Anda di halaman 1dari 9

UNIVERSITAS ESA UNGGUL

HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN OBESITAS DENGAN


KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELURAHAN
KLENDER I KECAMATAN DUREN SAWIT TAHUN 2021

SKRIPSI

WIDIA ADE PUTRI


20180301145

FAKULTAS ILMU-ILMUKESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
JAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Hipertensi didefiniskan sebagai tekanan darah persisten yang mana
tekanan sistol diatas 140 mmHg dan tekanan diastol diatas 90 mmHg. Hipertensi
diakatakan ringan apabila tekanan diastol antara 95- 104 mmHg, hipertensi
sedang jika tekanan diastol antara 105 dan 114 mmHg dan hipertensi beraa jika
tekanan diastol 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini berdasarkan peningkatan
tekanan diastolik karena dianggap lebih serius dari peningkatan sistolik (Padila,
2013 dalam Noerinta 2018)
Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan suatu keadaan dimana
peningkatan tekanan darah di dalam arteri. Secara umum, hipertensi merupakan
suatu keadaan tanpa gejala, di mana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri
menyebabkan peningkatan risiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung,
serangan jantung dan kerusakan ginjal. Hipertensi adalah suatu keadaan di mana
seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang
mengakibatkan peningkatan angka kesakitan dan angka kematian. Tekanan darah
140/90 mmHg didasarkan pada dua fase dalam setiap denyut jantung yaitu fase
sistolik 140 menunjukan fase darah yang sedang dipompa oleh jantung dan fase
diastolik 90 menunjukan fase darah yang kembali ke jantung (Sumiati, 2018)
World Health Organization (WHO) menyampaikan penderita hipertensi
akan terus meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang bertambah. Pada
tahun 2025 mendatang diperkirakan sekitar 29% masyarakat dunia terkena
hipertensi. WHO menyebutkan negara dengan ekonomi sedang berkembang
memiliki penderita hipertensi sebesar 40% sedangkan negara maju hanya 35%,
kawasan Afrika memegang posisi puncak penderita hipertensi, yaitu sebesar
40%. Kawasan Amerika sebesar 35% dan Asia Tenggara 36%. Di kawasan Asia
penyakit ini telah membunuh 1,5 juta orang setiap tahunnya. Hal ini menandakan
satu dari tiga orang menderita hipertensi. Sedangkan di Indonesia cukup tinggi,
yakni mencapai 32% dari total jumlah penduduk (Tarigan dkk, 2018)
Penyakit Dari Data WHO dapat dilihat bahwa dari 57 juta kematian yang
terjadi di dunia pada tahun 2008, sebanyak 36 juta atau hampir dua pertiganya
disebabkan oleh Penyakit Tidak Menular. Peningkatan kejadian PTM
berhubungan dengan peningkatan faktor risiko akibat perubahan gaya hidup
seiring dengan perkembangan dunia yang makin modern, pertumbuhan populasi
dan peningkatan usia harapan hidup (Buletin Penyakit Tidak Menular,
Kemenkes, 2012 dalam Hazellarissa, 2017)
Hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang menjadi masalah serius
saat ini. Hipertensi dikategorikan sebagai the silent disease atau the silent killer
karena penderita tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi atau tidak
mengetahui sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Insiden hipertensi
meningkat seiring bertambahnya usia. Bahaya hipertensi yang tidak dapat
dikendalikan dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya, seperti penyakit
jantung koroner, stroke, ginjal dan gangguan penglihatan. Kematian akibat
hipertensi menduduki peringkat atas daripada penyebab-penyebab lainnya.
Hipertensi kini menjadi masalah global karena prevalensinya yang terus
meningkat dan kian hari semakin mengkawatirkan. Hipertensi telah
mengakibatkan kematian sekitar 8 juta jiwa orang setiap tahunnya, 1.5 juta
kematian terjadi di Asia Tenggara, yang sepertiga populasinya menderita
hipertensi. (Kemenkes RI, 2013). Berdasarkan data dari AHA (American Heart
Asosiation) tahun 2011, di Amerika dari 59% penderita hipertensi hanya 34%
yang terkendali, disebutkan bahwa 1 dari 4 orang dewasa menderita hipertensi.
Berdasarkan NHANES (National Health and Nutrition Examination Survey)
tahun 2010, dari 66,9 juta penderita hipertensi di USA, 46,5% hipertensi
terkendali dan 53,5% hipertensi tidak terkendali (NHANES, 2010).
Indonesia saat ini menghadapi pergeseran pola penyakit, dari penyakit
menular menjadi penyakit tidak menular (PTM) salah satunya penyakit
hipertensi. Peningkatan Hipertensi merupakan tantangan besar di Indonesia.
Betapa tidak, hipertensi merupakan kondisi yang sering ditemukan pada
pelayanan kesehatan primer kesehatan (Info datin Hipertensi, 2014). Riskesdas
pada tahun 2013 mencatat prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 25,8 %,
dengan prevalensi tertinggi terdapat di Bangka Belitung (30,9%), diikuti
Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur (29,6%) dan Jawa Barat
(29,4%). (Hazellarissa, 2017) Dan yang terendah di Papua (16,8%) . Sementara
itu, data Survei Indikator Kesehatan Nasional (Sirkesnas) tahun 2016
menunjukkan peningkatan prevalensi hipertensi pada penduduk usia 18 tahun ke
atas sebesar 32,4% (Sundari, 2019).
Sembilan puluh lima persen penderita hipertensi tidak diketahui
penyebabnya dan dikenal sebagai hipertensi primer atau esensial. Beberapa
mekanisme yang mungkin berkontribusi untuk terjadinya hipertensi ini telah
diidentifikasi, namun belum satupun teori yang tegas menyatakan patogenesis
hipertensi tersebut. Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti
penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering
menyebabkan terjadinya hipertensi. yaitu Genetik, Obesitas, Stres lingkungan.
(Saiful, 2015)
Kejadian hipertensi yang disertai dengan obesitas ini dipengaruhi oleh
usia, jenis kelamin, dan etnis. Usia 35 – 65 tahun merupakan usia yang dianggap
paling banyak menderita hipertensi dengan obesitas ini. Hal ini terlihat dari
survei yang dilakukan oleh Framingham Heart Study dimana dari 5209
partisipan, dua pertiganya berusia 35-65 tahun. (Wilson dalam Delmi 2012)
Obesitas merupakan faktor resiko hipertensi yang dapat di modifikasi,
menyatakan bahwa dari 60 % penderita hipertensi, 20 % di antaranya
mempunyai berat badan berlebih. Penurunan berat badan sebesar 5 % dapat
menurunkan tekanan darah. Penurunan berat badan sebesar 9,2 kg dapat
menurunkan tekanan darah baik sistolik dan diastolik sebesar 6,3 dan 3,1 mmHg
(Izzo and Black dalam Yudi 2019).
Obesitas Merupakan ciri khas dari populasi hipertensi. Walaupun dapat
dijelaskan hubungan antara obesitas dan hipertensi esensial, tetapi penyelidikan
membuktikan bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita
obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibandingkan dengan penderita yang
mempunyai berat badan normal (Rudianto, 2013).
Penelitian yang meneliti tentang hubungan umur, obesitas dengan
kejadian hipertensi sudah banyak dilakukan. Penelitian dari Delmi Sulastri dkk
tahun 2012 dengan judul hubungan obesitas dengan kejadian hipertensi pada
masyarakat etnik Minang Kabau di kota Padang diperoleh hasil lebih dari
separuh (56,6%) penderita hipertensi mengalami obesitas.dan terdapat hubungan
yang bermakna antara obesitas dengan kejadian hipertensi.
Penelitian Yudi Budianto tahun 2019 tentang Hubungan Obesitas dan
Umur Pasien terhadap kejadian hipertensi diperoleh hasil 71.4 % presponden
dengan obesitas menderita hipertensi dan 82,1 % responden dengan usia tua
menderita hipertensi.
Berdasarakan hasil penelitian Surnisyyah tahun 2019 tentang faktor –
faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi di wilayah kerja Puskesmas
Wajo Kota Baubau diperoleh hasil ada hubungan obesitas dengan kejadian
hipertensi.

Dari tabel berikut dapat dilihat prevalensi hipertensi dan obesitas.


Tabel 1
Prevalensi Hipertensi dan Obesitas
Tahun Hipertensi Obesitas
2018 3,8 % 37,3 %
2019 12,4 31,3 %
2020 31,7 % 9,4 %

Dari laporan tahunan Puskesmas Kelurahan Klender I pada tahun 2018


hipertensi merupakan urutan kedua dari 10 penyakit terbanyak yang terdapat di
Puskesmas Kelurahan Klender I dengan angka kejadian 1589. Dan pada tahun
2019 hipertensi masih menempati urutan kedua dari 10 jenis penyakit terbanyak
di Puskemas Kelurahan Klender I yaitu 2556 pasien yang terdiagnosa hipertesi.
Serta ada 37,7% warga terdiagnosis hipertensi di Tahun 2020. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk di wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Klender I menderita hipertensi. Dari latar belakang diatas maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Umur dan
Obesitas dengan Kejadian Hipertensi pada Pasien umur ≥ 45 tahun tahun di
Puskesmas Kelurahan Klender Kecamatan Duren Sawit Tahun 2021”.

1.2. Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar masyarakat
diwilayah kerja Puskesmas Kelurahan Klender I menderita penyakit hipertensi
yaitu 49,8 % pada tahun 2020 dan sebagian besar pasien yang menderita
hipertensi berumur ≥ 45 tahun.

Dari hasil survey data awal yang peneliti lakukan di Puskesmas


Kelurahan Klender I pada bulan Januari – Maret 2021 diperoleh hasil: pada bulan
Januari-Maret hipertensi menduduki peringkat pertama dari 10 penyakit. Bulan
Januari jumlah pasien 101 dari 346 kunjungan, bulan Februari 77 dari 317
kunjungan dan bulan Maret 127 dari 519 kunjungan.

Oleh sebab itu peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan


Umur dan Obesitas dengan Kejadian Hipertensi pada Pasien umur ≥ 45 tahun
tahun di Puskesmas Kelurahan Klender Kecamatan Duren Sawit Tahun 2021

1.3. Pertanyaan Penelitian


1. Bagaimana gambaran umur pasien di Puskesmas Kelurahan Klender I
Kecamatan Duren Sawit Tahun 2021?
2. Bagaimana gambaran pasien obesitas di Puskesmas Kelurahan Klender I
Kecamatan Duren Sawit Tahun 2021?
3. Bagaimana gambaran pasien hipertensi di Puskesmas Kelurahan Klender I
Kecamatan Duren Sawit Tahun 2021?
4. Apakah ada hubungan umur dengan Kejadian Hipertensi pada Pasien Usia ≥
45 tahun di Puskesmas Klender I Tahun 2021?
5. Apakah ada hubungan obesitas dengan Kejadian Hipertensi pada Pasien Usia
≥ 45 tahun di Puskesmas Klender I Tahun 2021?

1.4. Tujuan Penelitian


1.4.1. Tujuan Umum
Untuk hubungan umur dan obesitas dengan kejadian Hipertensi
pada Pasien usia ≥ 45 tahun di Puskesmas Kelurahan Klender I
Kecamatan Duren Sawit Tahun 2021

1.4.2. Tujuan Khusus


1. Mengetahui gambaran umur pasien di Puskesmas Kelurahan
Klender I Kecamatan Duren Sawit Tahun 2021
2. Mengetahui gambaran pasien obesitas di Puskesmas Kelurahan
Klender I Kecamatan Duren Sawit Tahun 2021
3. Mengetahui gambaran pasien hipertensi di Puskesmas Kelurahan
Klender I Kecamatan Duren Sawit Tahun 2021
4. Mengetahui hubungan umur dengan Kejadian Hipertensi pada
Pasien Usia ≥ 45 tahun di Puskesmas Klender I Tahun 2021
5. Mengetahui hubungan obesitas dengan Kejadian Hipertensi pada
Pasien Usia ≥ 45 tahun di Puskesmas Klender I Tahun 2021

1
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan informasi dan
referensi dan masukan bagi perkembangan ilmu kesehatan khususnya
Ilmu Kesehatan Masyarakat. Penulis juga mengharapkan dari
penelitian ini, masih dapat dikembangkan atau membuat penelitian
baru tentang faktor – faktor lainnya yang mempengaruhi terjadinya
hipertensi.
1.5.2 Manfaat Praktis
1.5.2.1 Bagi Puskesmas Kelurahan Klender I
Penelitian ini dapat menjadi sumber informasi bagi
Puskesmas tentang beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
terjadinya hipertensi pada pasien di puskesmas dan agar dapat
memberikan pelayanan yang lebih baik, khususnya dalam
edukasi pengobatan hipertensi kepada pasien sehingga pasien
tau bahaya hipertensi jika tidak ditangani dengan benar.
1.5.2.2.Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini dapat menjadi tambahan pengetahuan dan
pengalaman sebagai bahan referensi untuk pengembangan ilmu
pengetahuan khususnya Prodi Kesehatan Masyarakat, serta
mengukur kemampuan mahasiswa dan daya tangkap
mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu yang telah didapat.
1.5.2.3.Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang hubungan
umur dan obesitas dengan kejadian hipertensi.
1
1.6 Ruang Lingkup
Penelitian ini meneliti tentang Hubungan Umur dan Obesitas dengan
Kejadian Hipertensi pada Pasien umur ≥ 45 tahun di Puskesmas Kelurahan
Klender Kecamatan Duren Sawit Tahun 2021
Penelitian ini dilakukan karena sebagian besar masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas Kelurahan Klender I menderita penyakit hipertensi.
Populasi dalam penelitian ini semua pasien umur ≥ 45 tahun yang
berkunjung dibulan Mei-Juni di Puskesmas Kelurahan Klender I Kecamatan
Duren Sawit tahun 2021.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan
pendekatan Kuantitatif, desain yang digunakan yaitu cross sectional.
Pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling,
Pengambilan data menggunakan data primer berupa survey langsung dengan
menggunakan checklis. Untuk mengetahui hasil, peneliti menggunakan Uji
chi-square untuk melihat adanya hubungan antar variabel serta
menggunakan analisa univariat dan analisa bivariat.

Anda mungkin juga menyukai