EVALUASI KEPERAWATAN
Dosen Pembimbing :
1
Kata Pengantar
Senantiasa penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
hingga saat ini masih memberikan kita nikmat iman, kesehatan, serta atas segala
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “PROSES KEPERAWATAN DAN BERPIKIR KRITIS: EVALUASI
KEPERAWATAN” dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Proses Keperawatan dan
Berpikir Kritis. Penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada Ibu Ns. Sang Ayu
Made Adyani, M.Kep,Sp.Kep.Kom selaku dosen pembimbing. Tidak lupa penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung,
membantu, serta telah berbagi pengetahuan kepada penulis selama proses
penyelesaian tugas.
Dengan rasa rendah hati, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati menerima kritik dan
saran yang bersifat membangun yang sangat diharapkan untuk perbaikan di masa
yang akan datang. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.
2
Daftar Isi
Halaman Judul i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
BAB I Pendahuluan 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 1
1.3 Manfaat 1
BAB II Pembahasan 2
2.1 Dinamika Mengevaluasi Proses Keperawatan 2
2.2 Evaluasi dari Perencanaan Tujuan 2
2.3 Revisi Rencana Keperawatan dan Berfikir Kritis 3
2.4 Aplikasi Evaluasi SOAP Berdasarkan NOC 4
2.5 Case Study 5
2.6 Analisis Kasus 6
BAB III Penutup 9
3.1 Kesimpulan 9
3.2 Saran 9
Daftar Pustaka 10
3
BAB I
Pendahuluan
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui dinamika mengevaluasi proses keperawatan.
2. Untuk mengetahui evaluasi dari pencapaian tujuan.
3. Untuk mengetahui revisi rencana keperawatan dan berpikir kritis.
4. Untuk mengetahui aplikasi evaluasi SOAP berdasarkan NOC.
1.3 Manfaat
1. Makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan yang dimilikinya khususnya mengenai materi proses evaluasi
keperawatan.
2. Makalah ini dapat dijadikan sarana untuk menambah ilmu pengetahuan.
3. Makalah ini dapat dijadikan referensi untuk pembuatan makalah selanjutnya.
1
BAB II
Pembahasan
2
1. Mengumpulkan data evaluatif pada situasi klinik , data evaluasi harus
dikumpulkan dalam periode tertentu untuk menentukan adanya perubahan
atau perbaikan.
2. Interpretasi dan menyimpulkan temuan perawat membuat penilaian tentang
kondisi pasien sesuai temuan data yang diperoleh. Saat menginterpretasikan
temuan, perawat membandingkan respon, gejala dan tanda yang diharapkan
dengan temuan dilapangan/data klien.
3. Modifikasi rencana keperawatan modifikasi rencana keperawatab dilakukan
jika hasil evaluasi kita ada temuan data baru yang mendukung timbulnya
masalah keperawatan baru. Sehingga perawat harus merevisi daftar
diagnosis keperawatan, dan menyusun rencana keperawatan baru sesuai
dengan masalah yang baru ditemukan.
3
direncanakan. Sebelum memulai perawatan, perawat menelaah rencana asuhan
dan membandingkan dengan data pengkajian untuk memvalidasi diagnosa
keperawatan yang dinyatakan dan menentukan apakah intervensi keperawatan yang
paling sesuai untuk situasi klinis saat itu. Jika status klien telah berubah dan
diagnosa keperawatan serta intervensi keperawatan yang berhubungan tidak lagi
sesuai, maka rencana asuhan keperawatan harus dimodifikasi.
A. Komponen SOAP
Untuk lebih mudah melakukan pemantauan dalam kegiatan evaluasi
keperawatan maka kita menggunakan komponen SOAP yaitu:
S : data subyektif
O : data objektif
A : analisis, interpretasi dari data subyektif dan data objektif. Analisis merupakan
suatu masalah atau diagnosis yang masih terjadi, atau masalah atau diagnosis yang
baru akibat adanya perubahan status kesehatan klien.
P : planning, yaitu perencanaan yang akan dilakukan, apakah dilanjutkan, ditambah
atau dimodifikasi
4
2.5 Case Study
Seorang Pasien laki-laki 19 tahun dirawat di ruangan perawatan umum di
rumah sakit pemerintah. Pasien dirawat dengan keluhan demam, mimisan, tidak
nafsu makan. Seorang perawat melakukan anamnesa, didapatkan hasil sebagai
berikut: keluarga pasien mengatakan pasien demam sudah 3 hari, sakit sejak main
kerumah saudara yang banyak nyamuk. Hasil pengkajian fisik: terdapat petechiae
(+), TD: 100/60 mmHg, HR: 100x/menit, RR: 20x/menit. Hasil laboratorium; Hb: 15,5
g/dl, trombosit 31000/mm³, Leukosit 3500/mm³, dan Pcv: 50%. Pasien mendapatkan
terapi paracetamol 500 mg/8 jam dan terapi cairan intravena RL 30 tpm. Keluarga
pasien bertanya bagaimana anaknya bisa terkena penyakit ini. Diagnosa medis DHF
Stadium IV, perawat dan dokter serta paramedic lainnya yang terkait melakukan
perawatan secara integrasi untuk menghindari / mengurangi resiko komplikasi lebih
lanjut.
Terminologi
● Anamnesa : Menurut Redhono, dkk (2012) anamnesa merupakan suatu
kegiatan wawancara antara pasien/keluarga pasien dengan dokter atau
tenaga kesehatan lainnya yang berwenang untuk memperoleh keterangan-
keterangan tentang keluhan dan riwayat penyakit yang diderita pasien.
● Petechiae : Bintik-bintik bulat kecil berwarna ungu kecokelatan akibat adanya
pendarahan di bawah kulit.
● Intravena RL : Ringer laktat adalah cairan infus yang biasa digunakan pada
pasien dewasa dan anak-anak sebagai sumber elektrolit dan air.
● DHF : Dengue Haemoragic Fever (DHF) atau yang biasa dikenal dengan
istilah DBD atau demam berdarah merupakan penyakit yang disebabkan oleh
virus dengue yang diperantai oleh nyamuk Aedes Aegepty dan Aedes
Albopictus.
5
● Pcv : Pemeriksaan ini dikenal juga dengan nama tes volume darah atau
packed-cell volume (PCV) dan biasanya dilakukan sebagai bagian dari tes
darah lengkap (complete blood count).
● TD: 100/60 mmHg (tekanan darah menurun, nilai normalnya 120/80 mmHg)
● HR: 100x/menit (detak jantung normal, nilai normalnya 60x-100x/menit)
● RR: 20x/menit (frekuensi pernapasan normal, nilai rr normal 12x-20x/menit)
● Hb: 15,5 g/dl (hemoglobin normal, nilai normalnya 13-17 gram/dL-normal
pada pria dewasa
● Trombosit 31000/mm³ (trombosit rendah, nilai normalnya 150.000 - 450.000
mcL)
● Leukosit 3500/mm³ (leukosit normal, nilai normal pada dewasa (15 tahun ke
atas) : 3.500 - 10.500
● Pcv: 50% (untuk pria dewasa, level hematokrit yang normal adalah 38,8–50
persen, dan untuk perempuan dewasa adalah 34,9–44,5 persen, jadi pcvnya
normal)
Analisis Data
Diagnosis
1. Hipovolemia / Defisit Cairan / Risiko Syok
2. Hipertemia
3. Risiko defisit nutrisi
4. Defisit Pengetahuan
6
Evaluasi Keperawatan
O: terdapat petechiae
(+), TD: 100/60 mmHg,
trombosit 31000/mm³
A: hipovolemia masih
berlanjut
P: lanjutkan intervensi
A: hipertemia masih
berlanjut
P: lanjutkan intervensi
O: tidak terkaji
P: sajikan makanan
secara menarik dan
suhu yang sesuai
O: tidak terkaji
A: defisit pengetahuan
masih berlanjut
P: pemberian edukasi
mengenai penyebab
penyakit DBD yang
7
diderita pasien
Keterangan :
S : data subyektif
O : data objektif
A : analisis, interpretasi dari data subyektif dan data objektif. Analisis merupakan
suatu masalah atau diagnosis yang masih terjadi, atau masalah atau diagnosis yang
baru akibat adanya perubahan status kesehatan klien.
P : planning, yaitu perencanaan yang akan dilakukan, apakah dilanjutkan, ditambah
atau dimodifikasi.
Pembahasan
● Hipertemia
Intervensi pemberian paracetamol 500 mg/8 jam dapat mengatasi masalah
hipertemia pasien. Dimana paracetamol 500 mg dapat menurunkan demam
yang dialami pasien. Sehingga suhu tubuh pasien dapat membaik. Maka dari
itu, intervensi pemberian paracetamol 500 mg ini harus dilanjutkan agar
hipertemia pasien dapat teratasi.
● Defisit pengetahuan
Intervensi pemberian edukasi mengenai penyebab DBD (penyakit yang dialami
pasien) dapat menjawab apa yang ditanyakan oleh keluarga pasien. Maka dari itu
rencana pemberian edukasi mengenai penyebab DBD ini harus dilakukan agar
masalah defisit pengetahuan pada keluarga pasien dapat teratasi.
8
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Evaluasi keperawatan adalah kegiatan yang terus menerus dilakukan untuk
menentukan apakah rencana keperawatan efektif dan bagaimana rencana
keperawatan dilanjutkan, merevisi rencana atau menghentikan rencana
keperawatan (Manurung, 2011). Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses
keperawatan untuk mengetahui sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan
tercapai. Evaluasi ini dilakukan dengan cara membandingkan hasil akhir yang
teramati dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat dalam rencana keperawatan.
Untuk lebih mudah melakukan pemantauan dalam kegiatan evaluasi keperawatan
maka kita menggunakan komponen SOAP/SOAPIER, yaitu S : data subjektif, O :
data objektif, A : analisis, P : planning, I : implementasi, E : evaluasi, R :
reassesment).
3.2 Saran
Sebagai perawat yang profesional harus selalu berfikir kritis dari setiap tahap
karena hal tersebut untuk keberhasilan perawatan terutama dalam tahap evaluasi.
Perawat pun harus memperhatikan sistematis proses keperawatan yang runtut agar
pencapaian tujuan tercapai.
9
Daftar Pustaka
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
10