BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
BERPIKIR KRITIS PADA TAHAP PERENCANAAN Perencanaan adalah
penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk menanggulangi
masalah sesuai dengan diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan
terpenuhinya kebutuhan klien (DepKes, 1993). Perencanaan adalah tahap ketiga dari
proses keperawatan ketika perawat dank lien mengembangkan tujuan dan criteria hasil dan
strategi keperawatan untuk mencegah, menurunkan atau mengurangi masalah kesehatan
klien (Kozier, 1995). Ketidakmampuan klien untuk memenuhi kebutuhan dasarnya sendiri
(self care deficit) merupakan dasar dari intervensi keperawatan, baik itu terjadi karena
meningkatnya tuntutan kemandirian ataupun menurunnya kemampuan untuk dapat
memenuhi kebutuhan dasarnya sendiri.
Proses keperawatan merupakan cara yang sistematis yang dilakukan oleh oleh
perawat bersama klien dalam menentukan kebutuhan asuhan keperawatan dengan
melakukan pengkajian, melakukan diagnosis, merencanakan tindakan yang akan
dilakukan, melaksanakan tindakan serta mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan
dengan berfokus pada klien, berorientasi pada tujuan pada setiap tahap saling terjadi
ketergantungan dan saling berhubungan.
Nah, dalam makalah ini, penulis akan menjelaskan salah satu tahap dari
keperawatan, yaitu tahap perencanaan. Perencanaan meliputi pengembangan strategi
desain untuk mencegah, mengurangi, mengoreksi masalah-masalah yang telah
diidentifikasikan pada diagnosis keperawatan. Tahap ini dimulai setelah menentukan
diagnosis keperawatan dan menyimpulkan rencana dokumentasi.
Secara sederhana, rencana keperawatan dapat diartikan sebagai suatu dokumen tulisan
tangan dalam menyelesaikan masalah, tujuan, dan intervensi keperawatan. Sebagai mana
disebutkan sebelumnya, rencana keperawatan merupakan metode komunikasi tentang
asuhan keperawatan kepada klien. Setiap klien memerlukan asuhan keperawatan perlu
suatu perencanaan yang baik.
BAB II
PEMBAHASAN
Analisis pertanyaan kritis perawat dalam setiap kegiatan pada tahap perencanaan,
antara lain:
1. Meletakkan prioritas Apakah perencanaan dibuat sesuai dengan prioritas diagnosis
keperawatan yang telah ditetapkan?
2. Menentukan tujuan dan kriteria hasil
a. Apakah hasil yang diharapkan dari inetrvensi keperawatan dirumuskan dalam istilah
tujuan/criteria hasil yang harus spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, sesuai dengan
kenyataan dan ada periode waaktu pencapaian?
b. Apakah criteria hasil sudah sesuai standar/ patokan normal?
3. Mengidentifikasi intervensi yang interdependen
a. Sudahkah intervensi keperawatan untuk membantu memenuhi kebutuhan dasar klien
didasari oleh kode etik dan standar praktik keperawatan professional yang telah
berlaku? 20
b. Sudahkah klien dan keluarganya disertakan dalam melakukan tindakan keperawatan?
c. Apakah sudah mengidentifikasi intervensi keperawatan spesifik yang sesuai dengan
pencapaian tujuan?
d. Sudahkah intervensi tersebut didasarkan pada penyakit/masalah yang dialami klien?
e. Apakah informasi yang dimasukkan dalan rencana keperawatan dituliskan dengan
cara yang ringkas, sistematis sehingga memudahkan penggunaannya oleh tenaga
keperawatan lain?
f. Sudahkah melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lainsesuai dengan wewenang
dan tanggung jawabnya?
g. Apakah intervensi keperawatan ini sudah diwujudkan melalui upaya-upaya promotif,
yaitu membantu klien yang kurang mampu untuk meningkatkan kemampuannya,
antara lain: upaya preventif, yaitu mencegah penyakit dan atau kecacatan upaya
rehabilitatif, yaitu pemberian asuhan selama sakit upaya pemulihannya consolation of
dying, yaitu pendampingan bagi klien yang menghadapi kematian agar tenang dan
bermartabat?
h. Apakah diperlukan rencana keparawatan tambahan atau apakah rencana keperawatan
harus diulang kembali?
i. Apakah perawat mengetahui bahwa rencana keperawatan dapat berubah jika masalah
klien berubah, jika priritas masalah bergeser, jika masalah teratasi, dan jika
didapatkan informasi tambahan tentang keadaan kesehatan klien?
4. Membuat rasional tindakan dan mendokumentasikan
a. Sudahkah membuat rasional setiap tindakan yang dilakukan dengan benar?
b. Apakah pendokumentasian rencana keperawatan sudah sesuai dengan format yang
ada yang terdiri dari diagnosis keperawatan, tujuan dan criteria hasil, intervensi
keperawatan, dan rasional tindakan serta paraf yang diikuti nama jelas?
c. Apakah dalam pendokumentasian kalimat yang dituliskan dalam rencana tindakan
adalah kalimat perintah (kata kerja pasif).
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tahap perencanaan dalam
keperawatan ini sangat penting, hal ini dilakukan agar proses keperawatan dapat dicapai
sesuai apa yang diharapkan. Rencana keperawatan yang akan disusun harus mempunyai
beberapa komponen, yaitu prioritas masalah, kriteria hasil, rencana intervensi, dan
pendokumentasi. Komponen-komponen tersebut sangat membantu pada proses evaluasi
keberhasilan asuhan keperawatan yang telah diimplementasikan.
B. SARAN
Dari hasil makalah yang penulis buat ini, maka masih banyak kekurangannya, baik
dari sisi isinya maupun dari sumber-sumber yang diambil, oleh karena itu untuk
kelanjutannya penulis mengharapkan pembaca dapat meningkatkan dan mengembangkan
lagi mengenai hal ini.
DAFTAR PUSTAKA
- Hidayat, A. Aziz Alimul, 2008, Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta: Salemba
Medika.
- Nursalam, 2008, Proses dan Dokumentasi keperawatan, Jakarta: Salemba Medika.
- Suardi, S. dan Bahtiar, Yayan, 2002, Manajemen Keperawatan, Jakarta,: Erlangga.
- Tarwoto dan Wartonah, 2006, Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan, Jakarta:
Salemba Medika.