Anda di halaman 1dari 14

FARMAKOLOGI

Disusun Oleh :

Nama:Eunike Nainggolan

NPM: F0H020022

Kelas 1B

Mata Kuliah: Farmakologi

Dosen Pembimbing: Ns. Rina Delfina S.Kep, M.Kep

PRODI D3 KEPERAWATAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU 2020


Cari contoh obat berdasarkan jenis-jenis obat serta indikasi, kontradiksi, bentuk sediaan.

Jawab:

1.Obat Bebas

Obat bebas adalah obat yang boleh digunakan tanpa resep dokter(disebut obat OTC= over the
counter) terdiri atas obat bebas dan obat bebas terbatas. Ini merupakan tanda obat yang paling
aman. Obat bebas yaitu obat yang bisa dibeli bebas diapotik, bahkan diwarung tanpa resep
dokter, ditandai dengan lingkaran hijau bergaris tepi hitam. Obat bebas ini gunakan untuk
mengobati gejala penyakit yang ringan: Vitamin, multi vitamin(livron B plex),parasentamol.

1.Contohnya adalah parasetamol

Bentuk sediaan obat Padat yaitu Tablet

Indikasi:

 meredakan gejala demam dan nyeri pada berbagai penyakit seperti demam dengue, tifoid,
dan infeksi saluran kemih.
 Pada pasien anak, paracetamol digunakan saat suhu > 38,5 C.
 Paracetamol juga dapat digunakan pada keluhan osteoarthritis, nyeri punggung belakang,
nyeri kepala, nyeri pasca operasi, dan nyeri pada gigi.
Dosis dibedakan berdasarkan usia.
Dewasa

 Paracetamol dapat digunakan sebanyak 325 – 650 mg setiap 4 – 6 jam dengan maksimal
3250 mg atau dapat mencapai 4000 mg per 24 jam dengan pengawasan.
 Untuk nyeri dengan intensitas lebih tinggi, paracetamol dapat digunakan 1000 mg setiap
6 jam. Untuk sediaan lepas lambat, dosis yang digunakan adalah 1300 mg setiap 8 jam.
Anak-anak
 Dosis pada anak adalah 10-15 mg/kgBB per pemberian, dengan maksimal pemberian
adalah 4 kali dalam satu hari.
Penyesuaian Dosis

 Pasien dengan gangguan ginjal secara umum tidak membutuhkan penyesuaian dosis.
Pada beberapa studi, pasien dengan gangguan ginjal yang berat (CrCl < 30 mL/menit)
disarankan memanjangkan interval pemberian dari 6 jam menjadi 8 jam. Pasien dengan
gangguan ginjal ringan-sedang tidak membutuhkan penyesuaian dosis.
 Pasien dengan gangguan hepar juga secara umum tidak memerlukan penyesuaian dosis
apabila digunakan dalam jangka pendek. Penyesuaian dosis dapat dilakukan pada
penyakit hepar stadium akhir.
 Pada pasien dengan usia > 65 tahun, waktu paruh akan meningkat sehingga peningkatan
interval pemberian perlu dipertimbangkan. Penyesuaian dosis spesifik tidak dibutuhkan.

Kontradiksi

 Paracetamol tidak dapat digunakan pada pasien yang memiliki hipersensitivitas terhadap
paracetamol dan penyakit hepar aktif derajat berat.
Penggunaan paracetamol, terutama dalam jangka panjang, perlu diperhatikan pada pasien
dengan:
 Penyakit hepar kronis dekompensata
 Hipovolemia berat
 Malnutrisi kronis
 Defisiensi G6PD
 Fenilketonuria
 Konsumsi alkohol dalam jangka waktu lama
 Pada pasien dengan hipovolemia berat seperti saat dehidrasi atau kehilangan darah serta
pasien dengan malnutrisi kronis, diperlukan pengurangan dosis paracetamol karena akan
meningkatkan risiko kerusakan hepar.
 Pada pasien asthma yang dapat dipicu oleh aspirin, penggunaan paracetamol, terutama
pada produk paten yang mengandung sulfida pada komponennya, dapat memicu
terjadinya asthma bahkan menimbulkan reaksi anafilaksis. Selain sulfit, komponen pada
produk paten paracetamol yang perlu diperhatikan adalah aspartam yang jika
dimetabolisme akan menghasilkan fenilalanin yang berbahaya bagi pasien fenilketonuria.
2. Livron B plex

Bentuk Sediaan Obat Padat Tablet

Indikasi:

 multivitamin untuk penyembuhan dan daya tahan tubuh


 Anemia makrositik hiperkromik, tropikal mega-loplastik anemia
 anemia hiperkromik sehabis keracunan, infeksi atau perdarahan.
 penyakit-penyakit karena kekurangan vitamin B, sesudah pengobatan dengan antibiotika,
sulfonamida, sebagai tambahan vitamin,

Kontradiksi:

 Pasien yang memiliki riwayat hipersensitif terhadap salah satu komponen dari livron B
plex

Dosis dan cara penggunaan Livron B Plex:

 Dewasa: 1-2 Tablet 3 kali sehari


 Anak 6-12 tahun: 1 Tablet 3 kali sehari
Kegunaan:

Livron B Plex berfungsi memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral pada tubuh yang bermanfaat
selama masa pemulihan setelah sakit

2.Obat Bebas Terbatas

Obat bebas terbatas(dulu disebut daftar w) yakni obat-obatan yang dalam jumlah tertentu masih
bisa dibeli diapotik, tanpa resep dokter memakai tanda lingkaran biru bergaris tepi hitam.

Contohnya obat anti mabuk(antimo), anti flu(noza). Pada kemasan obat seperti ini biasanya
tertera peringatan yang bertanda kotak kecil berdasarkan warna gelap atau kotak putih bergaris
tepi hitam.

1. Contohnya Obat anti mabuk(Antimo)

Bentuk sediaan Obat Padat Tablet

Deskripsi
Antimo Tablet mengandung Dimenhidrinat yang digunakan untuk mengatasi berbagai gejala yang berkaitan
dengan mabuk perjalanan seperti mual, muntah serta pusing yang diderita ketika naik kendaraan.

Indikasi:

 Antivertigo, anti mabok.


 pening dan mual selama perjalanan dengan kendaraan bermotor, kapal laut dan pesawat
udara, baik untuk dewasa maupun anak-anak
Dosis

 2 tablet sehari Untuk anti mabok : diminum 1/2 jam sebelum perjalanan, bila perlu dapat
diulang tiap 4 jam.
 Dewasa dan Anak di atas 14 tahun : 1 tablet Anak Anak 8-12 tahun : 1/2 tablet Anak 5-8
tahun : 1/4 tablet

Aturan Pakai

 Sesudah makan

Kontra Indikasi
 Porfiria akut, asma akut, bayi premature

2. Anti Flu (Noza)

Bentuk sediaan obat padat Tablet

Deskripsi

NOZA KAPLET mengandung Triprolidine, Pseudoephedrine HCl, dan Paracetamol, digunakan


untuk meringankan gejala flu seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat dan bersin-bersi

Komposisi
Tiap kaplet berisi: Triprolidine HCl 2,5 mg Pseudoephedrine HCl 30 mg Paracetamol 500 mg
Dosis
Dewasa & Anak 12 tahun atau lebih: 3 x sehari 1 kaplet Tidak dianjurkan untuk anak-anak di
bawah 12 tahun
Aturan Pakai
Sesudah makan

Indikasi
 Untuk meringankan gejala flu, seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat, dan
bersin-bersin.
Kontraindikasi

 hipersensitif, anak-anak dibawah 12 tahun, wanita hamil dan menyusui.

Perhatian
Hati-hati penggunaan pada penderita dengan gangguan fungsi hati dan ginjal, glaukoma,
hipertrofi prostat, hipertiroidismus, gangguan jantung dan diabetes mellitus. Tidak dianjurkan
untuk anak-anak di bawah 12 tahun.

3.Obat Keras

Obat keras (dulu disebut obat daftar G= gevaarlijk= berbahaya yaitu obat berkhasiat keras yang
untuk memperolehnya harus dengan resep klokter,memakai tanda lingkaran merah bergaris tepi
hitam dengan tulisan huruf K didalamnya. Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini
adalah (Antibiotik tetrasiklin), penisium dan sebagainya serta obat-obatan yang mengandung
hormone (obat kencing manis, obat penenang dan lain-lain). Obat –obat ini berkhasiat keras bila
dipakai sembarangan bisa berbahaya bahkan meracuni tubuh memperparah penyakit atau
menyebabkan kematian

1. Asam mefenamat
Bentuk sediaan obat:

1. Padat: Tablet, kapsul.

2. Cair: Sirup

Indikasi:

indikasi asam mefenamat adalah nyeri akut derajat ringan-sedang dan dismenorrhea. Obat ini
juga bisa digunakan untuk tata laksana nyeri pasca operasi.Asam mefenamat dapat digunakan
dalam manajemen nyeri kasus rheumatoid arthritis, osteoarthritis, menorrhagia, nyeri dental,
nyeri kepala, meredakan inflamasi, dan demam.

Kontraindikasi
Kontraindikasi penggunaan asam mefenamat antara lain:

 Hipersensitivitas
 Riwayat ulkus peptikum, serta perdarahan atau perforasi saluran cerna
Inflammatory bowel disease
 Gagal jantung
 Pasien coronary artery bypass graft (CABG) karena dapat meningkatkan
insidensi infarkmiokard dan stroke
 Gagal ginjal (klirens kreatinin <30 ml/menit)
 Gangguan fungsi hepar berat
 Kehamilan trimester ke-3

Dosis:

Dewasa: 500 mg untuk dosis pertama, dilanjutkan dengan 250 mg tiap 6 jam selama 7 hari.

Anak-anak 14 tahun ke atas: dosis ditentukan oleh dokter.

Efek Samping dan Bahaya Asam Mefenamat


Jika tidak digunakan sesuai aturan, asam mefenamat berpotensi menimbulkan beberapa efek
samping di bawah ini:

 Hilang nafsu makan


 Sariawan
 ual dan muntah
 Sakit maag
 Diare
 Gangguan pencernaan
 Ruam pada kulit
 Sakit kepala
 Kelelahan dan mengantuk
 Tinnitus

2. Loratadine

Deskripsi obat
Loratadine adalah obat golongan antihistamin yang digunakan untuk mengobati gejala alergi,
seperti gatal-gatal, pilek, mata berair, dan bersin. Loratadine juga digunakan untuk mengatasi
gatal karena sengatan/gigitan serangga. Obat ini bekerja dengan mencegah produksi zat histamin
oleh tubuh yang menyebabkan gatal-gatal, pilek, mata berair, dan bersin sehingga dapat
mengurangi gejala alergi tersebut.
Indikasi Umum
 Obat ini digunakan untuk meredakan gejala alergi seperti ruam kulit, gatal-gatal, bersin,
dan pilek.
Kontradiksi

 Kontraindikasi loratadine terjadi pada pasien dengan hipersensitivitas terhadap obat


atau komponen formulasi loratadine, pada anak di bawah usia 2 tahun (dapat
menyebabkan kejang pada pasien usia muda).

Loratadine (Loratadin)
Golongan Antihistamin
Kategori obat Obat resep
Bentuk sediaan obat Tablet
Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak >2 tahun
Kategori B: Penelitian pada sistem reproduksi hewan
percobaan tidak menunjukkan adanya risiko pada janin,
Kategori kehamilan dan menyusui
namun tidak ada penelitian terkontrol yang telah dilakukan
pada wanita hamil.

Dosis diberikan oleh dokter berdasarkan kondisi medis.


Dosis yang diberikan bervariasi berdasarkan kondisi
individu. Selama pengobatan, dokter akan melihat respons
terhadap pengobatan dan melakukan penyesuaian dosis bila
Dosis obat diperlukan.
Dosis untuk orang dewasa adalah 10 mg sekali sehari atau 5
mg setiap 12 jam. Dosis untuk anak-anak usia 2-5 tahun
adalah 5 mg, sekali sehari; dosis anak-anak usia di atas 5
tahun sama dengan dosis untuk orang dewasa.

4.Obat Psikotropika
Obat-obat ini sama dengan narkoba yang kita kenal dapat menimbulkan ketagihan dengan segala
konsekuensi yang sudah kita tahu. Karena itu obat ini mulai dari pembuatannya sampai
pemakaiaanya diawasi dengan ketat oleh pemerintah dan hanya boleh diserahkan oleh apotek
atas resep dokter.Tiap bulan apotek wajib melaporkan pembelian dan pemakaiannya pada
pemerintah.

1.Amphetamine

obat stimulan sistem saraf pusat yang digunakan untuk menangani attention deficit hyperactivity
disorder (ADHD) dan narkolepsi.Amfetamin bekerja dengan cara meningkatan aktivitas
dopamine dan noradrenalin di otak. Cara kerja ini akan meredakan gejala narkolepsi dan
membantu penderita ADHD untuk lebih fokus dalam beraktivitas.

Indikasi:

 mengobati narkolepsi (gangguan tidur), gangguan hiperaktivitas perhatian-defisit


(ADHD), dan menurunkan berat badan untuk pasien obesitas

Kontraindikasi

 Tidak boleh diberikan kepada pasien dengan kondisi tersebut. Beri tahu dokter jika Anda
sedang atau pernah menderita penyakit jantung, glaukoma, stroke, depresi, gangguan
bipolar, penyakit ginjal, sindrom Tourette, kejang, penyakit arteri perifer, kecanduan
alkohol, epilepsi, penyalahgunaan NAPZA.

Golongan Obat resep


Kategori Stimulan sistem saraf
Meredakan gejala attention deficit hyperactivity
Manfaat
disorder (ADHD) dan narkolepsi
Digunakan oleh Dewasa dan Anak-anak.
Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan
adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi
terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika
besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko
Amfetamin untuk ibu
terhadap janin.
hamil dan menyusui
Amfetamin dapat terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang
menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi dulu
dengan dokter.

Bentuk obat Tablet dan suspense

Dosis dan Aturan Pakai Amfetamin

Dokter akan memberikan dosis dan menentukan lama pengobatan sesuai dengan kondisi dan usia
pasien. Berikut ini adalah dosis amfetamin berdasarkan kondisi yang ditangani:

Kondisi: Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD)

 Dewasa: Dosis awal 2,5 atau 5 mg, 1 kali sehari, di pagi hari. Dosis maksimal tidak lebih
dari 20 mg per hari.
 Anak-anak usia 3–5 tahun. Dosis awal 2,5 mg, 1 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan
sesuai kebutuhan.

Kondisi: Narkolepsi

 Dewasa dan anak-anak usia di atas 12 tahun: Dosis awal 10 mg, 1 kali sehari, di pagi
hari. Dosis maksimal tidak lebih dari 60 mg per hari.
 Anak-anak usia 6–11 tahun: Dosis awal 5 mg, 1 kali sehari, di pagi hari. Dosis dapat
ditingkatkan sesuai kebutuhan.

Kondisi: Penurunan berat badan pada pasien obesitas


 Dewasa: 5–10 mg, per hari, diminum 30–60 menit, sebelum makan. Dosis maksimal 30
mg per hari.

2.Sedatin

Deskripsi: merupakan senyawa antilipermic derivat asam mevinat golongan statin, yang
digunakan sebagai obat penurun kolesterol. Obat ini bekerja sebagai inhibitor kompetitif pada
HMG-CoA reduktase (enzim yang mempercepat proses sintesis atau produksi kolesterol). Obat
ini bekerja dengan cara menghambat 3-hydroxy-3-methylglutaryl-coenzyme A (HMG-CoA)
reductase, yaitu suatu enzim yang berperan dalam pembentukan kolesterol total, kolesterol LDL
(kolesterol jahat), dan kadar trigliserida.

Bentuk sediaan obat: Padat( Tablet)

Indikasi:

 Obat ini dapat digunakan pada individu yang mengalami peningkatan resiko
atherosklerosis vaskuler yang disebabkan oleh hiperkolesterolemia.
 Sebagai terapi penunjang pada diet ketat, apabila respon klinis dari diet yang dilakukan
dan pengobatan non-farmakologi tunggal lainnya tidak memadai.
 Pada penderita dengan penyakit jantung koroner dan hiperkolesterolemia, Simvastatin
diindikasikan utnuk: mengurangi risiko mortalitas total dengan mengurangi kematian
akibat penyakit koroner, mengurangi risiko miokardial infarktion non fatal, mengurangi
risio pada pasien yang menjalani prosedur revaskularisasi miokardial.
 Menurunkan kadar kolesterol total dan LDL pada penderita hiperkolesterolemia primer
(Tipe IIa dan II)

Kontraindikasi:

 Obat ini tidak boleh diberikan kepada pasien dengan kondisi: Hipersensitif terhadap
simvastatin atau komponen obat.
 Gagal fungsi hati atau pernah mengalami gagal fungsi hati.
 Peningkatan jumlah serum transaminase yang abnormal.

 Pecandu alkohol. Wanita hamil dan menyusui.

Dosis

Dosis awal: Sehari 1 kali 5-10 mg. Dosis awal untuk pasien dengan hiperkolesterolemia ringan
sampai sedang: Sehari 1 kali 5 mg. Penyesuaian dosis dilakukan dengan interval tidak kurang
dari 4 minggu sampai maksimum 40 mg perhari sebagai dosis tunggal.

Aturan Pakai: Sebelum atau sesudah makan pada malam hari, hindari konsumsi jus anggur
berlebihan (> 1 L/hari)

Anda mungkin juga menyukai