Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Medika Karya Ilmiah Kesehatan

Vol 4, No.2. 2019


ISSN : 2654-945X (Online), 2541-4615 (Print)
Journal homepage : http://jurnal.stikeswhs.ac.id/index.php/medika

HUBUNGAN POLA MAKAN TERHADAP KADAR GULA DARAH PENDERITA


DIABETES MELLITUS

Ridha Wahyuni1, Amir Ma’ruf 2, Edy Mulyono 3

Program Studi Ilmu Kebidanan STIKES Wiayata Husada

Email : ridhawahyuni@stikeswhs.ac.id

ABSTRAK

Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif dengan jumlah


penderita meningkat tiap tahun dan menyumbang angka kematian 3% pertahun. Pengaturan
pola makan penderita Diabetes mellitus yang tidak tepat dapat mengakibatkan peningkatan
kadar glukosa dalam darah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pola makan
dengan kadar gula darah penderita diabetes mellitus. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian analitik komparatif. Responden pada penelitian ini adalah 50 penderita Diabetes
mellitus tipe II yang bertempat tinggal di wilayah Bukit Pinang dan data diambil menggunakan
kuesioner dan alat pengukur glukosa darah digital. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
nilai p dengan uji mann-whitney adalah 0.016 < 0.05 yang bermakna ada hubungan kadar
gula darah penderita diabetes mellitus dengan pola makan. Kesimpulan penelitian ini adalah
semakin baik pola makan penderita diabetes mellitus maka semakin rendah kadar glukosa
dalam darah.

Kata Kunci : Pola makan, Kadar gula darah, Diabetes Millitus

PENDAHULUAN

Diabetes mellitus merupakan suatu bahwa jumlah penderita diabetes mellitus


gangguan metabolisme karbohidrat, protein pada tahun 2011 telah mencapai 366 juta jiwa,
dan lemak yang ditandai oleh hiperglikemia dan di perkirakan akan mengalami peningkatan
atau peningkatan kadar glukosa dalam darah menjadi 552 juta jiwa di tahun 2030. Pada tahun
yang terjadi akibat kelainan sekresi insulin atau 2006 telah lebih dari 50 juta jiwa yang
menurunnya kerja dari insulin, serta dapat menderita diabetes mellitus di Asia tenggara.
menyebabkan kerusakan gangguan fungsi Internasional Diabetes Federation (IDF)
kerja metabolic, kegagalan berbagai organ, memperkirakan bahwa sebanyak 183 juta jiwa
terutama pada organ mata, organ ginjal, tidak menyadari bahwa mereka yang mengidap
saraf, jantung, dan pembuluh darah diabetes mellitus tinggal di negara
(Wisudanti, 2016). Prevalensi diabetes mellitus berpenghasilan rendah dan menengah. Pada
menjadi salah satu masalah kesehatan yang tahun 2013 proporsi penduduk Indonesia
cukup besar. Dari data studi global menunjukan berusia > 15 tahun dengan diabetes mellitus
*Corresponding Author :
Ridha Wahyuni
Program Studi D-III Kebidanan
STIKES Wiyata Husada Samarinda, Indonesia
Email : ridhawahyuni@stikeswhs.ac.id
Jurnal Medika Karya Ilmiah Kesehatan
Vol 4, No.2. 2019
ISSN : 2654-945X (Online), 2541-4615 (Print)
Journal homepage : http://jurnal.stikeswhs.ac.id/index.php/medika

adalah 6,9%. Prevalensi diabetes mellitus utama yang sekarang terkait dengan berbagai
terdapat di Yogyakarta (2,6%), DKI Jakarta macam penyakit termasuk diabetes tipe 2 yang
(2,5%), Sulawesi Utara (2,4%) dan Kalimantan dapat dimodifikasi. Diet adalah salah satu
Timur (2,3%) (Kemenkes, 2013). upaya dalam pengelolaan Diabetes Mellitus.
Studi pendahuluan Pada tahun 1990 Diet adalah terapi utama pada diabetes mellitus
di Kaltim, proporsi terbesar Tahun Hidup Yang tipe 2, maka setiap penderita semestinya
Hilang adalah karena penyakit menular, menjalankan diet yang tepat agar tidak terjadi
maternal, neonatal dan gizi (45.21%), diikuti komplikasi, baik akut maupun kronis. Jika
dengan penyakit tidak menular (43.42%), dan penderita tidak menjalankan diet yang tepat,
cedera (11.37%). Pada tahun 2017, terjadi maka akan terjadi komplikasi dan pada
perubahan pola penyakit (transisi akhirnya akan menimbulkan kematian. Pola
epidemiologi) dimana proporsi terbesar diet penderita diabetes mellitus tipe 2 sebagai
adalah penyakit tidak menular (63.30%), bentuk ketaatan dan keaktifan penderita
diikuti dengan penyakit menular, maternal, terhadap aturan makan yang diberikan. Pola
neonatal dan gizi (23.31) dan cedera (8.39%). diet yang tidak tepat dapat mengakibatkan
Studi pendahuluan yang telah dilakukan di kadar gula darah pasien DM tipe 2 tidak
puskesmas air putih didapatkan hasil data terkontrol. Oleh karena itu salah satu upaya
jumlah pada kasus lama di awal tahun untuk mengontrol kadar gula darah pada pasien
2019 diabetes mellitus diurutkan DM tipe 2 adalah dengan perbaikan pola makan
berdasarkan jenis kelamin di dapatkan pada melalui pemilihan makanan yang tepa (Rudini,
jenis kelamin laki-laki berjumlah 83 jiwa dan D, 2016) (Magdalena, 2016).
pada jenis kelamin perempuan berjumlah 148 Pola makan merupakan asupan
jiwa, dan untuk jumlah yang pasien dari makanan yang memberikan berbagai
kelurahan bukit pinang yang melakukan macam jumlah, jadwal dan jenis makanan
pengontrolan rutin berjumlah 60 jiwa (Dinkes, yang didapatkan seseorang. Pengaturan
2019). pola makan yang tidak tepat seperti yang
Terdapat empat pilar dianjurkan 3J (Jadwal, Jumlah dan Jenis)
penatalaksanakan agar dapat dapat mengakibatkan peningkatan kadar gula
mempertahankan kadar gula darah dalam darah (Susanti, 2018). Pola diet pada
keadaan stabil pada penderita DM tipe 2 yaitu penderita diabetes mellitus tipe 2 bertujuan
penatalaksanaan diet, aktivitas fisik, edukasi membantu penderita memperbaiki kebiasaan
melalui penyuluhan dan intervensi makan sehingga dapat mengendalikan kadar
farmakologis. Diet merupakan salah satu faktor glukosa darah dalam batas normal sebagai
*Corresponding Author :
Ridha Wahyuni
Program Studi D-III Kebidanan
STIKES Wiyata Husada Samarinda, Indonesia
Email : ridhawahyuni@stikeswhs.ac.id
Jurnal Medika Karya Ilmiah Kesehatan
Vol 4, No.2. 2019
ISSN : 2654-945X (Online), 2541-4615 (Print)
Journal homepage : http://jurnal.stikeswhs.ac.id/index.php/medika

akibat dari hiperglikemia (peningkatan kadar METODE PENELITIAN


gula dalam darah). Oleh karena itu Penelitian ini menggunakan metode
penatalaksanaan terapi pola diet diabetes penelitian analitik komparatif. Jumlah
mellitus tipe 2 sangat berperan penting dalam populasi pederita diabetes mellitus di
upaya menormalkan kadar gula darah pada wilayah Bukit Pinang Samarinda berjumlah
diabetes mellitus tipe 2 serta mencegah 60 orang dengan menggunakan sampling
berbagai macam komplikasi yang timbul dari size calculator didapatkan jumlah sampel
penyakit.(Rudini, D, 2016). sejumlah 55 Orang. Namun yang memenuhi
Diabetes mellitus (DM) merupakan syarat didapatkan 50 responden (25
penyakit degenerasi yang banyak diderita responden dengan pola makan baik dan 25
penduduk. Di Indonesia diabetes mellitus per responden dengan pola makan tidak baik).
tahunnya jumlah kematiannya meningkat 3%, Variabel independen dalam penelitian ini
penderita DM yang tidak dapat mengontrol adalah pola makan dan Variabel dependen
kadar gula darahnya akan memiliki potensi dalam penelitian ini adalah kadar gula darah.
mengalami komplikasi hiperglikemi dimana Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli-
kondisi ini akan selalu disertai dengan Agustus 2019 di Wilayah Bukit Pinang
penyempitan vaskuler, yang berakibat Samarinda. Data diuji menggunakan uji
kegagalan fungsi organ otak, mata, jantung, beda Mann-Whitney test.
dan juga ginjal. Maka tingkat atau persentase
HASIL PENELITIAN
dari kematian akibat DM akan terus
bertambah jika penderita tidak melakukan Berdasarkan hasil uji beda menggunakan
terapi pengendalian kadar gula darah sesusai mann- whitney test, diperoleh nilai p 0.016 <
dengan anjuran yang telah diberikan oleh 0.05 yang bermakna ada perbedaan kadar
tenaga kesehatan (Adi Sucipto, Siti Fadillah, gula darah penderita diabetes mellitus dengan
2019). Oleh sebab itu peneliti akan pola makan baik dan tidak baik.
melakukan penelitian terkait “Hubungan
Kepatuhan Mengkonsumsi Obat Dan Pola PEMBAHASAN
Makan Terhadap Kadar Gula Darah
Penderita Diabetes Mellitus Di Wilayah Bukit Gambaran Kadar Gula darah pada

Pinang Tahun 2019”. penderita Diabetes Mellitus

Berdasarkan hasil penelitian kadar


glukosa 50 penderita diabetes mellitus di
Wilayah Bukit Pinang Samarinda antara
*Corresponding Author :
Ridha Wahyuni
Program Studi D-III Kebidanan
STIKES Wiyata Husada Samarinda, Indonesia
Email : ridhawahyuni@stikeswhs.ac.id
Jurnal Medika Karya Ilmiah Kesehatan
Vol 4, No.2. 2019
ISSN : 2654-945X (Online), 2541-4615 (Print)
Journal homepage : http://jurnal.stikeswhs.ac.id/index.php/medika

minimum 200 sampai dengan maksimum dibandingkan bukan penderita diabetes


330. (Kesehatan, 2014).
Diabetes mellitus merupakan Dengan pengendalian metabolisme
kondisi kronis yang di tandai dengan yang baik, menjaga agar kadar gula darah
peningkatan konsentrasi glukosa darah berada dalam katagori normal maka
disertai munculnya gejala utama yang khas, komplikasi akibat diabetes dapat
yakni urine yang berasa manis dalam jumlah dicegah/ditunda. Pengendalian dapat
yang besar. Patofisiologi yang terjadi pada dilakukan dengan CERDIK, yaitu (1) Cek
penyakit DM berupa gangguan sekresi insulin kondisi kesehatn secara berkala, (2)
atau gangguan kerja insulin. Gangguan Enyahkan asap rokok, (3) Rajin aktifitas fisik
tersebut mempengaruhi metabolisme zat gizi ,(4) Diet sehat dengan kalori seimbang, (5)
makro sehingga terjadi penimbunan gula Istirahat yang cukup, (6) Kendalikan Stress.
darah kronis yang merupakan ciri penyakit Penderita DM biasanya cenderung
DM. Berdasarkan etiologi penyakitnya, DM memiliki kandungan gula darah yang tidak
dibedakan menjadi DM tipe 1, DM tipe 2, DM terkontrol. Kadar gula darah akan
gestasional, dan tipe spesifik lainnya (Dini meningkat dratis setelah mengkonsumsi
Rudini, 2019). makanan yang banyak mengandung
Hipeglikemia yang berkepanjangan karbohidrat dan/atau gula. Oleh karena itu,
dapat menyebabkan kerusakan sistem tubuh penderita DM perlu menjaga pengaturan pola
terutama syaraf dan pembuluh darah. makan dalam rangka pengendalian kadar
Beberapa konsekuensi dari diabetes militus gula darah sehingga kadar gula darahnya
yang sering terjadi adalah (1) meningkatnya tetap terkontrol. (Susanti, 2018)
risiko penyakit stroke, (2) Penderita Diabetes Mellitus harus
Neoropati(Kerusakan Syaraf) di kaki yang menyadari bahwa kadar gula darah yang
mengakibatkan kejadian ulkus kaki, infeksi selalu tinggi dalam jangka panjang akan
dan bahkan amputasi kaki, (3) Retinopai menimbulkan komplikasi atau penyakit
diabetikum, yang merupakan salahs atu penyulit pada berbagai organ tubuh dengan
penyebab kebutaan, terjadi akibat kerusakan risiko 2 kali lebih mudah pembuluh darah otak
pembuluh darah kecil di retina, (4) diabetes dapat menyebabkan stroke dan pembuluh
merupakan salah satu penyebab gagal ginjal, darah jantung menimbulkan penyakit jantung
(5) Risiko kematian penderita diabetes coroner, 5 kali lebih mudah menderita
secara umum adalah duakali lipat ulkus/gangrene, 25 kali lebih mudah
pembuluh darah mata menimbulkan
*Corresponding Author :
Ridha Wahyuni
Program Studi D-III Kebidanan
STIKES Wiyata Husada Samarinda, Indonesia
Email : ridhawahyuni@stikeswhs.ac.id
Jurnal Medika Karya Ilmiah Kesehatan
Vol 4, No.2. 2019
ISSN : 2654-945X (Online), 2541-4615 (Print)
Journal homepage : http://jurnal.stikeswhs.ac.id/index.php/medika

kebutaan, dan 7 kali lebih mudah pembuluh atau penderita yang mengidap penyakit
darah ginjal menimbulkankan gagal ginjal kardiovaskuler lakukan check up setiap 1, 2,
kronik (Waspadji, 2011). Adapun menurut 3 bulan atau lebih sering lagi (Tjokroprawiro,
Abil Rudi, Kadar gula darah dapat 2012). Perlunya ada pengaturan jadwal
dipengaruhi oleh umur, riwayat keturnan, makan bagi penderita diabetes mellitus tipe
jenis kelamin, pola aktivitas dan pola makan. 2 karena keterlambatan atau keseringan
(Abil Rudi, 2017). makan akan mempengaruhi kadar gula

Gambaran Pola Makan pada darah (Sukarji, 2011)

penderita Diabetes Mellitus Pola makan adalah suatu cara


tertentu dalam mengatur jumlah dan jenis
Berdasarkan Hasil penelitian
asupan makanan dengan maksud untuk
sebagian besar responden mengkonsumsi
mempertahankan kesehatan, status gizi,
makanan rendah protein (62%), banyak
serta mencegah dan/atau membantu proses
mengandung minyak(65%), tidak rutin
penyembuhan. Pola makan yang baik
kontrol gula darah (65%), dan tidak
harus dipahami oleh para penderita DM
mencatat menu setiap harinya (65%).
dalam pengaturan pola makan sehari-hari.
Penyakit DM banyak dikenal orang
Pola ini meliputi pengaturan jadwal bagi
sebagai penyakit yang erat kaitannya dengan
penderita DM yang biasanya adalah 6 kali
asupan makanan. Asupan makanan seperti
makan per hari yang dibagi menjadi 3 kali
karbohidrat/ gula, protein, lemak, dan energi
makan besar dan 3 kali makan selingan.
yang berlebihan dapat menjadi faktor resiko
Adapun jadwal waktunya adalah makan pagi
awal kejadian DM. Semakin berlebihan
pukul 06.00-07.00, selingan pagi pukul
asupan makanan maka semakin besar pula
09.00-10.00, makan siang pukul 12.00-
kemungkinan akan menyebabkan DM.
13.00, selingan siang pukul 15.00-16.00,
Karbohidrat akan dicerna dan diserap dalam
makan malam pukul 18.00-19.00, dan
bentuk monosakarida, terutama gula.
selingan malam pukul 21.00-22.00. Jumlah
Penyerapan gula menyebabkan peningkatan
makan (kalori) yang dianjurkan bagi penderita
kadar gula darah dan mendorong
DM adalah makan lebih sering dengan porsi
peningkatan sekresi hormon insulin untuk
kecil sedangkan yang tidak dianjurkan
mengontrol kadar gula darah (Susanti, 2018).
adalah makan dalam porsi yang besar,
Lakukan chek up (kontrol) secara teratur juga
seperti makan pagi (20%), selingan pagi
untuk orang normal atau Non-DM, terutama
(10%), makan siang (25%), selingan siang
untuk umur diatas 40 tahun. Bagi Diabetisi
(10%), makan malam (25%), selingan malam
*Corresponding Author :
Ridha Wahyuni
Program Studi D-III Kebidanan
STIKES Wiyata Husada Samarinda, Indonesia
Email : ridhawahyuni@stikeswhs.ac.id
Jurnal Medika Karya Ilmiah Kesehatan
Vol 4, No.2. 2019
ISSN : 2654-945X (Online), 2541-4615 (Print)
Journal homepage : http://jurnal.stikeswhs.ac.id/index.php/medika

(10%). Jenis makanan perlu diperhatikan umumnya 6 kali mengkonsumsi makanan


karena menentukan kecepatan naiknya perharinya yang dibagi menjadi 3 kali
kadar gula darah. Penyusunan makanan makan besar dan 3 kali makan selingan
bagi penderita DM mencakup karbohidrat, (Tjokroprawiro, 2012)
lemak, protein, buah- buahan, dan sayuran
Hasil penelitian ini memiliki kesamaan
(Tjokroprawiro, 2012).
dengan penelitian dan teori Idris (2018)
Protein akan digunakan sebagai
dengan judul pola makan dengan kadar
sumber energi apabila ketersediaan energi
gula darah pasien DM tipe 2 menyatakan
dari sumber lain yaitu karbohidrat dan lemak
bahwa ada hubungan pola makan dengan
tidak mencukupi atau kurang maka melalui
kadar gula darah pasien DM tipe 2 diwilayah
proses glikoneogenesis (Andi Mardhiyah
kerja Puskesmas Kota Makassar Tahun
Idris, 2014).
2014. Komponen yang berpengaruh antara
lain asupan energi, karbohidrat, lemak
Hubungan Pola makan dengan kadar gula
sayur dan buah. Tidak ada pengaruh
darah pada penderita diabetes mellitus
protein terhadap kadar gula darah. Tidak
Berdasarkan hasil uji beda
ada pengaruh jadwal makan dan beban
menggunakan mann-whitney test, diperoleh
glikemia terhadap kadar gula darah (Andi
nilai p 0.016 < 0.05 yang bermakna ada
Mardhiyah Idris, 2014).
perbedaan kadar gula darah penderita
Hasil penelitian ini juga sejalan
diabetes mellitus dengan pola makan baik
dengan penelitian teori Rita Kurniasari
dan tidak baik. Dengan nilai median kadar
(2014) dengan judul hubungan asupan
gula darah pola makan baik 218 dan pola
karbohidrat, lemak dan serat dengan kadar
makan tidak baik 241.
glukosa dan trigliserida darah pada pasien
Pola makan adalah suatu cara dalam
dm tipe 2 rawat inap di RSUP H.Adam Malik
mengatur jumlah maupun jenis asupan
Medan menyatakan bahwa hasil analisis
makanan dengan tujuan untuk
asupan karbohidrat dengan kadar glukosa
mempertahankan kesehatan, status gizi,
darah diperoleh hasil nilai P value 0,091 lebih
serta mencegah atau membantu proses
besar dari nilai alpha 0,05. Hasil analisis
penyembuhan. Pola makan yang baik harus
asupan lemak dengan kadar glukosa darah
dipahami oleh para penderita diabetes
diperoleh hasil P value 0,110 lebih besar dari
mellitus dalam mengatur pola makan sehari-
nilai alpha 0,05. Hasil analisis asupan serat
harinya. Pola makan meliputi pengaturan
dengan kadar glukosa darah diperoleh hasil
jadwal bagi penderita diabetes mellitus yang
P value 0,11 lebih besar dari nilai alpa 0,05.
*Corresponding Author :
Ridha Wahyuni
Program Studi D-III Kebidanan
STIKES Wiyata Husada Samarinda, Indonesia
Email : ridhawahyuni@stikeswhs.ac.id
Jurnal Medika Karya Ilmiah Kesehatan
Vol 4, No.2. 2019
ISSN : 2654-945X (Online), 2541-4615 (Print)
Journal homepage : http://jurnal.stikeswhs.ac.id/index.php/medika

hasil ini menunjukkan bahawa tidah terdapat Andi Mardhiyah Idris, N. J. (2014). Pola
hubungan yang signifikan antara asupan makan dengan Kadar Gula Darah
Pasien DM Tipe 2. Media
karbohidrat,lemak dan serat dengan kadar Kesehatan Masyarakat Indonesia.
glukosa dan trigliserida darah pada pasien
Dini Rudini, A. S. (2019). Analisis Pengaruh
dm tipe 2 rawat inap di RSUP H.Adam Malik
Kepatuhan Pola Diet DM Terhadap
Medan (Kurniasari, 2014). Kadar Gula Darah DM Tipe II. Jambi:
Menurut asumsi peneliti variabel pola Universitas Jambi.
makan dengan kadar gula darah penderita Dinkes. (2019). Rakerda 2019. Samarinda:
diabetes mellitus. Berdasarkan teori dan Dinas Kesehatan Kota Samarinda.
didukung oleh beberapa jurnal diatas bahwa
tidak hanya dengan melakukan pola makan Kesehatan, P. D. (2014). Situasi dan
sanalisis Diabetes. Jakarta:
yang sudah dijadwalkan oleh tenaga
Kementrian Kesehtan RI.
kesehatan saja dapat mengontrol penderita
Kurniasari, R. (2014). Hubungan Asupan
dalam pengontrolan kadar gula darahnya,
Karbohidrat, Lemak, dan Serat
namun ada juga peran keluarga yang ikut Dengan kadar Glukosa dan
serta dalam melakukan pengontrolan pola Trigliserida Darah Pada Pasien DM
Tipe II. Wahana Inovasi.
makan agar penderita diabetes mellitus
selalu menjaga asupan makan yang Magdalena, C. (2016). Hubungan
dikonsumsinya sehingga diet yang dibrikan Penerapan 3J (Jumlah, Jenis dan
Jadwal) dan aktivitas fisik terhadap
berjalan dengan baik sehinga kagar gula ststus Kadar Gula Darah Pada
darahnya juga dapat terkontrol . Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 .
Kesimpulan Jakarta: UIN.
Berdasarkan hasil uji beda ada perbedaan
Sukarji, K. (2011). Penatalaksanaan Gizi
yang bermakna antara kadar gula darah pada Diabetes Mellitus dalam :
penderita diabetes mellitus dengan pola penatalaksanaan Diabetes
makan baik dan tidak baik. mellitus Terpadu. Jakarta: Balai
Penerbit FK UI.

Referensi Susanti, D. N. (2018). Hubungan Pola


Makan dengan Kadar Gula
Abil Rudi, H. N. (2017). Faktor Risiko Darah Penderita Diabetes
yang Mempengaruhi Kadar Gula Mellitus. Jurnal Kesehatan
Darah pada Pengguna layanan Vokasional, 28-34.
Laboratorium. Wawasan
Kesehatan, 33-39. Tjokroprawiro, A. (2012). Garis Besar
Pola Makan dan Pola Hidup
*Corresponding Author :
Ridha Wahyuni
Program Studi D-III Kebidanan
STIKES Wiyata Husada Samarinda, Indonesia
Email : ridhawahyuni@stikeswhs.ac.id
Jurnal Medika Karya Ilmiah Kesehatan
Vol 4, No.2. 2019
ISSN : 2654-945X (Online), 2541-4615 (Print)
Journal homepage : http://jurnal.stikeswhs.ac.id/index.php/medika

sebagai Pendukung Terapi


Diabetes Mellitus. Surabaya:
Asosiasi Dietetik Indonesia.

Waspadji, S. (2011). Diabetes Mellitus:


Mekanisme Dasar dan
Pengelolaannya yang Rasional
dalam: Penatalaksanaan Diabetes
Mellitus Terpadu. Jakarta: Balai
Penerbit FK UI.

Wisudanti, D. D. (2016). Aplikasi


Terapeutik Geraniin Dari
Ekstrak Kilit Rambutan Sebagai
Antioksidan pada Diabetes
Melitus Tipe 2. Nurseline
Journal.

*Corresponding Author :
Ridha Wahyuni
Program Studi D-III Kebidanan
STIKES Wiyata Husada Samarinda, Indonesia
Email : ridhawahyuni@stikeswhs.ac.id

Anda mungkin juga menyukai