PENDAHULUAN
Usia lanjut dapat dikatakan usia emas, karena tidak semua orang dapat
mencapai usia tersebut. Orang yang berusia lanjut memerlukan tindakan keperatawan,
agar lansia dapat menikmati masa usia emas dan menjadi usia lanjut yang berguna
penduduk lansia (60 tahun keatas) di Indonesia dan dunia menunjukan adanya
peningkatan sejak tahun 2017 yaitu sebanyak 8,9% dan meningkat menjadi 9,3%
pada tahun 2019. Jumlah penduduk lansia dipredikisi tahun 2025 berkisar 33 juta
jiwa. Berdasarkan Data Profil Kesehatan Provinsi Bali, (2019) jumlah penduduk
lansia di Provinsi Bali tahun 2019 sebanyak 375.9 jiwa. Jumlah lansia tertinggi
berada di Kabupaten Tabanan sebanyak 73.778 jiwa, dan terendah di Kota Denpasar
kesehatan, karena lansia mengalami perubahan dalam kesehatan baik secara fisik,
kognitif, maupun sosial (Azizah 2011). Salah satu masalah kesehatan yang timbul
akibat proses menua dan faktor risiko pada sistem kardiovaskular adalah hipertensi
(Bustan, 2015). Menurut World Health Organization (WHO) (dalam Triyanto, 2014)
1
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan
darah di atas normal, batasan tekanan darah yang masih dianggap normal adalah
kurang dari 130/85 mmHg. Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif.
angka kejadian hipertensi sebanyak 839 juta orang dan diperkirakan meningkat
menjadi 1,15 milyar pada tahun 2025 atau sekitar 29% dari total penduduk di dunia,
salah satunya Indonesia, sedangkan menurut data Riset Kesehatan Dasar Republik
Indonesia (RISKESDAS RI) tahun 2013 diperoleh bahwa, angka kejadian hipertensi
pada tahun 2007 angka kejadian hipertensi sebanyak 7,6% dan pada tahun 2013
menjadi 9,5%. Menurut data KEMENKES RI (2019) penyakit terbanyak pada lanjut
usia adalah hipertensi sebesar 57,6%. Prevalensi semakin meningkat seiring dengan
bertambahnya umur.
jumlah sebanyak 25,8%, diikuti Kabupaten Bangli 23,9%, Kabupaten Badung 22,4%,
2
penyakit yang terjadi di wilayah kerja Puskesmas Kabupaten Tabanan dengan jumlah
total sebanyak 21.204 kasus, sedangkan tahun 2018, penyakit hipertensi mengalami
peningkatan signifikan dengan jumlah total 22.803 kasus. Berdasarkan data yang
Puskesmas Marga II tahun 2017 sebanyak 187 lansia, tahun 2016 menjadi 361 lansia
memperhatikan pola hidup dan menjaga psikis dari anggota keluarga yang menderita
hipertensi. Cakupan pola hidup sehat antara lain berhenti merokok, mengontrol berat
mengurangi stress, aktivitas fisik, dan istirahat (Amir, 2009). Menurut Wijaya (2013)
3
dukungan dari keluarga yaitu sebanyak 46 responden (51,7%). Self care management
dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan dukungan sosial keluarga dengan Self
mencegah terjadinya komplikasi dari hipertensi, seperti kebijakan yang dibuat oleh
pelayanan deteksi dini melalui kegiatan Pos Binaan Terpadu (POSBINDU), Penyakit
penyakit anggota keluarganya, karena keluarga adalah orang yang tinggal dekat
dengan pasien dan memiliki tugas dan fungsi dalam merawat anggota keluarga yang
sakit. Lansia yang mengalami penyakit kronis seperti hipertensi pada umumnya lebih
4
anggota keluarganya, sehingga fungsi keluarga salah satu komponen yang dibutuhkan
meliputi fungsi afektif seperti saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling
seperti saat lansia dalam menjalani pengobatan. Keluarga selalu memperhatikan dan
lansia untuk selalu minum obat secara teratur dan memastikan dosisnya sesuai dengan
Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan oleh Amar & Suganda (2015)
yang berjudul “Hubungan antara fungsi keluarga dengan kualitas hidup lansia
Kabupaten Mojokerto” diperoleh bahwa fungsi keluarga baik dengan kualitas hidup
lansia tinggi yaitu sebanyak 14 responden (66,7%), dan memiliki fungsi keluarga
kurang dengan kualitas hidup rendah yaitu 16 responden (43,2%) sehingga dapat
kualitas hidup lansia hipertensi. Lansia hipertensi membutuhkan fungsi keluarga yang
5
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di
Puskesmas Marga II pada tanggal 27 Februari 2018, jumlah kasus lansia yang
mengalami hipertensi terbanyak berasal dari Desa Kukuh. Jumlah lansia yang
mengalami hipertensi di Desa Kukuh yaitu sebanyak 65 jiwa dalam 6 bulan terakhir.
Hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada kader kesehatan lansia mengatakan
lansia, penimbangan berat badan dan penyuluhan kesehatan. Prolanis diadakan setiap
darah, minum obat secara teratur, dan mengurangi konsumsi garam, tetapi para lansia
berkumpul sehingga lansia jarang mendapat nasehat saat menghadapi masalah, hal ini
fungsi ekonomi dalam keluarga. Lansia juga jarang diantarkan untuk melakukan
6
pengobatan dan pengukuran tekanan darah secara rutin, lansia juga tidak diingatkan
untuk minum obat secara teratur, hal ini terjadi karena keluarga belum melakukan
garam, tidak minum kopi, minum obat secara teratur, pengukuran tekanan darah
ini adalah “Apakah ada Hubungan Fungsi Keluarga dengan Manajemen Hipertensi
dengan Manajemen Hipertensi pada Lansia di Desa Kukuh Wilayah Kerja Puskesmas
Marga II.
7
1.3.2.1 Mengidentifikasi karakteristik responden (umur, jenis kelamin, dan
pendidikan).
1.3.2.2 Mengidentifikasi Fungsi Keluarga pada Lansia di Desa Kukuh Wilayah Kerja
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu
keperawatan.
8
Sebagai sumber informasi untuk pengembangan keperawatan khususnya
keperawatan keluarga dan sebagai sumber data untuk penelitian selanjutnya yang
dan pasien hipertensi dapat melakukan perawatan secara optimal dalam mengontrol
tekanan darah.
1.5.1 Penelitian yang dilakukan oleh Amar akbar dan Tri Wibowo Suganda (2015).
Hipertensi Usia Lebih Dari 60 Tahun di Dusun Pasinan Krajan Desa Sekar
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah lansia didusun pasinan
9
sehingga dapat disimpulkan ada hubungan fungsi keluarga dengan kualitas
hidup lansia hipertensi. Persamaan pada penelitian ini terletak pada variabel
dan data yang dianilisis peneliti menggunakan uji statistik Spearmans Rank
1.5.2 Penelitian yang dilakukan oleh Darmiati (2017) meneliti tentang “Hubungan
digunakan total sampling, jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini
sebesar 89 responden. Alat ukur dalam penelitian ini adalah kuesioner. Teknik
analisa data yang digunakan adalah uji Chi Square. Hasil dari penelitian
10
Kalierang Kecamatan Selomerto Kabupaten Wonosobo. Persamaan pada
dalam penelitian ini pada variabel bebas yaitu peneliti menggunakan variabel
sosial keluarga dan data yang dianilisis peneliti menggunakan uji statistik
Square.
1.5.3 Penelitian yang dilakukan oleh Riska Pusparini (2016) meneliti tentang
11
Perbedaan dalam penelitian ini pada variabel bebas yaitu peneliti
12