OLEH:
LISDA
(P00312016028)
TINGKAT 2 (A REGULER)
T.A 2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan pada Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penyusun diberi kekuatan, kesehatan dan
kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini sebagai salah satu tugas yang
berjudul “Merumuskan Diagnosa Atau Masalah Aktual Masa Nifas”.
Penyusun menyadari bahwa apa yang penyusun sajikan masih jauh dari
kesempurnaan, meskipun pada prinsipnya penyusun telah berupaya semaksimal
mungkin dengan modal pengetahuan dan keterampilan yang dimilki untuk
mewujudkan penulisan ini.
Wassalamualaikum.Wr.Wb
Penulis
DAFTAR ISI
COVER……………………………………………………………………………..
KATA PENGANTAR……………………………………………………………...
DAFTAR ISI………………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………..
A. Latar Belakang……………………………………………………………...
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………..
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………………
D. Manfaat Penulisan…………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………
A. Masalah Nyeri………………………………………………………………
B. Masalah Infeksi……………………………………………………………..
A. Kesimpulan………………………………………………………………....
B. Saran………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan
yaitu setelah kelahiran plasenta selesai sampai alat-alat kandungan kembali
seperti pra-hamil, lama masa nifas ini yaitu 6-8 minggu. Pada masa ini
seorang bidan harus tetap memberikan asuhan kebidanan yang menyeluruh
baik pada ibu maupun bayinya sesuai dengan langkah dalam manajemen
kebidanan mengingat angka morbilitas dan mortalitas ibu dan bayi yang
masih sangat tinggi di masa postpartum ini. Proses manajemen kebidanan
diawali dari mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menilai
keadaan klien secara keseluruhan. Berasal dari data-data dasar tersebut baik
subjektif maupun objektif dilakukan interpretasi kemudian diproses menjadi
masalah atau diagnosis khusus. Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang
ditegakkan oleh bidan dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi
standar nomenklatur diagnosa kebidanan yang terdiri dari diakui dan telah
disyahkan oleh profesi, berhubungan langsung dengan praktek kebidanan,
memiliki ciri khas kebidanan, didukung oleh clinical judgement dalam praktek
kebidanan dan dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan.
Masalah sering berhubungan dengan bagaimana wanita itu mengalami
kenyataan terhadap diagnosanya. Selama pelaksanaan asuhan kebidanan pada
ibu nifas, biasanya bidan akan menemukan suatu kondisi dari pasien melalui
proses pengkajian yang membutuhkan suatu pelaksanaan tertentu.
Dalam makalah ini akan dijabarkan masalah actual pada masa nifas dan
masalah potensial pada masa nifas.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah berikut ini adalah sebagai
berikut :
1. Apa sajakah masalah actual uyang terjadi pada masa nifas?
2. Apa sajakah masalah potensial yang dapat terjadi pada masa nifas?
C. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini memeiliki tujuan yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui masalah actual yang terjadi pada masa nifas
2. Untuk mengetahui masalah potensial yang dapat terjadi ada masa nifas?
D. Manfaat Penulisan
Dengan diadakannya penulisan makalah ini maka diharapkan akan
memberikan nilai positif yang dapat di ambil, yaitu seperti:
1. Bagi penulis, dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan II.
2. Bagi pembaca, dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai
perubahan fisiologis pada kala II persalinan.
3. Bagi penulis maupun pembaca dapat lebih memahami mengenai
perubahan fisiologis apa saja yang terjadi pada kala II persalinan dan dapat
melaksanakan asuhan kebidanan pada kala II persalinan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. MASALAH NYERI
Hal ini disebabkan kontraksi dalam relaksasi yang terus menerus pada
uterus. Banyak terjadi pada multipara karena adanya penurunan otot uterus
secara bersamaan, menyebabkan relaksasi intermitten (sebentar-sebentar).
sedangkan pada wanita menyusui after pains disebabkan karena isapan bayi
menstimulasi produksi oksitosin yang bukan hanya memicu refleks let down
(pengeluaran ASI) tetapi juga menyebabkan kontraksi uterus. Nyeri uterus
tersebut akan hilang jika uterus tetap berkontraksi dengan baik dan kandung
kemih dalam keadaan kosong. Hal terpenting adalah ibu dianjurkan untuk
mengosongkan kandung kemih/ BAK secara teratur karena pengisian
kandung kemih akan sering seiring tubuhnya mulai membuang kelebihan
cairan setelah melahirkan. Selain itu, anjurkan juga ibu untuk tidur tengkurap
dengan bantal dibawah perut dan mobilisasi, bila perlu beri analgestik 1 jam
sebelum menyusui.
Tiga hari pasca persalinan payudara sering terasa penuh, tegang dan nyeri
yang terjadi akibat adanya bendungan pada pembuluh darah sebagai tanda
ASI mulai banyak diproduksi. Jika karena sakit ibu malah berhenti menyusui,
kondisi ini akan semakin parah, ditandai dengan mengeliatnya payudara dan
ibu mengalami demam.
pemberian ASI setiap 2-3 jam dan jangan memberikan bayi minum
air atau suplemen lain,
perawatan payudara
c) Nyeri luka jahitan perineum pada persalinan spontan
Ibu nifas mengalami nyeri tidak lebih dari 8 minggu yang disebabkan oleh
trauma persalinan (laserasi ataupun episiotomi) dan penjahitan robekan
perineum.
Cara mengatasi :
Endometritis
Infeksi luka
Yaitu infeksi yang terjadi pada ibu nifas yang terjadi pada
daerah perineal setelah melahirkan, bisa karena robekan perineum
ataupun akibat luka episiotomi. Sedangkan luka abdominal terjadi
setelah persalinan sesar. Semua ini dapat terjadi karena pencegahan
infeksi yang kurang baik. Kegagalan pada therafi antimikroba pada
wanita post partum dengan SC. Faktor risiko adalah obesitas. DM,
anemia dan gangguan hemostasis yang disertai dengan
pembentukan haematoma.Infeksi luka setelah SC biasanya
menimbulkan demam yang dimulai sekitar hari keempat pasca
operasi, Infeksi luka yang paling serius adalah fasitiis nekrotikans,
nekrotik pada jaringan yang luas. Yang memperberat keadaan ini
diantaranya DM, obesitas dan hipertensi. Infeksi fasitiis
nekrotikans.
Abses velvic
Tromboflebitis
Pielonefritis
Sistiti
Bendungan payudara
Bendungan air susu dapat terjadi pada hari ke-2 dan atau
ke-3 ketika payudara telah memproduksi air susu. Bendungan
disebabkan oleh pengeluaran air susu yang tiak lancar., karena bayi
tidak cukup serin menyusu, produksi meningkat, terlambat
menyusukan, hubungan dengan bayi (bounding) kurang baik, dan
dapat pula karena pembatasan waktu menyusui.
Mastitis
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
http://merumuskan%20diagnosa%20atau%20masalah%20aktual.htm