Anda di halaman 1dari 35

DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN KONTROL GULA

DARAH PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2

LITERATUR RIVIEW

Oleh :

I Gusti Ngurah Eka Nugraha

NIM. 16089014046

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG

2020
Sampul dalam
Lembar persetujuan
Lembar pengesahan
Motto
Kata pengantar
Abstrak

Nugraha, Gusti Ngurah Eka. 2020. Literature Review: Hubungan Dukungan


Keluarga Tehadap Kepatuahan Kontrol Gula Dara Pada Pasien Diabetes
Militus Tipe 2. Skripsi, Program Studi Ilmu Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Buleleng. Pembimbing (1) Ns. Mochamad Heri, S.Kep.,M.Kep.
Pembimbing (2) Ns. Kadek Yudi Aryawan, S.Kep.,MSi

Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan terhadap anggota


keluarganya yang terdiri dari dukungan informasi, dukungan penilaian, dukunagan
intstrumental, dan dukunagn emosional. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat
hubungan dukuknag keluarga terhadap kepatuah kontrol gula darah pada pasien
diabetes militus tipe 2. Penelitian ini mengunakan metode literature review yang
menggunakan tiga database yaitu science direct, portal garuda, dan google scholar,
yang ditemukan 10 artikel yang dipilih sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi
yang telah ditentukan sebelumnya. Dari hasil review 10 artikel ditemukan bahwa
dekungan keluarga memiliki hubungan terhadap kepatuhan kontrol gula darah pasien
diabetes militus tipe 2.

Kata kunci: dukungan keluarga, kontrol gula darah, diabetes militus tipe 2
Abstract
Daftar isi
Daftar table
Daftar skema
Daftar lamoiran

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut data International Diabetes Federation (IDF), Indonesia

menempati peringkat ke-7 di dunia dengan jumlah penyandang DM 10 juta

pada tahun 2015 dan diprediksi akan mengalami kenaikan menjadi 16,2 juta
pada tahun 2040, dengan data tersebut Indonesia menempati peringkatke-6 di

dunia setelah Negara China, India,Amerika, Brazil, dan Mexico.(Aisyah et al.,

2018).

Hasil survei yang dipaparkan melalui riset kesehatan dasar

(RISKESDAS) 2018 didapatkan proporsi penderita DM pada usia 15 tahun ke

atas di Sumatera Utara menempati urutan ke 13 di Indonesian dengan

persentase 2,3%. Sekitar 8,93 juta jiwa jumlah penduduk di Sumatera Utara

yang berusia 15 tahun ke atas terdapat 160,913 jiwa yang pernah didiagnosa

oleh dokter mengalami DM dan 44,698 jiwa yang belum pernah didiagnosa

oleh dokter mengalami gejala DM tetapi dalam 1 bulan terakhir mengalami

gejala sering lapar, sering haus, sering buang air kecil dengan jumlah banyak

dan berat badan turun(Kemenkes, 2018)

Dari data profil kesehatan buleleng tahun 2018 di jelaskan bahwa

pasien mengalami diabetes mellitus itu adalah sekitar 4439 orang itu terdiri

terdiri dari penduduk laki-laki 327.300 jiwa dan penduduk perempuan

329.900 jiwa.(Dinkes, 2017)

Menurut teori WHO Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit

kronis yang terjadi karena pankreas tidak menghasilkan cukup insulin

(hormon yang mengatur gula darah), atau bila tubuh tidak dapat secara efektif

menggunakan insulin yang dihasilkan (World Health Organization [WHO],

2016).Diabetes Melitus apabila tidak ditangani dengan baik akan


mengakibatkan berbagai penyakit menahun,dan akan semakin meningkatnya

angka kejadian penderita DM yang besar berpengaruh peningkatan

komplikasi. Menurut Kurniadi dan Nurrahmani (2015) komplikasi DM terjadi

pada semua organ dalam tubuh yang dialiri pembuluh darah kecil dan besar,

denganpenyebab kematian 50% akibat penyakit jantung koroner dan 30%

akibat gagal ginjal(Organization, 2016)

Di dalam Nuha Medika tahun 2013 di jelaskan bahwa diabetes

mellitus (DM) menyerang pankreas, yang di sebut dengan pankreas adalah

letak melintang dibagian atas abdomen dibelakang gaster di retropritoneal. Di

sebelah kiri ekor pankreas mencapai hilus limpa di arah kraniodorsal.bagian

atas kiri kaput pankreas di hubungkan denga pankreas korpus pankreas yang

lebarnya biasanya tidak lebih dari 4 cm.

Pancreas adalah organ pipih yang terletak dibelakang dan sedikit di

bawah lambung dan abdomen. Di dalamnya terdapat kumpulan sel yang

berbentuk seperti pulau-pulau langerhans yang berisi sel beta yang

mengeluarkan hormon insulin, yang sangat mengatur kadar gula darah,sel beta

mensekresi insulin yang menurunkan kadar glukosa darah,juga sel delta yang

mengeluarkan somatostatin.(Decroli, 2019)

Penelitian Nugraheni, Prawirasatra, dan Wahyudi (2017) tentang

hubungan dukungan keluarga terhadap kepatuhan pasien dalam menjalankan


4 pilar pengelolaan diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Rowosari,

menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan

kepatuhan pasien dalam menjalankan 4 pilar pengelolaan DM tipe 2, dan

terdapat pengaruh hubungan (tingkat pendidikan, status ekonomi dan

komplikasi) yang mempengaruhi hubungan antara dukungan keluarga dengan

kepatuhan pasien dalam menjalankan 4 pilar pengelolaan DM tipe 2.

Penelitian terkait yang dilakukan oleh Asmoro, Firdausi, dan Sriyono (2014)

tentang hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan melakukan latihan

fisik dan terapi.

Menurut Kosim, Damayanti, dan Sucipto (2017), keluarga sangat

berperan dalam pengendalian DM. Semakin baik dukungan keluarga yang

diberikan maka semakin tinggi kepatuhan penderita dalam melakukan

olahraga. Dukungan keluarga menghilangkan ketidakpatuhan dan seringkali

mendapat dukungan untuk meningkatkan kepatuhan dalam melakukan

olahraga jika dukungan yang diberikan optimal.

Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga

terhadap penderita sakit (Friedman, 2010).Dukungan yang dapat diberikan

berupa informasi, tingkah laku, atau materi yang menjadikan penderita merasa

disayangi, dicintai dan diperhatikan (Ali, 2009).Dukungan keluarga memiliki

empat dimensi yaitu dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan

instrumental, dan dukungan informatif.Dukungan keluarga memiliki empat


dimensi yaitu dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan

instrumental, dan dukungan informatif. Dukungan emosional dapat diterima

seseorang dari orang lain dalam bentuk kehangatan, empati, kepedulian,

perhatian, sehingga seseorang merasa diperhatikan.Dukungan penghargaan

dapat berupa penghargaan positif, dorongan untuk maju. (Laoh et al., n.d.)

Dukungan instrumental keluarga sebagai sumber pertolongan praktis

dan konkrit diantaranya: materi, tenaga pelayanan. Dukungan informatif

diberikan dalam bentuk nasehat, petunjuk, saran, dan pemecah masalah.

(Pascasarjana et al., 2008)

Analisa hubungan antara dukungan keluarga dengan keteraturan

kontrol kadar gula darah dapat dijelaskan bahwa dari 21 responden (23,6%)

yang mendapat dukungan yang kurang dari keluarga, 16 (18%) diantaranya

tidak teratur kontrol kadar gula darah dan 5 (5,6%) lainnya teratur melakukan

kontrol kadar gula darah. Dari 46 responden (51,7%) yang mendapat

dukungan yang cukup dari keluarga, 20 (22,5%) diantaranya tidak teratur dan

26 (29,2%) lainnya teratur melakukan kontrol kadar gula darah. Dan dari 22

responden (24,7) yang mendapat dukungan yang baik dari keluarga, 7 (7,9%)

diantaranya tidak teratur dan 15 (16,9%) lainnya teratur melakukan kontrol

kadar gula darah.(Gardiarini, P., Sudargo, T., Dewa, I., & Pramantara, P.

(2017). Kualitas Diet, Sosio-Demografi, Dan Dukungan Keluarga

Hubungannya Dengan Pengendalian Gula Darah Pada Penderita Diabetes


Melitus Tipe 2 Di Rumah Sakit Kanujoso Djatiwibowo (Rskd), Balikpapan ,

2017)

Keteraturan Kontrol gula darah Berdasarkan hasil penelitian yang

telah diperoleh dari 22 orang penderita diabetes mellitus di wilayah kerja

Pukesmas Mangasa Kec.Rappocini Kota Makassar sebagian besar rutin untuk

ke puskesmas untuk mengontrol kadar gula darahnya dengan kisaran 20 orang

909,9%, sedangkan yang tidak teratur dalam mengontrol kadar gula darahnya

berkisaran 2 orang 9,1%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar dari

penderita diabetes mellitus di wilayah Kerja Puskesmas Mangasa rutin untuk

memeriksakan kadar gula darahnya.(M.Yusuf, 2017)

Upaya dalam mencegah terjadinya komplikasi makrovaskuler dan

mikrovaskuler adalah dengan mengendalikan kadar glukosa darah tetap dalam

rentang normal. Dan sekaligus Semua individu yang menderita diabetes

melitus harus berusaha unuk mencapai kadar glukosa darah dalam batasan

normal. Dalam hal ini upaya yang dilakukan untuk mengendalikan kadar

glukosa dalam batasan normal itu dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, di

antaranya yaitu tingkat pengetahuan, sosial ekonomi dan tempat pelayanan

kesehatan yang memadai dan juga perawatan mandiri pasien dirumah

(Management et al., 2012)

Penyakit yang bersifat kronis seperti diabetes melitus memerlukan

kepatuhan dan kedisiplinan dalam menjalani pengobatan dan membutuhkan


perawatan mandiri (Meilianingsih & Setiawan, n.d.) perawatan mandiri yang

baik dan benar temasuk pengendalian faktor resikonya, pada penderita

diabetes melitus dapat menurunkan angka kesakitan berulang, komplikasi dan

kematian yang disebabkan oleh penyakit tersebut, upaya perawatan mandiri

dapat dijadikan acuan pencegahan dini pada pasien DM sehingga

pengendalian DM akan lebih efektif (Home ha/th care : Management et al.,

2012) dengan upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif

dan rehabilitatif. Selain itu, yang menjadi tujuan utama dalam perawatan

mandiri pada pasien diabetes melitus adalah adanya peningkatan kualitas

hidup yang baik, pengendalian metabolisme yang baik serta mencegah

terjadinya komplikasi, oleh karena itu penyakit sangat penting untuk

dimengerti dan dipahami oleh pasien, keluarga, dan kader kesehatan

masyarakat (Management et al., 2012).

Penelitian yang dilakukan oleh Wardani dan Isfandiari (2014) dengan

judul hubungan dukungan keluarga dan pengendalian kadar gula darah dengan

gejala komplikasi mikrovaskuler, didapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan

antara dukungan keluarga dengan gejala komplikasi mikrovaskuler dengan

nilai p value (0,069) >α(0,05), namun ada hubungan antara pengendalian

kadar gula darah dengan gejala komplikasi mikrovaskuler dengan nilai p

value (0,02) <α (0,05).


Berdasarkan uraian latar belakang yang saya tulis di atas, maka

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan dukungan

keluarga dengan kepatuhan kontrol gula darah Itu bertujuan untuk mengetahui

seberapa keluarga pasien yang mendukung pasien untuk kontrol gula darah.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu

“ apakah ada hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan kontrol gula

darah

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan kontrol gula

darah pasien DM

2. Tujuan khusus

a. Mengidentifikasi hubungan dukungan keluarga

b. Mengidentifikasi kepatuhan kontrol gula darah

c. Menganalisis hubungan dukungan dengan kepatuhan kontrol gula darah

D Manfaat

Peneliti berharap penelitian ini dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun

praktis:
1. Manfaat teoritis

a. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi ilmiah

dibidang keperawatan dalam pengembangan ilmu khususnya dalam

mencegah diabetes melitus.

b. Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar acuan bagi penelitian

selanjutnya dalam melakukan penelitian mengenai hubungan dukungan

keluarga dengan kepatuhan kontrol gula darah dengan berlandaskan pada

kelemahan dari penelitian ini dan dapat mengembangkan dengan faktor

resiko lainnya.

2. Manfaat praktis

Manfaat praktis yang peneliti harapkan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

B. Memberikan gambaran dukungan keluarga yang memiliki kaitan dengan

kepatuhan kontrol gula dara pasien DM

C. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi pada masyarakat bahwa

hubungan dukungan keluarga dengan kontrol gula darah pasien DM.


BAB II

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah literature review atau tinjauan pustaka

Studi literature review adalah cara yang dipakai untuk mengumpulkan

data atau sumber yang berhubungan pada suatu topik tertentu yang

didapat dari sumber seperti, jurnal, buku dan pustaka lain.

B. Kriteria Inklusi Dan Eksklusi

Kriteria inklusi yang digunakan dalam pencarian literature penelitian

ini adalaj jurnal yang tahun terbitnya dalam rentang waktu tahun 2015-

2020, artikel berbahasa Indonesia dan berbahasa Inggris, artikel yang

menggunkan subjek manusia, dapat diakses full teks, dan sesuai dengan

topik penelitian. Kriteria eksklusi dalam pencarian literature penelitian

ini adalah jurnal terbitan di bawah tahun 2015, tidak dapat diakses full

teks, dan sesuai topic penelitian.

C. Strategi pencarian literature

Penelusuran artikel pada Google Scholar, Portal Garuda, dan

scient Direct dengan kata kunci dukungan keluarga dan kepatuhan

kontrol gula darah di dapatkan 1.926 artikel yang di peroleh setelah

dianalisis sesuai dengan kesesuian topic penelitian didapatkan 32 artikel

yang hampir mendekati setelah dilakukan ekslusi sesuai dengan tahun


terbit 8 artikel di ekslusi tidak memenuhi syarat. Dari 24 artikel yang

tersisa di ekslusi berdasarkan kelengkapan artikel di eksklusi sebanyak

10 artikel sehingga yang tersisa 14 artikel,kemudian dilakukan eksklusi

berdasarkan bias atau tidaknya di akses di eksklusi sebanyak sebanyak 4

yang di analisi sebanyak 10 artikel.

D. Alur pencarian literatur

Google scholar,portal garuda, scien dierect

1926 artikel

32 artikel
1926 di asesment
Sesuai topik

8 dieklusi 32 artikel di asesment

10 artikel diekslusi 24 artikel di asesment

4 artikel diekslusi 14 artikel diasesment

10 artikel dianalisi
BAB III

PEMBAHSAN

A. Hasil Analisa Literatur Review

Tabel 2.1

Peneliti Judul Tujuan Karakteristik Metodologi Hasil


responden penelitian
Eferm Clin Family support Penelitian ini Pasien Dm yang Desain kualitatif Tiga tema
( 2018 ) in caring for dilakukan untuk digunakan dengan diidentifikasi tentang
ada di
older people with mendapatkan pendekatan dukungan keluarga
diabetes pemahaman yang tasikmalaya fenomenologis. terhadap orang tua
mellitus: a mendalam dengan DM seperti
Pasien
phenomenology tentang perubahan pada
study pengalaman diklasifikasikan orang tua dengan
dukungan DM, dukungan
menurut rentang
keluarga yang keluarga optimal dan
lebih tua; umur. dukungan keluarga
penderita suboptimal.
diabetes mellitus
(DM)
Feri Hubungan Tujuan dalam Pasien dm tipe 2 correelation study, hasil penelitian ini
Randani Dukungan penelitian ini untuk dapat dimasukkan
mengetahui berjumlah 40 dalam SOP bagi
( 2016) Keluarga
Dengan Hubungan orang. perawat di RSUD
Dukungan Puskesmas Rasimah
Pengontrolan
Keluarga Dengan Pasien di Ahmad Kota bukittinggi
Gula Darah Pengontrolan Gula khususnya
Pada Pasien Darah Pada klasifikasi program penangulangan
Diabetes Mellitus Pasien Diabetes penyakit tidak menular.
menurut
Di Wilayah Millitus di Memberikan Pendidikan
Puskesmas Wilayah Kerja pendidikan. kesehatan kepada
Rasimah Puskesmas pasien dan keluarga
Ahmad Kota Rasimah Ahmad tentang dukungan
Bukittinggi Kota Bukittinggi keluarga terhadap
Tahun 2016. pengontrolan gula
Populasi dalam darah.
penelitian ini
adalah 40 orang.
Lilian Contribution of Percobaan klinis .1. Pasien randomized hasil menunjukkan
Cristiane family social terkontrol acak dm yang controlled clinical bahwa ada penurunan
Gomes support to the ini bertujuan melakukan trial yang lebih besar
( 2017 ) metabolic control untuk kontrol.seb dalam tekanan darah
of people mengevaluasi anyak 164 dan hemoglobin
with diabetes kontribusi orang. terglikasi pada
mellitus: A dukungan sosial kelompok intervensi
randomized keluarga dibandingkan pada
controlled terhadap Yang kelompok kontrol,
clinical trial Diterima 4 menunjukkan efek
Desember 2016 positif pada kontrol
penyakit.

Rosela Faktor-Faktor Untuk 1. Pasien cross sectional Hasil dari penelitian


Elmit, Yang mengetahui yang ini adalah merancang
Syamsul Berhubungan faktor-faktor melakukan program konsultasi
Arifin, Lena Dengan yang pemeriksaa terhadap pasien
Rosida Kepatuhan berhubungan diabetes diabetes melitus
( 2019 ) Kontrol Pada dengan melits di dengan pengadaan
Penderita kepatuhan puskesmas pojok penyakit tidak
Diabetes Melitus kontrol pada teluk menular kronis setiap
Tipe 2 Di penderita dalam sebulan sekali agar
Puskesmas Teluk diabetes mellitus banjarmasi tenaga kehatan dapat
Dalam di puskesmas n lebih aktif berdiskusi,
Banjarmasin teluk dalam memberikan informasi
banjarmasin dan edukasi tentang
penyakit DM terutama
untuk penderita
diabetes melitus
dengan tingkat
pendidikan rendah.
Hubungan Tujuan penelitian 1. Pasien DM deskriptif dengan Dari hasil penelitian
M. Yusuf, Dukungan ini yaitu untuk tipe 2 yang desain cross ini didapatkan
Hamsiah Keluarga mengetahui melakukan sectional. Sebagian besar 90,9%
Hamza2, Dengan hubungan pemeriksaa penderita dibetes
mellitus di wilayah kerja
Hariani, Keteraturan dukungan ndi
Hastina Kontrol Kadar keluarga dengan puskesmas Puskesmas Mangasa
Melinda Gula Darah keteraturan mangasa Kec.Rappocini Kota
Makasar memiliki
( 2017 ) Pada Penderita kontrol kadar kec. ketaraturan kontrol
Diabetes Mellitus gula darah pada Rappocini kadar gula daranya
Tipe II Di penderita kota dengan baik
Wilayah Kerja Diabetes Mellitus makasar.
Puskesmas Tipe II di wilayah
Mangasa kerja Puskesmas
Kec. Rappocini Mangasa
Kota Makassar Kec.Rappocini
Kota Makassar.
Tujuan artikel ini . 1. Pasien Observasi Dari penelitian ini
Loretta T. Theory of adalah untuk yang partisipasi didapatkan
Lee, Planned menggunakan mengalami bahwa,responden
( 2017 ) Behavior: Social praktik yang dm yang memiliki
Support and dipandu teori dukungan keluarga
Diabetes Self- untuk menyoroti dengan kategori baik
Management pentingnya juga memiliki
dukungan sosial management diri
untuk DSM pada untuk mengatasi
orang dewasa diabetes yang diderita
yang lebih tua dan memiliki
dengan diabetes kesadaran tentang
dan obesitas pengontrolan dan diet.
Rini Hubungan Diketahuinya Seluruh pasien cross sectional. Berdasarkan hasil uji
Setyawati, Dukungan hubungan antara penderita statistik dengan uji
Keluarga Dan dukungan Diabetes Mellitus kendal tau diperoleh
(2018) Perilaku keluarga dan tipe II Sampel nilai signifikan
Pengendalian perilaku berjumlah 68 dukungan keluarga
Kadar Gula pengendalian responden terhadap perilaku
Darah Sewaktu kadar gula darah pengendalian KGDS
Terhadap Kadar sewaktu terhadap sebesar 0,037 yang
Gula Darah kadar gula darah artinya (p<α) maka
Sewaktu sewaktu pada terdapat hubungan
Pada Penderita penderita dan untuk perilaku
Diabetes Mellitus Diabetes mellitus pengendalian KGDS
Tipe Ii tipe II di Wilayah terhadap KGDS
Di Wilayah Puskesmas Galur sebesar 0,261 yang
Puskesmas Galur 1 Kulon Progo. artinya (p>α) maka
1 Kulon Progo tidak terdapat
hubungan.
Faktor-Faktor Untuk Populasi cross sectional Tidak ada hubungan
Khasanah Yang mengetahui faktor pada penelitian ini antara lama
Budi Berhubungan faktor yang adalah penderita menderita DM, status
Rahayu, Dengan Kadar berhubungan diabetes melitus obesitas, kepatuhan
Lintang Gula dengan control tipe 2 yang diet, tingkat aktivitas
Dian Darah Pada gula darah pada berkunjung ke fisik, jenis. latihan
Saraswati, Penderita pasien DM tipe 2. Puskesmas jasmani, frekuensi
Henry Diabetes Melitus Kedungmundu latihan jasmani dan
Setyawan Tipe 2 (Studi Di tingkat
( 2018 ) Wilayah Kerja motivasi dengan
Puskesmas kadar gula darah. Ada
Kedungmundu hubungan antara
Kota Semarang kepatuhan minum
obat dan dukungan
keluarga dengan
kadar gula darah

Hubungan Untuk Adalah pasien cross sectional Hasil penelitian


Edwin Dukungan mengetahui yang sudah didapatkan tidak ada
Rheza Keluarga hubungan terdiagnosis pengaruh hubungan
Nugroho, Ika Dengan dukungan diabetes melitus antara dukungan
Vemilia Kepatuhan keluarga dengan tipe 2 di keluarga dengan
Warlisti, Kunjungan kepatuhan Puskesmas kepatuhan
Saekhol Berobat Dan berobat dan Kendal I menjalankan
Bakri Kadar Glukosa kadar glukosa pengobatan (p>0,05)
( 2018 ) Darah Puasa darah dan ada pengaruh
Penderita hubungan antara
Diabetes Melitus dukungan keluarga
Tipe 2 Di dengan kadar glukosa
Puskesmas darah puasa (p<0,05).
Kendal 1
Ferawati Hubungan Untuk Pasien dm tipe 2 cross sectional. Terdapat hubungan
( 2015) Dukungan mengetahui yang berobat di yang bermakna antara
Keluarga Dan hubungan puskesmas dukungan informasi
Perilaku dukungsn purnama dan emosional
Pengelolaan keluarga dengan kecamatan terhadap perilaku
Penyakit pengelolaan pontianak selatan pengelolaan penyakit
Diabetes Melitus penyakit DM tipe kota pontianak DM tipe 2. Tidak
Tipe 2 2 terdapat hubungan
Di Wilayah Kerja yang bermakna antara
Puskesmas dukungan penilaian
Purnama dan instrumental
Kecamatan terhadap perilaku
Pontianak pengelolaan penyakit
Selatan Kota DM tipe 2.
Pontianak
B. Pembahasan

Dukungan keluarga adalah faktor penting dalam managemen

penyakit kronis untuk remaja dan dewasa, dan merupakan indicator kuat

yang dapat memberikan dampak postif terhadap perawtan diri pasien

diabetes (Hensarling, 2019). Hal tesebut sejalan denga penelitian yang

dilakukan oleh (Yusuf, 2017) Dari hasil penelitian ini didapatkan Sebagian

besar 90,9% penderita dibetes mellitus yang memiliki dukungan keluarga

dalam kategori baik di wilayah kerja Puskesmas Mangasa Kec.Rappocini

Kota Makasar memiliki ketaraturan kontrol kadar gula daranya dengan

baik. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Ferawati,

2015) mengatakan ada hubungan dukungan keluarga berupa dukungan

emosional dan informasi terhadap kepatuha kontrol gula darah. Penelitian

lain yang mendukung adalah penelitian yang dilakukan oleh (Setyawati,

2018) dalam penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan

dukungan keluarga terhadap control gula darah sewaktu. Hal serupa juga

ditemukan dalam penelitian (Rahayu, 2018) dalam penelitian tersebut

dikatakan bahwa salah satu faktor yang dapat mempengaruhi control guala

darah adalah dukungan keluarga. Tetapi berbeda dengan penelitian yang

dilakukan oleh (Nugroho, 2018) dalam penelitian tersebut dikatakan tidak

ada hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan melakukan

pengobatan pasien diabetes militis tipe 2. Berbeda juga dengan penelitian

yang dilakukan oleh (Randani, 2016) dalam penelitianya ditemukan bahwa

dukungan keluarga tidak memiliki hubungan terhadap kepatuhan control


gula darah, bahkan lebih lanjut dijelaskan di setiap bagian dukungan

keluarga juga didak memiliki hubungan terhadap keptuhan control gula

darah.

Setiap rentang umur penederita DM tipe 2 memiliki tingkat

dukungan keluarga yang berbeda pula. Seperti pada penelitian yang

dilakukan oleh (Ferawati, 2015) dalam penelitian tersebut dipaparkan

terdapat empat jemis dukungan keluarga yang paling utama yaitu dukungan

informasi, dukungan penilaian, dukungan instrumental, dan dukungan

emosional. Dalam penelitian tersebut juga ditemukan bahwa dukungan

indtrumental mejadi dukungan yang paling berpengaruh terhadap

kepatuhan kontrol gula darah. Hasil distribusi dukungan instrumental

berdasarkan perilaku pengelolaan DM didapatkan yakni subjek penelitian

yang mendapat dukungan instrumental baik dari keluarga, sebanyak 7

subjek (18,4%) memiliki perilaku pengelolaan DM yang baik dan sebanyak

20 subjek (52,6%) memiliki perilaku yang cukup, kelompok yang

mendapat dukungan instrumental kurang baik ada 5 subjek (13,2%) yang

memiliki perilaku pengelolaan DM baik, sedangkan sebanyak 6 subjek

(15,8%) memiliki perilaku yang cukup. Hasil uji statistik yang telah

dilakukan menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna

antara dukungan instrumental dan perilaku pengelolaan penyakit DM tipe 2

(p=0,272). Hasil uji statistik pada penelitian ini berbeda dengan hasil

penelitian Karlina (2012)14 yang mendapatkan adanya hubungan yang

signifikan antara dukungan instrumental dengan pencegahan sekunder pada


pasien Diabetes Melitus (DM). Penelitian tersebut juga mendapatkan

bahwa dukungan instrumental yang diberikan dalam kategori baik hanya

sebesar 40% dan hal tersebut berbeda dengan hasil penelitian ini yang

mendapatkan mayoritas dukungan instrumental yang diberikan dalam

kategori baik yakni 71%. Data dari tabulasi silang menunjukkan bahwa

subjek penelitian yang mendapatkan dukungan instrumental baik namun

disertai perilaku pengelolaan DM cukup, paling tinggi yakni sebanyak 20

subjek (52,6%). Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya dukungan

instrumental belum 14 cukup untuk meningkatkan perilaku pengelolaan

penyakit DM pada subjek penelitian di wilayah tempat penelitian. Hal

yang sama ditemukan pada penelitian (Clint, 2018) dalam penelitian

tersebut dikatakan pada penderita pasien diabetes lansia membutuhkan

pendapingan dan dukungan emosional sehingga meningkatkan kepatuhan

dalam menjalani pengobatan. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh (Setyawati, 2018) yang mengatakan dukungan instrumental

menjadi dukungan yang paling diperlukan oleh responden. Namun berbeda

dengan penelitian yang dilakukan oleh (Loretta, 2017) yang mengatakan

yang menjadi salah satu menjadi faktor penentu kontrol gula darah adalah

dukungan sosial dan dukungan emosional. Berbeda dengan penelitian yang

dilakukan oleh (Rahayu, 2018) dalam penelitian tersebut dikatakan bahwa

semua komponen dukungan keluarga yang terdiri dari dukungan informasi,

dukungan penilaian, dukungan instrumental, dan dukungan emosional tidak


memiliki hubungan dengan kontrol gula darah pada pasien diabetes militus

tipe 2.

Usia lansia memerlukan dukungan psikologis dari orang sekitar

untuk mendukung meningkatkan kualitas hidupnya. Dalam penelitian yang

dilakukan oleh (Setyawati, 2018) dlam penelitian tersebut disebutkan

bahwa responden yang dalam kategori lansia cenderung memerlukan

dukungan keluarga dalam kategori baik untuk meningkatkan kepatuhan

kontrol gula darahnya, dalam penelitian tersebut juga pada lansia selain

memerlukan dukungan instrumental juga memerlukan dukungan emosional

untuk meningkatkan kepatuhan kontrol gula darahnya. Hal tersebut juga

didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh (Ferawati, 2015) yang

ditemukan dalam penelitianya bahwa lansia yang memiliki penyakit

diabetes dan dukungan keluarga dalam kategori baik memilki kepatuhan

kontrol gula darah yang baik pula, dlam penelitian tersebut juag ditemukan

bahwa dukungan instrumental menjadi dukungan yang memiliki hubungan

yang pealing signifikan dibandingkan dengan dukungan keluarga lainya.

Hal serupa juga ditemukan dalam penelitian yang dilakukan oleh (Clint,

2018) yang dalam penelitianya ditemukan bahwa lansia memerlukan

dukunagn sosial dan dukungan emosional yang lebih untuk meningkatkan

pengelolaan penyakit diabetes yang dideritanya. Hal berbeda ditemukan

pada penelitian yang dilakukan oleh (Rahayu, 2018) yang dalam

penelitianya dikatakan bahwa dukungan keluarga yang mencangkup 4

komponen tersebut tidak memiliki hubungan dengan kontrol gula darah.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan

terhadap anggota keluarganya. Dukungan keluarga memiliki hubungna

dengan kepatuhan kontrol gula darah pada pasien diabete tipe 2 untuk

melakukan kontrol gula darah ke fasilitas kesehatan. Lansia menjadi salah

satu kelompok usia yang sangat memerlukan dukungan keluarga yang baik

untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Dukungan keluarga dikeompokan

menjadi empat komponen yang sanagt diperlukan dalam meningkatkan

kepatuhan kontrol pasien diabetes militus tipe 2.

B. Saran

Keluarga harus lebih memperhatiakn anggota keluarganya yang

menderita penyakit seperti diabetes untuk meningkatkan pengelolaan

penyakit diabetes tersebut. Pada pasien lansia dukungan keluarga

hendakanya lembih ditingkatakan untuk meningkatakan kualitas hidup

pasien tesebut dan juga pengelolaan penyakit diabete yang dideritanya.


Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai