PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bahwa lebih dari 346 juta orang di seluruh dunia mengidap diabetes. Jumlah ini
kemungkinan akan lebih dari dua kali lipat pada tahun 2030 tanpa intervensi.
2012).
Berdasarkan data statistik, saat ini Indonesia cukup tinggi mencapai angka
8,2 juta jiwa pasien Diabetes mellitus yang akan meningkat pada tahun 2030
merupakan negara ke-4 terbesar pasien diabetes setelah China, India dan
1
Terdapat 3 pengobatan DM antara lain terapi diet, olahraga dan
dan kualitas kesehatan bisa tetap dirasakan. Sedangkan bagi penderita DM yang
mempunyai sikap tidak patuh hal ini bisa menimbulkan komplikasi dikemudian hari
Akibat dari ketidakpahaman akan penyakit DM, banyak penderita DM yang tidak
parah. Awal mula pemicu timbulnya masalah-masalah kesehatan kronis dan fatal
kepatuhan pasien terhadap anjuran diet meliputi, jenis dan jumlah makanan yang
2
diabetes melitus diantaranya: pengetahuan, sikap, pendidikan kesehatan, dan
dukungan keluarga.
merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan atau perilaku
seseorang. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan dan sikap positif, akan
berlangsung baik. Pernyataan ini diperkuat dalam penelitian Tera (2011), yang
penderita tentang penyakit dan komplikasi dengan kepatuhan diet penderita DM.
mellitus. Ketidakpatuhan diet akan menyebabkan kadar gula darah pada penderita
kesehatan.
3
Dukungan yang diberikan oleh keluarga memiliki hubungan dengan
yang tinggi. Menurut Tumilah (2010), pemberian dukungan sosial dalam bentuk
melitus.
ada hubungan antara pengetahuan, sikap, dengan kepatuhan diet pasien yang di
tahun 2012 prevalensi penyakit Diabetes Melitus 3.501 kasus, sedangkan pada
tahun 2013 terdapat 2.768 kasus Diabetes Melitus, hal ini menunjukkan dimulainya
terdiagnosa oleh tenaga kesehatan tertinggi pada kelompok umur 55-64 tahun
sebesar 4,2% terendah pada kelompok umur 15-24 tahun dan 25-34 tahun
umur 65-74 tahun sebesar 5,3% dan terendah pada kelompok umur 15-24 tahun
4
Berdasarkan hasil data penyakit jumlah kasus Diabetes Melitus di Rumah
sakit rujukan di Provinsi Sulawesi Tenggara, jumlah Kasus Diabetes Melitus Rawat
Inap tahun 2012 sebesar 282 pasien, 2013 sebesar 282 pasien, 2014 sebesar 270
pasien serta tahun 2015 bulan Januari sampai Maret terdapat 43 responden.
Sedangkan Jumlah kasus Diabetes Melitus Rawat Jalan pada tahun 2012 sebesar
459 pasien, 2013 sebesar 442 pasien, 2014 sebesar 325 pasien, serta tahun 2015
bulan Januari 173 pasien, Februari 150 pasien, dan Maret sebanyak 183 pasien
telah melakukan lebih dari 2x kunjungan selama 3 bulan terakhir ini dan 2 orang
lainnya hanya melakukan kontrol biasa. Pada saat calon peneliti bertanya kepada
5 orang responden, tentang apa alasannya sehingga mereka melakukan lebih dari
darahnya naik, ketik ditanya leih jauh apakah anda melakukan terapi diet DM yang
Sedangkan 2 orang yang lainnya, hanya melakukan kontrol biasa, mereka hanya
mencek kadar gula darahnya saja, apakah sudah normal atau bahkan sudah turun.
Kemudian saya bertanya lagi, apakah anda menjalankan terapi diet yang
5
Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Pasien Diabetes Melitus Dalam
B. Rumusan Masalah
Bahteramas Kendari?
2. Apakah ada hubungan sikap dengan kepatuhan pasien diabetes melitus dalam
Bahteramas Kendari?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
6
2. Tujuan Khusus
Bahteramas Kendari
Bahteramas Kendari
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Rumah Sakit Umum Bahteramas, serta instansi terkait lainnya, dan menjadi
7
2. Manfaat Praktis
pengetahuan, dan sikap yang lebih baik dalam hal upaya mengetahui faktor-
selanjutnya
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dari intergral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi
sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat
penelitian medik.
sakit, berfungsi :
9
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
medis.
yang diderita oleh pasien (American Hospital Assiciation; dalam Azwar 2006)
10
1.) Wewenang kepada rumah sakit berbeda dengan wewenang pimpinan
perusahaan
kelompok manajerial
memperlambat kenaikan gula darah, makanan yang cepat dirombak dan juga
yang lambat dirombak dan lambat diserap masuk ke aliran darah menurunkan
gula darah (Almatsier, 2006).Karbohidrat atau hidrat arang adalah suatu zat
gizi yang fungsi utamanya sebagai penghasil energi, dimana setiap gramnya
negara maju karbohidrat dikonsumsi hanya sekitar 40-60%, hal ini disebabkan
nasi setara dengan ¾ gelas atau 100 gram, mengandung 175 kalori, 4 gram
sehari, jika energi sehari adalah sebesar 2450 kkal, maka energi yang berasal
12
Peneliti gizi asal Universitas Airlangga, Surabaya, Prof Dr. Dr. H.
a. Diet A
- 25% protein.
b. Diet B
protein, lebih cocok buat orang Indonesia dibandingkan dengan diet A. Diet
B selain karbohidrat lumayan, tinggi juga kaya serat dan rendah tinggi,
kacang panjang, jagung muda, labu siam, wortel, pare, nangka muda)
ketimun, gambas, cabai hijau, labu air, terung, tomat, sawi) akan menekan
kenaikan kadar glukosa dan kolesterol darah. Bawang merah dan putih
20015).
13
c. Persepsi Diet
agar – agar, rumput laut, pisang rebus, kacang hijau serta kacang-
kacangan lainya, sayuran rendah kalori dan buah – buahan yang tidak
yang baik.
khususnya pada pagi hari dan gantikan dengan minuman berserat air
14
lauk mie goreng atau perkedel kentang ( karena ketiganya memiliki
makanan sereal.
seperti cookies diet, sirup diet ( Tropicana Slim ), coke diet, dapat
membuat kue – kue basah seperti wafel yang terdiri atas tepung
gandum utuh, havermout, putih telur, susu skim dan sedikit buah –
8) Kurangi konsumsi daging merah yang dapat diganti daging putih seperti
santan bisa diganti dengan susu skim. Untuk menu yang menggunakan
15
2. Tujuan terapi diet
gejalanya.
mikrovaskuler
optimal.
Ada beberapa hal yang terkait dengan penatalaksanaan terapi diet, hal
ini untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan dalam melaksanakan diet.
16
metabolisme basal sebesar 25-30 kkal/kg BB normal. Makanan dibagi
dalam 3 porsi besar yaitu makanan pagi (20%) siang (30%) dan sore (25%)
serta 2-3 porsi kecil untuk makanan selingan (masing-masing 10-15 %).
total.
d. Kebutuhan karbonhidrat adalah sisa dari kebutuhan energi total, yaitu 60-
70 %
natrium dalam bentuk gram dapur seperti orang sehat, yaitu 3000 mg/hari.
4. Jenis-jenis Diet
Menurut E Beck (2011: 300) ada tiga jenis terapi diet untuk penderita
DM antara lain :
menyadari perlunya penurunan berat badan dan berat badan yang sudah
17
turun tidak boleh dibiarkan naik kembali. Bagi para pasien DM tipe 2 yang
Tipe diet ini digunakan untuk pasien DM yang berusia lanjut dan
dua prinsip:
Gula (gula pasir, gula jawa, aren dan lain-lain) dan makanan yang
mengandung gula tidak boleh dimakan karena cepat dicerna dan diserap
dosis tinggi. Diet yang berdasarkan sistem ini merupakan diet yang lebih
rumit untuk diikuti oleh soerang pasien DM, tetapi mempunyai kelebihan,
diet ini lebih bervariasi serta lebih fleksibel daripada diet bebas gula.
18
mengimbangi aktivitas insulin dengan makanan sehingga dapat mencegah
a. Bayam
kale, selada, dan brokoli baik bagi penderita diabetes. Sifat sayuran yang
ketika sayuran berdaun hijau dijadikan sebagai bagian dari diet rutin
seseorang.
b. Bawang putih
c. Bawang Merah
19
makanan anti-kanker. Selain itu juga baik untuk meningkatkan kesehatan
d. Putih telur
sangat rendah karbohidrat. Hal ini berarti tidak akan mempengaruhi kadar
e. Oatmeal
karbohidrat, sehingga menjaga kadar gula darah stabil. Selain itu, oatmeal
f. Tomat
menurunkan risiko penyakit kronis, kondisi jantung, kolesterol, dan hal lain
Melitus alangkah baiknya jika anda menerapakan cara berikut ini Tips Makan
20
a. Batasi Karbohidrat
yang meliputi jagung sirup, madu, permen, gula, beras putih, roti putih atau
racun-racun yang ada dalam tubuh. Hindarilah meminum yang manis dan
d. Makan Buah-buahan
banyak protein semisal daging. Jika makan daging cobalah agar makan
daging dengan sedikit lemak seperti misalnya dada ayam, ikan, daging
21
f. Minum Susu Rendah Lemak
elemen penting yang dibutuhkan tubuh. Sumber bebas lemak susu seperti
a. Kebutuhan Energi
basal (25 kal/kg berat badan ideal untuk perempuan dan laki-laki sebesar 3
kal/kg berat baddan ideal) lalu di tambah atau di kurangi beberapa faktor
(Perkeni,2011)
b. Usia
dengan ketentuan : usia 40-59 tahun, kebutuhan energi dikurangi 5%, usia
60-69 tahun, kebutuhan energi di krangi 10%, dan jika usia >70 tahun,
22
2) Ringan : pegawai kantor, pegawai toko, guru, ahli hukum, ibu rumah
energi basal.
d. Berat badan
Bila berat badan lebih,maka energi dikurangi 10%, bila gemuk energi
kalori yang diberikan paling sedikit 1000-1200 kkal perhari untuk perempuan
makan pagi 20%, siang 30%, dan sore 25% serta 2-3 porsi makanan
23
7. Kebutuhan Karbohidrat dan Protein
(2008) juga membatasi konsumsi makanan dengan nilai indeks glikemik tinggi.
Selain itu, penggunaan sukrosa (gula murni) tidak bolehh lebih dari 5%
pemanis tidak bergizi. Yang termasuk pemanis bergizi yaitu gula alkohol dan
fruktosa. Gula alkohol antara lain isomalt, laktitol, dan xylitol. Dalam
sebagai bagian dari kebutuhan energi sehari dan tidak boleh di gunakan untuk
8. Kebutuhan Protein
protein yang baik adalah seafood, produk susu rendah lemak, kacang-
9. Kebutuhan Lemak
24
Lemak jenuh < 7% kebutuhan kalori. Bahan makanan yang perlu
berlemak dan susu penuh. Anjuran konsumsi kolestrol yaitu < 200 mg/hari.
(Perkeni 2006)
serat dan bahan lain yang baik untuk kesehatan. anjuran serat adalah +- 25
g/hari. (Perkeni,2011)
11. Natrium
anjuran untuk masyarakat umu yaitu tidak boleh >3000 mg atau sama dengan
yang boleh di makan secara bebas, makanan yang mana harus dibatasi dan
kompleks , makanan tinggi serat serta larut air, dan makanan yang diolah
25
Makanan yang mengandung karbohidrat mudah diserap seperti sirup,
gula, sari buah harus dihindari. Sayuran dengan kandungan karbohidrat tinggi
sirsak dan sawo sebauknya dibatasi. Sayuran yang bebas di konsumsi adalah
sayuran dengan kandungan kalori rendah seperti ketimun, labu air, labu siam,
jamur, tomat. Selain itu makanan yang perlu dihindari yaitu makanan yang
membatasi maknan dari jenis gula, minyak, dan garam. Banyak pasien DM
megeluh karena makanan yang tercantum dalam daftar diet kurang bervariasi
sehingga sering terasa membosankan. Untuk itu agar ada variasi dan tidak
kali makan utama, 3 kali makan selingan dengan intervensi 3 jam. Jaddwal
26
Tabel 3.Jadwal Makan Penderita DM
tubuh dibutuhkan untuk memfasilitasi masuknya glukosa dalam sel agar dapat
Hal: 151).
yang ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah yang disebut
yang disebabkan karena kerusakan dalam produksi insulin dan kerja dari
27
2. Jenis dan Tipe Diabetes Melitus WHO (2006) :
a. DiabetesMelitusTipe 1
b. DiabetesMelitusTipe 2
pasien DM yaitu
dalam darah tidak dapat masuk dalam sel, sehingga sel kekurangan
sumber tenaga terpaksa diambil dari cadangan lain yaiutu sel lemak
malam hari.
28
3) Banyak minum (Polidipsi)
cairan yang keluar melalui kencing. Keadaan ini justru sering di salah
tafsirkan. Dikira sebab rasa haus ialah udara yang panas atau beban
kerja yang berat. Untuk menghilangkan rasa haus itu penderita banyak
minum.
2) Gangguan penglihatan
3) Gatal (Bisul)
atau daerah lipatan kulit seperti ketiak atau di bawah payudara. Sering
29
4) Gangguan Ereksi
seseorang.
5) Keputihan
yang di rasakan.
DM Tipe 1 DM Tipe 2
Sel pembuat insulin rusak Lebih sering dari tipe 1
Insulin absolut di butuhkan Biasanya diawali (trigger) dengan
seumur hidup kegemukan
Bukan turunan tapi autoimun Komplikasi kalau tidak terkendali
Umumnya usia muda Muncul saat dewasa
30
disebabkan karena kerusakan sel beta yang menyebabkan defisiensi
insulin tetapi tidak cukup dalam pemenuhannya atau bisa juga insulin
mulai dari resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif sampai yang
obat, infeksi, antibody, sindroma penyakit lain. Diabetes tipe lain dapat
31
b.)Obesitas
c.)Hipertensi
e.)Riwayat keturunan DM
1. Kepatuhan
a. Pengertian Kepatuhan
32
merupakan suatu perilaku yang ditunjukan seseorang untuk memenuhi
dari pihak luar, yakni otoritas individu yang kuat yang menyebabkan
hal ini sosial preasure atau tekanan sosial baik dari petugas kesehatan
dirasakan secara langsung, namun dampak serius akibat sikap tidak patuh
kelompok pasien yang tidak patuh dan patuh berdasarkan berbagai faktor
usaha tersebut sedikit berhasil dan menunjukan bukti bahwa setiap orang
dapat menjadi patuh dan tidak patuh kalau situasi dan berbagai kondisi
terhadap saran tenaga medis dan kontrol terhadap menu makanan yang
dikonsumsi, sedangkan pasien yang tidak patuh adalah pasien yang lalai
33
Perilaku kepatuhan sering diartikan sebagai usaha pasien untuk
yang dilakukan meliputi kontrol berat badan, kontrol makan dan emosi.
34
c. Meningkatkan efikasi diri.
dari berbagai sumber seperti media cetak, elektronik atau melalui program
seperti keadaan gula dalam darahya, berat badan, dan apapun yang
dirasakanya.
35
dari dokter untuk menanamkan kepatuhan dengan dasar komunikasi yang
tinggi bagi kebanyakan pasien dan apa yang ia katakan secara umum
pasien, karena hal tersebut juga akan menigkatkan kepatuhan, dalam Smet
kesehatannya.
d. Pendekatan perilaku
pentingnya pengobatan
4. Pengetahuan
a. Pengertian pengetahuan
36
perilaku seseorang. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan dan sikap
maka akan timbul suatu sikap dan prilaku untuk berpartisipasi. Selain itu
individu.
b. Tingkat Pengetahuan
yang di pelajari atau rangsangan yang telah di terima. Oleh sebab itu
tahu ini merupakan tingkat pengetahuan paling rendah. Kata kerja untuk
mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang di pelajari antara lain
sebagainya.
37
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah
pelajari
materi yang telah di pelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama
38
dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan dan
1.) Umur
2.) Pendididikan
(Nursalam, 2007)
39
3.) Pekerjaan
4.) Pendapatan
5. Sikap
a. Pengertian Sikap
untuk bertindak sesuai dengan sikap yang objektif, jadi sikap senantiasa
40
terarah terhadap suatu hal, suatu objek, tidak ada tindak yang tanpa suatu
b. Tingkatan Sikap
tugas yang diberikan adalah suatu indikasi sikap karena dengan suatu
diberikan. Lepas pekerjaan itu benar atau salah adalah orang itu
dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap
atau mendiskusikan tentang gizi adalah suatu bukti bahwa si ibu telah
41
6. Pendidikan Kesehatan
42
c. Metode Penyampaian Pendidikan Kesehatan
Oleh karena itu dalam pemberian pendidikan kesehatan perlu dipilih metode
yang tepat.
1.) Individu
lain:
b.)Wawancara
mengetahui apakah perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi itu
43
mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat. Apabila
2.Kelompok
2) Kelompok kecil
simulasi.
3) Massa (publik)
7. Dukungan keluarga
dalam berbagai tahap siklus kehidupan. Namun demikian, dalam semua tahap
berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal. Sebagai akibatnya, hal ini
44
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat prilaku interpersonal,
sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
(2007), menyatakan bahwa fungsi dasar keluarga antara lain adalah fungsi
saling mengasuh dan memberikan cinta kasih, serta saling menerima dan
mendukung.
berperan dalam memotivasi pasien agar memenuhi semua diet yang di berikan
oleh ahli gizi maupun dokter. Dengan adanya motivasi dari keluarga maka
45
Menurut Friedman dalam Setiadi (2008) membagi 5 tugas keluarga
keluarganya yang sakit dan yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena
cacat dan usianya yang terlalu muda, mempertahankan suasana rumah yang
kejenuhan pasien dalam mengikuti terapi diet yang sangat diperlukan untuk
46
terisolasi. Jika dukungan keluarga tidak ada maka pasien Diabetes Mellitus
akan tidak patuh dalam pelaksanaan diet, sehingga penyakit Diabetes Mellitus
tidak terkendali dan terjadi komplikasi yaitu penyakit jantung, ginjal, kebutaan,
dukungan keluarga baik maka pasien Diabetes Mellitus akan patuh dalam
47
BAB III
KERANGKA KONSEP
tindakan atau perilaku seseorang. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan dan
sikap positif, akan berlangsung baik. Bila pengetahuan di pahami, maka akan
timbul suatu sikap dan prilaku yang baik sehingga tingkat pengetahuan seseorang
dari keluarga. Peran dukungan keluarga yang mempengaruhi kepatuhan diet yaitu
Mellitus
B. Kerangka Konsep
Pengetahuan
Sikap
Dukungan
keluarga
Tindakan
Keterangan :
: variabel dependent
49
C. Variabel Penelitian
a. Pengetahuan,
b. Sikap,
c. Pendidikan Kesehatan
d. Dukungan keluarga
1. Kepatuhan Diet
Sejauh mana prilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh
pertanyaan yaitu sebanyak 10 pertanyaan yang diberi skor atau bobot. Dimana
setiap pertanyaan akan diberi nilai/skor yang mengacu pada skala Likert, bila
SL = Selalu :5
SRG = Sering :4
JR = Jarang :2
TP = Tidak Pernah :1
50
R
I¿ K
dimana :
Interval kelas :
100−20
I= 2 = 40
Kriteria Objektif :
Patuh : Bila jawaban responden memperoleh nilai ≥60% dari total skor
maksimal
Tidak Patuh : Bila jawaban responden memperoleh nilai <60% dari total skor
maksimal
2. Pengetahuan
penyakitnya dan terapi dietnya yang sesuai dengan keperluan setiap harinya
51
Skor terendah : 10 x 0 = 0 (0%)
R
I= dimana :
K
I = Interval kelas
Kriteria Objektif :
Cukup : bila jawaban responden lebih dari >50% dari total skor maximal
3. Sikap
bertindak sesuai dengan sikap dalam melakukan terapi diet. Kriteria penilaian
diberi skor atau bobot. Dimana setiap pertanyaan akan diberi nilai/skor yang
mengacu pada skala Likert, bila menjawab akan diberi skor sebagai berikut :
SS = Sangat setuju :5
S = Setuju :4
Ragu-ragu :3
TS = Tidak setuju :2
52
R
I¿ K
dimana :
Interval kelas :
100−20
I= 2 = 40
Kriteria Objektif :
Cukup :Bila jawaban responden memperoleh nilai ≥60% dari total skor
maksimal
Kurang :Bila jawaban responden memperoleh nilai <60% dari total skor
maksimal
4. Pendidikan kesehatan
dokter atau perawat kepada pasien yang berhubungan dengan diet DM. Dihitung
53
Kemudian diukur dengan menggunakan rumus :
R
I= dimana :
K
I = Interval kelas
Kriteria Objektif :
5. Dukungan keluarga
pasien agar mematuhi semua diet dalam menjalankan terapi diet di rumah
jumlah pertanyaan yaitu sebanyak 5 pertanyaan yang diberi skor atau bobot.
Dimana setiap pertanyaan akan diberi nilai/skor yang mengacu pada skala
SS = Sangat setuju :5
S = Setuju :4
RG = Ragu-ragu :3
TS = Tidak setuju :2
54
R
I¿ K
dimana :
Interval kelas :
100−20
I= 2 = 40
Kriteria Objektif :
Cukup :Bila jawaban responden memperoleh nilai ≥ 60% dari total skor
maksimal
Kurang :Bila jawaban responden memperoleh nilai < 60% dari total skor
maksimal
E. Hipotesis Penelitian
Kendari
2. Tidak ada hubungan sikap dengan kepatuhan pasien diabetes melitus dalam
55
3. Tidak ada hubungan pendidikan kesehatan dengan kepatuhan pasien
diabetes melitus dalam menjalankan terapi diet di Poliklinik Interna BLUD RSU
Bahteramas Kendari
Bahteramas Kendari
Bahteramas Kendari
Kendari
56
BAB IV
METODE PENELITIAN
Diabetes Melitus dalam menjalankan terapi diet yang dirawat jalan di Poliklinik
variabel baik sebagai variabel independen dan variabel dependen yang di lakukan
Populasi
(sampel)
1. Waktu
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2015
57
2. Tempat
Bahtermas Kendari
1. Populasi
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah pasien diabetes melitus yang datang
N
n= 2 ( Soekidjo Notoatmojo, 2010)
1+ N (d )
keterangan :
n = besar sampel
N = besar populasi
N
n=
1+ N (d 2)
183
n=
1+ 183(0,01)
= 64,66
= 65 orang
58
Sehingga banyaknya pasien diabetes melitus yang di jadikan
3.Teknik Sampling
a. Kriteria sampel
Kriteria inklusi
Bahterams Kendari
1. Data primer
langsung kepada responden. Data primer ini yang akan di tanyakan kepada
59
Data yang di peroleh dari hasil pengamatan langsung di lapangkan
dan kalkulator kemudian hasilnya di sajikan dalam bentuk tabel serta analisis
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi terkait yang ada
pencatatan dan laporan kasus Diabetes Melitus pada rekam medik yaitu
jumlah penderita Diabetes Melitus pada tahun 2012 sampai 2014 dan jumlah
E. Pengolahan Data
1. Editing (pengeditan)
2. Koding (pengkodean)
60
3. Entry / processing (pemasukan data)
4. Tabulasi
F. Analisa data
kuisioner.
1. Analisa Univariat
Rumus :
f
x= xk
n
Keteangan :
k : konstan (100%)
2. Analisa bivariat
61
Data yang telah diolah kemudian disajikan dalam bentuk tabel berupa
Tabel 5. Kontigensi 2 x 2
nilai p value < α (0,05) berarti hasil perhitungan statistik tidak bermakna (tidak
signifikan)
menggunakan rumus :
Φ= √ x2
N
G. Penyajian Data
62
Data yang telah diolah kemudian disajikan dalam bentuk tabel beserta narasi
penjelasan.
H. Etika Penelitian
dampaknya
3. Confidentiality (Kerahasian)
63
DAFTAR PUSTAKA
Data Rekam Medik Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara,
Kendari, 2015
Laili, dkk. 2012. Edukasi Dengan Pendekatan Prinsip Diabetes Melitus Self
Management Education (DSME) meningkatkan Perilaku Kepatuhan Diet Pada
Penderita Diabetes Melitus Tipe 2. (online). http://www.journal.unair.ac.id. Di
akses 9 April 2013.
Murti.B, Prinsip dan metode riset epidemiologi. Yogyakarta : Gadjah Mada University
press,2007
Notoatmojo, S. Teori dan Aplikasi Promosi Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta, 2005
64
Perkeni (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia). (2011) Konsensus Pengelolaan dan
Pencegahan Diabetes Melitu di Indonesia Tahun 2011. Diakses pada 25 Mei
2015 dari http://www.perkeni.net
Rumah Sakit Umum Provinsi Sulawesi Tenggara, Rekam Medik RSU Provinsi
Sulawesi Tenggara, Provinsi Sulawesi Tenggara,2015.
Sutjahjo, A., Tjokroprawiro, A., Murtiwi, S., Wibisono, S., 2006. Konsensus
pengelolaan dan pencegahan dan pencegahan diabetes melitus tipe 2 di
Indonesia tahun 2006.
Tarwoto, dkk. 2012. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Endokrin. Trans
Info Media. Jakarta.
66