BAB 1
PENDAHULUAN
melitus terbanyak sekitar 8,3 juta orang. Hasil prevalensi nasional obesitas
penduduk usia >= 15 tahun sebesar 18,8 %, kurang makan buah dan sayur
sebesar 93,6%, kurang aktifitas fisik pada penduduk >10 tahun sebesar
peningkatan jumlah penderita suatu penyakit juga semakin tinggi. Salah satu
2013)
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau
pemahaman tentang diet, manfaat latihan fisik, usia yang sudah lanjut,
kesehatan, yang diikuti dengan adanya kesadaran yaitu yang positif terhadap
kadar gula darah pasien sangat dipengaruhi oleh kepatuhan pasien terhadap
3
Diet adalah salah satu upaya dalam pengelolaan DM, ada 4 pilar
setiap penderita mempunyai sikap positif terhadap diet yang dianjurkan agar
2015)
menyatakan lebih dari 371 juta orang di dunia menderita penyakit diabetes.
dengan jumlah 7,6 juta orang (IDF Atlas, 2012). Angka ini diperkirakan akan
terus meningkat mencapai 21.257.000 orang pada tahun 2030. Selain itu DM
centers for disease control and prevention (CDC ) 2012. (Damayanti, 2013)
rawat inap maupun jalan di Rumah Sakit menempati urutan pertama dari
tahun 2015, Diabetes Melitus berada pada urutan ke-6 dari 10 penyakit utama
pada urutan ke-7 dari 33 Provinsi dengan prevalensi 1,3%. (Riskesdas, 2013)
dokter sebesar 1,6 persen dan 0,5 persen. DM yang didiagnosis dokter atau
(2,5%), Kabupaten Toraja Utara (2,3%) dan Kota Palopo (2,1%). Prevalensi
pendidikan lebih tinggi dan dengan kuintil indeks kepemilikan lebih atas.
jalan setelah melakukan pemeriksaan pada tahun 2015 sebanyak 2885 orang,
tahun 2016 sebanyak 2149 orang, dan tahun 2017 sebanyak 2068 orang,
sedangkan yang rawat inap pada tahun 2015 sebanyak 186 orang, tahun 2016
yang baik adalah diet yang disesuaikan dengan kebutuhan kalori klien
Padjonga Dg Ngalle
1. Manfaat teoritis
untuk dapat dijadikan acuan tentang teori yang sudah ada. Selain itu
2. Manfaat Praktis
penanganan DM type 2
b. Bagi masyarakat
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Masehi dengan gejala banyak kencing dan haus, yang dilaporkan dalam
sebuah catatan zaman Mesir kuno pada tahun 1550 SM. Catatan ini
ditemukan pada tahun 1862 oleh seorang ahli Mesir kuno dari Jerman,
(Tandra, 2014).
(Soegondo, 2015).
tipe 1 dapat berkembang secara cepat dalam waktu satu minggu atau
tipe ini adalah orang dewasa gemuk di atas 40 tahun, tetapi kadang-
yang juga terkena. Sifat dari gen yang menyebabkan diabetes tipe ini
sama.
resistensi insulin.
dikemudian hari
kg/m2.
2.1.4 Patofisiologi
1 kelainan terletak pada sel beta yang bisa idiopatik atau imunologik.
ada sekresi insulin sama sekali. Jadi pada kasus ini terdapat
intraselluler terganggu.
perlu diketahui bagi penderita DM yaitu gejala awal, gejala akut dan gejala
a. Poliuria, adalah seringnya buang air kecil terutama pada malam hari
gula darah yang tidak bisa ditoleransi oleh ginjal dan agar urin yang
dikeluarkan tak terlalu pekat, ginjal harus menarik banyak cairan dari
dalam tubuh.
hausnya.
c. Polifagia, adalah seringnya merasa lapar yang luar biasa. Hal ini
makan terus menerus. Pada fase ini penderita menunjukan berat badan
3. Penurunan berat badan yang drastis tanpa sebab yang jelas. Dalam
Gejala kronik :
1. Rasa kesemutan pada jari tangan dan kaki, karena sirkulasi darah
terasa tebal.
menipis.
8. Jika tes urin dan darah, menunjukan nilai kadar gula darah yang
tinggi.1
diabetes melitus antara lain poliuria (sering buang air kecil), polidipsi
2.1.6 Komplikasi
yaitu:
1. Akut
keton (+) kuat. KAD disebabkan oleh tidak adanya insulin atau
c. Hipoglikemia
17
yang berat.16
2. Kronik
a. Makrovaskuler
makrovaskuler yaitu :
DM.
dan stroke.16
b. Mikrovaskuler
mikrovaskuler yaitu :
2. Nefropati diabetik.
3. Neuropati.16
18
(Basuki, 2015).
dan latihan jasmani (gaya hidup sehat). Tetapi farmakologis terdiri dari
menjadi 5 golongan:
tiazolidindion
(Suyono, 2014) :
mencegah agar diabetes tidak terjadi pada orang atau populasi yang
19
baik, berolahraga secara teratur, dan pola hidup teratur. Caranya dnegan
cokelat)
20
rendah amilase
panggang
Jagung 68
Kentang putih 65
kukus
darah. Seperti kandungan gula dalam kopi, susu murni, cokelat, dan
keju,
2.2.1 Pengetahuan
1. Tahu (Know)
2. Memahami (Comprehension)
3. Aplikasi (Aplication)
4. Analisis (Analysis)
5. Sintesis (Synthesis)
6. Evaluasi (Evaluation)
1. Faktor Internal
a. Pendidikan
b. Pekerjaan
c. Umur
d. Penghasilan
e. Jenis kelamin
f. Pengalaman
masa lalu.
26
g. Sosial Ekonomi
hidupnya.
h. Minat
j. Informasi
2. Faktor Eksternal
a. Faktor Lingkungan
b. Sosial Budaya
(Hasibuan, 2012)
pendukung.
ini baik secara fisik maupun mental aktif. Inilah yang sesuai
tingkah lakunya oleh anak didik. Pemateri (lebih baik bersama anak
edukatif.
konkret dari ketaatan pada ketentuan atau tata tertib itu akan
disiplin.
berkelas (kelompok anak didik), batas waktu menjadi salah satu ciri
30
1. Tujuan
2. Bahan pelajaran
didik.
31
4. Metode
5. Alat
alat material atau alat bantu pengajaran berupa globe, papan tulis, batu
6. Sumber Pelajaran
7. Evaluasi
BAB 3
asfiksia dan BBLR, maka kerangka konsep dalam penelitian ini dapat
Kepatuhan berobat
Edukasi
DM type 2
Keterangan
: Variabel Independent
: Variabel Dependent
: Penghubung variabel
3.2 Hipotesis
BAB 4
METODE PENELITIAN
2013).
t-test, adalah salah satu metode pengujian hipotesis dimana data yang
34
35
Teknik sampling:
Total sampling
Penyuluhan kepatuhan
Pre Test Post Test
berobat DM Type 2
Pengumpulan data:
Kuesioner/Observasi
Pengumpulan Data
Pengolahan Data:
Editing
Coding
Tabulating
Penyajian data
Variabel adalah ciri atau sifat dari sesuatu subjek penelitian, baik
subjek itu makhluk seperti manusia, hewan, tumbuhan, atau benda seperti
obat, benda padat, cair, dan lain-lain. (Sutomo, 2013). Variabel dalam
penelitian ini terdiri dari variabel independen (bebas) dan variabel dependen
(terikat).
Kriteria
No Variabel Defenisi Alat ukur Skala
Objektif
1 Dependen Diabetes melitus adalah satu Kuesioner Ordinal Patuh
Kepatuhan kumpulan gejala yang timbul jika responden
berobat DM pada seseorang yang mendapat nilai
Type 2 ≥ 67.5
disebabkan oleh adanya
peningkatan kadar glukosa
Tidak Patuh
darah akibat kekurangan
Jika responden
insulin baik absolute maupun
mendapat nilai
realtif < 67.5
2 Independen Interaksi edukatif adalah Kuesioner Ordinal Baik :
Pemberian interaksi yang dengan sadar jika responden
edukasi meletakkan tujuan untuk menjawab dengan
nilai ≥ 5
mengubah tingkah laku dan
Kurang :
perbuatan seseorang. Atau
Jika responden
dapat juga dikatakan
menjawab dengan
interaksi edukatif yakni
nilai < 5
interaksi yang secara sadar
memiliki tujuan untuk
mendidik, untuk
mengantarkan seseorang
untuk meningkatkan standar
kehidupannya
38
4.5.1 Populasi
Kabupaten Takalar.
4.5.2 Sampel
responden.
4.5.3 Sampling
keseluruhan.
adalah:
2. Pengkodean (coding)
40
memberi kode pada setiap lembar jawaban yang telah diisi dari
responden.
3. Tabulasi Data
4. Analisa Statistik
pertanyaan peneliti.
a. Analisa univariat
P = Persentase
F = Frekuensi
N = Jumlah Responden
b. Analisa bivariat
derajat kemaknaan ρ-value < 0,05 artinya bila hasil uji statistik
4.8 Keterbatasan
peneliti adalah:
uji coba, sehingga masih perlu diuji coba untuk validalitas atau reabilitas.
lebih lanjut.
respresentatif.
43
Bibliography
Azwar, A. (2012). Epidiomologi Hipertensi. Jakarta: FKUI.