Anda di halaman 1dari 13

ISSN 2775-8958678

Artikel Review

PERILAKU PERAWATAN DIRI LANSIA DENGAN DIABETES


MELITUS TIPE 2
Denny Susanto
Magister Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

Abstrak
Latar Belakang: Diabetes melitus tipe 2 adalah penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan gula darah,
dan lebih sering buang air kecil pada malam hari, sering merasa haus dan lapar. Diabetes melitus tipe 2 terjadi
karena produksi insulin mengalami kerusakan. Insulin yang mengalami kerusakan tidak dapat melakukan tugas
dalam mengubah gula menjadi energi, sehingga gula dalam darah meningkat. Penyakit diabetes melitus tipe 2
lebih sering didapatkan pada usia menua (lansia). Peningkatan diabetes melitus tipe 2 terjadi karena pola hidup
sehat yang tidak efektif, perawatan diri, dan hambatan yang didapatkan selama proses perawatan. Meskipun telah
banyak penelitian yang melakukan tinjauan literatur perawatan diri dan hambatan dalam proses perawatan diabetes
melitus tipe 2, namun hanya sedikit yang berfokus pada pasien lansia. Tujuan: Merangkum dan membahas seluruh
proses perawatan diri diabetes melitus tipe 2 pada pasien lansia. Metode: Tinjauan literatur dengan cara
marangkum seluruh artikel penelitian yang berhubungan dengan perawatan diabetes melitus tipe 2 dengan fokus
pada lansia. Pencarian artikel melalui Pubmed, Plos one, Science Direct dan DOAJ dengan hasil keseluruhan
artikel setelah dilakukan critical appraisal berjumlah 3 artikel penelitian yang dibuat rangkuman dan dilakukan
pembahasan. Hasil: Proses perawatan diri pasien lansia diabetes melitus tipe 2 meliputi diet rutin, aktivitas fisik
teratur dan kepatuhan pengobatan serta terapi insulin. Kesimpulan: Perawatan diri pasien lansia diabetes melitus
tipe 2 yang meliputi diet, aktivitas fisik, kepatuhan pengobatan dan terapi insulin memberi manfaat dan keuntungan
besar dalam menormalkan kadar glukosa dalam darah.

Kata Kunci : Diabetes Melitus Tipe 2, Lansia, Perawatan Diri.

Self-Care Behavior In The Elderly With Diabetes Mellitus Type 2


Abstrack
Background: Diabetes mellitus type 2 is a chronic disease characterized by increased blood sugar, and frequent
urination at night, often feeling thirsty and hungry. Diabetes mellitus type 2 occurs because insulin production is
damaged. Damaged insulin cannot do its job in converting sugar into energy, so the sugar in the blood increases.
Diabetes mellitus type 2 is more common in old age (elderly). The increase in type 2 diabetes mellitus occurs due
to ineffective healthy lifestyles, self-care, and obstacles that are encountered during the treatment process.
Although many studies have reviewed the literature on self-care and barriers to the treatment process for type 2
diabetes mellitus, only a few have focused on elderly patients. Objective: Summarize and discuss the entire
diabetes mellitus type 2 self-care process in elderly patients. Method: A literature review by summarizing all
research articles relating to diabetes mellitus type 2 treatment with a focus on the elderly. Searching for articles
through Pubmed, Plos one, Science Direct and DOAJ with the results of all the articles after a critical appraisal
totaled 3 research articles which were summarized and discussed. Results: The self-care process of elderly diabetes
mellitus type 2 patients includes routine diet, regular physical activity and medication adherence and insulin
therapy. Conclusion: Self-care of elderly patients with diabetes mellitus type 2 which includes diet, physical
activity, medication adherence and insulin therapy provides great benefits and advantages in normalizing blood
glucose levels.

Keywords: Elderly, Self-care, Diabetes mellitus type 2

Korespondensi:
Denny Susanto, Magister Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Banjarmasin, Jl. S. Parman, Kalimantan Selatan,
Indonesia 70115, Tel,- +62 852-5678-9848, Email : dennyriset79@gmail.com
Received: 10/02/2021 Revised: 26/03/2021 Accepted: 27/04/2021

39
Susanto, D (2021) Perilaku perawatan diri lansia dengan diabetes mellitus tipe 2

LATAR BELAKANG progresif dalam menghasilkan dari sel β


Diabetes mellitus tipe 2 adalah (Kalin et al., 2017).
penyakit kronis yang terjadi akibat insulin Banyak dengan diabetes melitus tipe
yang diproduksi oleh penkreas mengalami 2 memiliki kekurangan insulin relatif dan
kerusakan atau resistensi insulin sehingga pada awal penyakit tingkat insulin absolut
insulin tidak melakukan tugasnya dalam meningkat dengan resistensi terhadap aksi
mengubah gula menjadi energi. Insulin insulin (Alsaraj, 2015). Kebanyakan orang
adalah hormon yang menjaga agar gula dengan diabetes melitus tipe 2 mengalami
dalam darah tetap dalam keadaan normal. kelebihan berat badan, dan obesitas yang
Diabetes melitus tipe 2 ditandai dengan dapat menyebabkan atau memperburuk
peningkatan gula dalam darah sehingga resistensi insulin (Alsaraj, 2015; Czech,
pada umumnya seseorang akan merasakan 2017). Kegemukan dengan menggunakan
gejala poliuri (banyak kencing), polidipsi kriteria Indeks Massa Tubuh (IMT) yang
(sering merasa haus), polifagi (sering abnormal memiliki proporsi lemak tubuh
merasa lapar). Diabetes melitus tipe 2 yang lebih tinggi didistribusikan terutama
semakin meningkat pada negara negara di daerah perut, menunjukkan adipositas
yang berpenghasilan menengah dan rendah visceral dibandingkan dengan orang tanpa
(World Health Organization, 2018). diabetes (Mohammed, 2017).
World Health Organization (WHO) Indoensia termasuk negara yang
menyebutkan jumlah kasus keseluruhan berpenghasilan menengah dengan
diabetes mellitus dari Tahun 1980 – 2014 prevalensi diabetes melitus berdasarkan
berjumlah 422 juta jiwa (WHO, 2018). kelompok usia, yang tertinggi adalah usia
Diabetes mellitus tipe 2 menyumbang menua atau lansia (Khairani, 2018).
antara 90% dan 95% dari diabetes, dengan Diabetes mellitus mengalami peningkatan
proporsi tertinggi di negara-negara dengan jumlah kasus pada Tahun 2013
berpenghasilan rendah dan menengah. hingga 2018 yaitu 6,9% menjadi 8,5%.
Diabetes melitus tipe 2 termasuk masalah Indonesia saat ini memasuki periode
kesehatan global yang umum dan serius peningkatan lansia dengan jumlah 18 juta
yang telah berevolusi dalam kaitannya lansia Tahun 2010 hingga Tahun 2019
dengan perubahan budaya, ekonomi dan menjadi 25,9 juta jiwa dan perkiraan jumlah
sosial yang cepat, populasi yang menua, lansia pada Tahun 2035 sebesar 48,2 juta
peningkatan dan urbanisasi yang tidak jiwa lansia (Kementrian Kesehatan RI,
terencana, perubahan pola makan seperti 2019). Berdasarkan data Riset Kesehatan
peningkatan konsumsi makanan olahan Dasar Tahun 2018, prevalensi kasus
tinggi dan minuman manis, obesitas, diabetes mellitus berdasarkan umur 55-64
berkurangnya aktivitas fisik, pola hidup dan Tahun berjumlah 6,3% (79.919) jiwa, 65-74
pola perilaku yang tidak sehat, malnutrisi Tahun berjumlah 6,0% (38.572) jiwa, usia
janin, dan peningkatan paparan janin 75 Tahun lebih 3,3% (17.821) jiwa (Riset
terhadap hiperglikemia selama kehamilan Kesehatan Dasar, 2018).
(WHO, 2016). Faktor utama yang mendukung
Disfungsi sel-β diperlukan untuk bertambahnya jumlah kasus diabetes
mengembangkan diabetes melitus tipe 2 mellitus tipe 2 ini meliputi genetik, berat
mengakibatkan terjadinya kemunduran badan berlebih dan obesitas, gaya hidup
yang menetap dan makin memburuk,

40
Susanto, D (2021) Perilaku perawatan diri lansia dengan diabetes mellitus tipe 2

peningkatan diet yang memperburuk yang positif dalam pencegahan pada tingkat
kondisi kesehatan seperti konsumsi daging individu, keluarga, kelompok khusus dan
merah berlebih dan olahan manakan yang komunitas. Ada 3 fokus utama yang
dimaniskan (Wu et al., 2014; Zheng, Ley & meliputi perilaku hidup sehat, pemeriksaan
Hu, 2017). Usia menua adalah kelompok kesehatan rutin, meningkatkan pelayanan
rentan terhadap hampir seluruh penyakit kesehatan ditingkat pertama atau primer
kronis (Barzilai, Cuerco, & Austad, 2018). (Kementerian Kesehatan RI, 2018).
Usia yang semakin tua, menyebabkan Pengendalian diabetes mellitus meliputi
gangguan fusngsi dan sekresi insulin, promosi kesehatan (menciptakan
penurunan sensivitas insulin pada lansia lingkungan yang kondusif, gaya hidup
secara bertahap, dapat berefek pada sehat, deteksi dini dan konseling), deteksi
toleransi glukosa dalam darah, kematian dini diabetes mellitus terkait faktor resiko
sel-β karena induksi kegagalan fungsi yang terstruktur, pengendalian diabetes
mitokondria (Chia, Egan, & Ferrucci, mellitus dan komplikasi (penatalaksanaan
2018). Penuaan menyebabkan stres kasus, pencegahan komplikasi dan
oksidatif, penurunan fungsi hingga rehabilitasi) (Kementrian Kesehatan RI,
kerusakan DNA, eksaserbasi peradangan 2014).
kronis sitemik, penurunan fungsi Perawatan diri adalah upaya yang
mitokondria dan pada akhirnya seluruh dilakukan individu tertentu untuk
gangguan berkontribusi pada gangguan mengubah perilaku sehat yang berefek pada
metabolisme tubuh (Tchkonia & Kirkland, perbaikan perilaku gaya hidup sehat untuk
2018). mempertahankan dan atau meningkatkan
Upaya pemerintah Indonesia dalam kelangsungan hidup, serta kesejahteraan
pencegahan dan pengendalian diabetes dalam pemenuhan kebutuhan dasar
mellitus dengan cara melakukan kesehatan (Denyes et al., 2001;
pemantauan teratur yang berkelanjutan Bodenheimer et al., 2002). Perawatan diri
dalam perkembangan faktor-faktor resiko dilakukan untuk menjaga kesehatan fisik,
yang meningkatkan kejadian diabetes mental dan emosional. Praktik perawatan
mellitus. Pelaksanaan pencegahan dan diri secara umum dilakukan dengan
pengendalian penyakit tidak menular melibatkan berbagai aspek yang meluputi
termasuk diabetes mellitus, pemerintah makanan, aktivitas fisik, pengobatan,
Indonesia mengusung tema dengan emosional, istirahat tidur dan perawatan
singkatan CERDIK yaitu Check health dokter (Tomky et al., 2008). Praktik
status routine and regularly, Encourage to perawatan diri secara umum meliputi usia,
avoid smoking and other tobacco product, jenis kelamin, kondisi pertumbuhan dan
Raise physical activity, Daily consumption perkembangan, gaya hidup, sistem
with healthy diet, Implement adequate rest, pelayanan kesehatan dan sumber daya yang
Keep balance between body and mind disediakan (Denyes et al., 2001).
(Kementrian Kesehatan RI, 2018). Telah banyak tinjauan literatur dan
Fokus pemerintah Indonesia dalam tinjauan sistematis tentang perawatan diri
pencegahan dan penanganan untuk diabetes mellitus, namun tinjauan yang
menurunkan angka kejadian diabetes dilakukan berfokus pada perawatan diri
mellitus berkaitan dengan perubahan diabetes melitus tipe 2 yang dilakukan pada
perilaku dan menumbuhkan lingkungan karakteristik partisipan secara umum.

41
Susanto, D (2021) Perilaku perawatan diri lansia dengan diabetes mellitus tipe 2

Untuk itu, tinjauan literatur ini difokuskan


pada usia menua dengan meninjau Kriteria kelayakan
perawatan diri dan hambatan selama proses Tinjauan literatur memiliki kelayakan
perawatan diabetes melitus tipe 2 pada naskah yang akan digunakan dalam proses
lansia. Kesenjangan pengetahuan diabetes tinjauan. Naskah yang akan ditunjau berupa
melitus tipe 2 tentang efikasi diri, jenis penelitian deksriptif kualitatif yang
perbedaan jenis kelamin, dan pengaruh menjelaskan informasi tentang perawatan
sosial berhubungan dengan literasi diri dan hambatan selama proses perawatan.
kesehatan yang dapat meningkatkan praktik Partisipan berfokus pada lansia serta naskah
selama masa perawatan diabetes melitus yang dipublikasi berbahasa Indonesia dan
tipe 2 (Caruso et al., 2017). Inggris. Naskah penelitian wajib memiliki
Tinjauan sitematis tentang keefektifan komponen naskah standar atau teks
intervensi diet diabetes melitus tipe 2 lengkap.
ditemukan dapat memodulasi mikrobiota
usus dan menurunkan kadar glukosa darah Partisipan
dalam tubuh (Houghton et al., 2018). Responden dalam suatu naskah penelitian
Konsumsi telur hingga 7 butir perminggu yang ditinjau memiliki karakteristik lansia
dapat dilakukan pada pasien normal, namun dan diabetes mellitus tipe 2 serta aktif dalam
khusus pasien diabetes melitus tipe 2 harus perawatan diri. Keseluruhan naskah dan
sesuai dengan gaya hidup sehat dengan responden yang digunakan tidak memiliki
alasan telur memiliki faktor resiko terkait batasan negara tempat tinggal responden
diabetes melitus tipe 2 (Geiker et al., tersebut.
2017). Berdasarkan latar belakang diatas,
maka rumusan masalah dalam kasus diatas Pengaturan dan Kerangka Waktu
yaitu “bagaimana perawatan diri lansia Pencarian naskah dimulai pada tanggal 4
dengan diabetes mellitus tipe dua. Desember – 28 Januari 2021 dengan
memulai pada pencarian di basis data
METODE Pubmed dengan jumlah yang didapatkan
600 naskah, Plos One 50 naskah, Science
Strategi Pencarian
Direct 120 naskah, DOAJ 300 naskah.
Pencarian naskah publikasi yang
Terjemahan naskah berbahasa Inggris
berhubungan dengan perawatan diri dan
dilakukan secara sederhana dengan
hambatan proses perawatan diabetes
meminta bantuan penerjemah selama 8 hari
mellitus tipe 2 pada lansia dengan cara
proses terjemahan naskah selesai. Tinjauan
mengekses basis data Pubmed, Plos One,
literatur ini dilakukan diseluruh lokasi
Science Direct dan DOAJ. Kata kunci yang
layanan kesehatan primer dan perawatan
digunakan dalam pencarian adalah self-care
diri pasien lansia selama dirumah. Naskah
AND diabetes mellitus dan juga
yang akan dilakukan tinjauan literatur
menggunakan barriers OR self-care OR
dalam rentang 10 tahun terakhir terhitung
diabetes mellitus. Sedangkan pencarian
dimulainya publikasi dalam jurnal tersebut.
jurnal nasional menggunakan basis data
Google Scholar dan Portal Garuda dengan
Kriteria Eksklusi
menggunakan metode pencarian dan kata
Naskah yang tidak diambil untuk tinjauan
kunci yang sama dalam bahasa Indonesia.
literatur memiliki kriteria antara lain: (1)

42
Susanto, D (2021) Perilaku perawatan diri lansia dengan diabetes mellitus tipe 2

Naskah konferensi, (2) Surat ke editorial (3) Manajemen Data


Hanya sebatas abstrak. Kualitas dan
Pengolahan naskah dimulai dari
kuantitas naskah juga dipertimbangkan
pengumpulan keseluruhannaskah yang
dalam tinjauan literatur seperti indeks jurnal
didapatkan dari hasil pencarin di basis data.
dan jumlah sitasi.
Naskah yang dikumpulkan dibagi menjadi 2
kelompok, yaitu naskah yang berkaitan
Sumber Daya Informasi
dengan perawatan diri. Sedangkan
Sumber daya informasi dalam naskah
kelompok kedua adalah naskah yang
berdasarkan deskripsi yang meliputi basis
membahas terkait hambatan selama proses
data elektronik, berbagai jurnal nasional
perawatan diabetes mellitus tipe 2 yang
dan internasional yang telah diakui atau
dilakukan dirumah dan dilayanan kesehatan
terindeks oleh SINTA untuk jurnal nasional
primer. Kemudian naskah diterjemahkan
dan Scopus untuk jurnal internasional.
oleh pihak penerjemah yaitu sebanyak 8
Basis data yang digunakan secara umum
naskah. Naskah yang telah selesai
lebih banyak melalui Pubmed, Plos One,
diterjemahkan, dilakukan kritisi
Science Direct dan DOAJ. Namun, basis
menggunakan critical appraisal penelitian
data lain juga digunakan untuk
kualitatif. Naskah yang tidak memenuhi
mendapatkan naskah terkait tinjauan
syarat kelayakan untuk tinjauan literatur
literatur seperti jurnal nasional yang
tidak dilanjutkan dalam proses sintesis.
menggunakan basis data Google Scholar
dan Portal Garuda. Sintesis Data
Setelah keseluruhan naskah yang
Proses Seleksi didapatkan melalui proses dan tahapan
Prose seleksi naskah awalnya melihat sebelumnya. Tindakan akhir dari
kelengkapan suatu naskah tinjauan yang keseluruhan naskah adalah proses
meliputi judul naskah berhubungan dengan melakukan sintesis data dalam naskah
perawatan diabetes mellitus pada lansia dan penelitian masing-masing yang telah
lokasi penelitian yang digunakan adalah terkumpul. Sintesis data dilakukan
layanan kesehatan primer atau layanan mengambil judul, penulis, tahun publikasi,
kesehatan tingkat dasar (misalnya: hasil penelitian dan dilanjutkan dengan
Puskesmas, Klinik, Praktik dokter dan temuan-temuan akhir dari sebuah penelitian
Praktik perawat). Mengekstrak jenis yang terdapat dalam masing-masing
penelitian dan mengambil penelitian yang naskah. Sintesis data selanjutnya adalah
menggunakan metode kualitatif. pembahasan naskah tersebut yang meliputi
Melakukan critical appraisal dengan perawatan diri lansia dan pengelompokkan
menggunakan format tool Joanna Briggs seluruh tindakan perawatan diri terkait
Institute(https://joannabriggs.org/ebp/critic diabetes mellitus tipe 2 yang dilakukan
al_appraisal_tools) yaitu daftar periksa lansia selama dirumah dan layanan
untuk metode penelitian kualitatif. kesehatan primer. Hambatan selama
perawatan dimasukkan dalan tinjauan
literatur dengan cara yang sama.

43
Susanto, D (2021) Perilaku perawatan diri lansia dengan diabetes mellitus tipe 2

HASIL perawatan yang tepat, kontrol gula darah,


Perawatan diri lansia dengan diabetes kurangi resiko komplikasi, pengobatan dini.
melitus tipe 2 meliputi pengetahun Kegiatan perawatan diri pada lansia dengan
perawatan diri, diet rutin, olahraga, T2DM dapat dilihat pada Tabel 1 berikut
ini:

Tabel 1. Perawatan Diri Lansia Dengan Diabetes Melitus tipe 2


Penulis Tujuan Metode Temuan
(Tahun)
Guasch-ferré Meringkas Narrative review Asupan polifenol dapat bermanfaat bagi
et al., (2017) bukti dari uji of the Evidence pasien dengan resistensi insulin
klinis dan
studi
prospektif
obsevasional
yang
berkaitan
dengan diet
polifenol
Metsämarttila Mengetahui Randimzation Aktivitas fisik memiliki manfaat
et al., (2018) pengaruh Control Trial terhadap stabilitas kadar glukosa darah
aktivitas fisik dan berjalan >10.000 langkah/hari
terhadap memiliki efek menguntungkan pada
glukosa darah penurunan kolesterol
pada pasien
pradiabetes
dan diabetes
melitus tipe 2
Yom-Tov et Membantu Smartphone- Aktivitas fisik yang dilakukan secara
al., (2017) pasien based berkelanjutan sesaui jadwal setiap hari,
diabetes padometer bermanfaat dan membantu menurunkan
melitus tipe 2 kadar glukosa darah
untuk
meningkatkan
aktivitas fisik

dilakukan penelitian, terutama asupan


makanan yang mengandung polifenol.
Diet Sehat Teratur
Sumber makanan utama yang mengandung
Asupan makanan untuk pasien polifenol dapat dilihat pada Tabel 2
diabetes melitus tipe 2 telah banyak dibawah ini: .

44
Susanto, D (2021) Perilaku perawatan diri lansia dengan diabetes mellitus tipe 2

Tabel 2. Makanan dengan Kandungan Polifenol


Polifenol Senyawa Makanan
Polifenol Apel, jeruk, anggur, kopi, minyak zaitun,
lengkap bubuk kakao, teh, kacang-kacangan, cengkeh
dan peppermint kering
Flavonoid Flavon Minyak zaitun murni, roti
gandum dan biji seledri
Flavonol Bayam, bawang merah, kacang-kacangan,
caper dan kunyit
Flavanol Anggur merah, persik, apel dan bubuk
kakao
Flavanon Jeruk /jus jeruk dan jeruk grapefruit
Isoflavon Tepung kedelai dan kacang kedelai olahan
seperti pasta dan kedelai panggang
Antosianin Buah ceri, kacang almon dan blueberry
Asam fenolik Asam benzoat Minyak zaitun, kenari,
anggur merah, jus delima
dan cengkeh
Asam Kopi, minyak jagung dan kentang
sinamat

Diet rendah kalori dan puasa intermiten mempengaruhi kadar hemoglobin A1c
ditemukan dapat menurunkan jumlah lemak (HbA1c) serta menimbulkan rasa kenyang
dalam tubuh dan meningkatkan lebih lama sehingga kebutuhan konsumsi
metabolisme tubuh saat puasa. Praktik yang makanan yang mengandung kadar glukosa
dipertahankan dapat memberikan efek menurun (Kondo et al., 2017). Hasil
menguntungkan terutama pada pasien penelitian Chen et al., (2018) mememukan
diabetes melitus tipe 2 (Zubrzycki et al., meningkatkan konsumsi nabati setiap hari,
2018). Penemuan lain, bahwa pasien diet dapat menurunkan resistensi insulin pada
tinggi serat dapat menormalkan pasien diabetes melitus tipe 2 dan
Hemoglobin A1c (HbA1c), menjaga berat pradiabetes.
badan normal, dan kestabilan profil lipid
serta efek dari HbA1c yang memproduksi Aktivitas Fisik Teratur
Glucagon Like Peptide-1 (GLP-1) dalam Pasien diabetes melitus tipe 2 umumnya
usus (Leong, 2018). Mikrobiota usus dapat sering terjadi pada pasien yang memiliki
memproduksi Short-Chain Fatty Acid berat badan berlebih atau obesitas. Obesitas
(SCFA) yang meningkatkan HbA1c adalah suatu kondisi dimana seringkali
sehingga dapat menghasilkan GLP-1 yang dikaitkan fakor resiko gangguan
dapat membantu menormalkan gula dalam metabolisme (Zubrzycki et al., 2018).
darah (Zhao et al., 2018). Beras merah Perbandingan aktivitas fisik dan tanpa
memiliki kandungan serat tinggi yang dapat melakukan aktivitas fisik pada pasien
meningkatkan fungsi endotel tanpa diabetes melitus tipe 2 memiliki perbedaan

45
Susanto, D (2021) Perilaku perawatan diri lansia dengan diabetes mellitus tipe 2

secara signifikan pada keduanya. Pasien ophthalmopathy, resiko jatuh dan


yang melakukan aktivitas fisik teratur patah tulang, peningkatan berat
ditemukan mengalami penurunan kadar badan dan gagal jantung kongestif
glukosa darah dibandingkan yang tidak (Mori, Okada, dan Tanaka, 2017).
melakukan aktivitas fisik (Yom-Tov et al., Sehingga, obat ini digunakan pada
2017). lansia yang hanya mendapatkan
rekomendasi khusus dalam
Pengobatan penggunaannya (Marathe, Gao,
Obat Sensitizer Insulin dan Close, 2017).
a. Metformin
Obat Insulin Releasing
Metformin adalah obat yang
a. Sulfonilurea
pertama kali digunakan pada
Sulfonilurea adalah obat yang
diabetes melitus tipe 2 dengan
meningkatkan sekresi insulin dan
fungsi untuk menurunkan kejadian
paling umum digunakan
resistensi insulin, meningkatkan
bersamaan dengan metformin
fungsi glukonegenesis dan
sebagai terapi awal untuk jangka
penurunan konsentrasi kadar gula
pendek atau setelah menggunakan
tanpa terjadi resiko hipoglikemik
terapi metformin (Usuda, 2015).
(Longo et al., 2019). Namun,
Pasien lansia yang menggunakan
sebelum memulai terapi
obat ini memiliki berbagai efek
metformin diperlukan pengkajian
hipoglikemi pada masing-masing
penyakit penyerta pada lansia yang
kategori usia lansia. Lansia yang
menggunakan beberapa obat
sering mengalami hipoglikemi
terkait penyakit komorbiditas
lebih sering di usia >75 tahun
tersebut. Pengkajian dan penilaian
dibandingkan dengan usia 65-74
dilakukan dalam waktu 3-6 bulan
tahun (Longo et al., 2019).
dan memperbaiki gaya hidup
b. Meglitinida
sebelum diberikan terapi
Meglitinida adalah obat yang
metformin (Yakaryilmaz dan
memiliki kemiripan fungsi dengan
Ozturk, 2017). Maka dari itu,
Sulfonilurea melalui reseptor yang
diperlukan pengkajian mendalam
berbeda di saluran kalium dalam
penyakit pasien lansia dan
fase sekresi insulin (Dornhorst,
komplikasi yang ada.
2001). Obat ini dapat
b. Thiazolidinediones
dikombinasikan dengan metformin
Thiazolidinediones adalah obat
atau dapat juga digunakan sebagai
proliferator actived receptor-y
penggantinya. Efek yang
(PPAR-y) yang efektif digunakan
merugikan belum didapatkan pada
untuk mengatur sensivitas insulin
penggunaan jangka panjang
dalam jaringan perifer. Obat ini
(Black et al., 2007). Pasien lansia
tidak berefek pada gangguan
dengan gangguan kognitif
fungsi ginjal dan resiko
membutuhkan penilaian
hipoglikemi. Namun terdapat efek
mendalam untuk menggunakan
yang merugikan meliputi edema
perifer, mempeburuk

46
Susanto, D (2021) Perilaku perawatan diri lansia dengan diabetes mellitus tipe 2

obat tersebut (Yehuda, Zinger, & saxagliptin meliputi infeksi


Durso, 2014). saluran napas atas, sakit kepala,
nasofaringitis, dan artralgia
Inhibitor Glukosidase Alpha (Pathak & Bridgeman, 2010).
Obat ini memilki fungsi dalam Kontraindikasi obat gliptin yaitu
menghambat penyerapan karbohidrat diabetes mellitus tipe 1 dan
dengan cara mengaktifkan enzim alpha- ketoasidosis diabetikum (Kasina
glucosidase yang terjadi di usus kecil. dan Baradhi, 2020).
Kelompok obat ini termasuk voglibose, b. Incretin Mimetics (Glucagon like
miglitol dan acarbose. Konsumsi obat peptide 1 reseptor agonists (GLP-
sebelum makan atau bersamaan saat IRAs)
makan (Longo et al., 2019). Efek Glukagon memiliki kesamaan
samping pada umumnya meliputi diare, dengan agonis reseptor peptid-1
enzim hati reversibel dan defisiensi zat (GLP-1). GLP-1 berfungsi
besi. Kontraindikasi pada obat ini merangsang pelepasan insulin,
meliputi ulserasi kronis, peradangan menghambat pelepasan glukagon,
usus dan sirosis. Pengobatan dihentikan memperlambat penyerapan
jika didapatkan estimasi filtrasi glukosa ke dalam aliran darah
glomerulus 25 mL/menit (Gentilcore et (Hansen, Vilsbøll, dan Knop,
al., 2011). 2010). Efek yang ditimbulkan
berupa mual muntah ringan hingga
Obat Berbasis Incretin sedang, dan biasanya terjadi
a. Inhibitor dipeptidyl peptidase 4 penuruan berat badan (Rondanelli
(DPP-4) et al., 2016).
Inhibitor DPP-4 adalah obat c. Terapi Insulin
diabetes mellitus tipe 2 yang juga Terapi insulin yang diberikan
dikenal sebagai gliptin dan telah dengan cara injeksi subkutan pada
disetujui Food and Drug bagian perut, lengan atas, paha dan
Administration (FDA) yang bokong. Pemberian insulin
digunakan pada usia dewasa. dilakukan secara bergantian pada
Siklus kerja obat melalui hormon masing-masing anggota tubuh
incretin, dengan cara menjaga tersebut. Perhitungan dosis insulin
keseimbangan glukosa (Kasina bergantung pada asupan makanan
dan Baradhi, 2020). Inhibitor dan olahraga serta diberikan
DPP-4 dikenal memiliki efek sebelum makan dengan waktu
samping yang rendah, namun tergantung jenis insulin yang
pemberian yang di kombinasikan digunakan. Jenis-jenis insulin
dengan obat sulfonilurea memiliki meliputi Rapid Acting Insulin,
resiko hipoglikemia (Salfo et al., Short Acting Insulin dan Long
2016). Inhibitor DPP-4 yang telah Acting Insulin (Bolt, 2016). Usia
diseetujui FDA meliputi menua dengan diabetes melitus
sitagliptin, saxagliptin, alogliptin tipe 2 memiliki kebutuhan
dan linagliptin. Efek samping kompleks terhadap masalah
penggunaan sitagliptin dan kesehatan lainnya termasuk

47
Susanto, D (2021) Perilaku perawatan diri lansia dengan diabetes mellitus tipe 2

kognitif, sensorik dan motorik Cochrane Database of Systematic


yang dapat mempengaruhi proses Review, (2), CD004654.
perawatan diri serta faktor resiko https://doi.org/10.1002/14651858.CD0
04654.pub2
komplikasi seperti masalah
kardiovaskuler. Dibutuhkan Bodenheimer, T., Wagner, E. H., &
pengkajian komprehensif pada Grumbach, M. K. (2002). Improving
lansia terkait fungsi kognitif, Primary Care for Patients With Chronic
sensorik dan motorik untuk Illness. JAMA: Innovations in Primary
menentukan perawatan dan Care, 288(14), 1775–1779.
pengobatan diabetes melitus tipe 2 https://doi.org/10.1001/jama.288.14.17
75
yang lebih mudah dipahami serta
mempertahankan keberlanjutan Bolt, B. (2016). The ABCs of Insulin.
regimen pengobatan (Longo et al., Retrieved from
2019). https://www.pharmacytimes.com/publi
cations/issue/2016/October2016/The-
KESIMPULAN ABCs-of-Insulin (2014).
Perawatan diri pasien lansia
Caruso, R., Magon, A., Baroni, I., &
diabetes melitus tipe 2 yang meliputi diet, Dellafiore, F. (2017). Health Literacy
aktivitas fisik, kepatuhan pengobatan dan in Type 2 Diabetes Patients : A
terapi insulin memberi manfaat dan Systematic Review of Systematic
keuntungan besar dalam menormalkan Reviews. Acta Diabetologica, 55(1),
kadar glukosa dalam darah. Penelitian ini 1–12. https://doi.org/10.1007/s00592-
017-1071-1
merujuk pada perawatan diri pasien lansia
dengan diabetes melitus tipe 2, diperlukan Chen, Z., Geertruida, M., Niels, Z., Jana, V.
tindak lanjut terhadap hambatan yang D. S., Anna, H., Wijnhoven, H., …
didapatkan selama proses perawatan diri Voortman, T. (2018). Plant Versus
pasien lansia diabtes melitus tipe 2. Animal Based Diets and insulin
Resistance , Prediabetes and Type 2
DAFTAR PUSTAKA Diabetes : The Rotterdam Study.
European Journal of Epidemiology,
Alsaraj, F. (2015). Pathogenesis of Type 2 33(9), 883–893.
Diabetes Mellitus. In Treatment of https://doi.org/10.1007/s10654-018-
Type 2 Diabtes Mellitus. InterchOpen. 0414-8
https://doi.org/10.5772/59183
Chia, C., Egan, J., & Ferrucci, L. (2018).
Barzilai, N., Cuerco, A., & Austad, S. Age-Related Changes in Glucose
(2018). Aging as a Biological Target Metabolism, Hyperglycemia, and
for Prevention and Therapy. JAMA, Cardiovascular Risk. Circ Res, 123(7),
320(13), 1321–1322. 886–904.
https://doi.org/10.1001/jama.2018.956 https://doi.org/10.1161/CIRCRESAH
2 A.118.312806

Black, C., Donnelly, P., Mclntyre, L., Czech, M. P. (2017). Insulin Action and
Royle, P., Stepherd, J., & Thomas, S. Resistance in Obesity Type 2 Diabetes.
(2007). Meglitinide Analogues for Nature Medicine, 23(7), 804–814.
Type 2 Diabetes Mellitus. The https://doi.org/10.1038/nm.4350

48
Susanto, D (2021) Perilaku perawatan diri lansia dengan diabetes mellitus tipe 2

Review Assessing the Effectiveness of


Denyes, M. J., Orem, D. E., & Bekel, G. Dietary Intervention on Gut Microbiota
(2001). Self-Care: A Foundational in Adults with Type 2 Diabetes.
Science. Nursing Science Quarterly, Diabetologia, 61(8), 1700–1711.
14(1), 48–54. https://doi.org/10.1007 / s00125-018-
https://doi.org/10.1177/089431840101 4632-0
400113
Kalin, M. F., Goncalves, M., John-
kalarickal, J., & Fonseca, V. (2017).
Dornhorst, A. (2001). Insulinotropic Pathogenesis of Type 2 Diabetes
Meglitinide Analogues. Lancet Mellitus (Principles). Springer, Cham.
(London, England), 358(9294), 1709– https://doi.org/10.1007/978-3-319-
1716. https://doi.org/10.1016/S0140- 20797-1_13-2
6736(01)06715-0
Kasina SVSK, Baradhi KM. Dipeptidyl
Geiker, N. R. W., Larsen, M. L., Dyerberg, Peptidase IV (DPP IV) Inhibitors.
J., Stender, S., & Astrup, A. (2017). [Updated 2020 Feb 26]. In: StatPearls
Egg Consumption, Cardiovascular [Internet].
Diseases and Type 2 Diabetes. Nature
Publishing Group, 72(1), 1–13. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing;
https://doi.org/10.1038/ejcn.2017.153 2020 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/
Gentilcore, D., Vanis, L., Wishart, J. M., NBK542331/
Rayner, C. K., Horowitz, M., & Jones, Kementerian Kesehatan RI. (2018). Cegah,
K. L. (2011). Attenuates the Blood Cegah, dan Cegah: Suara Dunia
Pressure and Splanchnic Blood Flow Perangi Diabetes. Retrieved from
Responses to Intraduodenal Sucrose in https://www.depkes.go.id/article/view/
Older Adults. The Journals of 18121200001/cegah-cegah-dan-cegah-
Gerontoly: Series A, 66A(8), 917–924. suara-dunia-perangi-diabetes.html
https://doi.org/10.1093/gerona/glr086
Kementrian Kesehatan RI. (2014). Situasi
Guasch-ferré, M., Merino, J., Sun, Q., Fitó, dan Analisis Diabetes. Retrieved from
M., & Salas-salvadó, J. (2017). Dietary https://www.kemkes.go.id/download.p
Polyphenols, Mediterranean Diet, hp?file=download/pusdatin/infodatin/i
Prediabetes, and Type 2 Diabetes: A nfodatin-diabetes.pdf
Narrative Review of the Evidence.
Oxidative Medicine and Cellular
Longevity, 2017(6723931). Kementrian Kesehatan RI. (2018).
https://doi.org/10.1155/2017/6723931 Indonesia Tangani Diabetes melalui
Pemberdayaan Masyarakat. Retrieved
Hansen, K. B., Vilsbøll, T., & Knop, F. K. https://www.depkes.go.id/article/view/
(2010). Incretin mimetics : A Novel 18112700001/indonesia-tangani
Therapeutic Option for Patients with diabetes-melalui-pemberdayaan-
Type 2 Diabetes – A Review. Diabetes masyarakat.html
Metabolic Syndrome and Obesity:
Targets and Therapy, 3, 155–163. Kementrian Kesehatan RI. (2019).
Indonesia Masuki Periode Aging
Houghton, D., Hardy, T., Stewart, C., Population. Retrieved from
Errington, L., Day, C. P., Trenell, M. I., https://www.depkes.go.id/article/view/
& Avery, L. (2018). Systematic

49
Susanto, D (2021) Perilaku perawatan diri lansia dengan diabetes mellitus tipe 2

19070500004/indonesia-masuki- Normal Body Mass Index Subjects and


periode-aging-population.html Type 2 Diabetes Mellitus in Iraqi
Population : Case Control Study.
Khairani. (2018). Hari Diabetes Sedunia Journal of Diabetes and Metabolism,
Tahun 2018. Pusat Data dan Informasi 8(10), 8–10.
Kementrian Kesehatan Republik https://doi.org/10.4172/2155-
Indonesia. 6156.1000770

Kondo, K., Morino, K., Nishio, Y., Mori, H., Okada, Y., & Tanaka, Y. (2017).
Ishikado, A., Arima, H., Nakao, K., … The Effects of Pioglitazone on Bone
Maegawa, H. (2017). Fiber-rich Diet Formation and Resorption Markers in
with Brown Rice Improves Endothelial Type 2 Diabetes Mellitus. Internal
Function in Type 2 Diabetes Mellitus : Medicine, 56(11), 1301–1306.
A randomized controlled trial. PloS https://doi.org/10.2169/internalmedici
One, 12(6), 1–16. ne.56.8096
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0
179869

Leong, I. (2018). High-fibre Diet Beneficial Pathak, R., & Bridgeman, M. B. (2010).
for T2DM. Nature Reviews Dipeptidyl Peptidase-4 ( DPP-4 )
Endocrinology, 14(6), 324. Inhibitors In the Management of
https://doi.org/10.1038/s41574-018- Diabetes. A Peer-Reviewed Journal for
0004-6 Managed Care and Hospital
Formulary Management, 35(9), 509–
Longo, M., Bellastella, G., Maiorino, M. I., 513.
Meier, J. J., Esposito, K., & Giugliano,
D. (2019). Diabetes and Aging : From Riset Kesehatan Dasar. (2018). Laporan
Treatment Goals to Pharmacologic Nasional Riset Kesehatan Dasar 2018.
Therapy. Frontiers in Endocrinology, Retrieved from
10, 45. https://www.litbang.kemkes.go.id/lapo
https://doi.org/10.3389/fendo.2019.00 ran-riset-kesehatan-dasar-riskesdas/
045
Marathe, P. H., Gao, H. X., & Close, K. L. Rondanelli, M., Perna, S., Astrone, P.,
(2017). American Diabetes Association Grugnetti, A., Solerte, S. B., & Guido,
Standards of Medical Care in Diabetes D. (2016). Twenty-Four-Week Effects
2017. Journal of Diabetes, 9(4), 320– of Liraglutide on Body Composition,
324. https://doi.org/10.1111/1753- Adherence to Appetite, and Lipid
0407.12524 Profile in Overweight and Obese
Patients with Type 2 Diabetes Mellitus.
Metsämarttila, E., Enrique, R., Jokelainen, Patient Preverence and Adherence, 10,
J., Herrala, S., & Leppäluoto, J. (2018). 407–413.
Effect of Physical Activity on Pulse https://doi.org/10.2147/PPA.S97383
Wave Velocity in Elderly Subjects with
Normal Glucose , Prediabetes or Type Salfo, F., Moore, N., Arnaud, M., Robinson,
2 Diabetes. Scientific Reports, 8(1), P., Raschi, E., De Ponti, F., … Pariente,
8045. https://doi.org/10.1038/s41598- A. (2016). Addition of dipeptidyl
018-25755-4 peptidase-4 inhibitors to
sulphonylureas and risk of
Mohammed, S. J. (2017). Association hypoglycaemia: systematic review and
between Percentage of Body Fat in meta-analysis. BMJ (Clinical Research

50
Susanto, D (2021) Perilaku perawatan diri lansia dengan diabetes mellitus tipe 2

Ed), 353(i2231). Yom-Tov, E., Feraru, G., Kozdoba, M.,


https://doi.org/10.1136/bmj.i2231 Mannor, S., Tennenholtz, M., & Hochberg,
I. (2017). Encouraging Physical Activity in
Tchkonia, T., & Kirkland, J. (2018). Aging, Patients With Diabetes: Intervention Using
Cell Senescence, and Chronic Disease: a Reinforcement Learning System. Journal
Emerging Therapeutic Strategies. of Medical Internet Research, 19(10), e338.
JAMA, 320(13), 1319–1320. https://doi.org/10.2196/jmir.7994
https://doi.org/10.1001/jama.2018.124
40 Zhao, L., Zhang, F., Ding, X., Wu, G., Yan,
Y. L., Wang, X., … Zhan, C. (2018). Gut
Tomky, D., Cypress, M., Dang, D., Bacteria Selectively Promoted by Dietary
Maryniuk, M., Peyrot, M., & Mensing, Fibers Alleviate Type 2 Diabetes. Science
C. (2008). Aade Position Statement. (New York, N.Y), 359(6380), 1151–1156.
American Association of Diabetes https://doi.org/10.1126/science.aao5774
Educators, 34(3), 445.
https://doi.org/10.1177/014572170831 Zheng, Y., Ley, S. H., & Hu, F. B. (2017).
6625 Global Aetiology and Epidemiology of
Type 2 Diabetes Mellitus and its
Usuda, R. (2015). Sulfonylurea. Japanese complications. Nature Publishing Group,
Journal of Clinical Medicine, 73(3), 409– 14(2), 88–98.
415. https://doi.org/10.1038/nrendo.2017.151
World Health Organization. (2016). Global Zubrzycki, A., Cierpka-Kmiec, Z., &
Report On Diabetes. Retrieved from Wronska, A. (2018). The Role Low-Calorie
https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/ Diets and Intermittent Fasting in the
Treatment of Obesity and Type 2 Diabetes.
World Health Organization. (2018). Journal of Physiology and Pharmacology:
Diabetes. Retrieved from An Official Journal of the Polish
https://www.who.int/news-room/fact- Physiological Society, 69(5), 663–683.
sheets/detail/diabetes https://doi.org/10.26402/jpp.2018.5.02
Wu, Y., Ding, Y., Tanaka, Y., & Zhang, W.
(2014). Risk Factors Contributing to Type 2
Diabetes and Recent Advances in the
Treatment and Prevention. International
Journal of Medical Sciences, 11(11), 1185–
1200. https://doi.org/10.7150/ijms.10001

Yakaryilmaz, F. ., & Ozturk, Z. . (2017).


Treatment of Type 2 Diabetes Mellitus in
the Elderly. World Journal of Diabetes,
8(6), 278–285.
https://doi.org/10.4239/wjd.v8.i6.278

Yehuda, A. Ben, Zinger, A., & Durso, S.


(2014). The Older Patient with Diabetes : A
Practical Approach. Diabetes/Metabolism
Research and Reviews, 30(2), 88–95.
https://doi.org/10.1002/dmrr.2485

51

Anda mungkin juga menyukai