OLEH:
Ns. DESIANA, Skep
NIP: 197209271998032002
ABSTRAK
Masyarakat penderita hipertensi cenderung lebih tinggi pada usia dewasa muda
dibandingkan dengan usia lansia, dapat menjadi masalah kesehatan yang serius karena
dapat mengganggu aktivitas dan dapat mengakibatkan komplikasi yang berbahaya jika
tidak terkendali dan tidak diupayakannya pencegahan dini. Hipertensi Dewasa muda 50%
diantaranya tidak menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga mereka
cenderung untuk menjadi hipertensi berat karena tidak menghindari dan tidak
mengetahui faktor risikonya, dan 90% merupakan hipertensi esensial. Tujuan
penelitian ini adalah diketahui Faktor-Faktor yang berhubungan dengan kejadian
hipertensi usia muda Di Wilayah Kerja Puskesmas Way Halim Kota Bandar Lampung
Tahun 2020.
Jenis penelitian kuantitatif, rancangan analitik observasional dengan pendekatan
case control. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang berobat ke
Puskesmas Way Halim Kota Bandar Lampung dimana rata–rata pengunjung dalam satu
bulan ke BP umum sebanyak 459 orang, dengan jumlah kasus hipertensi sejumlah 279
kasus hipertensi dan yang berusia 13-18 tahun sejumlah 107 kasus. jumlah sampel pada
penelitian ini adalah 186 sampel yaitu 93 kasus dan 93 kontrol. Pengambilan data
menggunakan kuesioner. Teknik analisis data menggunakan uji statistik Chi-square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 186 responden yang diteliti, sebagian
besar tidak obesitas yaitu sebanyak 128 responden (68,8%), merokok sebanyak 119
responden (64,0%), tidak konsumsi kafein sebanyak 100 responden (53.8%), mengalami
stress sebanyak 96 responden (51.6%), dan yang mengalami hipertensi usia muda
sebanyak 93 responden (50.0%). Ada hubungan obesitas, stress, merokok dan konsumsi
kafein dengan kejadian hipertensi usia muda Di Wilayah Kerja Puskesmas Way Halim
Kota Bandar Lampung Tahun 2020 (p value 0,001). Disarankan memberikan kegiatan
serta informasi lebih mengenai faktor risiko kejadian hipertensi melalui edukasi seperti
memberikan penyuluhan kepada masyarakat.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
hipertensi secara global sebesar 22% dari total penduduk dunia. Dari sejumlah
2020)
Amerika tahun 2017 Jumlah kematian akibat hipertensi esensial dan penyakit
ginjal hipertensi sebesar 35.316 kasus dan Sebanyak 33,2% orang dewasa
berusia 20 dan lebih dengan hipertensi (diukur tekanan darah tinggi dan / atau
negara berpenghasilan rendah dan menengah. Pada 2015, 1 dari 4 pria dan 1
pernafasan, dan flu dibandingkan ketika mereka masih anak- anak. Sebagian
1
2
darah tinggi pada perempuan (36,85%) lebih tinggi dibanding dengan laki-
34,35 %, Kabupaten yang Alasan tidak tercapainya target SPM ini kurang
sebesar 31,6%, umur 45-54 tahun sebesar 45,3%, umur 55-64 tahun sebesar
55,2%. Kelompok umur 65-74 tahun sebesar 63.22% dan kelompok umur 75+
muda dibandingkan dengan usia lansia, dapat menjadi masalah kesehatan yang
pencegahan dini. Gejala penyakit lanjutan yang dapat terjadi seperti stroke,
kerusakan mata, sakit pembesaran otot jantung, otak (pening), dan ginjal.
4
cara pengobatan dengan membeli obat sakit kepala di warung karena jarak
3 yaitu Dewasa Muda (dewasa dini ) dengan usia berkisar antara 18 sampai 40
sampai 60 tahun, dan dewasa lanjut (usia lanjut ) dengan usia mulai 60 tahun
hipertensi dapat dibedakan menjadi 2 (dua) faktor yaitu faktor yang tidak
dapat diubah berupa ras, umur, jenis kelamin, dan keturunan (riwayat
hipertensi yang lain adalah stress. Pada saat seseorang mengalami stress,
Apabila stress berlanjut, tekanan darah akan tetap tinggi sehingga orang
mengalami stres ditandai dengan perolehan skor DASS di atas 14. Dua puluh
tembakau yang dapat merusak lapisan dalam dinding arteri, sehingga arteri
6
(Setyanda, 2015).
atau masa dewasa muda seperti kurang gerak, diet, obesitas, penyalahgunaan
semakin memburuk pada masa dewasa. Ketika beranjak dewasa dan masa
berat badan normal untuk usia dewasa muda. Menjadi perokok sedang atau
berat minum alkohol sesekali atau menjadi peminum berat tidak olah raga dan
baru sebanyak 2081 kasus dan sebanyak 7438 kasus lama dengan prevalensi
sebesar 32,56 per 1000 penduduk > 18 tahun (13.495 ks/413.234 penduduk >
per 1000 penduduk >15 tahun (4.344 ks/ 22.828 penduduk 18 tahun),
Kecamatan Mercu Buana sebesar 63,98 per 1000 penduduk > 18 tahun (837
ks/ 13.082 penduduk > 18 tahun) (1908 ks/ 32.910 penduduk > 18 tahun)
yang ada di Kabupaten Tulang Bawang pada tahun 2020, dari 9 Puskesmas
muda yang cukup tinggi yaitu Puskesmas Way Halim dengan jumlah 279
dengan 83 kasus.
Puskesmas Way Halim pada tanggal 2-14 Desember 2019 diketahui dari 15
penderita hipertensi, sebanyak 6 orang dengan usia berkisar 13-18 tahun dan
sebanyak 9 orang dengan usia > 18 tahun. dari 9 responden tersebut 5 orang
terkadang seminggu hanya 1 kali atau tidak pernah sama sekali, sedangkan
8
lebih lanjut penyebab dari kejadian hipertensi usia muda yang hasilnya nanti
akan menjadi salah satu sarana untuk melakukan promosi kesehatan dalam
permasalahan ini, dikarenakan penelitian ini masih jarang dan belum pernah
Lampung.
usia muda Di Wilayah Kerja Puskesmas Way Halim Kota Bandar Lampung
Tahun 2020”
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Apa saja faktor-faktor yang
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2020
2. Tujuan Khusus
Tahun 2020
Tahun 2020
Tahun 2020
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
dengan kejadian hipertensi usia muda. Subyek penelitian ini yaitu pasien Di
Wilayah Kerja Puskesmas Way Halim Kota Bandar Lampung Tahun 2020.
Adapun analisis data yang digunakan dengan uji chi square untuk menguji
bivariate.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hipertensi
1. Pengertian Hipertensi
memberi gejala yang akan berlanjut ke suatu organ target seperti stroke
(Bustan, 2007).
arteri. Arteri adalah pembuluh yang mengangkut darah dari jantung yang
tekanan darah dari 140/90 atau di atasnya dianggap tinggi (Irianto, 2015).
11
12
faktor risiko.
maligna).
sesuai.
2. Patofisiologi
3. Etiologi Hipertensi
b. Hipertensi sekunder
Commite)
Klasifikasi tekanan darah oleh JNC (Joint National Commite) untuk pasien
darah atau lebih pada dua atau lebih kunjungan klinis. Klasifikasi tekanan
sistolik (TDS) < 120 mm Hg dan tekanan darah diastolik (TDD) <80 mm
tingkat (stage) hipertensi , dan semua pasien pada kategori ini harus diberi
terapi obat.
Tabel 2.1
Klasifikasi tekanan darah untuk dewasa umur ≥ 18 tahun
menurut JNC VII
Klasifikasi Tek darah sistolik Tek darah diastolic
mm Hg mm Hg
Normal <120 <80
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi stage 1 140-159 90-99
Hipertensi stage 2 ≥ 160 atau ≥ 100
Sumber :Asdie,2012
bisa saja terjadi baik pada penderita hipenens maupun pada seseorang
timbul gejala: sakit kepala kelelahan, mual, muntah, sesak napas, gelisah,
6. Komplikasi Hipertensi
tempat dan dan tempat lainnya. Gejala hipertensi yang terjadi komplikasi
pada :
a. Jantung
pectoris (Asdie,2012).
b. Otak
Serangan isekmi pada otak bisa ditandai dengan kesemutan pada wajah
bebek, belut, otak sapi, jeroan, kulit hewan, dagng ayam, susu sapi,
keju dan bebek. Juga hindari jenis seafood berikut ini‘: kepiting,
sawit. terutama minyak goreng yang sudah dipakai Iebih dari 2 kali.
d. Kopi dan minuman soda. lni merupakan minuman jenis deuretik yang
darah menjadi naik, jantung tidak normal, d3“ pembuluh darah makin
tidak elastis.
pasti sudah rusak dan lemah. Ciri umum ginjal Iemah adalah ejakulasi
f. Kekurangan air putih. Air putih membantu kerja ginjal, Air putih juga
8. Pencegahan Hipertensi
Tabel 2.2
Pencegahan Hipertensi
Hipertensi
Adapun berapa faktor penyebab tekanan darah tinggi tersebut antara lain:
1. Obesitas (Kegemukan)
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Orang yang memiliki berat badan
USA prevalensi obesitas pada dewasa muda adalah sekitar 17,9% dan
overweight > 60% untuk laki-laki dan 55% untuk wanita. Pada populasi
lebih tinggi lagi yaitu lebih dari 65%. Pada anak-anak angka kejadian ini
Tabel 2.3
Klasifikasi Basal Metabolisme Tubuh
Klasifikasi BMI (Kg/m2)
Kekurangan berat < 18,50
badan
Berat < 16,00
Menengah 16,00-16,99
Ringan 17,00 – 18,49
Batas normal 18,50-24,99
Kelebihan berat ≥ 25,00
badan
Pre obesitas 25,00 – 29,99
Obesitas ≥ 30,00
Obesitas I 30,00 – 34,99
Obesitas II 35,00 – 39,99
Obesitas III ≥ 40,00
Sumber Arisman (2012)
Peningkatan risiko ini juga seiring dengan peningkatan waist -hip- ratio
memiliki WHR > 0,95 untuk laki-laki dan > 0,85 untuk wanita, serta
sentral ini lebih banyak terjadi pada laki-laki dibanding wanita. Hal ini
femoral.
lingkungan mempunyai peranan yang lebih utama. Hal ini dapat dilihat
adanya perubahan genetik, selain itu pada beberapa populasi/ ras dengan
resistensi insulin dan sleep apnea syndrome, akan tetapi pada tahun-
(Kapojos,2009).
oleh jaringan adipose dan dihasilkan oleh gen ob/ob. Fungsi utamanya
pengaturan pada susunan saraf pusat, selain itu leptin juga berperan pada
sirkulasi darah dalam kadar yang rendah, akan tetapi pada obesitas
(IMT > 27) dan orang dengan berat badan normal (IMT < 127)
2. Stres.
Stres dan kondisi emosi yang tidak stabil juga dapat memicu
tekanan darah tinggi. Stres adalah respon tubuh yang sifatnya nonspesifik
stres mengalami gangguan pada satu atau lebih organ tubuh sehingga
23
a. Macam-Macam Stres
seseorang yang dapat mengatasi stres dan tidak ada gangguan pada
mengatasinya.
bawah pengendaliannya.
24
korteks adrenal.
stres yang dialami seseorang. Tingkatan stres ini bisa diukur dengan
sebagai stres. DASS dapat digunakan baik itu oleh kelompok atau
mencakup :
Keterangan Scor :
3. Rokok.
dan stroke. Karena itu, kebiasaan merokok yang terus dilanjutkan ketika
bagian hidup masyarakat. Dari segi kesehatan, tidak ada satu titik yang
(2007)).
a. Masalah merokok
berkembang
1) Batuk menahun
3) Ulkus peptikum.
4) infertiliti.
rahim.
dengan rokok.
28
misalnya nikotin.
3) Dari sini jenis perokok dapat dibagi atas perokok ringan sampai
berat.
4) Jenis rokok yang diisap: keretek, cerutu atau rokok putih; pakai
dalam.
paru.
dengan rokok.
misalnya nikotin.
2012)
tidak.
merokok.
perokok pria.
pertemuan bisnis.
4. Kafein.
Kafein yang terdapat pada kopi, teh maupun minuman cola bisa
darah, kadar kolesterol total dan kolesterol LDL dalam darah tinggi
(Junaidi, 2011).
bahwa ini ada hubungan antara konsumsi kopi dengan kejadian hipertensi
tekanan sistolik sebesar 3-14 mmHg dan tekanan diastolik sebesar 4-13
menjadi: a. Minum kopi ringan bila konsumsi kopi kurang dari 200 mg
33
perhari (1-2 gelas sehari ) atau kurang dari 4 sdm perhari b. Minum kopi
sedang bila konsumsi kopi 200-400 mg perhari (3-4 gelas sehari) atau
konsumsi 4-8 sdm perhari c. Minum kopi berat bila konsumsi lebih dari
400 mg perhari (> 5 gelas sehari) atau konsumsi lebih dari 8 sdm perhari.
5. Alkohol.
libur, pesta perayaan. Tetapi hal nya dengan perilaku merokok, preferensi
6. Kurang Olahraga.
darah tinggi Anda namun jangan melakukan oIahraga yang berat jika
kegiatan yang lebih banyak diluar ruangan dan banyak bergerak seperti
atletik, tentara dan buruh bangunan. Aktifitas ini dilakukan lebih dari 3
hari dalam seminggu dan lebih dari 3 jam seminggu (Junaidi, 2011).
dipengaruhi dari kegiatan yang lebih banyak diluar ruangan dan banyak
dilakukan lebih dari 3 hari dalam seminggu dan lebih dari 3 jam
fisik (yang olahraganya kurang dari tiga kali atau kurang per minggu 30
semakin ringan atau mudah, namun dampak dari kemajuan teknologi ini
untuk terjadinya stroke berulang pada penderita stroke yang tidak rutin
fisik yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem penunjangnya. Aktivitas
fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang
aktivitas fisik ialah gerakan tubuh oleh otot tubuh dan sistem
segala sesuatu yang mudah dan praktis sehingga secara otomatis tubuh
36
tidak bergerak. Selain itu dengan adanya kesibukan yang luar biasa,
menjadi kurang gerak dan kurang olahraga. Kondisi inilah yang memicu
kolesterol tinggi dan juga adanya tekanan darah yang terus menguat
aktif (malas berolah raga) bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-
secara teratur paling tidak 30 menit/hari beberapa hari per minggu ideal
teratur paling tidak 30 menit/hari beberapa hari per minggu ideal untuk
B. Penelitian Terkait
tentang hipertensi. Bagi peneliti lain untuk menambah faktor risiko lain yang
faktor jenis kelamin dengan p-value 0,04, faktor merokok p-value 0,04 dan
yang bermakna antara faktor jenis kelamin, merokok dan usia dengan
kejadian hipertensi di Desa Karang Anyar. Terdapat tiga faktor yang tidak
0,17, keturunan p-value 0,12, obesitas pvalue 1,93 sehingga tidak terdapat
disarankan kepada masyarakat untuk menjaga dan mengatur pola hidup sehat,
dimana ada perbedaan rata-rata IMT (p= 0,025) antara responden hipertensi
dan tidak hipertensi dan ada perbedaan rata-rata LP (p= 0,002) antara
bahwa terdapat hubngan antara kejadian obesitas dan obesitas sentral dengan
yang bermakna (p< 0,05) dan uji korelasi Lamdamenunjukkan korelasi positif
39
dengan kekuatan sangat lemah 0,100, ini (p= 0,10). Riwayat hipertensi pada
Kopi Terhadap Kejadian Dipertensi Pada Nelayan Suku Bajo Di Pulau Tasipi
hipertensi.
C. Kerangka Teori
Kerangka teori yang akan dijadikan dalam penelitian ini adalah faktor yang
1. Keturunan
2. Usia
3. Konsumsi Garam
4. Kolesterol
5. Obesitas (Kegemukan)
6. Stress
7. Rokok
8. Kafein
9. Konsumsi Alkohol
10. Kurang Olahraga (Aktifitas Fisik)
11. Gaya hidup modern
12. Pola makan tidak sehat
13. Ras
14. Jenis kelamin Hipertensi
15. Penyakit ginjal, vaskuler, saraf, kelainan endokrin
16. Obat- obatan
Sari (2017)
1. Keturunan
2. Usia
3. Garam
4. Kolesterol
5. Obesitas
6. Stres
7. Merokok
8. Kafein
9. Alkohol
10. Kurang Olahraga
Irianto (2015)
D. Kerangka Konsep
Gambar
Kerangka Konsep
Obesitas (Kegemukan)
Stress 8)
9) Kejadian Hipertensi
Kebiasaan
10)Merokok
Kafein
I. Hipotesis
Ha:
H0 :
Wilayah Kerja Puskesmas Way Halim Kota Bandar Lampung Tahun 2020
Wilayah Kerja Puskesmas Way Halim Kota Bandar Lampung Tahun 2020
Wilayah Kerja Puskesmas Way Halim Kota Bandar Lampung Tahun 2020
Wilayah Kerja Puskesmas Way Halim Kota Bandar Lampung Tahun 2020
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Tempat Penelitian
C. Rancangan Penelitian
observasional analitik, dengan rancangan atau desain studi kasus kontrol (case
44
44
Rancangan studi kasus kontrol (case control study) yaitu studi yang
terjadinya pada saat sebelum terpapar atau pada waktu yang lalu (Sugiyono,
2016).
Populasi (sampel)
1. Populasi
jumlah kasus hipertensi sejumlah 279 kasus hipertensi dan yang berusia
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti
(2011):
Tabel. 3.1
Perhitungan besar sampel dari penelitian terdahulu
pada usia muda dan 93 dengan kelompok kontrol pada dewasa usia muda
Tabel 3.1
Karakteristik sampel
E. Variabel Penelitian
hipertensi
Tabel 3.1
Definsi Operasional
Tabel Definisi Alat Cara Hasil Skala
Operasional Ukur Ukur Ukur
Hipertensi Tekanan darah yang tensi meter Mengkukur 0. Tidak Ordinal
lebih tinggi dari air raksa tekanan hipertensi
normal, dengan darah (sistolik <
menggunakan diastolik dan 140 mmHg,
kriteria JNC/WHO, sistolik diastolik < 90
hipertensi mmHg)
grade : sistolik / 1. Hipertensi
diastolik> 140/90 grade 1
mmHg (sistolik ≥140
mmHg,
diastolik ≥ 90
G. Alat Ukur
1. Kuesioner
cemas sesuai panduan DASS. Pada variabel merokok dan kafein akan di
proposal di setujui.
2. Dokumentasi
H. Pengumpulan
langsung pada pasien dan merupakan data primer dan skunder. Dalam
(Arikunto, 2013)
kuisioner.
penelitian,
2. Tidak lupa peneliti selalu menaati protokol kesehatan saat ini yaitu,
berjumlah 5 orang , dengan dibantu oleh tim yang telah dilatih terlebih
dahulu (Enumerator).
ditelitinya.
telah dipilih berdasarkan Jumlah sampel, dengan dibantu oleh tim yang
I. Pengolahan Data
1. Editing
cara :
pengolahan.
51
2. Coding
3. Processing
data telah bersih dari kesalahan, baik pada waktu pengkodean maupun
dalam waktu membaca kode, sehingga siap untuk dianalisa. Data – data
program komputer.
4. Cleaning
J. Analisis Data
a. Analisis Univariat
b. Analisis Bivariat
dapat disajikan dalam bentuk tabel silang atau kurva untuk melihat
2) P value > 0,05 gagal ditolak (P value > ). Uji statistik
POR < 1 artinya faktor protektif yaitu faktor yang dapat mencegah
BAB IV
A. Hasil penelitian
1. Analisis Univariat
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kegemukan, Kebiasaan
Merokok, Konsumsi Kafein, Stres dan Hipertensi Usia Muda Di Wilayah
Kerja Puskesmas Way Halim Kota Bandar Lampung Tahun 2020
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 186 responden yang diteliti, sebagian
53
54
2. Analisis Bivariat
analisis lebih lanjut. apabila diinginkan analisis hubungan antara dua variabel,
dua variabel tersebut biasanya digunakan pengujian statistik. Jenis uji statistik
penelitian ini analisis bivariat yang digunakan adalah uji Chi Square karena
(OR).
Tabel 4.2
Hubungan Kegemukan Dengan Kejadian Hipertensi Usia Muda Di
Wilayah Kerja Puskesmas Way Halim Kota Bandar Lampung Tahun 2020
Pada tabel 4.2, hasil uji chi square (X²) menunjukkan bahwa ada
usia muda 4,47 kali lebih besar dari yang tidak obesitas.
55
Tabel 4.3
Hubungan Kebiasaan Merokok Dengan Kejadian Hipertensi Usia Muda Di
Wilayah Kerja Puskesmas Way Halim Kota Bandar Lampung Tahun 2020
Pada tabel 4.5, hasil uji chi square (X²) menunjukkan bahwa ada
untuk menderita hipertensi usia muda 4,15 kali lebih besar dari yang tidak
merokok.
Tabel 4.4
Hubungan Konsumsi Kafein Dengan Kejadian Hipertensi Usia Muda Di
Wilayah Kerja Puskesmas Way Halim Kota Bandar Lampung Tahun 2020
Pada tabel 4.4, hasil uji chi square (X²) menunjukkan bahwa ada
value < 0,001), sementara nilai perhitungan OR didapat hasil OR= 3,85
untuk menderita hipertensi usia muda 2,09 kali lebih besar dari yang tidak
konsumsi kafein.
Tabel 4.5
Hubungan Stres Dengan Kejadian Hipertensi Usia Muda Di Wilayah Kerja
Puskesmas Way Halim Kota Bandar Lampung Tahun 2020
Pada tabel 4.5, hasil uji chi square (X²) menunjukkan bahwa ada
hipertensi usia muda 2,88 kali lebih besar dari yang tidak stres.
57
B. Pembahasan
Pada tabel 4.2, hasil uji chi square (X²) menunjukkan bahwa ada
usia muda 4,47 kali lebih besar dari yang tidak obesitas.
mengalami obesitas. Hal ini berarti hanya 32 orang saja yang tidak
hal yang sama, dimana dari 816 responden yang mengalami hipertensi
menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara status gizi lebih dengan
kejadian hipertensi.
akhirnya tekanan darah ikut meningkat. Selain itu kelebihan berat badan
naik.
Pada tabel 4.5, hasil uji chi square (X²) menunjukkan bahwa ada
untuk menderita hipertensi usia muda 4,15 kali lebih besar dari yang tidak
merokok.
et al, 2014).
arteri. (Aggie & Herbert, 2012). Karbon monoksida bersifat toksik yang
Pada tabel 4.4, hasil uji chi square (X²) menunjukkan bahwa ada
value < 0,001), sementara nilai perhitungan OR didapat hasil OR= 3,85
untuk menderita hipertensi usia muda 2,09 kali lebih besar dari yang tidak
konsumsi kafein.
kebiasaan minum kopi >4 cangkir perhari dapat mentoleransi efek kafein
Paparan kafein pada kopi secara hemodinamik dan hormonal yang terjadi
terus menerus dapat ditoleransi oleh tubuh yang memiliki regulasi hormon
kandungan yang cukup tinggi dalam kopi diketahui adalah kalium. Kalium
sistolik dan diastolik sehingga terjadi peningkatan eksresi air dan natrium.
jantung, tekanan perifer dan volume plasma, sehingga tekanan darah akan
dengan minuman lain. Jika kebiasaan minum kopi terus dilakukan tidak
peningkatan tekanan darah dikarenakan salah satu zat dari kopi dapat
2009).
Pada tabel 4.5, hasil uji chi square (X²) menunjukkan bahwa ada
hipertensi usia muda 2,88 kali lebih besar dari yang tidak stres.
62
Hasil yang sama diperoleh dari penelitian yang dilakukan oleh Fajar
darah. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Deasy Eka Saputri tentang
semakin tinggi tingkat stres yang dialami oleh seseorang maka hipertensi
tingkat stres yang dialami oleh seseorang maka semakin ringan pula
terjadinya tingkat stres yang lebih berat sehingga penderita hipertensi tidak
sehari-hari.
BAB V
A. Kesimpulan
1. Dari 186 responden yang diteliti, sebagian besar tidak obesitas yaitu
Kerja Puskesmas Way Halim Kota Bandar Lampung Tahun 2020 (p value
< 0,001)
Kerja Puskesmas Way Halim Kota Bandar Lampung Tahun 2020 (p value
< 0,001)
Kerja Puskesmas Way Halim Kota Bandar Lampung Tahun 2020 (p value
< 0,001)
Kerja Puskesmas Way Halim Kota Bandar Lampung Tahun 2020 (p value
0,001)
64
65
B. Saran
mengubah gaya hidup dan pola hidup yang lebih sehat lagi agar tidak
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. (2013). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Cetakan Kesembilan.Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Ambasari, R. P., & Sarosa, H. (2013). Hubungan Riwayat Hipertensi pada Keluarga dengan
Aktivitas Saraf Otonom Relationship between Family History of Hypertention and
Autonomic Nervous System Activity. Sains Medika, 5(1), 8-10.
Arisman, MB. (2012). Buku Ajar Ilmu Gizi: Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakrta:EGC
Asdie, A. H., Wiyono, P., Rahardjo, P., Triwibowo, M. S., & Danawati, W. (2012). Harrison
prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam, edisi ke-13. Jakarta: EGC. hlm, 1638-63.
Bustan M.N. (2007). Epidemologi Penyakit Tidak Menular. PT. Rineka Cipta. Jakarta.
Departemen Kesehatan, RI. (2006). Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Penyakit
Hipertensi. Diakses di http://www.depkes.go.id/index.php /berita/press-release/1909-
masalah-hipertensi-stroke-di-indonesia.html
Dinkes Provinsi Lampung. (2019). Profil Kesehatan Lampung. Dinas Kesehatan Provinsi
Lampung.
Hawari, Dadang. (2013). Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta. FKUI
Irianto, Koes, (2015). Memahami Berbagai Macam Penyakit: Penyebab, Gejala,. Penularan,
Pengobatan, Pemulihan dan Pencegahan. Bandung: CV. Alfabeta.
Junaidi, Said. 2011. Pembinaan Fisik Lansia melalui Aktivitas Olahraga Jalan Kaki. Jurnal
Media Ilmu Keolahragaan Indonesia. Volume 1. Edisi 1. Juli 2011. ISSN: 2088-6802.
Kasjono. (2009). Teknik Sampling untuk Penelitian Kesehatan, Edisi Pertama, Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Kemenkes. (2015). Hipertensi. The Silent Killer. Pusat Data dan Informasi - Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia. 2015.
67
Kemenkes. (2016). Pedoman Umum Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga.
2016.
Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2019. Jakarta : Kemenkes. RI; 2020.
Lestari, H., Elvivin, E., & Ibrahim, K. (2017). Analisis Faktor Risiko Kebiasaan
Mengkonsumsi Garam, Alkohol, kebiasaan Merokok dan Minum Kopi terhadap
Kejadian Dipertensi pada Nelayan Suku Bajo di Pulau Tasipi Kabupaten Muna
Barat Tahun 2015. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, 1(3).
Lovibond dan Lovibond, P.F. (1995). Manual for the Depression Anxiety & Stress Scale
shttps://www.google.com/url
Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. P.T Rineka Cipta. Jakarta.
Sugiharto. (2007). Faktor-Faktor Risiko Hipertensi Grade II Pada Masyarakat (Studi Kasus
di Kabupaten Karanganyar). Program Studi Magister Epidemiologi Program Pasca
Sarjana Universitas Diponegoro Semarang.
Sugiyono. (2016). Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Penerbit ALFABETA.
Bandung
Sulastri, D., Elmatris, E., & Ramadhani, R. (2012). Hubungan obesitas dengan kejadian
hipertensi pada masyarakat etnik minangkabau di kota padang. Majalah Kedokteran
Andalas, 36(2), 188-201.
Susilo, Yekti dan Ari Wulandari. (2011). Cara jitu mengatasi Hipertensi. Andi: Yogyakarta
INSTRUMENT PENELITIAN
I. Identitas Responden
a. Kode responden : ...............................................................
b. Umur : ...............................................................
c. Jenis kelamin : ...............................................................
d. Pendidikan : ...............................................................
e. Pekerjaan : ...............................................................
f. Diagnosa : ...............................................................
Hipertensi
IMT :.............................
Kategori : ............................
69
Petunjuk Pengisian:
Isilah jawaban dengan (√) pada kolom yang sesuai menurut saudara
Merokok
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah saudara merokok?
2 Apakah anda harus merokok setiap saat ?
3 Apakah anda merokok pada saat tertentu saja (saat sedang
mengendarai mobil/kumpul bersama teman-teman)?
4 Apakah anda merokok 10 batang perhari
5 Apakah anda merokok 10-20 batang perhari
6 Apakah anda merokok lebih dari 20 batang perhari
7 Apakah anda Menghisap rokok melewati tenggorokan (isap
dalam)
8 Apakah anda merokok lebih dari 1 tahun
9 Apakah merasa lemas, tidak bergairah saat tidak merokok ?
70
Petunjuk Pengisian:
Isilah jawaban dengan (√) pada kolom yang sesuai menurut saudara
Kafein
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah anda suka mengkonsumsi kopi ?
2 Apakah anda mengkonsumsi kopi asli tanpa tambahan
susu/ crem
3 Apakah anda mengkonsumsi kopi dengan tambahan
susu/creamer
4 Apakah anda mengkonsumsi kopi dengan tambahan gula
banyak (manis)
6 Apakah anda mengkonsumsi kopi sebelum sarapan /
makan setiap hari ?
7 Apakah anda mengkonsumsi kopi saat anda mengantuk
saja ?
8 Apakah anda mengkonsumsi kopi hingga menghabiskan
butiran kopi pada gelas?
9 Berapa gelas sehari anda mengkonsumsi Kopi ?
10 Apakah anda suka mengkonsumsi teh ?
11 Berapa gelas anda mengkonsumsi teh sehari ?
12 Apakah anda suka mengkonsumsi cola/ soft drink ?
13 Berapa gelas anda mengkonsumsi cola/ soft drink sehari ?
71
Skor : ........................................