Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL LAPORAN TUGAS AKHIR

PENERAPAN PROGRESSIVE MUSCLE RELAXATION UNTUK MENGATASI


KETIDAKSTABILAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES
MELITUS TIPE II DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CITRA MEDIKA KOTA
LUBUKLINGGAU TAHUN 2021

Disusun Oleh:
INDAH KARTIKA SARI
PO.71.20.3.18.024

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
LUBUKLINGGAU
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diabetes Melitus merupakan penyakit yang disebabkan karena adanya peningkatan

kadar glukosa dalam darah akibat penurunan sekresi insulin yang progresif oleh

resistensi insulin. Keadaan ini ditandai dengan ketidakmampuan organ menggunakan

insulin, sehingga insulin tidak bisa berfungsi optimal dalam mengatur metabolism

glukosa, akibatnya kadar glukosa dalam darah meningkat (Hiperglikemia) (Soegondo,

2011).

Secara umum, diabetes adalah sekelompok penyakit yang mempengaruhi

bagaimana tubuh kita menggunakan glukosa/gula darah, atau penyakit yang berkaitan

dengan masalah hormone insulin (Safira, 2018)

Penyakit diabetes melitus merupakan ancaman kesehatan secara global. Prevalensi

global penderita diabetes melitus pada tahun 2017 mencapai 371 juta orang

(International Diabetes Federation, 2017). Dan sekitar 90-95% dari mereka menderita

diabetes melitus tipe 2 (WHO, 2019). Indonesia merupakan negara di urutan ke-6 dengan

jumlah penderita diabetes mencapai 10,3 juta orang (International Diabetes Federation,

2017).

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 mengatakan bahwa, sekitar 12

juta jiwa prevalensi diabetes melitus di Indonesia mencapai 10,6% di perkotaan dan

11,2% di pedesaan.

Provinsi Sumatera Selatan termasuk provinsi yang memiliki angka kejadian

Diabetes Melitus terbanyak di Indonesia, pada tahun 2016 sebesar 45%, tahun 2017

sebesar 55%, dan tahun 2018 sebesar 62,6% (Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel, 2018).

Data yang didapat dari Puskesmas Citra Medika Kota Lubuklinggau yang

menderita Diabetes Melitus pada tahun 2018 sebanyak 498 jiwa, pada tahun 2019
sebanyak 505, dan pada tahun 2020 sebanyak 517 jiwa (Data Puskesmas Citra Medika

Kota Lubuklinggau, 2020).

Penyakit ini terus berkembang seiring dengan peningkatan risiko terjadinya

diabetes, seperti gaya hidup yang kurang aktif, pola makan yang tidak sehat (Fareed,

2017), obesitas, konsumsi alcohol, genetic dan merokok (Wu, et al 2014). Jika penyakit

diabetes ini tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan banyak komplikasi, seperti

Ketoasidosis, gagal ginjal, neuropati di kaki yang mengakibatkan ulkus kaki, infeksi dan

jika tidak ditangani secara cepat akan terjadi amputasi kaki, risiko penyakit jantung dan

stroke, dan kematian penderita diabetes biasa menjadi dua kali lipat dibandingkan bukan

penderita diabetes (Salindeho, 2016).

Diabetes Melitus memiliki gejala, seperti rasa haus yang berlebihan, sering kencing

(terutama pada malam hari), sering merasa lapar, berat badan turun dengan cepat,

kesemutan pada tangan dan kaki, penglihatan menjadi kabur, luka sulit sembuh,

keputihan, dan penyakit kulit akibat jamur dibawah lipatan kulit (Riskesdas, 2013).

Menurut Sudiharto (2012) Salah satu upaya untuk mengurangi timbulnya gejala

serta mencegah terjadinya diabetes melitus, yaitu dengan melakukan pemeriksaan gula

darah secara rutin. Pemeriksaan gula darah biasanya sering dilakukan masyarakat di

puskesmas. Puskesmas memiliki peran yang sangat penting dalam peningkatan mutu dan

daya saing sumber daya manusia di Indonesia maupun internasional, serta bertanggung

jawab mengupayakan kesehatan pada jenjang tingkat pertama dan berkewajiban

menanamkan budaya hidup sehat kepada setiap keluarga. Untuk mencapai tujuan

tersebut, perlu menyelanggarakan asuhan keperawatan pada keluarga.

Keperawatan keluarga merupakan pelayanan holistic yang menempatkan keluarga

dan komponennya sebagai fokus pelayanan dan melibatkan anggota keluarga dalam

tahap pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.


Pengertian lain dari keperawatan keluarga adalah proses pemberian pelayanan kesehatan

sesuai kebutuhan keluarga dalam lingkup praktik keperawatan (Depkes RI, 2010).

Menurut Sudiharto (2012) asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu

rangkaian kegiatan dalam praktik keperawatan yang diberikan kepada klien sebagai

bagian dari anggota keluarga.

Ketidakstabilan kadar glukosa darah adalah kadar glukosa darah yang bervariasi

dimana kadar glukosa darah naik atau turun dari rentang normal (Standar Diagnosis

Keperawatan Indonesia, 2017).

Penatalaksanaan diabetes melitus meliputi empat pilar yang terdiri dari,

edukasi/penyuluhan, terapi gizi medis, aktivita/latihan fisik, dan intervensi farmakologis

(Perkumpulan Endokrinologi Indonesia, 2016). Selain mengacu pada empat pilar

tersebut ada cara lain untuk mencegah terjadinya komplikasi diabetes, diperlukan juga

pengontrolan yang terapeutik dan teratur melalui perubahan gaya hidup yang tepat dan

tegas.

Selain gaya hidup, aktivitas fisik akan membuat metabolisme tubuh bekerja lebih

optimal, akibatnya kadar glukosa dalam darah akan terkontrol. Oleh karena itu, latihan

fisik sangat diperlukan untuk meningkatkan aktivitas reseptor insulin dalam membrane

plasma sehingga dapat menurunkan kadar glukosa dalam darah (Damayanti, 2015).

Glukosa akan diubah menjadi energy saat beraktivitas fisik. Aktivitas fisik dapat

mengakibatkan insulin semakin meningkat sehingga kadar glukosa dalam darah akan

berkurang.

Latihan fisik adalah bagian penting dari manajemen diabetes melitus. Banyak cara

yang dapat digunakan dalam latihan fisik, contohnya Progressive Muscle Relaxation atau

biasa disebut Relaksasi Otot Progresif.


Pada tahun 1938, Jacobson menjelaskan bahwa Teknik Relaksasi Otot Progresif

dapat meningkatkan metabolisme, mempercepat pernapasan, mengendurkan ketegangan

otot dan menyeimbangkan tekanan darah (Synder & Linquist, 2010).

Progressive Muscle Relaxation (Relaksasi Otot Progresif) merupakan salah satu

bentuk mind-body therapy (terapi pikiran dan otot tubuh) dalam terapi komplementer

(Moyad, 2009). Dalam relaksasi otot, individu akan diberikan kesempatan untuk

mempelajari bagaimana cara menegangkan sekelompok otot tertentu yang kemudian

melepaskan ketegangan itu (Widyawati dan Yulianti, 2004).

Teknik relaksasi otot progresif adalah suatu prosedur untuk mendapatkan relaksasi

pada otot melalui dua langkah, yaitu dengan memberikan tegangan pada kelompok otot,

dan menghentikan tegangan itu, kemudian memusatkan perhatian terhadap bagaimana

otot tersebut menjadi rileks (Sugirto, dkk, 2012).

Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai

Penerapan Progressive Muscle Relaxation (Relaksasi Otot Progresif) untuk mengatasi

Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe II di

Wilayah Kerja Puskesmas Citra Medika tahun 2021.

1.2 Rumusan Masalah

Jumlah orang yang mengalami penyakit diabetes melitus terus meningkat setiap
tahunnya. Komplikasi yang terjadi pada penderita diabetes tidak dapat dihindari jika
tidak dilakukan pencegahan. Banyak penderita diabetes yang hanya fokus pada
penanganan diet dan obat-obatan. Seharusnya, penanganan diet tersebut harus diiringi
dengan aktivitas/latihan fisik (relaksasi otot progresif) untuk mengontrol kadar glukosa
darah. Tetapi, penderita penyakit diabetes melitus ini masih saja kurang melakukan
aktivitas tersebut.
Dengan demikian, berdasarkan latar belakang dapat diketahui permasalahannya,
yaitu “Bagaimana Penerapan Progressive Muscle Relaxation (Relaksasi Otot Progresif)
Untuk Mengatasi Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah Pada Penderita Diabetes Melitus
Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Citra Medika Kota Lubuklinggau Tahun 2021?”.

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatan dengan diabetes melitus menggunakan Penerapan Progressive Muscle
Relaxation (Relaksasi Otot Progresif) Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe II di
Wilayah Kerja Puskesmas Citra Medika Tahun 2021.

1.3.2 Tujuan Khusus


a. Diketahui mengkaji keluarga dengan penderita Diabetes Melitus Tipe II di
Wilayah Kerja Puskesmas Citra Medika Kota Lubuklinggau Tahun 2021.
b. Mengidentifikasi rumusan diagnose keperawatan pada keluarga dengan
penderita Diabetes Melitus Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Citra Medika
Kota Lubuklinggau 2021.
c. Diketahui intervensi keperawatan pada keluarga dengan penderita Diabetes
Melitus Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Citra Medika Kota Lubuklinggau
Tahun 2021.
d. Diketahui implementasi keperawatan pada keluarga dengan penderita Diabetes
Melitus Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Citra Medika Kota Lubuklinggau
Tahun 2021.
e. Diketahui evaluasi keperawatan pada keluarga dengan penderita Diabetes
Melitus Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Citra Medika Kota Lubuklinggau
Tahun 2021.

1.4 Manfaat Penulisan


1.4.1 Bagi Penulis
Hasil penulisan ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah
wawasan, pengetahuan dan keterampilan dalam menerapkan asuhan
keperawatan keluarga terhadap penyakit diabetes melites tipe II dengan
menggunakan penerapan Progressive Muscle Relaxation untuk mengatasi
ketidakstabilan kadar glukosa darah pada penderita diabetes melitus tipe II.
1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penulisan ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bagi mahasiswa Poltekkes
Kemenkes Palembang Prodi Keperawatan Lubuklinggau khususnya dibidang
asuhan keperawatan keluarga terhadap penderita Diabetes Melitus Tipe II
untuk mengatasi ketidakstabilan kadar glukosa darah.

1.4.3 Bagi Tempat Penelitian


Hasil penulisan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan
perawat dalam memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga terhadap
penderita Diabetes Melitus Tipe II dengan Progressive Muscle Relaxation
khususnya di wilayah kerja Puskesmas Citra Medika Kota Lubuklinggau.

1.4.4 Bagi Keluarga


Meningkatkan pengetahuan keluarga dan masyarakat terhadap
penerapan Progressive Muscle Relaxation untuk mengatasi ketidakstabilan
kadar glukosa darah pada penderita diabetes melitus tipe II.

1.4.5 Bagi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi


Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam
ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang keperawatan dalam mengatasi
ketidakstabilan kadar glukosa darah dengan penerapan Progressive Muscle
Relaxation pada penderita diabetes melitus tipe II.

Anda mungkin juga menyukai