama lain, dan dibagi dalam beberapa bagian, yakni:
● 8 buah tulang kepala (tengkorak),
● 14 buah tulang wajah,
● 6 buah tulang telinga dalam,
● 1 buah tulang lidah,
● 25 buah tulang pembentuk kerangka dada,
● 26 buah tulang pembentuk tulang belakang dan gelang pinggul,
● 64 buah tulang anggota gerak atas, dan
● 62 buah tulang anggota gerak bawah.

1. TULANG TENGKORAK
Tulang tengkorak merupakan tulang-tulang yang menyusun kerangka kepala.
Tulang tengkorak terdiri dari 8 buah tulang yang menyusun kepala (kranium)
dan14 tulang yang menyusun kerangka wajah.
Fungsi utama tulang tengkorak adalah melindungi otak. Sendi yang
menghubungkan antara tulang-tulang tengkorak merupakan sendi mati, tidak
dapat digerakkan atau bersifat sutura.

21
1. Tulang tengkorak bagian kepala (kranium) terdiri dari:
a. tulang frontal, pembentuk bagian dahi dan sekitar rongga mata
atas,
b. tulang parietal atau tulang yang menutup bagian sisi hingga ke
atas,
c. tulang temporal, yakni bagian tulang samping kiri kanan kepala
dekat telinga,
d. tulang oksipital, bagian belakang tengkorak,
e. tulang spenoid, daerah sekitar tulang rongga mata, dan
f. tulang ethmoid atau tulang penyusun rongga hidung.

2. Tulang tengkorak bagian wajah terdiri dari:


a. tulang mandibula, pembentuk rahang bawah, posisinya menempel
pada tulang tengkorak bagian temporal dan merupakan satu-
satunya hubungan antar tulang tengkorak yang bisa digerakkan,
b. tulang maksila, pembentuk rahang atas, tulang yang menyusun
sebagian dari hidung dan langit-langit mulut,
c. tulang palatinum, tulang yang menyusun sebagian dari rongga
hidung dan atap mulut,
d. tulang zigomatik, atau tulang pipi,
e. tulang hidung, dan
f. tulang lakrimal, atau sekat tulang hidung.

2. TULANG HYOID

22
Tulang hyoid merupakan tulang yang berbentuk huruf U, terdapat di antara
laring dan mandibula. Hyoid adalah tulang yang hanya ada dalam tubuh
manusia. Tulang ini berfungsi sebagai tempat pelekatan beberapa otot mulut dan
lidah. Hyoid menjadi jangkar bagian belakang lidah, sehingga memainkan peran
penting dalam berbicara dan menelan. Tulang hyoid juga melindungi jaringan
rapuh dari laring dan faring.

3. TULANG BELAKANG (VERTEBRAL COLUMN)


Tulang belakang berfungsi untuk menegakkan badan dan menjaga
keseimbangan. Ruas-ruas tulang belakang juga bertugas menyokong kepala dan
tangan, serta menjadi tempat melekatnya otot, tulang rusuk dan beberapa organ
lain.

Pada tulang belakang terjadi beberapa pelengkungan


- pelengkungan tersebut berfungsi menyangga berat dan memungkinkan tubuh
melakukan berbagai gerakan dan posisi, misalnya berdiri, duduk, atau berlari.
Ruas-ruas tulang belakang tersusun oleh 33 buah tulang dengan bentuk tak
beraturan. Ke-33 tulang tersebut terbagi dalam 5 bagian yaitu:
● Tujuh ruas pertama disebut tulang leher. Ruas pertama dari tulang leher
disebut tulang atlas, dan ruas kedua berupa tulang pemutar atau poros.
Bentuk dari tulang atlas memungkinkan kepala untuk melakukan gerakan.

23
● Dua belas ruas berikutnya membentuk tulang punggung. Ruas-ruas tulang
punggung pada bagian kiri dan kanannya merupakan tempat melekatnya
tulang rusuk.
● Lima ruas berikutnya merupakan tulang pinggang. Ukuran tulang pinggang
lebih besar dibandingkan tulang punggung. Ruas-ruas tulang pinggang
menahan sebagian besar berat tubuh dan banyak melekat otot-otot.
● Lima ruas tulang kelangkangan (sacrum), yang menyatu, berbentuk segitiga
terletak dibawah ruas-ruas tulang pinggang.
● Bagian bawah dari ruas-ruas tulang belakang disebut tulang ekor (coccyx),
tersusun atas 3 sampai dengan 5 ruas tulang belakang yang menyatu.

4. KERANGKA DADA
1. Tulang Dada (Thorax)
Tulang dada (bersama dengan tulang rusuk) membentuk perisal
pelindung organ-organ penting yang terdapat di dada, yaitu paru-paru,
pembuluh darah besar dan jantune Tulang dada termasuk tulang pipih,
terletak di bagian. tengah dada. Pada sisi kiri dan kanan tulang dada terdapal
tempat lekat dari rusuk. Tulang dada tersusun atas tiga jenis tulang yaitu:
a. Manubrium atau tulang hulu, terletak di bagian atas dari tulang dada,
tempat melekatknya tulang rusuk pertama dan kedua.
b. Gladiolus atau tulang badan, terletak dibagian tengah, tempat melekatnya
tulang rusuk ketiga sampai ketujuh, gabungan tulang rusuk kedelapan
sampai sepuluh.
c. Xiphoid atau tulang taju pedang, terletak di bagian bawah dari tulang
dada. Tulang ini terbentuk dari tulang rawan.

24
2. Tulang Rusuk
Tulang rusuk berbentuk tipis, pipih dan melengkung. Bersama-sama
dengan tulang dada, tulang rusuk membentuk rongga dada untuk melindungi
jantung dan
paru-paru.
Selain itu,
tulang rusuk
juga bertugas
melindungi
lambung, limpa
dan ginjal, serta membantu pernapasan.

Tulang rusuk dibedakan atas tiga bagian yaitu:


a. Tulang Rusuk Sejati (7 pasang)
b. Tulang-tulang rusuk ini pada bagian belakang berhubungan dengan ruas-
ruas tulang belakang, sedangkan ujung depannya berhubungan dengan
tulang dada dengan perantaraan tulang rawan.
c. Tulang Rusuk Palsu (3 pasang)
Tulang rusuk ini memiliki ukuran lebih pendek dibandingkan tulang rusuk
sejati. Pada bagian belakang berhubungan dengan ruas-ruas tulang
belakang sedangkan ketiga ujung tulang bagian depan alsaukan oleh
tulang rawan yang melekatkannya pada satu titik di tulang dada.
d. Tulang Rusuk Melayang (2 pasang)
Tulang rusuk ini pada ujung belakang berhubungan dengan ruas-ruas
tulang belakang, sedangkan ujung depannya bebas.

5. TULANG BAHU (Pectoral Girdle)


a. Tulang Selangka (Klavikula)

25
Membentuk bagian depan bahu. Berbentuk seperti huruf "S" dan
berhubungan dengan tulang lengan atas (humerus) untuk membentuk
persendian yang menghasilkan gerakan lebih bebas. Ujung yang satu
berhubungan dengan tulang dada, sedangkan ujung lainnya berhubungan
dengan tulang belikat.
b. Tulang Belikat (Skapula)
Terletak di atas sendi bahu dan merupakan bagian pembentuk bahu.
Tulang ini berukuran besar, bentuk segitiga dan pipih, terletak pada
bagian belakang dari tulang rusuk. Fungsi utama dari tulang belikat adalah
tempat melekatnya sejumlah otot yang memungkinkan terjadinya gerakan
pada sendi.

6. TULANG ANGGOTA GERAK ATAS (Extremitas Superior)


a. Tulang Pangkal Lengan (Humerus)
Termasuk kelompok tulang panjang, ujung atasnya besar, halus, dan
dikelilingi oleh tulang belikat. Pada bagian bawah memiliki dua lekukan
merupakan tempat melekatnya tulang radius dan ulna

b. Tulang Pengumpil (Radius) dan Tulang Hasta (Ulna)


Ketiga tulang ini menyusun alat gerak, yaitu tangan.
Tulang ulna berukuran lebih besar dibandingkan radius, dan melekat
dengan kuat pada humerus. Tulang radius memiliki kontribusi yang besar
untuk gerakan lengan bawah dibandingkan ulna.

26
c. Tulang Pergelangan Tangan (Karpal)
Tersusun atas 8 buah tulang yang saling dihubungkan oleh ligamen.
d. Tulang Telapak Tangan (Metakarpal)
Tersusun atas lima buah tulang. Pada bagian atas berhubungan dengan
tulang pergelangan tangan, sedangkan bagian bawah berhubungan dengan
tulang-tulang jari (palanges).
e. Tulang Jari (Palanges)
Tersusun atas 14 buah tulang. Setiap jari tersusun atas tiga buah tulang.
kecuali ibu jari yang hanya tersusun atas 2 buah tulang.

7. GELANG PANGGUL (PelvicGirdle)


Gelang panggul adalah penghubung antara badan dan anggota tubuh
bawah. Bagian ini terdiri atas dua buah tulang pinggul. Fungsi gelang
panggul terutama untuk mendukung berat badan bersama-sama dengan ruas
tulang belakang. Selain itu, juga bertugas melindungi dan mendukung organ-
organ bawah, seperti kandung kemih, organ reproduksi, dan sebagai tempat
tumbuh kembangnya janin.
Tulang panggul memiliki tiga bagian yaitu illium (bagian atas), ischiun
(bagian bawah) dan pubis (bagian tengah).

27
8. TULANG ANGGOTA GERAK BAWAH (Ekstremitas Inferior)
● Tulang Paha (Femur)
Termasuk kelompok tulang panjang, terletak mulai dari gelang panggul
sampai ke lutut.

● Tulang Kering (Tibia) dan Tulang Betis (Fibula)


● Bagian pangkal berhubungan dengan lutut bagian ujung, dan berhubungan
dengan pergelangan kaki. Ukuran tulang kering lebih besar dibandingkan
tulang betis karena berfungsi untuk menahan beban atau berat tubuh.
Tulang betis merupakan tempat melekatnya beberapa otot.

28
● Tempurung Lutut (Patela)
Terletak antara femur dengan tibia, berbentuk segitiga. Patela berfungsi
melindungi sendi lutut, dan memberikan kekuatan pada tendon yang
membentuk lutut.

● Tulang Pergelangan Kaki (Tarsal)


Termasuk tulang pendek, dan tersusun atas 8 tulang dengan salah satunya
adalah tulang tumit.
● Tulang Telapak Kaki (Metatarsal)
Tersusun atas 5 buah tulang mendatar.

D. PERTUMBUHAN DAN METABOLISME


1. PERTUMBUHAN TULANG
Pertumbuhan tulang dipengaruhi hormon dan mineral. Tulang mencapai
kematangannya setelah pubertas. Pertumbuhan tulang secara seimbang hanya
terjadi hingga seseorang mencapai usia 35 tahun, setelah itu tulang akan
mengalami percepatan reabsorpsi. Hal ini mengakibatkan penurunan massa
tulang sehingga rentan patah.
2. PENYUSUN TULANG
Tulang disusun oleh sel-sel tulang yang terdiri dari osteosit, osteoblast dan
osteoklast serta matriks tulang. Matriks tulang mengandung unsur organik
terutama kalsium dan fosfor.
3. STRUKTUR TULANG

29
Permulkaan luar tulang dilapisi periosteum, yakni lapisan tipis jaringan ikat
(endosteum) yang melekat pada rongga sumsum hingga kanalikuli tulang.
Periosteum yang mengandung osteoblast (sel pembentuk jaringan tulang),
jaringan ikat dan pembuluh darah ini berasal dari perikondrium tulang rawan.
Periosteum juga merupakan tempat melekatnya otot-otot rangka ke tulang dan
berperan memberikan nutrisi, menjaga pertumbuhan dan memperbaiki
kerusakan tulang.
Secara mikroskopis tulang terdiri dari:
1. Sistem Havers. Saluran yang berisi serabut saraf, pembuluh darah, aliran
limfa.
2. Lamella. Lempeng tulang yang tersusun konsentris.
3. Lacuna. Ruang kecil di antara lempengan-lempengan yang mengandung
sel tulang.
4. Kanalikuli. Saluranyang memanjang di antara lacuna dan tempat difusi
makanan hingga ke osteon.
Secara makroskopis tulang terdiri dari dua bagian yaitu pars spongiosa dan
pars kompakta.
1. Pars spongiosa merupakan jaringan tulang berongga yang bentuknya mirip
seperti spons. Rongga tersebut disi oleh sumsum merah yang bertugas
memproduksi sel-sel darah. Pars spongiosa terdiri dari kisi-kisi tipis tulang
yang disebut trabekula.
2. Pars kompakta merupakan jaringan tulang padat. Teks-turnya halus dan
sangat kuat. Pars kompakta memiliki sedikit rongga dan lebih banyak
mengandung kapur (calsium phosfat dan calsium carbonat), sehingga
strukturnya padat dan kuat. Parskompakta pada orang dewasa lebih banyak
mengandung kapur dibandingkan dengan bayi dan anak-anak. Bayi dan
anak-anak memiliki parskompakta yang mengandung lebih banyak serat
sehingga lebih lentur. Pars kompakta paling banyak ditemukan pada tulang
kaki dan tulang tangan.

E. SENDI
Sendi merupakan pertemuan antara dua tulang atau lebih. Selain sendi,
hubungan antar tulang juga dilakukan dengan bantuan pita fibrosa, ligamen,

30
tendon, fasia, dan otot. Fungsi utama sendi adalah untuk membuat tubuh dapat
bergerak fleksibel.
I. BENTUK SENDI
Untuk mendukung fungsinya, sendi-sendi memiliki beberapa bentuk, yaitu:
1. Sendi Fibrosa (Sinartrodial)
Sendi fibrosa adalah sendi yang tidak dapat bergerak. Sendi ini tidak
memiliki lapisan tulang rawan, dan tulang yang satu dengan lainnya
dihubungkan oleh jaringan ikat fibrosa. Jaringan ini memungkinkan
sedikit gerakan namun bukan merupakan gerakan sejati. Perlekatan tulang
tibia dan fibula bagian distal adalah contoh sendi fibrosa. Sendi fibrosa
terdiri dari dua bagian, yakni:
● Sutura, atau sendi yang berada di antara tulang-tulang tengkorak
● Sindesmosis, sendi yang terdiri dari suatu membran interoseous atau
suatu ligamen diantara tulang.

2. Sendi Kartilaginosa (Amfiartrodial)


Merupakan sendi yang dapat sedikit bergerak. Bagian ujung sendi ini
terbungkus oleh tulang rawan hialin, dan disokong oleh ligamen. Ada dua
jenis sendi kartilaginosa:
● Sinkondrosis, yakni sendi-sendi yang seluruh persendiannya diliputi
oleh tulang rawan hialin.
Contohnya sendi-sendi kostokondral.
● Simfisis, yaitu sendi yang tulang-tulangnya memiliki satu hubungan
fibrokartilago antara tulang selapis tipis rawan hialin yang menyelimuti
permukaan sendi.
Contohnya adalah simfisis pubis dan sendi-sendi pada tulang
punggung.

3. Sendi Sinovial (Diartrodial)


Merupakan sendi yang dapat digerakkan dengan bebas. Sendi ini
memiliki rongga sendi dan permukaannya dilapisi rawan hialin. Rongga
sendi mengandung cairan sinovial, yang memberi nutrisi pada tulang
rawan sendi yang tidak mengandung pembuluh darah.

31
Keseluruhan sendi dikelilingi kapsul fibrosa yang dilapisi membran
sinovial. Membran sinovial tersebut melapisi seluruh interior sendi,
kecuali ujung-ujung tulang, meniscus, dan diskus.
Tulang-tulang sendi sinovial juga dihubungkan oleh sejumlah ligamen.
Meskipun terbatas, sejumlah gerakan selalu bisa dihasilkan pada sendi
sinovial, misalnya gerakan luncur antara sendi-sendi metacarpal.
Ada beberapa jenis sendi sinovial, yaitu:
● Sendi peluru, yaitu sendi yang memungkinkan gerakan bebas penuh.
Contoh: persendian panggul dan bahu.

● Sendi engsel, yaitu sendi yang memungkinkan gerakan melipat hanya


pada satu arah.
Contoh: siku dan lutut.

● Sendi pelana dua sumbu, sendi yang memungkinkan gerakan pada


dua bidang yang saling tegak lurus.

● Sendi pivot, yaitu sendi yang memungkinkan rotasi untuk melakukan


aktivitas seperti memutar pegangan pintu.
Contohnya adalah sendi antara radius dan ulna.

32
● Sendi peluncur, yaitu sendi yang memungkinkan gerakan terbatas ke
semua arah.
Contoh: sendi-sendi tulang karpalia di pergelangan tangan.

2.2 SISTEM INTEGUMEN


Sistem Integumen adalah ilmu yang mempelajari tentang sistem tubuh pada manusia
paling terluar dan merupakan organ paling luas di antara sistem tubuh manusia yang lain.
Fungsi sistem Integumen adalah melindungi struktur internal dan external tubuh dari
kerusakan, mencegah dehidrasi, lemak dan menghasilkan vitamin dan hormon. Adapun
anatomi fisiologi Sistem Integumen pada manusia terdiri dari kulit (Epidermis, Dermis,
Hipodermis), kuku, rambut, kelenjar keringat, kelenjar minyak.

A. ANATOMI FISIOLOGI KULIT

Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas yang berkontribusi terhadap total
berat tubuh sebanyak 7%. Keberadaan kulit memegang peranan penting dalam
mencegah terjadinya agen yang ada di lingkungan seperti bakteri, kimia dan radiasi
ultraviolet. Kulit juga bisa menahan sesuatu bila terjadi kekuatan - kekuatan mekanik
seperti gesekan (friction), getaran (vibration) dan memungkinkan seseorang untuk
menghindari stimuli - stimuli yang tidak nyaman (Djuanda, A. 2007). Kulit tersusun
atas tiga lapisan, yaitu:
a. Epidermis
Epidermis berasal dari ektoderm, terdiri dari beberapa lapis (multilayer).
Epidermis sering kita sebut sebagai kulit luar dan merupakan lapisan teratas pada
kulit manusia dan memiliki tebal yang berbeda-beda: 400-600 µm untuk kulit
tebal (kulit pada telapak tangan dan kaki) dan 75-150 µm untuk kulit tipis (kulit

33
selain telapak tangan dan kaki, memiliki rambut). Selain sel-sel epitel, epidermis
juga tersusun atas lapisan:

1. Melanosit,
yaitu sel yang menghasilkan melanin melalui proses melanogenesis. Melanosit
(sel pigmen) terdapat di bagian dasar epidermis. Melanosit menyintesis dan
mengeluarkan melanin sebagai respons terhadap rangsangan hormon hipofisis
anterior, hormon perangsang melanosit (melanocyte stimulating hormone,
MSH). Melanosit merupakan sel-sel khusus epidermis yang terutama terlibat
dalam produksi pigmen melanin yang mewarnai kulit dan rambut. Semakin
banyak melanin, semakin gelap warnanya. Sebagian besar orang yang berkulit
gelap dan bagian-bagian kulit yang berwarna gelap pada orang yang berkulit
cerah (misal puting susu) mengandung pigmen ini dalam jumlah yang lebih
banyak. Warna kulit yang normal bergantung pada ras dan bervariasi dari
merah muda yang cerah hingga cokelat. Penyakit sistemik juga akan
memengaruhi warna kulit . Sebagai contoh, kulit akan tampak kebiruan bila
terjadi inflamasi atau demam. Melanin diyakini dapat menyerap cahaya
ultraviolet dan demikian akan melindungi seseorang terhadap efek pancaran
cahaya ultraviolet dalam sinar matahari yang berbahaya.
2. Sel Langerhans, yaitu sel yang merupakan makrofag turunan sumsum tulang,
yang merangsang sel Limfosit T, mengikat, mengolah, dan merepresentasikan
antigen kepada sel Limfosit T. Dengan demikian, sel Langerhans berperan
penting dalam imunologi kulit. Sel-sel imun yang disebut sel Langerhans
terdapat di seluruh epidermis. Sel Langerhans mengenali partikel asing atau
mikroorganisme yang masuk ke kulit dan membangkitkan suatu serangan
imun. Sel Langerhans mungkin bertanggungjawab mengenal dan

34
menyingkirkan sel-sel kulit displastik dan neoplastik. Sel Langerhans secara
fisik berhubungan dengan saraf-saraf simpatis, yang mengisyaratkan adanya
hubungan antara sistem saraf dan kemampuan kulit melawan infeksi atau
mencegah kanker kulit. Stres dapat memengaruhi fungsi sel Langerhans
dengan meningkatkan rangsang simpatis. Radiasi ultraviolet dapat merusak sel
Langerhans, mengurangi kemampuannya mencegah kanker.
3. Sel Merkel, yaitu sel yang berfungsi sebagai mekanoreseptor sensoris dan
berhubungan fungsi dengan sistem neuroendokrin difus.
4. Keratinosit, lapisan eksternal kulit tersusun atas keratinosit (zat tanduk) dan
lapisan ini akan berganti setiap 3-4 minggu sekali. Keratinosit yang secara
bersusun dari lapisan paling luar hingga paling dalam sebagai berikut:

a. Stratum Korneum, terdiri atas 15-20 lapis sel gepeng, tanpa inti dengan
sitoplasma yang dipenuhi keratin. Lapisan ini merupakan lapisan terluar
dimana eleidin berubah menjadi keratin yang tersusun tidak teratur
sedangkan serabut elastis dan retikulernya lebih sedikit sel-sel saling
melekat erat. Lebih tebal pada area-area yang banyak terjadi gesekan
(friction) dengan permukaan luar, terutama pada tangan dan kaki. Juga
merupakan lapisan keratinosit terluar yang tersusun atas beberapa lapis
sel-sel gepeng yang mati dan tidak berinti.
b. Stratum Lucidum, tidak jelas terlihat dan bila terlihat berupa lapisan tipis
yang homogen, terang jernih, inti dan batas sel tak terlihat. Stratum
lucidum terdiri dari protein eleidin. Merupakan lapisan sel gepeng yang
tidak berinti dan lapisan ini banyak terdapat pada telapak tangan dan kaki.

35
c. Stratum Granulosum, terdiri atas 2-4 lapis sel poligonal gepeng yang
sitoplasmanya berisikan granul keratohialin. Pada membran sel terdapat
granula lamela yang mengeluarkan materi perekat antar sel, yang bekerja
sebagai penyaring selektif terhadap masuknya materi asing, serta
menyediakan efek pelindung pada kulit. 2/3 lapisan ini merupakan lapisan
gepeng, dimana sitoplasma berbutir kasar serta mukosa tidak punya
lapisan inti.
d. Stratum Spinosum, tersusun dari beberapa lapis sel di atas stratum
basale. Sel pada lapisan ini berbentuk polihedris dengan inti bulat/lonjong.
Pada sajian mikroskop tampak mempunyai tonjolan sehingga tampak
seperti duri yang disebut spinadan terlihat saling berhubungan dan di
dalamnya terdapat fibril sebagai intercellularbridge. Sel-sel spinosum
saling terikat dengan filamen; filamen ini memiliki fungsi untuk
mempertahankan kohesivitas (kerekatan) antar sel dan melawan efek
abrasi. Dengan demikian, sel-sel spinosum ini banyak terdapat di daerah
yang berpotensi mengalami gesekan seperti telapak kaki.
e. Stratum Basal/Germinativum, merupakan lapisan paling bawah pada
epidermis, tersusun dari selapis sel-sel pigmen basal, berbentuk silindris
dan dalam sitoplasmanya terdapat melanin. Pada lapisan basile ini terdapat
sel-sel mitosis.

Setiap kulit yang mati akan terganti tiap 3- 4 minggu. Epidermis akan bertambah
tebal jika bagian tersebut sering digunakan. Persambungan antara epidermis dan
dermis disebut rete ridge yang berfungsi sebagai tempat pertukaran nutrisi yang
essensial. Dan terdapat juga kelenjar keringat. Kelenjar keringat terdiri dari fundus
(bagian yang melingkar) dan duet yaitu saluran semacam pipa yang bermuara pada
permukaan kulit membentuk pori-pori keringat. Semua bagian tubuh dilengkapi
dengan kelenjar keringat dan lebih banyak terdapat dipermukaan telapak tangan,
telapak kaki, kening dan di bawah ketiak. Kelenjar keringat mengatur suhu badan dan
membantu membuang sisa-sisa pencernaan dari tubuh. Kegiatannya terutama
dirangsang oleh panas, latihan jasmani, emosi dan obat-obat tertentu (Djuanda, A.
2007). Ada dua jenis kelenjar keringat yaitu:

36
a) Kelenjar keringat ekrin, kelenjar keringat ini mensekresi cairan jernih, yaitu
keringat yang mengandung 95% - 97% air dan mengandung beberapa mineral,
seperti garam, sodium klorida, granula minyak, glusida dan sampingan dari
metabolisme seluler. Kelenjar keringat ini terdapat di seluruh kulit, mulai dari
telapak tangan dan telapak kaki sampai ke kulit kepala. Jumlahnya di seluruh
badan sekitar dua juta dan menghasilkan 14 liter keringat dalam waktu 24 jam
pada orang dewasa. Bentuk kelenjar keringat ekrin langsing, bergulung-gulung
dan salurannya bermuara langsung pada permukaan kulit yang tidak ada
rambutnya.
b) Kelenjar keringat apokrin, yang hanya terdapat di daerah ketiak, puting susu,
pusar, daerah kelamin dan daerah sekitar dubur (anogenital) menghasilkan cairan
yang agak kental, berwarna keputih-putihan serta berbau khas pada setiap orang.
Sel kelenjar ini mudah rusak dan sifatnya alkali sehingga dapat menimbulkan
bau. Muaranya berdekatan dengan muara kelenjar sebasea pada saluran folikel
rambut. Kelenjar keringat apokrin jumlahnya tidak terlalu banyak dan hanya
sedikit cairan yang disekresikan dari kelenjar ini. Kelenjar apokrin mulai aktif
setalah usia akil baligh dan aktivitas kelenjar ini dipengaruhi oleh hormon
(Djuanda, A. 2007)

b. Dermis

37
Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai
“True Skin” karena 95% dermis membentuk ketebalan kulit. Terdiri atas jaringan
ikat yang menyokong epidermis dan menghubungkannya dengan jaringan
subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm.
Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat keberadaan
kandung rambut, kelenjar keringat, kelenjar-kelenjar palit atau kelenjar minyak,
pembuluh-pembuluh darah dan getah bening, dan otot penegak rambut (muskulus
arektor pili). Lapisan ini elastis dan tahan lama, berisi jaringan kompleks ujung-
ujung syaraf, kelenjar sudorifera, kelenjar. Sebasea, folikel jaringan rambut dan
pembuluh darah yang juga merupakan penyedia nutrisi bagi lapisan dalam
epidermis (Djuanda, A. 2007).
Dermis atau cutan (cutaneus), yaitu lapisan kulit di bawah epidermis.
Penyusun utama dari dermis adalah kolagen. Membentuk bagian terbesar kulit
dengan memberikan kekuatan dan struktur pada kulit, memiliki ketebalan yang
bervariasi bergantung pada daerah tubuh dan mencapai maksimum 4 mm di
daerah punggung. Dermis terdiri atas dua lapisan dengan batas yang tidak nyata,
yaitu stratum papilare dan stratum reticular ( Mutakin, Arif. 2011).

1. Stratum papilare, yang merupakan bagian utama dari papila dermis, terdiri
atas jaringan ikat longgar. Pada stratum ini didapati fibroblast, sel mast,
makrofag, dan leukosit yang keluar dari pembuluh (ekstravasasi). Lapisan
papila dermis berada langsung di bawah epidermis tersusun terutama dari sel-
sel fibroblas yang dapat menghasilkan salah satu bentuk kolagen, yaitu suatu
komponen dari jaringan ikat. Dermis juga tersusun dari pembuluh darah dan
limfe, serabut saraf, kelenjar keringat dan sebasea, serta akar rambut. Suatu
bahan mirip gel, asam hialuronat, disekresikan oleh sel-sel jaringan ikat.
Bahan ini mengelilingi protein dan menyebabkan kulit menjadi elastis dan
memiliki turgor (tegangan). Pada seluruh dermis dijumpai pembuluh darah,

38
saraf sensorik dan simpatis, pembuluh limfe, folikel rambut, serta kelenjar
keringat dan palit. Lapisan ini tipis mengandung jaringan ikat jarang.
2. Stratum retikulare, yang lebih tebal dari stratum papilare dan tersusun atas
jaringan ikat padat tak teratur. Terdiri atas serabut-serabut penunjang (kolagen,
elastin, retikulin), matiks (cairan kental asam hialuronat dan kondroitin sulfat
serta fibroblas). Serta terdiri dari sel fibroblast yang memproduksi kolagen dan
retikularis yang terdapat banyak pembuluh darah , limfe, akar rambut, kelenjar
keringat dan kelenjar sebaseus.

Lapisan dermis juga ini mengandung sel-sel khusus yang membantu mengatur
suhu, melawan infeksi, air menyimpan dan suplai darah dan nutrisi ke kulit. Sel-sel
khusus dari dermis juga membantu dalam mendeteksi sensasi dan memberikan
kekuatan dan fleksibilitas untuk kulit. Komponen dermis meliputi:
1. Pembuluh darah berfungsi sebagai transport oksigen dan nutrisi ke kulit dan
mengeluarkan produk sampah. Kapal ini juga mengangkut vitamin D dari kulit
tubuh.
2. Pembuluh getah bening sebagai pasokan (cairan susu yang mengandung sel-sel
darah putih dari sistem kekebalan tubuh) pada jaringan kulit untuk melawan
mikroba.
3. Kelenjar Keringat untuk mengatur suhu tubuh dengan mengangkut air ke
permukaan kulit di mana ia dapat menguap untuk mendinginkan kulit.
4. Sebasea (minyak) kelenjar yaitu membantu untuk kulit tahan air dan melindungi
terhadap mikroba. Mereka melekat pada folikel rambut.
5. Folikel rambut, seperti rongga berbentuk tabung yang melampirkan akar rambut
dan memberikan nutrisi pada rambut.
6. Sensory reseptor syaraf yang mengirimkan sensasi seperti sentuhan, nyeri, dan
intensitas panas ke otak
7. Kolagen protein struktural tanggung yang memegang otot dan organ di tempat dan
memberikan kekuatan dan bentuk ke jaringan tubuh.
8. Elastin protein karet yang memberikan elastisitas dan membuat kulit merenggang.
Hal ini juga ditemukan di ligamen, organ, otot dan dinding arteri.

c. Subkutan atau Hipodermis

39
Pada bagian subdermis ini terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak
di dalamnya. Pada lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah
dan getah bening. Untuk sel lemak pada subdermis, sel lemak dipisahkan oleh
trabekula yang fibrosa. Lapisan terdalam yang banyak mengandung sel liposit
yang menghasilkan banyak lemak. Disebut juga panikulus adiposa yang berfungsi
sebagai cadangan makanan. Berfungsi juga sebagai bantalan antara kulit dan
struktur internal seperti otot dan tulang. Sebagai mobilitas kulit, perubahan kontur
tubuh dan penyekatan panas. Sebagai bantalan terhadap trauma. Tempat
penumpukan energi.
Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan limfe,
saraf-saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-cabang dari
pembuluh-pembuluh dan saraf-saraf menuju lapisan kulit jangat. Jaringan ikat
bawah kulit berfungsi sebagai bantalan atau penyangga benturan bagi organ-
organ tubuh bagian dalam, membentuk kontur tubuh dan sebagai cadangan
makanan. Ketebalan dan kedalaman jaringan lemak bervariasi sepanjang kontur
tubuh, paling tebal di daerah pantat dan paling tipis terdapat di kelopak mata. Jika
usia menjadi tua, kinerja liposit dalam jaringan ikat bawah kulit juga menurun.
Bagian tubuh yang sebelumnya berisi banyak lemak, lemaknya berkurang
sehingga kulit akan mengendur serta makin kehilangan kontur (Potter, Patricia A.
2005).

B. ANATOMI FISIOLOGI RAMBUT

40
Rambut adalah organ seperti benang yang tumbuh di kulit terutama. Rambut
muncul dari epidermis (kulit luar), walaupun berasal dari folikel rambut yang berada
jauh di bawah dermis. Struktur mirip rambut, yang disebut trikoma, juga ditemukan
pada tumbuhan. Rambut terdapat di seluruh kulit kecuali telapak tangan kaki dan
bagian dorsal falang distal jari tangan, kaki, penis, labia minora dan bibir (Brunner
dan Suddarth. 2002).
Pertumbuhan rambut dimulai pada bulanke 3 masa janin. Mula-mula
epidermis mengalami invasike dermis. Pertumbuhan rambut pertama kali terjadi pada
daerah: alis, dagu, bibir atas selanjutnya diikuti bagian lain yang akan di tutup kulit
tipis. Invasi epidermis ini akan menjadi folikel rambut yang nantinya akan tumbuh
menjadi rambut. Pada bulan ke 5 sampai ke 6 janin mempunyai rambut yang sangat
halus yang disebut Lanugo. Sebelum lahir Lanugo rontok, kecuali pada daerah: alis,
kelopak mata dan kulit kepala. Beberapa bulan setelah lahir, rambut-rambut ini
rontok, diganti yang lebih kasar yang disebut vellus. Pada masa puber: tumbuh rambut
di sekitar saxila dan pubes. Pada pria juga tumbuh kumis, jenggot, dan lain-lain.
Rambut kasar terdapat pada: kepala, alis dan tumbuh pada masa puber, disebut
sebagai "Terminal Hairs" (Brunner dan Suddarth. 2000). Struktur Rambut Ada dua
macam keratin rambut, yaitu :
1. Keratin Lunak : terdapat pada seluruh permukaan kulit, terutama kulit tebal,
yaitu pada bagian medulla rambut. Secara Histologis : terlihat perubahan sel-sel
epidermis : mula-mula sitoplasma mengandung keratohialin berubah menjadi sel-
sel jernih (Str. Lusidum), dan selanjutnya sel-sel mengalami keratinisasi
kemudian desquamasi.
2. Keratin keras : terdapat pada kuku, kutikula dan kortex rambut.
Pembentukannya tidak melalui butir-butir keratohialin, Str. Lusidum, tetapi
perubahannya terjadi perlahan-lahan dari sel-sel epidermis yang tetap hidup,
menjadi keratin. Keratin keras bersifat keras, tidak mengalami desquamasi dan
lebih banyak mengandung sullfur.

Rambut terdiri dari medula yang terdiri dari keratin lunak dan kortex serta
kutikula yang terdiri dari keratin keras.
1. Medula: merupakan bagian tengah rambut, terdiri dari sel-sel yang mengalami
keratinisasi. Sel-selnya terpisah satu sama lain, dan antara sel-sel terdapat
udara atau cairan. Bagian ini tidak terdapat pada rambut tipis atau halus.

41
2. Kortex: merupakan bagian terbesar dari rambut, terdiri dari sel-sel berbentuk
runcing, yang mengalami keratinisasi dan banyak mengandung pigmen.
3. Kutikula: merupakan membran tipis, terdiri dari sel-sel pipih atau gepeng yang
mengalami keratinisasi, transparan. Secara mikroskopis tersusun seperti
genting, terdiri daeri 1-3 lapis sel-sel yang sebagian mengalami keratinisasi.

Pada rambut terdapat folikel-folikel rambut. Folikel rambut terdiri dari


komponen dermis dan epidermis. Pada dasarnya folikel rambut bagian dermis terlihat
menonjol, disebut papila yang terdiri dari : jaringan ikat, pembuluh darah dan sel-sel saraf.
Bagian luar papila diliputi sel-sel epitel yang disebut germinal matrik, dan ujung folikel
rambut tampak membesar. Sel-sel germinal matrik (puncak papila) berproliferasi membentuk
rambut yang dapat tumbuh terus-menerus.
Dan untuk warna yang ada pada rambut tergantung kualitas dan kuantitas
pigmen korteks. Bila sedikit atau kurang tampak putih. Campuran rambut putih dan
berpigmen, tampak abu-abu (uban). Rambut coklat atau hitam disebabkan oleh adanya
melanin. Melanosit terdapat pada matrix folikel rambut, yang dapat mengalami mitosis.
Melanosit kemudian akan terdorong keatas
Aliran darah untuk kulit berasal dari subkutan tepat di bawah dermis. Arteri
membentuk anyaman yang disebut retecutaneum yaitu anyaman pembuluh darah di jaringan
subkutan, tepat di bawah dermis. Cabang-cabang berjalan ke superficial dan ke dalam. Fungsi
vaskularisasi yang ke dalam ini adalah untuk memelihara jaringan lemak dan folikel rambut.
Cabang yang menembus stratum reticulare, member cabang ke: folikel rambut,
kelenjar keringat dan kelenjar sebasea. Pada perbatasan Str. Reticullare Str. Papilare
membentuk anyaman ke 2 yang disebut Rete Sub Papillare berupa pembuluh darah yang
lebih kecil. Arteriole-arteriole dari retesubpapillare berjalan kearah epidermis dan berubah
menjadi anyaman kapiler (capilary beds). Pembuluh kapiler ini terdapat pada tepat di bawah
epidermis, sekitar matrik folikel rambut, papilla folikel rambut, sekitar kelenjar keringat dan
sebasea. Selain itu di bagian superfisial di stratum retikulare terdapat anyaman pembuluh
darah yang disebut pleksuspapilaris.
Pada keadaan temperature udara lebih rendah dari tubuh maka kapiler venulae di
stratum papilare dan subpapilare menyempit sehingga temperature tubuh tidak banyak yang
hilang. Bila udara panas kelenjar keringat aktif memproduksi keringat kapiler dan venulae
dilatasi penguapan keringat. Ada beberapa fungsi rambut, diantaranya :

42
a) Melindungi kulit dari pengaruh buruk : Alis mata melindungi mata dari keringat agar
tidak mengalir ke mata, bulu hidung (vibrissae).
b) Menyaring udara pada hidung.
c) Serta berfungsi sebagai pengatur suhu.
d) Pendorong penguapan keringat.
e) Indera peraba yang sensitive.

Saat pertumbuhan rambut terdapat 3 fase yang akan terjadi, diantaranya:

1. Fase Pertumbuhan (Anagen).


Sel-sel matriks melalui mitosis membentuk sel-sel baru mendorong sel-sel lebih tua ke
atas. Aktivitas ini lamanya 2-6 tahun 90 % dari 100.000 folikel rambut kulit kepala
normal mengalami fase pertumbuhan pada satu saat.
2. Fase Peralihan (Katagen).
Masa peralihan dimulai dari penebalan jaringan ikat di sekitar folikel rambut. Bagian
tengah akar rambut menyempit dan bagian bawahnya melebar dan mengalami
pertandukan sehingga terbentuk gada (club) berlangsung 2-3 minggu.
3. Fase Istirahat (Telogen).
Berlangsung kurang lebih 4 bulan, rambut mengalami kerontokan 50 - 100 lembar
rambut rontok dalam tiap harinya. Faktor pendukung terjadinya kerontokan rambut jika
terjadi trauma, stress dan sebagainya.

C. ANATOMI FISIOLOGI KUKU

43
Kuku tumbuh dari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras, dan kemudian
terbentuk saat mulai tumbuh dari ujung jari. Kulit ari pada pangkal kuku berfungsi
melindungi dari kotoran. Fungsi utama kuku adalah melindungi ujung jari yang
lembut dan penuh urat saraf, serta mempertinggi daya sentuh. Secara kimia, kuku
sama dengan rambut yang antara lain terbentuk dari keratin protein yang kaya akan
sulfur (Potter, Patricia A. 2005).
Pada kulit di bawah kuku terdapat banyak pembuluh kapiler yang memiliki
suplai darah kuat sehingga menimbulkan warna kemerah-merahan. Seperti tulang dan
gigi, kuku merupakan bagian terkeras dari tubuh karena kandungan airnya sangat
sedikit. Pertumbuhan kuku jari tangan dalam satu minggu rata-rata 0,5 - 1,5 mm,
empat kali lebih cepat dari pertumbuhan kuku jari kaki. Pertumbuhan kuku juga
dipengaruhi oleh panas tubuh. Nutrisi yang baik sangat penting bagi pertumbuhan
kuku. Sebaliknya, kalau kekurangan gizi atau menderita anoreksia nervosa,
pertumbuhan kuku sangat lamban dan rapuh (Smeltzer, Suzanne. 2002). Kuku adalah
bagian terminal lapisan tanduk yang menebal. Bagian kuku terdiri dari:
1. Matriks kuku merupakan pembentuk jaringan kuku yang baru.
2. Dinding kuku (nail wall) merupakan lipatan-lipatan kulit yang menutupi bagian
pinggir dan atas.
3. Dasar kuku (nail bed) merupakan bagian kulit yang ditutupi kuku.
4. Alur kuku (nail grove) merupakan celah antar dinding dan dasar kuku.
5. Akar kuku (nail root) merupakan bagian proksimal kuku.
6. Lempeng kuku (nail plate) merupakan bagian tengah kuku yang dikelilingi
dinding kuku.
7. Lunula merupakan bagian lempeng kuku yang berwarna putih didekat akar kuku
berbentuk bulan sabit, sering tertutup oleh kulit.
8. Eponikium (kutikula) merupakan dinding kuku bagian proksima, kulit arinya
menutupi bagian permukaan lempeng kuku.
9. Hiponikium merupakan dasar kuku, kulit ari dibawah kuku yang bebas (free
edge) menebal.

D. PEMERIKSAAN FISIK SISTEM INTEGUMEN


1. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang
ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit.

44
Hasil pemeriksaan akan dicatat dalam rekam medis. Rekam medis dan
pemeriksaan fisik akan membantu dalam penegakkan diagnosis dan perencanaan
perawatan pasien. Biasanya, pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai
dari bagian kepala dan berakhir pada anggota gerak. Setelah pemeriksaan organ
utama diperiksa dengan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi, beberapa tes
khusus mungkin diperlukan seperti test neurologi (Morton, 1993 dalam Brunner
and Suddarth, 2002).
Kulit, atau sistem integumen, adalah sistem organ yang bisa dengan mudah
dilakukan pemeriksaan. Kulit memberikan perlindungan antara individu dengan
lingkungan eksternal, yaitu:
(Potter, Patricia A. 2005 )
a. Kulit akan bereaksi terhadap perubahan lingkungan eksternal.
b. Kulit juga mencerminkan adanya perubahan yang terjadi dalam tubuh.
c. Pemeriksaan yang seksama pada kulit akan mendapatkan informasi tentang
status kesehatan umum klien. Kulit juga akan memberikan informasi spesifik
yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi penyakit sistemik atau masalah pada
kulit.
Kulit dan organ pendukung yaitu rambut, kuku, kelenjar sebasea, ekrin dan
apokrin; adalah organ tubuh terbesar. Fungsi penting kulit adalah menjaga
kehilangan atau keseimbangan cairan dan elektrolit, melindungi tubuh dari agen
luar penyebab injuri dan infeksi yang masuk ke dalam tubuh, menjaga regulasi
temperatur dan tekanan darah, organ perasa dari sentuhan, tekanan, suhu, dan
nyeri, memelihara integritas permukaan tubuh dengan penggantian sel
berkelanjutan dan meningkatkan regenerasi untuk penyembuhan luka,
memelihara fungsi perlindungan kulit oleh ekrin dan kelenjar sebasea untuk
melindungi melindungi mikroorganisme dan jamur, membantu memproduksi
vitamin D, memperlambat reaksi hipersensitivitas substansi asing,
mengindikasikan emosi melalui perubahan kulit. Pemeriksaan kulit dilakukan
untuk menilai warna, adanya sianosis, ikterus, ekszema, pucat, purpura, eritema,
makula, papula, vesikula, pustula, ulkus, turgor kulit, kelembaban kulit, tekstur
kulit. dan edema. Penilaian warna kulit untuk mengetahui adanya pigmentasi dan
kondisi normal yang dapat disebabkan oleh melanin pada kulit (Smeltzer,
Suzanne. 2002).

45
2. Teknik Teknik Pemeriksaan
a. Pemeriksaan Kulit
Pemeriksaan seluruh permukaan kulit dibawah cahaya yang baik. Inspeksi
dan palpasi setiap area.
● Warna : sianosi, ikterus, kerotenemia, perubahan
melamin
● Kelembaban : lembab, kering, berminyak
● Temperatur : dingin, hangat
● Tekstur : licin, kasar
● Mobilitas-kemudahan : menurun pada idema lipatan kulit untuk dapat
digerakkan
● Turgor-kecepatan : menurun pada dehidrasi lipatan kulit kembali
ke keadaan semula
● Lokasi dan distribusi : merata terlokalisasi anatomisnya
● Susunan dan bentuknya : linier, berkumpul, dermatomal
● Tipe : makula, papupla, pustula, bula, tumor
● Warna : merah, putih, cokelat, lembayung muda

b. Pemeriksaan Rambut
Pemeriksaan rambut dilakukan untuk menilai adanya warna, kelebatan,
distribusi, dan karakteristik rambut lainnya. Dalam keadaan normal, rambut
menutupi semua bagian tubuh kecuali telapak tangan kaki, dan permukaan
labia sebelah dalam. Rambut yang kering, rapuh, dan kekurangan pigmen
dapat menunjukkan adanya kekurangan gizi. Rambut yang jarang atau
tumbuh kurang subur dapat menunjukkan adanya malnutrisi, penyakit
hipotiroidisme, efek obat dan lain-lainnya. Inspeksi dan palpasi rambut.
● Kuantitas : tipis, tebal
● Distribusi : alopesia sebagian atau total
● Tekstur : halus, kasar

c. Pemeriksaan Kuku
Pemeriksaan kuku dilakukan dengan mengadakan inspeksi terhadap
warna, bentuk, dan keadaan kuku. Adanya jari tubuh (clubbed fingers) dapat
menunjukkan penyakit pernafasan kronis, atau penyakit jantung. Bentuk

46
kuku yang cekung atau cembung menunjukkan adanya cedera defisiensi besi,
atau infeksi. Inspeksi dan palpasi kuku jari tangan dan kaki, perhatikan:
● Warna : sianosis, pucat.
● Bentuk : jari tubuh (clubbing).
● Adanya lesi : paronkia, onikolisis.
Bantuan interpretasi (Smeltzer, Suzanne. 2002).

BAB III
PENUTUP

3.
3.1. Kesimpulan
Sistem muskuloskeletal merupakan salah satu sistem tubuh yang sangat berperan
terhadap fungsi pergerakan dan mobilitas seseorang. Komponen penunjang yang paling
dominan pada sistem ini adalah tulang. Sedangkan sistem Integumen adalah ilmu yang
mempelajari tentang sistem tubuh pada manusia paling terluar dan merupakan organ
paling luas di antara sistem tubuh manusia yang lain.
3.2. Saran
Dari pemaparan diatas, penulis mengharapkan dari segi ilmu kesehatan maupun ilmu
lainnya bahwa anatomi dan fisiologi sistem muskuloskeletal dan sistem integumen
sangatlah penting untuk dipahami dan dimengerti agar terhindar dari kesalahan dalam

47
tindakan baik dalam proses pembelajaran perkuliahan maupun praktek lapangan di
rumah sakit.

48
DAFTAR PUSTAKA

Sumiyati., dkk. Anatomi Fisiologi. Yayasan Kita Menulis, 2021,


https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=mJkeEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR17&dq=pengertian+anatomi+dan+fisiolog
i&ots=Rg1hnncIul&sig=eWNQ9vMVHwrYuCUU6S8fUaAR13A&redir_esc=y#v=onepage
&q=pengertian%20anatomi%20dan%20fisiologi&f=false. Accessed 28 October 2022.

Risnawati. Buku Ajar : Keperawatan Sistem Integumen. Penerbit Lakeisha, 2020,


https://www.google.co.id/books/edition/Buku_Ajar_Keperawatan_Sistem_Integumen/
gnz7DwAAQBAJ?hl=id&gbpv=0. Accessed 28 October 2022.

Arini, Liss Dyah Dewi, et al. Buku Ajar Sistem Muskuloskeletal. Penerbit Pustaka Rumah
C1nta, 2021, https://books.google.co.id/books?
id=JzpCEAAAQBAJ&pg=PA1&hl=id&source=gbs_toc_r&cad=3#v=onepage&q&f=false.
Accessed 28 October 2022.

Hapsari, Annisa. “Gangguan Muskuloskeletal (Tulang, Sendi, Otot).” 2022.

Wahyuningsih, Heni Puji, and Yuni Kusmiyati. BAHAN AJAR ANATOMI FISIOLOGI.
PUSDIK SDM KESEHATAN, 2017,
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/DAFTAR-ISI-DAN-
ANATOMI-FISIOLOGI.pdf.

Kirnantoro, and Maryana. ANATOMI FISIOLOGI. I-Yogyakarta ed., Bantul Yogyakarta,


Pustaka Baru Press, 2021.

iii

Anda mungkin juga menyukai