Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Setya Medika p-ISSN 2528-7621

Vol.7, No.2: 70-77 e-ISSN 2579-938x

Pemberian Diet dan Rebusan Kelor dengan Masalah Ketidakseimbangan


Nutrisi pada Lansia Diabetes Melitus
Management of Diet and Decorative of Morage Oleifera with The Problem of Nutrition
Balance in Elderly Diabetes Mellitus

Muhammad Lingga Nur Alim1, Tutik Yuliyanti1


1)
Politeknik Kesehatan Bhakti Mulia
Corresponding author: Tutik Yuliyanti; Email: tutikpoltekbm@gmail.com
Submitted: 30-09-2022 Revised: 21-10-2022 Accepted: 25-10-2022

ABSTRAK

Pengelolaan diabetes melitus dengan terapi diet, olahraga, edukasi serta konseling dapat mencegah
timbulnya komplikasi sehingga penderita dapat hidup sehat. Pemberian diet dan rebusan daun kelor dapat
memenuhi kebutuhan gizi harian dan menurunkan kadar gula darah. Tujuan penelitian ini mendeskripsikan
penatalaksanaan pemberian diet dan rebusan daun kelor dengan massalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan pada lansia diabetes melitus. Desain penelitian ini adalah deskriptif kualitatif: studi kasus dengan
pendekatan proses keperawatan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan purposive sampling. Hasil
penelitian: subjek mengatakan lemas, makan setengah porsi, kurang minat terhadap makan, data objektif: keadaan
umum lemah, turgor kulit menurun, wajah pucat, konjungtiva anemis, bibir kering berat badan kurang, IMT
dalam kategori kurus (17-18) GDS: 320-375mg/dl. Diagnosis keperawatan: ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan. Perencanaan: pemberian diet dan rebusan daun kelor, tindakan keperawatan dilakukan 3 kali
selama 14 hari. Evaluasi: subjek mengatakan makan menu yang disajikan dan menghabiskanya, subjek tampak
segar, makan minum dengan porsi yang disajikan, turgor kulit elastis, mukosa lembab, konjungtiva kemerahan,
mukosa bibir lembab, ramuan daun kelor diminum dan dihabiskan, IMT:16-18 (kurus), BB: 42,2-49,2kg,
GDS:214-235mg/dl. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian diet dan rebusan daun kelor dapat mengatasi
masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada lansia diabetes melitus
Kata Kunci: diet, rebusan daun kelor, nutrisi , diabetes melitus

ABSTRACT

Management of diabetes mellitus with diet therapy, exercise, education, and counseling can prevent
complications so that patients can live healthy lives. Giving diet and boiled Moringa leaves can meet daily
nutritional needs and reduce blood sugar levels. The purpose of this study is to describe the management of diet
administration and Moringa leaf decoction with the problem of nutritional imbalance less than the needs of the
elderly with diabetes mellitus. The design of this research is descriptive qualitative: a case study with a nursing
process approach. The sampling technique used was purposive sampling. The results of the study: subjects said
they were weak, ate half a portion, and lacked interest in eating, objective data: general condition was weak,
decreased skin turgor, pale face, anemic conjunctiva, dry lips, underweight, BMI in the thin category (17-18)
GDS: 320-375mg/dl. Nursing diagnosis: nutritional imbalance less than requirements. Planning: given diet and
decoction of Moringa leaves, nursing actions were carried out 3 times for 14 days. Evaluation: the subject said
he ate the menu served and finished it, the subject looked fresh, ate and drank the portion served, skin turgor was
elastic, the mucosa was moist, the conjunctiva was reddish, the lip mucosa was moist, the moringa leaf concoction
was drunk and spent, BMI:16-18 (thin), BW: 42.2-49.2kg, GDS: 214-235mg/dl. Conclusion: giving diet and
decoction of Moringa leaves can overcome the problem of nutrition less than the body's needs in the elderly with
diabetes mellitus.
Keywords: diet, Moringa leaf stew, nutrition, diabetes mellitus

PENDAHULUAN terjadi peningkatan kejadian DM di Indonesia


Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu mencapai hingga 21,3 juta jiwa pada tahun 2030
penyakit tidak menular yang berkembang di
masyarakat. Penyakit ini juga penyebab utama (WHO, 2021). Di provinsi Jawa Tengah
kebutaan, penyakit jantung dan gagal ginjal. World berdasarkan hasil prevalensi 2018-2023 pada 35
Health Organization (WHO) memprediksi akan kabupaten dan kota pada tahun 2018 terdapat
sebanyak 91,161 jiwa pasien DM (Dinas Kesehatan

(Alim & Yuliyanti, 2022) 70


Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Setya Medika p-ISSN 2528-7621
Vol.7, No.2: 70-77 e-ISSN 2579-938x

Jateng, 2019). Hasil prevalensi 2013-2018 pola makan dan tingkat aktivitas sehari-hari
menyebutkan bahwa tingkat prevalensi DM di Jawa sehingga tercapai kadar gula darah (Partika et al,
tengah terus mengalami peningkatan dari tahun ke 2018).
tahun, misalnya dari 1,6% pada tahun 2013 menjadi Selain menurunkan kadar gula darah melalui
2,2% pada tahun 2018 (Kemenkes, 2019). program diet untuk memenuhi kebutuhan gizi harian
Faktor yang dapat meningkatkan penyakit juga dapat di lakukan dengan pemberian rebusan
diabetes melitus salah satunya adalah proses menua. daun kelor, tanaman kelor atau moringa oleifera
Menua adalah proses fisiologis yang akan terjadi adalah salah satu tanaman yang disebut-sebut
pada semua orang dengan mekanisme yang berbeda sebagai mega superfood karena mampu
pada setiap individu. Pada proses fisiologis ini organ meningkatkan kesehatan dan kebugaran tubuh.
tubuh akan mengalami penurunan fungsi sehingga Daun kelor dapat dimanfaatkan untuk
menimbulkan berbagai masalah pada lansia. Seiring menyembuhkan penyakit reumatik, rabun ayam,
dengan penurunan fungsi organ tubuh, maka risiko cacingan, sulit buang air kecil, sakit kuning, luka
terjadinya penyakit degeneratif akan meningkat. bernanah, ansietas, menstabilkan tekanan darah, dan
Orang lanjut usia mengalami kemunduran dalam juga sebagai pengontrol kadar gula darah bagi
sistem fisiologisnya seperti kulit yang keriput, penderita diabetes melitus (Age, 2021).
turunnya berat badan, kekuatan otot, daya lihat, daya Flavonoid juga diketahui mampu mensupresi
dengar, dan penurunan fungsi organ termasuk apa hiperglikemia dengan cara menghambat transport
yang terjadi terhadap fungsi homeostatis glukosa, aktif glukosa di dalam usus melalui hambatan
sehingga penyakit degeneratif seperti DM akan terhadap SGLT1 (sodium-dependent glucose
lebih mudah terjadi (Sholikhah, 2018). transporter) dan transport terfasilitasi melalui
Diabetes Melitus Tipe I mutlak terjadi karena hambatan terhadap GLUT2 (sodium-dependent
rusaknya sel islet di dalam pankreas sehingga glucose transporter) sehingga absorbsi glukosa
muncul defisiensi insulin. Diabetes Melitus Tipe II berkurang yang pada akhirnya dapat menurunkan
termasuk dalam penyakit kronis yang terjadi pada glukosa darah. Flavonoid juga memiliki peran untuk
saat pankreas sedikit menghasilkan hormon insulin meningkatkan kinerja transport glukosa GLUT4
sehingga tubuh tidak optimal menggunakan insulin (sodium-dependent glucose transporter) di otot
yang dihasilkan (WHO, 2021). Masalah yang akan berefek peningkatan kecepatan maksimal
keperawatan yang muncul pada pasien diabetes transpor glukosa ke dalam sel, sehingga mengurangi
melitus adalah ketidakseimbangan nutrisi kurang kadar glukosa dalam darah. Vitamin A,C, dan E
dari kebutuhan, kekurangan volume cairan, yang terkandung dalam daun kelor memiliki
kerusakan integritas jaringan, risiko terjadinya aktivitas yang kuat sebagai scavenger oksidan yang
infeksi, perubahan sensori-perseptual, kelelahan, mampu menghambat reaksi oksidasi ROS (Reactive
dan kurang pengetahuan mengenai penyakit. Oxygen Species) yang menyebabkan penurunan
Masalah ketidakseimbangan nutrisi pada penderita stress oksidatif dalam sel. Saponin yang terkandung
diabetes melitus harus ditangani dengan benar dalam kelor bekerja dalam menghambat enzim α-
karena, apabila pemberian nutrisi tidak tepat akan glukosidase yang akan menghambat penyerapan
menyebabkan kenaikan gula darah. Pengelolaan glukosa di lumen usus yang nantinya berdampak
penyakit DM bertujuan untuk mencegah timbulnya pada berkurangnya kadar glukosa dalam darah
komplikasi kronis sehingga penderita dapat hidup (Wedick et al, 2012).
sehat. Pengelolaan penyakit DM sampai saat ini Dalam literatur review yang dilakukan Pardede
adalah terapi berdasarkan perencanaan makanan, (2020), pemberian air rebusan daun kelor memiliki
latihan jasmani, obat hiperglikemik herbal maupun pengaruh terhadap perubahan atau penurunan kadar
kimia dan penyuluhan, pengaturan diit merupakan gula darah pada diabetes melitus. Hal ini berbeda
salah satu pendekatan untuk mengurangi risiko dengan penelitian Halan et al (2020), bahwa tidak
keparahan penderita diabetes millitus (Rudini et al, terdapat pengaruh yang signifikan dari pemberian
2018). jus daun kelor terhadap kadar glukosa darah puasa
Penatalaksanaan pasien DM secara umum pada orang dewasa dengan resiko DM tipe 2.
dibagi menjadi penatalaksanaan farmakologi dan Studi pendahuluan yang dilakukan pada
nonfarmakologi. Penatalaksanaan farmakologi tanggal 30 Februari 2022 pada lansia desa
pasien DM diberi terapi obat hipoglikemik oral, Jatimalang, dengan pengecekan kadar gula darah
insulin injeksi dan cangkok pankreas, sedangkan pada 5 lansia didapatkan hasil bahwa 3 orang lansia
penatalaksanaan nonfarmakologi berupa terapi diet, mengalami hiperglikemi atau kadar gula darah yang
olahraga, edukasi serta konseling. Konseling gizi tinggi dan mengalami masalah nutrisi kurang dari
dengan prinsip diet 3 J yaitu: mengatur (jenis kebutuhan. Pengamatan terkait masalah
makanan, jumlah kalori dan jadwal makan) keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
berpengaruh dalam kepatuhan diet pasien DM kebutuhan didapatkan data lansia tampak kurus,
karena konseling yang baik dan rutin atau mengalami penurunan berat badan, kurang minat
berkesinambungan akan berefek pada perubahan terhadap makanan. Upaya untuk mengatasi

(Alim & Yuliyanti, 2022) 71


Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Setya Medika p-ISSN 2528-7621
Vol.7, No.2: 70-77 e-ISSN 2579-938x

keluhannya dengan diet mengkonsumsi umbi- Tabel 1. Karakteristik Subjek


umbian, mengurangi porsi makan, dan Karakteristik F %
mengonsumsi obat bila ingat. Usia
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti a. 60 -70 tahun 0 0
melakukan penelitian tentang penatalaksanaan b. 70-80 tahun 3 100
pemberian diet dan rebusan daun kelor dengan Jenis kelamin
masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari a. Laki-laki 1 33,3
kebutuhan pada lansia diabetes melitus di desa b. Perempuan 2 66,7
Jatimalang. Pendidikan
a. SD 3 100
METODE PENELITIAN b. SMP 0 0
Jenis penelitian ini deskriptif kualitatif: studi c. SMA 0 0
kasus dengan menggunakan pendekatan proses Pekerjaan
keperawatan. Penelitian ini telah dilaksanakan di a. Ibu rumah tangga 1 33,3
desa Jatimalang pada tanggal 20 Mei sampai 3 Juni b. Bekerja 1 33,3
2022. Populasi penelitian ini adalah lansia yang c. Penganguran 1 33,3
mengalami DM di desa Jatimalang, sedangkan Konsumsi Obat DM
subjek penelitian ini dengan kriteria inklusi pasien a. Tidak 3 100
lansia dengan diabetes melitus usia >60 tahun, mengonsumsi
kurang minat terhadap makanan, asupan makanan b. Mengonsumsi 0 0
yang kurang, penurunan berat badan walaupun (Sumber: data primer, 2022)
sudah makan teratur, bersedia dijadikan responden,
lansia dengan diagnosa DM dan tidak Pengkajian Keperawatan
mengkonsumsi obat diabetes melitus. Teknik Hasil dari focus pengkajian yang dilakukan
pengambilan sampel penelitian yang digunakan oleh peneliti pada ketiga subjek didapatkan hasil
adalah non probability sampling dengan pendekatan riwayat kesehatan yaitu subjek mengatakan lemas,
purposive sampling didapatkan 3 subjek penelitian. sering berkemih, makan setengah porsi, kurang
Metode pengukuran data studi kasus ini minat terhadap makan dan memiliki riwayat DM
menggunakan metode observasi, wawancara, sudah 2-10 tahun. Data objektif yaitu keadaan
pengukuran, dan dokumentasi. Metode analisis data umum tampak lemah, turgor kulit menurun, wajah
yang digunakan adalah koleksi data, reduksi data, pucat, konjungtiva anemis, bibir kering, berat badan
display data, dan kesimpulan. Metode uji keabsahan kurang, BB dengan rentang : 42-49kg, IMT dalam
data yang diterapkan triangulasi dengan kategori kurus (17-18) GDS: 320-375mg/dl.
menggumpulkan data yang valid dari klien sebagai Diagnosis Keperawatan
subjek, keluarga klien dan petugas kesehatan. Diagnosis keperawatan yang muncul adalah
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
HASIL DAN PEMBAHASAN tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan
Karakteristik Subjek Penelitian mengabsorbsi gizi karena faktor biologik.
Subjek dalam penelitian ini sebanyak tiga Perencanaan Keperawatan
subjek dan sudah mewakili populasi. Tabel. 1 Tujuan yang peneliti harapkan yaitu setelah
menunjukan karakteristik seluruh subjek penelitian dilakukan tindakan keperawatan selama 14x24 jam
berada pada rentang usia 70-80 tahun, dengan dengan pembagian 3 kali sehari untuk diet dan
frekuensi 3 (100%). Jenis kelamin wanita dengan rebusan daun kelor sejumlah 150 cc, diharapkan
frekuensi 2 (66,7%), laki-laki dengan frekwensi 1 nutrisi terpenuhi dengan kriteria hasil antara lain
(33,3%). Semua subjek mempunyai tingkat mendekripsikan diet yang dianjurkan, menjelaskan
pendidikan SD frekuensi 3 (100%). Pekerjaan ibu rasional dari diet yang dianjurkan, makan satu porsi,
rumah tangga dengan frekuensi 1 (33,3%), tidak menolak makan, turgor kulit kembali
pengangguran dengan frekuensi 1 (33,3%), dan membaik, wajah segar, mukosa bibir lembab, dan
bekerja dengan frekuensi 1 ( 33,3%). Subjek semua konjungtiva tidak anemis. Rencana tindakan
tidak minum obat anti diabetes dengan frekwensi 3 keperawatan yaitu ukur tanda-tanda vital dan
(100%). pengecekan GDS, pemberian diet dan kolaborasi
dengan subjek pemberian minuman dari rebusan
daun kelor.

(Alim & Yuliyanti, 2022) 72


Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Setya Medika p-ISSN 2528-7621
Vol.7, No.2: 70-77 e-ISSN 2579-938x

Implementasi Keperawatan PEMBAHASAN


Tindakan pertama yang dilakukan adalah Pengkajian Keperawatan
memeriksa keadaan umum, status nutrisi dan Data menunjukan karakteristik subjek dengan
pengecekan GDS. Didapatkan respon subjektif: rentang umur 70-80 tahun sejumlah 3 subjek.
subjek mengatakan lemas, makan setengah porsi, Menunjukan bahwa peningkatan risiko diabetes
kurang minat terhadap makan dan data objektif yaitu seiring dengan umur khususnya pada usia lebih dari
keadaan umum tampak lemah,tekanan darah 120- 40 tahun disebabkan karena adanya proses penuaan
125/80-85 mmHg, frekwensi respirasi 16-18 menyebabkan berkurangnya kemampuan sel β
kali/menit, denyut nadi 88-90 kali/menit, suhu: 36,7 pancreas dalam memproduksi insulin. Selain itu,
derajat celsius turgor kulit menurun, wajah pucat, pada individu yang berusia lebih tua terdapat
konjungtiva anemis, bibir kering berat badan penurunan aktivitas mitokondria di sel-sel otot
kurang, BB dengan rentang : 42-49kg, IMT dalam sebesar 35%, hal ini sesuai dengan teori menurut
kategori kurus (17-18) GDS: 320-375mg/dl. Azizah (2011), yaitu usia ≥45 tahun yang paling
Tindakan kedua yaitu pemberian rebusan daun banyak terjadinya risiko peningkatan kadar gula
kelor didapatkan respon subjektif pasien darah. Hal ini didasari bahwa usia dapat
mengatakan pahit. Respon objektif wajah pasien meningkatkan kejadian diabetes melitus karena
tampak kepahitan, rebusan daun kelor diminum. penuaan dapat menurunkan sensitivitas insulin
Tindakan ketiga yaitu pemberian diet DM sehingga dapat mempengaruhi kadar glukosa dalam
didapatkan respon subjektif subjek mengatakan darah. Umumnya manusia mengalami penurunan
makan menu yang disajikan dan menghabiskannya fisiologis yang secara drastis menurun dengan cepat
dan data objektif subjek tampak memakan diet yang pada usia setelah 40 tahun, salah satu yang
disediakan dan menghabiskan menu yang disajikan berdampak adalah pada organ pankreas itu sendiri.
dan menghabiskannya dengan satu porsi, minum Berdasarkan karakteristik subjek penelitian
sesuai dosis. sebagian besar berjenis kelamin perempuan dengan
Tabel 2. Hasil pengukuran GDS frekuensi 2. wanita lebih berisiko mengalami
Subjek Hari 1 Hari 7 Hari 14 diabetes melitus dikarenakan secara fisiologi wanita
1 320mg/dl 270mg/dl 214mg/dl memiliki kecenderungan terjadinya peningkatan
2 375mg/dl 324mg/dl 214mg/dl indeks massa tubuh yang lebih besar. Perbedaan
3 335mg/dl 285mg/dl 235mg/dl kadar hormon dan komposisi tubuh antara
(Sumber: data primer, 2022) perempuan dan laki-laki juga mempengaruhi
kejadian diabetes melitus, hal ini selaras dengan
Pengukuran selama 3 kali dalam 14 kali Halan et al (2020), yaitu jenis kelamin perempuan
pertemuan didapatkan hasil, pada hari pertama GDS memiliki risiko untuk terkena diabetes melitus lebih
ke tiga subjek yaitu GDS: 320-375mg/dl, dan BB besar dibandingkan dengan jenis kelamin laki-laki.
42-49kg. Saat pengukuran ke 3 di dapat GDS: 214- Sindroma siklus bulanan (premenstrual syndrome),
235mg/dl, dan BB 42,2-49,2kg. Terdapat perbedaan pasca menopause yang membuat distribusi lemak
dalam waktu penyembuhan dimana subjek satu tubuh menjadi mudah terakumulasi akibat proses
mengalami penurunan GDS yang signifikan di hormonal tersebut sehingga perempuan berisiko
bandingkan subjek dua dan tiga. menderita diabetes melitus.
Pendidikan seluruh subjek lulus SD dengan
Evaluasi Keperawatan frekuensi 3, orang dengan tingkat pendidikannya
Hasil evaluasi keperawatan untuk mengatasi rendah lebih berisiko menderita DM daripada orang
masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari yang berpendidikan tinggi. Orang dengan tingkat
kebutuhan tubuh, bahwa setelah dilakukan pendidikan rendah biasanya memiliki pengetahuan
implementasi keperawatan dengan penerapan yang sedikit tentang DM, hal ini sesuai dengan Falea
pemberian diet dan rebusan daun kelor yang et al, (2014) yaitu pasien DM yang memiliki tingkat
dilakukan selama 14 hari terhitung pada tanggal 20 pendidikan tinggi lebih mampu menyerap informasi
Mei sampai 3 Juni 2022 pada setiap akhir kunjungan yang diberikan petugas kesehatan jika mendapat
didapatkan hasil data subjektif: subjek mengatakan edukasi manajemen diabetes melitus. Sedangkan
segar, makan menu yang disajikan dan bagi pasien DM dengan tingkat pendidikan yang
menghabiskannya. Data objektif diperoleh subjek rendah memiliki keterbatasan kemampuan untuk
tampak segar, makan minum dengan porsi yang memahami informasi kesehatan yang diberikan, hal
disajikan, turgor kulit elastis, mukosa lembab, ini pada akhirnya dapat menjadi hambatan bagi
konjungtiva kemerahan, mukosa bibir lembab, pasien DM untuk memperoleh pengetahuan yang
tampak meminum ramuan daun kelor dan diperlukan terkait diabetes dan manajemen diabetes.
menghabiskannya, IMT:16-18 (kurus), BB: 42,2 - Berdasarkan pekerjaan ibu rumah tangga
49,2kg, GDS:214-235mg/dl. dengan frekuensi 1, pengangguran dengan frekuensi
1, dan bekerja dengan frekuensi 1. Menunjukkan
bahwa tingkat pekerjaan dapat mempengaruhi

(Alim & Yuliyanti, 2022) 73


Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Setya Medika p-ISSN 2528-7621
Vol.7, No.2: 70-77 e-ISSN 2579-938x

kejadian diabetes melitus karena kurangnya anemia) konjungtiva akan berwarna pucat yang
aktivitas fisik dapat berpengaruh terhadap kadar disebut dengan nama konjungtiva anemis. Mukosa
gula darah, hal ini sesuai dengan Risma (2019), bibir kering kondisi ketika mulut Anda terasa sangat
orang yang tidak memiliki perkerjaan berisiko lebih kering. Mulut mengering karena kelenjar air liur
besar terkena DM dibandingkan mereka yang tidak mampu menghasilkan cukup air liur untuk
memiliki pekerjaan kelompok kategori tidak bekerja melembapkan rongga mulut. Wajah pucat kondisi
cenderung kurang melakukan aktivitas fisik saat kecerahan warna kulit berubah menjadi tidak
sehingga proses metabolisme atau pembakaran normal. Kulit pucat kadang tampak pada seluruh
kalori tidak berjalan dengan baik. Aktivitas fisik tubuh, tapi lebih sering terjadi pada salah satu bagian
memegang peranan penting dalam upaya tubuh seperti muka pucat, wajah pucat, atau bibir
pencegahan diabetes melitus. pucat.Pucat umumnya disebabkan berkurangnya
Hasil pengkajian didapatkan subjek tidak aliran darah, seperti saat tubuh pingsan atau shock.
mengkonsumsi obat sebanyak 3 subjek tidak minum Muka pucat dapat juga menjadi gejala kurang darah
obat diabetes melitus berpengaruh sehingga akan atau berkurangnya sel darah merah/anemia.Ada
menaikan kadar gula darah dibandingkan yang tidak kalanya pucat menjadi reaksi dari emosi tertentu
minum obat, hal ini sesuai dengan Adikusuma seperti ketakutan. Namun bisa juga menjadi gejala
(2017) minum obat berpengaruh dengan kestabilan gangguan kesehatan serius seperti infeksi pembuluh
kadar gula darah, tidak hanya pada kepatuhan darah, anemia parah, atau frostbite/radang dingin.
minum obat saja pilar lain juga harus ikut serta turut Serta dalam pengkajian pola fungsional
beriringan dengan kepatuhan minum obat agar didapat pola makan ketiga subjek kurang minat pada
pengendalian kadar gula darah subjek diabetes makanan yaitu sikap yang berbeda terhadap
melitus ini berjalan dengan baik, pilar lainnya makanan yang menyebabkan seseorang mengubah
seperti edukasi, olahraga dan pola makanan harus perilaku dan kebiasaan makannya. Hal ini dapat
diikutsertakan dalam kehidupan sehari-hari agar menjadi kondisi serius yang berdampak negatif bagi
pengendalian kadar gula darah selalu dalam keadaan kesehatan, emosi, dan kemampuan seseorang dalam
normal. berbagai area kehidupan yang penting. Pada
Pengkajian dilakukan penulis pada tanggal 20 pengecekan kadar gula darah didapatkan GDS dan
Mei 2022 didapatkan keluhan utama dari ketiga GDP cukup tinggi kondisi naiknya kadar gula atau
subjek adalah mengatakan lemas yaitu kondisi glukosa di dalam darah. Kadar gula darah yang
ketika tubuh terasa tidak berenergi. Selain karena tinggi bisa membahayakan kesehatan, terutama pada
kelelahan, kondisi kesehatan tertentu juga bisa penderita diabetes. Oleh karena itu, penting bagi
menyebabkan badan terasa lemas. Selain itu, Anda untuk mengenali apa saja gejala gula darah
penggunaan obat-obatan dan masalah mental juga tinggi sejak dini.
bisa menjadi penyebab di balik badan lemas., Tanda dan gejala yang sering dijumpai dalam
mempunyai riwayat penyakit DM menahun menurut penyakit DM terutama dalam kurangnya nutrisi
pendapat Prabowo et al.,(2021) menunjukan bahwa tubuh sehingga terdapat penurunan berat badan serta
semakin lama seseorang menderita DM maka poliuria atau yang lebih dikenal dengan sering
semakin besar peluang untuk menderita kencing. Sehingga sesuai dengan teori Aspiani
hiperglikemia kronik yang pada akhirnya akan (2014) yaitu kadar gula darah tinggi akan berakibat
menyebabkan komplikasi DM berupa retinopati, pada proses filtrasi yang melebihi transport
nefropati, PJK, dan ulkus diabetikum. Sering BAK maksimum. Keadaan ini mengakibatkan terjadinya
menurut pendapat Aspiani (2014) yaitu kadar gula konsentrasi glukosa darah berlebihan dapat
darah tinggi akan berakibat pada proses filtrasi yang menimbulkan glukosuria. Kondisi glukosuria ini
melebihi transport maksimum. Keadaan ini selanjutnya menyebabkan diuresis osmotic sehingga
mengakibatkan terjadinya konsentrasi glukosa darah menimbulkan puliuria (sering kencing), puliuria ini
berlebihan dapat menimbulkan glukosuria. Kondisi dapat menyebabkan dehidrasi dan timbulnya
glukosuria ini selanjutnya menyebabkan diuresis polydipsia (sering merasa haus). Hal ini
osmotic sehingga menimbulkan puliuria (sering mengakibatkan glukosa yang keluar bersama urine
kencing). membuat subjek akan mengalami keseimbangan
Penurunan elastisitas turgor kulit merupakan protein negatif dan berat badan menjadi menurun.
suatu hasil dari mekanisme metabolisme tubuh yang Dari fakta yang ditemukan tanda dan gejala pada
tidak mampu bekerja dengan baik dan dapat juga ketiga subjek sesuai dengan teori yaitu subjek
menyerang kulit. Penurunan turgor kulit merupakan merasa lemas. Pada pengecekan kadar gula darah
kondisi kulit yang elastisitasnya buruk, karena didapatkan GDS dan GDP cukup tinggi. Hal
adanya faktor kekurangan kadar air sehingga timbul tersebut merupakan merupakan sekelompok
garis-garis halus dan kerut-kerut pada kulit Aspiani kelainan heterogen yang ditandai oleh peningkatan
(2014). Konjungtiva anemis merupakan lekukan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.
pada mata, normalnya konjungtiva itu berwarna Hiperglikemia didefinisikan sebagai kadar glukosa
kemerahan, pada keadaan tertentu (misal pada plasma puasa sama atau lebih dari 120 mg/dl dan

(Alim & Yuliyanti, 2022) 74


Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Setya Medika p-ISSN 2528-7621
Vol.7, No.2: 70-77 e-ISSN 2579-938x

gula darah sewaktu di atas 200 mg/dl (Aspiani, selama 14 hari. Menurut penelitian yang dilakukan
2014). oleh Syamra & Indrawati (2018), untuk waktu
pemberian diet DM dilakukan dalam 3 kali sehari
Diagnosis Keperawatan secara berturut-turut. Kemudian untuk pemberian
Hasil pengkajian dari ketiga subjek didapatkan rebusan daun kelor menurut Halan et al (2019),
data subjektif subjek mengatakan badannya terasa dilakukan selama 3 hari sekali secara berturut- turut.
lemas, kurang minat terhadap makanan. Data Rencana keperawatan pada studi kasus ini
objektif yaitu terdapat penurunan elastisitas turgor berfokus pada diagnosis keperawatan
kulit, konjungtiva anemis, mukosa bibir kering ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
wajah pucat hasil kadar gula darah di atas ambang tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan
normal. Menurut Maas et al. (2011) diagnosis mengabsorbsi zat gizi karena faktor biologik tujuan
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan
tubuh dengan tanda dan gejala mayor subjektif selama 14 x 24 jam diharapkan nutrisi terpenuhi
berupa subjek mengatakan badannya terasa lemas, dengan kriteria hasil mendekripsikan diet yang
kurang minat terhadap makanan, dan tanda dan dianjurkan wajah segar, mukosa bibir lembab, dan
gejala mayor objektif penurunan elasitas juga turgor konjungtiva tidak anemis (Maas et al.,2011).
kulit, konjungtiva anemis, mukosa bibir kering
wajah pucat hasil kadar gula darah di atas ambang Implementasi Keperawatan
normal. Berdasarkan rencana tindakan yang telah
Berdasarkan data dari ketiga subjek data-data disusun, untuk mengatasi ketidakseimbangan nutrisi
tersebut dapat dirumuskan diagnosis keperawatan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
menurut Maas et al. (2011) yaitu ketidakseimbangan ketidakmampuan mengabsorbsi zat gizi karena
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan faktor biologik dilakukan tindakan pada tiga subjek
dengan ketidakmampuan mengabsorbsi zat gizi selama 14 kali kunjungan. Peneliti menerapkan
karena faktor biologik. Dengan dibuktikan melalui implementasi pada tanggal 20 Mei sampai 3 Juni
tanda dan gejala mayor subjektif berupa subjek 2022. Tindakan yang dilakukan yaitu yang pertama
mengatakan badannya terasa lemas, kurang minat mengukur tanda-tanda vital, pengukuran GDS,
terhadap makanan, dan tanda dan gejala mayor GDP, dan IMT tindakan kedua yaitu pemberian diet
objektif penurunan elasitas juga turgor kulit, DM, peneliti menemukan bahwa setelah dilakukan
konjungtiva anemis, mukosa bibir kering wajah tindakan ada perubahan yang dialami subjek yaitu
pucat hasil kadar gula darah di atas ambang normal pemenuhan nutrisi pada subjek, hal ini sesuai hasil
penelitian Prabowo et al (2021), terapi pemberian
Perencanaan Keperawatan diet DM mempengaruhi status nutrisi DM sehingga
Tujuan dan kriteria hasil yang ditetapkan pemenuhan nutrisi tercukupi. Kendala yang dialami
peneliti untuk mengatasi kebutuhan nutrisi pada selama tindakan dilakukan yaitu kurangnya
penderita diabetes melitus sesuai dengan SMART pengawasan konsumsi makanan lain terhadap
terdiri dari: S (spesific): untuk pemenuhan nutrisi, M subjek penelitian karena keterbatasan peneliti tidak
(measurable): setelah diberikan diet DM dan mendampingi 24 jam di rumah.
rebusan daun kelor mukosa bibir lembab, wajah Tindakan ketiga yaitu melakukan kolaborasi
segar, mata tidak anemis, A (achiavable): dengan subjek penggunaan rebusan daun kelor,
melakukan pemberian diet DM dan rebusan daun peneliti menemukan bahwa setelah dilakukan
kelor pada penderita DM pemenuhan nutrisi tercapai tindakan ada perubahan yang dialami seluruh subjek
sebagian dengan menunjukan wajah segar, mukosa pada hari ke 7 penelitian diantaranya adanya
bibir lembab, dan konjungtiva tidak anemis, R penurunan kadar gula darah dalam tubuh, akan
(reasonable): melakukan pemberian diet DM dan tetapi penurunan tidak sama antar subjek. Hal ini
rebusan daun kelor pada penderita DM sudah sesuai hasil penelitian Halan, et al (2019) bahwa
terbukti berhasil dalam penelitian. Menurut subjek mengalami penurunan kadar gula darah yang
beberapa peneliti yaitu hasil penelitian Prabowo et signifikan, subjek mengatakan penurunan kadar
al (2021), kualitas diet yang baik berdampak positif gula darah rata-rata 50-70mg/dl. Kendala yang
pada kadar glukosa darah penderita DM, dimana dialami selama dilakukan tindakan yaitu subjek
lebih terkontrol dengan baik. Menurut penelitian hanya meminum sedikit rebusan daun kelor
Age, (2021), daun kelor memiliki kandungan sebanyak 85cc karena rasanya kurang enak, upaya
flavonoid mampu mengikat radikal bebas sehingga yang telah dilakukan dengan memberikan edukasi
dapat mengurangi stres oksidatif. Berkurangnya kepada subjek bahwa rebusan daun kelor
stres oksidatif dapat mengurangi resistensi insulin mempunyai kandungan yang berguna untuk
dan mencegah perkembangan disfungsi dan menurunkan kadar gula darah.
kerusakan sel β pankreas, T (time): waktu pemberian Berdasarkan tindakan yang telah dilakukan
diet DM diberikan setiap hari selama 14 hari dan sebanyak 3 kali dalam sehari selama 14 hari
rebusan daun kelor diberikan selama 3 hari sekali didapatkan hasil bahwa subjek mengalami

(Alim & Yuliyanti, 2022) 75


Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Setya Medika p-ISSN 2528-7621
Vol.7, No.2: 70-77 e-ISSN 2579-938x

pemenuhan nutrisi dan kadar gula darah. pemberian diet DM dan rebusan daun kelor terhadap
Pemenuhan nutrisi dan penurunan gula darah terjadi pemenuhan nutrisi dan penurunan kadar gula darah.
secara bertahap pada hari ke 7 penelitian mulai dari Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Partika et al
konjungtiva kembali normal dengan warna (2018), bahwa ada pengaruh gizi terhadap
kemerahan dan mukosa bibir kembali lembab. peningkatan kepatuhan diet pasien diabetes melitus
Pemenuhan nutrisi dan penurunan gula darah dari 3 tipe 2. Penelitian oleh Age (2021) bahwa pengaruh
subjek terdapat perbedaan dimana subjek 1 dan 3 pemberian rebusan daun kelor terhadap penurunan
cenderung lebih cepat dalam pemenuhan nutrisi dan kadar glukosa darah diabetes melitus. Faktor yang
penurunan gula darah, sedangkan subjek 2 mempengaruhi hasil dari ke 3 subjek yaitu
mengalami pemenuhan nutrisi dan penurunan gula kurangnya pengawasan terhadap subjek penelitian
darah cenderung lambat, menurut peneliti hal ini karena keterbatasan peneliti dalam proses penelitian
disebabkan karena faktor lama diabetes militus yang ini sesuai dengan hasil penelitian Prabowo et al
sudah diderita. Hal ini sejalan dengan pendapat (2021), bahwa tingkat kepatuhan diet penderita DM
Prabowo et al (2021), menunjukan bahwa semakin menyebabkan sulit tercapainya tingkat kadar gula
lama seseorang menderita DM maka semakin besar darah dan program diet yang direncanakan.
peluang untuk menderita hiperglikemia kronik yang Hasil evaluasi hari terakhir 2 Juni 2022
pada akhirnya akan menyebabkan komplikasi DM masalah pada ketiga subjek teratasi sebagian, karena
berupa retinopati, nefropati, PJK, dan ulkus lama dalam menderita DM berpengaruh terhadap
diabetikum. pemenuhan nutrisi tubuh, dengan indikasi keluhan
Terdapat pula perbedaan dalam waktu lemas/lesu menurun, kadar glukosa dalam darah
penyembuhan dimana subjek 1 dan subjek 3 membaik turgor kulit kembali membaik, wajah
pemenuhan nutrisi dan penurunan kadar gula darah segar, mukosa bibir lembab, dan konjungtiva tidak
lebih cepat terjadi pada hari ke 7 dan subjek 2 yang anemis. Berdasarkan data tersebut pemberian diet
pemenuhan nutrisi dan penurunan kadar gula darah dan rebusan daun kelor dapat berpengaruh dalam
lebih lama terjadi di hari ke 14, menurut peneliti hal penurunan gula darah dan pemenuhan nutrisi pada
ini disebabkan karena pemenuhan nutrisi dan ketiga subjek.
penurunan kadar gula darah setiap subjek berbeda,
karena faktor lama sakit DM semakin lama subjek KESIMPULAN
sakit DM maka semakin lama dalam proses Pemberian diet dan rebusan daun kelor dapat
pemenuhan nutrisi dan penurunan kadar gula darah. mengatasi masalah nutrisi kurang dari kebutuhan
Sesuai dengan pendapat Loviana et al (2015), bahwa pada lansia diabetes melitus di desa Jatimalang.
semakin lama seseorang menderita DM maka Saran untuk peneliti selanjutnya agar
semakin besar peluang untuk menderita mengembangkan variabel lain terkait intervensi
hiperglikemia kronik yang pada akhirnya akan keperawatan komplementer dalam pengelolaan
menyebabkan komplikasi DM berupa retinopati, klien dengan diabetes mellitus.
nefropati, PJK, dan ulkus diabetikum.
DAFTAR PUSTAKA
Evaluasi Keperawatan Adikusuma, W., & Qiyaam, N. (2017). Hubungan
Hasil evaluasi peneliti pada 3 subjek pada tingkat kepatuhan minum obat
tanggal 20 Mei sampai 3 Juni 2022 menggambarkan antidabetik oral terhadap kadar
kondisi 3 subjek sudah mulai membaik hal ini hemoglobin triglikasi (HbA1C) pada
ditandai dengan pemenuhan nutrisi dan penurunan subjek diabetes mellitus tipe 2, 279-286.
kadar gula darah. Hasil penelitian ini sudah sesuai Age. S.P. (2021). Pengaruh Pemberian Rebusan
dengan kriteria hasil yang diterapkan peneliti pada Daun Kelor Terhadap Penurunan Kadar
tahap perencanaan keperawatan yaitu Glukosa Darah Diabetes melitus.Journal
mendekripsikan diet yang dianjurkan, menjelaskan Health and Science ; Gorontalo journal
rasional dari diet yang dianjurkan. untuk keluhan health & Science Community, Vol.5 (2)
lemas/lesu menurun, kadar glukosa dalam darah Aspiani R.Y. (2014). Buku Ajar Asuhan
membaik turgor kulit kembali membaik, wajah Keperawatan Gerontik Jilid 2. Jakarta:
segar, mukosa bibir lambab, dan konjungtiva tidak TIM.
anemis. Aspiani, R.Y. (2014). Buku Ajar Asuhan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan Keperawatan Gerontik Aplikasi Nanda,
dapat peneliti simpulkan sebelum tindakan NIC, dan NOC. Jakarta: Trans Info
kurangnya pemenuhan nutrisi dan penurunan kadar Media.
gula darah sebanyak 3 dan setelah tindakan Azizah, L.M. (2011). Keperawatan Lanjut Usia.
pemenuhan nutrisi dan penurunan kadar gula darah Yogyakata: Graha Ilmu.
didapatkan ketidak cukupan pemenuhan nutrisi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2019.
sebanyak 1 dan pemenuhan nutrisi dan penurunan Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
kadar gula darah sebanyak 2, jadi terdapat pengaruh 2019: Dinkes Jateng.

(Alim & Yuliyanti, 2022) 76


Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Setya Medika p-ISSN 2528-7621
Vol.7, No.2: 70-77 e-ISSN 2579-938x

Felea, M.G, Covrigb, M., Mirceab, and Naghib. Dyanneza Frieska, Apriningsih
(2014). Socioeconomic Status and Risk Hendrastutik, Indriani Astri T. (2021).
of Type 2 Diabetes melitus amongan Peningkatan Pengetahuan Diet Diabetes,
Elderly Group Population in Romania. Self Management Diabetes dan
Procedia Enomics and Finance 10 ( 2014 Penurunan Tingkat Stres Menjalani Diet
) 61 – 67. pada subjek Diabetes melitus Tipe 2 di
Halan. Sarah O, Woda. Rahel R, Setianingrum & Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret
Elisabeth L.S, (2019). Pengaruh Jurnal Warta LPM. Volume 24 (2)
Pemberian Jus Daun Kelor (Moringa Risma, D. (2019).Gambaran Karakteristik Penderita
Oleifera) Terhadap Kadar Glukosa Darah Diabetes Mellitus Yang Berobat Jalan Ke
Puasa Pada Orang Dewasa Dengan Poli Interna Rsup H. Adam Malik Medan
Risiko Diabetes melitus Tipe 2 Di Tahun 2019. [Skripsi] Medan: Politeknik
Wilayah Kerja Puskesmas Oebobo Kota Kesehatan Kementerian Kesehatan
Kupang. Cendana Medical Journal, Vol Medan
18 (3) Rudini, D., Yusnilawati., Sulistiawan. (2018).
Kemenkes RI. (2019). Laporan Provinsi Jawa Analisis Pengaruh Kepatuhan Pola Diet
Tengah: RISKESDAS 2018. Jakarta: Terhadap Kadar Gula Darah DM Tipe II.
Penerbit Balitbangkes. Jurnal Keperawatan Universitas Jambi
Loviana, R. R., Rudy, A., & Zulkarnain, E. (2015). No. 3 Vol. 2.
Artikel Penelitian Faktor Risiko Terjadinya Syamra,A. Indrawati,A. (2018). Pemberian Rebusan
Ulkus Diabetikum pada Pasien Diabetes Daun Kelor Terhadap Penurunan Kadar
Mellitus yang Dirawat Jalan dan Inap di Gula Darah Pada Pasien Penderita
RSUP Dr . M . Jurnal Kesehatan Andalas, Diabetes Mellitus. Jurnal media
4(1), 243–248. Laboran.8,2 (Nov.2018),50-55.
Maas, Meridean L., Buckwalter, Kathleen D., https://uit.ejournal.id/MedLAb/citationst
Hardy, Marry D., Tripp-Reimer, Toni., ylelanguage/get/acm-sig-
Titler, Marita G., Specht, Janet P. 2011. proceedings?submissionId=464
Asuhan Keperawatan Geriatrik. Jakarta: Sholikhah, W. S. (2018). Publikasi Karya Ilmiah
EGC. Hubungan Antara Usia, Indeks
Pardede, G.,B. (2020). Efektifitas Pemberian Air MassaTubuh dan Tekanan Darah dengan
Rebusan Daun Kelor Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah pada Lansia.
Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Melitus Tipe II Tahun 2020. Surakarta
Partika Rika , Angraini Dian Isti , Fakhruddin Hanif. Wedick,N.M.,An.P.,Aedin,Ceric,B.R,Laura
(2018). Pengaruh Konseling Gizi Dokter S.,Bernard,R.(2012). Diettary Flavonoid
terhadap Peningkatan Kepatuhan Diet Intakes and Risk of Type 2 Diabetes in
subjek Diabetes melitus Tipe 2. Majority, US men and Women. AJCN. Vo 5
Volume 7 (3) (4):925-933
Prabowo Nurhasan A, Ardyanto Tonang D, Hanafi WHO.(2021).DiabetesMellitus.https://www.who.in
Muchtar , Kuncorowati Niken DA, t/newsroom/factsheets/detail/diabetes

(Alim & Yuliyanti, 2022) 77

Anda mungkin juga menyukai