PENDAHULUAN
sosial akan saling berinteraksi satu sama lain . Proses menua yang terjadi pada
lansia secara linier dapat digambarkan melalui tiga tahap yaitu, kelemahan
usia lainnya. Tahun 2025 terdapat 1,2 milyar Lansia dan tahun 2050 akan
negara berkembang. Asia dan Pasifik merupakan bagian dunia yang tercepat
1
2
Peningkatan jumlah penduduk Lansia ini antara lain disebabkan antara lain
mencapai 22,4 juta jiwa atau 8,69% dari jumlah penduduk. Sementara
menurut proyeksi BPS tahun 2015, pada tahun 2018 jumlah Lansia
diperkirakan mencapai 9,3% atau 24,7 juta jiwa. Menurut Badan Pusat
2010-2035, jumlah penduduk lansia di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2017
sebanyak 4,16 juta jiwa, sedangkan pada tahun 2015 jumlah penduduk lansia
sebanyak 3,77 juta jiwa. Pada tahun 2021 jumlah penduduk lansia di Jawa
Barat diperkirakan sebanyak 5,07 juta jiwa atau sebesar 10,04 persen dari
dan fsikologis khusunya bagi lansia. Salah satu masalah yang sering diderita
2015).
negara maju hanya 35%, kawasan Afrika memegang posisi puncak penderita
hipertensi, yaitu sebesar 40%. Kawasan Amerika sebesar 35% dan Asia
Tenggara 36%. Kawasan Asia penyakit ini telah membunuh 1,5 juta orang
setiap tahunnya. Hal ini menandakan satu dari tiga orang menderita
yang berusia >60 tahun di Kota Banjar adalah 8.917 jiwa (341,25%) dan
jumlah lansia 45-59 tahun sebanyak 15.539 jiwa (594,68%). Populasi lansia
dari lansia usia pertengahan (middle age) 45-59 tahun dan lansia (elderly)
≥60 tahun. Jumlah lansia yang berusia 45-59 tahun sebanyak 1.606 lansia
4
meliputi 3 desa yaitu (1) Kelurahan Muktisari sebanyak 444 lansia, (2)
sebanyak 618 lansia. Jumlah lansia yang berusia ≥60 tahun sebanyak 1.007
lansia, (2) Kelurahan Langensari sebanyak 341 lansia, dan (3) Kelurahan
prevalensi 45,9% pada usia 55-64 tahun, 57,6% pada usia 65-74 tahun, dan
63,8% pada usia 75 tahun. Tertinggi berada di Bangka Belitung 30,9%, diikuti
oleh Kalimantan Selatan 30,8%, Kalimantan Timur 29,6%, dan Jawa Barat
penelitian Arif, Rusnoto, & Hartinah (2013) menunjukan bahwa ada empat
kurang baik seperti kurang konsumsi buah dan sayur sebanyak 52,7%,
konsumsi garam lebih dari 2 ribu mg/hari 52,7%, merokok sebanyak 93,5%,
(2010) dalam Dalyoko, dkk, (2011) ada beberapa hal yang dapat dilakukan
menjadi suatu kebiaasaan. Dengan tujuan agar kondisi tekanan darah tetap
hipertensi, hal tersebut harus akan mudah dilakukan oleh lansia apabila
wilayah kerja Puskesmas Langensari II Kota Banjar pada bulan april tahun
7
pola makan nya, 5 lansia mengatakan mereka jarang melakukan ktivitas fisik
Bagian dari dukungan keluarga adalah cinta dan kasih sayang yang
harus dilihat secara terpisah sebagai bagian asuhan dan perhatian dalam
II Kota Banjar
Banjar.
asuhan keperawatan.
1. Bagi Lansia
Meningkatkan pengetahuan lansia tentang hubungan antara dukungan
gerontik.
teknik asnalisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan Uji Chi
dan lembar observasi. Persamaan dalam penelitian ini terletak pada variabel
dan kepatuhan. Selain itu, rancangan penelitian ini sama yaitu sama-sama
penelitian ini yaitu terletak pada waktu, tempat dan jumlah responden.
3. Dalyoko (2010) dengan judul penelitian faktor-faktor yang berhubungan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Keluarga
2.1.1 Pengertian
unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa
orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam
sekumpulan orang yang tinggal dalam satu rumah yang masih mempunyai
adopsi dan lain sebagainya. Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-
macam yaitu :
1. Patrineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
13
13
garis ibu.
3. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah istri.
4. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami.
5. Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
hidup.
3. Fungsi Reproduksi
14
focus sentral kesehatan dengan baik dalam keluarga. Agar keluarga dapat
menjadi sumber kesehatan yang efektif dan utama, maka keluarga juga
proses teraupeutik.
kesehatan yaitu :
1. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggotanya
2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.
3. Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit dan yang tidak
yang ada.
anggota keluarga yang selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika
perhatian.
ancaman penyakit.
4) Spiritual, aspek spiritual dapat terlihat dari bagaimana seseorang
bagi keluarga inti adalah sistem pendukung sosial keluarga atau diluar
yang merujuk pada sub variabel yang terdiri dari dukungan infromasi,
lebih dari dua pilihan. Biasanya pilihan ini merupakan tingkatan dari
sangat setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju dan ragu-ragu. Salah satu
teknik pengukuran skala sikap yang paling umum digunakan adalah skala
rumus:
X x
T Nilaimaksimal NilaiMinimal
s
Keterangan :
Penilaiannya adalah :
2.3 Hipertensi
2.3.1 Pengertian
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami
darah 140/90 mmHg didasarkan pada dua fase dalam setiap denyut jantung
yaitu fase sistolik 140 menunjukan fase darah yang sedang dipompa oleh
jantung (Triyanto,2014).
Hipertensi adalah gangguan pada sistem peredaran darah yang sering
terjadi pada lansia, dengan kenaikan tekanan darah sistolik lebih dari 150
20
Udjianti (2010) :
1. Hipertensi esensial atau hipertensi primer.
Merupakan 90% dari seluruh kasus hipertensi adalah hipertensi
beresiko tinggi untuk mendapatkan penyakit ini. Faktor genetik ini tidak
perempuan.
(3) Diet, konsumsi diet tinggi garam atau lemak secara langsung
hipertensi, diabetes, serta orang dengan usia yang tua karena jika garam
21
garam akan menahan cairan lebih banyak dari pada yang seharusnya
sendok teh. Perlu diingat bahwa sebagian orang sensitif terhadap garam
hipertensi.
(6) Gaya hidup, faktor ini dapat dikendalikan dengan pasien hidup dengan
pola hidup sehat dengan menghindari faktor pemicu hipertensi itu terjadi
Konsumsi alkohol yang sering, atau berlebihan dan terus menerus dapat
darah pasien dalam batas stabil dan pelihara gaya hidup sehat penting
darah karena suatu kondisi fisik yang ada sebelumnya seperti penyakit
organ ginjal. Bila pasokan darah menurun maka ginjal akan memproduksi
berbagai zat yang meningkatkan tekanan darah serta ganguuan yang terjadi
volume intravaskuler, luka bakar, dan stress karena stres bisa memicu sistem
pembuluh darah.
2.3.3 Klasifikasi
Menurut WHO (2013), batas normal tekanan darah adalah tekanan
darah sistolik kurang dari 120 mmHg dan tekanan darah diastolik kurang
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg.
Berdasarkan The Joint National Commite VIII (2014) tekanan darah dapat
kidney disease
≥140/90 mmHg Usia 19-59 tahun tanpa penyakit penyerta
≥140/90 mmHg Usia ≥18 tahun dengan penyakit ginjal
≥140/90 mmHg Usia ≥18 tahun dengan penyakit diabetes
Sumber: The Joint National Commite VIII (2014).
Tabel 2.2
Kategori Tekanan Darah Berdasarkan American Heart Association (2014)
bisa rerjadi melalui beberapa cara yaitu jantung memompa lebih kuat
sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya arteri besar
sempit dari pada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. inilah yang
terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku
meningkat pada saat terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arter kecil (arteriola)
garamdan air dari dalam tubuh meningkat sehingga tekanan darah juga
meningkat.
Sebaliknya, jika aktivitas memompa jantung berkurang arteri
dilaksanakan oleh perubahan didalam fungsi ginjal dan sistem saraf otonom
(bagian dari sistem saraf yang mengatur berbagai fungsi tubuh secara
volume darah bertambah dan tekanan darah kembali normal. Ginjal juga
salah satu atau kedua ginjal juga bisa menyebabkan naiknya tekanan darah
(Triyanto, 2014).
Pertimbangan gerontology, perubahan structural, dan fungsional pada
hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos
dan daya regang pembuluh darah. Aorta dan arteri besar berkurang
mimisan, cemas atau gelisah, detak jantung keras atau tidak beraturan
(Ahmad, 2011).
gejala klinis yang dialami oleh para penderita hipertensi biasanya
berupa pengelihatan kabur karena kerusakan retina, nyeri pada kepala, mual
sebaga berikut:
1. Stroke timbul akibat perdarahan tekananan tinggi diotak, atau akibat
embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajan tekanan
bertingkah laku seperti orang mabuk, salah satu bagian tubuh terasa
lemah atau sulit digerakan (misalnya wajah, mulut, atau lengan terasa
kaku, tidak dapat berbicara secara jelas) serta tidak sadarkan diri secara
mendadak.
2. Infrak miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang arterosklerosis
kaki dan jaringan lain sering disebut edema. Cairan didalam paru-paru
serangan jantung, gagal jantung, dan gagal ginjal, target kerusakan akibat
kebutaan
jantung)
berkaitan dengan gaya hidup dan pola makan. Faktor-faktor tersebut antara
lain:
mudah terkena hipertensi. Wanita yang sangat gemuk pada usia 30 tahun
wanita langsing pada usia yang sama. Curah jantung dan sirkulasi
cairan tubuh dan tekanan darah. Keadaan ini akan diikuti oleh
tekanan darah.
ketakutan, tegang atau dikejar masalah maka tekanan darah kita dapat
maka tekanan darah akan turun kembali. Dalam keadaan stres maka
berkembang dan dalam waktu sekitar tiga puluhan tahun akan mulai
komplikasinya.
dengan tekun dan benar tanpa keluar dari jalur / batasan-batasan yang telah
jaman sekarang ini banyak orang yang hanya bisa mengutarakan namun
untuk pengaplikasiannya terkesan tidak ada. Konsisten salah satu sikap dari
manusia yang sifatnya adalah untuk memegang teguh suatu prinsip atau
1) Pola makan
makan yang rendah lemak jenuh, kolestrol, lemak total, serta kaya akan
bua, sayur, serta produk susu rendah lemak telah terbukti secara klinis
tekanan darah yang tinggi, secara garis besar ada 4 macam diet, yaitu
diet rendah garam, diet rendah kolestrol dan lemak terbatas, diet tinggi
2) Pola istirahat
Istirahat yang cukup dan teratur dapat mengembalikan stamina tubuh dan
3) Pola Aktivitas
menit sehari dan usahakan setiap hari. Latihan aerobik misalnya berlari-
lari, bersepeda, dan berjalan cepat. Selain olahraga, aktivitas fisik juga
4) Manajemen stress
Hal lain yang perlu dilakukan untuk menurunkan tekanan darah adalah
bekerja lebih berat karena tekanan yang lebih tinggi dan juga
sistolik 3-14 mmHg dan distolik 4-13 mmHg pada orang yang tidak
mempunyai hipertensi.
embuluh darah.
menggunakan kuisioner yang merujuk pada sub variabel yang terdiri dari
36
pola hidup, perencanaan diet, diet rendah garam, aktivitas fisik, membatasi
dimana pilihannya lebih dari dua pilihan. Biasanya pilihan ini merupakan
misalnya setuju, sangat setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju dan ragu-
ragu. Salah satu teknik pengukuran skala sikap yang paling umum
digunakan adalah skala Guttman (Budiman dan Riyanto, 2013). Teknik ini
menempatkan jawaban dalam bentuk Ya atau Tidak atau Benar dan Salah
dengan pemberian skor jika menjawab Ya diberi skor 1 dan jika menjawab
2.5 Lansia
2.5.1 Pengertian
tahun ke atas. Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah
37
dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut proses
dengan waktu, sudah di mulai sejak lahir dan berlanjut sepanjang waktu.
Usia tua adalah fase akhir dari rentang kehidupan (Fatimah, 2010).
Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor
sikap sosial yang tidak menyenangkan terhadap orang lanjut usia dan
dilakukan atas dasar keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari
lingkungan.
tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu tetapi dimulai dari mulai
toddler, pra sekolah, sekolah, remaja, dewasa dan lansia. Menua merupakan
tahap tubuh dalam mencapai titik maksimal, setelah itu tubuh menyusut
39
Daya tahan tubuh terhadap rangsangan dari luar juga akan mengalami
menua bersifat individual, yaitu dimana proses menua pada setiap orang
1. Teori genetik dan mutasi, menurut teori genetik dan mutasi semua
lelah.
3. Pengumpulan dari pigmen atau lemak dalam tubuh yang disebut teori
kekurangan gizi.
10. Teori rantai silang, diungkapkan bahwa reaksi kimia sel-sel yang tua
sel.
perubahan yang akan terjadi pada lansia diantaranya adalah perubahan fisik,
1. Perubahan fisik
41
1) Sel, saat seseorang memasuki usia lanjut keadaan sel dalam tubuh
dan makin rapuh, keadaan tubuh akan lebih pendek, persendian kaku
jantung pada lansia akan lebih tebal dan kaku akibat dari akumulasi
meningkat.
2. Perubahan intelektual
menurun.
3. Perubahan keagamaan
dunia.
43
Lansia Dukungan
Keluarga
1. Dukungan
Perubahan fisik dan informasi
psikologis 2. Dukungan
emosional
3. Dukungan
Perubahan degeneratif instrumental
Faktor resiko hipertensi 4. Dukungan
1. Faktor yang tidak bisa di penilaian
Hipertensi
kontrol
1) Keturunan
2) Jenis kelamin
3) Umur Pengendalian
2. Faktor yang bisa di Hipertensi
kontrol
1) Kegemukan
2) Kurang olahraga
3) Pola makan
4) Merokok dan
mengkonsumsi alkohol
44
: Diteliti
: Tidak Diteliti
Bagan 2.1
Kerangka Konsep
Bagan 2.2
Kerangka Kerja
hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain atau hipotesis
kelompok.
hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain atau hipotesis
kelompok.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
hubungan atau korelasional dua variabel atau lebih. Peneliti dapat mencari,
yang ada (Dharma, 2011). Penelitian ini bertujuan mencari hubungan antara
dependen hanya satu kali pada suatu saat. Tentunya tidak semua sebjek
penelitian harus diobservasi pada hari atau waktu yang sama, akan tetapi
baik variabel independen dan variabel dependen dinilai hanya satu kali saja
(Nursalam, 2015).
48
47
3.2.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia berusia ≥60 tahun
3.2.2 Sampel
Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang harus terpenuhi setiap
Variabel adalah suatu sifat yang akan diukur atau diamati yang nilainya
bervariasi antara satu objek ke objek lainnya dan terukur (Riyanto, 2011).
1. Variabel Independen
Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas
2. Variabel Dependen
Tabel 3.1
Variabel dan Definisi Operasional
1. Data Primer
Data primer yaitu data yang diambil langsung dari reponden yang
variabel independen.
51
2. Data sekunder
data yang diperoleh dari instansi terkait, misalnya dari data lansia yang
hipertensi se-Kota Banjar serta data lainnya yang secara tidak langsung
dan Jones (2010) yang terdiri dari 36 pernyataan. Dukungan informasi (1-
tidak pernah. Untuk item yang positif (favorable) skor 5 = selalu, skor 4 =
guttman dengan kategori pilihan jika menjawab Ya diberi skor 1 dan jika
Tabel 3.2
Kisi-kisi kuesioner dukungan keluarga
Variabel Indikator Favourable unfavourable
Dukungan 1. Dukungan informasi 1,3,5,7,9,11,13 2,4,6, 8,10,12,14
keluarga ,15. 16.
2. Dukungan emosional 17,19,21. 18,20,22.
3. Dukungan instrumental 23,25,27. 24,26,28.
4. Dukungan penilaian 29,31,33,35. 30,32,34,36.
1. Uji Validitas
artinya alat tersebut mengukur apa yang ingin diukur (Riyanto, 2011).
Suatu alat ukur dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila tes
tepat dan akurat sesuai yang dimaksud. Uji validitas r hitung yang valid
harus lebih besar daripada r tabel dan derajat kebebasan (dk = n 2).
r tabel item dinyatakan tidak valid dan akan dihapus dari instrument.
Uji validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu
N= Jumlah responden
x = Nomor pertanyaan
y = Skor total
dari tanggal 17 Mei 2019 sampai tanggal 22 Mei 2019 terhadap 30 orang
lokasi tersebut dikarenakan ada kesamaan dari budaya dan bahasa. Hasil
hitung terkecil sebesar 0.573 dan nilai terbesar yaitu 1.000 lebih besar
54
2. Uji Reliabilitas
apakah alat ukur dapat digunakan atau tidak. Uji reliabitas dari
dapat dipercaya. Angket atau kuesioner itu dapat dikatakan reliable jika
digunakan reliabilitas internal yaitu menganalisis data dari satu kali hasil
sebutan tes belah dua (tes ganjil genap) (Badriah, 2009). Rumusnya
Keterangan :
r1/21/2 = rxy disebut sebagai Indeks Korelasi antar dua belahan butir tes.
Bimbingan Proposal
Lulus
Bagan 3.1
Jalannya Penelitian
56
rencana penelitian. Pada tahap ini calon peneliti memulai dengan mengirim
Pengambil data awal dilakukan setelah menerima surat balasan dari instansi
terkait. Tahap pra survey dilakukan pada bulan November 2018. Dan
penelitian.
LPPM untuk diuji dalam sidang penelitian. Hasil sidang direvisi dan
koesioner.
2. Scoring
3. Coding
Yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka
dengan cara mengentri data dari kuisioner dan lembar observasi ke paket
program komputer.
5. Cleaning data
Setelah data dientri ke program komputer langkah selanjutnya adalah
data atau tidak. Pengecekan dilakukan dengan melihat satu persatu data
Tabulasi adalah kegiatan untuk memasukkan data yang didapat dari hasil
observasi
3) Menyusun tabel distribusi frekuensi dengan tujuan agar data dapat
bentuk tabel.
3.7.2 Analisa Data
1. Analisa Univariat
dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap
X
P x100%
N
Keterangan:
P : Persentase
2. Analisa Bivariat
Analisis bivariat yang digunakan adalah uji chi square. Uji chi square
korelasi atau menguji perbedaan antara dua kelompok atau lebih dengan
adalah data nominal dan nominal. Menurut Dahlan, (2010) uji statistik
yang digunakan untuk menguji data dengan skala nominal adalah dengan
61
chi square telah dilakukan dan tidak memenuhi syarat, maka akan
dilakukan uji alternative yaitu uji fisher exact test. Berikut ini merupakan
Keterangan :
2 = Chi Square
dari hasil penelitian diketahui bahwa nilai r value yang didapat adalah
0.000 <a (0.05) maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti ada
Penelitian bersifat sukarela, tidak ada unsur paksaan atau tekanan secara
adanya ketergantungan.
3.8.2 Anonymity
pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar
3.8.3 Comfidetiality
3.8.4 Privacy
dirahasiakan.
Langensari II yang terdiri dari tiga desa yaitu Desa Muktisari, Desa
Mei Sampai dengan Bulan Agustus 2019, dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.4
Jadwal Kegiatan Penelitian
BAB IV
KesehatanKota Banjar.
67
66
dengan fungsi bangunan ber ubah ubah darimulai Pustu, dan berubah
menjadi Dengan Tempat Perawatan (DTP) dari tahun 2004 sampai dengan
Banjar adalah:
1. Meningkatkan profesionalisme SDM Puskesmas yang berkompeten
2. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan terjangkau oleh
masyarakat
3. Menggalang kemitraan dengan seluruh potensi masyarakat.
4.1.2 Karakteristik Responden
1. Usia Responden
Berdasarkan penelitian diperoleh karakteristik Responden
age) usia 45-59 tahun, lanjut usia (elderly) usia 60 - 74 tahun, lanjut usia
tua (old) usia 75-90 tahun, dan usia sangat tua (very old) usia >90 tahun.
Pada penelitian ini kategori usia lansia yang diteliti adalah rentang usia 60
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia di Posbindu
Kelurahan Muktisari wilayah kerja Puskesmas Langensari II
Kota Banjar
No Usia f %
1 60-65 Tahun 37 48.7
2 66-74 Tahun 39 51.3
Jumlah 76 100.0
Sumber : Data Primer 2019.
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di
Kelurahan Muktisari wilayah kerja Puskesmas Langensari II
Kota Banjar
No Jenis Kelamin f %
1 Laki-Laki 25 32.9
2 Perempuan 51 67.1
Total 76 100.0
Sumber : Data Primer 2019
3. Pendidikan Responden
dalam 4 kelompok yaitu SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Untuk lebih
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan di
Posbindu Kelurahan Muktisari wilayah kerja Puskesmas Langensari II
69
Kota Banjar
No Pendidikan f %
1 SD 39 51.3
2 SMP 25 32.9
3 SMA 6 7.9
4 Perguruan Tinggi 6 7.9
Total 76 100.0
Sumber : Data Primer 2019.
4. Pekerjaan Responden
dalam 2 kategori yaitu lansia yang tidak bekerja dan lansia yang masih aktif
bekerja. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini:
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan di
Kelurahan Muktisari wilayah kerja Puskesmas Langensari II
Kota Banjar
No Pekerjaan f %
1 Bekerja 19 25.0
2 Tidak Bekerja 57 75.0
Total 76 100.0
Sumber : Data Primer 2019.
Berdasdarkan tabel 4.4 terkait distribusi frekuensi lansia berdasarkan
Kota Banjar diketahui bahwa responden paling banyak adalah tidak bekerja
70
yaitu sebanyak 57 orang atau 75.0% dan lansia yang masih aktif bekerja
lansia diukur dengan menggunakan skala likert untuk mencari nilai mean,
nilai mean dari hasil analisa statistik didapatkan angka sebesar 145.0
dibulatkan menjadi 145, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut:
Tabel 4.5
Distibusi Frekuensi Dukungan keluarga Responden di Kelurahan
Muktisari wilayah kerja Puskesmas Langensari II Kota Banjar
No Dukungan Keluarga f %
1 Baik 44 57.9
2 Buruk 32 42.1
Jumlah 76 100
Sumber: Data Primer 2019.
dukungan keluarga baik yaitu sebanyak 44 orang atau 57.9%, dan lansia
yang mendapat dukungan buruk dari keluarga yaitu sebanyak 32 orang atau
42.1%.
hipertensi pada lansia untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut:
Tabel 4.6
Distibusi Frekuensi Konsistensi Pengendalian Hipertensi Pada Lansia
di Kelurahan Muktisari wilayah kerja Puskesmas Langensari II
Kota Banjar
No. Konsistensi F %
1 Konsisten 47 61.8
2 Tidak Konsisten 29 38.2
Jumlah 76 100
Sumber : Data Primer 2019.
hipertensi.
statistik yang sesuai dengan tujuan penelitian dan skala data yang ada. Uji
statistik yang digunakan dalam analisa ini menggunakan Chi Square dengan
Tabel 4.7
Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Konsistensi Pengendalian
Hipertensi Pada Lansia Yang Mengalami Hipertensi di Kelurahan Muktisari
wilayah kerja Puskesmas Langensari II
Kota Banjar
Konsistensi P Value
Dukungan Jumlah
Konsisten Tidak Konsisten
keluarga
f % f % f %
Baik 37 84.1 7 15.9 44 100 0.000
Buruk 10 31.3 22 68.8 32 100
Jumlah 47 61.8 29 38.2 76 100
Sumber: Data Primer 2019.
Nilai p value sebesar 0.000 lebih kecil dari alfa 0.05, jadi dapat ditarik
Nilai Odd Rasio yang diperoleh dari hasil Crosstabs Risk Estimate
adalah 2,691 yang berarti bahwa lansia yang mendapat dukungan dari
sebesar 2,840 lebih baik dari lansia yang tidak mendapat dukungan dari
keluarganya.
4.2 Pembahasan
1. Usia
antara 66-74 tahun sebesar 51.3%, dan usia 60-65 tahun sebesar 48.7%.
Seseorang yang berusia lebih dari 65 tahun belum tentu bisa patuh
penderita yang berusia kurang dari 65 tahun. Ini bisa disebabkan penderita
yang berusia > 65 tahun ingin diikuti semua keinginannya, baik dalam segi
Usia adalah masa hidup penderita yang didasarkan pada tanggal lahir
hipertensi juga semakin besar. Tekanan sistolik terus meningkat sampai usia
80 tahun dan tekanan diastolik terus naik sampai usia 55-60 tahun,
bahwa pada lansia dibanding umur 55-59 tahun dengan umur 60-64 tahun
terjadi peningkatan risiko hipertesi sebesar 2,18 kali, umur 65-69 tahun 2,45
kali dan umur >70 tahun 2,97 kali. Hal ini terjadi karena pada usia tersebut
arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku karena itu darah
pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh darah yang
(Sigarlaki, 2016).
Semakin tua usia kejadian tekanan darah semakin tinggi. Hal ini
dikarenakan pada usia tua perubahan struktural dan fungsional pada system
hilangnya elastisitas jaringan ikat, dan penurunan dalam relaksasi otot polos
2. Jenis Kelamin
sebesar 67.1%.
dilakukan selain masalah hormonal ada juga masalah stres yang bisa
membuat wanita jadi lebih rentan hipertensi daripada pria. Stres adalah
salah satu faktor yang telah diketahui berpengaruh terhadap hipertensi dan
menurut penelitian otak wanita memang lebih rentan stres. Dalam studi
sel-sel otak perempuan lebih peka terhadap hormon stres yang disebut
untuk stres dua kali lipat daripada pria yang berujung juga pada risiko
laki yaitu sebanyak 46 orang untuk perempuan dan 23 orang untuk laki-laki.
3. Pendidikan
perilaku kesehatan. Pendidikan dengan jenjang yang lebih tinggi akan lebih
pengetahuan dan wawasan yang lebih luas, begitu juga dengan lansia
Pendidikan dengan jenjang yang lebih tinggi wawasannya lebih luas tentang
diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Novian, (2013) yang berjudul
dari saran atau nasihat perawat sehingga akan termotivasi untuk patuh
4.3 Pekerjaan
adalah tidak bekerja yaitu sebesar 75.0% dan lansia yang masih aktif
semangat untuk bekerja tidak pernah surut karena keinginan untuk tetap
diakui dan aktualisasi diri di masyarakat, selain itu biaya kebutuhan sehari-
hari yang semakin mahal dan keinginan yang tidak ada batasnya yang
ini belum ada yang secara khusus membahas tentang batas umur untuk
batasnormal pension umur 55 tahun dan batas usia wajib pensiun umur 60
2016).
tidak diwajibkan atau tidak boleh dipaksakan untuk tetap bekerja, apalagi
berlebih.
masih aktif bekerja akan tetap patuh dalam menjalankan diet hipertensi. Hal
tersebut diperkuat oleh hasil penlitian yang dilakukan oleh Sukma, dkk
1. Dukungan Keluarga
lansia mendapat dukungan keluarga baik yaitu sebesar 57.9%, dan lansia
kepercayaan diri pada lansia. Hal tersebut bisa diakibatkan oleh beberapa
maka lansia akan lebih mengetahui kondisi dirinya sendiri maupun kondisi
kesehatannya.
bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang yang akrab
81
berpengaruh pada tingkah laku penerimanya. Dalam hal ini lansia yang
dirinya.
penyedap rasa, mie instan, dll kepada lansia, padahal asupan natrium
penderita hipertensi. Selain dari pada itu dari hasil analisis kuisioner juga
hipertensi.
82
teratur dalam memilih makanan dan mengkonsumsi obat, akan tetapi yang
hal tersebut.
(lansia) dalam memahami tujuan terapi dan pasien (lansia) mengatur sendiri
jadwal minum obat yang tidak sesuai anjuran tenaga kesehatan. Menurut
apabila tidak terdapat keluhan sakit yang berat maka tidak perlu
tau makanan tersebut mengandung kadar garam tinggi atau tidak yang dapat
Kelurahan Muktisari.
83
secara terus menerus dengan tekun dan benar tanpa keluar dari jalur /
telah dilontarkan. Pada jaman sekarang ini banyak orang yang hanya bisa
Konsisten salah satu sikap dari manusia yang sifatnya adalah untuk
memegang teguh suatu prinsip atau pendirian dari segala hal yang telah di
pada lansia terlihat bahwa skor terendah terdapat pada aspek manajemen
kesehatan lansia terutama kondisi psikologis lansia. Selain itu keluarga juga
Banjar dengan p value sebesar 0.000 dimana lansia yang mendapat dukungan
lebih kecil dari alfa 0.05, jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat
Nilai Odd Rasio yang diperoleh dari hasil Crosstabs Risk Estimate adalah
2,691 yang berarti bahwa lansia yang mendapat dukungan dari keluarganya
lebih baik dari lansia yang tidak mendapat dukungan dari keluarganya.
orang disekitarnya baik dari keluarga dan teman dekat, Menurut Rook dan
Dooley, (2015) ada dua sumber dukungan keluarga yaitu sumber natural dan
hanya karena di sebabkan oleh kurangnya dukungan keluarga akan tetapi dapat
dalam merawat lansia tetapi diit yang diberikan tidak sesuai dengan anjuran
Hal ini sesuai dengan penelitian Geleise, (2010) yang menyatakan bahwa
keluarga yang kurang serta karena kurang pengetahuan ataupun sikap dari
86
Dari hasil crosstabs terlihat bahwa ada 7 lansia (15.9%) yang memiliki
hipertensi.
87
BAB V
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
5.2.1 Teoritis
Diharapkan dapat mengembangkan teori-teori baru tentang
89
88
penderita hipertensi.
2. Bagi Keluarga dari Lansia
Dari penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa sebesar 61,8%
pada lansia. Keluarga lansia yang tidak tinggal serumah dengan lansia
hipertensi.
3. Bagi Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan khususnya perawat diupayakan dapat senantiasa
DAFTAR PUSTAKA
Ainun, A.S., Arsyad, D.S., & Rismayanti. ( 2012). Hubungan Gaya Hidup
Dengan Kejadian Hipertensi Pada Mahasiswa Di Lingkup Kesehatan
Universitas Hasanudin. Makasar: Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanudin.
Anandati. (2015). Hipertensi pada lansia. diperoleh tanggal 26 April 2019 melalui
https://anandati.wordpress.com/hipertensi-pada-lansia/
Anggara, F., & Prayitno, N. (2013). Faktor yang berhubungan dengan tekanan
darah di puskesmas Telaga Murni Cikarang Barat tahun 2012. jakarta:
Jurnal Ilmiah esehatan. Fakultas kedokteran universitas indonesia.
Anggraini, F (2008). Hubungan antara gaya hidup dengan status kesehatan lansia
binaan puskesmas pekayon jaya bekasi tahun 2008. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Bangun, A. P. (2012) Sikap bijak bagi perokok: solusi tuntas untuk mengurangi
rokok dan berhenti merokok. Jakarta: Indocamp.
BPS. (2017). Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2017. Jakarta : ISBN.
Fitri Delima P.N. Yunie, A. & Mamat, S (2012). Hubungan dukungan keluarga
dengan Kepatuhan Diet Rendah Garam dan Keteraturan Kontrol
Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi di Poliklinik RSUD Tugu
Rejo Semarang.http://www.e-jurnal.com/2013/10/hubungan-dukungan-
keluarga-dengan.html.
Friedman, B., & Jones. (2010). Buku ajar keperawatan keluarga: Riset, Teori, dan
praktek. Jakarta: EGC.
Herlinah, L., Wiwin, W., R, Etty. (2011). Hubungan dukungan keluarga dengan
perilaku lansia dalam pengendalian hipertensi. Universitas Indonesia.
https://www.google.co.id/?gws_rd=cr&ei=LJeTWKvhIsnzvATupioBg#q=
hipertensi+pdf+2015. Diakses tanggal 3 februari 2017.
Kemenkes RI. (2015). Pusat data dan informasi Kementrian Kesehatan RI,
Hipertensi.
Maryam, R. S., Mia, F. E., Rosidawati., Ahmad & Irwan, B. (2008). Mengenal
usia lanjut dan perawatannya. Jakarta: Salemba Medika.
Pusat Data dan Informasi, Kemenkes RI (2015). Data Statistik lansia di Indonesia
diperoleh tanggal 20 maret 2019 melalui http://www.depkes.go.id
Stanley J& Bare. (2012). Pengantar Komunikasi Massa Jilid 1 Edisi 5. Jakarta:
Erlangga.
Wawan. (2010). Teori Dan Pengukuran Pengetahuan Perilaku dan Sikap Manusia.
Yogyakarta: Nuha Medika.
WHO (2012). World Health Day 2013 : Measure your blood pressure, reduce your
risk,
http://www.who.int/mediacentre/news/release/2013/world_healt_day_ 2
0130403/en/. diakses tanggal 13 April 2019.
99