Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Dalam dunia keperawatan dikenal proses keperawatan, langkah ketiga dari proses
keperawatan adalah rencana (intervensi) keperawatan. Intervensi diidentifikasi untuk
memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien. Intervensi mempunyai maksud
mengindividualkan perawatan dengan memenuhi kebutuhan spesifik pasien serta harus
menyertakan kekuatan – kekuatan pasien yang telah diidentifikasi bila memungkinkan.

Proses keperawatan digunakan untuk membantu perawat melakukan praktik


keperawatan secara sistematis dalam memecahkan masalah keperawatan. Dengan
menggunakan metode ini, perawat dapat mendemonstrasikan tanggung gugat dan
tanggung jawab pada klien, sehingga kualitas praktik keperawatan dapat ditingkatkan.
Proses keperawatan memberikan kerangka yang dibutuhkan dalam asuhankeperawatan
kepada klien, keluarga dan komunitas, serta merupakan metode yang efisien dalam
membuat keputusan klinik, serta pemecahan masalah baik aktualmaupun potensial
dalam mempertahankan kesehatan.

Perencanaan adalah sesuatu yang telah dipertimbangkan secara mendalam,


tahap yang sistematis dari proses keperawatan meliputi kegiatan pembuatan keputusan
dan pemecahan masalah (Kozier et al 1995).

Perencanaan adalah merupakan bagian dari fase pengorganisasian dalam proses


keperawatan sebagai pedoman untuk mengarahkan tindakan keperawatan dalam usaha
membantu, meringankan, memecahkan masalah atau untuk memenuhi kebutuhan klien.
Suatu perencanaan yang tertulis dengan baik akan memberi petunjuk dan arti pada
asuhan keperawatan karena perencanaan adalah sumber informasi bagi semua yang
terlibat dalam asuhan keperawatan klien.

Perencanaan merupakan suatu petunjuk tertulis yang menggambarkan secara


tepat rencana tindakan keperawatan yang dilakukan terhadap klien sesuai dengan
kebutuhannya berdasarkan diagnosis keperawatan.

Langkah – langkah dalam membuat perencanaan keperawatan meliputi :


penetapan prioritas, penetapan tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan, menentukan
intervensi keperawatan yang tepat dan pengembangan rencana asuhan keperawatan.
Setelah diagnosa keperawatan dirumuskan secara spesifik, perawat menggunakan
kemampuan berfikir kritis untuk segera menetapkan prioritas diagnosa keperawatan dan
intervensi yang penting sesuai dengan kebutuhan klien (Potter & Perry, 1997).

b. RUMUSAN MASALAH

Adapun permasalahan yang ingin kami bahas yaitu :

 Mengidentifikasi pengertian rencana keperawatan?


 Mengidentifikasi pengertian implementasi keperawatan?
 Mengidentifikasi pengertian evaluasi keperawatan?
 Mengidentifikasi mengapa rencana keperawatan itu penting?
 Mengidentifikasi apa saja komponen dari tahapan rencana keperawatan yang harus
terdukumentasi dalam asuhan keperawatan?
 Mengidentifikasi langkah –langkah dalam merumuskan rencana keperawatan?

c. TUJUAN
 TUJUAN UMUM
Setelah mengikuti proses pembelajaran diharapkan mahasiswa mampu
memahami intervensi keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi.

 TUJUAN KHUSUS
Setelah mengikuti proses pembelajaran mahasiswa dapat :

1. Menjelaskan pengertian rencana keperawatan


2. Menjelaskan pengertian implementasi keperawatan
3. Menjelaskan pengertian evaluasi
4. Menjelaskan pendapat mengapa rencana keperawatan itu penting
5. Menjelaskan apa saja komponen dari tahapan rencana keperawatan yang harus
terdukumentasi dalam asuhan keperawatan?
6. Menjelaskan langkah –langkah dalam merumuskan rencana keperawatan?
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Proses keperawatan merupakan suatu kegiatan yang terorganisir


denganmenggunakan metode yang sistematis dalam memberikan ASKEP
kepadaindividu,kelompok,keluarga dan masyarakat terhadap masalah kesehatan
yangdialami.
Proses keperawatan terdiri dari 5 tahap yaitu: Pengkajian,
Diognasa,Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi. Tahap-tahap dalam proses
keperawatansaling berkesinambungan dan tidak dapat di pisahkan satu sama lain.

B. Saran

1. Perawat harus memiliki kemampuan professional dalam melaksanakan


pengkajian,karena pengkajian data merupakan dasar utama dari pelaksanaan proses
keperawatan.
2. Pengkajian keperawatan harus dilakukan secara sistematis untuk memperoleh data
akurat.
3. Dalam menentukan diagnosa harus disesuaikan dengan kebutuhan klien.
4. Data yang diperoleh harus akurat dan bukan kesimpulan perawat.
5. Perawat tidak boleh langsung membuat keputusan tentang kondisi klien

Anda mungkin juga menyukai