Anda di halaman 1dari 3

A.

Pengertian Evaluasi Keperawatan Keluarga


Evaluasi adalah aktivitas yang direncanakan, berkelanjutan, dan terarah ketika klien dan
professional kesehatan menentukan kemajuan klien menuju pencapaian tujuan atau hasil keefektifan
rencana asuhan keperawatan dengan tindakan intelektual dalam melengkapi proses keperawatan yang
menandakan keberhasilan untuk diagnosa keperawatan, rencana intervensi dan implementasinya. Tahap
evalausi memungkinkan perawat dalam memonitor apa yang terjadi selama pengkajian, analisis,
perencanaan dan implementasi intervensi (Nursalam, 2008).
B. Tujuan Evaluasi Keperawatan Keluarga
Tujuan evaluasi terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus.
1. Tujuan Umum
a. Menjamin asuhan keperawatan secara optimal
b. Meningkatkan kualitas asuhan keperawatan
c. Meneruskan rencana asuhan keperawatan
2. Tujuan khusus
a. Mengakhiri rencana tindakan keperawatan
b. Menyatakan apakah tujuan keperawatan telah tercapai atau belum
c. Meneruskan rencana tindakan keperawatan
d. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan
e. Dapat menentukan penyebab apabila tujuan asuhan keperawatan belum tercapai
C. Proses Evaluasi Keperawatan Keluarga
Proses evaluasi keperawatan keluarga memiliki lima komponen yaitu:
a. Mengumpulkan data yang berhubungan dengan hasil yang diharapkan (indicator NOC).
Dengan menggunakan hasil yang diharapkan dan dinayatakan dengan jelas, tepat dan dapat diukur
sebagai panduan perawat mengumpulkan data sehingga dapat ditarik kesimpulan apakah tujuan bisa
tercapai.
b. Membandingkan data dengan hasil
Apabila dua bagian pertama proses evaluasi telah dilaksanakan secara efektif, relative mudah dalam
menentukan apakah hasil yang diharapkan telah tercapai. Perawat atau klien berperan aktif dalam
membandingkan respon aktual klien dengan hasil yang diharapkan. Dalam menentukan apakah tujuan
telah tercapai, perawat dapat menarik salah satu dari tiga kemungkinan kesimpulan.
1) Tujuan tercapai yaitu respon klien sama seperti apa yang diharapkan
2) Tujuan tercapai sebagian yaitu tujuan jangka pendek tercapai, dalam tujuan jangka panjang
tidak tercapai dan hasil yang diharapkan hanya tercapai sebagian
3) Tujuan tidak tercapai yaitu tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang tidak tercapai
c. Menghubungkan tindakan keperawatan dengan hasil
Aspek ke empat evaluasi adalah menentukan apakah tindakan keperawatan memiliki kaitan dengan
hasil.Jangan mengasumsikan tindakan keperawatan sebagai penyebab atau satu-satunya faktor dalam
mencapai, sebagian mencapai atau tidak mencapai tujuan.
d. Menarik kesimpulan tentang status
Ketika tujuan tercapai perawat dapat menarik salah satu kesimpulan berikut tentang status masalah
klien.
1) Masalah actual yang dinyatakan dalam diagnosa keperawatan sudah diselesaikan: masalah
potensial dicegah dan faktor resiko tidak ada lagi. Perawat mendokumentasikan bahwa tujuan telah
tercapai dan mengehentikan asuhan untuk masalah tersebut.
2) Masalah potensial yang dinyatakan dalam diagnosis keperawatan dapat dicegah akan tetapi
faktor resiko masih ada. Kasus ini perawat mempertahankan masalah renacana asuhan.
3) Masalah aktual tetap ada walaupun beberapa tujuan tercapai.

e. Melanjutkan, memodifikasi dan mengakhiri rencana asuhan keperawatan.


Setelah menarik kesimpulan tentang masalah klien, perawat memodifikasi rencana asuhan sesuai
indikasi. Pemeriksaan perawat lebih lanjut adalah:
1) Pengkajian
Data dasar yang tidak lengkap atau tidak benar mempengaruhi semua langkah proses keperawatan
berikutnya dan rencana asuhan. Data yang tidak lengkap, perawat harus mengkaji kembali klien dan
mencatat data baru. Pada beberapa kasus, data yang baru dapat mengindikasikan pentingnya
menegakkan diagnosa keperawatan baru, tujuan baru, dan program keperawatan baru.
2) Diagnosis
Jika data dasar tidak lengkap, pernyataan diagnosis yang baru mungkin diperlukan. Jika data lengkap,
perawat harus menganlisis apakah masalah diidentifikasi dengan benar dan apakah diagnosis
keperawatan relevan dengan data dasar tersebut. Perawat merevisi dan menambah diagnosis baru sesuai
kebutuhan
3) Perencanaan: hasil yang diharapkan
Apabila diagnosis keperawatan tidak akurat, tampak jelas pernyataan tujuan perlu direvisi. Tujuan yang
tidak realistis memerlukan koreksi. Perawat harus menentukan apakah prioritas berubah atau apakah
klien tetap setuju denagn prioritas tersebut.
4) Perencanaan: program keperawatan
Perawat menginvestigasi apakah intervensi keperawatan berhubungan dengan tercapainya tujuan dan
apakah telah dipilih intervensi keperawatan yang baik. Apabila diagnosa dan tujuan tepat intervensi
keperawatan yang dipilih mungkin bukan merupakan intervensi yang terbaik dalam mencapai tujuan.
5) Implementasi
Setelah membuat modifikasi yang diperlukan pada rencana asuhan, perawat mengimplemenatsikan
rencana yang telah dimodifikasi dan memulai siklus proses keperawatan kembali
D. Tipe Evaluasi Keperawatan Keluarga
Terdapat tiga tipe evaluasi yaitu:
1. Struktur
Terdiri dari fasilitas fisik, perlengkapan, layanan dan kualitifikasi pegawai.
2. Proses
Tindakan keperawatan dalam setiap komponen proses keperawatan yang mencakup:
a. Adekuasi: jumlah dan kualitas.
b. Kesesuaian: relevan dengan setiap komponen dan situasi klien.
c. Efektifitas: kemampuan untuk memfasilitasi criteria hasil klien.
d. Efesiensi: konservasi waktu, energi dan sumber daya klien, tim kesehatan dan lembaga.
3. Hasil
Perubahan perilaku klien yang mencakup:
1. Respon fisiologis, suhu, penyembuhan luka, respon neurologis
2. Respon psikologis, afek yang sesuai, perilaku verbal dan non verbal
3. Keterampilan psikomotor, perawatan bayi, penggantian balutan, irigasi kolostomi, berjalan
dengan kruk.
4. Pengetahuan mengenai penyakit termasuk obat-obatan, terapi, diet, pencegahan.
5. Kemampuan untuk mengatasi berduka, melaksanakn aktivitas sehari-hari, olahraga.

E. Penilaian Evaluasi Keperawatan Keluarga


Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk melihat
keberhasilannya. Bila tidak / belum berhasil pelu disusun rencana baru yang sesuai. Semua tindakan
keperawatan mungkin tidak dapat dilaksanakan dalam satu kali kunjungan ke keluarga. Untuk itu dapat
dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga. Tahapan evaluasi dapat
dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan selama proses
asuhan keperawatan, sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir. Evaluasi disusun dengan
menggunakan SOAP secara operasional.
S : Adalah hal – hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subyektif setelah dilakukan intervensi
keperawatan missal : keluarga menyatakan nyerinya berkurang.
O : Adalah hal – hal yang ditemui perawat secara obyektif setelah dilakukan intervensi keperawatan,
missal ; BB naik 1 kg dalam 1 bulan.
A : Adalah analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada tujuan yang terkait dengan
diagnosa.
P : Adalah perencanaan yang kan datang setelah melihat respon dari keluarga pada tahapan evaluasi.

Anda mungkin juga menyukai