Anda di halaman 1dari 7

Volume 4, Nomor 3, Agustus 2021.

p-ISSN : 2614-5251
e-ISSN : 2614-526X
PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERAWATAN DAN SENAM KAKI PADA
PASIEN DIABETES

Dewi Prabawati1), Puspita Sari2), Yohanes Neonbeni2)


1)
STIK Sint Carolus, Jakarta, Indonesia
2)
RS Cinta Kasih Budha Tzu Chi Jakarta, Indonesia

Corresponding author : Dewi Prabawati


E-mail : deprab24@yahoo.com

Diterima 03 Juni 2021, Direvisi 30 Juni 2021, Disetujui 01 Juli 2021

ABSTRAK
Penyakit diabetes dapat mengakibatkan komplikasi multi organ, dimana komplikasi yang paling sering
adalah ulkus diabetikum sebagai akibat dari neuropati. Perlu dilakukan upaya pencegahan terjadinya
ulkus diabetikum bagi masyarakat dengan memberikan edukasi terkait perawatan untuk kesehatan kaki
juga senam kaki. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberikan informasi
kesehatan tentang perawatan kaki diabetes dan memotivasi para penderita diabetes untuk melakukan
aktivitas fisik salah satunya dengan melakukan senam kaki diabetes. Kegiatan ini diikuti oleh 16 pasien
diabetes di polikilinik RS Cinta Kasih Budha Tzu Chi, Jakarta. Ada 3 tahapan yang dilakukan dalam
kegiatan ini, yaitu perkenalan dan ice breaking, dilanjutkan dengan penjelasan tentang penyakit
diabetes dan perawatan kaki diabetes, kemudian diakhiri dengan demonstrasi senam kaki diabetes.
Kegiatan ini dilakukan secara blended yaitu dengan menggunakan aplikasi daring dan melakukan
pertemuan diunit poliklinik dengan mematuhi protokol kesehatan. Hasil evaluasi terhadap kegiatan
pengabdian yang telah dilakukan terlihat adanya peningkatan pengetahuan tentang perawatan kaki dan
motivasi melakukan senam kaki. Selain itu, dari hasil kuesioner didapatkan bahwa mayoritas peserta
memiliki pengetahuan yang baik tentang perawatan kaki sebesar 56.2%. Diharapkan masyarakat dapat
meningkatkan pengetahuan dan perilaku dalam melakukan perawatan kaki diabetes serta termotivasi
untuk melakukan senam kaki diabetes secara teratur sehingga dapt mencegah komplikasi ulkus
diabetikum.

Kata kunci: diabetes; perawatan kaki; senam kaki

ASTRACT
Diabetes can lead to multi-organ failure, where the most common complication is diabetic ulcers as a
result of neuropathy. It is necessary to perform a prevention program of diabetic ulcers to community by
giving health education of foot care and foot exercise. In addition to education, motivation for diabetics
is also needed to perform physical activity. This community service activity aimed to provide health
education in diabetes foot care and motivate diabetes patients to perform physical activity such as
diabetic foot exercise. There were 16 diabetic patients at Cinta Kasih Budha Tzu Chi Hospital, Jakarta
participated in this community service. The activity performed in 3 sessions, such as opening and ice
breaking, health education sharing of diabetes and foot care, followed by demonstration of diabetic foot
exercise. Activity was conducting using blended method by zoom application and face to face meeting
at polyclinic unit by complying health protocols of Covid-19. From the results of the evaluation, there has
been an increase level of knowledge on diabetic foot care and motivation to perform diabetic foot
exercise. Aside from that, as a result of filling out the questionnaire about foot care, the majority of the
participants had good knowledge about foot care (56.2%). It is suggested that the community should
increase knowledge on diabetes foot care, perform diabetes foot exercise regularly to decrease the
complications of diabetic ulcers.

Key words: diabetes; foot care; foot exercise

PENDAHULUAN peningkatan kadar gula dalam darah melebihi


Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit batas normal atau biasa juga disebut
kronis akibat gangguan metabolik yang ditandai hiperglikemia. Tipe diabetes yang paling sering
dengan kerusakan sekresi dan atau kerja adalah diabetes tipe 2 di mana tubuh tidak
insulin oleh sel beta pankreas. Diabetes adalah dapat menggunakan insulin dengan baik atau
masalah pada kesehatan yang menyebabkan disebut dengan resisten insulin. Gangguan

SELAPARANG. Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan 624


Volume 4, Nomor 3, Agustus 2021.
p-ISSN : 2614-5251
e-ISSN : 2614-526X
metabolisme karbohidrat, protein dan lemak - 18 bulan setelah evaluasi pertama. Kejadian
pada tubuh menyebabkan peningkatan kadar amputasi 40-70% merupakan kasus amputasi
glukosa dalam darah. Komplikasi akibat kadar non traumatik pada tungkai bawah terjadi pada
glukosa darah yang tinggi dan tidak terkontrol penderita diabetes mellitus (Alexiadou & Doupis,
dapat berpengaruh pada seluruh sistem tubuh 2012).
yang mengakibatkan menurunnya kualitas
Salah satu cara mencegah perburukan
hidup penderita, kecacatan, hingga kematian.
neuropati perifer adalah dengan perawatan dan
Laporan Riset Kesehatan Dasar melakukan senam kaki diabetes. Perawatan
(Riskesdas) menunjukan bahwa prevalensi kaki penderita diabetes merupakan salah satu
penderita DM di Indonesia adalah 10,9% dan manajemen diabetes yang perlu menjadi
DKI Jakarta menduduki pravelensi tertinggi perhatian khusus terutama pada masyarakat
yaitu 3.4% dari total 10,5 juta jiwa atau sekitar umum. Perilaku perawatan kaki merupakan
250 ribu penduduk dan berumur > 15 tahun komponen yang penting dalam pencegahan
(Kementerian Kesehatan RI Badan Penelitian kaki diabetik karena banyaknya masyarakat
dan Pengembangan, 2018). Penderita diabetes yang belum menyadari tentang perawatan kaki
terbesar berada pada rentang 55-74 tahun, diabetes. Berdasarkan wawancara tidak
dengan mayoritas yang menderita berjenis terstruktur dengan pasien diabetes, 90% tidak
kelamin perempuan (1.8%) dan paling banyak mengerti cara pemilihan sepatu, penggunaan
berdomisili didaerah perkotaan, seperti kota alas kaki yang benar bahkan melakukan
Jakarta (Kementerian Kesehatan RI, 2019). perendaman kaki dengan cara yang berisiko.
Hal ini tentu saja dapat meningkatkan risiko
Hiperglikemia kronik akibat manajemen
seseorang terkena luka pada kaki dan bila tidak
diabetes yang tidak terkontrol dapat
ditangani dengan tepat akan mengakibatkan
menimbulkan komplikasi pada organ tubuh.
ulkus diabetikum.
Salah satu komplikasi terbanyak akibat
diabetes mellitus adalah neuropati. Neuropati Selain perawatan kaki, diperlukan pula
adalah disfungsi dan kerusakan syaraf perifer aktivitas fisik di area perifer seperti senam kaki.
pada pasien diabetes. Neuropati bisa jadi tidak Senam kaki diabetes merupakan salah satu
bergejala, tapi bisa juga menimbulkan gejala terapi non-farmakologis yang dapat dilakukan
seperti nyeri, berkurangnya sensasi rangsang oleh penderita diabetes karena mudah
(Hamed & Monem, 2018). Neuropati perifer dilakukan, murah karena tidak membutuuhkan
adalah kerusakan syaraf yang disebabkan banyak peralatan dan dapat dilakukan
karena diabetes, biasanya terjadi pada kaki, dimanapun; selain itu senam ini berguna
dan kadang juga dapat terjadi pada tangan. mencegah perburukan neuropati atau
(Lewis, Bucher, Heitkemper, Harding, Kwong & memperlambat degenerasi pembuluh darah
Roberts, 2016). Neuropati perifer merusak dan syaraf. Senam kaki dapat membantu
syaraf sensori akibatnya akan terasa kebas, peningkatan produksi endoprin yang diproduksi
mati rasa, lemas, rasa seperti tertusuk, dan di hipofisis dan hipotalamus di vertebra selama
seperti terbakar. Jika tidak segera ditangani, senam kaki, endoprin mencegah sel-sel syaraf
maka syaraf yang rusak tidak dapat merasakan melepaskan sinyal rasa sakit ke otak (Setyoadi,
rangsangan nyeri, akibatnya dapat menjadi luka 2011).
yang tidak disadari dan menyebabkan infeksi
Ratnawati & Insiyah (2017) dalam
yang disebut dengan ulkus diabetik hingga
penelitiannya menjelaskan bahwa dari 30
harus dilakukan amputasi.
responden didapatkan hasil rerata skor
Ulkus diabetik adalah luka yang terjadi Diabetes Neuropathy Examination (DNE)
pada orang dengan diabetes yang berupa luka sebelum senam kaki adalah 7,67 dengan
terbuka pada lapisan kulit sampai ke dalam standart deviasi 2,496, sesudah senam kaki
dermis yang biasanya terjadi pada telapak kaki. 5,37 dengan standart deviasi 2,632. Dari uji
(Fowler, 2011) menjelaskan bahwa pasien yang paired t test didapatkan p=0,001 (p<0,05).
memiliki neuropathy akan mengakibatkan 80% Kesimpulannya adalah ada pengaruh senam
kasus amputasi setelah terjadi ulkus diabetikum. kaki terhadap penurunan resiko neuropathy
Luka ulkus, infeksi kaki dan amputasi perifer berdasarkan skor diabetic neuropathy
berhubungan erat prognosis yang buruk examination. Hal tersebut juga sejalan dengan
bahkan kematian. Penelitian lain penelitian Graciella & Prabawati (2020) bahwa
menambahkan bahwa 50% pasien yang terdapat penurunan nilai gejala neuropati
dilakukan amputasi karena ulkus diabetikum sebesar 1.43 setelah diberikan intervensi
akan berakhir dengan kematian. Sebagian senam kaki selama 2 minggu. Selain itu,
besar ulkus diabetik sebanyak 60-80% akan terdapat penurunan gula darah puasa dari 83%
sembuh dan 5 - 24% akan berakhir dengan menjadi 76.7% setelah dilakukan intervensi,
amputasi anggota tubuh dalam jangka waktu 6

SELAPARANG. Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan 625


Volume 4, Nomor 3, Agustus 2021.
p-ISSN : 2614-5251
e-ISSN : 2614-526X
walaupun tidak ditemukan perubahan yang evaluasi dari kegiatan pengabdian
significant. masyarakat ini.
Mengingat dampak yang ditimbulkan maka
diperlukan penanganan secara tepat melalui HASIL DAN PEMBAHASAN
kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Pada fase awal pendaftaran, didapatkan
Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk data bahwa dari 16 peserta penyuluhan
meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait kesehatan yang hadir, mayoritas berada pada
diabetes dan komplikasinya; perawatan kaki rentang usia 40-59 sebanyak 75%, berjenis
diabetes; dan meningkatkan motivasi untuk kelamin perempuan sebanyak 62.5%, dan
melakukan senam kaki diabetes. Diharapkan memiliki berlatar belakang pendidikan dasar
masyarakat khususnya pasien dengan diabetes (jenjang SD, SMP dan SLTA) sebanyak 87.5%
dapat melakukan perawatan kaki dan senam seperti ditunjukkan pada gambar 1.
kaki setiap hari dirumah secara teratur untuk
mencegah komplikasi ulkus diabetikum dan
gula darah dapat lebih stabil.

METODE
Kegiatan pengabdian masyarakat ini
dilaksanakan bekerja sama dengan RS Budha
Tzu Chi Jakarta sebagai mitra, dimana 2
perawat poliklinik penyakit dalam dan endokrin
terlibat dalam kegiatan ini. Pendidikan
kesehatan ini dilaksanakan pada bulan Januari
2021 dan diikuti oleh 16 peserta pasien
diabetes. Gambar 1. Profil demografi peserta
Kegiatan ini dilakukan menggunakan pengabdian kepada masyarakat
metode blended yaitu menggunakan platform
zoom cloud meeting dan pertemuan tatap muka
di ruang tunggu unit poliklinik RS Cinta Kasih
Budha Tzu Chi, Jakarta dengan mematuhi
protocol covid-19, seperti menjaga jarak duduk,
menggunakan masker dan menyediakan hand
sanitizer. Adapun pelaksanaan kegiatan ini
dibagi menjadi 3 sesi dan dilakukan dengan
penjabaran sebagai berikut:
a. Sesi pra kegiatan: dilakukan pendaftaran
dan perkenalan untuk pasien diabetes
yang sedang menunggu kontrol ke
poliklinik penyakit dalam dan endokrin.
Pada sesi ini juga dilakukan ice breaking,
supaya pasien dan keluarga saling Gambar 2. Profil peserta dilihat dari lama
mengenal dan support serta mencairkan menderita DM dan kadar gula
suasana.
b. Sesi Pelaksanaan Kegiatan: pada sesi ini Selain profil, peserta penyuluhan juga
dipaparkan tentang materi diabetes diminta untuk mengisi lama menderita DM dan
secara umum serta komplikasi yang kadar gula darah saat ini. Peserta penyuluhan
sering terjadi; serta penjelasan tentang adalah pasien DM yang sedang control ke
perawatan kaki diabetes dalam upaya dokter penyakit dalam, dan sesuai SOP yang
mencegah terjadinya ulkus diabetikum. berlaku di RS, maka setiap pasien akan
Kegiatan dilanjutkan dengan dilakukan pemeriksaan gula darah. Sebagai
demonstrasi dan re-demonstrasi senam hasil, mayoritas peserta menderita DM selama
kaki diabetes serta penjelasan terkait 1-3 tahun sebanyak 56.3% dan memiliki kadar
manfaatnya bagi pasien diabetes gula hiperglikemia sebesar 50%, seperti
c. Sesi evaluasi: dilakukan evaluasi secara ditunjukkan pada gambar 2.
lisan dan tertulis. Peserta diminta untuk Hiperglikemia kronik dan tidak terkontrol
menjawab pertanyaan seputar materi juga dapat menyebabkan komplikasi penyakit
yang disampaikan. Evaluasi tertulis makrovaskuler yang mencakup infark miokard,
dilakukan dengan membagikan stroke dan penyakit arteri perifer.Kadar
kuesioner tentang pengetahuan glukosa darah yang tinggi mempunyai dampak
perawatan kaki diabetes sebagai negatif yang luas bukan hanya pada

SELAPARANG. Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan 626


Volume 4, Nomor 3, Agustus 2021.
p-ISSN : 2614-5251
e-ISSN : 2614-526X
metabolisme karbohidrat, tetapi juga terhadap karena banyaknya pasien diabetes yang tidak
metabolisme protein dan lemak. Akibatnya merasa timbulnya luka dikaki akibat neuropati
dapat terjadi aterosklerosis pada jaringan, yang dialami. Perawatan kaki diabetes yang
terutama daerah perifer di tungkai (Lewis, perlu diketahui oleh masyarakat awam terdiri
Bucher, Heitkemper, Harding, Kwong & dari beberapa area perawatan meliputi
Roberts, 2016). Terdapat beberapa hal yang melakukan pemeriksaan kaki, kebersihan kaki,
menyebabkan gula darah meningkat, yaitu melakukan perawatan kuku kaki, pemilihan alas
kurang berolah raga, bertambahnya jumlah kaki yang tepat, pencegahan cedera pada kaki
makanan yang dikonsumsi, meningkatnya stres dan pengelolaan cedera pada kaki (American
dan faktor emosi, pertambahan berat badan Diabetes Association, 2004)
dan usia, serta dampak perawatan atau Dalam melakukan pemeriksaan kaki
konsumsi obat yang digunakan seperti steroid. terdapat 2 hal yang harus diperhatikan yaitu
Tujuan dilakukan monitoring secara melihat dan merasakan. Pasien diabetes harus
berkala pada penderita diabetes adalah merasakan perubahan suhu yang terjadi pada
mengupayakan optimalisasi kontrol metabolik area kaki dan melihat dengan menggunakan
dan kualitas hidup pasien dalam usaha bantuan cermin. Bila pada saat pemeriksaan
pencegahan terjadinya komplikasi akut dan kaki ditemukan adanya perubahan warna kulit
kronis, sekaligus mereduksi tingkat dan luka harus dicatat karena merupakan
penggunaan biaya perawatan klinis. masalah kaki yang harus segera dilakukan
Pemeriksaan gula darat dapat membantu intervensi supaya tidak terjadi perburukan dan
mendeteksi dan mencegah hipoglikemia dan komplikasi yang serius. Kebersihan kaki pun
hiperglikemia dan memainkan peranan penting harus dilakukan setiap hari pada waktu mandi
dalam menormalkan kadar gula darah sehingga dengan menggunakan air bersih dan sabun.
dapat mengurangi risiko komplikasi diabetes. Sedangkan untuk perawatan kuku, kuku kaki
Pemberian insulin ditentukan berdasarkan harus dipotong rapi menurut bentuk normal jari
kadar gula dalam darah sehingga monitoring kaki untuk menghindari hangnails. Kuku
glukosa sangat penting (Hinkle & Cheever, dipotong tidak terlalu pendek dan tidak terlalu
2018). dekat dengan kulit kaki
Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan Pada sesi selanjutnya, peserta diberikan
materi “Diabetes Melitus” meliputi konsep materi tentang “Pentingnya Senam Kaki Pada
diabetes, tanda dan gejala yang biasanya Penderita Diabetes Melitus”. Sesi ini
muncul terutama saat keadaan hiperglikemia, menjelaskan pentingnya aktivitas fisik seperti
dan komplikasi yang mungkin terjadi. melakukan senam kaki, siapa saja yang boleh
Komplikasi dititik beratkan pada komplikasi melakuka, dan cara melakukan senam kaki.
munculnya luka diabetes yang dapat berakibat Peserta diperlihatankan video tentang senam
pada kejadian amputasi kaki. Peserta juga kaki, durasi yang diperlukan, alat-alat yang
dijelaskan tentang aspek pengobatan diabetes, disediakan dan selanjutnya dilakukan
baik insulin yang diberikan secara injeksi demonstrasi dan redemonstrasi tentang
maupun oral, dimana hal ini sebagai kunci gerakan-gerakan senam kaki, seperti terlihat
kesuksesan untuk menstabilkan gula darah, pada gambar 4. Para peserta juga sangat
seperti terlihat pada gambar 3. antusias untuk melakukan gerakan senam kaki
dan beberapa pertanyaan disampaikan tentang
penyebab kesemutan; bolehkan senam kaki
dilakukan untuk bukan penderita DM.

Gambar 3. Sesi Penjelasan materi Diabates


dan perawatan kaki diabetes

Pemaparan dilanjutkan dengan materi Gambar 4. Sesi demonstrasi dan


tentang “Perawatan Kaki Pada Penderita redemonstrasi senam kaki diabetes
Diabetes”. Perawatan kaki sangat diperlukan

SELAPARANG. Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan 627


Volume 4, Nomor 3, Agustus 2021.
p-ISSN : 2614-5251
e-ISSN : 2614-526X
Salah satu cara mencegah perburukan karena setelah mencoba mereka merasakan
neuropati perifer adalah dengan perawatan dan kaki menjadi lebih hangat, kesemuatan
melakukan senam kaki diabetes. Senam kaki berkurang dan kaki terasa lebih kuat. Selain
diabetes merupakan salah satu terapi non- evaluasi lisan, peserta juga dibagikan kuesioner
farmakologis yang dapat dilakukan oleh tentang pengetahuan perawatan kaki diabetes
penderita diabetes guna mencegah perburukan dan mengisi menggunakan metode
neuropati atau memperlambat degenerasi konvensional (kertas dan pulpen). Kuesioner
pembuluh darah dan syaraf. Senam kaki yang diadaptasi dari (Hasnain & Sheikh, 2009) yang
dilakukan pada pasien diabetes merupakan terdiri dari 15 pertanyaan dengan
aktivitas fisik yang dapat dilakukan secara menggunakan skala guttman.
mandiri dirumah, dan berfungsi untuk
mempertahankan serta memperbaiki rentang
gerak sendi di telapak kaki juga kaki secara Kurang
keseluruhan (Turan, 2015). Dalam kegiatan ini, 25% Baik
peserta diajak untuk bergerak secara aktif Baik
melakukan senam kaki yang terdiri dari 9 Sedang 56% Sedang
bagian dan setelah melakukan, peserta 19%
Kurang
menyatakan kaki terasa lebih nyaman, tidak
kaku dan lebih hangat karena aliran kaki
menjadi lancar.
Senam kaki diabetes adalah latihan fisik
atau latihan kaki dengan gerakan yang sudah Gambar 5. Hasil kuesioner pengetahuan
dirancang untuk memperlancar aliran darah ke perawatan kaki diabetes
kaki pada penderita diabetes mellitus, untuk
mencegah terjadinya luka. Senam kaki dapat Hasil Kuesioner tentang perawatan senam
meningkatkan sirkulasi darah dari kaki dan kaki telah diisi oleh 16 peserta penyuluhan
meningkatkan aliran oksigen ke dalam sel. ditampilkan pada gambar 5. Tujuan dari
Senam kaki diabetes mudah dilakukan, murah pengisian ini adalah untuk memberikan
karena tidak membutuhkan banyak alat serta gambaran bagaimana pelaksanaan perawatan
dapat dilakukan dengan posisi duduk, berdiri, kaki yang biasanya dilakukan pasien diabetes
dan tidur dengan menggerakan kaki dan sendi saat berada dirumah. Dari hasil kuesioner
(Soegondo, 2013). Senam kaki yang dianjurkan didapatkan bahwa: mayoritas peserta memiliki
dari American Diabetes Association adalah pengetahuan yang baik tentang perawatan kaki
paling tidak 5x seminggu dengan durasi 30 sebesar 56.2%.
menit (American Diabetes Association, 2019). Berdasarkan penelitian Seid & Tsige
Lebih lanjut dijelaskan bahwa pada penderita (2015) dijelaskan bahwa beberapa faktor
diabetes mellitus tipe 2, senam kaki diabetes berhubungan signifikan dengan pengetahuan
dapat dilakukan kapanpun dalam 1 hari, namun perawatan kaki, yaitu level pendidikan,
disarankan dilakukan setelah makan guna pendapatan, durasi menderita diabetes dan
mencegah terjadinya hipoglikemia. lokasi tempat tinggal. Hal ini menjadi perhatian
Selain senam kaki, terdapat pula beberapa penting bagi pengelola klinik endokrin di RS
aktivitas kaki yang direkomendasikan untuk Cinta Kasih Tzu Chi agar dapat
dilakukan pada penderita diabetes, diantaranya mengembangkan inovasi pendidikan
adalah melakukan buerger allen exercise, kesehatan karena mayoritas pasien yang
rendam kaki dengan air hangat, massage yang berkunjung berstatus sosial ekonomi
bertujuan untuk melancarkan sirkulasi kearah menengah dengan level pendidikan dasar (lulus
perifer kaki dan menurunkan kadar gula darah. SLTA).
Hal ini sejalan dengan penelitian (Mataputun et Pemeriksaan kaki pada penderita
al., 2020; Eppang, Prabawati, 2020) yang diabetes mellitus dilakukan secara menyeluruh
menemukan bahwa terdapat penurunan meliputi area kemerahan, adanya luka, mata
signifikant gula darah, peningkatan perfusi ke ikan, adanya perubahan bentuk dan warna
arah kaki dan peningkatan sensasi proteksi kuku, perubahan bentuk tulang kaki dan jari
setelah dilakukan intervensi secara reguler yang menonjol, dan adanya bekas luka atau
pada penderita diabates. riwayat amputasi sebelumnya. Perawatan kaki
Sesi penyuluhan diakhiri dengan evaluasi dilakukan agar sirkulasi di kaki dapat menjadi
lisan, dimana peserta diberikan pertanyaan lancar sehingga mengurangi risiko hilangnya
seputar materi yang diberikan. Dari hasil 10 sensasi syaraf pada kaki. Adapun dampak pada
pertanyaan yang diajukan, 8 pertanyaan dapat pasien yang mengalami ulkus diabetik adalah
dijawab dengan tepat. Peserta juga pasien tidak bisa menggunakan alas kaki
mengungkapkan akan melakukan senam kaki,

SELAPARANG. Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan 628


Volume 4, Nomor 3, Agustus 2021.
p-ISSN : 2614-5251
e-ISSN : 2614-526X
dengan baik sehingga pasien tidak dapat telah membantu kegiatan pengabdian
melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik. masyarakat ini.
Dari hasil kuesioner, terdapat 2 .
pertanyaan yang dijawab salah oleh >60% DAFTAR RUJUKAN
peserta. Pertanyaan pertama adalah terkait Alexiadou, K., & Doupis, J. (2012).
penggunaan air panas untuk merendam kaki, Management of diabetic foot ulcers.
dimana peserta banyak yang menjawab bahwa Diabetes Therapy, 3(1), 1–15.
rendaman kaki menggunakan air panas https://doi.org/10.1007/s13300-012-0004-
dianjurkan pada pasien diabetes. Komplikasi 9
diabetes salah satunya adalah hilangnya American Diabetes Association. (2004).
sensasi pada kaki hal ini dapat mempengaruhi Preventive Foot Care in Diabetes.
pasien diabetes tidak merasakan suhu air yang Diabetes Care, 27(SUPPL. 1), 2003–2004.
digunakan. Dianjurkan ada keluarga yang dapat https://doi.org/10.2337/diacare.27.2007.s
membantu pasien diabetes memonitor suhu air 63
rendaman kaki; atau disarankan untuk Eppang, M; Prabawati, D. (2020).
menggunakan kaos kaki untuk menghangatkan EFEKTIVITAS MASSAGE EFFLEURAGE
kaki. Selain itu jawaban penggunaan bedak TERHADAP SENSASI PROTEKSI KAKI
tabur juga banyak yang menjawab tidak tepat, PADA PASIEN DIABETES MELITUS.
dimana peserta menggunakan bedak tabur Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan,
dikaki. Penggunaan bedak tabur untuk kaki 16(Juni), 1–7.
hendaknya dihindari karena bedak dapat http://ejournal.stikesmuhgombong.ac.id/JI
membuat area sekitar sela kaki menjadi lebih KK/article/view/383
kering. Adanya gangguan pada kelenjar Fowler, M. J. (2011). Microvascular and
keringat di kaki pasien diabetes menjadikan macrovascular complications of diabetes.
kulit kaki kering, dimana hal ini akan semakin Clinical Diabetes, 29(3), 116–122.
meningkatkan resiko terjadinya luka diabetes. https://doi.org/10.2337/diaclin.29.3.116
Hal yang benar adalah penggunaan lotion atau Graciella, V., & Prabawati, D. (2020). The
pelembab pada kaki untuk menjaga kulit kaki Effectiveness of Diabetic Foot Exercise to
tetap lembab sehingga tidak mudah Peripheral Neuropathy Symptoms and
menimbulkan luka lecet pada kaki Fasting Blood Glucose in Type 2 Diabetes
Patients. 30(Ichd), 45–49.
SIMPULAN DAN SARAN https://doi.org/10.2991/ahsr.k.201125.00
Penyuluhan ini dilakukan kepada penderita 8
diabetes, dimana peserta mendapatkan Hamed, E., & Monem, M. A. (2018). A Review
pengetahuan terkait diabetes dan komplikasi of Diabetic Peripheral Neuropathy
yang paling sering terjadi terutama luka pada Management given Recent Guidelines
kaki dan cara perawatan kaki. Selain itu peserta Updates. Archives of General Internal
juga dimotivasi untuk melakukan senam kaki Medicine, 02(04).
yang terbukti murah, mudah dan dapat https://doi.org/10.4066/2591-
dilakukan dimana saja. Aktivitas Senam kaki 7951.1000060
diabetes sangat penting dilakukan untuk Hasnain, S., & Sheikh, N. H. (2009). Knowledge
mempertahankan sirkulasi kaki tetap baik dan and practices regarding foot care in
mengurangi komplikasi yang timbul pada area diabetic patients visiting diabetic clinic in
kaki. Jinnah Hospital, Lahore. Journal of the
Disarankan agar kegiatan penyuluhan atau Pakistan Medical Association, 59(10),
pendidikan kesehatan diabetes dapat dilakukan 687–690.
secara berkala sehingga masyarakat dapat Hinkle, J. L., & Cheever, K. H. (2018). Brunner
lebih memahami tentang manejemen diabetes and Suddarth’s textbook of medical-
yang membutuhkan waktu dan tenaga untuk surgical nursing. Wolters kluwer india Pvt
dapat menstabilkan kadar gula darah serta Ltd.
mencegah komplikasi dari diabetes. Lewis, S. L., Bucher, L., Heitkemper, M. M.,
Harding, M. M., Kwong, J., & Roberts, D.
UCAPAN TERIMAKASIH (2016). Medical-Surgical Nursing-E-Book:
Ucapan terimakasih disampaikan kepada Assessment and Management of Clinical
dokter dan perawat panggung jawab serta staf Problems, Single Volume. Elsevier Health
Poliklinik RS Cinta Kasih Budha Tzu Chi, Sciences.
peserta kegiatan, seluruh civitas akademika Kementerian Kesehatan RI. (2019). InfoDatin-
STIK Sint Carolus terutama khususnya ketua, Hari Diabetes Sedunia Tahun 2018. Pusat
program studi, PPM dan seluruh pihak yang Data Dan Informasi Kementrian
Kesehatan RI, 1–8.

SELAPARANG. Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan 629


Volume 4, Nomor 3, Agustus 2021.
p-ISSN : 2614-5251
e-ISSN : 2614-526X
Kementerian Kesehatan RI Badan Penelitian
dan Pengembangan. (2018). Hasil Utama
Riset Kesehatan Dasar. Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, 1–100.
http://www.depkes.go.id/resources/downl
oad/info-terkini/hasil-riskesdas-2018.pdf
Mataputun, D. R., Prabawati, F. D., &
Tjandrarini, D. H. (2020). Efektifitas
Perbandingan Buerger Allen Exercise dan
Rendam Kaki Air hangat terhadap
Peningkatan Nilai ABI pada pasien DM.
3(3), 253–266.
http://jurnal.unismuhpalu.ac.id/index.php/
MPPKI/article/view/1330
Ratnawati, D. I., & Insiyah, I. (2017). Pengaruh
Senam Kaki Terhadap Penurunan Resiko
Neuropati Perifer Dengan Skor Diabetic
Neuropathy Examination Pada Pasien
Diabetes Melitus Tipe 2 Di Puskesmas
Sibela Kota Surakarta. (Jkg) Jurnal
Keperawatan Global, 2(2), 86–90.
https://doi.org/10.37341/jkg.v2i2.37
Seid, A., & Tsige, Y. (2015). Knowledge,
Practice, and Barriers of Foot Care among
Diabetic Patients Attending Felege Hiwot
Referral Hospital, Bahir Dar, Northwest
Ethiopia. Advances in Nursing, 2015, 1–9.
https://doi.org/10.1155/2015/934623
Setyoadi, K. (2011). Terapi modalitas
keperawatan pada klien psikogeriatrik.
Jakarta: Salemba Medika, 145.
Turan, Y. (2015). Does physical therapy and
rehabilitation improve outcomes for
diabetic foot ulcers? World Journal of
Experimental Medicine, 5(2), 130.
https://doi.org/10.5493/wjem.v5.i2.130

SELAPARANG. Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan 630

Anda mungkin juga menyukai