Anda di halaman 1dari 10

BAB XI

Evaluasi Keperawatan Keluarga

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan mampu merumuskan
evaluasi keperawatan keluarga.

B. Uraian Materi
1. Pengertian evaluasi
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematik dan terencana
tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara
bersinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya.
Dalam melakukan tindakan keperawatan, perlu dilakukan evaluasi keperawatan.
Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari rangkaian proses keperawatan yang
berguna apakah tujuan dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau
perlu pendekatan lain.
Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk
melihat keberhasilannya. Bila tidak atau belum berhasil, perlu disusun rencana baru
yang sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilaksanakan dalam satu
kali kunjungan ke keluarga. Untuk itu dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan
waktu dan kesediaan keluarga.

Penilaian dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam melaksanakan rencana


tindakan yang telah ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara
optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan. Penilaian keperawatan adalah
mengukur keberhasilan dari rencana dan pelaksanaan tindakan keperawatan yang
dilakukan dalam memenuhi kebutuhan klien. Penilaian adalah tahap yang menentukan
apakah tujuan tercapai. Evaluasi selalu berkaitan dengan tujuan. Apabila dalam
penilaian ternyata tujuan tidak tercapai, maka perlu dicari penyebabnya. Hal tersebut
dapat terjadi karena beberapa faktor :

a. Tujuan tidak realistis


b. Tindakan keperawatan yang tidak tepat
c. Terdapat faktor lingkungan yang tidak dapat diatasi.
Dimensi dalam penilaian :
a. Keberhasilan dari tindakan keperawatan yang dikaitkan dengan pencapaian tujuan
b. Ketepatgunaan yang dikaitkan dengan biaya apakah dalam bentuk uang, waktu,
tenaga dan bahan/peralatan yang diperlukan
c. Kecocokan, dikaitkan dengan kesanggupan tindakan yang dilakukan untuk
memecahkan masalah dengan baik sesuai dengan pertimbangan profesional.
d. Kecukupan, menyinggung kelengkapan dari tindakan apakah semua tindakan
dilaksanakan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
2. Tahap evaluasi
Evaluasi disusun menggunakan SOAP secara operasional dengan sumatif
(dilakukan selama proses asuhan keperawatan) dan formatif (dengan proses dan
evaluasi akhir). Evaluasi dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
a. Evaluasi berjalan (sumatif)
Evaluasi jenis ini dikerjakan dalam bentuk pengisian format catatan perkembangan
dengan berorientasi kepada masalah yang dialami oleh keluarga. format yang
dipakai adalah format SOAP, sesuai dengan Standar V Praktik Keperawatan
Indonesia : Perawat mengevaluasi perkembangan kesehatan klien terhadap tindakan
dalam pencapaian tujuan, sesuai rencana yang telah ditetapkan dan merevisi data
dasar dan perencanaan.
b. Evaluasi akhir (formatif)
Evaluasi jenis ini dikerjakan dengan cara membandingkan antara tujuan yang akan
dicapai. Bila terdapat kesenjangan diantara keduanya, mungkin semua tahap dalam
proses keperawatan perlu ditinjau kembali, agar didapat data-data, masalah atau
rencana yang perlu dimodifikasi.
3. Metode evaluasi
Metode yang dipakai dalam evaluasi antara lain: Observasi langsung, Wawancara,
Memeriksa laporan, Latihan stimulasi
a. Observasi langsung : mengamati secara langsung perubahan yang terjadi dalam
keluarga.
b. Wawancara keluarga, yang berkaitan dengan perubahan sikap, apakah telah
menjalankan anjuran yang diberikan perawat
c. Memeriksa laporan, dapat dilihat dari rencana asuhan keperawatan yang dibuat dan
tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana
d. Latihan simulasi, berguna dalam menentukan perkembangan kesanggupan
melaksanakan asuhan keperawatan.
4. Mengukur pencapaian tujuan keluarga
Faktor yang dievaluasi ada beberapa komponen, antara lain:
a. Kognitif (pengetahuan)
Lingkup evaluasi pada kognitif adalah: Pengetahuan keluarga mengenai
penyakitnya, Mengontrol gejala-gejala, Pengobatan, Diet, aktivitas, persediaan alat-
alat, Risiko komplikasi, Gejala yang harus dilaporkan, Pencegahan. Informasi ini
dapat diperoleh dengan cara:
1) Interview, dengan cara:
a) Menanyakan kepada keluarga untuk mengingat beberapa fakta yang sudah
diajarkan
b) Menanyakan kepada keluarga untuk menyatakan informasi yang spesifik
dengan kata-kata keluarga sendiri (pendapat keluarga sendiri)
c) Mengajak keluarga pada situasi hipotesa dan tanyakan tindakan yang tepat
terhadap apa yang ditanyakan.
2) Kertas dan pensil
Perawat menggunakan kertas dan pensil untuk mengevaluasi pengetahuan
keluarga terhadap hal-hal yang telah diajarkan.
b. Afektif (status emosional), dengan cara observasi secara langsung, yaitu dengan
cara observasi ekspresi wajah, postur tubuh, nada suara, isi pesan secara verbal
pada waktu melakukan wawancara.
c. Psikomotor, yaitu dengan cara melihat apa yang dilakukan keluarga sesuai dengan
apa yang diharapkan.
5. Penentuan keputusan pada tahap evaluasi
Ada 3 kemungkinan keputusan pada tahap ini:
a. Keluarga telah mencapai hasil yang ditentukan dalam tujuan, sehingga rencana
mungkin dihentikan
b. Keluarga masih dalam proses mencapai hasil yang ditentukan, sehingga perlu
penambahan waktu, resources, dan intervensi sebelum tujuan berhasil
c. Keluarga tidak dapat mencapai hasil yang telah ditentukan, sehingga perlu:
1) Mengkaji ulang masalah atau respon yang lebih akurat
2) Membuat outcome yang baru, mungkin outcome pertama tidak realistis atau
mungkin keluarga tidak menghendaki terhadap tujuan yang disusun oleh
perawat.
3) Intervensi keperawatan harus dievaluasi dalam hal ketepatan untuk mencapai
tujuan sebelumnya.
6. Tujuan
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan keluarga dalam mencapai tujuan.

Tujuan umum :

a. Menjamin asuhan keperawatan secara optimal


b. Meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.

Tujuan khusus :

a. Mengakhiri rencana tindakan keperawatan


b. Menyatakan apakah tujuan keperawatan telah tercapai atau belum
c. Meneruskan rencana tindakan keperawatan
d. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan
e. Dapat menentukan penyebab apabila tujuan asuhan keperawatan belum tercapai
7. Manfaat :
a. Untuk menentukan perkembangan kesehatan klien
b. Untuk menilai efektifitas, efisiensi dan produktifitas asuhan keperawatan yang
diberikan
c. Untuk menilai pelaksanaan asuhan keperawatan
d. Sebagai umpan balik untuk memperbaiki atau menyusun siklus baru dalam proses
keperawatan
e. Menunjang tanggung gugat dan tanggung jawab dalam pelaksanaan keperawatan
8. Alasan Pentingnya Penilaian
a. Menghentikan tindakan/kegiatan yang tidak berguna
b. Untuk menambah ketepatgunaan tindakan keperawatan
c. Sebagai bukti hasil dari tindakan perawatan
d. Untuk pengembangan dan penyempurnaan praktik keperawatan.
9. Langkah-langkah Evaluasi :
a. Menentukan kriteria, standar dan pertanyaan evaluasi
b. Mengumpulkan data baru tentang klien
c. Menafsirkan data baru
d. Membandingkan data baru dengan standar yang berlaku
e. Merangkum hasil dan membuat kesimpulan
f. Melaksanakan tindakan yang sesuai berdasarkan kesimpulan
Didukung dengan kriteria proses dari Standar V Praktik Keperawatan Indonesia :
a. Menyusun rencanaan evaluasi hasil tindakan secara komprehensif, tepat waktu dan
terus-menerus.
b. Menggunakan data dasar dan respon klien dalam mengukur perkembangan kearah
pencapaian tujuan.
c. Memvalidasi dan menganalisis data baru dengan sejawat dan klien
d. Bekerja sama dengan klien, keluarga untuk memodifikasi rencana asuhan
keperawatan.
e. Mendokumentasikan hasil evaluasi dan memodifikasi perencanaan.
f. Melakukan supervisi dan konsultasi klinik.
10. Hasil Evaluasi :
a. Tujuan tercapai : jika klien menunjukkan perubahan sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan
b. Tujuan tercapai sebagian : jika klien menunjukkan perubahan sebagian dari standar
dan kriteria yang telah ditetapan
c. Tujuan tidak tercapai : jika klien tidak menunjukkan perubahan dan kemajuan sama
sekali dan bahkan timbul masalah baru.
Disesuaikan dengan kriteria hasil Standar V Praktik Keperawatan Indonesia yaitu :
a. Diperolehnya hasil revisi data, diagnosis, rencana tindakan berdasarkan evaluasi.
b. Klien berpartisipasi dalam proses evaluasi dan revisi rencana tindakan.

c. Hasil evaluasi digunakan untuk mengambil keputusan

d. Evaluasi tindakan terdokumentasikan sedemikian rupa yang menunjukan kontribusi


terhadap efektifitas tindakan keperawatan dan penelitian.
11. Beberapa hal yang perrlu dipertanyakan dalam Evaluasi :
a. Kecukupan informasi
b. Relevansi faktor-faktor yang berkaitan
c. Prioritas masalah yang disusun
d. Kesesuaian rencana dengan masalah
e. Pertimbangan fator-faktor yang unik
f. Perhatian terhadap rencana medis untuk terapi
g. Logika hasil yang diharapkan
h. Penjelasan dari tindakan keperawatan yang dilakukan
i. Keberhasilan rencana yang telah disusun
j. Kualitas penyusunan rencana
k. Timbulnya masalah baru.
Evaluasi didasarkan pada bagaimana efektifnya intervensi-intervesi yang dilakukan
oleh keluarga, perawat dan yang lainnya. Keefektifan ditentukan dengan melihat respon
keluarga dan hasil, bukan intervensi-intervensi yang diimplementasikan.
Meskipun evaluasi dengan pendekatan terpusat pada klien paling relevan, seringkali
membuat frustasi karena adanya kesulitan-kesulitan dalam membuat criteria objektif
untuk hasil yang dikehendaki. Rencana perawatan mengandung kerangka kerja evaluasi.
Evaluasi merupakan proses berkesinambungan yang terjadi setiap kali seorang perawat
memperbaharui rencana asuhan keperawatan. Sebelum perencanaan-perencanaan
dikembangkan, perawat bersama keluarga perlu melihat tindakantindakan perawatan
tertenu apakah tindakan tersebut benar-benar membantu.
Berikut ini pertanyaan-pertanyaan yang perlu direnungkan ketika melakukan evaluasi:
a. Apakah ada consensus antara keluarga dan anggota tim perawatan kesehatan lain
dalam hal evaluasi?
b. Data tambahan apa yang perlu dikumpulkan untuk mengevaluasi perkembangan?
c. Apakah terdapat hasil tersembunyi yang perlu di kembangkan?
d. Jika perilaku dan persepsi keluarga menyatakan bahwa masalah di maksud
diselesaikan secara tidak memuaskan, maka apa alasannya?
e. Apakah diagnosa keperawatan, tujuan dan pendekatan-pendekatan bersifat akurat?
Faktor yang paling penting adalah bahwa metode tersebut harus disesuaikan dengan
tujuan dan intervensi yang sedang dievaluasi.
Bentuk format evaluasi
No. Dx Tgl/Jam Tindakan TT Perawat Tgl/jam Catatan TT perawat
Perkembangan
S.
O.
A.
P.
Komponen ke lima dari proses keperawatan adalah evaluasi. Evaluasi didasarkari
pada bagaimana efektifnya intervensi-intervensi yang dilakukan oleh keluarga, perawat,
dan yang lainnya. Keefektifan ditentukan dengan melihat respons keluarga dan hasil
(bagaimana keluarga memberikan respons), bukan intervensi-intervensi yang
dimplementasikain Sekali lagi evaluasi mempakan suatu upaya bersama antara perawat
dan keluarga. Meskipun evaluasi dengan pendekatan terpusat pada klien paling relevan,
sering kali membuat frustrasi karena adanya kesulitan-kesulitan dalam membuat kriteria
objektif untuk hasil yang dikehendaki dan karena faktor-faktor diluar intervensi-
intervensi terencana yang mengintervensi dan mempengaruhi hasil keluarga/klien.
Karena faktor-faktor semacam itu, seorang tidak pernah bisa melihat kemanjuran dari
intervensi keperawatan secara jelas dan murni.
Rencana perawatan mengandung kerangka kerja evaluasi. Jika secara jelas telah
digambarkan tujuan perilaku yang spesifik, maka hal ini dapat berfungsi sebagai kriteria
evaluasi bagi tingkat efektivitas yang telah dicapai. Bahkari dalam beberapa cohtoh,
mungkin perlu mengembangkan kriteria yang lebih spesifik bagi evaluasi tujuan.
Misalnya tujuannya, keluarga akan mengupayakan perawatan medis bagi bayinya yang
sakit, mungkin lebih membutuhkan kriteria yang lebih spesifik untuk menilai apakah
tujuannya telah dicapai. Kriteria untuk evaluasi boleh jadi meliputi fakta bahwa
keluarga telah ditangani oleh seorang ahli pediatrik dan bayi yang menderita penyakit.
Akan tetapi, dalam banyak kasus, tujuan yang ditulis dalam istilah-istilah khusus untuk
menghindari perkembangan kriteria selanjutnya, seperti "anak akan memperoleh
pelayanan diagnosa dan penanganan dari ahli pediatrik dalam jangka waktu 1 hingga 3
hari."
Evaluasi merupakan proses berkesinambungan yang terjadi setiap kali seorang
perawat memperbaharui rencana asuhan keperawatan. Sebelum perencanaan-
perencanaan dikembangkan dan dimodifikasi, perawat bersama keluarga perlu melihat
tindakan-tindakan perawatan tertentu apakah tindakan-tindakan perawatan tersebut
benar-benar membantu. Jika respons terhadap intervensi perawatan tidak dievaluasi
secara bersama-sama, maka tindakan perawatan yang efektif akan tetap ada.
Berikut ini pertanyaan-pertanyaan yang perlu direnungkan ketika melakukan evaluasi:
1. Apakah ada konsensus antara keluarga dan anggota tim perawatan kesehatan lain
dalam hal evaluasi?
2. Data tarnbahan apa yang perlu dikumpulkan untuk mengevaluasi perkembangan?
3. Apakah terdapat hasil tersembunyi yang perlu dikembangkan?
4. Jika perilaku dan persepsi keluarga menyatakan bahwa masalah dimaksud
diselesaikan secara tidak memuaskan, maka apa alasannya?
5. Apakah diagnosa keperawatan, tujuan-tujuan, dan pendekatan-pendekatan bersifat
realistis dan akurat?
Ada bermacam-macam metode evaluasi yang dipakai dalam perawatan. Faktor yang
paling penting adalah bahwa metode tersebut harus disesuaikan dengan tujuan dan
intervensi yang sedang dievaluasi.
Modifikasi
Modifikasi mengikuti perencanaan. evaluasi dan mulai dengan proses siklus
kembali ke pengkajian dan pengkajian ulang dengan memberikan informasi yang
diperoleh dari'pertemuan-pertemuan sebelumnya, dan lalu ditemukan dengan revisi
setiap fase dalam siklus bila dibutuhkan. Seringkali, modifikasi ini sulit dilakukan,
karena hanya akan mendatangkan frustrasi dan menurunkan ego serta mengakui bahwa
evaluasi dan implementasi kita tidak berjalan efektif. Sehingga dalam bekerja dengan
keluarga untuk jangka waktu yang lama, seringkali kita hanya melihat perolehan hasil
yang begitu lambat, atau tidak ada kemampuan sama sekali paling tidak pada saat kita
bekerja dengan mereka. Dalam hal ini kita perlu yakin bahwa jika kita meneruskan
penelitian kita untuk mendapat suatu diagnosa yang lebih akurat atau suatu perencanaan
yang lebih efektif, kita punya kesempatan untuk berhasil dan sumber-sumber yang perlu
dikembangkan akan setara dengan hasil diperoleh. Akan tetapi, yang paling penting
adalah menyimpang dalam benak prinsip-prinsip penentuan diri sendiri bahwa keluarga
mempunyai hak memutuskan apa yang terbaik bagi mereka dan membuat keputusan-
keputusan menyangkut kesehatan mereka sendiri.

C. Rangkuman
Penilaian dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam melaksanakan rencana
tindakan yang telah ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara
optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan. Penilaian keperawatan adalah
mengukur keberhasilan dari rencana dan pelaksanaan tindakan keperawatan yang
dilakukan dalam memenuhi kebutuhan klien. Penilaian adalah tahap yang menentukan
apakah tujuan tercapai. Evaluasi selalu berkaitan dengan tujuan. Apabila dalam
penilaian ternyata tujuan tidak tercapai, maka perlu dicari penyebabnya.
D. Tugas/Latihan
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat !
1. Perawat akan menilai kemampuan seorang ibu dalam membuat oralit, metode yang
tepat adalah...
A. Observasi
B. Wawancara
C. Redemonstrasi
D. Pembuatan angket
E. Studi dokumentasi keperawatan
2. Keluarga yang mengalami masalah kesehatan ketidakmampuan memodifikasi
lingklungan yang sehat dapat dievaluasi dengan metode ...
A. Observasi
B. Wawancara
C. Redemonstrasi
D. Pembuatan angket
E. Studi dokumentasi keperawatan
3. Perawat akan melaksanakan evaluasi formatif pada keluarga dengan hipertensi,
yang dilakukan Perawat adalah
A. Melakukan observasi perilaku setelah target waktu sesuai dengan tujuan
terpenuhi
B. Menanyakan kembali pada keluarga setelah dilakukan penyuluhan kesehatan
tentang perawatan hipertensi
C. Menyebarkan angket setelah intervensi keperawatan dilakukan selama 3 bulan
D. Menanyakan kembali tujuan umum dan tujuan khusus pada keluarga
E. Melakukan tindakan keperawatan keluarga kemabali setelah diketahui tujuan
tidak tercapai
4. Untuk melakukan evaluasi pada aspek afektif keluarga, metode yang tepat adalah...
A. Observasi
B. Wawancara
C. Redemonstrasi
D. Pembuatan angket
E. Studi dokumentasi keperawatan
5. Bila pada akhir asuhan keperawatan keluarga diharapkan mampu menetapkan
tindakan apa yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah keluarga, maka
kriteria evaluasi diarahkan pada respon...
A. psikomotor
B. afektif
C. afektif dan psikomotor
D. kognitif
E. kognitif dan psikomotor

E. Daftar Pustaka
Kholid,A, 2010, Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga,
http://masmamad.blogspot.com., Diakses bulan maret 2010.

Setriadi, 2008, Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga, Yogyakarta : Graha Ilmu.

PPNI, 2005, Standar Praktik Keperawatan Indonesia, Bidang Organisasi PP-PPNI,


Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Yenichrist, 2008, Pelaksanaan & Evaluasi Keperawatan Keluarga, www.google.com,
Diakses bulan maret 2010.
Yenichrist, 2008, Evaluasi Keperawatan, www.google.com, Diakses bulan maret 2010.

Zahara,N, Siti, 2008, Proses Keperawatan Keluarga, www.google.com, Diakses bulan


maret 2010.

Anda mungkin juga menyukai