Anda di halaman 1dari 15

MELAKUKAN EVALUASI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA

Oleh :

1. Ni Putu Desi Sukmayati (P07120017093)


2. Anita Apriana (P07120017107)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

PRODI D-III JURUSAN KEPERAWATAN

2019

KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.

Adapun judul makalah yang akan dibahas adalah “melakukan evaluasi asuhan
keperawatan pada lansia”, dan penulis sangat berharap semoga dengan adanya makalah
ini penulis dapat memberikan sedikit gambaran dan memperluas wawasan ilmu yang
penulis miliki.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu hingga terselesainya makalah ini, baik secara langsung
maupun tidak langsung, terutama kepada yang terhormat:

1.Ibu Agus Sri Lestari, S.Kep. Ns. M. Erg selaku dosen pembimbing mata kuliah
keperawatan gerontik yang telah membimbing kami dalam penulisan makalah ini.

2.Semua teman-teman yang telah membantu menyelesaikan makalah ini yang tidak bisa
kami sebutkan satu persatu.

3.Serta kepada lain-lain seperti perpustakaan dan internet yang membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini.

Akhirnya kritik dan saran yang bersifat membangun penulis harapkan dari
semua pihak demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua
pihak yang berkepentingan.

Denpasar, 1 september 2019

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asuhan keperawatan yang diberikan berupa banuan-banuan kepada pasien


karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, serta
kurangnya kemampuan dan/atau kemauan dalam melaksanakan aktivitas kehidupan
sehari-hari secara mandiri. Pendekatan yang digunakan dalam proses keperawatan
pada lanjut usia adalah pengkajian (assesment), merumuskan diagnosis keperawatan
(nursing diagnosis), merencanakan tindakan keperawatan (intervention),
melaksanakan tindakan keperawatan (implementation), dan melakukan evaluasi
(evaluation).

Evaluasi asuhan keperawatan pada lansia pada dasarnya idak berbeda dengan
asuhan keperawaan pada anak, keperawatan maternitas, keperawatan komunitas,
keperawaan keluarga keperawatan jiwa dan keperawaan medical bedah. Untuk dapat
mengevaluasi asuhan keperawatan, maka perlu dibandingkan apakah tindakan
keperawatan yang diberikan menghasilkan perubahan pada klien sesuai tujuan yang
ditetapkan, baik tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Atau dalam kaa lain,
apakah indakan keperawaan yang dirumuskan efektif dalam mencapai tujuan ataupun
mengatasi diagnose keperawatan.

Evaluasi mrupakan rangkaian dari proses keperawatan sehingga untuk dapa


melakukan evaluasi perlu melihat langkah-langkah proses keperawatan sejak
pengkajian, perumusan diagnosis, perencanaan, dan implemenasi. Selanjunya pada
tahap akhir perawa mengevaluasi kemajuan klien terhadap tindakan keperawatan
yang diberikan/dilakukan dan mengetahui apakan tujuan asuhan keperawatan dapa
tercapai sesuai yang telah ditetapkan. Evaluasi dilakukan terhadap ujuan asuhan
keperawatan, apakah hal-hal yang elah dilakukan sudah terlaksana sesuai krieria
tujuan yang telah dietapkan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian evaluasi asuhan keperawatan pada lansia ?
2. Apa tujuan evaluasi asuhan keperawatan pada lansia ?
3. Bagaimana tahap evaluasi asuhan keperawatan pada lansia ?
4. Bagaimana metode evaluasi asuhan keperawatan pada lansia ?
5. Bagaimana alernatif pencaaian tujuan dalam melakukan evaluasi asuhan
keperawatan pada lansia ?

C. Tujuan Penulisan
1. Unuk mengetahui pengertian evaluasi asuhan keperawatan pada lansia
2. Unuk mengetahui tujuan evaluasi asuhan keperawatan pada lansia
3. Unuk mengetahui tahap evaluasi asuhan keperawatan pada lansia
4. Unuk mengetahui metode evaluasi asuhan keperawatan pada lansia
5. Unuk mengetahui alernatif pencaaian tujuan dalam melakukan evaluasi asuhan
keperawatan pada lansia
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Menurut Craven dan Hinrle (2000), evaluasi keperawatan didefinisikan
sebagai keputusan dan efekivitas asuhan keperawatan dasar tujuan keperawaan
klien yang telah ditetapkan dengan respon prilaku klien yang tampil.
Sementara iu, menuru potter dan perry (2005), evaluasi keperawatan adalah
kategori perilaku keperawatan dalam menenukan pembuatan dan pencatatan hasil
tindakan keperawatan yang telah dicapai.
Evaluasi, yaitu penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentukan
seberapa jauh keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan. Penilaian
proses menentukan apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai dari
pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan, dan evaluasi itu sendiri. (Ali, 2009)
Evaluasi dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya
dalam perencanaan, membandingkan hasil tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan menilai
efektivitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian, perencanaan dan
pelaksanaan. (Mubarak, dkk., 2011)
Evaluasi disusun menggunakan SOAP dimana: (Suprajitno dalam Wardani,
2013)
S: Ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subjektif oleh      
keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan.
O: Keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan  
pengamatan yang objektif.
A: Analisis perawat setelah mengetahui respon subjektif dan objektif.
P: Perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis.
Tugas dari evaluator adalah melakukan evaluasi, menginterpretasi data sesuai
dengan kriteria evaluasi, menggunakan penemuan dari evaluasi untuk membuat
keputusan dalam memberikan asuhan keperawatan. (Nurhayati, 2011)

B. Tujuan Evaluasi
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mecapai
tujuan. Hal ini bisa dilaksanakan dengan mengadakan hubungan dengan klien
berdasarkan respon klien terhadap tindakan keperawatan yang diberikan, sehingga
perawat dapat mengambil keputusan:
1. Mengakhiri rencana tindakan keperawatan (klien telah mencapai tujuan
yang ditetapkan)
2. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan (klien mengalami kesulitan
untuk mencapai tujuan.
3. Meneruskan rencana tindakan keperawatan (klien memerlukan waktu yang
lebih lama untuk mencapai tujuan) (Lyer dalam Nursalam, 2008)

C. Tahap Evaluasi
Ada beberapa tahap evaluasi keperawatan, yaitu: (Ali, 2009)
1. Membaca kembali diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, intervensi
keperawatan.
2. Mengidentifikasi tolak ukur keberhasilan yang akan digunakan untuk
mengukur tingkat keberhasilan atau tingkat pencapaian tujuan, misalnya:
a. Tekanan darah normal 120/80
b. Mampu mandi sendiri minimal dua kali/hari
c. Mampu menyebut dengan benar minimal tiga cara mencegah penyakit
demam berdarah
3. Mengumpulkan data atau mengkaji ulang pencapaian hasil sesuai dengan
tolak ukur keberhasilan atau kesesuaian proses pelaksanaan asuhan
keperawatan dengan standar/rencana keperawatan, misalnya hasil
pengukuran tekanan darah 100/60, klien Ali hanya mampu mandi sendiri
satu kali dalam satu hari atau mampu menyebut satu cara pencegahan
demam berdarah.
4. Mengevaluasi pencapaian tujuan dengan cara sebagai berikut:
a. Penilaian hasil, yaitu membandingkan hasil (output) yang dicapai
dengan standar/tujuan yang telah ditetapkan.
Contoh:  Tekanan darah normal 120/80, tetapi kenyataannya (hasil
tindakan keperawatan) tekanan darah 100/60, maka hasil yang dicapai
lebih rendah dari standar atau tekanan darah rendah. Jika tujuan
keperawatan mampu mandi sendiri dua kali sehari, ternyata hanya
mampu satu kali, berarti tujuan tidak tercapai.
b. Penilaian proses, yaitu mambandingkan proses pelakasaan dengan
standar prosedur atau rencana yang telah ditetapkan.
Contoh:
i. Mengukur tekanan darah setiap 2 jam sekali, tetapi pengukuran
tekanan darah baru dilakasakan 8 jam sekali, maka hasil penilainnya
adalah ada penyimpangan prosedur.
ii. Sebelum makan harus cuci tangan (standar) tetapi pelaksanaannya
“tidak cuci tangan” berarti ada penyimpangan prosedur.
5. Cari penyebab ketidakberhasilan atau penyimpangan prosedur untuk bahan
penyesuaian/modifikasi rencana keperawatan.
6. Modifikasi rencana keperawatan. Apabila ada tujuan telah tercapai,
kegiatan dapat diarahkan pada masalah lain, misalnya pencegahan atau
promosi kesehatan atau promosi kesehatan atau diagnosis keperawatan
yang lain. Apabila tujuan belum tercapai, perlu dilakukan modifikasi
rencana keperawatan dapat dihentikan. Jika masalah telah teratasi
semuanya, asuhan keperawatan dapat dihentikan. Langkah-langkah
modifikasi rencana keperawatan, yaitu:
a. Jika ada penyimpangan atau ada masalah baru, diagnosis
keperawatan/diagnosis kolaboratif tersebut tetap menjadi modifikasi
diagnosis yang lama.
b. Susun urutan prioritas masalah tersebut.
c. Tetapkan tujuan sesuai dengan diagnosis baru tersebut. Dengan
memperhatikan:
i. Tujuan direncanakan secara spesifik dan realistis dalam kesempatan
dan waktu yang memungkinkan.
ii. Tujuan merefleksikan kemampuan perawatan sesuai dengan pilihan
klien.
d. Kaji kembali intervensi keperawatan yang telah diberikan dengan
menjawab beberapa pertanyaan sebagai berikut:
i. Apakah penilaian rencana tindakan telah dilakukan secara
konsisten?
ii. Apakah intervensi keperawatan dapat meningkatkan
kemampuan klien/meningkatakan kesehatan klien?
iii.Apakah waktu pemberian intervensi yang lalu sudah cepat?
iv.Apakah situasi lingkungan cukup mendukung pelaksanaan
intervensi?
v. Intervensi apa yang dapat membantu meningkatkan kesehatan
klien?
e. Identifikasi faktor-faktor yang dapat mendukung dan
menghambat pencapaian tujuan.
f. Catat waktu (tanggal, jam) untuk revaluasi kembali.
g. Laksanakan intervensi sesuai dengan rencana modifikasi.
h. Semua data tersebut dicatat dalam format dokumentasi yang telah
ditetapkan.

Evaluasi disusun menggunakan SOAP secara operasional dengan tahapan


dengan sumatif (dilakukan selama proses asuhan keperawatan) dan formatif yaitu
dengan proses dan evaluasi akhir. Evaluasi dapat dibagi dalam 2 jenis, yaitu :

1. Evaluasi berjalan (sumatif)


Evaluasi jenis ini dikerjakan dalam bentuk pengisan format catatan
perkembangan dengan berorientasi kepada masalah yang dialami oleh
keluarga. Format yang dipakai adalah format SOAP. (Setiadi, 2008).
2. Evaluasi akhir (formatif)
Evaluasi jenis ini dikerjakan dengan cara membandingkan antara tujuan
yang akan dicapai. Bila terdapat kesenjangaan diantara keduanya, mungkin
semua tahap dalam proses keperawatan perlu ditinjau kembali, agar
didapat data-data, masalah atau rencana yang perlu dimodifikasi. (Setiadi,
2008)

Contoh format evaluasi formatif

Tanggal No. Evaluasi


& Waktu Diag.
Kep
23 1 S: Keluarga mengatakan bahwa masih ada materi    
Agustus minggu lalu yang tidak dipahami yaitu tentang….
2019 O: Keluarga dapat menjawab pertanyaan tentang….
16.00 wita Keluarga tidak dapat menjelaskan kembali tentang….
A: Implementasi yang dilaksanakan seminggu lalu
dengan metode ceramah dan media brosur, belum
sepenuhnya dimengerti oleh keluarga. Perlu metode dan
media lain yang efektif.
P: Berikan pendidikan kesehatan ulang sesuai kesepakan
dengan keluarga, metode dengan demonstrasi, media
ditambah dengan bahan yang sesuai dengan kondisi di
keluarga.

Contoh format evaluasi sumatif

Tanggal No. Evaluasi


& Waktu Diag.
Kep
23 1 S: Keluarga mengatakan bahwa masih ada materi
Agustus minggu lalu yang tidak dipahami yaitu tentang…...
2019 Keluarga mengatakan tidak mampu untuk
16.00 wita
menyediakan sarana bagi lansia sesuai dengan saran
perawat.
O: Keluarga dapat menjawab pertanyaan tentang….
Keluarga tidak dapat menjelaskan kembali
tentang….
Lansia yang ada di keluarga Bapak An belum
mengenakan sandal karet setiap hari selama di
rumah.
Alat bantu untuk berjalan yang ditempel di dinding
belum disedikan oleh keluarga.
A: Diagnosis keperawatan belum teratasi.
P: Lanjutkan intervensi.
 Rujuk ke LSM yang menyediakan dana bagi
Lansia.
 Ajarkan keluarga membuat sandal karet dari
ban bekas.

D. Metode Evaluasi
Metode yang dipakai dalam evaluasi, antara lain:

1. Observasi langsung
2. Wawancara
3. Memeriksa laporan
4. Latihan simulasi (Setiadi, 2008)
a. Mengukur pencapaian tujuan keluarga
Ada beberapa komponen yang dievaluasi, meliputi:
a. Kognitif (Pengetahuan)
Lingkup evaluasi, antara lain:
1) Pengetahuan keluarga mengenai penyakitnya.
2) Mengontrol gejala-gejalanya
3) Pengobatan
4) Diet, aktivitas, persediaan alat-alat
5) Resiko komplikasi
6) Gejala yang harus dilaporkan
7) Pencegahan  (Setiadi, 2008)

Informasi ini dapat diperoleh dengan cara :

1) Interview, dengan cara :


a) Menanyakan  kepada keluarga untuk mengingat beberapa
fakta yang sudah diajarkan.
b) Menanyakan kepada keluarga untuk menyatakan informasi
yang spesifik dengan kata-kata keluarga sendiri (pendapat
keluarga sendiri).
c) Mengajak keluarga pada situasi hipotesa dan tanyakan
tindakan yang tepat terhadap apa yang ditanyakan. (Setiadi,
2008)
2) Kertas dan pensil
Perawat menggunakan kertas dan pensil untuk mengevaluasi
pengetahuan keluarga  terhadap hal-hal yang telah diajarkan.
ii. Afektif (Status emosional) dengan cara observasi secara langsung,
yaitu dengan cara observasi ekspresi wajah, postur tubuh, nada suara,
isi pesan secara verbal pada waktu melakukan wawancara.
iii. Psikomotor yaitu dengan cara melihat apa yang dilakukan keluarga
sesuai dengan yang diharapkan. (Setiadi, 2008)
b. Penentuan keputusan pada tahap evaluasi
Ada tiga kemungkinan keputusan pada tahap ini, yaitu :
i. Keluarga telah mencapai hasil yang ditentukan dalam tujuan,
sehingga rencana mungkin dihentikan. (Setiadi, 2008)
ii. Keluarga masih dalam proses mencapai hasil yang ditentukan,
sehingga perlu penambahan waktu, resources, dan intervasi sebelum
tujuan berhasil. (Setiadi, 2008)
iii. Keluarga tidak dapaat mencapai hasil yang telah ditentukan,
sehingga perlu :
1) Mengkaji ulang masalah atau respon yang lebih akurat.
2) Membuat outcome yang baru, mungkin outcome pertama tidak
realistis atau mungkin keluarga tidak menghendaki terhadap
tujuan yang disusun oleh perawat.
3) Intervensi keperawatan harus dievaluasi dalam hal ketepatan
untuk mencapai tujuan sebelumnya. (Setiadi, 2008)
E. Alternatif Pencapaian Tujuan
Menurut Lismidar (1990), ada tiga alternative pencapaian tujuan yang
dapat dipergunakan untuk memutuskan atau menilai, sejauh mana tujuan yang
elah ditetapkan itu tercapai, yaitu tujuan tercapai, tujuan tercapai sebagian, tujuan
tidak tercapai.
1. Tujuan tercapai
Apabila pasien mampu menunjukan perilaku pada waktu atau tanggal yang
ditenukan, sesuai dengan percanyataan tujuan.
Contoh :
(SLKI) : Ansietas
Luaran Utama
Label : Tingkat Ansietas
Setelah dilakukan intervensi selama 2x 24 jam, diharapkan ansietas
menurun, dengan kriteria hasil :
-verbalisasi kebingungan menurun
-verbalisasi khawatir menurun
-perilaku gelisah menurun
-perilaku tegang menurun
-konsentrasi pola tidur membaik
Tanggal No. Evaluasi
& Waktu Diag.
Kep
23 1 S : pasien mengatakan sudah tidak merasa khawair,
Agustus pasien mengatakan sudah tidak gelisah hilang, pasien
2019 mengatakan tegang hilang, pasien mengatakan sudah bisa
16.00 wita tidur
O : pasien Nampak tidak gelisah, pasien Nampak tidak
bingung
A : Tujuan tercapai
P : hentikan intervensi

2. Tujuan tercapai sebagian


Apabila pasien telah mampu menunjukkan perilaku, tetapi tidak
seluruhnya sesuai dengan tujuan yang ditentukan.
Contoh :
(SLKI) : Ansietas
Luaran Utama
Label : Tingkat Ansietas
Setelah dilakukan intervensi selama 2x 24 jam, diharapkan ansietas
menurun, dengan kriteria hasil :
-verbalisasi kebingungan menurun
-verbalisasi khawatir menurun
-perilaku gelisah menurun
-perilaku tegang menurun
-konsentrasi pola tidur membaik
Tanggal No. Evaluasi
& Waktu Diag.
Kep
23 1 S : pasien mengatakan masih khawair, pasien mengatakan
Agustus masih gelisah, pasien mengatakan tegang hilang, pasien
2019 mengatakan sudah bisa tidur
16.00 wita O : pasien Nampak gelisah, pasien Nampak bingung
A : Tujuan belum tercapai
P : ulangi intervensi

3. Tujuan tidak tercapai


Apabila pasien tidak mampu atau sama sekali tidak menunjukkan perilaku
yang diharapkan, sesuai dengan pernyataan tujuan yang ditenukan.
Contoh :
(SLKI) : Ansietas
Luaran Utama
Label : Tingkat Ansietas
Setelah dilakukan intervensi selama 2x 24 jam, diharapkan ansietas
menurun, dengan kriteria hasil :
-verbalisasi kebingungan menurun
-verbalisasi khawatir menurun
-perilaku gelisah menurun
-perilaku tegang menurun
-konsentrasi pola tidur membaik
Tanggal No. Evaluasi
& Waktu Diag.
Kep
23 1 S : pasien mengatakan merasa khawair, pasien
Agustus mengatakan masih gelisah, pasien mengatakan tegang,
2019 pasien mengatakan tidak bisa tidur
16.00 wita O : pasien Nampak gelisah, pasien Nampak bingung
A : Tujuan tidak tercapai
P : ulangi intervensi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan serta pengkajian
ulang rencana keperawatan. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan
klien dalam mecapai tujuan. Proses evaluasi yaitu mengukur pencapaian tujuan
klien, embandingkan data yang terkumpul dengan tujuan dan pencapaian tujuan
Komponen evaluasi : Menentukan kriteria, standar, dan pertanyaan
evaluasi, Mengumpulkan data mengenai keadaan klien terbaru, Menganalisa dan
membandingkan data terhadap kriteria dan standar, Merangkum hasil dan
membuat kesimpulan, Melaksanakan tindakan yang sesuai berdasarkan
kesimpulan.

B. Saran
Sebagai mahasiswa keperawatan sudah sepatutnya memahami tahapan
dalam proses keperawatan yaitu asuhan keperawatan karena sejatinya inilah yang
menjadi dasar bagi tenaga keperawatan dalam menjalankan tugasnya.
DAFTAR PUSTAKA

Achjar, Komang Ayu Henny. 2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan 


Keluarga (Bagi Mahasiswa Keperawatan & Praktisi Perawat Perkesmas). 
Jakarta: Sagung Seto.
Ali, Zaidin. 2009. Dasar-dasar Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: EGC
Mubarak, dkk., 2011. Ilmu Keperawatan Komunitas 2: Konsep dan Aplikasi. 
Jakarta: Salemba Medika.
Nurhayati, 2011. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Komunitas (Makalah,
diakses  Mei 2016). Jakarta: Prodi DIII Keperawatan RSIJ FKK Universitas 
Muhammadiyah Jakarta.
Nursalam. 2008. Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktik.
Jakarta:  Salemba Medika
Setiadi. 2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha 
Ilmu
Ainul hinayah, 2016. Evaluasi Keperawatan. Diakses online pada tanggal 23
Agustus 2019 https://ainulinayah2.blogspot.com/2016/05/evaluasi-
keperawatan.html
Sunaryo, Dkk. 2016 Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta : CV. Andi
offest

Anda mungkin juga menyukai