Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan hidaya-Nya
akhirnya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan ibu
Intranatal”. Makalah ini ditulis sebagai tugas mata kuliah keperawatan anak di D3 Keperawatan
di Universitas Bengkulu. Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
yang terhormat:

1. Nurlaili,S.Sos.,M.Kes selaku pembimbing akademik yang telah banyak memberikan


pengarahan dan bimbingan sehingga makalah ini dapat di selesaikan.
2. Kepada teman-teman yang telah memberikan dukungan dan saran seta kritik sehingga
makalah ini dapat di selesaikan tepat waktu.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih kurang dari kesempurnaan, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhir
kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bengkulu, 25 Agustus 2021

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................1

a. Latar Belakang.......................................................................................................................1
b. Tujuan Penulisan....................................................................................................................1
c. Rumusan Masalah..................................................................................................................2
d. Manfaat...................................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................3

1. Asuhan keperawatan Ibu Intranatal

a. Masalah Keperawatan ............................................................................................................3


b. Diagnosa Keperawatan...........................................................................................................3
c. Intervensi Keperawatan..........................................................................................................6
d. Evaluasi Keperawatan............................................................................................................6

2. Asuhan keperawatan ibu Intranatal Menurut buku 3S

a. Masalah Keperawatan ............................................................................................................7


b. Diagnosa Keperawatan...........................................................................................................9
c. Intervensi Keperawatan..........................................................................................................9
d. Evaluasi Keperawatan............................................................................................................15

BAB III PENUTUP.............................................................................................................................17

a. Kesimpulan.............................................................................................................................17
b. Saran
................................................................................................................................................
17

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nyeri saat persalinan merupakan kondisi fisiologis yang secara umum dialami oleh
hampir semua ibu bersalin dengan adanya kontraksi atau pemendekan otot rahim yang
menimbulkan rasa sakit pada pinggang, daerah perut menjalar kearah paha. Tindakan yang dapat
dilakukan untuk mengatasi nyeri persalinan dengan terapi non farmakologi yaitu massage
effleurage dan relaksasi nafas. Apabila nyeri tidak segera diatasi dapat menyebabkan janin akan
terjadi hipoksia dan ibu merasa khawatir tidak akan mampu melewati proses persalinan. Tujuan -
Menggambarkan asuhan keperawatan pada ibu intranatal kala I fase aktif dengan manajemen
nyeri menggunakan teknik non farmakologi yaitu massage effleurage dan relaksasi nafas.
Metode - Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan desain studi kasus melalui instrument
yang digunakan yaitu lembar observasi numeric rating scale pada dua responden yaitu ibu
intranatal kala I fase aktif dengan masalah nyeri. Hasil - Setelah dilakukan asuhan keperawatan
masalah dapat teratasi pada kedua responden yaitu skala nyeri dapat terkontrol dan mampu
menerapkan manajemen nyeri selama kontraksi datang sesuai tindakan yang telah diajarkan.
Saran – praktisi keperawatan untuk memberikan pendampingan pada ibu intranatal kala I fase
aktif untuk mengatasi masalah nyeri dengan menggunakan teknik non farmakologis yaitu teknik
massage effleurage dan relaksasi nafas dalam;

B. Tujuan

1. Agar perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang tepat pagi pasien intranatal berdasrkan data
dan keluhan-keluhan yang didapat dari pasien.

1. Tujuan khusus dari penulisan karya tulis almiah ini adalah agar para pembaca mengetahui
tentang :
a) Diagnosa keperawatan pada ibu intranatal
b) Intervensi keperawatan pada intranatal
c) Implementasi keperawatan pada intranatal
d) Evaluasi keperawatan pada intranatal
e)

1
C. Rumusan Masalah
a) Menjelaskan masalah yang timbul pada ibu intranatal
b) Menjelaskan diagnosa keperawatan pada ibu intranatal
c) Menjelaskan intervensi keperawatan pada ibu intranatal
d) Memberikan evaluasi keperawatan

D. Manfaat
Agar karya tulis ilmiah ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan acuan pemberian asuhan
keperawatan pasien intranatal, sehingga dapat dilakukan tindakan yang tepat dan segera sesuai
dengan keluhan dan data yang telah didapatkan.

2
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN IBU INTRANATAL

1. Masalah Keperawatan dan Diagnosa Keperawatan

A. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul: Kala I

a. Nyeri b.d. peningkatan intensitas kontraksi, penurunan kepala ke rongga panggul,


ditandai dengan: ibu mengeluh nyeri, tampak meringis dan kesakitan, frekuensi HIS terus
meningkat.

b. Defisit volume cairan b.d penurunan intake cairan, ditandai dengan: balans yang tidak
seimbang antara intake dan output, berkeringat, mengeluh haus, pengeluaran cairan
pervaginam (air ketuban, lendir dan darah, mual muntah).

Contoh Diagnose keperawatan yang mungkin muncul: kala II

a. Nyeri b.d. peningkatan intensitas kontraksi, mekanisme pengeluaran janin, ditandai


dengan: ibu mengeluh nyeri, tampak meringis dan kesakitan.

Contoh Diagnose keperawatan yang mungkin muncul: kala III

Gangguan bonding attachment b.d. kurangnya fasilitasi dari petugas kesehatan selama
kala III, ditandai dengan: ibu menolak IMD, ibu lebih terfokus pada nyeri yang dialami,
kurangnya support dari petugas kesehatan dan keluarga.

Contoh Diagnose keperawatan yang mungkin muncul: kala IV

Risiko tinggi infeksi post partum b.d. luka perineum, ditandai dengan ibu takut BAK,
vesika urinaria penuh

B. Intervensi dan Implementasi

Kala I

Tujuan: Klien dapat beradaptasi terhadap nyeri selama periode persalinan kala I, dengan kriteria:
ibu tampak tenang diantara kontraksi, ekspresi wajah rileks, ibu mampu mengontrol nyeri,
kemajuan persalinan sesuai dengan tahapan persalinan.

3
C. Intervensi:

1) Bantu dengan manajemen nyeri non farmakologi seperti penggunaan teknik relaksasi
(teknik pernafasan dalam),massage bokong.

rasional: teknik manajemen nyeri non farmakologi dapat memblok impuls nyeri dalam
korteks serebral.

2) Berikan rasa nyaman selama di kamar bersalin (seperti membantu perubahan


perubahan posisi, memenuhi kbutuhan dasar, perawatan perineal)

rasional: pemenuhan kebutuhan dasar, meningkatkan hygiene menciptakan perasaan


sejahtera.

3) Fasilitasi klien dengan pendamping selama di kamar bersalin

rasional: kehadiran suami/ keluarga secara psikologis dapat mengurangi stress dan
meminimal intensitas nyeri HIS.

4) Anjurkan klien untuk berkemih tiap 1–2 jam

rasional: kandung kemih bebas distensi, dapat meningkatkan kenyamanan, dan


mempengaruhi penurunan janin.

Tujuan: klien menunjukkan kebutuhan cairan dan elektrolit terpenuhi, dengan kriteria:
mukosa bibir tidak kering, klien tidak haus, tidak ada mual muntah.

Intervensi:

1) Berikan cairan oral yang dapat ditoleransi oleh klien untuk memenuhi hidrasi yang
adekuat rasional: kebutuhan cairan dapat terpenuhi

2) Pantau suhu, tiap 2 jam, observasi TTV ibu dan DJJ

rasional: dehidrasi dapat meningkatkan suhu, TD, pernafasan, dan DJJ

3) Berikan cairan parenteral, sesuai indikasi

rasional: membantu meningkatkan hidrasi dan dapat menyediakan kebutuhan elektrolit.

4
KALA II

Tujuan: ibu dapat beradaptasi dengan nyeri pada kala II, denganKcriteria: ibu dapat mengedan
dengan benar, ibu lebih tenang, ibu dapat beristirahat diantara kontraksi.

Intervensi:

1) Berikan tindakan kenyamanan seperti massage daerah punggung

rasional: meningkatkan kenyamanan fisik dan psikologis.

2) Ajarkan klien/ pasangan untuk mengatur upaya mengedan dengan spontan, selama
adanya kontraksi

rasional: kemampuan klien untuk merasakan sensasi kontraksi, mengakibatkan proses


mengejan efektif.

3) Bantu klien dalam memilih posisi optimal (seperti jongkok atau sim)

rasional: posisi yang tepat dengan relaksasi jaringan perineal mengoptimalkan upaya
mengejan.

4) Anjurkan klien untuk berkemih tiap 1–2 jam

rasional: kandung kemih bebas distensi, dapat meningkatkan kenyamanan, dan


mempengaruhi penurunan janin.

KALA III

Tujuan: klien menunjukkan proses bonding attachment dapat berlangsung dengan baik, dengan
criteria: IMD berlangsung minimal 1 jam, ibu berespon terhadap bayinya, adanya support dari
keluarga dan petugas kesehatan.

Intervensi:

1) Berikan informed consent terhadap keluarga dan ibu tentang kesediaan penerapan
IMD rasional: informed consent sebagai unsur legalitas, ibu menyetujui penerapan IMD.

5
2) Beri reinforcement pada ibu yang dapat menerapkan IMD sebagai awal bonding
attachment. 3) Kaji kondisi fisik BBL untuk pelaksanaan bonding attachment

rasional bayi sehat sebagai salah satu indikasi pelaksanaan IMD.

KALA IV

Tujuan: klien dapat terhindar dari risiko puerperium, dengan criteria: lochea berubah sesuai
waktunya, TFU mengalami involusi secara progresif, cairan pervaginam tidak berbau, suhu
antara 36–37. Intervensi:

1) Lakukan pinsip aseptis dan antiseptis setiap melaksanakan intervensi keperawatan

rasional: infeksi dapat disebabkan infeksi nosokomial dari petugas kesehatan.

2) Anjurkan ibu untuk sering mengganti pembalut setiap basah

rasional: untuk mengurangi kondisi lingkungan lembab dan basah karena media baik
untuk pertumbuhan dan perkembangan kuman.

3) Berikan nutrisi tinggi kalori tinggi protein

rasional: penyembuhan luka plasental bed di endometrium dipengaruhi oleh asupan


nutrisi yang baik.

D. Evaluasi keperawatan

Evaluasi Keperawatan mengacu pada tujuan yang diharapkan dari setiap tindakan yang
diberikan.

6
2. Contoh Asuhan keperawatan ibu Intranatal Menurut buku 3S

No Masalah Keperawatan Etiologi Tanda dan Gejala


1. Nyeri melahirkan 1. Dilatasi Serviks Tanda mayor
2. Pengeluaran Janin Data Subjektif :
1. Mengeluh Nyeri
2. Perinium Terasa
Tertekan
Data Objektif :
1. Ekspresi wajah meringis
2. Berposisi meringankan
nyeri
3. Uteruas teraba
membulat

Tanda minor
Data Subjektif :
1. Mual
2. Nafsu makan
menurun/meningkat
Data Objektif :
1. tekanan darah
meningkat
2. frekuensi nadi
meningkat
3. Ketegangan otot
meningkat
4. Pola tidur berubah
5. Fungsi berkemih
berubah
6. Diakoresis
7. Gangguan perilaku

7
8. Perilaku eksperesif
9. Pupil dilatasi
10. Muntah
11. Fokus pada diri sendiri
2. Resiko Infeksi 1. Ketuban pecah lama
2. Ketuban pecah sebelum
waktunya
3. Gangguan kristaltik
3. Resiko Cidera Pada Ibu 1. Besarnya ukuran janin
2. Malfosisi janin
3. Induksi persalinan
4. Persalinan lama kala
I,II,dan III
5. Disfungsi uterus
6. Efek metode/intervensi
bedah selama persalinan
7. Kurangnya dukungan
keluarga dan orang tua
8. Kurang adekuatnya
observasi dan antisipasi
9. Keterlambatan
pengambilan keputusan dan
manajemen
10. Skirining dan perawatan
prenatal yang tidak adekuat
11. Kecemasan berlebihan
pada proses persalinan
12. Riwayat cidera pda
persalinan sebelumnya
13. usia ibu (<15 tahun atau
>35 tahun )
14. Paritas banyak

8
15. Perubahan hormonal
16. Perubahan postur tubuh
17. Ketuban pecah
18. Proses infeksi
19. Penyakit penyerta
20. Masalah kontraksi

B. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Kriteria dan Hasil Intervensi


Keperawatan
1. Nyeri Setelah dilakukan asuhan 1. Manajemen nyeri
melahirkan keperawatan 3 X 24 jam Observasi :
berhubungan diharapkan nyeri 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
dengan melahirkan menurun durasi,frekuensi,kualitas,intensitas nyeri
pengeluaran Dengan Kriteria Hasil : 2. Identifikasi skala nyeri
janin dibuktikan 1. Keluhan nyeri 3. Identifikasi respons nyeri non verbal
dengan ekspersi menurun 4. Identifikasi faktor yang memperberat
wajah meringis, 2. Meringis menurun dan memperingan nyeri
berposisi 3. Gelisah menurun 5. Identifikasi pengetahuan dan
meringankan 4. Kesulitan tidur keyaninan tentang nyeri
nyeri menurun 6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap
5. Sikap protektif respon nyeri
menurun 7. Identifikasi pengaruh nyeri pada
6. Menarik tidur kualitas hidup
menurun 8. Monitor keberhasilan terapi
7. Berfokus pada diri komplemeter yang sudah diberikan
sendiri menurun 9. Monitor efeke samping penggunaan
8. Diaforesis menurun analgetik
9. Perasaan Depresi
(tertekan) menurun Terapeutik :
10. Perasaan takut 1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk

9
mengalami cedera mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
berulang menurun hippnosis, akupresur,terapi
11. anoreksia menurun music,biofeedback, terapi pijat,
12. Perineum terasa aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing,
tertekan menurun kompres hangat/dingin, terapi bermain)
13. Uterus teraba 2. Kontrol lingkungan yang memperberat
membulat menurun rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
14. Ketegangan otot pencahayaan, kebisingan)
menurun 3. Fasilitas istirahat dan tidur
15. Pupil dilatasi 4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
menurun dlam pemilihan strategi meredahkan
16. Muntah menurun nyeri
17. Mual menurun
18. Frekuensi nadi Edukasi :
membaik 1. Jelaskan penyebab, periode, dan
19. Pola nafas membaik pemicu penyakit
20. Tekanan darah 2. Jelaskan strategis, periode, dan pemicu
membaik nyeri
21. Proses berfikir 3. Anjurkan memonitor nyeri secara
membaik mandiri
22. Fokus membaik 4. Anjurkan menggunakan analgetik
23. Fungsi berkemih secara tepat
membaik 5. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
24. Perilaku membaik mengurangi rasa nyeri
25. Nafsu makan
membaik Kolaborasi :
25. Pola tidur membaik 1. Kolaborasi pemberian anlgenetik, jika
perlu
2. Terapi Relaksasi
Observasi :
1. Identifikasi penurunan tingkat energi,

10
ketikmampuan berkonsentrasi, atau
gejala lain, yang mengganggu
kemampuan kognitif
2. Identifikasi teknik kereklaksasi yang
pernah efektif digunakan
3. Monitor respon terhadap terapi
relaksasi

Terapeutik :
1. Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa
gangguan dengan pencahayaan dan suhu
ruang yang nyaman
2. Gunakan pakaian longgar
3. Gunakan relaksasi sebagai strategis
penunjang dengan analgetik

Edukasi :
1. Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan
jenis relaksasi yang tersedia ( mis. Music,
meditasi, nafas dalam)
2. Anjurkan mengambil posisi nyaman

2. Resiko infeksi Setelah dilakukan asuhan 1. Pencegahan infeksi


berhubungan keperawatan 3 X 24 jam Observasi:
dengan berisiko diharapkan resiko tingkat 1. Monitor tanda dan gejala infeksi local
mengalami infeksi dengan kriterial dan sistemik
peningkatan hasil ;
terserah 1. kebersihan tangan Terapeutik:
organisme meningkat 1. Batasi jumlah pengunjung
patogenik 2. kebersihan badan 2. Berikan perawatan pada area edema
dibuktikan meningkat 3. Cuci tangan sebelum dan sesudah

11
dengan ketidak 3. nafsu makan kontak dengan pasien dan lingkungan
adekuatan meningkat pasien
pertahanan tubuh 4. Demam menurun 4. Pertahankan teknik aseptic pada pasien
primer ketuban 5. kemerahan menurun beresiko tinggi
pecah lama 6. nyeri menurun
7. bengkak menurun Edukasi:
8. vesikel menurun 1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
9. cairan berbau busuk 2. jelaskan cara mencuci tangan dengan
menurun benar
10. putum berwarna 3. Ajarkan etika batuk
hijau menurun 4. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka
11.Drainase purulen atau luka operasi
menurun 5. Ajurkan meningkatkan asupan nutria
12. piuna menurun 6. Anjurkan meningkatkan asupan cairan
13. periode malaise
menurun Kolaborasi:
14. periode menggigil 1. Kolaborasi pemberian imunisasi jika
menurun perlu.
15. lelargi menurun 2. Manajemen Imunisasi/Vaksinasi
16. gangguan kognitif
menurun Obsrvasi:
kadar sel darah putih 1. Identifikasi riwayat kesehatan dan
membaik alegi
17. kultur darah 2. Indentifikasi kontraindikasi pemberian
membaik imunisasi(mis. Reaksi anavilaksis
18. kultur urine membaik terhadap vaksin sebelumnya atau sakit
19. kultur sputum parah dengan atau tanpa demam
membaik 3. Identifikasi status imunisasi setiap
20. kultur area luka kunjungan kepelayanan kesehatan
membaik
21. kultur fases Terapeutik:

12
membaik 1. Berikan suntikan pada bayi dibagian
22. Kadar sel darah putih paha anterolateral
membaik 2. Dokumentasikan informasi
vaksinasi(mis. Nama , produsen, tanggal
kadaluarsa)
3. Jadwalkan imunisasi pada interval
waktu yang tepat

Edukasi:
1. Jelaskan tujuan, manfaat, reaksi yang
terjadi, jadwal dan efek samping
2. informasikan imunisasi yang
diwajibkan pemerintah(mis. Hepatitis B,
BCG, difteri, Tetanus, Pertusis,
H.Influenza, Polio, Campak,Measles,
Rubela)
3. Informasikan imunisasi yang
melindungi terhadap penyakit terhadap
penyakit namun saat ini tidak diwajibkan
pemerintah(mis. Influenza,pneumokokus)
4. Informasikan vaksinasi untuk kejadian
khusus(mis. Rabies, tetanus)
5. Informasikan penundaan pemberian
imunisasi tidak berarti mengulang jadwal
imunisasi kembali.
6. Informasikan penyedia pelayanan
pecan imunisasi nasional yang
menyediakan vaksin gratis.
3. Resiko cedera Setelah dilakukan asuhan 1. Pencegahan cidera
pada ibu keperawatan 3 X 24
berhubungan diharapkan tingkat Observasi:

13
dengan bahaya cedera menurun, dengan 1. identifikasi area lingkungan yang
atau kerusakan kriteria hasil: berpotensi menyebabkan cedera
fisik proses 2. identifikasi obat yang berpotensi
persalinan 1. Toleransi aktivitas menyebabkan cedera
dibuktikan meningkat 3. Indentifikasi kesesuaian alas kaki atau
dengan 2. Nafsu makan stoking elastis pada ekstremitas bawah
bersarnya janin, meningkat
persalinan lama 3. Toleransi makan Terapeutik:
kala I, II dan III meningkat 1. Sediakan pencahayaan yang memadai
4. Kejadian cedera 2. Gunakan lampu tidur selama jam tidur
luka/lecet menurun 3. Sosialisasikan pasien dan keluarga
5. Ketegangan otot dengan lingkungan ruang rawat(mis.
menurun Penggunaan telfon,tempat tidur,
6. fraktur menurun penerangan ruangan dan lokasi kamar
7. perdarahan menurun mandi)
8. ekspresi wajah 4. Gunakan alas lantai jika beresiko
kesakitan menurun mmengalami cedera serius
9. agitasi menurun 5. Sediakan alas kaki antislip
10. Iritabilitas menurun 6. Sediakan pispot atau urinal untuk
11. gangguan mobilitas eliminasi di tempat tidur, jika perlu
menurun 7. Pastikan bel panggilan atau telfon
12. Gangguan kognitif mudah di jangkau
menurun 8. Pastikan barang-barang pribadi mudah
13. tekanan darah di jangkau
membaik 9. Pertahankan posisi tempat tidur di
14. frekuensi nadi posisi terendah saat digunakan
membaik 10. Pastikan roda tempat tidur atau kursi
15. Frekuensi nafas roda dalam kondisi terkunci
membaik 11. Gunakan pengaman tempat tidur
16. Denyut jantung sesuai dengan kebijakan fasilitas
apical membaik pelayanan kesehatan

14
17. Denyut jantung 12. Pertimbangkan penggunaan alaram
radialis membaik elektronik pribadi atau alarm sensor pada
18. Pola istirahat atau tempat tidur atau kursi
tidur membaik 13. Diskusikan mengenai latihan dan
terapi fisik yang diperlukan
14. Diskusikan mengenai alat bantu
mobilitas yang sesuai (mis. Tongkat atau
alat bantu jalan)
15. Diskusikan bersama anggota keluarga
yang dapat mendampingi pasien
16. Tingkatkan frekuensi observasi dan
pengawasan pasien sesuai kebutuhan

Edukasi:
1. Jelaskan alasan intervensi pencegahan
jatuh ke pasien dan keluarga
2. Anjurkan mengganti posisi secara
perlahan dan duduk selama beberapa
menit sebelum berdiri.

C. Evaluasi Keperawatan

Hari/tanggal/jam Diagnosa keperawatan Catatan Perkembangan Paraf


Nyeri melahirkan S: Pasien mengatakan masih Kel. 4
berhubungan dengan merasa nyeri dan mengalami
pengeluaran janin gangguan kenyamanan
dibuktikan dengan
ekspersi wajah meringis, O: Pasien menolak untuk
berposisi meringankan melakukan mobilisasi/beraktivitas
nyeri

15
A: Nyeri melahirkan belum teratasi

P: Masalah belum teratasi


intervensi dilanjutkan
Resiko infeksi Kel. 4
berhubungan dengan S: Pasien mengatakan nafsu makan
berisiko mengalami menurun, demam, dan bengkak
peningkatan terserah pada kaki
organisme patogenik
dibuktikan dengan O: Pasien terlihat lemas, suhu tubuh
ketidak adekuatan tinggi
pertahanan tubuh primer
ketuban pecah lama A: Resiko infeksi belum teratasi

P: Masalah belum teratasi


intervensi dilanjutkan
Resiko cedera pada ibu Kel. 4
berhubungan dengan S: Pasien mengatakan sulit
bahaya atau kerusakan melakukan aktivitas
fisik proses persalinan
dibuktikan dengan O: Pasien terlihat lemas terbaring
bersarnya janin, ditempat tidur
persalinan lama kala I, II
dan III A: Resiko cedera belum teratasi

P: Masalah belum teratasi


intervensi dilanjutkan

BAB III

PENUTUP

a) Kesimpulan

16
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang telah cukup bulat atau
cukup hidup diluar kandungan melalui jalan lahir dengan bantuan atau tanpa bantuan. Masalah-
masalah yang ditimbulkan pada ibu intranatal seperti :

1. Nyeri melahirkan berhubungan dengan pengeluaran janin dibuktikan dengan ekspersi wajah
meringis, berposisi meringankan nyeri

2. Resiko infeksi berhubungan dengan berisiko mengalami peningkatan terserah organisme


patogenik dibuktikan dengan ketidak adekuatan pertahanan tubuh primer ketuban pecah lama

3. Resiko cedera pada ibu berhubungan dengan bahaya atau kerusakan fisik proses persalinan
dibuktikan dengan bersarnya janin, persalinan lama kala I, II dan III

Nyeri saat persalinan merupakan kondisi fisiologis yang secara umum dialami oleh
hampir semua ibu bersalin dengan adanya kontraksi atau pemendekan otot rahim yang
menimbulkan rasa sakit pada pinggang, daerah perut menjalar kearah paha. Tindakan yang dapat
dilakukan untuk mengatasi nyeri persalinan dengan terapi non farmakologi yaitu massage
effleurage dan relaksasi nafas.

b) Saran

Dengan dilakukan pembuatan makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
semakin mengerti tentang Asuhan keperawatan ibu intranatal, Hasil makalah ini kiranya dapat
memberikan informasi serta masukan dalam meningkatkan pengetahuan pembaca tentang
Asuhan keperawatan ibu intranatal.

DAFTAR PUSTAKA

Bobak, etal. 2005: Buku Ajar Keperawatan Maternitas Jilid 4.Jakarta: EGC.

17
Carpenito, Lynda Juall.,2000, Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis, Edisi 6.
Jakarta: EGC. Cunningham, F. gary, M. D, 2006. Obstetri Williams Jilid 1. Jakarta: EGC.

Departemen Kesehatan Jawa Tengah, 2004: Modul Asuhan Kebidanan. Semarang.

Doengoes, M.E., Mourhouse, M.F., 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3. Alih bahasa:
Monica Ester, Jakarta: EGC.

Endjun. J., J., 2004.Mempersiapkan Persalinan Sehat. Jakarta: Pustaka

JNPK-KR. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: JHPIEGO.2007.

Buku Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia

Buku Standar Intervensi Keperawatan Indonesia

Buku Standar Luaran Keperawatan Indonesia

18

Anda mungkin juga menyukai