Anda di halaman 1dari 38

HUBUNGAN SELF EFFICACY DENGAN SUBJECTIVE WELL BEING

PADA PENDERITA HIV/AIDS DI PUSKESMAS SERIRIT I DAN


PUSKESMAS BANJAR I

Literature Review

OLEH:

Ni Kadek Ayu Dwi Purnami

16089014019

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG

2020

i
HUBUNGAN SELF EFFICACY DENGAN SUBJECTIVE WELL BEING
PADA PENDERITA HIV/AIDS DI PUSKESMAS SERIRIT I DAN
PUSKESMAS BANJAR I

Literature Review

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Keperawatan

Oleh :
Ni Kadek Ayu Dwi Purnami
NIM. 16089014019

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG

2020

ii
PERSETUJUAN

Proposal ini telah disetujui untuk dipertahankan pada ujian proposal

“Hubungan Self Efficacy dengan Subjective Well Being pada Penderita


HIV/AIDS di Puskesmas Seririt I Dan Puskesmas Banjar I”

Pada tanggal, Februari 2020

Ni Kadek Ayu Dwi Purnami

NIM. 16089014035

Program Studi Ilmu Keperawatan (S-1)

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Buleleng

Pembimbing I, Pembimbing II,

Ns.I Dewa Ayu Rismayanti S.Kep.,M.Kep Ari Pertama Watiningsih S.Pd.,MSi

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa proposal dengan judul:

“Hubungan Self Efficacy dengan Kepatuhan Pengambilan Obat ARV pada


Penderita HIV/AIDS di Puskesmas Seririt I Dan Puskesmas Banjar I”

Dibuat untuk melengkapi salah satu persyaratan pembuatan skripsi untuk


menjadi Sarjana Keperawatan Pada Program Studi S1 Keperawatan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Buleleng. Proposal ini telah diajukan pada ujian proposal
pada Februari 2020 dan dinyatakan memenuhi syarat/sah sebagai proposal pada
studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bueleng.

Bungkulan, Februari 2020

Penguji 1 Penguji 2

(Ns. Made Martini S.Kep.,M.Kep) (Ns.I Dewa Ayu Rismayanti S.Kep.,M.Kep)

Penguji 3

(Ari Pertama Watiningsih S.Pd.,MSi)

Mengetahui,
Ketua Program Studi SI Keperawatan
STIKes Buleleng

(Ns. Putu Indah Sintya Dewi, S.Kep.,MSi)

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa /

Tuhan Yang Maha Esa. Atas berkat dan karunia-nya yang telah diberikan pada

penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal dengan judul

“Hubunngan Self Efficacy dengan Kepatuhan Pengambilan Obat ARV pada

Pasien HIV/AIDS di Puskesmas Seririt I dan Puskesmas Banjar I” tepat pada

waktunya. Penulis dalam penyusunan proposal ini banyak mendapat bantuan dari

beberapa pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini izinkan penulis

menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Dr. Ns. I Made Sundayana, S.Kep.,MSi, sebagai ketua STIkes Buleleng atas

segala fasilitas yang diberikan kepada penulis dalam menempuh perkuliahan

di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Buleleng.

2. Ns. Putu Indah Sintya Dewi, S.Kep.,M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Buleleng.

3. Ns. I Dewa Ayu Rismayanti, S.Kep.,M.Kep selaku pembimbing I yang telah

banyak meluangkan waktu untuk membimbing dalam penyusunan proposal

ini.

4. Ari Pertama Watiningsih,S.Pd.,M.Si, selaku pembimbing II yang telah banyak

membantu penulisan dalam penyusunan proposal ini.

5. Ns.Made Martini,S.Kep.,M.Kep selaku sebagai penguji utama yang telah

memberikan pengarahan dan penyempurnaan dalam pembuatan proposal ini.

6. Kepala dan seluruh staf Puskesmas Seririt I dan Puskesmas Banjar I yang

telah memberikan penulis ijin untuk melakukan studi pendahuluan..

v
7. Seluruh Dosen dan Staf STIKES Buleleng yang telah banyak membantu

dalam proses penyusunan proposal ini.

8. Kedua orang tua penulis Bapak (I Wayan Surnata) Ibu ( Ni Komang Suarjani )

kakak (I Gede Eka Suarsana) dan adik (Ni Komang Eni Uma Ningsih dan Ni

Ketut Suniantari) yang senantiasa selalu memberikan dukungan, semangat dan

doanya untuk keberhasilan ini.

9. Kawan-kawan Para Goib squad (Merry, Indah, Suci, April, Sukma) dan

Purnama yang selalu memberikan support dan saran kepada penulis untuk

penyusunan proposal ini

10. Rekan-rekan mahasiswa/i program S1 Keperawatan STIkes Buleleng yang

telah banyak membantu penulis dalam penyusunan proposal ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan proposal ini masih jauh

dari sempurnya. oleh karena itu, penulis dengan terbuka menerima segala

kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga

proposal ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan bagi penulis

khususnya para pembaca umum.

Singaraja, 25 Januari 2020

Peneliti

vi
DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM............................................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. iv
KATA PENGANTAR....................................................................................... v
DAFTAR ISI...................................................................................................... vii
DAFTAR SKEMA............................................................................................ ix
DAFTAR TABEL.............................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian..................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian................................................................................... 5
BAB II METODE PENCARIAN LITERATURE

A. Metode Pencarian Literature.................................................................... 6

B..Sumber Data dan Pencarian..................................................................... 28

BAB III METODE PENELITIAN


A. Hasil Literature Review.......................................................................... 29
B. Sumber Data dan Pencarian.................................................................... 31
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan............................................................................................. 43
B. Saran ....................................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL

Halaman
Skema 2.1 Kerangka Teori............................................................................... 31
Skema 3.1 Kerangka Konsep .......................................................................... 33

viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Definisi Operasional......................................................................... 37

ix
DAFTAR GAMBAR

Halaman

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Penelitian

Lampiran 2 Pernyataan Keaslian Tulisan

Lampiran 3 Surat Pernyataan Kesediaan sebagai Pembimbing

Lampiran 4 Surat Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 5 Surat Studi Pendahuluan

Lampiran 6 Surat Persetujuan Studi Pendahuluan

Lampiran 7 Kuesioner Self Efficacy (General Self Efficacy Scale)

Lampiran 8 Kuesioner Kepatuhan (Modified Morisky’s Adherence Scale)

Lampiran 9 Lembar Konsul

Lampiran 10 Rancangan Anggaran Biaya Proposal

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Human Immunodeficiency Virus ( HIV) ialah virus

yangmenyerangsistem kekebalan tubuh manusia yang menyebabkan aids.

Virus hiv didapatkan dalam cairan tubuh pada darah, sperma, cairan vagina

dan ASI ( air susu ibu). Infeksi tersebut menyebabkan penderita mengalami

penurunan kekebalan tubuh sehingga mudah terinfeksi berbagai macam

penyakit lain. Acquired Immuno Deficiency Sindrom (AIDS) yaitu kumpulan

gejala penyakit yang timbul akibat menurunya sistem kekebalan tubuh

manusia yang disebabkan oleh virus hiv.

Menurut data yang termasuk dalam Laporan Global Epidemi HIV

dari UNAIDS (United Nation for AIDS) menunjukkan bahwa diperkirakan

ada 36,9 juta orang yang hidup dengan HIV di seluruh dunia. Dari total

penderita yang ada 1,8 juta di antaranya ialah anak-anak berusia dibawah 15

tahun, selebihnya ialah orang dewasa berjumlah 35,1 juta penderita (UNAIDS

DATA, 2017)

HIV/AIDS hingga saat ini masih merupakan salah satu penyebab

kematian hampir di seluruh geografis di dunia dan semua kelompok usia bisa

terserang hiv, tetapi kematian tertinggi terutama terjadi pada dewasa umur 30-

39 tahun. Kasus baru di Indonesia berdasarkan data Kementrian Kesehatan RI

1
2

pada tahun 2018 sebanyak 640.443 jiwa. Kini tidak ada negara yang tidak

terkena dari masalahHIV/AIDS (Dinas Kesehatan Provinsi Bali,2019)

Di Indonesia kasus AIDS pertama ditemukan tanggal 15 april1

1987. Kasus AIDS di Indonesia pertama kali ditemukan pada seorang

wisatawan berusia 44 tahun asal Belanda meninggal di sebuah Rumah Sakit di

Bali. Kematian lelaki asing itu disebabkan AIDS. Hingga akhir 1987, ada

enam orang yang didiagnosis HIV positif dua di antara mereka mengidap

AIDS.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali mengatakan

jumlah terbanyak kasus hiv terdapat pada golongan usia 30-39 tahun,

golongan usia ini ialah usia produktif. Proporsi kasus AIDS tahun 2018 pada

jenis kelamin laki-laki lebih besar dibandingkan dengan perempuan.

Penderita AIDS pada laki-laki ialah 73,9% dan perempuan 26.1%. (Rikesdas,

2018).

Kabupaten Buleleng menjadi salah satu daerah dibali yang

mengalami kasus HIV/AIDS yang cukup tinggi. Dari data jumlah estimasi

orang dengan terinfeksi hiv sebanyak 12.301 orang. Sebanyak 5831 orang

yang mendaptkan pelayanan standar meliputi peemberian komunikasi,

informasi, edukasi tentang HIV dan pelayanan konfirmasi diagnosis rujukan

ke layanan pengobatan ARV. Sedangkan jumlah kasus HIV di kabupaten

buleleng pada tahun 2018 berjumlah 144 orang. Jika dikelompokkan

berdasarkan umur, maka banyak penderita HIV/AIDS umur 25-49 tahun ialah

sebesar 75.7%. (Dinas Kesehatan Buleleng, 2018).


3

Pengobatan menjadi bagian penting dalam penatalaksanaan kasus

HIV/AIDS. Dengan pengobatan yang benarberupa obat ARV. Dengan

pemberian obat yang tepat dan rutin sehingga keberhasilan dalam pengobatan

ARV tercapai. Keberhasilan pengobatan arv sendiri dinilai menjadi tiga hal

adalah keberhasilan klinis, keberhasilan imunologis, dan keberhasilan

virologis. Keberhasilan klinis ialah peningkatan berat badan dalam

memperbaiki infeksi opurtunistik setelah pemberian obat ARV. Keberhasilan

imunologis ialah keberhasilan pasien dalam meningkatkan sistem imun

khususnya jumlah limposit CD4. Keberhasilan viroogis ialah keberhasilan

jumlah virus serendah mungkin (Karyadi, 2017)

Penelitian yang berjudul “Hubungan Antara Religious Coping

denganSubjective Well-Beingpada Orang dengan HIV/AIDS(ODHA)”

mengatakan salah satu metode koping yang menggunakan pendekatan agama

dalam mengatasi permasalahan yang sedang mereka hadapi. Koping religius

mempengaruhi pola kognitif seseorang saat mencari solusi dalam menghadapi

situasi sulit yang dihadapinya dan dapat meningkatkan religuisitas seseorang

(Aulia Putri Sari, 2020)

Dalam penelitian berjudul”Hubungan antara self efficacy dengan

subjective well-being pada orang dengan HIV/AIDS di Jakarta” mengatakan

ada hubungan yang signifikan antara self-efficacy dengansubjective well being

pada ODHA di Jakarta. Dengan demikian, semakin tinggi self efficacy afektif,

yang berarti keyakinan ODHA terhadap kemampuannya mengontrol

keberfungsian dan kejadian di lingkungan memberikan kontribusi paling besar


4

terhadap perasaan positif atau negatif yang ia rasakan terhadap kehidupannya.

Keyakinan diri inilah yang disebut self efficacy yaitu keyakinan seseorang

dalam kemampuannya untuk melakukan suatu bentuk kontrol terhadap

keberfungsian orang itu sendiri dan kejadian dalam lingkungan (Dearly & Sri

lestari, 2016)

Dari data yang didapakan di puskesmas seririt I dan puskesmas

banjar I didapatkan sejumlah 43 orang yang positif menderita HIV/AIDS.

Jumlah laki-laki 31 orang dan jumlah perempuan sebanyak 12 orang.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Seririt I dan

Puskesmas Banjar I diketahui bahwa 5 orang dampingan mereka masih

menutup diri,merasa bersalah akan masa lalunya,tidak memilikinya keyakinan

terhadap hidupnya, tidak ingin dilakukan kunjungan rumah serta tidak

bersedia mengikuti kegiatan dalam KDS. Artinya mengenai subjective well-

being mengatakan bahwa mereka tidak merasa bahagia serta tidak memiliki

rasa puas terhadap kondisi kondisi mereka. Berdasarkan uraian diatas

peneliti tertarik untuk meneliti tentang Hubungan self-efficacy dengan

subjective well-being pada penderita HIV/AIDS di Puskesmas Seririt I Dan

Puskesmas Banjar I

B. Rumusan Masalah

Berdasrkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas maka

dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut “Hubungan self-efficacy

dengan subjective well-being pada penderita HIV/AIDS di Puskesmas Seririt I

Dan Puskesmas Banjar I”


5

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Hubungan self-efficacy dengan subjective well-beingpada

penderita HIV/AIDS di Puskesmas Seririt I Dan Puskesmas Banjar I

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah

a. Menganalisis tingkat self-efficacy pada orang HIV/AIDS di Puskesmas

seririt I dan puskessmas Banjar I

b. Menganalisis tingkat subjective well-being pada orang HIV/AIDS di

Puskesmas seririt I dan puskessmas Banjar I

c. Menganalisis Hubungan self-efficacy dengan subjective well-being pada

penderita HIV/AIDS di Puskesmas Seririt I Dan Puskesmas Banjar I

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pelayanan Kesehatan

Hasil penlitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi puskesmas

seririt I dan puskesmas Banjar I, untuk mngetahui faktor yang mempengaruhi

self-efficacy dengan subjective well-being pada orang HIV/AIDS

2. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan dalam pengembangan ilmu

keperawatan dan sebagai masukan dalam pembelajaran untuk meningkatkan

pengetahuan dan kemampuan peserta didik khususnya yang berkaitan dengan

self-efficacy dan subjective well-being pada orang HIV/AIDS


6

3. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan

Hasil enelitian ini dapat memberikan informsi tentang sel-efficacy dan

subjective well-being pada orang HIV/AIDS


BAB II

METODE PENCARIAN LITERATURE

A. Metode Pencarian Literature

Metode yang digunakan dalam menulis literature review ini yaitu

menggunakan strategi secara komprehensif, seperti pencarian artikel dalam

database jurnal penelitian, pencarian melalui internet, tinjauan ulang artikel.

Search Enggine yang digunakan meliputi Google Scholar, dan Pubmed. Kata

kunci yang digunakan dalam pencarian artikel nasional (berbahasa Indonesia)

pada database Google Scholar adalah dengan 3 kata kunci. Kata kunci

pertama yang digunakan yaitu “hubungan Self Efficacy dengan

SubjectiveWell-Being pada pasien HIV/AIDS” yang sudah sesuai dengan

penentuan PICO sebelumnya sesuai dengan topik bahasan (P:Pasien

HIV/AIDS; I:Self EfficacyC: - ; O:Well Being) dan diperoleh artikel sebanyak

30 artikel. Kemudian artikel tersebut difilter kembali sesuai dengan kriteria

inklusi tahun publikasi 5 tahun terakhir dari tahun 2015-2020 menjadi 20

artikel. Lalu di filtrasi kembali dengan kriteria inklusi sampel pasien

HIV/AIDS, menilai efikasi diri, kesejahteraan hidup, free full akses tanpa

harus masuk dengan id universitas yang berwenang)dan eksklusi (artikel

Skripsi, Tesis, Disertasi, dan tidak free full text), sehingga hasil akhir

diperoleh 2 artikel yang sesuai.

Kemudian karna jumlah artikel yang diperoleh belum mencapai nilai

minimum yang sudah ditentukan, maka dilakukan pencarian kembali dengan

7
8

kata kunci yang berbeda dengan mengganti kata lain dari intervensi yang

diberikan dari “Self Efficacy” menjadi “Efikasi Diri” yakni “Hubungan

Efikasi Diri dengan SubjectiveWell Being”. Diperoleh jumlah artikel

sebanyak 125 artikel, lalu difilter kembali sesuai dengan kriteria inklusi dan

ekslusi yang sudah dipaparkan diatas menjadi 85 artikel, dan hasil akhir yang

diperoleh yaitu sebanyak 2 artikel. Sejauh ini jumlah artikel yang diperoleh

baru sebanyak 4 artikel dan masih kurang dari jumlah minimum.

Maka dari itu, akan dilakukan pencarian artikel kembali pada database

dengan menggunakan kata kunci ketiga yang lebih umum tanpa berisikan

intervensi menjadi “Self Efficacy dengan HIV/AIDS ” dan diperoleh artikel

sebanyak 1.430 kemudian dipersempit dengan tahun publikasi 5 tahun

terakhir menjadi 720 artikel. Pada kata kunci ketiga ini, beberapa artikel yang

sudah ditemukan dan dipilih pada kedua kata kunci diatas juga terdapat

didalamnya. Setelah itu di filter kembali dengan kriteria inklusi dan eksklusi

mendapatkan hasil artikel sebanyak 6 artikel dan dipilih 4 artikel yang sesuai.

Kemudian pada strategi pencarian artikel studi Internasional

(berbahasa Inggris) yang relevan dengan topik dilakukan dengan

menggunakan database Pubmed. Keyword yang digunakan saat pencarian

sama dengan kata kunci kedua pencarian di database artikel nasional dengan

menggunakan PICO yang sudah ditentukan sebelumnya (P: HIV/AIDS OR;

I:Self Efficacy C: - ; O:Subjective Well-Being) dan artikel yang diperoleh

sebanyak 120 artikel. Kemudian difilter kembali dengan tahun publikasinya 5

tahun terakhir sejak tahun 2015 hingga 2020 dan free full text diperoleh
9

sebanyak 40 artikel, lalu di kriteria inklusi dan eksklusi hanya dipilih 2

artikel. Jadi, total jumlah artikel nasional dan internasional yang akan

diakukan analisis yakni sebanyak 20artikel, lalu selanjutnya diidentifikasi dan

disajikan dalam bentuk


10

B. Sumber Data dan Pencarian

Tabel 2.1 Proses Pemilihan Artikel

Hasil pencarian dari 2


databaseyaitu:
Tahap Identifikasi
Google Scholar :1.585 Artikel tereklusi karena tidak
artikel sesuai dengan kriteria inklusi
Pubmed : 40 dan eksklusi yang ditentukan :
artikel Google Scholar :1.571 artikel
Pubmed : 20 artikel
Hasil Skrining judul dan abstrak :

Tahap Skrining Google Scholar :14 artikel Artikel tereklusi :


Pubmed : 20 artikel 1. Google Scholar : 6 artikel
(2 artikel tidak free full
text,dan 2 artikel yang
sama dengan
Hasil analisis fulltext dan sebelumnya, dan 2 artikel
kelayakan berdasarkan kesesuaian tidak sesuai dengan
Tahap Kelayakan outcome yang dicapai: outcome).
Google Scholar : 8 artikel 2. Pubmed : 38 artikel
(tidak sesuai dengan
Pubmed : 2 artikel sampel dan outcome yang
diinginkan).

Analisis Artikel Total artikel akhir yaitu


sebanyak 10 artikel
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan menjelaskan tentang hasil penelusuran artikel yang telah

melalui proses seleksi. Hasil Review Artikel disajikan dalam bentuk tabel yang

menjelaskan tentang penulis/peneliti, judul artikel, tahun, tujuan, sampel, metode

penelitian, dan output (hasil). Hasil review yang didapat dipaparkan dalam tabel

dibawah ini :

11
12

A. Hasil Literature Review

Peneliti Judul Tujuan Karakteristik sampel Metodelogi Hasil


Penelitian
(Dearly & Sri Hubungan antara Untuk 1. Pasien Pendekatan Hasil penelitian
lestari, 2016) self efficacy mengetahui dewasa(25-35 kuantitatif untuk ini membuktikan
dengan subjective hubungan self tahun) meneliti pada semakin tinggi
well-being pada efficacy 2. Terdiagnosa populasi self efficacy maka
orang dengan dengan sebagai tertentu semakin tinggi
HIV/AIDS di subjective penderita pula subjective
Jakarta well-being HIV/AIDS well-being pada
pada orang ODHA.
HIV/AIDS Di
jakarta
(Eriza&Rahma Hubungan antara Untuk 1. Pasien yang Metode Hasil penelitian
Nabella, 2019) self efficacy dan mengetahui menderita kuantitatif ini adalah ada
dukungan sosial hubungan HIV/AIDS dengan teknik hubungan yang
dengan subjective antara self accidental signifikan antara
well being pada efficacy dan sampling self-efficacy
ODHA di yayasan dukungan dengan
victory plus sosial dengan subjective well-
yogyakarta subjective being di victory
well-being plus yogyakarta
pada ODHA
di yayasan
victory plus
Yogyakarta
13

(Ade Shasha, Subjective well- Mengetahui 1. Pasien Metode Hasil penelitian


2017) being pada orang dan dewasa(25- kualitatif mengatakan
dewasa dengan mendiskripsik 35 tahun) dengan jumlah bahawa orang
HIV Aids an subjective 2. Terdiagnosa responden dewasa dengan
well-being sebagai empat orang HIV/AIDS
orang dewasa penderita dengan dinamika
HIV/AIDS HIV/AIDS subjective well-
being yang cukup
baik dalam
hidupnya dengan
mampu
menerima
kondisi
dirinya,ikhlas,
mampu tetap
mempertahankan
hubungan dengan
masyarakat
(Lyntar Ghendis Hubungan self- Penelitian ini 1. Semua orang Nonprobability Penelitian ini
Larasati,2018) efficacy dengan adalah untuk dewasa yang sampling menunjukan ada
subjective well- menguji tergabung dalam dengan teknik korelasi antara
being pada hubungan kelompok purposive efikasi diri dan
dewasa muda antara diri dukungan sampling/judge kesejahteraan
positif HIV yang kemanjuran sebaya ment subjektif
tergabung dalam dan 2. Orang penderita terhadap orang
kelompok kesejahteraan HIV/AIDS menderita orang
dukungan sebaya subjektif dewasa muda
untuk orang dengan HIV
dewasa muda positif yang
14

dengan HIV merupakan


positif anggota dari
anggota dukungan sebaya.
kelompok
dukungan
sebaya
(Xue yang & The Differential Untuk 1. Pasien Deskriptif Penelitian ini
winnie Moderating Roles mengetahui terdiagnosa komparatif menunjukan
W.S.Mak,2016) of Self- bagaimana penderita pemoderatan
Compassion and HIV/AIDS kelompok
Mindfulness in 2. 169 PMI tertentu peran
Self-Stigma and (people in self-compassion
Well-being recovery of dan perhatian
Among Living mental illnes) dalam hubungan
with Mental Illnes dan 291 PLHIV antara self-stigma
or HIV (people living konten dan
with HIV) proses dengan
kesejahteraan
antara PMI dan
ODHA. Rasa
percaya diri
sangat sfesifik
untuk konten
Stigma diri
sendiri efek
bermanfaat dari
perhatian penuh
khusus untuk
proses stigma
15

diri.
(AuliaPutriSari,2 HubunganAntara Untuk 1. Pasien Korelasi Penelitian ini
020) Religious mengetahui terdiagnosa pearson product menunjukkan
CopingdenganSub apakah penderita moment bahwa tidak
jective Well- terdapat HIV/AIDS menggunakan terdapa
Beingpada Orang hubungan bantuan SPSS thubungan antara
dengan antara 25 for windows. religious coping
HIV/AIDS(ODH religious dengan
A) coping dengan subjective well-
subjective being pada
well-being ODHA di
pada ODHA yayasan Sebaya
di Yayasan Lancang Kuning
Sebaya Pekanbaru.Peneli
Lancang ti juga melakukan
Kuning analisis tambahan
Pekanbaru. yaitu analisis
antara aspek
religious coping
dengan
subjective well-
being.
Berdasarkan hasil
analisis tambahan
antara aspek
religious coping
dengan
subjective well-
being, terdapat
16

hanya satua
spekreligious
coping yang
memiliki
hubungan dengan
subjective well-
being yaitu aspek
meaning dengan
nilai koefisien
0.342 dan taraf
signifikansi
sebesar
0.008<0.05.
(Sri Weni Hubungan antara Untuk 1. Pasien Pendekatan Penelitian
Utami, 2016) efikasi diri dan mengetahui dewasa(25- kuantitatif ditemukan bahwa
dukungan sosial apakah ada 35 tahun) dengan ODHA dengan
dengan hubungannya 2. Terdiagnosa rancangan kategori efikasi
kebermaknaan antara efikasi sebagai penelitian diri tinggi
hidup pada diri dan penderita deskritif sebanyak 17
ODHA dukungan HIV/AIDS korelasional orang (56,7%)
sosial dengan dan rendah
kebermaknaan sebanyak 13
hidup pada orang (43,3%).
ODHA Dengan hasil
tersebut dapat
disimpulkan
bahwa
berdasarkan
norma skor T,
17

efikasi diri
sebagaian besar
ODHA berada
pada tingkat
tinggi.
(Kirana Hubungan antara untuk 1. Pasien metode Berdasarkan hasil
Nindya,2016) Dukungan Sosial mengetahui terdiagnosa korelasiona perhitungan nilai
dengan seberapa erat penderita dengan korelasi korelasi antara
Psychological hubungan HIV/AIDS Rank Sperman dukungan sosial
Well-Being pada antara dengan
ODHA Wanita di dukungan Psychological
Yayasan Akses sosial dengan Well-Being pada
Indonesia Psychological ODHA wanita di
Tasikmalay Well-being Yayasan Akses
pada ODHA Indonesia
Wanita di Tasikmalaya
Yayasan diperoleh nilai
Akses signifikansi 0.000
Indonesia < 0.05 sehingga
Tasikmalaya. H0 ditolak H1
Metode yang diterima artinya
digunakan terdapat
adalah metode hubungan yang
korelasional. signifikan antara
dukungan sosial
dengan
Psychological
Well-Being pada
ODHA wanita di
18

Yayasan Akses
Indonesia
Tasikmalaya.
(Imam Faizal Hubungan Untuk 1. Remaja SMK N Deskriptif Pengetahuan
Afdilaiyan, pengetahuan mengetahui 7 Yogyakarta korelasi pencegahan
2019) dengan self hubungan pendekatan HIV/AIDS
efficacy pengetahuan cross sectional remaja mayoritas
pencegahan HIV- dengan self kategori
AIDS pada efficacy pengetahuan baik
Remaja di SMK N pencegahan sebanyak (51,7)
7 Yogyakarta HIV/AIDS sedangkan self
pada remaja di efficacy
SMK N 7 pencegahan
Yogyakarta HIV/AIDS
mayoritas
kategori tinggi
sebanyak (59,8)
hasil analisis
Kendal tau di
dapatkan nilai
p.volue 0.04
dengan koefisien
korelasi sebesar
0,279
menunjukan
keeratan
hubungan rendah
19

(Angga Analisa factor Untuk 1. Pasien Menggunakan Penelitian ini


wilandika, 2015 instrument efikasi mengetahui terdiagnosa proportionate menemukan
diri pencegahan instrument penderita stratified bahwa instrument
perilaku berisiko efikasi diri HIV/AIDS random efikasi diri
HIV pencegahan pencegahan
perilaku perilaku berisiko
berisko HIV HIV menunjukan
reliabilita
skonsistensi
internal yang
baik α=0,807,
diatas batas
minimal yang
disarankan α=
0,70.
20

B. Pembahasan Literature Review

HIV/AIDS (Human Immuno Deficiency Virus/Acquired Immune

Deficiency Syndrome)merupakan masalah yang mengancam seluruh lapisan

masyarakat dari berbagai kelas ekonomi. HIV merupakan virus yang

menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, sedangkan AIDS ialah kumpulan

gejala penyakit yang disebakan oleh virus HIV. Jika seseorang terinfeksi virus

HIV, maka tubuh orang tersebut akan membuat antibodi khusus atau

kekebalan untuk menyerang virus tersebut. Salah satunya penelitian yang

dikemukakan oleh(Dearly & Sri lestari, 2016), menunjukan bahwa jika

seseorang yang mengidap HIV/AIDS akan menghadapi Stigma sosail yang

diskriminatif. Dengan permasalahan yang sangat kompleks tersebut, tentunya

akan mempengaruhi kondisi kesehatan fisiologis maupun psikologisnya.

Seseorang cenderung akan memiliki perasaan bahawa dirinya tidak

berguna,tidak ada harapan, takut, sedih, marah ketika ia dinyatakan tertular

virus HIV. Kemudian pada (Rahma Nabella, 2019)menunjukan self-efficacy

memiliki hubungan yang paling kuat dengan dimensi afektif, yang berarti

keyakinan ODHA terhadap kemampuannya mengontrol keberfungsian dan

kejadian dilingkungan memberikan kontribusi paling besar terhadap perasaan

positif atau negatif yang di rasakan dalam kehidupannya.

ODHA memiliki semangat untuk meneruskan hidupnya berlandaskan

pada keyakinan diri yang kuat dalam menyikapi permasalahan, keyakinan diri
21

ini masuk pada salah satu faktor yang mempengaruhi subjective well-being

yaitu keperibadiaan. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh

mengatakan bahwa penderita HIV sangat erat hubungannya dengan stigma

dan diskriminasi sehingga status kesejahteraannya (subjective well-being)

sangat mempengaruhi rendah karena dapat disebabkan banyak faktor

diantaranya harga diri, kontrol diri, memiliki arti dan tujuan hidup,

kepribadian, dan tentunya pengaruh masyarakat sendiri mengambarkan

bagaimana HIV itu bisa dialami seseorang.

Hal tersebut menjadi alasan(Lyntar Ghendis Larasati, 2018)sumber

inspirasi berupa harapan, iman dan kekuatan untuk memelihara hidup atau

menerima pemberian, selain itu merupakan proses pencarian akan makna

hidup yang diwujudkan dengan harapan-harapan yang baik untuk kehidupan.

Pada penelitian(Xue Yang, 2016)menunjukan hasil perhitungan ditemukan R

square sebesar 0,478 berarti sebesar 47,8% dari total secara bersam-sama

variabel efikasi diri dan dukungan sosial memberikan sumbangan atau

kontribusi terhadap variabel kebermaknaan hidup. Artinya ketika terjadi suatu

proses kognitif,sikap,maupun perilaku pada seseorang maka hal tersebut dapat

mempengaruhi kebermaknaan hidupnya (Kirana Nindya, 2016) menyatakan

hasil penelitian terjadi Adanya pemaknaan yang positif terhadap dukungan

sosial yang diperoleh oleh para ODHA wanita ini akan menurunkan tingkat

stres atau depresi penderita. ODHA wanita yang dihadapkan pada masalah
22

atau kesulitan hidup dan ia mendapatkan dukungan sosial dari orang-orang

terdekatnya berupa tersedianya orang-orang yang dapat memberikan motivasi

yang diperlukan ketika sedang dalam kondisi down, mendengarkan keluh

kesah, memberikan informasi yang dibutuhkan, diajak berdiskusi dan bertukar

pikiran maka orang tersebut akan merasa lebih nyaman, merasa diperhatikan

sehingga beban psikologis yang terasa berat, jika harus ditanggung sendirian

bisa lebih ringan. Demikian halnya apabila dukungan sosial dipersepsikan

tidak diperoleh maka beban yang dialami oleh ODHA tersebut akan terasa

lebih berat sehingga memunculkan stres dan frustrasi ketika menghadapi

masa-masa yang sulit dan berdampak pada psychological well-beingnya.

Dalam penelitian (Adiliyan, 2019) mengatakan bahwa usia tidak

mempengaruhi pengetahuan pencegahan HIV/AIDS pada remaja akan terjadi

proses kematangan hasil belajar yang didapatkan dari lingkungan,social,dan

teman sebaya, kemampuan beradaptasi dan mekanisme koping yang adaptif

yang digunakan mempengaruhi perilaku remaja dalam mengambil keputusan.

Dan penelitian (Angga Wilandika, 2015) mengatakan dengan instrumen

efikasi diri pencegahan perilaku berisiko HIV memiliki keandalan dan

validitas yang baik serta dapat mengukur skala efikasi diri pencegahan prilaku

berisiko HIV.
23
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

HiV/AIDS merupakan Human Immunodeficiency Virus (HIV) yaitu virus

yang melemahkan sistem kekebalan tubuh manusia, virus ini menghancurkan

atau menyerang fungsinya. Acquired Immunodeficiency Syndrom(AIDS) adalah

penyakit yang disebabkan oleh virus HIV yang merusak sebagian sistem

kekebalan tubuh manusia, sehingga orang yang terkena penyakit tersebut

mudah terkena berbagai penyakit yang mematikan atau tidak lazim.

Berdasarkan literature review yang sudah dilakukan sebelumnya pada

10 jurnal menunjukan bahwa jika seseorang yang mengidap HIV/AIDS akan

menghadapi Stigma sosial yang diskriminatif. Self-efficacy memiliki

hubungan yang paling kuat dengan dimensi afektif, yang berarti keyakinan

ODHA terhadap kemampuannya mengontrol keberfungsian dan kejadian

dilingkungan memberikan kontribusi paling besar terhadap perasaan positif

atau negatif yang di rasakan dalam kehidupannya. ODHA memiliki semangat

untuk meneruskan hidupnya berlandaskan pada keyakinan diri yang kuat

dalam menyikapi permasalahan, keyakinan diri ini masuk pada salah satu

faktor yang mempengaruhi subjective well-being yaitu keperibadiaan

24
25

B. Saran

Kita sebagai perawat masa depan yang akan menjadi pemeberi asuhan

keperawatan yang bersifat komprehensif akan sangat berpengaruh pada

tingkat derajat kesehatan yang optimal. Fokus asuhan keperawatan yang

diberikan juga harus memperhatikan Self-efficacy sehingga ODHA memiliki

semangat untuk menghadapi berbagai macam diskrimiasi dari lingkungan dan

tercapai derajat kesehatan yang optimal.


26

DAFTAR PUSTAKA

Adiliyan, I. F. (2019). Hubungan pengetahuan dengan self efficacy pencegahan hiv-

aids pada remaja di smk negeri 7 yogyakarta.

Angga Wilandika. (2015). Analisa factor instrumen efikasi diri pencegahan perilaku

berisiko HIV.

Aulia Putri Sari. (2020). Hubungan Antara Religious Coping dengan Subjective

Well-Being pada Orang dengan HIV/AIDS (ODHA). http://repository.uin-

suska.ac.id/id/eprint/25229

Dearly & Sri lestari. (2016). HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN

SUBJECTIVE WELL BEING PADA ORANG DENGAN HIV / AIDS DI

JAKARTA. 258–264.

Karyadi, T. (2017). Keberhasilan Pengobatan Antiretroviral ( ARV ). Jurnal Penyakit

Dalam Indonesia, 4(1), 2–4.

Kirana Nindya. (2016). Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Psychological

Well-Being pada ODHA. hhtp://handle.net/123456789/12470

Lyntar Ghendis Larasati. (2018). Hubungan Self Efficacy dengan Subjective Well

Being pada Dukungan Sebaya.


27

Rahma Nabella, E. (2019). Hubungan antara self efficacy dan dukungan sosial

dengan subjective well being pada ODHA di yayasan victory plus yogyakarta.

http://eprints.uad.ac.id/id/eprint/15215

UNAIDS DATA. (2017).

Xue Yang, W. (2016). The Differential Moderating Roles of Self-Compassion and

Mindfulness in Self-Stigma and Well-being Among Living with Mental Illnes or

HIV.

Anda mungkin juga menyukai