PENDAHULUAN
2
sistematis dan terencana yang dilakukan dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan
berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup (Widarti et al, 2010). 2020).
Keluarga merupakan penjaga kesehatan pertama, dimana sebuah keluarga
mampu menjadi pengaruh bagi anggota keluarga lainnya dalam kesehatan keluarga.
Fungsi pelayanan kesehatan adalah suatu fungsi dalam keluarga dengan
menitikberatkan pada aspek kesehatan keluarga yang terjadi akibat interaksi dan pola
perkembangan keluarga dan hal ini akan tercipta dengan baik di dalamnya untuk
pengambilan keputusan terhadap suatu masalah kesehatan. Dari fungsi tersebut untuk
menjaga kesehatan keluarga agar dapat mempertahankan produktivitas yang tinggi dan
kemampuan keluarga dalam mengelola kesehatan keluarga dan individu (Abidin, 2020).
keluarga memiliki kebiasaan hidup yang tidak sehat dan keluarganya tidak mampu
melaksanakan tugas kesehatan sehingga anggota keluarga tetap menjalani gaya hidup
yang dapat menyebabkan hipertensi. Dalam hal ini, keluarga merupakan salah satu kunci
utama penyelesaian masalah hipertensi di masyarakat. Keluarga memiliki lima tugas
kesehatan yang harus dilaksanakan oleh keluarga yang meliputi tugas mengenali
masalah kesehatan, memutuskan penyelesaian masalah kesehatan, merawat anggota
keluarga yang sakit, memodifikasi lingkungan agar tetap nyaman, memanfaatkan fasilitas
kesehatan. Ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatan
mengakibatkan keluarga terus menjalani gaya hidup yang dapat menyebabkan hipertensi
(Kurniawan, 2018).
Penelitian yang dilakukan oleh Sunandar dan Suheti (2020) hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pelaksanaan tugas
kesehatan keluarga dengan tekanan darah anggota keluarga. Dari hasil penelitian
disarankan bagi keluarga agar melaksanakan tugas kesehatan keluarga dengan sebaik-
baiknya, dengan cara setiap anggota keluarga memberikan perhatian, bantuan dan
dorongan atau dengan kata saling mendukung antara yang satu dengan yang lainnya.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di lokasi penelitian yaitu 5
orang dari Desa Timbuolo Tengah, sebanyak 30% masyarakat memiliki pekerjaan
sebagai petani dan 45% sebagai kuli bangunan, berdasarkan observasi bahwa
peningkatan hipertensi di masyarakat Desa Timbuolo Tengah disebabkan oleh kesehatan
masyarakat yang tidak terkontrol. nah karena masyarakat lebih fokus pada pekerjaannya,
kurangnya perhatian dari keluarga terhadap kesehatan penderita hipertensi seperti tidak
mengetahui bahwa pasien menderita hipertensi, tidak segera mengambil keputusan agar
pasien segera diperiksakan, tidak menemani pasien melakukan pemeriksaan, tidak
mengingatkan pasien memperhatikan makanan, tidak ada inisiatif keluarga untuk
membenahi lingkungan rumah agar penderita hipertensi betah di rumah dan tidak
menawarkan penderita hipertensi untuk memeriksakan kesehatannya di Puskesmas
3
membuat hipertensi yang diderita tidak terkontrol dengan baik. Berdasarkan uraian latar
belakang diatas maka peneliti tertarik melakukan penelitian tentang “Hubungan Tugas
Kesehatan Keluarga Dengan Kejadian Hipertensi Di Desa Timbuolo Tengah Kecamatan
Botupingge Kabupaten Bone Bolango”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang dapat
diidentifikasi dalam penelitian ini adalah:
1. Di Desa Timbuolo Tengah kejadian hipertensi tahun 2021 antara Januari-April telah
mencapai 31 pasien.
4
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoretis
Penelitian ini dapat menjadi informasi dalam perkembangan ilmu pengetahuan
(akademik) dan teknologi serta dapat diterapkan dalam asuhan profesional.
1.4.2 Manfaat Praktis
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
d. Stres
Stres akan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah
jantung sehingga menstimulasi aktivitas saraf simpatetik. Stres yang
dialami seseorang akan meningkatkan saraf simpatetis akan memicu
kerja jantung dan menyebabkan peningkatan tekanan darah.
e. Kegemukan
Penelitian epidemiologi menyebutkan adanya hubungan antara berat
badan dengan tekanan darah baik pasien hipertensi maupun normotensi.
Pada populasi yang tidak ada peningkatan berat badan seiring umur,
tidak dijumpai peningkatan tekanan darah sesuai peningkatan umur.
sangat mempengaruhi peningkatan tekanan darah adalah kegemukan
pada tubuh bagian atas dengan peningkatan jumlah lemak pada bagian
perut atau kegemukan terpusar.
f. Nutrisi
Sodium adalah penyebab penting terjadinya hipertensi primer. Asupan
garam tinggi akan menyebabkan pengeluaran berlebihan dari hormon
natriouretik yang secara tidak langsung akan meningkatkan tekanan
darah. Asupan garam tinggi dapat terdeteksi yaitu lebih dari 14 gram
perhari atau jika dikonversi kedalam takaran sendok makan adalah lebih
dari 2 sendok makan. bukan berarti kita makan garam 2 sendok perhari
tetapi garam tersebut terdapat dalam makanan-makanan asin atau gurih
yang kita makan setiap harinya.
g. Merokok
Merokok menjadi salah satu faktor resiko hipertensi atau tekanan darah
yang dapat dimodifikasi. Merokok adalah faktor resiko yang potensial
untuk ditiadakan dalam upaya melawan arus peningkatan tekanan darah
khusunya dan penyakit kardiovaskuler secara umum di Indonesia.
h. Narkoba
Komponen zat aditif dalam narkoba juga akan memicu peningkatan
tekanan darah. Penyakit kecanduan narkoba kelihatanya sepele sangat
mematikan. Efek buruk yang ditimbulkan sangatlah besar. Adanya
banyak pihak, terutama generasi muda yang akan beralasan
menggunakan narkoba dengan alasan life style dan pergaulan, akan
8
tetapi mereka tidak mengerti bahwa itu adalah hidup sehat dan terbebas
dari kematian sia-sia.
i. Alkohol
Penggunaan alkohol secara berlebihan juga akan memicu tekanan
darah seseorang. Selain tidak bagus bagi tekanan darah kita, alkohol
juga membuat kita kecanduan yang akan sangat menyulitkan untuk
lepas. Menghentikan kebiasaan mengkonsumsi alkohol sangatlah baik,
tidak hanya bagi hipertensi tetapi juga untuk kesehatan kita secara
keseluruhan.
j. Kafein
Kopi adalah bahan minuman yang banyak mengandung kafein. Demikian
pula dengan teh walapun kandungan nya tidak banyak dari kopi.
Kandungan kafein selain tidak baik pada tekanan darah dalam jangka
panjang, pada orang tertentu juga menimbulkan efek yang tidak baik
seperti tidak bisa tidur, jantung berdebar-debar, sesak nafas, dll.
k. Kurang Olahraga
Zaman modern seperti ini, banyak kegiatan yang dapat dilakukan
dengan cara cepat dan praktis, sehingga secara otomatis tubuh akan
tidak mudah bergerak. Selain itu, dengan adanya kesibukan yang luar
biasa, manusia pun merasa tidak punya waktu untuk olahraga.
Akibatnya, kondisi inilah yang memicu kolesterol dan juga adanya
tekanan darah yang terus menguat sehingga memunculkan tekanan
darah atau hipertensi.
l. Kolesterol Tinggi
Kandungan lemak yang berlebihan dalam darah dapat menyebabkan
timbulnya kolesterol pada dinding pembuluh darah. Hal ini dapat
membuat pembuluh darah menyempitkan akibatnya tekanan darah akan
meningkat.
2.1.3 Klasifikasi Hipertensi
Menurut World Health Organization (WHO dalam Fathoni, 2020) klasifikasi
tekanan darah pada orang dewasa dibagi menjadi kelompok hipertensi, normal,
prehipertensi, hipertensi derajat 1, hipertensi derajat 2, dan hipertensi tingkat
9
darurat.Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah Menuru t WHO
Kategori Tekanan Sistolik (mmHg) Tekanan Diastol (mmHg)
Hipotensi <90 <60
Normal 90-119 60-79
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi derajat I 140-159 90-99
Hipertensi derajat II 160-179 100-109
Hipertensi derajat III ≥ 180 ≥ 110
Hipertensi Sistolik terisolsi ≥ 190 < 90
Sumber : (WHO dalam Fathoni, 2020)
10
Tekanan darah umumnya diukur dengan menggunakan manometer air raksa
yang dinyatakan sebagai rasio sistolik terhadap diastolik, misalnya 120/70 mmHg. Kriteria
warga desa menurut Cahawaty (2018) adalah:
1. Normal, jika hasil pengukuran sistolik <130 dan diastolik <85 mmHg.
2. Hipertensi ringan, jika hasil pengukuran sistolik 131-159 dan diastolik 86-99 mmHg.
3. Hipertensi sedang, jika hasil pengukuran sistolik 160-179 dan diastolik 100-
109nmmHg.
4. Hipertensi berat, jika hasil pengukuran sistolik 180-209 dan diastolik 110-
119nmmHg.
2.1.6 Gejala klinis hipertensi
Hipertensi tidak memiliki gejala yang spesifik. Secara fisik, penderita hipertensi
juga tidak menunjukkan kelainan apapun. Gejala hipertensi cenderung menyerupai gejala
atau keluhan kesehatan pada umumnya sehingga sebagian orang tidak menyadari
bahwa dirinya menderita hipertensi. Gejala umum yang terjadi pada penderita hipertensi
antara lain jantung berdebar-debar, pandangan kabur, sakit kepala disertai rasa berat di
tengkuk, kadang disertai mual dan muntah, gelisah, nyeri di dada, mudah lelah, wajah
memerah. , dan mimisan. Hipertensi berat biasanya disertai komplikasi dengan beberapa
gejala antaranya gangguan penglihatan, gangguan saraf, gangguan jantung, dan
gangguan serebral (otak). Gangguan serebral ini dapat menyebabkan kejang dan
pendarahan pada pembuluh darah otak, kelumpuhan, gangguan kesadaran, bahkan
koma. Kumpulan gejala tergantung pada seberapa tinggi tekanan darah dan berapa lama
tekanan darah tinggi dikendalikan dan tidak mempertahankan pengobatan. Selain itu,
gejala tersebut juga menunjukkan komplikasi akibat hipertensi yang mengarah pada
penyakit lain, seperti penyakit jantung, stroke, penyakit ginjal dan gangguan penglihatan
(Yanita, 2017 dalam Soleha, 2021).
2.1.7 Komplikasi hipertensi
Jika seseorang mengalami tekanan darah maka ia akan mengalami komplikasi
penyakit lain, (Padila, 2012 dalam Fathoni, 2020) seperti:
1. Ginjal
2. Merusak kinerja otak
3. Merusak kinerja jantung
4. Kerusakan Mata
5. Resistensi pembuluh darah
Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan gagal jantung dan penyakit jantung
koroner. penderita hipertensi, beban kerja jantung akan meningkat, dan jantung akan
rileks dan mengurangi elastisitasnya. Akibatnya, jantung tidak mampu lagi memompa
sehingga banyak cairan di paru-paru dan jaringan tubuh lainnya yang bisa menyebabkan
11
sesak napas. Komplikasi di otak, meningkatkan risiko stroke, jika tidak diobati, risiko
stroke 7 kali lebih besar. Tekanan darah tinggi juga menyebabkan kerusakan ginjal,
tekanan darah tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada sistem penyaringan di ginjal,
akibatnya semakin lama ginjal tidak mengeluarkan zat-zat yang tidak dibutuhkan oleh
tubuh yang masuk melalui aliran darah dan menumpuk di ginjal. tubuh. Pada mata
hipertensi dapat menyebabkan retinopati hipertensif dan dapat menyebabkan kebutaan
(Wulandari, 2018).
2.1.8 Penatalaksanaan hipertensi
Pengobatan dapat dilakukan dengan pengobatan tradisional dan modern.
Tujuannya agar tidak terjadi komplikasi dan dampak yang lebih serius bagi
kesehatan (Yekti, 2016 dalam Fathoni, 2020).
1. Obat Tradisional (non farmakologi)
Perawatan ini menggunakan bahan-bahan alami yang ada di sekitar kita.
Perawatan ini tidak memiliki efek samping tetapi perawatan ini tidak bisa
langsung dilakukan, dibutuhkan kesabaran, kesabaran dan manfaat yang
baru atau terlihat jangka panjang. Bahan-bahan alami yang sudah tidak
asing lagi dan terbukti ampuh mengobati tekanan darah yaitu mengkudu
(morinda citrifolia), daun salam (syzigium polyanthum), rumput laut
(laminajaponica), mentimun (cucumis sativus), dan temulawak (curcuma
aeruginoa roxb).
12
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat terdiri dari kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal dalam satu tempat di bawah satu atap
dalam keadaan saling ketergantungan. Keluarga adalah ikatan atau persekutuan hidup
atas dasar perkawinan antara orang dewasa berlainan jenis kelamin yang hidup bersama
atau seorang laki-laki atau perempuan yang seorang diri dengan atau tanpa anak, baik
anak sendiri maupun anak angkat dan hidup dalam suatu rumah tangga (Padila, 2012). .
di Simamora, 2020).
Keluarga adalah perkumpulan dua individu lebih yang terikat oleh hubungan darah,
perkawinan atau adopsi dan setiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu sama lain.
Keluarga adalah ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang
dewasa yang berbeda jenis kelamin yang hidup bersama atau seorang pria atau seorang
wanita yang sendirian dengan atau tanpa anak, baik anak-anaknya sendiri atau diadopsi
dan hidup dalam suatu rumah tangga. Keluarga adalah sekelompok orang yang memiliki
ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, memelihara
budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial setiap
anggota keluarga (Friedman, 2013 dalam Toleu, 2020).
Keluarga adalah bagian terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami, istri, dan
anak-anak yang memiliki ikatan yang sangat erat dan saling berhubungan untuk
mencapai suatu tujuan. Dalam masa tumbuh kembang anak, diperlukan interaksi yang
baik antara orang tua dan anak. Interaksi yang baik ditentukan oleh kualitas pemahaman
orang tua dan anak untuk mencapai keinginan sebuah keluarga (Soetjiningsih, 2012
dalam Simamora, 2020).
2. Fungsi proteksi, yaitu mencegah agar seluruh anggota keluarga merasa aman dan
nyaman.
3. Fungsi biologis, adalah untuk dapat meneruskan generasi, berbagi cinta dan kasih
sayang antar keluarga.
13
5. Fungsi agama adalah untuk menginformasikan dan mengajak anggota keluarga
melalui kepala keluarga untuk menanamkan agama yang mengatur kehidupan hari
ini dan masa yang akan datang.
Menurut Dion (2013 dalam Toleu, 2020) ada tiga fungsi utama keluarga terhadap
anggota keluarga, yaitu:
1. Cinta
2. Asuh
3. Pertajam
Yaitu untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak, agar mereka siap menjadi orang
dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depan.
2.2.3 Peranan Keluarga
Peran keluarga dapat diamati dari sikap, sifat dan aktivitas interpersonal yang
berhubungan dengan individu dalam posisi atau situasi khusus. Berbagai peran yang ada
dalam keluarga (Padila, 2012 dalam Simamora, 2020) adalah peran ayah, peran ibu, dan
peran anak.
1. Peran ayah
Ayah sebagai suami bagi istri dan ayah bagi anak, berfungsi sebagai kepala
keluarga, pencari nafkah, pembimbing, pelindung, pemberi rasa aman dan nyaman,
serta sebagai anggota lingkaran sosial.
2. Peran ibu
Ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anak, memiliki peran untuk mengurus rumah
tangga, pelindung dan anggota lingkaran sosial, sebagai pengasuh dan pembimbing
bagi bayinya, dan juga dapat berfungsi sebagai pencari nafkah tambahan dalam
keluarganya.
3. Peran anak
14
Anak melakukan peran psikososial sesuai dengan tingkat kemajuannya, baik secara
fisik, sosial, spiritual, dan psikologis.
1. Keluarga inti adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang
diperoleh dari keturunan atau adopsi atau keduanya.
2. Keluarga besar adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih
memiliki hubungan darah (kakek, nenek, paman-bibi).
1. Keluarga yang dibentuk kembali (Dyadic family) adalah keluarga baru yang terbentuk
dari pasangan yang telah bercerai atau kehilangan pasangannya.
2. Keluarga dengan orang tua tunggal adalah keluarga yang terdiri dari satu orang tua
dengan anak karena perceraian atau penelantaran pasangannya.
3. Ibu dengan anak di luar nikah (ibu remaja yang belum menikah)
4. Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang hidup sendiri tanpa pernah menikah
(Orang dewasa lajang yang hidup sendiri).
6. Keluarga yang dibentuk oleh pasangan sesama jenis (keluarga gay dan lesbian).
1. Dukungan informasi
15
Pengkajian dukungan adalah keluarga yang bertindak membimbing dan menengahi
pemecahan masalah, sebagai sumber dan validator identitas anggota keluarga
termasuk memberikan dukungan, penghargaan, perhatian.
3. Dukungan instrumental
4. Dukungan emosional
Dukungan emosional adalah keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk
istirahat dan pemulihan serta membantu pengendalian diri emosi. Dukungan
emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk kepercayaan dan
perhatian.
2.2.6 Ciri-Ciri Keluarga
1 Ciri-ciri keluarga menurut Robert Mac Iver dan Charles Horton (Toleu, 2020):
a. Keluarga adalah hubungan perkawinan
b. Keluarga merupakan suatu lembaga yang berkaitan dengan hubungan
perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipertahankan
c. Keluarga memiliki sistem tata nama (nomen clatur) termasuk perhitungan
keturunan
d. Keluarga memiliki fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggotanya terkait dengan
kemampuan untuk memiliki keturunan dan membesarkan anak.
e. Keluarga adalah tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga.
16
Yang dimaksudkan dengan sturuktur patrilineal adalah keluarga sedarah yang
terdiri dari sanak saudara dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu
disusun berdasarkan garis keturunan ayah.
b. Matrilineal
Yang dimaksud dengan struktur matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri
dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi di mana hubungan itu
disusun melalui garis keturunan ibu.
a. Matrilokal
Merupakan sepasang suami istri yang mana setelah menikah dan tinggal
bersama keluarga sedarah istri.
b. Patrilokal
Merupakan sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
Keputusan merupakan peran yang harus dilakukan oleh suami dan atau istri
sebagai dasar bagi Pembina keluarga, namun tidak selamanya pengambilan keputusan
dilaksanakan bersama-sama. Berikut adalah pembagian struktur berdasarkan siapa yang
mengambil keputusan, adalah sebagai berikut :
a. Patriakal: Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak suami. Pengambilan
keputusan bagi keluarga yang menganut struktur partiakal memang didasarkan
pada peran ayah yang mengetuk, namun dalam menentukan keputusan tersebut
seharusnya melibatkan ibu sebagai orang yang mempertimbangkan.
b. Matriakal: Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak istri. Dalam struktur
matriakal, peran istri adalah sebagai pengambil keputusan. Namun, seharusnya
perlu melibatkan suami dalam mempertimbangkan keputusain tersebut.
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan, karena tanpa
kesehatan semuanya akan sia-sia. Orang tua perlu mengetahui keadaan kesehatan
dan perubahan yang dialami oleh anggota keluarganya. Perubahan sekecil apapun
yang dialami oleh anggota keluarga secara tidak langsung akan menjadi perhatian
keluarga atau orang tua. Jika Anda melihat perubahan, keluarga perlu mencatat
17
Kapan itu terjadi, perubahan apa yang terjadi, dan seberapa banyak perubahan itu
terjadi.
Tugas ini merupakan usaha utama keluarga untuk mencari pertolongan yang tepat
sesuai dengan keadaan keluarga, dengan mempertimbangkan anggota keluarga
mana yang memiliki kemampuan untuk memutuskan suatu tindakan. Tindakan
kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat sehingga masalah
kesehatan saat ini dapat dikurangi atau teratasi. Jika keluarga memiliki keterbatasan
dalam mengambil keputusan, maka keluarga dapat meminta bantuan orang lain di
lingkungan tempat tinggalnya.
18
Menurut Friedman (2010 dalam Simamora, 2020) keluarga memiliki kewajiban
dalam bidang kesehatan yaitu: memahami masalah kesehatan setiap anggota keluarga,
mengambil bekal dalam kegiatan penyembuhan yang tepat bagi anggota keluarga,
memberikan perawatan bagi anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
dan membantu anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan. masih sangat
muda, menjaga suasana rumah yang mengutamakan kesehatan dan pengembangan
kepribadian anggota keluarga, menjaga hubungan timbal balik antara keluarga dengan
dinas kesehatan dengan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada.
Menurut Padila (2012 dalam Simamora, 2020) ada beberapa tugas pokok
keluarga yang juga berkaitan dengan tugas kesehatan keluarga sebagai berikut:
pemeliharaan fisik seluruh anggota keluarga, pemeliharaan kesehatan dalam keluarga,
pemeliharaan sumber energi dalam keluarga. , pembagian kewajiban anggota keluarga.
sesuai dengan perannya masing-masing, sosialisasi antar anggota keluarga, pengaturan
jumlah anggota keluarga, menjaga ketertiban anggota keluarga, membangkitkan
semangat dan semangat bagi seluruh anggota keluarga.
2. Memecahkan masalah yang dihadapi individu dengan dukungan, bantuan atau peran
keluarga.
19
1.2 PenelitiannRelevan
Tabeln2.nPenelitiannRelevan
Nama danb Judul
No Hasil Penelitian Perbedaan Persamaan
Penelitian
1. Sunandar dan Suheti.Hasil penelitian1. Waktu penelitian 1. Tugas
2020. Pelaksanaan Limamenunjukkan terdapat2. tempat penelitian kesehatan
Tugas Kesehatan Padahubungan yang signifikan3. jumlah sampel pada keluarga
Keluarga Dengan Klienantara pelaksanaan tugas penelitian 2. Sama-sama
Hipertensi kesehatan keluarga dengan meneliti
tekanan darah anggota penderita
keluarga. hipertensi
3. Menggunakan
uji chi-squar
4. pendekatan
cross sectional
20
Pengetahuan Terapikesehatan keluarga tentang4.Variabel
Komplementer padapengetahuan tentang terapi Pelaksanaan
Penderita Hipertensi dikomplementer pada pasien Fungsi
Balenrejo Bojonegoro hipertensi Pemeliharaan
Kesehatan
Keluarga
5.Pengetahuan
terapi
komplementer
6.Kuantitatif non
eksperimental
dengan
pendekatan
korelasional
dengan teknik
simple random
sampling
7.Uji statistik
Kendalls taun b
21
1.3 Kerangka Teori
Klasifikasi Hipertensi :
Tugas Kesehatan Keluarga
Hipotensi <90/<60
Normal 90-119/60-79
Mengenal Masalah Kesehatan Prehipertensi 120-139/80-89
Keluarga Hipertensi derajat I 140-159/90-99
Hipertensi derajat II 160-179/100-109
Hipertensi derajat III 180/≥ 110
Membuat Keputusan Tindakan Hipertensi sistolik terisolasi 190/< 90
Kesehatan yang Tepat
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti
22
1.4 Kerangkankonsep
Variabelnindenpent VariabelnDependent
Tugas Kesehatan
Keluargan Kejadian Hipertensi
Gamban 2.nKerangkanKonsep
Keterangann:
: Variabel Bebas (Independent)
: Variabel Terikat (Dependent)
: Hubungan
23
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 DesainmPenelitian
Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dan menggunakan
desain penelitian crossnsectional yang digunakan untuk mengetahui.hubungan
antara variabel bebas dan variabelnterikat. Jenisnpenelitian ini.adalah observasi
atau pengumpulan data sekaligus (pointntimenapproach), yaitu penelitian yang
mempelajari hubungan antara faktor risiko (independen) dan faktor (dependen),
yangnmelakukan pengamatan atau pengukuran variabel secara bersamaan dan
pada waktu yang bersamaan. . Penelitian.ini dilakukan untuk melihat apakah ada
hubungan antara tugas kesehatan keluarga dengan kejadian hipertensi di
DesanTimbuolo Tengah Kecamatan Botupingge Kabupaten Bone Bolango.
24
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
karena adanya variabel bebas. Variabel dependent adalah kejadian hipertensi.
3.4 DefinisinOperasional
Definisi operasional adalah definisi mengenai variabel yang di rumuskan
berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel yang diamati. Adapun definisi
operasional.dari penelitian ini yaitu sebagainberikut :
Tabel 3. Defenisi Operasional
Variabeln Definisin Parametern Alat ukurn Kategorin Skalan
Tugas Keluarga Tugas kesehatan Kuisioner 1. Baik, apabila skor Ordinal
Kesehatan berperan keluarga : mencapai 75%
Keluarga mendukung 1.Mengenal Masalah
selama masa Kesehatan.Keluarga 2. Cukup, apabila skor
penyembuhan 2.Membuatn mencapai 50-75%
dan pemulihan Keputusan Tindakan
anggota keluarga Kesehatan yang Tepat 3. Kurang, apabila
yang menderita 3.Memberi Perawatan skor mencapai
hipertensi. pada Anggota ≤50%
Keluarga.yang.Sakit
4.Mempertahankan
Suasana Rumah yang
Sehat
5.Menggunakan
Fasilitas Kesehatan
yang Ada
di Masyarakat.
25
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh jumlah penderita hipertensi
yang berada di Desa Timbuolo Tengah Kecamatan Botupingge Kabupaten Bone
Bolango yaitu sebanyak 31 orang penderita hipertensi.
3.5.2 Sampel dan Tehnik PengambilannSampel
Pada penelitian ini jumlah sampel yaitu 31 responden dengan pemilihan
sampel dilakukan dengan cara purposive sampling. Purposive sampling adalah
salah satu tehnik sampling non rendom sampling dimana penelitib menentukan
pengambilan sampel denganncara menentukan kriteria inklusi dan eksklusi.
Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kriteria Inklusi
a. Penderita hipertensi yang berusia ≥ 40 tahun
b. Masyarakat Desa Timbuolo Tengah yang dinyatakan sebagai penderita
hipertensi
c. Masyarakat bersedia menjadi responden
2. Kriteria Eksklusi
a. Tidak tercatat sebagai masyarakat Desa Timbuolo Tengah
b. Masyarakat tidak bersedia menjadi responden
Tabel.4. Kisi-kisinkuisioner
Variabel Indikator Soal No. Item Jumlah
Tugas 1. Mengetahui Masalah Kesehatan Keluarga 1,2,3,4,5,6 6
Keluarga
26
2. Membuat Keputusan Tindakan Kesehatan
yang Tepat 7,8,9,10,11,12 6
Keterangann:
N = Jumlah responden
X = Skor pertanyaan
Y = Skor total
XYn = Skor pertanyaan dikalimskor total
r = Taraf signifikan
Kemudian skor masing-masing item dihitung korelasinya dengan skor total.
Jika nilai korelasi > tingkat signifikansi maka dinyatakan valid, tetapi jika nilai
korelasi < tingkat signifikansi maka dinyatakan tidak valid. Sedangkan pengujian
validitas menggunakan program SPSS menggunakan korelasi. Instrumen
dikatakan valid jika nilai korelasi (korelasi pearson) positif, dan nilai probabilitas
korelasi [(sig.(2-tailed)] tingkat signifikan (α) adalah 0,05.
27
3.6.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur
dapat dipercaya atau reliabel. Artinya menunjukkan sejauh mana hasil
pengukuran tetap konsisten atau tetap mendasar ketika dua atau lebih
pengukuran dilakukan terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat
ukur yang sama. Reliabilitas dihitung menggunakan rumus Croncbach's Alpha
sebagai berikut:
r=
Keterangan :
r = Reliabilitas instrument
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑σb2 = Jumlah varian butir
σ2 t = Jumlah total
Apabila diperoleh r hitung>dan r tabel, maka kuesioner tersebut dinyatakan
reliable.
28
1. Pengumpulan Data
Padantahap inimdata yangmtelah dikumpulkanmdilakukan pemeriksaan kejelasan
dannkelengkapan pengisian instrumen pengumpulan data saat penelitian
berlangsung. Jika terdapat ketidaklengkapan data maka diklarifikasi langsung
dengan responden yang bersangkutan saat itu juga.
2. Pengkodeannatauncoding
Pemberian simbol dan penyederhanaan data dengan pengkodean. Tujuan dari
pengkodean ini adalah untuk mempermudah analisis data dan juga mempercepat
pemasukan data.
3. Proses pengolahan/penginputan data Pengolahan adalah mengolah data agar
data yang telah dimasukkan dapat dianalisa. Pengolahan data dapat dilakukan
dengan cara memasukkan data. Pada tahap ini data diolah untuk keperluan
analisis data. Data tersebut diolah menggunakan aplikasi komputer dengan
program SPSS (Statistical Product and Service Solution).
4. Tabulatingn(Tabulasi)
Tabulasi atau penyusunan data ini menjadi sangat penting karena akan
memudahkan analisis data statistik, baik yang menggunakan statistik deskriptif
maupun analisis dengan statistik inferensial. Tabulasi dapat dilakukan dengan
beberapa cara yaitu secara manual dan tabulasi menggunakan beberapa software
atau program yang sudah ada pada komputer atau software yang dapat di
download dan di install di komputer. Setelah data diolah dengan menggunakan
program SPSS, kemudian data tersebut dikelompokkan ke dalam tabel kerja,
seperti tabel distribusi karakteristik responden, distribusi jawaban kuesioner
responden.
3.9 Tekhnik Analisa Data
3.9.1 AnalisisnUnivariat
Analisis univariat dilakukan untuk memperoleh gambaran dengan mendeskripsikan
masing-masing variabel dalam penelitian dengan melihat distribusi frekuensi
menggunakan rumus.
P = x 100 %
Keterangann :
P : Presentasi
F : Jumlah penerapan yang sesuai prosedur (nilai 1)
N : Jumlah item observasi
100% : Bilangan konstanta
29
3.9.2 Analisis Bivariat
Analisis bivariat ini dilakukan untuk membuktikan hipotesis melalui uji chi
square dengan bantuan program SPSS untuk mengetahui besarnya hubungan
atau pengaruh kedua variabel bebas dan terikat. Analisis tabel silang ini
menggunakan taraf signifikansi 5% (p < 0,05). Jika p value < 0,05 maka hipotesis
nol ditolak sehingga kedua variabel yang dianalisis mempunyai hubungan atau
pengaruh yang signifikan, sebaliknya jika p value > 0,05 maka hipotesis nol
diterima sehingga kedua variabel yang dianalisis tidak signifikan. hubungan atau
pengaruh.
1. Surat Lamaran
Responden Peneliti akan membuat surat pernyataan yang berisi penjelasan tentang
penelitian yang meliputi topik penelitian, tujuan penelitian dan syarat menjadi
responden
30
Sebelum melakukan tindakan, peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian
yang akan dilakukan. Jika responden bersedia untuk diperiksa, maka responden
harus menandatangani lembar persetujuan dan tidak memaksa.
4. Kerahasiaan
Kerahasiaan responden dijamin oleh peneliti. Hanya kelompok data tertentu yang
disajikan atau dilaporkan sebagai hasil penelitian.
5. Akurasi
Berhati-hatilah dan hindari kesalahan karena kelalaian mencatat secara teratur
pekerjaan yang Anda lakukan, misalnya kapan dan di mana pendataan dilakukan.
Perhatikan juga alamat korespondensi responden, jurnal atau lembaga penerbitan
lainnya.
31
3.12 Alur Penelitian
Studi Pendahuluan
Permohonan Penelitian
Informed Consent
Analisis Data
Hasil
32