B 0217517
1
BAB 1
PENDAHULUAN
penderita penyakit diabetes melitus (DM) meningkat drastis. Ini karena berubahnya
gaya hidup, serta kebiasaan mengonsumsi makanan tidak sehat. Penanganan atau
pencegahan atas komplikasi pada pasien diabetes melitus, yaitu dengan terapi
diet/kontrol pola konsumei makanan (Prince & Wilson, 2008). Pasien diabetes
melitus yang mengikuti terapi nutrisi rutin, serta dengan kadar glukosa terkontrol bisa
2005).
harapan hidup lebih baik dibanding penderita diabetes melitus dengan kadar gula
darahnya tidak dapat terkontrol. Langkah awal penatalaksanaan diabetes yang perlu
diabetes. Namun, penderita diabetes perlu memberi perhatiannya kepada pola makan,
dan jumlah makanan. Mempertahankan rencana nutrisi jangka panjang adalah salah
1
3
menyentuh angka 366 juta pasien di seluruh dunia. Angka ini berarti jumlahnya akan
meningkat dua kali lipat dibanding tahun 2000 yang sekadar berada di angka 171 juta
penderita (WHO). Pravelensi diabetes di Indonesia pada 2010 adalah 8,926 juta, serta
diperkirakan akan twerjadi kenaikan ke angka 21,257 juta pada 2030. Di Provinsi
Sulawesi Barat, prevalensi penderita diabetes mencapai 1,3 % dari penduduk berusia
di atas 15 tahun dan Kabupaten Majene angka penderita mencapai 796 (1,82%).
Angka ini lebih tinggi disbanding angka prevalensi propinsi Sulawesi barat ( Dinkes
pasien diabetes yang dirawat di puskesmas banggae 1 kabupaten banggae pada tahun
2020 sebanyak 141 pasien: 63 pasien laki-laki (44,68%) dan 78 pasien (55,32%).
dan 06 juni 2021, didapat hasil 2 pasien menemani keluarganya untuk pemeriksaan
rutin dan kelauarga selalu berpesan agar pasien menghargai makanan apa. Mereka
bias mendapatkan dan makan. Tidak makan seorang pasien mengatakan keluarganya
tidak pernah memperhatikan kebiasaan makan atau dietnya. Pasien hanya mengetahui
bila komsumsi makanan manis tidak diperbolehkan. Dua pasien lain tidak diawasi
oleh keluarga, serta menganggap bahwa keluarga tidak cukup memberi perhatian
manusia terkecil meliputi kepala keluarga, suami maupun istri, serta beberapa orang
yang hidup saling bergantung satu sama lain di satu atap. Adanya dukungan sosial
4
dari keluarga dapat membantu pasien melanjutkan pengobatan oleh dokter. Keluarga
keluarga pun bisa berpartisipasi dalam bermacam kegiatan kesehatan bagi penderita
pasien diabetes berperan cukup vital, mengingat keterlibatan pasien maupun keluarga
lainnya (46%) mendapat dukungan keluarga berkategori tidak sesuai. Simpulan dari
kajian berjudul, Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Diet pada Pasien
apakah dukungan keluarga berhubungan dengan kepatuhan diet pada pasien diabetes
1.4.1 Teoretis
1.4.2 Praktis
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
yang bisa mengakibatkan bermacam komplikasi kronis yang menyerang bagian mata,
ginjal, saraf maupun pembuluh darah (mansjoer et al, 2005). Smettzer & bare (2001)
dengan peningkatan gula darah atau hiperglikemia. Diabetes melitus ini meliputi
1. tipe satu (diabetes remaja) atau insulin depedent diabetes mellitus (IDDM)
sebagai diabetes yang ditentukan oleh insulin. Diabates jenis ini merupakan
insulin secara optimal fungsi pancreas yang kurang yang kurang optimal
dihasilkan dari penghancuran sel beta dipankreas, yang terlibat dalam produksi
hormon insulin. Faktor yang merusak maupun memicu kehancuran sel beta
acap terletak di reaksi autoimun, yakni sistem kekebalan tubuh yang salah
dalam mengidentifikasi sel beta sebagai benda asing. Respons autoimun ini
2. tipe dua atau noninsulin dependent diabetes (NIDDM), yakni diabetes melitus
yang tidak ditentukan oleh insulin. Perihal ini diakibatkan sel tubuh tidak
kerusakan terhadap sel beta, sindrom hormonal maupun konsumsi obat yang
menghambat insulin.
usia muda, berkisar sepuluh hingga empat puluh tahun (kerap di bawah tiga
seperti.
1. Pendidikan
maupun dorongan bagi diri pasien demi memperoleh perubahan tingkah laku.
mempunyai gaya hidup sehat. Pelatihan bisa terlaksana secara individu dengan
yang maksimal terdiri atas normalnya kadar gula. Profil lipid yang baik,
modifikasi asupan gizi atau gaya hidup agar berdasar pada tindakan untuk
3. Teratur dalam latihan fisik (olahraga) selama tiga sampai empat kali selama
satu pekan, dengan waktu sekitar tiga puluh menit. Perihal ini menjadi
kontrol glikemik
latihan fisik (gaya hidup). Perawatan obat meliputi pengobatan oral (OHO) dan
dua ketika gaya hidup dan olahraga tidak berjalan maksimal dalam mengontrol
mengontrol glikemik pada pasien yang tidak merespons maksimal atau sekadar
dengan OHO.
meliputi arteri koroner, pembuluh darah tepi fadan pembuluh darah otak),
kaki diabetik. Komplikasi yang paling umum dan cukup vital, yaitu
distal maupun risiko tinggi ulkus diabetic atau amputasi (PERKENI, 2011).
Rowley (1999), konformitas atau konformitas, yaitu tindakan riil untuk patuh
terhadap peraturan dan tata cara demi mengubah perilaku atau sikap seseorang
(Niven, 2002). Kepatuhan beracuan ke seberapa jauh perilaku pasien berdasar pada
resep yang disediakan oleh tenaga kesehatan Kepatuhan merupakan perilaku yang
berubah dari tidak patuh menjadi perilaku yang mematuhi aturan (Lawrence Green
seseorang untuk melibatkan diri dalam praktik terkait rekomendasi, peraturan yang
24
Notoatmodjo, 2007):
jiwa yang teguh yang menerima situasi ataupun sopan santun akan lebih
atau larangan
mereka bisa sembuh dan sehat . Tidak perlu memantau kesehatan mereka.
a. dukungan petugas kesehatan sangat berarti bagi pasien sebab mereka ialah
tenaga kesehatan setiap saat, begitu pula dengan nasehat yang diberikan
dari pasien. nyeri anda akan merasa senang dan nyaman ketika Anda
Perihal itu terlaksana sebab rencana konsumsi makanan sebagai satu dari empat unsur
penting dalam mengelola diabetes melitus. Ellis (2010) menambahkan bila kepatuhan
diet sebagai permasalahan besar bagi pasien diabetes melitus. Sama halnya dengan
penjelasan Tovar (2007), menuturkan bila diet sebagai perubahan kebiasaan yang
tidak mudah dilaksanakan, serta tingkat kepatuhan yang tergolong rendah dalam tata
Tata laksana diet diabetes melitus terdiri atas beberapa hal, seperti.
berdasar pada tinggi maupun berat badan, jenis kegiatan, dan usia. Sesuai
perihal tersebut, hendak ditetapkan hitungan kalori untuk tiap pasien. Jumlah
24
bahan makanan dalam satu hari sesuai standar diet DM diperjelas sesuai satuan
penukar.
2. Jenis makanan. Pasien DM perlu tahu dan paham terkait jenis makanan yang
rutin. Sebenarnya, diet diabetes melitus akan mendapat tiga kali makan pokok,
keluarga. Keluarga merupakan dua atau beberapa orang yang menjadi satu karena
bagian dari keluarga. Keluarga pun diperjelas sebagai kelompok yang tinggal
bersama atau tanpa ada hubungan darah, perkawinan, adopsi maupun bukan sekadar
terbatas ke anggota di dalam rumah tangga (Friedman, 2010 dalam ummy, 2013).
Terdapat jenis keluarga sesuai penuturan Jhonson & Leny (2010), seperti.
24
3. Keluarga luas sesuai garis keturunan di atas keluarga asli, terdiri atas relasi
Friedman (2010) dalam Ummy (2016) menyebut fungsi dasar keluarga, seperti.
status ke antaranggota.
hidup masyarakat.
mengalokasikannya.
Jhonson & Leny (2010) dalam Ummy (2016) keluarga bertugas utama, seperti.
menunjang acap menolong dan membantu bila dibutuhkan (Friedman, 1998 dalam
Ummy, 2016). Taylor (2006) memaparkan jika dukungan keluarga diperjelas sebagai
bantuan yang didapat anggota keluarga lainnya, maka bisa memberi rasa nyaman
secara fisik atau psikologi dalam keadaan stres. Dukungan sosial keluarga, yaitu
proses selama manusia hidup, dengan sifat maupun jenis dukungan sosial di tiap
sosial keluarga memberi peluang bagi keluarga untuk berperan secara utuh, serta
beradaptasi dalam hal kesehatan keluarga (Friedman, 2010 dalam Ummy, 2016).
atau perhatian.
dan damai untuk beristirahat atau memulihkan diri, dan membantu penderita
didengarkan.
individu agar ia merasa lebih baik dan merasa yakin untuk melawan stres, serta
pasien agar bisa mengendalikan emosi, serta mewaspadai segala sesuatu yang
berpotensi hadir.
2. Penilaian sebagai dimensi yang hadir dari ekspresi berwujud respons positif
dan mendapat perhatian. Dukungan ini pun hadir melalui penerimaan atau
Bisa disebut bila dukungan penilaian yang didapat dari keluarga kepada
penderita. Dengan begitu, penderita bisa merancang perilaku yang sehat demi
bantuan secara langsung, yang menjadi bantuan dari keluarga secara penuh
dalam hal pelayanan atau mendengarkan anggota keluarga yang sakit untuk
tau masukan terkait gagasan dari keluarga. Dukungan ini memperjelas bila
suatu penyakit.
diasumsikan keluarga merupakan segala hal yang bisa disediakan bagi keluarga (bisa
keluarga mengasumsikan bila orang yang memberi dukungan acap bersedia untuk
dukungan sosial keluarga internal, meliputi dukungan suami/istri atau dukungan dari
anggota keluarga lain, baik keluarga internal atau eksternal (Friedman, 2010).
Sifat maupun jenis dukungan sosial tidak sama di bermacam proses atau siklus hidup
seseorang. Hanya saja, di seluruh siklus hidup, dukungan sosial keluarga memicu
keluarga untuk bisa berperan dengan bermacam kecerdasan. Dampaknya, perihal ini
(Friedman, 1998).
sosial terhadap kesehatan bisa saja berperan secara serentak. Secara perinci,
kehadiran dukungan sosial yang adekuat membuktikan bila ada keterkaitan dengan
penurunan mortalitas, mudah sembuh dari sakit bagi kalangan tua, serta peningkatan
kognitif, fisik maupun kesehatan emosi (Ryan dan Austin dalam Friedman, 1998)
individu untuk mendapatkan dukungan ataukah tidak. Faktor yang peneliti maksud,
seperti.
menolong orang lain, dan abai terhadap segala sesuatu yang terjadi di
dekatnya. Tidak jarang beberapa pihak tidak cukup tegas dalam memahami
bila ia sepatutnya mandiri dan tidak menganggu pihak lain, serta tidak
respons atau reaksi terhadap lingkungan sekitar sehingga tidak sadar bila ada
BAB 3
antarvariabel, baik variabel yang dikaji atau yang tidak dikaji (Nursalam, 2008).
: diteliti : berpengaruh
: tidak diteliti : berhubungan
Gambar 3.1 Kerangka konseptual dukungan keluarga yang berhubungan dengan
kepatuhan diet pasien diabetes melitus rawat jalan di Puskesmas
Banggae 1, Kecamatan Banggae.
ketaatan pasien untuk melaksanakan diet DM, seperti jumlah, jenis maupun jadwal
untuk melaksanakan diet DM dalam kajian ini. Melalui kepatuhan melaksanakan diet
DM, maka peneliti hendak membaginya menjadi kategori patuh dan tidak patuh. Jika
pasien mematuhi diet diabetes melitus, kadar gula darahnya akan bisa dikontrol
(normal), serta risiko komplikasi bisa dikendalikan, hanya saja pada kajian ini tidak
diteliti. Jika pasien tidak mematuhi diet diabetes melitus, maka sulit mengontrol kadar
gula daranya dan risiko komplikasi mengalami peningkatan, yang tidak diteliti pada
27
kajian ini.
Hipotesis ialah jawaban sesaat, berpatokan ke dugaan atau dalil sesaat, yang
sesungguhnya diperlihatkan pada kajian itu. Sesuah dibuktikan dari hasil kajian,
hipotesis ini bisa diuji kebenaran atau kesalahannya, atau menerima atau menolak
BAB 4
METODE PENELITIAN
mempergunakan metode ilmiah. Bab ini hendak menyajikan jenis kajian, desain
kajian, waktu maupun tempat pelaksanaan kajian, populasi, sampel atau sampling,
instrumen kajian, serta prosedur mengumpulkan data, olah data, uji keabsahan atau
Kajian ini berjenis kuantitatif sebagai kajian dengan data berupa data
Desain penelitian, yaitu segala hal yang memiliki peranan vital untuk suatu
yang mampu memengaruhi ketepatan suatu hasil hasil (Nursalam, 2003). Desain pada
kajian ini, yaitu desain noneksperimen berstudi korelasi (correlation study), yang
kepatuhan melaksanakan diet pada pasien diabetes melitus dengan uji hipotesis.
Pendekatan pada kajian ini, yaitu lintas bagian atau belah lintang (cross sectional)
31
mendapat data terkait dukungan keluarga yang patuh untuk melaksanakan diet
diabetes melitus, yang terlaksana sekali, sebagai pembuktian validitas data, terkhusus
angket.
4.4.1 Populasi
Nursalam (2003) menyebut bila populasi, yaitu tiap subjek kajian yang sesuai
kriteria yang peneliti tentukan. Dalam kajian ini, pasien diabetes melitus yang kontrol
4.4.2 Sampel
Sampel ialah bagian dari jumlah ataupun karakteristik pada populasi (Sugiono,
2012). Dalam kajian ini, sampel yang dianalisis, yaitu berdasar pada kriteria inklusi
1. inklusi ialah karakteristik yang general pada subjek kajian dari populasi sasaran
yang dijangkau atau yang hendak peneliti kaji (Nursalam, 2003). Kriteria
inklusi dalam kajian ini ialah pasien diabetes melitus yang kontrol di
satu tahun; mampu membaca maupun menulis; dan berkenan untuk dijadikan
responden.
2. eksklusi ialah membuang subjek yang sesuai kriteria inklusi dari studi, seperti
4.4.3 Sampling
perwakilan atas populasi. Teknik sampling ialah metode untuk mengambil sampel,
yang nantinya dimaksudkan guna mendapatkan sampel berdasar pada subjek kajian
metode untuk memilih sampel berurutan melalui penentuan subjek sesuai kriteria,
yang termuat pada kajian hingga rentang waktu tertentu, maka bisa memenuhi jumlah
Kerangka kerja sebagai prosedur yang terlaksana dengan bentuk alur atau
kerangka kajian (Alimul Aziz 2009). Kerangka pada kajian ini terkait dukungan
31
Populasi
Semua klien diabetes melitus yang kontrol di Puskesmas Banggae I Kecamatan
Banggae.
Sampel
Klien DM yang kontrol di Puskesmas Banggae I Kecamatan Banggae selama satu
pekan
Sampling
Consecutif Sampling
Desain Penelitian
Cross Sectional
Mengumpulkan Data
angket
Variabel Bebas: Dukungan keluarga Variabel Terikat: kepatuhan diet pasien diabetes melitu
Olah Data
Editing, Coding, Scoring dan Tabulating
Analisis Data
Analisis Univariate, Analisis Bivariate, Analisis Uji Statistik Rank Spearman Program
Menyajikan Hasil
Gambar 4.1 Kerangka kerja hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan diet
pasien diabetes mellitus di Puskesmas Banggae I Kecamatan Banggae.
40
Variabel merupakan konsep yang terbagi atas variabel yang sifatnya kuantitatif
dan kualitatif (Hidayat, 2007). Dalam kajian ini, variabelnya terdiri atas.
variabel lainnya (Hidayat, 2007). Variabel pada kajian ini, yaitu dukungan
Kecamatan Banggae.
2. Variabel terikat, yaitu variabel dengan nilai yang ditetapkan oleh variabel
78). Pada kajian ini, variabel terikatnya ialah kepatuhan diet pasien diabetes
ketentuan yang peneliti amati, yang memberi peluang bagi peneliti untuk
2007). Definisi operasional bisa ditetapkan indikator yang menjadi ukuran pada
kajian. Terdapat bermacam metode dalam menjabarkan variabel, yang tidak jarang
definisi itu sekadar persamaan kata atau konseptual, persamaan dari variabel yang
kerap terdapat di kampus. Lain dengan definisi konseptual yang kerap terdapat pada
peneliti bisa menyusun data yang dibutuhkan melalui bermacam responden dengan
waktu singkat dan dengan data berukuran kecil, mengingat jawaban maupun
permasalahan yang dianalisis agar data yang dikumpulkan benar-benar valid atau
terpercaya (Nursalam dan Pariani, 2003). Dalam kajian ini, peneliti mempergunakan
pertanyaan tertutup atau seluruh jawaban sudah tersedia dan informan sekadar
mengenai dukungan keluarga yang meliputi enam belas pernyataan; dan Bagian C
pernyataan.
yang dibutuhkan bagi suatu kajian. Tata cara dalam mengumpulkan data bergantung
data, peneliti fokus ke menyelidiki subjek, pelatihan terhadap tenaga pengumpul data
40
2003: 115).
data, seperti:
Unsulbar.
angket/lembar data yang informan isi sudah cukup baik. Hal ini dilaksanakan
untuk memastikan kualitas data supaya nantinya bisa peneliti proses lebih
b. Antarjawaban sesuai.
kerap berwujud angka (Moh. Nasir, 2005). Pada kajian ini, angka yang sudah
a. Data Umum
1) Responden
responden pertama : R1
responden kedua : R2
dan selanjutnya
2) Usia
35 hingga 45 tahun: U1
46 hingga 55 tahun: U2
56 hingga 65 tahun: U3
3) Jenis kelamin
Laki-laki : JK1
Perempuan : JK2
4) Status pernikahan
Menikah : SP1
40
: P1
: P2
: P3
D3/S2 : P4
5) Pekerjaan
Swasta : PK1
Wiraswasta : PK2
PNS : PK3
b. Data khusus
1) Dukungan keluarga
baik : DK1
cukup : DK2
kurang : DK3
patuh : KD1
3. Scoring merupakan penilaian ke tiga aspek yang tertera pada angket berdasar
f
P 100%
n
penjelasan:
P = persentase
n = jumlah responden
f = frekuensi jawaban
42
100% : keseluruhan
51-74% : mayoritas
50% : setengah
2) Data khusus (variabel bebas dan terikat). Variabel bebas terkait dukungan keluarga
xx
T 50 10
s
penjelasan:
x = Skor responden
42
MT
T
n
penjelasan:
T = skor kepatuhan
MT = mean
Tn = jumlah sampel
S x x 2
n 1
penjelasan:
x = skor informan
44
n = jumlah sampel
4. Tabulasi merupakan upaya menyusun data berbentuk tabel (Moh. Nasir, 2005).
Bahwa tabulasi ialah cara mengorganisasikan data supaya bisa mudah dalam
Tahap tabulasi bisa terlaksana dengan bermacam metode, seperti metode tally,
mempergunakan kartu atau komputer (Budiarto, 2002). Pada kajian ini, data
1. Validitas
absah dan memiliki kredibilitas tinggi. Validitas ini terkait masalah, yaitu
program SPSS sebagai penentu apakah instrumen valid ataukan tidak, yang
5%, hubungan disebut tidak valid. Uji validitas dalam kajian ini peneliti olah
awalnya sudah peneliti uji validitasnya ke angket dengan jumlah enam belas
sejumlah sepuluh angket. Jawaban informan tersebut memberi hasil bila nilai
0,949 hingga 0,983). Sesuai uji cob aini, simpulan yang diperoleh ialah
2. Reliabilitas
terpercaya atau bisa diandalkan. Perihal ini memperjelas bila seberapa jauh
hasil pengukuran akan konsisten atay tetap sama bila digunakan untuk
enam belas angket, sedangkan kepatuhan diet diabetes melitus sepuluh angket.
0,957), serta nilai reliabilitas kepatuhan (alpha cronbach 0,957). Sesuai uji
coba yang peneliti peroleh, memberi simpulan jika angket yang dipergunakan
sudah reliabel.
sudah peneliti peroleh bakal dikaji menggunakan uji statistik. Uji statistik pada
kajian, yaitu corelasi rank spearman, yang dimaksudkan agar bisa tahu
47
penilaiannya, seperti.
meliputi:
2. Tanpa memuat identitas. Kerahasiaan informan sebagai sampel pada kajian ini
dengan kode.
47
3. Bersifat rahasia. Informasi yang sudah peneliti kumpulkan dari subjek, maka
BAB 5
Juli 2021, dengan informan sejumlah tiga puluh lima orang. Hasil kajian tersaji ke
dua bagian, meliputi data umum maupun data khusus. Data khusus berisikan usia
informan, jenis kelamin, status pernikahan, pendidikan, mata pencarian, dan rentang
dukungan keluarga dan kepatuhan selama melaksanakan diet diabetes melitus pada
segala kelbihan dan prestasi yang dimiliki dan merupakan salah satu puskesmas
dengan perolehan nilai indeks keluarga sehat paling tinggi dengan IKS 0,354 atau ada
35,4% keluarga berkategori sehat atau IKS lebih dari 0,800 di wilayah kerja
Banggae dengan target penduduk sejumlah 20.293 jiwa, serta terdapat tiga
didapatkan oleh Kel. Banggae dengan IKS IKS 0,39, diikuti oleh Pangaliali dengan
IKS 0,354. Perolehan paling rendah didapatkan Kel. Galung dengan IKS 0,289.
5.2 Pembahasan
penuh kepada pasien diabetes melitus dengan total ada delapan belas informan
keluarga, sesuai pemaparan Jhonson dan Lenny (2010), yakni memelihara fisik
informan. Sewaktu ada anggota keluarga yang sakit, keluarga tentu bakal
Keluarga pun berperran sebagai bagian dari pasien yang terdekat dan
memiliki hubungan cukup kuat. Pasien akan merasa nyaman, tenang, dan
keluarga itu bisa memunculkan rasa percaya ke diri pasien dalam menghadapi
kelola/manajemen penyakit.
penilaian dengan jumlah skor rerata, yaitu 3,16. Dimensi ini muncul dari
pernyataan setuju atas gagasan atau perasaan. Dukungan ini memicu individu
kehadiran seseorang secara total, seperti keunggulan atau kekurangan yang ada
diri, mengingat diasumsikan bila ia, pasien, masih bermanfaat bagi keluarga,
serta mampu menciptakan perilaku yang sehat kepada pasien diabetes melitus
rasa yakin, seakan dicintai ketika stres. Dimensi ini menunjukkan dukungan
Perihal ini diakibatkan penyakit diabetes melitus tidak mampu sembuh atau
terkait depresi pada pasien, tentu akan memerlukan bantuan medis. Hanya saja,
mematuhi dalam melaksanakan diet diabetes melitus dengan jumlah dua puluh
lima informan (71,43%). Patuh untuk diet menjadi peraturan atau peirlaku yang
ketepatan dalam mengonsumsi makanan bagi pasien. Diet pada diri penderita
dengan skor rerata 0,87. Jadwal makan, yaitu waktu mengonsumsi makanan,
seperti pagi (07.00 hingga 08.00), siang (12.00 hingga 13.00), dan sore (17.00
hingga 18.00), atau bisa selingan pada pukul 10.30 hingga 11.00 hingga 15.30
kepada penderita diabetes melitus terlaksana tiga kali makan utama, dua hingga
Kepatuhan diet kedua yang ada di kajian ini, yaitu jenis makanan dengan
skor rerata 0,78. Pasien DM perlu tahu dan paham terkait jenis makanan yang
bisa mereka konsumsi secara bebas, dan makanan yang perlu mereka batasi.
Jenis makanan yang disarankan ke pasien diabetes melitus, seperti nasi, roti,
mie, kentang, singkong, sagu, ikan, ayam tanpa kulit, susu skim, tahu, tempe,
hindari/batasi, terdiri atas gula jawa, gula pasir, sirup, susu kental manis,
dan lain-lain.
Berdasar hasil terkait kepatuhan diet dalam kajian ini, memperjelas bila
yang lebih baik pada diri perseorangan atau kelompok (Notoatmodjo, 2003).
mendapat dukungan baik. Keluarga ialah bagian terdekat dengan pasien. Para
pasien bakal merasakan rasa tenang dan senang jika keluarga memberikan
diri untuk menangani atau memanajemen penyakit secara maksimal, dan pasien
pun bersedia patuh terhadap masukan dari keluarga untuk menunjang tata
Sesuai kajian yang peneliti lakukan, memperlihatkan bila ada lima belas
melaksanakan diet diabetes melitus. Sama seperti kajian Ireme Go. (2020),
atau berkategori cukup atau baik. Kajian milik Sulistiarini dan Susansti (2013)
diet DM. Mayoritas didapati dari informan, yaitu dukungan keluarga yang
perhatian dan kasih sayang. Kajian milik Anggita Puspita Dwianti (2015)
memaparkan bila kian tingginya dukungan keluarga, kian tinggi kepatuhan diet
terlaksana secara optimal. Dengan begitu, pasien bakal menaati ketentuan atau
mereka taat terhadap diet. Jika pasien mampu menjaga konsumsi makanan atau
memperburuk kesehatannya.
keluarga bagi pasien DM pun sama seperti tugas utama keluarga (Jhonson dan
pemahaman bila tidak ada upaya untuk menyembuhkan penyakit itu, maka
Dukungan keluarga, bukan sekadar memberi bantuan bagi pasien untuk kian
Tabel 5.9 memperjelas bila ada dua informan (5,71%) yang mendapat
diabetes melitus. Perihal ini diakibatkan dua informan itu sudah lama mengidap
diabetes melitus, dengan rerata sekitar enam tahun, maka bisa memengaruhi
bertindak apa pun sesuai keinginan, serta menganggap jika dukungan keluarga
Kian lama seseorang menderita penyakit, kian kecil peluangnya menjadi taat
mengonsumsi makanan yang tidak sesuai, dengan proporsi lemak jenuh besar,
dan tidak patuh atau tidak melakukan diet secara tepat. Delamater (2006)
2000).
nilai p-value sejumlah 0,002, maka p value di bawah 0,05 atau menerima H1,
Bab keenam memuat simpulan maupun saran yang peneliti sampaikan sebagai
6.1 Simpulan
6.2 Saran
1. pasien diabetes melitus, sepatutnya acap patuh terhadap peraturan terkait diet
instrumental.
3. petugas kesehatan, terkhusus perawat di Puskesmas Banggae 1 Kecamatan
diabetes melitus.
dukungan instrumental.
66
DARTAR PUSTAKA
Alimul, Aziz. 2009. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data.
Aesculapius FKUI
EGC. 11-28.v
Ellis. 2010. Dalam: Lestari, Tri Suci.Hubungan Psikososial dan Penyuluhan Gizi
dengan Kepatuhan Diet Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Rawat Jalan di RSUP
Universitas Indonesia:2012.
Friedman, Marilyn M. 2010. Buku ajar keperawatan keluarga : Riset, Teori dan
di Indonesia.Jakarta.
Pratita. 2012. Hubungan Dukungan Pasangan Dan Health Locus Of Control Dengan
Prince & Wilson. 2008. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Edisi
FKUI. Jakarta
Dinas, kesehatan Provinsi Sulawesi Barat (2020, Profil kesehatan provinsi Sulawesi