BAB 1
PENDAHULUAN
telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada
manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok
yang dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut aging process
peningkatan jumlah penduduk lansia dari 18 juta jiwa (7,56%) pada tahun 2010,
menjadi 25,9 juta jiwa (9,7%) pada tahun 2019, dan dapat diperkirakan akan terus
meningkat dimana tahun 2035 menjadi 48,2 juta jiwa (15,77%). Peningkatan
jumlah penduduk lansia di masa depan dapat membawa dampak positif maupun
negatif. Akan berdampak positif apabila penduduk lansia berada dalam keadaan
sehat, aktif, dan produktif. Disisi lain peningkatan jumlah penduduk lansia akan
tentang Kesehatan, definisi kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik,
mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomis. Masalah fisik sering dihubungkan dengan
masalah karena sering ditemukan dan menjadi faktor utama stroke, payah jantung
terbanyak pada lansia adalah untuk penyakit tidak menular salah satunya adalah
1,13 Miliar orang di dunia menyandang hipertensi, artinya 1 dari 3 orang di dunia
tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 Miliar orang yang terkena
hipertensi, dan diperkirakan setiap tahunnya 10,44 juta orang meninggal akibat
hipertensi berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk usia ≥18 tahun sebesar
hipertensi tahun 2018 perempuan lebih banyak sebesar 60,4% sedangkan penderita
umur 31-44 tahun (31,6%), umur 45-54 tahun (45,3%), umur 55-64 tahun
dengan kasus hipertensi terbanyak yaitu sebesar 26,2%. Menurut Dinkes Lamongan
tahun 2018 tercatat jumlah penduduk Kabupaten Lamongan yang menderita kasus
primer seperti bertambahnya usia, stress psikologis, pola konsumsi yang tidak
merupakan silent killer. Banyak masyarakat terutama lansia yang tidak memiliki
penyakit ini, kemudian dapat membuat lansia menjadi tidak mengatur pola
terjadi pada lanjut usia atau lansia sebagai proses makannya, tak jarang lansia dapat
mengkonsumsi garam secara berlebihan sebagai perasa pada makananya. Selain itu
presepsi tersendiri mengenai penyakit yang ternyata berbahaya ini, sehingga lansia
akan mengabaikan dan tidak ingin berobat karena merasa sudah lanjut usia yang
mereka ketahui seorang lansia memang sudah rentan terhadap penyakit karena
gizi, salah satunya mengurangi garam dianjurkan karena pengurangan natrium telah
mengendalikan perilaku berisiko seperti merokok, diet yang tidak sehat seperti
kurang konsumsi sayur dan buah serta konsumsi gula, garam dan lemak berlebih ,
obesitas, kurang aktifitas fisik, konsumsi alkohol berlebihan dan stres. Selain itu
pengetahuan tentang pola hidup sehat dan kesadaran pasien tentang hipertensi
merupakan faktor penting dalam mencapai kontrol tekanan darah salah satunya
merawat lanjut usia yang menderita penyakit dan gangguan tersebut (Kementerian
penyakit hipertensi.
Pada data yang didapatkan diatas, dapat kita lihat bahwa angka kesakitan
Hipertensi cukup tinggi, dan terus meningkat dari tahun ke tahun. Oleh karena itu
berdasarkan hal diatas penulis tertarik untuk melakukan studi kasus dengan judul
Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada gambaran Asuhan Keperawatan
Gerontik pada Klien Hipertensi dengan Defisit Pengetahuan di Desa Balung Tawun
Lamongan.
Lamongan.
Kabupaten Lamongan.
1.5.1 Teoritis
1.5.2 Praktis
1) Bagi klien dan keluarga klien dapat menjaga pola makan, menghindari