Anda di halaman 1dari 12

MANUSKRIP

FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN DIET


DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RUANG RAWAT INAP RSUD KARAWANG
TAHUN 2017

Peneliti : Ayu Agustiani


Pembimbing 1 : Ns. Abdul Gowi M.Kep Sp.Kep J
Pembimbing 2 : Dr.Dewi Purnamawati M.KM

PROGRAM STUDI NERS (TAHAP AKADEMIK)


STIKES KHARISMA KARAWANG
Jl. Pangkal Perjuangan Km. 1 By Pas Karawang

Manuskrip_2017_AyuAgustiani
FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN DIET
DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RUANG RAWAT INAP RSUD KARAWANG
TAHUN 2017

Ayu Agustiani
Program Studi Ners (Tahap Akademik) STIKes Kharisma Karawang

Abstrak
Penyakit diabetes mellitus merupakan penyakit gangguan metabolik yang ditandai oleh
hiperglikemi. Saat ini penyakit DM masih dianggap sebagai masalah kesehatan paling
menentang bagi para ahli kesehatan dunia. Seiring dengan peningkatan jumlah DM tipe 2 ada
beberapa faktor menurut Notoatmojdo (2010) berpengaruh terhadap kepatuhan diet yaitu usia,
jenis kelamin, pendidikan, pengetahuan, sikap. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
faktor yang berhubungan dengan kepatuhan diet DM tipe 2 diruang rawat inap RSUD
Karawang tahun 2017. Desain penelitian ini menggunakan cross sectional, dengan jumlah
sampel 92 pasien. Analisa data menggunakan Chi square. Hasil penelitian menunjukan ada
hubungan bermakna usia dengan kepatuhan diet DM tipe 2 diperoleh p 0,002 <0,05. Ada
hubungan bermakna jenis kelamin dengan kepatuhan diet DM tipe 2. Diperoleh p 0,001
<0,05. Ada hubungan bermakna pendidikan dengan kepatuhan diet DM tipe 2 nilai p 0,003
<0,05. Ada hubungan bermakna pengetahuan dengan kepatuhan diet DM tipe 2 nilai p 0,003.
Ada hubungan bermakna sikap dengan kepatuhan diet DM Tipe p 0,002 <0,05. Rekomenasi
bagi RS meningkatkan pelayanan kesehatan dan pengetahuan melalui media informasi
edukasi, poster, pamflet berkaitan dengan diet serta perlu konseling gizi, akan berpengaruh
baik dalam sikap, usia, jenis kelamin dan pendidikan pasien DM tipe 2 serta mencegah DM
dengan pola hidup sehat.

Kata Kunci : Kepatuhan Diet Pasien DM Tipe 2


Daftar Pustaka z: 40 (2000-2015)

PENDAHULUAN
fenomena dalam kehidupan sekarang
Diabetes mellitus merupakan penyakit Diabetes salah satu penyakit tidak menular
gangguan metabolik menahun yang dan menjadi masalah serius serta menjadi
dikenal sebagai pembunuh manusia secara penyebab kesakitan & kematian terbesar
diam - diam silent killer sering kali didunia perlu mendapat perhatian karena
manusia tidak menyadari apabila dapat menyebabkan komplikasi yang
seseorang penyandang diabetes & menyerang tubuh.
mengalami keterlambatan dalam Menurut WHO tahun 2013 jumlah pederita
menangani komplikasi serta dikenal DM didunia mencapai 285 juta menjadi
sebagai Mother Of Deaseas karena masalah kesehatan didunia, perevalensinya
induk dari atau ibu dari hipertensi, jantung, terus meningkat baik di negara maju atau
stroke, gagal ginjal & kebutaan (Hastuti, negara berkembang. Indonesia menempati
2008). Menurut Smaltzer (2008), urutan ke-4 jumlah penderita DM setelah

Manuskrip_2017_AyuAgustiani
Amerika Serikat, India, dan Cina (Suyono, berhubungan dengan obesitas dipengaruhi
2006 dalam Ariani, 2011). Menurut IDF oleh diet yang tidak sehat & kurangnya
kejadian DM tahun 2012 sebanyak 371 aktivitas. Pengendalian glukosa tidak lepas
juta jiwa, tahun 2013 menjadi 372 juta dari kepatuhan pasien terhadap diet yang
jiwa dan diperkirakan tahun 2035. dijalani terhadap mengontrol gula darah
Berdasarkan hasil analisi gambaran dengan perubahan gaya hidup. Hal ini
prevalensi DM berdasarkan jenis kelamin merupakan cara untuk mengurangi resiko
menunjukan bahwa DM pada wanita terjadinya komplikasi dan kekambuhan
(1,7%) lebih banyak dibandingkan laki- dari Diabetes dengan kepatuhan penerapan
laki (1,4%). Sedangkan di kota besar diet.
penyanda DM lebih banyak (2%) Kepatuhan (Compliance) merupakan
dibadning di pedesaan (1%). Menurut tingkatan perilaku seseorang dalam
Suiraoka (2012), Meningkatnya prevalensi mendapatkan pengobatan, mengikuti diet
DM di negara berkembang seperti atau melaksanakan perubahan gaya hidup
Indonesia banyak dikaitkan dengan sesuai dengan rekomendasi tenaga
meningkatnya taraf kehidupan masyarakat kesehatan (Permana, 2014). Menurut
serta perubahan pola hidup terutama di Heryati (2014), Kepatuhan pasien terhadap
kota-kota besar. Dampak globalisasi perencanaan makan merupakan salah satu
terihat pada warga perkotaan mengenai kendala pasien, banyak yang merasa
gaya hidup seperti halnya dalam konsumsi tersiksa sehubungan dengan jenis, jumlah
makanan, memilih tempat makanan, jenis makan yang dianjurkan menjadi
makan yang dikonsumsi. Perubahan dipicu permasalahan sendiri ketika penderita
oleh peningkatan ekonomi, kesibukan harus secara kontinue menjalankannya
kerja tinggi & promosi makanan trendi alat dalam waktu lama. Menurut Arsana
barat seperti fast food (junk food) tidak (2011), kontrol glikemik pasien sangat di
diimbangi dengan pengetahuan kesadaran pengaruhi oleh kepatuhan terhadap anjuran
gizi.Mengakibatkanpolamakan masyarakat diet meliputi jenis, jumlah makan yang di
cenderung menjauhkan konsep makanan konsumsi dan ketidakpatuhan tersebut
seimbang berdampak negatif terhadap dapat menjadi hambatan untuk tercapainya
kesehatan dan gizi. tujuan suatu pengobatan.
Penderita DM menyebar di provinsi Jawa Menurut (Harris, 1998 dalam Waluya,
Barat, pasien DM melakukan rawat jalan 2011) dalam melaksanakan perawatan
di beberapa rumah sakit di Jawa Barat kesehatan dirinya sering terjadi
tahun 2014 sebanyak 39.853 jiwa, ketidakpatuhan rata-rata terjadi yaitu diet
menjalani rawat inap 6.668 jiwa (Dinas tidak sesuai dengan perencanaan makan
Kesehatan Jawa Barat, 2014). Rikesdas 45-75%, penggunaan insulin tidak adekuat
(2013), prevalensi DM di Jawabarat naik 20-80 %, tidak akurat dalam perencanaan
dari 1,2 % menjadi 2 %. Tingginya jumlah pemeriksaan gula darah 30-70%, tidak
penderita DM disebabkan oleh perubahan adekuat jumlah latihan 70-80%. Penelitian
gaya hidup masyarakat pengetahuan yang dilakukan oleh Bangun (2009),
rendah & kesadaran untuk melakukan menemukan hasil bahwa tingkat kepatuhan
deteksi dini penyakit kurang, minimalnya pasien DM terhadap terapi diet adalah
aktivitas fisik pengaturan pola makan 35%. Ketidakpatuhan disebabkan karena
tradisional banyak mengandung pasien DM merasa jenuh & membutuhkan
karbohidrat, serat dari sayuran kebarat- waktu yang cukup lama. Dampak jika
baratan, terlalu banyak mengandung pasien tidak patuh dalam pelaksanaan diet
protein, lemak, gula, garam, & sedikit menyebabkan komplikasi pada penderita
mengandung serat (Hairi, 2013). Menurut diabetes yang tidak terkendali (Rahmat,
(Anderson, et. al 2000, dalam Damayanti 2002 dalam Susanti 2013). Menurut
2015), sekitar 60-90% DM tipe 2 (Soegondo, 2008 dalam Aini, 2011)

Manuskrip_2017_AyuAgustiani
dampak dari ketidakpatuhan pasien dalam METODE PENELITIAN
menjalankan tatalaksana DM memberikan
dampak negatif meliputi, peningkatan Penelitian ini menggunakan desain analitik
biaya kesehatan, komplikasi diabetes, yang menekankan adanya hubungan antara
komplikasi ini terjadi pada semua pada satu variabel dengan variabel lainya
organ dalam tubuh yang dialiri pembulu (Swarjana, 2015). Dengan pendekatan
darah kecil & besar dengan penyebab crossectional study design. Dilaksanakan
kematian 50%, kecacatan & kebutaan, di RSUD Karawang ruang telukjambe,
30%, menjalani amputasi kaki. 10%. rengasdengklok, jatisari, pangkalan dan
Berdasarkan hasil rekam medik RSUD waktu penelitian 20-27 februari 201.
Karawang tahun 2015, DM menduduki Populasi dari penelitian ini adalah seluruh
peringkat ke-2 jumlah penderita DM tipe 2 pasien DM tipe dirawat inap RSUD
sebanyak 760 orang. Tahun 2016 penderita Karawang. Tehnik pengambilan sampel
DM tipe 2 berjumlah 725 orang. Selain itu dengan probabilitas sampling (random
peneliti mendapatkan data periode bulan sampling) sebanyak 92 sampel. Variabel
januari-februari 2017, penderita DM tipe 2 dalam penelitian ini, usia, jenis kelamin,
sebanyak 125 orang yang dirawat inap di pendidikan, pengetahuan, sikap
RSUD Karawang (RSUD Karawang, (independen) dan kepatuhan diet
2017). Hasil studi pendahuluan dengan 7 (dependen).
pasien DM diantaranya perempuan dan Instrumen penelitian digunakan yang
laki-laki, dengan usia 40 tahuN, 4 orang sudah valid pengetahuan 12 pernyataan,
mengaku tidak mengetahui tentang diet sikap 10 pernyataan, serta usia, jenis
yang baik selama ini makan yang kelamin, pendidikan.
dikonsumsi disediakan oleh keluarga tidak Analisis data menggunakan analisis
diatur dietnya hanya seadanya, sebagian univariat dan bivariat. Analisa univariat
pasien masih suka mengkonsumsi teh menggambarkan distribusi frekuensi usia
manis & kopi setiap hari tanpa dibatasi, jenis kelamin pendidikan pengetahuan dan
makan hanya 1 kali/hari karena takut gula sikap. Bivariat untuk mengetahui
darahnya naik. 3 pasien mengaku tahu hubungan antar variabel.
tentang diet namun tidak menjalankannya
karena merasa bosan, jenuh, makan
banyak aturan, mengatur polamakan saat HASIL PENELITIAN
gula darahnya naik jika kondisinya merasa
baik diet jarang dijalankan bahkan Analisa Univariat
terabaikan, karena menurut pengakuan
pasien minum obat gula darah cepat Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Usia,
normaldibandingkan mengatur polamakan, Jenis Kelamin, Pendidikan,
rata pendidikan tidak sekolah, yang Pengetahuan,Sikap
pengetahuannya kurang mengenai
Prosentas
penyakit DM serta penangananya dalam Variabel Frequensi
e (%)
hal pengaturan pola makan (RSUD
Karawang, 2016). Usia
56 60. 9 %
Berdasarkan latar belakang tersebut 40 tahun
peneliti tertarik untuk meneliti : Faktor- 36 39.1 %
< 40 tahun
faktor apa saja yang berhubungan dengan
Jenis
kepatuhan diet DM Tipe 2 diruang rawat
kelamin
inap RSUD Karawang tahun 2017. 37 40.2 %
Laki-laki
55 59.8 %
Perempuan

Manuskrip_2017_AyuAgustiani
Pendidikan usia dengan kepatuahn diet DM tipe 2.
Rendah 53 57.6 % Dengan OR menunjukan usia <40 tahun
Tinggi 39 42.2 % mempunyai peluang 4.667 kali patuh
terhadap diet dibandingkan dengan
Pengetahuan responden yang usianya 40 tahun.
Pengetahuan
kurang baik 40 43.5 %
Pengetahuan 52 56.5 % Tabel 5.3 Hubungan Pendidikan
baik Dengan Kepatuhan Diet Diruang
Sikap Rawat Inap RSUD Karawang Tahun
Sikap kurang 2017
baik 34 37.2 %
Sikap baik 58 63.0 %
Kepatuhan
diet
40 43. 5 %
Tidak patuh
52 56. 5 %
Patuh
Jumlah 92 100.0%

Berdasarkan tabel 5.1 sebagian besar


responden berusia diatas 40 tahun
sebanyak 60. 9 %, dan jenis kelamin
paling banyak adalah perempuan 59,8 %, Berdasarkan tabel 5.3 menunjukan
dari segi pendidikan sebagian besar pendidikan rendah tetapi tidak patuh
pendidikan rendah 57.6 %. Selain itu sebanyak 58.5%, pendidikan tinggi patuh
pengetahuan responden yang kurang sebanyak 76,9%. Hasil uji chi-square
sebanyak 43,5%. Sikap responden dengan diperoleh p=0,003 (=<0,05), artinya ada
sikap kurang baik sebanyak 37 %, hubungan yang bermakna pendidikan
sedangkan responden yang tidak patuh dengan kepatuhan diet DM tipe 2. Dengan
sebanyak 43,5 %. OR menunjukan pendidikan tinggi
mempunyai peluang 4.697 kali lebih patuh
Analisa Bivariat terhadap diet DM dibanding responden
Tabel 5.2 Hubungan usia dengan yang pendidikan rendah.
kepatuhan diet diruang rawat inap RSUD
Karawang tahun 2017 Tabel 5.4 Hubungan Jenis Kelamin
Dengan Kepatuhan Diet Diruang
Rawat Inap RSUD Karawang Tahun
2017

Berdasarkan tabel 5.2 menunjukan 40


tahun tidak patuh sebanyak 57.1%. usia
<40 tahun tetapi patuh sebanyak 78,8%. Berdasarkan tabel 5.4 menunjukan laki-
Hasil uji chi-square diperoleh p =0,002 laki tidak patuh sebanyak 64.9%.
(=<0,05), ada hubungan yang bermakna Responden perempuan patuh sebanyak

Manuskrip_2017_AyuAgustiani
70,9%. Hasil uji chi-square diperoleh 69.1%. Hasil uji chi-square diperoleh p
p=0,001 (=0,05) artinya ada hubungan =0,002 (<0,05) ada hubungan bermakna
bermakna jenis kelamin dengan kepatuhan sikap dengan kepatuhan diet DM tipe 2.
diet DM tipe 2. Dengan OR menunjukan Dengan OR menunjukan sikap yang baik
perempuan mempunyai peluang 4,500 kali mempunyai peluang 4,074 kali mematuhi
lebih patuh dibandingkan Laki-laki. diet dibandingkan dengan responden yang
sikapnya kurang baik.
Tabel 5.5 Hubungan Pengetahuan Dengan
Kepatuhan Diet Diruang Rawat Inap
RSUD Karawang Tahun 2017 PEMBAHASAN

1. Kepatuhan Diet DM Tipe 2


Penelitian ini dilakukan diruang rawat
inap rsud karawang tahun 2017, hasil
penelitian kepatuhan sebagian besar
yang patuh sebanyak 56.5%, tidak
patuh sebanyak 43,5%. Banyak faktor
yang berpengaruh terhadap kepatuhan .
Menurut Green dalam Notoatmodjo
(2010), faktor yang berpengaruh
kepatuhan yaitu faktor predisposisi
Berdasarkan tabel 5.5 menunjukan seperti pengetahuan, sikap, keyakinan,
pengetahuan kurang baik, tidak patuh nilai umur, jenis kelamin dll, faktor
sebanyak 62%, pengetahuan baik patuh pemungkin yaitu jarak, pelayanan
sebanyak 71,2%. Hasil uji chi-square kesehatan, serta faktor penguat yaitu
diperoleh p =0,003 (<0,05), artinya, ada dukungan keluarga & tenaga kesehatan.
hubungan bermakna pengetahuan dengan Kepatuhan adalah istilah sejauh mana
kepatuhan diet DM tipe 2. Dengan OR tingkatan perilaku pasien tertuju pada
menunjukan pengetahuan baik mempunyai suatu intruksi atau petunjuk yang
peluang 4,111 kali patuh terhadap diet diberikan dalam bentuk apapun yang
dibandingkan dengan responden sudah ditentukan (Bastabel, 2002).
pengetahuannya kurang baik. Kepatuhan menjadi indikator penting
yang harus dimiliki oleh responden
Tabel 5.6 Hubungan Sikap Dengan terutama kepatuhan dalam polamakan,
Kepatuhan Diet Diruang Rawat Inap kebanyakan responden merasakan jenuh
RSUD dengan pengobatan yang dijalani karena
jangka waktu yang panjang ( Phitri,
2013). kepatuhan diet DM tipe 2
penting diperhatikan, jika pasien
tidakpatuh akan terjadi ketidakstabilan
glukosa darah nantinya memperparah
kondisi kesehatan serta menyebabkan
berbagai komplikasi. Selain itu
merupakan keberhasilan dalam
penetalaksanaan DM, ini bagian dari 4
pilar utama pengelolaan DM tipe 2 di
Berdasarkan tabel 5.6 menunjukan Indonesia (Perkeni, 2011). Menurut
responden dengan sikap kurang baik tetapi Hartono (2000), diet dapat diartikan
tidak patuh sebanyak 64.7%. Responden sebagai makanan dan minuman yang
dengan sikap baik tetapi patuh sebanyak dikonsumsi orang setiap hari. Diet bagi

Manuskrip_2017_AyuAgustiani
penderita DM adalah 3J. Penelitian yang lebih tinggi. Menunjukan usia 45
Ismansyah (2014), tingkat ketaatan diet tahun patuh 25.1%, sedangkan <45
bagi pasien diabetes hanya 53,7% tahun patuh 70,5%. Diperoleh nila p
pasien yang patuh menjalankan diet, 0,018 ada hubungan signifikan antara
46.2 % tidak patuh menjalankan diet usia dengan kepatuhan diet. Supryanto
yang dianjurkan. Selain itu penelitian (2001), Semakin tua usia maka proses
Hastuti (2014), tingkat kepatuhan diet perkembangan mentalnya bertambah
pada pasien Diabetes Melitus sebanyak baik, akan tetapi pada umur tertentu,
40.6%, sedangkan pasien tidak patuh bertambahnya proses perkembangan
sebanyak 59.6%. Menurut Phitri (2013), mental ini tidak secepat ketika berusia
Ketidakpatuhan responden dipengaruhi belasan tahun, tetapi mengalami
oleh beberapa hal diantaranya puncaknya pada umur tertentu akan
pendidikan dan pengetahuan yang menurun kemampuan penerimaan atau
kurang, sehingga responden kurang mengingat seiring dengan usia lanjut,
terpapar informasi terutama dalam terkadang tidak dapat mencerna
kepatuhan dalam pola makan (diet). kepatuhan diet sempurna.
Padahal dampak ditimbulkan dari
kurangnya pengetahuan responden 3. Hubungan Jenis Kelamin Dengan
melakukan diet yang salah, Kepatuhan Diet.
mengabaikan gejala gula darah dibawah Hasil penelitian diperoleh ada
normal. hubungan yang bermakna antara jenis
kelamin dengan kepatuhan diet DM
2. Hubungan Usia Dengan Kepatuhan tipe 2 diruang rawat inap RSUD
Diet. Karawang diperoleh nilai p 0,001 a <
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan 0,05. Ditemukan dari aspek tingkat
ada hubungan yang bermakna antara kepatuhan sebagian besar pada
usia dengan kepatuhan diet DM tipe 2 perempuan yaitu 70,9%. Laki-laki
diruang rawat inap RSUD Karawang, lebih kecil yaitu 35,1%. Artinya
diperoleh nilai p 0,002 a<0,05. Dari 92 perempuan lebih patuh dibandingkan
responden ditemukan usia 40 tahun dengan laki-laki. Jenis kelamin
patuh 24 %, sedangkan <40 tahun dan merupakan kualitas yang menentukan
patuh sebanyak 77.8%. Dari hasil individu itu laki-laki atau perempuan
penelitian ini usia <40 tahun lebih patuh yang menyatakan bahwa perbedaan
dibandingkan 40 tahun. Usia dapat secara anatomis dan fisiologis
mempengaruhi daya tangkap pola fikir manusia menyebabkan perbedaan
seseorang. Semakin bertambah usia tingkah laku struktur aktivitas pria dan
semakin berkembang pula daya tangkap wanita (Kusumawati (2014). Sesuai
dan pola fikirnya, sehingga pegetahuan teori Green dalam Notoatmodjo
diperolehnya semakin banyak (2010), Jenis kelamin merupakan
(Notoatmodjo, 2003) Menurut Hurlock faktor yang berpengaruh terhadap
(1993 dalam Lesari 2012), bahwa usia perilaku seseorang.
merupakan usia yang secara fisik sangat Hasil sesuai dengan penelitian Pradana
sehat, kuat, cekatan untuk dapat (2015), berdasarkan jenis kelamin
memahami dan menjalankan berbagai terdapat perbedaan antara pria & wanita.
Dimana wanita memiliki tingkat
aturan dibandingkan dengan usia lanjut
kepatuhan lebih tinggi yaitu 37.5%,
(Lansia). Hal ini sejalan dengan sedangkan pria 27.3 % dalam menjalakan
Pradana (2010), usia penderita semakin diet diperoleh nilai p 0,010 a< 0,05
tinggi tidak patuh terhadap diet, usia artinya ada hubungan yang signifikan
lebih kecil memiliki tingkat kepatuhan antara jenis kelamin dengan kepatuhan
menjalankan diet dibandingkan usia menjalankan pola diet pada pasien

Manuskrip_2017_AyuAgustiani
diabetes. Menurut Hawk (2005), bahwa kepatuhan diit pada pasien DM
jenis kelamin merupakan salah satu faktor diwilayah puskesmas plosorejo. Hal ini
yang dapat mempengaruhi prilaku menunjukan semakin tinggi pendidikan
kesehatan termasuk dalam mengatur pola cenderungan semakin patuh dalam
makan. Selain itu menurt Daruzman menjalankan diet dan sebaliknya.
(2008), Perilaku kesehatan antara pria &
Menurut Arsana (2008), pendidikan
wanita, wanita umumnya lebih
memperhatikan & peduli terhadap mempengaruhi pola fikir responden
kesehatan serta sering menjalankan terhadap pentingnya diet sesuai dengan
pengobatan serta mengatur polamakan anjuran pertugas kesehatan mampu
dibanding pria, wanita lebih memiliki mempengaruhi perilaku pola makan
keyakinan dan watak lebih halus serta responden serta faktor yang dapat
memiliki suatu ketelitian yang tinggi dihubungkan dengan kepribadian
sehingga lebih banyak memperhatikan hal seperti motivasi diri, niat dalam diri
yang sedang dijalankannya. Selain itu responden.
wanita lebih sering menggunakan faslitas
kesehatan dibanding pria.
5. Hubungan Pengetahuan Dengan
Kepatuhan Diet
4. Hubungan Pendidikan Dengan Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
Kepatuhan Diet. ada hubungan yang bermakna antara
Hasil penelitian menunjukan ada pengetahuan dengan kepatuhan diet DM
hubungan signifikan antara pendidikan tipe 2 diruang rawat inap RSUD
dengan kepatuhan diet DM tipe 2, Karawang tahun 2017, ditemukan
ditemukan sebagian besar responden sebagian besar responden patuh terhadap
berpendidikan rendah tetapi patuh diet dengan pengetahuan baik hanya
sebanyak 41,5%, sebagian kecil 71,2% sebagian kecil pengetahuan
pendidikan tinggi 76,9%. Diperoleh kurang baik yang patuh terhadap diet
nilai p 0,003 a< 0,05. Pendidikan hanya 37,5%. Hasil uji bivariat diperoleh
merupakan hal yang sangat penting bagi nilai p 0,002 a<0,05. Menurut Bloom
bagi individu, karena pendidikan (1987 dalam Notoatmodjo 2007),
mempunyai pengaruh pada pola fikir Pengetahuan adalah kemampuan
individu tentang suatu hal yang akan mengenal materi yang telah dipelajari
berpengaruh terhadap pengambilan mulai dari yang sederhana sampai
keputusan. Semakin tinggi pendidikan, dengan yang sukar, lebih ditekankan
semakin besar pengetahuan yang dengan kemampuan mengingat yang
didapat, semakin rendah pendidikan lebih besar. Hal ini berkaitan dengan diet
semakin rendah pula kemampuan yang pengetahuan punyai peran besar dalam
akan dimiliki seseorang dalam perilaku kesehatan di masyarakat
menyikapi suatu permasalahan diantaranya pelaksanaan diet. Hal ini
(Notoatmodjo (2012). Pada dasarnya dibuktikan oleh penelitian Purwanto
pendidikan mencakup seluruh proses (2011), Pengetahuan baik tentang diet
kehidupan individu dari sejak kecil cenderung patuh 20%, pengetahuan
hingga tua, berupa interaksi individu kurang 3.3%, nilai signifikan p 0,000
dengan lingkungan baik secara formal a<0.05 ada hubungan bermakna antara
atau informal. Sejalan dengan penelitian pengetahuan dengan kepatuhan
Prabowo (2014), Ditemukan hasil pelaksanaan diet DM di RSUD dr. H
pendidikan tinggi (5%), pendidikan Moh Anwar. Pengetahuan akan
menengah (14 %), pendidikan dasar membawa penderita menentukan sikap
(7%). uji statistik diperoleh nilai p terhadap penyakit yang diderita,
0,000 (a< 0,05) artinya ada hubungan pengetahuan ini meliputi definisi, tujuan,
signifikan antara pendidikan dengan syarat dan pelaksanaan diet DM.

Manuskrip_2017_AyuAgustiani
Kepatuhan penderita secara langsung menentukan sikap, apabila pengetahuan
dipengaruhi hasil tahu pasien yang penderita baik maka sikap terhadap diet
didapat dari pendidikan, sumber akan mendukung terhadap kepatuhan
informasi mengenai diet serta mampu diet diabetes itu sendiri atau sebaliknya.
mendukung sikap positif. Tanpa ada
pengetahuan penderita DM akan malas,
enggan untuk patuh dalam melaksanakan KESIMPULAN
diet karna tidak tahu dampak dari ketidak 1. Terdapat 60.9 % responden berusia 40
patuhan tersebut. tahun, sebagian besar perempuan
59,8%, responden pendidikan rendah
6. Hubungan Sikap dengan Kepatuhan 57.6% responden pengetahuan kurang
Diet. baik sebanyak 43,5 %, responden sikap
Hasil penelitian menunjukan ada kurang 37%, sedangkan responden yang
hubungan yang bermkna antara sikap patuh 43,5%
dengan kepatuhan diet DM tipe 2 di 2. Ada hubungan yang bermakna antara
ruang rawat inap RSUD Karawang usia dengan kepatuhan diet DM tipe 2.
tahun 2017 , hal ini menunjukan dengan 3. Ada hubungan yang bermakna jenis
responden sikap baik dan patuh kelamin dengan kepatuhan diet DM tipe
sebanyak 69,1% sedangkan yang tidak 4. Ada hubungan yang bermakna antara
patuh 31 % . Responden sikap kurang pendidikan dengan kepatuhan diet DM
tetapi tidak patuh sebanyak 64,7% dan tipe 2.
yang patuh 35,5%. Hasil uji diperoleh 5. Ada hubungan yang bermakna antara
nilai p 0,002 a<0,05. Menurut pengetahuan dengan kepatuhan diet
Notoatmodjo (2010), Sikap merupakan DM tipe 2.
reaksi atau respon seseorang yang 6. Ada hubungan antara sikap dengan
masih tertutup terhadap suatu stimulasi kepatuhan diet DM Tipe 2.
atau objek. Suatu sikap belum tentu
akan diwujudkan dalam bentuk SARAN
tindakan, sikap tidak langsung dilihat
tetapi lebih dahulu hanya dapat di 1. Institusi Pelayanan Kesehatan
tafsirkan terlebih dahulu & perilaku meningkatkan program kesehatan
yang tertutup. Menurut Phitri (2013), terkait dengan kepatuhan pelaksanaan
sikap baik sebagian besar patuh diet DM dengan memberikan
62,5%, tidak patuh 37,5%, sikap penyuluhan (konseling, edukasi, atau
kurang baik tidak patuh 73,3%, patuh pendidikan kesehatan) yang lebih
26,7%. Sehingga diperoleh nilai p efektif efisien terkait dengan
0,018 < a (0,05) artinya ada hubungan perencanaan makan (diet) secara
signifikan sikap dengan kepatuhan diet mendalam karena merupakan salah
DM di RSUD Parikesit Kaltim. Sikap satu faktor keberhasilan terapi.
responden tidak baik ditunjukan dengan 2. Institusi Pendidikan
sikap responden yang tidak mendukung Meningkatkan peran perawat dalam
terhadap diet, hal ini sebaliknya sikap promosi kesehatan sebagai health
responden yang baik akan lebih educator sehingga bermanfaat sebagai
mendukung terhadap kepatuhan diet. informasi untuk menambah
Menurut Effendi (2010), Sikap pengetahuan, wawasan bagi
penderita diabetes sangat di pengaruhi pendidikan keperawatan terhadap
oleh pengetahuan, dalam hal ini upaya penatalaksanaan diet DM tipe 2.
pengetahuan penderita tentang penyakit 3. Peneliti selanjutnya
sangatlah penting karena pengetahuan Sebagai masukan bagi peneliti
ini akan membawa penderita DM untuk selanjutnya untuk melakukan

Manuskrip_2017_AyuAgustiani
penelitian dengan jumlah variabel Damayanti.(2015). Diabetes Mellitus dan
yang bervariasi, jumlah sampel yang Penatalaksanaan Keperawatan.
banyak, sehingga dapat menghasilkan Yogyakarta : Nuha Medika
hasil yang lebih akurat. Analisa data Effendy.(2010). Dasar Keperawatan
yang digunakan untuk penelitian Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC
berikutnya tidak hanya pada analisa
univariat dan bivariat, tapi dapat Hartono.(2000). Terapi Gizi dan Diet Di
dilakukan analisa secara multivariat Rumah Sakit. Ed 2. Jakarta : EGC
untuk melihat faktor yang lebih
Hastuti. (2008). Jurnal kesehatan. Faktor
dominan.
resiko Ulkus Diabtetik Pada
4. Bagi penderita Penderita DM. Universitas
Sebaiknya penderita dapat mencari diponegoro semarang. Diakses 12-
informasi tentang diet DM dari 12-16 jam 23.00 WIB
berbagai media massa, internet atau
mengikuti penyuluhan untuk Hawk. (2005). Medical surgical
meningkatkan pengetahuan agar bisa nursingclinical managemen for
meningkatkan kepatuhan diet pada positiveoutcomes elsevair
sounders.
penderita DM.
Heryati. (2014). Jurnal Keperawatan. Faktor-
DAFTAR PUSTAKA faktor yang berhubungan dengan
kepatuhan menjalankan diet
Diabetes Mellitus (DM). Di askes
Aditya.(2012). Skripsi. Faktor-Faktor 20 februari 2017.
Berhubungan Dengan Motivsi Pasien
Diabetes Melitus Dalam Melakukan Hurlock. (2011). Psikologi Perkembangan
Pencegahan Komplikasi DiPoli Suatu Pendekatan Sepanjang
Penyakit Dalam RSUD Karawang Rentang Kehidupan. Jakarta :
Tahun 2012. EGCIsmansyah. (2014). Jurnal
Arsana.(2009). Jurnal. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan. Hubungan dukungan
Gizi Kepatuhan Pasien DM Di Poli keluarga dengan kepatuhan diet
Gizi RSUD Dr. Saiful Anwar. Diakses DM tipe 2 pada pasien DM tipe 2.
13 Maret 2017. Vol III. No 8.hal 389-442. Dakses
5 Maret 2017.
Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu
Pendekatan Praktik Eidisi Revisi VII. Juniarti. (2014). Jurnal Kesehtan. Hubungan
Jakarta : Rinela Cipta. Pengetahuan Dengan Kepatuhan
Pada Penderita DM Yang Dirawat
Azwar. (2009). Sikap Manusia Teori & Inap Di RSUD Labuang Baji
Pengukurannya. Edisi 2. Yogyakarta: Makassar.Vol 4. Diakses 1 Maret
Pustaka Belajar 2017
Bastable. Susane.(2002). Perawat Sebagai Kowalak, dkk. (2011). Buku Ajar
Pendidik. Jakarta : EGC Patofisiologi. Jakarta : EGC
Brunner & Suddart. (2002). Keperawatan Kusumawati. (2015). Jurnal Kepatuhan Diet
Medikal Bedah. Edisi 8. Jakarta :
Ditinjau Dari Jenis Kelamin Pada
EGC
Penderita Diabetes Melitus Tipe 2.
_______________. (2013). Keperawatan Diakses 10 maret 2017
Medikal Bedah. Edisi 8. Jakarta : EGC Marisa. (2010). Panduan diet bagi penderita
Carpento. (2000). Buku saku diagnnosa Diabetes Melitus. Ed 9.Yogyakarta :
keperawatan. Edisi 10. Jakarta : EGC Pustaka muslim

Manuskrip_2017_AyuAgustiani
Mona. (2012). Judul. Serta Kadar Gula Darah Rustendi. (2012). Skripsi. Hubungan
Penderita Diabetes Mellitus Tipe II Karakteristik Demografi dan
Rawat Jalan di RS Tugurejo Pengetahuan Dengan Kepatuhan Diet
Semarang. Diakses 28 maret 2016 DM Tipe 2 di RSUD Bayu Asih. Diakses
Pukul 12.30 WIB 6 febuari 2017

Nursalam.(2011). Konsep Penerapan Reflina.(2011). Skripsi. Hubungan


Metodologi Penelitian Ilmu Karakteristik Demografi dan Perilaku
Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, Petugas Kesehatan Dengan Kepatuhan
dan Instrumen Penelitian Diet DM di Rawat Jalan RSUD
Keperawatan. Ed. 2. Jakarta : Salemba Karawang
Medika
Siafunurmajah. (2013). Skripsi. Kepatuhan
___________. (2010). Metodologi Penelitian Penderita Dabetes Mellitus Dalam
Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Menjalani terapi olahraga dan diet.
Diakses 12-12-16 jam 23.00 WIB
___________.(2010). Promosi Kesehatan
Teori & Aplikasi. Ed revisi. Jakarta: Shofiyah. (2014). Jurnal. Hubungan Antara
Rineka Cipta Pengetahuan & Dukungan Keluarga
Terhadap Kepatuhan Penderita DM
Purwanto.(2011). Jurnal kesmas. Hubungan dalam Penatalaksanaan Diwilayah
Pengetahuan Tentang Diet Dengan Kerja Puskesmas Srondol Kecamatan
Kepatuhan Pelaksanaan Diet Pada Banyumasnik Semarang. Diakses 21
Penderita DM. Daikses 5 maret 2017. Maret 2016 Pukul 20.00 WIB
Perkeni. (2011). Konsensus Pengelolaan Soegondo .(2009). Penatalaksanaan Diabetes
Diabetes di Indonesia. FKUI. Jakarta: Melitus Terpadu. Edisi 2. Jakarta : FKU
EGC.
Sudoyo. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit
Permana.(2014). Skripsi. Hubungan Dalam. Jilid II. Edisi V. Jakarta : EGC
Pengetahuan Dan Sikap Aktivitas Fisik
Dengan Kepatuhan Aktivitas Fisik Di Suiraoka. (2012). Penyakit Degeneratif
Poli Dalam RSUD Karawang Tahun mengenal mencegah & mengurangi
2014. faktor resiko 9 penyakit degeneratif.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Phitri. (2010). Jurnal. Hubungan Pengetahuan
Dan Sikap Penderita DM Terhadap Sugiyono. (2013). Metodologi Penelitian
Kepatuhan Diet DM Di RSUD Kaltim. Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Vol 1 No 1. Diakses 5 maret 2017. Bandung: Alfabeta.

Pradana.(2010). Jurnal Kesmas. Hubungan Utami. (2014). Faktor Yang Mempengaruhi


Dukungan keluarga dengan Kepatuhan Dalam Menjalankan Diet
Menigkatkan Kepatuhan Diet DM Di Pada Pasien Diabetes. Di Askes 10
puskesmas Gonilan. Diakses 20 februari Februari, 2017.
2017.

Prices. (2006). Patofisiologi Konsep Klinis


Proses Penyakit. Jakarta: EGC

Qurratuaeni.(2009).Skripsi. Faktor - Faktor


Yang Berhubungan Dengan
Terkendalinya Gula Darah pasien DM
DI rsud Fatmawati.

Rikesdas. (2014). Badan Penelitian Dan


Pengembangan Kesehatan Kementrian
RI. Di Akses 15 Januari, 2014.

Manuskrip_2017_AyuAgustiani
Manuskrip_2017_AyuAgustiani

Anda mungkin juga menyukai