PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
atau tiga individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan
atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu
umur yaitu diantaranya balita, anak sekolah, remaja, dewasa, dan lanjut usia
(Friedman,2010).
Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang yang merupakan
Population Prospect: The 2010 Revision Population Database” usia harapan hidup
diperkirakan jumlah lansia di seluruh dunia diperkirakan ada 500 juta dengan usia
rata-rata 60 tahun (Padila, 2017). Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2020
jumlah lansia di Indonesia mencapai 28,8 juta jiwa dan diperkirakan pada tahun
2025 jumlah lansia di Indonesia mencapai 36 juta jiwa (Kemenkes RI, 2020).
Sumatera Barat termasuk dalam 10 besar provinsi dengan jumlah lansia terbanyak,
1
jumlah lansia pada tahun 2020 mencapai 5,1 juta jiwa(8,09%) dengan jumlah
lansia di kota Padang sebanyak 82 ribu lansia setara dengan 1,6% dari seluruh
Permasalahan yang dialami lansia berkaitan dengan proses menjadi tua yang
berakibat timbulnya perubahan fisik, kognitif, perasaan, sosial, dan rentan terhadap
berbagai penyakit seperti penyakit jantung, stoke, diabetes melitus dan hipertensi
(Fatmah, 2016).
dimana orang yang tekanan darahnya meningkat diatas normal yaitu140/90 mmHg
Penyakit ini sering dikatakan sebagai the silent diseases. Faktor resiko hipertensi
dibagi menjadi 2 golongan yaitu hipertensi yang tidak bisa diubah dan hipertensi
yang dapat diubah. Hipertensi yang dapat diubah meliputi merokok, obesitas, gaya
hidup yang monoton dan stres. Hipertensi yang tidak dapat dirubah meliputi usia,
usia, Center For Disease Control and Prevention (2015), menyatakan negara
Amerika Serikat pada usia 65-74 tahun presentasi lansia hipertensi sebesar (64%)
pada laki-laki dan (69,3%) pada perempuan, presentase ini meningkat pada usia
sebanyak (45,9%) usia 65-74 tahun (57,6%), dan usia >75 tahun (63,8%)
Sumatera Barat terdapat 8.520 kasus hipertensi yang terdeteksi melalui pengukuran
tekanan darah. Sedangkan di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya Padang
penyakit hipertensi merupakan penyakit nomor satu terbanyak yaitu 3.623 orang
yang menderita hipertensi dengan jumlah kunjungan selama 2020 sebanyak 4.918
kunjungan.
Penyakit hipertensi ini sering disebut sebagai “the silent disease” atau
pemeriksaan darah. Penyakit hipertensi ini dapat menyerang siapa saja, dari
berbagai kelompok umur dan status sosial ekonomi. Secara umum, hipertensi
merupakan salah satu keadaan tanpa gejala dimana tekanan darah yang tinggi
jantung dan kerusakan ginjal. Komplikasi ini banyak berujung pada kematian
2018).
sekitar 972 juta orang atau 26,45% orang di seluruh dunia mengidap
2025. Dari 972 juta pengidap hipertensi, 333 juta berada di Negara maju dan 639
mengalami peningkatan dari 25,8% tahun 2013 menjadi 34,1% (Riskesdas, 2018).
Sumatera Barat berdasarkan data dinas Kesehatan Kota Padang, tahun 2015
jumlah hipertensi 6392 kasus dan pada tahun 2016 hipertensi menjadi teratas
yakni 6714 kasus, pada tahun 2017 prevalensi hipertensi sebanyak 22,6%,
dan pada tahun 2018 prevalensi hipertensi sebanyak 25,1% berarti terjadi
peningkatan dari tahun 2017. Hipertensi ini disebabkan oleh gaya hidup yang
tidak sehat seperti merokok dan kurang olahraga serta pola makan masyarakat
yang berbahaya jika segera tidak ditangani dan tidak diupayakannya pencegahan
dini. Gejala penyakit lanjut yang dapat terjadi seperti stroke, kerusakan mata, sakit
pembesaran otot jantung, otak (pusing), dan ginjal (Arief Manjor, 2018).
sakit kesehatan fisik seperti pusing, sakit kepala, vertigo, pandangan mata
disertai rasa mual, detak jantung meningkat sehingga pasien hipertensi akan
yang dibutuhkan terkuras akibat sakit yang dirasakan sehingga tingkat kelelahan
akan menjadi besar dirasakan konsekuensinya adalah penderita akan kehilangan
semangat, emosi yang meledak dan amarah yang tidak terkontrol (Septi, 2018).
Hipertensi dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor yang dapat
fisik, stress, merokok, obesitas, dan konsumsi alcohol, sedangkan faktor yang tidak
dapat dikendalikan yaitu riwayat keluarga/genetic, usia dan jenis kelamin. Oleh
karena itu, peran perawat terhadap pasien hipertensi yaitu sebagai educator
yaitu dengan cara menganjurkan keluarga untuk menjaga pola makan dan makan,
makanan yang bersih dan menyehatkan seperti makan yang tidak mengandung
banyak kolesterol dan makanan yang banyak mengandung garam. Hal ini juga
penyebab, tanda dan gejala, makanan yang tidak dianjurkan, sampai dengan
perawatan dan komplikasi hipertensi, sebagai care provider yaitu dengan cara
sebagai change agent yaitu dengan cara memberikan perawatan dan pengobatan
fisik dan intervensi terapi perilaku kognitif. Terapi non farmakologis dipilih karena
relatif lama untuk dapat menurunkan tekanan darah serta sering menimbulkan
komplementer yang dapat menurunkan tekanan darah bisa dilakukan dengan olah
raga, diet makan tinggi lemak, mengurangi konsumsi garam, dan tanaman herbal.
Tanaman herbal salah satunya seperti mentimun, bawang putih, labu siam, seledri,
jos tomat, belimbing, wortel, daun salam, dan semangka. Masih banyak buah-
buahan atau pun sayuran lainnya yang bisa digunakan untuk penurunan tekanan
darah. Selain itu, teknik rebusan daun alpukat juga bisa menurunkan penyakit
komplikasi hipertensi dengan praktis tidak ada efek samping yang terjadi. Jenis
rutin atau pengobatan terapi herbal seperti menggunakan rebusan daun alpukat. Zat
dinamis yang terkandung dalam daun alpukat (Persea Americana Miller) itu sendiri
adalah flavonoid dan quercetin. Pengaturan sistem flavonoid adalah untuk lebih
darah dapat mengalir secara normal di dalam tubuh. Cara kerja alpukat dengan
menghilangkan berbagai cairan dan elektrolit seperti zat beracun. Dengan
berkurangnya kadar air dan garam dalam tubuh, pembuluh darah akan mengendur
dengan obat alternatif pemberian rebusan daun alpukat untuk menurunkan tekanan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Teknik Rebusan Daun Alpukat Untuk Mengurangi Tekanan Darah Pada Lansia Di
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penulisan
1. Teoritis
a. Bagi Penulis
pasien hipertensi.
hipertensi.