Anda di halaman 1dari 11

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP

KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA


PUSKESMAS PONDOK BENDA PAMULANG

Nurul Fadillah

Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

E-mail : nuru.fadillah20.nf@gmail.com

Abstrak

Bagi penderita diabetes melitus melaksanakan diet yang adekuat merupakan hal yang tidak bisa
ditawar-tawar lagi. Kepatuhan penderita dalam penatalaksanaan dapat dipengaruhi oleh dukungan
keluarga dan tingkat pengetahuan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
dukungan keluarga dan tingkat pengetahuan terhadap kepatuhan diet pada penderita diabetes melitus
di Wilayah Kerja Puskesmas Pondok Benda Pamulang. Penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif dengan desain cross sectional. Subjek penelitian adalah 54 penderita diabetes melitus yang
tinggal di Wilayah Kerja Puskesmas Pondok Benda Pamulang. Teknik Pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan teknik convenience sampling. Metode pengumpulan data menggunakan
kuesioner. Hasil uji analisis korelasi spearman menunjukkan bahwa ada hubungan antara dukungan
keluarga terhadap kepatuhan diet dengan p value : 0,000 dan ada hubungan antara tingkat
pengetahuan terhadap kepatuhan diet dengan p value : 0,000. Peneliti menyarankan agar para tenaga
kesehatan meningkatkan perannya sebagai counselor dan dapat ikut serta dalam pendidikan
kesehatan mengenai diet untuk penderita diabetes melitus, serta mengikutsertakan anggota keluarga
dalam melakukan manajemen perawatan diabetes melitus.

Kata Kunci : diabetes melitus, dukungan keluarga, pengetahuan, kepatuhan diet

PENDAHULUAN dan memprediksi adanya kenaikan jumlah

Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu pasien diabetes melitus di Indonesia

ancaman utama bagi kesehatan manusia pada menempati peringkat keempat di dunia sebagai

abad 21. World Heatlh Organization (WHO) jumlah penderita diabetes melitus terbanyak

tahun 2010 melaporkan bahwa diabetes setelah India, China, dan Amerika (Pratiwi

menduduki peringkat keenam sebagai 2007 dalam Aini, dkk, 2011). International

penyebab kematian. Sekitar 1,3 juta orang Diabetes Federation (IDF) mengkonfirmasi

meninggal akibat diabetes melitus dan 4% pada tahun 2017 sekitar ±425 juta orang di

meninggal sebelum usia mencapai 70 tahun seluruh dunia, atau 8,8% penduduk dewasa
dengan rentang usia 20-79 tahun, diperkirakan disembuhkan tetapi, dengan melakukan
menderita diabetes melitus dengan 79% pengendalian melalui pengelolaan diet
penderita tinggal di negara berpenghasilan diabetes melitus dapat mencegah terjadinya
rendah dan menengah. Indonesia menempati komplikasi (Pardede et al., 2017).
seluruh dunia dengan ±425 juta orang di
Kepatuhan diet pasien merupakan suatu
seluruh dunia, atau 8,8% penduduk dewasa
perubahan perilaku yang positif dan
dengan rentang usia 20-79 tahun, diperkirakan
diharapkan, sehingga meminimalisir waktu
menderita diabetes melitus dengan 79%
terjadinya komplikasi. Pengaturan diet bagi
penderita tinggal di negara berpenghasilan
penderita diabetes melitus yang seumur hidup
rendah dan menengah. Indonesia menempati
dapat menjadi sesuatu yang sangat
seluruh dunia dengan ±7,6 juta penduduk
membosankan. Hasil penelitian yang
hidup dengan diabetes melitus tanpa
dilakukan oleh Yulia (2015) menunjukkan
mengetahui penyakitnya. Menurut laporan
bahwa faktor yang mempengaruhi kepatuhan
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018
diet pada penderita diabetes melitus antara lain
menunjukkan prevalensi penderita diabetes
pendidikan, pengetahuan, persepsi, motivasi,
melitus di Indonesia meningkat menjadi 8,5%
dukungan keluarga, dukungan tenaga
dibandingkan 6,9% di tahun 2013 untuk usia
kesehatan dan lama menderita. Begitu juga
diatas 15 tahun. Prevalensi diabetes melitus
dalam penelitian Ario Sugandi (2017) bahwa
berdasarkan pemeriksaan darah pada
pengetahuan, sikap, motivasi dan dukungan
penduduk umur >15 tahun pada tahun 2018
keluarga merupakan faktor yang sangat
menjadi 10,9%. Untuk provinsi Banten
berperan penting dalam meningkatkan
meningkat menjadi 2,2% di tahun 2018
kepatuhan diet. Kendala utama pada
dibandingkan pada tahun 2013 yang hanya
pengelolaan diet diabetes melitus adalah
1,6%
timbulnya ketidakpatuhan yang disebabkan
Diabetes melitus adalah salah satu dari non-
oleh kejenuhan pasien terhadap pola diet yang
communicable diseases (NCDs) yang ditandai
serba dibatasi. Ketidakpatuhan pasien diabetes
dengan hiperglikemia dan pemicu tingginya
melitus terhadap diet dapat berdampak negatif
yaitu pola konsumsi makanan tinggi
terhadap kesehatannya jika makanan yang
karbohidrat, asam lemak serta minuman tinggi
dikonsumsi tidak terkontrol (Fauzia et al.,
gula (World Health Organization, 2016;
2013).
Riddle et al., 2018). Bagi penderita diabetes
melitus melaksanakan diet yang adekuat Dari data yang diperoleh oleh peneliti melalui
merupakan hal yang tidak bisa ditawar-tawar studi pendahuluan di Puskesmas Pondok
lagi. Tujuan utama dari diet diabetes melitus Benda Pamulang, jumlah penderita diabetes
adalah untuk menjaga kadar glukosa darah melitus yang tercatat baik pasien lama dan
pada batas normal dan menjaga berat badan pasien baru yang melakukan kunjungan di
normal. Penyakit diabetes melitus tidak dapat Puskesmas Pondok benda Pamulang periode
tahun 2017 berjumlah 174 pasien. Dan pada ditentukan dengan berdasarkan pada jumlah
tahun 2018 meningkat per bulan yang sampel pada penelitian sebelumnya. Penentuan
didapatkan dalam bentuk persentase penyakit sampel berdasarkan kriteria inklusi responden
diabetes melitus yaitu dari bulan Januari 8%, yang menderita diabetes melitus di wilayah
meningkat di bulan Februari 17%, meningkat kerja Puskesmas Pondok Benda, berusia >40
lagi di bulan Maret 25%, bulan April menjadi tahun dan bersedia menjadi responden.
33%, Mei 41%, Juni 48%, Juli 55%, bulan Penelitian ini menggunakan instrumen berupa
Agustus meningkat menjadi 61%, bulan kuesioner yaitu kuesioner Demografi, HDFSS
September 69%, bulan Oktober 77%, bulan (Hensarling Diabetes Family Support Scale),
November 86%, hingga bulan desember DKQ-24 (Diabetes Knowledge
sangat meningkat yaitu 93% hamper 100%. Questionnaire), dan Kuesioner Kepatuhan
Hasil tersebut menunjukkan angka yang Diet penderita diabetes melitus. Analisa data
signifikansi meningkat pada kejadian penyakit pada penelitian ini menggunakan analisis
diabetes melitus hal ini juga dibuktikan ada univariat dan analisis bivariat. Analisis
banyak banyak penderita lama yang datang ke univariat untuk mengetahui gambaran
puskesmas dengan sudah terjadi komplikasi. pemusatan data berupa mean, median, dan
standar deviasi dari usia serta mengetahui
METODOLOGI PENELITIAN
frekuensi dari jenis kelamin, pendidikan,
Penelitian ini merupakan jenis penelitian pekerjaan, gambaran dukungan keluarga,
dengan pendekatan kuantitatif dengan desain tingkat pengetahuan responden terhadap
studi cross sectional yaitu pengukuran atau penyakit diabetes melitus dan kepatuhan diet
pengumpulan data variabel bebas dan variabel responden. Analisis bivariat untuk mengetahui
terikat yang dilakukan dalam satu waktu adanya hubungan variabel dependen dengan
dengan satu kali pengukuran menggunakan variabel independen berupa Uji Korelasi
alat ukur kuesioner. Tujuannya adalah untuk Spearman.
mendeskripsikan hubungan antara variabel
HASIL
independen dan variabel dependen dalam satu
waktu (Sastroasmoro & Ismael, 2010). Berikut hasil distribusi frekuensi responden.

Analisa statistik dalam penelitian ini untuk Gambaran Karakteristik Responden


mendeskripsikan gambaran distribusi
Tabel 1 Distribusi Usia responden di wilayah
frekuensi data demografi responden (usia,
kerja Puskesmas Pondok Benda Pamulang
jenis kelamin, pendidikan, dan pekerjaan),
variabel independen (dukungan keluarga dan Variabel Mean SD Min -
tingkat pengetahuan, dan variabel dependen Maks
(kepatuhan diet). Jumlah sampel pada Usia 55,61 10,020 40 - 76
penelitian ini yaitu 54 responden yang
Hasil analisis didapatkan rata-rata usia Gambaran Dukungan Keluarga di Wilayah
responden adalah 55,61 tahun dengan standar Kerja Puskesmas Pondok Benda Pamulang
deviasi 10,020 tahun. Usia termuda umur 40
Dukungan keluarga akan dikategorikan
tahun dan usia tertua 76 tahun.
menjadi 2 (dua) kategori yaitu dukungan
Tabel 2 Distribusi frekuensi responden keluarga baik dan dukungan keluarga kurang
menurut jenis kelamin, pendidikan dan baik berdasarkan nilai tengah cut off point
pekerjaan di wilayah kerja Puskesmas Pondok median karena data tidak berdistribusi normal.
Benda Pamulang nilai median variabel dukungan keluarga yaitu
71.
Karakteristik Frekuensi Persentase
responden Tabel 3 Gambaran Dukungan Keluarga di
Jenis kelamin Wilayah Kerja Puskesmas Pondok Benda
Laki – laki 20 37,0% Pamulang
Perempuan 34 63,0%
Dukungan Keluarga N %
Pendidikan
Baik 27 50%
TS 8 14,8%
Kurang baik 27 50%
SD 15 27,8%
Total 54 100%
SMP 9 16,7%
SMA 20 37,0%
PT 2 3,7% Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui

Pekerjaan bahwa terdapat skor yang seimbang antara

Pegawai 4 7,4% dukungan keluarga yang baik dan yang kurang

Swasta baik yaitu masing-masing 27 responden

Wiraswasta 9 16,7% (50%).

Tidak 41 75,9% Gambaran Tingkat Pengetahuan di


Bekerja Wilayah Kerja Puskesmas Pondok Benda
Total 54 100% Pamulang

Tingkat pengetahuan ini akan dikategorikan


Hasil analisis didapatkan sebagian besar
menjadi 3 (tiga) kategori yaitu baik, cukup,
responden berjenis kelamin perempuan yaitu
kurang menurut Notoatmodjo (2011) dalam
sebanyak 34 responden (63,0%). Riwayat
pengukuran tingkat pengetahuan.
pendidikan responden pada penelitian ini
mayoritas adalah lulusan SMA sebanyak 20 Tabel 4 Gambaran Tingkat Pengetahuan di
responden (37,0%). Status pekerjaan Wilayah Kerja Puskesmas Pondok Benda
responden pada penelitian sebagian besar tidak Pamulang
bekerja yaitu berjumlah 41 responden (75,9%).
Tingkat N % responden (46,3%) kurang patuh dalam
pengetahuan menjalani pola diet diabetes melitus.
Baik 10 18,5%
Hubungan Dukungan Keluarga terhadap
Cukup 20 37%
Kepatuhan Diet pada penderita diabetes
Kurang 24 44,4%
melitus
Total 54 100%
Tabel 6 Analisis korelasi dukungan keluarga
terhadap kepatuhan diet
Hasil analisis didapatkan dari 54 responden
menunjukkan 24 responden (44,4%) Variabel R p-value
mempunyai tingkat pengetahuan yang kurang Dukungan 0,483 0,000
tentang diabetes melitus, 20 responden (37%) keluarga
mempunyai tingkat pengetahuan yang cukup
tentang diabetes melitus, dan 10 responden
Hubungan dukungan keluarga dengan
(18,5%) mempunyai tingkat pengetahuan yang
kepatuhan diet menunjukkan adanya hubungan
baik tentang diabetes melitus.
positif (r = 0,483) artinya semakin kurang
Gambaran Kepatuhan Diet di Wilayah mendapat dukungan keluarga makan semakin
Kerja Puskesmas Pondok Benda Pamulang besar ketidakpatuhan pola dietnya. Hasil uji
statistika didapatkan ada hubungan yang
Kepatuhan diet akan dikategorikan menjadi 2
signifikan antara dukungan keluarga dengan
(dua) kategori yaitu patuh dan kurang patuh
kepatuhan diet (p-value = 0,000) atau Ho
berdasarkan nilai tengah cut off point mean
ditolak : ada hubungan antara dukungan
karena data berdistribusi normal. Nilai mean
keluarga terhadap kepatuhan diet di Wilayah
variabel kepatuhan diet yaitu 25.
Kerja Puskesmas Pondok Benda Pamulang.

Tabel 5 Gambaran Kepatuhan Diet di Wilayah


Hubungan Tingkat Pengetahuan terhadap
Kerja Puskesmas Pondok Benda Pamulang
Kepatuhan diet pada penderita diabetes

Kepatuhan N % melitus

diet
Tabel 7 Analisis korelasi tingkat pengetahuan
Patuh 29 53,7%
terhadap kepatuhan diet
Kurang patuh 25 46,3%
Total 54 100% Variabel R P-value
Tingkat -0,829 0,000
pengetahuan
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa
terdapat 29 responden (53,7%) patuh dalam
menjalani pola diet diabetes melitus, dan 25 Hubungan tingkat pengetahuan terhadap
kepatuhan diet menunjukkan adanya hubungan
negatif (r = -0,829) artinya semakin baik menjadi 11,20% usia > 55 tahun. Hasil
tingkat pengetahuan responden maka semakin penelitian ini sesuai dengan hasil
kurang tingkat kepatuhan dietnya. Hasil uji penelitian Riskesdas bahwa rata-rata
statistika didapatkan ada hubungan yang usia responden adalah 55 tahun,
signifikan antara tingkat pengetahuan terhadap dengan usia termuda adalah 40 tahun
kepatuhan diet (p-value = 0,000) atau Ho dan usia tertua adalah 76 tahun.
ditolak : ada hubungan antara tingkat 2. Jenis Kelamin
pengetahuan terhadap kepatuhan diet di Hasil analisis menunjukkan sebagian
Wilayah Kerja Puskesmas Pondok Benda besar responden adalah berjenis
Pamulang. kelamin perempuan yang menderita
diabetes melitus yaitu berjumlah 34
PEMBAHASAN
responden (63,0%) sedangkan laki-
Gambaran Karakteristik Penderita laki hanya berjumlah 20 responden
Diabetes Melitus di Wilayah Kerja (37,0%). Penelitian yang dilakukan
Puskesmas Pondok Benda Pamulang oleh Yusra pada tahun 2011 di RSUP
Fatmawati menunjukkan hasil yang
1. Usia
sama yaitu sebagian besar adalah
Rata-rata usia responden dalam
berjenis kelamin perempuan
penelitian ini yaitu 55,61 tahun
berjumlah 73 responden (60,8%)
dengan usia termuda 40 tahun dan usia
sedangkan laki-laki hanya 47
tertua 76 tahun. Usia termasuk salah
responden (39,2%). Menurut
satu faktor risiko pertama kejadian
Riskesdas (2013), prevalensi diabetes
diabetes melitus. Peningkatan risiko
melitus cenderung lebih tinggi pada
diabetes melitus pada usia > 40 tahun
perempuan dibandingkan dengan laki-
disebabkan karena pada usia 40 tahun
laki.
mulai terjadi peningkatan intoleransi
3. Pendidikan
glukosa sehingga menyebabkan
Hasil analisis menunjukkan bahwa
menurunnya kemampuan sel beta
sebagian besar riwayat pendidikan
pankreas untuk memproduksi
responden adalah lulusan SMA
hormone insulin. Umumnya manusia
dengan jumlah 20 responden (37,0%).
mengalami perubahan fisiologis yang
Penelitian ini sejalan dengan yang
menurun dengan cepat setelah usia 40
dilakukan Yusra pada tahun 2011 di
tahun (Garnita, 2012). Menurut data
RSUP Fatmawati menunjukkan bahwa
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
40 responden (33,3%) berpendidikan
tahun 2013 penderita diabetes melitus
SMA. Dalam tinjauan teoritik tidak
yang berusia 45-54 tahun di Indonesia
dijelaskan antara pendidikan dengan
sebanyak 9,70% dan meningkat
penyakit diabetes melitus. Namun
tingkat pendidikan mempengaruhi sebagai pengaruh yang positif dan dapat
perilaku seseorang dalam mencari membantu para penderita diabetes melitus
perawatan dan pengobatan penyakit untuk menghadapi penyakit yang dideritanya
yang dideritanya, serta memilih dan (Yusra, 2011). Hasil analisa mengenai
memutuskan tindakan atau terapi yang hubungan antara dukungan keluarga terhadap
akan dijalani untuk mengatasi masalah kepatuhan diet pada penderita diabetes melitus
kesehatannya (Yusra, 2011). di Wilayah Kerja Puskesmas Pondok Benda
4. Pekerjaan Pamulang menunjukkan hasil yang
Hasil analisis menunjukkan bahwa signifikansi (p-value = 0,000). Penelitian ini
sebagian besar pekerjaan responden sejalan dengan yang dilakukan oleh Mei Lina
adalah tidak bekerja dengan jumlah 41 Susanti dan Tri Sulistyarini di RS. Baptis
responden (75,9%). Penelitian ini Kediri tahun 2013 menunjukkan bahwa
sejalan dengan penelitian yang dukungan keluarga yang baik dapat
dilakukan oleh Sri Astuti, dkk (2015) meningkatkan kepatuhan diet pada penderita
menunjukkan bahwa 35 responden diabetes melitus, dibandingkan dengan yang
(51,5%) adalah tidak bekerja. Menurut kurang/tidak mendapatkan dukungan keluarga.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Hasil penelitian yang juga sejalan dengan yang
tahun 2013, persentase penduduk dilakukan oleh Miller di Kota Riverside,
Indonesia dengan faktor risiko California pada tahun 2013 menjelaskan
diabetes melitus berdasarkan aktivitas bahwa pentingnya peran keluarga dalam
fisik sebanyak 26,1% pada populasi mendukung pasien diabetes melitus untuk
10 tahun keatas. Orang yang tidak melakukan kontrol secara rutin di rumah sakit
bekerja cenderung memiliki gaya berdampak pada peningkatan penatalaksanaan
hidup yang kurang aktif. Aktifitas terapi diabetes melitus. Dukungan yang
fisik dapat membantu mengontrol diberikan oleh keluarga terhadap penderita
kadar glukosa darah. Glukosa darah diabetes melitus terdiri dari 4 (empat) dimensi
akan dibakar menjadi energi dan sel- dukungan yaitu dukungan emosional/empati,
sel tubuh menjadi lebih sensitif dukungan penghargaan, dukungan
terhadap insulin (Sustrani, Alam & instrumental, dan dukungan informasi
Hadibroto, 2010). (Hensarling, 2009). Menurut House (1994
dalam Setiadi, 2008) bentuk dukungan
Hubungan Dukungan Keluarga terhadap
emosional yaitu berupa dukungan simpati dan
Kepatuhan Diet di Wilayah Kerja
empati, cinta, kepercayaan dan penghargaan.
Puskesmas Pondok Benda Pamulang
Pada penelitian ini diketahui bahwa dimensi
Kepatuhan diet pada penderita diabetes emosional yang diberikan keluarga antara lain
melitus sangat dipengaruhi oleh dukungan dari dengan mengerti masalah yang dialami
keluarga. Dukungan keluarga dipercaya responden, mendengarkan jika responden
mengeluh terhadap penyakitnya, memberi keluarga yaitu membantu usaha penderita
beberapa informasi tentang diabetes melitus untuk olahraga, membantu penderita dalam
pada responden agar mudah dipahami, menghindari makanan yang manis,
keluarga tidak merasa terganggu dan mengingatkan tentang jadwal diet yang teratur,
menerima responden menderita diabetes membantu dan mendukung dalam
melitus, keluarga ada ketika responden merasa perawatannya, mendukung dan menyediakan
sedih dan cemas terhadap penyakitnya. makanan yang sesuai dengan pola dietnya,
Dengan demikian, penderita diabetes melitus serta membantu dalam membayar pengobatan.
tidak merasa bahwa dirinya sendiri dalam Selanjutnya menurut Sarafino (2011)
menanggung beban penyakitnya, karena masih dukungan informasi yang diberikan oleh
ada orang lain yaitu keluarga yang keluarga dalam bentuk nasehat, saran dan
memperhatikannya. Selanjutnya menurut diskusi tentang bagaimana cara mengatasi atau
Friedman (2010), dukungan penghargaan memecahkan masalah yang ada. Pada
adalah keluarga bertindak sebagai sistem penelitian ini dukungan informasi yang
pembimbing umpan balik, membimbing dan diberikan oleh keluarga yaitu keluarga
memerantai pemecahan masalah dan menyarankan penderita untuk kontrol ke
merupakan sumber validator identitas anggota. dokter, menyarankan untuk mengikuti edukasi
Dalam penelitian ini dukungan penghargaan tentang diabetes melitus, dan memberikan
yang berikan oleh keluarga antara lain informasi tentang diabetes melitus kepada
keluarga mengingatkan dalam mengontrol penderita diabetes melitus. Dukungan keluarga
gula darah dan memesan obat, mendorong merupakan sikap, tindakan dan penerimaan
dalam mengikuti rencana diet/makan, keluarga terhadap penderita yang sakit,
mendorong untuk memeriksan kesehatan keluarga juga berfungsi sebagai sistem
seperti mata, kaki, dan gigi ke dokter secara pendukung bagi anggotanya dan anggota
rutin, dan menghargai usaha-usaha yang keluarga memandang bahwa orang yang
dilakukan oleh penderita diabetes melitus bersifat mendukung, selalu siap memberikan
dengan tidak makan makanan yang tidak boleh pertolongan dengan bantuan jika diperlukan
dimakan oleh penderita diabetes melitus. (Friedman, 2010). Maka dengan adanya
Dukungan berikutnya yaitu dukungan dukungan dari keluarga yang baik dapat
instrumental, menurut Scheurer (2012) memberikan pengaruh yang sangat positif
dukungan instrumental yaitu pertolongan dalam kepatuhan menjalani pola diet. Karena
praktis dan konkrit. Dukungan yang bersifat dukungan keluarga dapat membuat penderita
nyata, dimana dukungan ini berupa bantuan dicintai dan dipedulikan, sehingga
langsung dalam bentuk tenaga, dana dan menumbuhkan keinginan yang kuat untuk
waktu untuk melayani dan mendengarkan menjalankan program diet yang telah
penderita diabetes melitus. Pada penelitian ini dianjurkan.
dukungan instrumental yang diberikan oleh
Hubungan Tingkat Pengetahuan terhadap KESIMPULAN
Kepatuhan Diet di Wilayah Kerja
1. Karakteristik penderita diabetes
Puskesmas Pondok Benda Pamulang
melitus di Wilayah Kerja Puskesmas
Kepatuhan diet dipengaruhi oleh perilaku Pondok Benda sebagian besar berjenis
patuh yang ditentukan oleh 3 faktor yaitu kelamin perempuan yaitu sebanyak 34
faktor predisposisi (pendorong), faktor responden (63,0%), dengan usia rata-
pendukung dan faktor pemungkin. Di dalam rata 55,61 tahun. Sebagian besar
faktor predisposisi yang mempemudah riwayat pendidikan responden adalah
terjadinya perilaku patuh pada seseorang salah lulusan SMA berjumlah 20 responden
satunya adalah tingkat pengetahuan (37,0%) dengan status pekerjaan
(Notoatmodjo, 2011). Hasil analisis mengenai mayoritas tidak bekerja berjumlah 41
hubungan antara tingkat pengetahuan terhadap responden (75,9%).
kepatuhan diet pada penderita diabetes melitus 2. Ada hubungan yang signifikan antara
di Wilayah Kerja Puskesmas Pondok Benda dukungan keluarga terhadap
menunjukkan bahwa hubungan yang kepatuhan diet pada penderita diabetes
signifikan (p-value = 0,000). Penelitian ini melitus (p-value = 0,000) di Wilayah
sejalan dengan yang dilakukan oleh Siti Kerja Puskesmas Pondok Benda
Shofiyah dan Henni Kusuma di Wilayah Kerja Pamulang.
Puskesmas Srondol Kecamatan Banyumanik 3. Ada hubungan yang signifikan antara
Semarang tahun 2014, menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan terhadap
adanya pengaruh pengetahuan terhadap kepatuhan diet pada penderita diabetes
kepatuhan diet pada penderita diabetes melitus (p-value = 0,000) di Wilayah
melitus. Hasil penelitian ini juga sejalan Kerja Puskesmas Pondok Benda
dengan Ario Sugandi di Wilayah Kerja Pamulang.
Puskesmas Rejosari pada tahun 2017 dengan
SARAN
hasil yang signifikan antara hubungan tingkat
pengetahuan terhadap kepatuhan diet. Sesuai 1. Bagi Puskesmas Pondok Benda
dengan teori yang dinyatakan oleh Kozier et al Meningkatkan program
(2010) bahwa salah satu faktor yang pendidikan kesehatan mengenai
mempengaruhi kepatuhan adalah pengetahuan. pentingnya diet dan pemahaman
Menurut Notoatdmodjo (2012) pengetahuan tentang diet kepada penderita
atau kognitif merupakan domain yang sangat diabetes melitus dan keluarganya.
penting dalam terbentuknya suatu tindakan, Program pendidikan kesehatan ini
perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih dilakukan dalam upaya
berlangsung lama daripada yang tidak didasari meningkatkan pengetahuan
pengetahuan. penderita dan dukungan dari
keluarga kepada penderita REFERENSI
diabetes melitus mengenai diet
Aini, N., Fatmaningrum, W., Yusuf, A. Upaya
dan hal-hal yang berhubungan
meningkatkan Perilaku Pasien dalam
dengan pengelolaan penyakit Tatalaksana Diabetes melitus dengan
diabetes melitus sehingga Pendekatan Teori Model Behavioral
System Dorothy E. Johnson. Jurnal Ners
penderita diabetes melitus lebih
Vol.6 No.1 pada April 2011 : 1-10. FK
patuh terhadap pola diet yang Unair Surabaya, 2011.
dianjurkan.
Astuti S, Paratmanitya Y, Wahyuningsih.
2. Bagi Praktik Keperawatan Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan
Perawat perlu meningkatkan dan Dukungan Keluarga dengan
perannya sebagai pendidik dan Kepatuhan dalam menjalani Terapi Diet
pada Penderita DM Tipe 2 di Puskesmas
dapat ikut dalam upaya program Kasihan II Bantul Yogyakarta. Jurnal
pendidikan kesehatan mengenai Gizi dan Dietetik Indonesia, Vol. 3 (2).
pola diet untuk meningkatkan 2015.

kualitas hidup penderita diabetes Fauzia, Y., Sari, E., & Artini, B. “Gambaran
melitus. faktor-faktor yang mempengaruhi
kepatuhan diet penderita diabetes melitus
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
di wilayah puskesmas pakis surabaya.
Perlu dilakukan penelitian lebih Diperoleh tanggal 28 Juli 2019 dari
lanjut dan mendalam mengenai http://download.portalgaruda.org/article.p
hp?article=423463&val. 2015.
pemahaman tentang pengetahuan
pola diet pada penderita diabetes Friedman, M.M, Bowden, V.R & E.G. Buku
melitus dan dukungan yang telah Ajar Keperawatan Keluarga: Riset,
Teori, dan Praktik, Alih Bahasa, Akhir
diberikan oleh keluarga dengan Yani S. Hamid dkk; Ed 5. Jakarta: EGC,
wawancara mendalam terhadap 2010.
penderita diabetes melitus
Garnita, D. Faktor Risiko Diabetes melitus di
menggunakan metode kualitatif Indonesia (Analisa Data Sakerti 2007).
guna mengidentifikasi lebih dalam Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia Depok, 2012.
tentang dukungan keluarga dengan
tidak dibatasi oleh instrumen ini. International Diabetes Federation (IDF).
Diabetes Atlas, 8th edn. Eight Edit. Edited
Serta tentang pengetahuan tentang
by S. Karuranga et al. Brussels, Belgium.
penyakit diabetes melitus karena 2017
dapat meningkatkan kualitas
Kozier., Erb., Berman., Snyder. Buku Ajar
hidup penderita diabetes melitus Fundamental Keperawatan: Konsep,
dan membantu petugas kesehatan Proses dan Praktik. Jakarta: EGC, 2011.
dalam mengidentifikasi informasi
yang salah yang masih beredar
dalam masyarakat.
Miller, T. Importance of family/social support Setiadi. Konsep dan Proses Keperawatan
and impact on adherence to diabetic Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu,
therapy. Diabetes, Metabolic Syndrome 2008.
and Obesity: Targets and Therapy.
Scientific and medical research. Shofiyah, Siti., dan Henni Kusuma. Hubungan
Department of Psychology, University antara Pengetahuan dan Dukungan
of California, Riverside. 2013. keluarga terhadap Kepatuhan
Penderita Diabetes melitus (DM)
Notoatmodjo, S. Promosi Kesehatan dan dalam Penatalaksanaan di Wilayah
Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Kerja Puskesmas Srondol Kecamatan
Cipta, 2012. Banyumanik Semarang. Jurnal Ilmiah
Kesehatan. Program Studi Ilmu
Notoatmodjo, S. Kesehatan Masyarakat Ilmu Keperawatan, FK Universitas
dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta, 2011. Diponegoro, Semarang. 2014.
Riddle, M. C; Bakris, G; Blonde, L; Boulton, Sugandi, Ario., dkk. “Faktor-faktor yang
A J M; D ‘alessio, D; De Groot, Mempengaruhi Kepatuhan Diet
M;Greene, E L; Hu, F B; Kahn, S E; Diabetes pada Pasien Diabetes
Kaul, C B; Leroith, D; Moses, R G; melitus Tipe 2”. Jurnal Program Studi
Rich, S; Rosenstock, J; Tamborlane, Ilmu Keperawatan Universitas Riau.
W V; Wylie-Rosett, J. “Introduction: Riau, 2017.
Standards of Medical Care in
Diabetes”. Diabetes Care, Susanti, M. Lina, Sulistyarini, T. Dukungan
41(Supplement1), pp. S1-S2. doi: Keluarga Meningkatkan Kepatuhan
10.2337/dc18Sint01. 2018 Diet Pasien Diabetes melitus Di
Ruang Rawat Inap RS Baptis Kediri.
Riskesdas. Badan Penelitian Pengembangan Jurnal STIKES Vol. 6, No.1, Juli 2013.
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI STIKES RS. Baptis Kediri, 2013
2013. Riset Kesehatan Daerah.
Jakarta: Riskesdas. 2013 Yulia, S. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kepatuhan dalam menjalankan diet
Riskesdas. Badan Penelitian Pengembangan pada penderita diabetes melitus tipe
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI II. Diperoleh tanggal 24 Juli 2019 dari
2018. Riset Kesehatan Daerah. http://lib.unnes.ac.id/25751/1/6411411
Jakarta: Riskesdas. 2018 032.pdf. (2015)
Sarafino, Edward P., Timothy W. Smith. Yusra, Aini. Tesis: Hubungan antara
Health Psychology Biopsychosocial Dukungan Keluarga dengan Kualitas
Interactions Seventh edition. United Hidup Pasien Diabetes melitus Tipe 2
States of America, 2011. di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP
Sastroasmoro, S., & Ismael, S. Dasar-dasar Fatmawati. Jakarta: FIKUI. 2011.
Metodologi Penelitian Klinis, Ed. 3.
Jakarta: Sagung Seto, 2010.

Scheurer, D., Niteesh Choudry, Kellie A.


Swanton, Olga Matlin, dan Will
Shrank. The American Journal Of
Managed Care Vol. 18, No. 12. 2012.

Anda mungkin juga menyukai