Oleh :
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Adapun judul makalah yang akan dibahas adalah “melakukan evaluasi asuhan
keperawatan pada lansia”, dan penulis sangat berharap semoga dengan adanya makalah
ini penulis dapat memberikan sedikit gambaran dan memperluas wawasan ilmu yang
penulis miliki.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu hingga terselesainya makalah ini, baik secara langsung
maupun tidak langsung, terutama kepada yang terhormat:
1.Ibu Agus Sri Lestari, S.Kep. Ns. M. Erg selaku dosen pembimbing mata kuliah
keperawatan gerontik yang telah membimbing kami dalam penulisan makalah ini.
2.Semua teman-teman yang telah membantu menyelesaikan makalah ini yang tidak bisa
kami sebutkan satu persatu.
3.Serta kepada lain-lain seperti perpustakaan dan internet yang membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya kritik dan saran yang bersifat membangun penulis harapkan dari
semua pihak demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua
pihak yang berkepentingan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Evaluasi asuhan keperawatan pada lansia pada dasarnya idak berbeda dengan
asuhan keperawaan pada anak, keperawatan maternitas, keperawatan komunitas,
keperawaan keluarga keperawatan jiwa dan keperawaan medical bedah. Untuk dapat
mengevaluasi asuhan keperawatan, maka perlu dibandingkan apakah tindakan
keperawatan yang diberikan menghasilkan perubahan pada klien sesuai tujuan yang
ditetapkan, baik tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Atau dalam kaa lain,
apakah indakan keperawaan yang dirumuskan efektif dalam mencapai tujuan ataupun
mengatasi diagnose keperawatan.
C. Tujuan Penulisan
1. Unuk mengetahui pengertian evaluasi asuhan keperawatan pada lansia
2. Unuk mengetahui tujuan evaluasi asuhan keperawatan pada lansia
3. Unuk mengetahui tahap evaluasi asuhan keperawatan pada lansia
4. Unuk mengetahui metode evaluasi asuhan keperawatan pada lansia
5. Unuk mengetahui alernatif pencaaian tujuan dalam melakukan evaluasi asuhan
keperawatan pada lansia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Menurut Craven dan Hinrle (2000), evaluasi keperawatan didefinisikan
sebagai keputusan dan efekivitas asuhan keperawatan dasar tujuan keperawaan
klien yang telah ditetapkan dengan respon prilaku klien yang tampil.
Sementara iu, menuru potter dan perry (2005), evaluasi keperawatan adalah
kategori perilaku keperawatan dalam menenukan pembuatan dan pencatatan hasil
tindakan keperawatan yang telah dicapai.
Evaluasi, yaitu penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentukan
seberapa jauh keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan. Penilaian
proses menentukan apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai dari
pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan, dan evaluasi itu sendiri. (Ali, 2009)
Evaluasi dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya
dalam perencanaan, membandingkan hasil tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan menilai
efektivitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian, perencanaan dan
pelaksanaan. (Mubarak, dkk., 2011)
Evaluasi disusun menggunakan SOAP dimana: (Suprajitno dalam Wardani,
2013)
S: Ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subjektif oleh
keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan.
O: Keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan
pengamatan yang objektif.
A: Analisis perawat setelah mengetahui respon subjektif dan objektif.
P: Perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis.
Tugas dari evaluator adalah melakukan evaluasi, menginterpretasi data sesuai
dengan kriteria evaluasi, menggunakan penemuan dari evaluasi untuk membuat
keputusan dalam memberikan asuhan keperawatan. (Nurhayati, 2011)
B. Tujuan Evaluasi
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mecapai
tujuan. Hal ini bisa dilaksanakan dengan mengadakan hubungan dengan klien
berdasarkan respon klien terhadap tindakan keperawatan yang diberikan, sehingga
perawat dapat mengambil keputusan:
1. Mengakhiri rencana tindakan keperawatan (klien telah mencapai tujuan
yang ditetapkan)
2. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan (klien mengalami kesulitan
untuk mencapai tujuan.
3. Meneruskan rencana tindakan keperawatan (klien memerlukan waktu yang
lebih lama untuk mencapai tujuan) (Lyer dalam Nursalam, 2008)
C. Tahap Evaluasi
Ada beberapa tahap evaluasi keperawatan, yaitu: (Ali, 2009)
1. Membaca kembali diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, intervensi
keperawatan.
2. Mengidentifikasi tolak ukur keberhasilan yang akan digunakan untuk
mengukur tingkat keberhasilan atau tingkat pencapaian tujuan, misalnya:
a. Tekanan darah normal 120/80
b. Mampu mandi sendiri minimal dua kali/hari
c. Mampu menyebut dengan benar minimal tiga cara mencegah penyakit
demam berdarah
3. Mengumpulkan data atau mengkaji ulang pencapaian hasil sesuai dengan
tolak ukur keberhasilan atau kesesuaian proses pelaksanaan asuhan
keperawatan dengan standar/rencana keperawatan, misalnya hasil
pengukuran tekanan darah 100/60, klien Ali hanya mampu mandi sendiri
satu kali dalam satu hari atau mampu menyebut satu cara pencegahan
demam berdarah.
4. Mengevaluasi pencapaian tujuan dengan cara sebagai berikut:
a. Penilaian hasil, yaitu membandingkan hasil (output) yang dicapai
dengan standar/tujuan yang telah ditetapkan.
Contoh: Tekanan darah normal 120/80, tetapi kenyataannya (hasil
tindakan keperawatan) tekanan darah 100/60, maka hasil yang dicapai
lebih rendah dari standar atau tekanan darah rendah. Jika tujuan
keperawatan mampu mandi sendiri dua kali sehari, ternyata hanya
mampu satu kali, berarti tujuan tidak tercapai.
b. Penilaian proses, yaitu mambandingkan proses pelakasaan dengan
standar prosedur atau rencana yang telah ditetapkan.
Contoh:
i. Mengukur tekanan darah setiap 2 jam sekali, tetapi pengukuran
tekanan darah baru dilakasakan 8 jam sekali, maka hasil penilainnya
adalah ada penyimpangan prosedur.
ii. Sebelum makan harus cuci tangan (standar) tetapi pelaksanaannya
“tidak cuci tangan” berarti ada penyimpangan prosedur.
5. Cari penyebab ketidakberhasilan atau penyimpangan prosedur untuk bahan
penyesuaian/modifikasi rencana keperawatan.
6. Modifikasi rencana keperawatan. Apabila ada tujuan telah tercapai,
kegiatan dapat diarahkan pada masalah lain, misalnya pencegahan atau
promosi kesehatan atau promosi kesehatan atau diagnosis keperawatan
yang lain. Apabila tujuan belum tercapai, perlu dilakukan modifikasi
rencana keperawatan dapat dihentikan. Jika masalah telah teratasi
semuanya, asuhan keperawatan dapat dihentikan. Langkah-langkah
modifikasi rencana keperawatan, yaitu:
a. Jika ada penyimpangan atau ada masalah baru, diagnosis
keperawatan/diagnosis kolaboratif tersebut tetap menjadi modifikasi
diagnosis yang lama.
b. Susun urutan prioritas masalah tersebut.
c. Tetapkan tujuan sesuai dengan diagnosis baru tersebut. Dengan
memperhatikan:
i. Tujuan direncanakan secara spesifik dan realistis dalam kesempatan
dan waktu yang memungkinkan.
ii. Tujuan merefleksikan kemampuan perawatan sesuai dengan pilihan
klien.
d. Kaji kembali intervensi keperawatan yang telah diberikan dengan
menjawab beberapa pertanyaan sebagai berikut:
i. Apakah penilaian rencana tindakan telah dilakukan secara
konsisten?
ii. Apakah intervensi keperawatan dapat meningkatkan
kemampuan klien/meningkatakan kesehatan klien?
iii.Apakah waktu pemberian intervensi yang lalu sudah cepat?
iv.Apakah situasi lingkungan cukup mendukung pelaksanaan
intervensi?
v. Intervensi apa yang dapat membantu meningkatkan kesehatan
klien?
e. Identifikasi faktor-faktor yang dapat mendukung dan
menghambat pencapaian tujuan.
f. Catat waktu (tanggal, jam) untuk revaluasi kembali.
g. Laksanakan intervensi sesuai dengan rencana modifikasi.
h. Semua data tersebut dicatat dalam format dokumentasi yang telah
ditetapkan.
D. Metode Evaluasi
Metode yang dipakai dalam evaluasi, antara lain:
1. Observasi langsung
2. Wawancara
3. Memeriksa laporan
4. Latihan simulasi (Setiadi, 2008)
a. Mengukur pencapaian tujuan keluarga
Ada beberapa komponen yang dievaluasi, meliputi:
a. Kognitif (Pengetahuan)
Lingkup evaluasi, antara lain:
1) Pengetahuan keluarga mengenai penyakitnya.
2) Mengontrol gejala-gejalanya
3) Pengobatan
4) Diet, aktivitas, persediaan alat-alat
5) Resiko komplikasi
6) Gejala yang harus dilaporkan
7) Pencegahan (Setiadi, 2008)
B. Saran
Sebagai mahasiswa keperawatan sudah sepatutnya memahami tahapan
dalam proses keperawatan yaitu asuhan keperawatan karena sejatinya inilah yang
menjadi dasar bagi tenaga keperawatan dalam menjalankan tugasnya.
DAFTAR PUSTAKA