Anda di halaman 1dari 11

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN

HIPERTENSI PADA PASIEN USIA 18-45 TAHUN DI PUSKESMAS


KECAMATAN KALIDERES JAKARTA BARAT
Gisely Vionalita, Siti Sri Rejeki
Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan
Universitas Esa Unggul

Correspondence author : gisely@esaunggul.ac.id

Abstract
Basic on data Kalideres community health center in 2020, the proportion of hypertension ranks second out of
the 10 most diseases in the Kalideres Community Health Center. The objective of this research was to analyze
factors related to the incidence of hypertension in patients aged 18-45 years at the Kalideres Community Health
Center in 2020. This research used a cross sectional design with 211 sample. Data was analized with univariate
and bivariate analysis with Chi Square test . This research was conducted in May until July 2020. Univariate
analysis showed that many people were hypertension (64,9%), risk aged (75,4%), female (51,2%), normal
nutritional status (71,1%) and without a family history of hypertension (64,5%). There were related between
age (PR= 1,396, 95% CI : 1,044-1,867), obesity (PR=1,752, 95% CI : 1,487-2,064), a family history of
hypertension (1,686, 95% CI : 1,406-2,021). And then, unrelated variables are gender with the incidence of
hypertension. Education about hypertension, professional psychology and improve health workers for nutrition
class program that the program runs on schedule was needed to prevent hypertension.

Keyword : Hypertension; factors related of hyoertension; Cross Sectional

Abstrak
Berdasarkan data Puskesmas Kecamatan Kalideres tahun 2020, proporsi hipertensi berada pada urutan ke 2 dari
10 penyakit terbanyak di Puskesmas Kecamatan Kalideres. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor -faktor
yang berhubungan dengan dengan kejadian hipertensi pada pasien usia 18-45 tahun di Puskesmas Kecamatan
Kalideres. Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional dengan sampel sebanyak 211 orang. Analisis data
menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji Chi Square. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei
hingga Juli 2020. Hasil analisis univariat menunjukan bahwa lebih banyak yang mengalami hipertensi (64,9%),
umur berisiko (75,4%), jenis kelamin perempuan (51,2%), IMT normal (71,1%) dan tidak ada riwayat
hipertensi (64,5%). Terdapat hubungan antara umur (PR= 1,396, 95% CI : 1,044-1,867), Obesitas (PR=1,752,
95% CI : 1,487-2,064) dan riwayat hipertensi (1,686, 95% CI : 1,406-2,021) dengan kejadian hipertensi.
Adapun variabel yang tidak berhubungan yaitu jenis kelamin dengan kejadian hipertensi. Untuk mencegah
hipertensi, dibutuhkan edukasi tentang hipertensi, tenaga psikolog dan menambah jumlah petugas kesehatan
agar program kelas gizi dapat berjalan sesuai dengan jadwal

Kata kunci : Hipertensi; faktor-faktor hipertensi; Cross Sectional

Pendahuluan penyakit tidak menular atau non-communicable


Perubahan tingkat kesehatan saat ini diseases (NCD). Penyakit tidak menular yang
memicu transisi epidemiologi penyakit yaitu mengalami peningkatan signifikan antara lain
penyakit degeneratif atau penyakit tidak hipertensi. Hipertensi merupakan salah satu
menular. Beban kesehatan pada saat ini masalah kesehatan yang cukup berbahaya di
menunjukkan adanya pergeseran tren dari seluruh dunia karena hipertensi merupakan
penyakit menular menjadi meningkatnya faktor risiko utama yang mengarah kepada
JCA Health Science Volume 1 No 1, 2021 8
penyakit kardiovaskuler seperti serangan setelah TB dan Stroke pada tahun 2018. Pada
jantung, gagal jantung, stroke dan penyakit tahun 2018 ada sebanyak 274 atau 5,3% kasus
ginjal yang mana pada tahun 2016 penyakit dari 5.082 pasien yang berusia 18-45 tahun yang
jantung iskemik dan stroke menjadi dua berkunjung ke poli PTM puskesmas kecamatan
penyebab kematian utama di dunia (WHO, kalideres tahun 2018 (Puskesmas Kecamatan
2013). Menurut World Health Organitation Kalideres, 2018). Pada tahun 2019 tetap pada
(WHO) Hipertensi adalah suatu kondisi dimana urutan ke 2 namun jumlah penderitanya
tekanan sistolik darah >140 mmHg dan/atau meningkat, dimana prevalensi penderita
diastolik >90 mmHg (WHO, 2013). Hipertensi hipertensi pada usia 18-45 tahun sebanyak 428
terjadi karena beban kerja jantung yang berlebih kasus atau 6,2 % dari 6.864 pasien yang berusia
saat memompa darah keseluruh tubuh untuk 18-45 tahun yang berkunjung ke poli PTM
memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi oleh puskesmas kecamatan kalideres tahun 2019
tubuh. Hipertensi sering diberi gelar The Sillent (Puskesmas Kecamatan Kalideres, 2019).
Killer karena penyakit ini merupakan pembunuh Sementara itu pada tahun 2020 hipertensi tetap
tersembunyi, dimana orang tidak mengetahui pada urutan ke 2 namun jumlah penderitanya
dirinya terkena hipertensi sebelum memeriksakan terus meningkat selama periode Januari – Juni
tekanan darahnya (Smeltzer, 2010). tahun 2020 dimana jumlah kasusnya masih di
Hasil penelitian Maulidina (2018) dominasi oleh usia 18-45 tahun yaitu sebanyak
menunjukan distribusi responden yang 348 kasus (9,6%) dari 3.603 kunjungan pasien
mengalami hipertensi yaitu sebanyak 72 orang poli PTM yang berusia 18-45 tahun (Puskesmas
(50,3%) dari 143 responden, dimana faktor Kecamatan Kalideres, 2020). Berdasarkan data
penyebab kejadian hipertensi disebabkan oleh laporan kesehatan di Puskesmas Kecamatan
beberapa faktor resiko seperti umur, jenis Kalideres tersebut diatas, dimana hipertensi
kelamin, pendidikan dan pekerjaan (Maulidina, masih menjadi salah satu masalah kesehatan di
Harmani, & Suraya, 2018). Berdasarkan Puskesmas Kecamatan Kalideres, dari data
penelitian Tirtasari (2019) didapatkan prevalensi kesakitan 10 penyakit terbanyak yang ada di
penderita hipertensi sebesar 1.401 responden Puskesmas Kecamatan Kalideres.
dari total 10.310 responden (13,59%), dimana Upaya yang telah dilakukan Puskesmas
mayoritas penderita hipertensi berasal dari Kecamatan Kalideres untuk pencegahan
kelompok usia 31-45 tahun. Oleh sebab itu hipertensi adalah dengan penyuluhan dalam
diketahui bahwa faktor usia tetap menjadi faktor gedung serta promosi kesehatan seperti
yang paling mempengaruhi terjadinya hipertensi penyebaran leaflet hipertensi, mini X banner
dimana pada kelompok usia 31-45 tahun tentang hipertensi, senam serta pemberian obat
memiliki resiko 2,91 kali terkena hipertansi. anti hipertensi, dan program posbindu, namun
Sehingga semakin bertambahnya usia, risiko ada beberapa faktor lain yang menjadi penyebab
hipertensi pun semakin meningkat. Faktor jenis tingginya kasus kejadian hipertensi di puskesmas
kelamin juga memiliki pengaruh yang cukup kecamatan kalideres diantaranya adalah faktor
besar. Hipertensi pada usia muda tidak dapat ekonomi, riwayat hipertensi, obesitas dan tingkat
dipandang sebelah mata karena prevalensinya pengetahuan. Rendahnya tingkat ekonomi di
yang terus meningkat, sehingga perlu dilakukan lingkungan puskesmas kecamatan kalideres
tindakan pencegahan sejak dini (Tirtasari & diduga menjadi faktor penyebab tingginya kasus
Kodim, 2019). kejadian hipertensi terutama ketika kondisi
Prevalensi kejadian hipertensi di pandemi saat ini. Krisis ekonomi memicu tingkat
Puskesmas Kecamatan Kalideres pada tahun stress yang tinggi terutama dikalangan ibu
2018, data kesakitan dari 10 penyakit terbanyak rumah tangga. Sampai saat ini, hipertensi masih
yang didapat, hipertensi menempati urutan ke-2 tetap menjadi masalah karena beberapa hal,

JCA Health Science Volume 1 No 1, 2021 9


antara lain meningkatnya prevalensi hipertensi penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
dan masih banyaknya pasien hipertensi yang gambaran dengan mempelajari dinamika korelasi
belum mendapatkan pengobatan maupun yang antara variabel dimana pengukurannya dilakukan
sudah diobati tekanan darahnya namun belum pada satu waktu. Popolasi pada penelitian ini
mencapai target, serta adanya penyakit penyerta adalah seluruh pasien usia 18-45 tahun yang
dan komplikasi. Di puskemas kecamatan (PKC) berkunjung poli PTM di Puskesmas Kecamatan
kalideres tingginya prevalensi atau kasus Kalideres dengan jumlah kunjungan rata-rata
hipertensi memberikan dampak kepada tingkat 660 orang selama bulan juni 2020 . Pengambilan
kesuksesan program pencegahan PTM yang telah sampel dalam metode ini menggunakan metode
dilakukan oleh tim kesehatan PKC Kalideres simple random sampling dengan total sampel
(Puskesmas Kecamatan Kalideres, 2020). sebanyak 96 responden kemudian jumlah
Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut dikalikan 2 dan di tambah 10 % untuk
di atas, maka perlu mendapat perhatian khusus mengantisipasi adanya ketidak lengkapan data
dengan melakukan penelitian tentang faktor selama penelitian menjadi 211 berkas rekam
resiko penderita hipertensi, dan peneliti ingin medis responden.
melakukan penelitian mengenai “Faktor – faktor
Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Hasil Penelitian
Pada Pasien Usia 18 - 45 Tahun Di Puskesmas Analisis Univariate
Kecamatan Kalideres Jakarta Barat Tahun 2020”. Analisis univariat digunakan untuk
melihat gambaran distribusi frekuensi dari setiap
Metode variable penelitian. Berikut merupakan gambaran
Penelitian ini menggunakan pendekatan kejadian hipertensi pada pasien usia 18-45 tahun
kuantitatif yang bersifat deskriptif analitik di puskesmas kecamatan kalideres tahun 2020.
dengan metode cross sectional study karena
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Hipertensi, Umur, Jenis Kelamin, Obesitas, Dan Riwayat Hipertensi
Pada PasienUsia 18-45 Tahun di Puskesmas Kecamatan Kalideres Tahun 2020
Variabel Kategori Frekuensi Persentase (%)

Dependen
Hipertensi 137 65%
Hipertensi
Tidak Hipertensi 74 35%
Independen
Beresiko 159 75%
Umur
Tidak Beresiko 52 25%
Laki-Laki 103 49%
Jenis Kelamin
Perempuan 108 51%
Obesitas 51 25%
Obesitas
Normal 150 75%
Ya, Ada Riwayat Hipertensi 75 36%
Riwayat Hipertensi
Tidak Ada Riwayat Hipertensi 136 64%

JCA Health Science Volume 1 No 1, 2021 10


Berdasarkan tabel 1 pada variabel dependen proporsi terendah pada pasien dengan IMT
dapat diketahui bahwa dari 211 pasien dalam obesitas sebanyak 61 orang (28,9%), dari 211
penelitian diperoleh proporsi tertinggi terdapat pasien dalam penelitian diperoleh proporsi
pada pasien yang mengalami kejadian hipertensi tertinggi terdapat pada pasien yang tidak ada
yaitu sebanyak 137 orang (64,9%) sedangkan riwayat hipertensi yaitu sebanyak 136 orang
proporsi terendah pada pasien yang tidak (64,5%) sedangkan proporsi terendah pada
mengalami kejadian hipertensi sebanyak 74 pasien yang memiliki riwayat hipertensi sebanyak
orang (35,1%). Kemudian pada variabel 75 orang (35,5%).
independen dari 211 pasien dalam penelitian
diperoleh proporsi tertinggi terdapat pada pasien Analisis Bivariate
dengan umur berisiko yaitu sebanyak 159 orang Analisis bivariate yang digunakan pada
(75,4%) sedangkan proporsi terendah pada penelitian ini adalah uji beda proporsi (Chi-
pasien dengan umur tidak berisiko sebanyak 52 Square) dengan derajat kepercayaan 95% α =
orang (24,6%), dari 211 pasien dalam penelitian 0,05. Bila P value kurang dari 0.05 berarti
diperoleh proporsi tertinggi terdapat pada pasien terdapat hubungan yang bermakna secara
dengan jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak statistik (Dapat disimpulkan bahwa variabel
108 orang (51,2%) sedangkan proporsi terendah independen merupakan karakteristik terhadap
pada pasien dengan jenis kelamin laki-laki variabel dependen). Dengan ketentuan apabila
sebanyak 103 orang (48,8%), dari 211 pasien hasil analisa bivariat ditemukan tidak ada nilai
dalam penelitian diperoleh proporsi tertinggi expected (E) < 5, maka pada tabel 2x2 nilai p-
terdapat pada pasien dengan IMT normal yaitu value diperoleh dari nilai Continuity Correction.
sebanyak 150 orang (71,1%), sedangkan

Tabel 2
Hubungan Antara Umur, Jenis Kelamin, Obesitas Dan Riwayat Hipertensi Dengan
Kejadian Hipertensi Pada Pasien Usia 18-45 Tahun di Puskesmas Kecamatan Kalideres
Tahun 2020

Hipertensi
Total PR (
Variabel P
Kategori Ya Tidak 95 %
Independen Value
CI)
n % n % n %

Beresiko 111 69,8 48 159 100 1,396


30,2
Umur 0,015 (1,044-
Tidak Beresiko 26 50 26 50 52 100 1,867)

Laki-Laki 63 51,2 40 103 100 0,893 (


38,8
Jenis Kelamin 0,33 0,731-
Perempuan 74 68,5 34 108 100 1,090)
31,5
1,752
Obesitas Obesitas 57 93,4 4 61 100 0,001
6,6 (1,487-

JCA Health Science Volume 1 No 1, 2021 8


2,064)
Normal 80 53,3 70 150 100
46,7
Ya, Ada Riwayat
66 88 9 12 75 100 1,396
Riwayat Hipertensi
0,015 (1,044-
Hipertensi Tidak Ada Riwayat
71 52,2 65 136 100 1,867)
Hipertensi 47,8
Berdasarkan tabel 2, hasil bivariate pada di Puskesmas Kecamatan Kalideres tahun
uji chi-square menunjukan diperoleh bahwa ada 2020
hubungan yang signifikan antara umur dengan Berdasarkan hasil penelitian antara
kejadian hipertensi (P value = 0,015 < 0,05), variabel umur dengan kejadian hipertensi pada
dan nilai PR (Prevalance Ratio) yaitu 1,396 pasien usia 18-45 tahun di puskesmas
dengan 95% CI : 1,044-1,867 yang artinya kecamatan kalideres tahun 2020 diperoleh
pasien dengan umur berisiko 1,396 kali berisiko bahwa dari 159 pasien yang memiliki umur
mengalami kejadian hipertensi dibandingkan berisiko terdapat proporsi tertinggi sebanyak 111
dengan pasien dengan umur tidak berisiko. orang (69,8%) yang mengalami kejadian
Tidak ada hubungan yang signifikan hipertensi. Sedangkan dari 52 pasien yang
antara jenis kelamin dengan kejadian hipertensi memiliki umur tidak berisiko terdapat proporsi
(P value = 0,330 > 0,05), dan nilai PR yang sama besarnya yaitu 26 pasien (50%) yang
(Prevalance Ratio) yaitu 0,893 dengan 95% CI : mengalami kejadian hipertensi dan 26 pasien
0,731-1,090 atau dengan 1/PR = 1/0,893 = (50%) yang tidak mengalami hipertensi.
1,119 yang artinya pasien berjenis kelamin Berdasarkan hasil analisis hubungan antara umur
perempuan 1,119 kali berisiko mengalami dengan kejadian hipertensi pada pasien usia 18-
kejadian hipertensi dibandingkan dengan pasien 45 tahun di Puskesmas Kecamatan Kalideres
berjenis kelamin laki-laki. Tahun 2020 menunjukan bahwa ada hubungan
Ada hubungan yang signifikan antara yang signifikan antara umur dengan kejadian
obesitas dengan kejadian hipertensi (P value = hipertensi. Dilihat dari nilai PR (Prevalance Ratio)
0,001 < 0,05), dan nilai PR (Prevalance Ratio) yaitu sebesar 1,396 yang berarti pasien dengan
yaitu 1,752 dengan 95% CI : 1,487-2,064 yang umur berisiko 1,396 kali berisiko mengalami
artinya pasien dengan IMT obesitas 1,752 kali kejadian hipertensi dibandingkan dengan pasien
berisiko mengalami kejadian hipertensi dengan umur tidak berisiko. Hasil penelitian ini
dibandingkan dengan pasien dengan IMT sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
normal. Tirtasari (2019) mengenai Prevalensi Dan
Ada hubungan yang signifikan antara Karakteristik Hipertensi Pada Usia Muda Dewasa
riwayat hipertensi dengan kejadian hipertensi (P Di Indonesia didapatkan dari hasil analisis
value = 0,001 < 0,05), dan nilai PR (Prevalance bivariyat yang menunjukan bahwa ada hubungan
Ratio) yaitu 1,686 dengan 95% CI : 1,406-2,021 antara umur dengan kejadian hipertensi
yang artinya pasien yang memiliki riwayat (Tirtasari & Kodim, 2019). Selain itu hasil
hipertensi 1,686 kali berisiko mengalami kejadian penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian
hipertensi dibandingkan dengan pasien yang Sartik (2017) ketahui bahwa umur memiliki
tidak memiliki riwayat hipertensi. hubungan yang signifikan terhadap kejadian
hipertensi (Sartik et al., 2017).
PEMBAHASAN Dari hasil penelitian terlihat bahwa umur
Hubungan Antara Umur Dengan Kejadian yang beresiko memiliki proporsi tertinggi yang
Hipertensi Pada Pasien Usia 18 - 45 Tahun mengalami kejadian hipertensi, adanya
hubungan yang signifikan antara umur dengan

JCA Health Science Volume 1 No 1, 2021 9


kejadian hipertensi disebabkan oleh semakin kelamin perempuan 1,119 kali berisiko
bertambahnya umur, risiko hipertensi pun mengalami kejadian hipertensi dibandingkan
semakin meningkat. Penyakit hipertensi mulai dengan pasien berjenis kelamin laki-laki. Hasil
terjadi dan beresiko pada kelompok umur >30 penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
tahun seiring bertambahnya umur, Sedangkan dilakukan oleh Purnama et al (2013) yang
pada umur ≤30 tidak beresiko untuk terkena mengatakan bahwa tidak ada hubungan antara
hipertensi, karena dengan bertambahnya umur, jenis kelamin dengan hipertensi (Purnama &
tekanan darah akan cenderung meningkat. Hal Prihartono, 2013). Selain itu hasil penelitian ini
tersebut dibuktikan dengan bertambahnya umur, juga sejalan dengan hasil penelitian Maulidina
maka tekanan darah juga akan meningkat yang (2018) yang menunjukan tidak ada hubungan
disebabkan beberapa perubahan fisiologis semua yang signifikan antara jenis kelamin dengan
organ terutama organ untuk sistem sirkulasi kejadian hipertensi, dimana hubungan jenis
yaitu jantung dan pembuluh darah. Pada umur kelamin dengan kejadian hipertensi dengan hasil
>30 tahun terjadi peningkatan resistensi perifer perhitungan Prevalensi Ratio (PR) menunjukan
dan aktivitas simpatik. Semakin bertambahnya bahwa rensponden yang berjenis kelamin
umur elastisitas pembuluh darah semakin perempuan berpeluang 1,169 kali untuk
menurun dan terjadi kekakuan dan perapuhan mengalami hipertensi (Maulidina et al., 2018).
pembuluh darah sehingga aliran darah terutama Melihat hasil penelitian diatas dapat
ke otak menjadi terganggu, oleh sebab itu disimpulkan bahwa tidak selalu pria yang
seiring dengan bertambahnya umur dapat mempunyai resiko lebih tinggi dibandingkan
meningkatkan kejadian hipertensi (Pikir et al., wanita untuk terkena hipertensi. Hormon
2015). androgren seperti testoteron diduga berperan
dalam mengatur tekanan darah terkait dengan
Hubungan Antara Jenis Kelamin Dengan adanya perbedaan pada kedua jenis kelamin
Kejadian Hipertensi Pada Pasien Usia 18 - tersebut. Pada usia > 30 tahun perbedaan
45 Tahun di Puskesmas Kecamatan tekanan darah yang lebih tinggi terjadi pada laki
Kalideres tahun 2020 – laki di bandingkan dengan perempuan. Hal ini
Berdasarkan hasil penelitian antara menunjukan bahwa ketika hormone androgen
variabel jenis kelamin dengan kejadian hipertensi mengalami peningkatan maka tekanan darah
pada pasien usia 18-45 tahun di puskesmas juga akan meningkat. Namun, setelah memasuki
kecamatan kalideres tahun 2020 diperoleh menopause, prevalensi hipertensi pada wanita
bahwa dari 103 orang yang berjenis kelamin laki- meningkat, hal ini terjadi diakibatkan oleh faktor
laki terdapat proporsi tertinggi sebanyak 63 hormon yang dimiliki wanita. Produksi hormon
orang (61,2%) yang mengalami kejadian estrogen menurun saat menopause, wanita
hipertensi. Sedangkan dari 108 orang yang kehilangan efek menguntungkannya sehingga
berjenis kelamin perempuan terdapat proporsi tekanan darah meningkat (Herbert, 2012).
tertinggi sebanyak 74 orang (68,5%) yang Berdasarkan hasil uji statistik tidak terdapat
mengalami kejadian hipertensi. Berdasarkan hasil hubungan yang signifikan antara jenis kelamin
analisis hubungan antara Jenis Kelamin dengan dengan kejadian hipertensi. Hal ini dikarenakan
kejadian hipertensi pada pasien usia 18-45 tahun jenis kelamin tidak selalu mempengaruhi kadar
di Puskesmas Kecamatan Kalideres Tahun 2020 tekanan darah seseorang, dimana pria lebih
menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang banyak yang terdiagnosa hipertensi dibandingkan
signifikan antara Jenis Kelamin dengan kejadian wanita, sedangkan hipertensi pada wanita sering
hipertensi. Dilihat dari nilai PR (Prevalance Ratio) kali di picu oleh perilaku tidak sehat (Obesitas),
yaitu sebesar 0,893 atau dengan 1/PR = stress, faktor ekonomi dan rendahnya status
1/0,893 = 1,119 yang berarti pasien berjenis pekerjaan. Namun memasuki masa menaupose,

JCA Health Science Volume 1 No 1, 2021 9


prevalensi hipertensi pada wanita akan signifikan antara Obesitas (Kegemukan) dengan
meningkat, hal tersebut di sebabkan oleh faktor kejadian hipertensi. Dilihat dari nilai PR
hormonal (Suiraoka, 2012). (Prevalance Ratio) yaitu sebesar 1,752 yang
Berdasarkan uji stratafikasi dengan umur berarti pasien dengan IMT obesitas 1,752 kali
dimana terlihat bahwa pasien laki-laki (50 orang) berisiko mengalami kejadian hipertensi
maupun perempuan (61 orang) dengan umur dibandingkan dengan pasien dengan IMT
beresiko (>30 Tahun) maka pasien tersebut normal. Hasil penelitian ini sejalan dengan
mengalami hipertensi, begitu juga dengan pasien penelitian yang dilakukan oleh Sartik et al.,
laki-laki (15 orang) maupun perempuan (11 (2017) menunjukan bahwa terdapat hubungan
orang) dengan umur tidak beresiko (≤30 Tahun) yang signifikan antara obesitas (Kegemukan)
maka pasien tersebut tidak mengalami dengan kejadian hipertensi (Sartik et al., 2017).
hipertensi. Penyakit hipertensi mulai terjadi pada Selain itu hasil penelitian ini juga sejalan dengan
kelompok umur >30 tahun selain disebabkan hasil penelitian Maulidina dkk (2018)
karena faktor gaya hidup, hipertensi juga terjadi menunjukan bahwa menujukan adanya
seiring bertambahnya umur. Dengan hubungan antara obesitas (Kegemukan) dengan
bertambahnya umur maka tekanan darah juga kejadian hipertensi, dimana berdasarkan
meningkat yang disebabkan oleh perubahan Prevalensi Ratio (PR) menunjukan orang yang
fisiologis semua organ terutama organ sirkulasi memiliki obesitas berpeluang 1,820 kali untuk
yaitu jantung dan pembuluh darah. Semakin terkena hipertensi. Seseorang yang memiliki
bertambahnya, umur elastisitas pembuluh darah status gizi kelebihan berat badan (Obesitas) lebih
semakin menurun dan terjadi kekakuan dan banyak mengalami hipertensi dari pada
perapuhan pembuluh darah sehingga aliran seseorang dengan status gizi tidak kelebihan
darah terutama ke otak menjadi terganggu, oleh berat badan (Maulidina et al., 2018).
sebab itu seiring dengan bertambahnya usia Dari hasil penelitian terlihat IMT dengan
dapat meningkatkan kejadian hipertensi (Pikir et obesitas (kegemukan) memiliki proporsi tertinggi
al., 2015). yang mengalami kejadian hipertensi, adanya
hubungan yang signifikan antara obesitas
Hubungan Antara Obesitas (Kegemukan) (kegemukan) dengan kejadian hipertensi
Dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien disebabkan oleh faktor gaya hidup, dimana
Usia 18 - 45 Tahun di Puskesmas mayoritas pasien dengan obesitas yang ada di
Kecamatan Kalideres tahun 2020 lingkungan Puskesmas Kecamatan Kalideres
Berdasarkan hasil penelitian antara berdasarkan data kunjungan adalah yang
variabel Obesitas (Kegemukan) dengan kejadian berjenis kelamin perempuan (63%) di
hipertensi pada pasien usia 18-45 tahun di bandingkan dengan jenis kelamin laki-laki (37%).
puskesmas kecamatan kalideres tahun 2020 Faktor gaya hidup yang dimaksudkan dalam
diperoleh bahwa dari 61 orang yang IMT penelitian ini adalah lebih kepada gaya hidup
oebsitas terdapat proporsi tertinggi sebanyak 57 kaum perempuan yang ada di lingkungan
orang (93,4%) yang mengalami kejadian Puskesmas Kecamatan Kalideres, dimana
hipertensi. Sedangkan dari 150 orang yang IMT sebagian perempuan memiliki pola makan yang
normal terdapat proporsi tertinggi sebanyak 53,3 tidak sehat dan kurang beraktifitas fisik
orang (53,3%) yang mengalami kejadian (misalnya setelah makan langsung beristirahat).
hipertensi. Berdasarkan hasil analisis hubungan Obesitas merupakan faktor predisposisi penting
antara Obesitas (Kegemukan) dengan kejadian terjadinya hipertensi dan merupakan ciri khas
hipertensi pada pasien usia 18-45 tahun di dari populasi hipertensi dan dibuktikan bahwa
Puskesmas Kecamatan Kalideres Tahun 2020 faktor ini mempunyai kaitan yang erat dengan
menunjukan bahwa ada hubungan yang terjadinya hipertensi di kemudian hari. Orang

JCA Health Science Volume 1 No 1, 2021 10


yang memiliki berat badan di atas berat badan Tahun 2020 menunjukan bahwa ada hubungan
ideal, memiliki kemungkinan lebih besar yang signifikan antara riwayat hipertensi dengan
menderita tekanan darah tinggi. Jika IMT kejadian hipertensi. Dilihat dari nilai PR
meningkat maka resiko terhadap hipertensi juga (Prevalance Ratio) yaitu sebesar 1,686 yang
akan meningkat. Bila berat badan menurun, berarti pasien yang memiliki riwayat hipertensi
maka volume darah total juga akan berkurang, 1,686 kali berisiko mengalami kejadian hipertensi
hormone-hormon yang berkaitan dengan dibandingkan dengan pasien yang tidak memiliki
tekanan darah berubah dan tekanan darah riwayat hipertensi. Hasil penelitian ini sejalan
berkurang. Penurunan berat badan akan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sartik
mengakibatkan menurunnya tekanan darah. (2017) yang menunjukan bahwa terdapat
Kelebihan lemak tubuh, khususnya lemak hubungan yang bermakna antara riwayat
abdominal erat kaitannya dengan hipertensi hipertensi keluarga dengan kejadian hipertensi.
(Triyanto, 2014). Tingginya peningkatan tekanan Jika seseorang mempunyai orang tua yang salah
darah tergantung pada besarnya penambahan satunya menderita hipertensi maka orang
berat badan. Daya pompa jantung dan sirkulasi tersebut akan memiliki resiko dua kali lipat untuk
volume darah penderita obesitas dengan terkena hipertensi daripada orang tuanya tidak
hipertensi lebih tinggi dibandingkan dengan hipertensi (Sartik et al., 2017). Selain itu hasil
penderita yang mempunyai berat badan normal penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian
(Triyanto, 2014). Kelebihan berat badan Sarumaha (2018) juga menyatakan bahwa
(Obesitas) akan meningkatkan frekuensi denyut adanya pengaruh faktor resiko riwayat hipertensi
jantung dan kadar insulin dalam darah. Semakin keluarga terhadap kejadian hipertensi. Adanya
berat masa tubuh, semakin banyak darah yang Faktor riwayat keluarga hipertensi akan
dibutuhkan untuk memasok oksigen dan menyebabkan keluarga tersebut memepunyai
makanan kejaringan tubuh. Ini berarti volume resiko menderita hipertensi (Sarumaha, 2018).
darah yang beredar melelui pembuluh darah Dari hasil penelitian terlihat bahwa
menjadi meningkat sehingga memberi tekanan riwayat hipertensi keluarga memiliki proporsi
lebih besar pada dinding arteri (Suiraoka, 2012). tertinggi yang mengalami kejadian hipertensi,
adanya hubungan yang signifikan antara riwayat
Hubungan Antara Riwayat Hipertensi hipertensi keluarga dengan kejadian hipertensi
Dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien disebabkan oleh karena sejarah keluarga
Usia 18 - 45 Tahun di Puskesmas memegang peranan penting dalam kondisi
Kecamatan Kalideres Tahun 2020 kesehatan seseorang. Riwayat keluarga
Berdasarkan hasil penelitian antara merupakan kondisi yang merefleksikan genetik
variabel riwayat hipertensi dengan kejadian dan lingkungan yang sama pada beberapa orang
hipertensi pada pasien usia 18-45 tahun di (Anggraini et al., 2009). Riwayat hipertensi yang
puskesmas kecamatan kalideres tahun 2020 di dapat pada kedua orang tua, akan
diperoleh bahwa dari 75 orang yang memiliki meningkatkan risiko terjadinya hipertensi
riwayat hipertensi terdapat proporsi tertinggi esensial. Orang yang memiliki keluarga yang
sebanyak 66 orang (88%) yang mengalami menderita hipertensi, memiliki risiko lebih besar
kejadian hipertensi. Sedangkan dari 136 orang menderita hipertensi esensial. Adanya faktor
yang tidak memilik riwayat hipertensi terdapat riwayat hipertensi/genetik pada keluarga tertentu
proporsi tertinggi sebanyak 71 orang (52,2%) akan menyebabkan keluarga tersebut memiliki
yang mengalami hipertensi. Berdasarkan hasil risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan
analisis hubungan antara riwayat hipertensi dengan peningkatan kadar sodium intraseluler
dengan kejadian hipertensi pada pasien usia 18- dan rendahnya antara potassium terhadap
45 tahun di Puskesmas Kecamatan Kalideres sodium (Anggraini et al., 2009). Hipertensi

JCA Health Science Volume 1 No 1, 2021 11


cenderung merupakan penyakit keturunan, jika Puskesmas Bangkinang Periode Januari
seorang dari orang tua memderita hipertensi 2009. Fakultas Kedokter Universitas Riau.
maka sepanjang hidup keturunanya mempunyai Artiyaningrum, B., & Azam, M. (2016). Faktor-
25% kemungkinan menderita pula. Jika kedua Faktor Yang Berhubungan Dengan
orang tua menderita hipertensi. Pada 70-80 % Kejadian Hipertensi Tidak Terkendali Pada
kasus hipertensi esensial, didapatkan riwayat Penderita Yang Melakukan Pemeriksaan
hipertensi di dalam keluarga. Apabila riwayat Rutin. Public Health Perspective Journal,
hipertensi didapatkan pada kedua orang tua 1(1), 12–20.
maka dugaan hipertensi esensial akan lebih Badan Pusat Statistik Kota Jakarta Barat. (2019).
besar. Hipertensi juga banyak di jumpai pada Kecamatan Kalideres dalam Angka .
penderita kembar monogozit (satu telur), apabila Indonesia.
salah satunya menderita hipertensi (Triyanto, Batlibangkes. (2018). Potret Sehat Indonesia dari
2014). Riskesdas 2018.
Batlinbankes. (2013). Prevalensi Hipertensi
Menurut Diagnosis*, Diagnosis* Atau
KESIMPULAN DAN SARAN Minum Obat, Dan Hasil Pengukuran Pada
KESIMPULAN Penduduk Umur > 18 Tahun.
Berdasarkan hasil penelitian dan Cahya, R. (2012). Gender dan Sexsual Dalam
pembahasan yang dilakukan pada faktor-faktor Kehidupan. Jakarta: Trans Info Media.
yang berhubungan dengan kejadian hipertensi Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. (2017).
pada pasien usia 18-45 tahun, maka dapat Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta
diambil kesimpulan bahwa umur, obesitas dan Tahun 2017.
Riwayat hipertensi merupakan faktor risiko dari Direktorat Bina Farmasi Komunikasi dan Klinik.
kejadian hipertensi di di Puskesmas Kecamatan (2006). Pharmaceutical Care Untuk
Kalideres Tahun 2020. Sehingga diharapkan Penyakit Hipertensi. Indonesia.
penguatan kesadaran masyarakat terhadap Direktorat Jenderal Pencegahan dan
pengetahuan dengan penyuluhan kesehatan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
tentang pencegahan dan pengendalian hipertensi Tahun 2019. (2019). Buku Pedoman
yang dikhususkan pada masyarakat dengan Manajemen Penyakit Tidak Menular.
umur beresiko di lingkungan puskesmas dan di Indonesia.
lingkungan tempat tinggal; Membuat program Herbert, B. (2012). Menurunkan Tekanan Darah.
baru tentang konseling gizi secara khusus untuk Jakarta: Gramedia.
pasien dengan obesitas yang dilakukan oleh TPG Hungu. (2007). Demografi Kesehatan Indonesia .
(Tim Pelaksana Gizi) Puskesmas Kecamatan Jakarta: Grasindo.
Kalideres; Melakukan pendataan secara khusus Indriani, D. L. (2017). Faktor - Faktor yang
kepada pasien yang memiliki riwayat hipertensi Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi
keluarga agar dapat melakukan penanganan pada Pekerja Sektor Informal di Pasar
secara khusus, kegiatan deteksi dini untuk pasien Bringharjo Yogyakarta tahun 2017.
dengan riwayat hipertensi keluarga. Universitas Aisyiyah Yogyakarta
Kementerian Kesehatan. (2013). Profil Kesehatan
Daftar Pustaka Indonesia Tahun 2013.
Anggraini, A. D., Waren, A., Situmorang, E., Kementerian Kesehatan RI. (2010). Hipertensi
Asputra, H., & Siahaan, S. S. (2009). Penyebab Kematian Nomor Tiga.
Faktor - Faktor yang Berhubungan Kementerian Kesehatan RI. (2012). Survei
dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien Kesehatan Dasar Indonesia . Indonesia.
yang Berobat di Poliklinik Dewasa Kementerian Kesehatan RI. (2013). Deteksi Dini

JCA Health Science Volume 1 No 1, 2021 12


Faktor Risiko Penyakit Jantung dan Lansia Wilayah Kecamatan Johar Baru
Pembuluh Darah. Indonesia. Jakarta Pusat Tahun 2013.
Kementerian Kesehatan RI. (2014). Pedoman Pusat Data dan Informasi Kementerian
Gizi Seimbang. Indonesia. Kesehatan RI. (2014). Hipertensi.
Kementerian Perindustrian. (2015). Indonesia.
Hipertensi Merupakan Salah Satu Factor Puskesmas Kecamatan Kalideres. (2018). Profil
Penting Sebagai Pemicu Penyakit Tidak Puskesmas Kecamatan Kalideres Tahun
Menular. Diakses pada 18 Juli 2020, dari 2018. Indonesia.
http://kemenperin.go.id/direktori- Puskesmas Kecamatan Kalideres. (2019). Profil
perusahaan?what=&prov=31 Puskesmas Kecamatan Kalideres Tahun
Labarthe, D. (2011). Epidemiology and 2019. Indonesia.
Prevention of Cardiovascular Diseases a Rohaendi. (2008). Treatment of High Blood
Global Challenge. Shahrekord University Pressure. Jakarta: Gramedia Pustaka
of Medical Sciences. Utama.
Malonda, N. S. H., Dinarti, L. K., & Pangastuti, R. Sartik, Tjekyan, R. S., & Zulkarnain, M. (2017).
(2012). Pola makan dan konsumsi alkohol Faktor - Faktor Risiko dan Angka Kejadian
sebagai faktor risiko hipertensi pada Hipertensi Pada Penduduk Palembang.
lansia. Jurnal Gizi Klinik Indonesia , 8(4), Jurnal Kesehatan Masyarakat , 8, 180–
202–212. 191.
https://doi.org/10.22146/IJCN.18219 Sarumaha, E. K. (2018). Faktor Risiko Kejadian
Mannan, H. (2012). Faktor Risiko Kejadian Hipertensi Pada Usia Muda Dewasa di
Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas UPTD Puskesmas Perawatan Plus Teluk
Bangkala Kabupaten Jeneponto Tahun dalam Kabupaten Nias Selatan Tahun
2012. Kesehatan Masyarakat, 233. 2018. Jurnal Kesehatan Global, 1.
Marfu’ah, U. (2019). Faktor - Faktor yang Sianturi, E. (2004). Strategi Pencegahan
Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi Hipertensi Esensial Melalui Pendekatan
di Puskesmas Kecamatan Cengkareng Faktor Risiko di Rumah Sakit Umum Dr.
Jakarta Barat Tahun 2018. Universitas Pirngadi Kota Medan. Universitas
Esa Unggul. Sumatera Utara.
Maulidina, F., Harmani, N., & Suraya, I. (2018). Smeltzer, D. (2010). Buku Ajar Keperawatan
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
Kejadian Hipertensi di Wilayah Kerja Suiraoka. (2012). Penyakit Degeneratif,
Puskesmas Jati Luhur Bekasi Tahun 2018 Mengenal, Mencegah, dan Mengurangi
(Vol. 4). Universitas Muhammadiyah Prof Faktor Resiko 9 Penyakit Degeneratif .
Dr. Hamka. Yogyakarta: Nuha Medika.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Sulistyowati. (2009). Faktor- faktor Yang
Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi
Pikir, B. S., Aminuddin, M., Subagjo, A., di Kampung Botton Kelurahan Magelang,
Dharmadjati, B. B., Suryawan, I. G. R., & Kecamatan Magelang Tengah Kota
Eko, J. N. (2015). Hipertensi Manajemen Magelang tahun 2009. Kesehatan
Komprehensif. Surabaya: Pusat Masyarakat, VII, 23=34.
Penerbitan dan Percetakan UNAIR. Suoth, M., Bidjuni, H., & Malara, R. T. (2014).
Purnama, D. S., & Prihartono, N. A. (2013). Hubungan Gaya Hidup dengan Kejadian
Prevalensi Hipertensi dan Faktor-Faktor Hipertensi di Puskesmas Kolongan
yang Berhubungan dengan Kejadian Kecamatan Kalawat Kabupaten Minahasa
Hipertensi pada Lansia di Posyandu Utara. Ejournal Keperawatan, 2(1), 1–10.

JCA Health Science Volume 1 No 1, 2021 13


Tirtasari, S., & Kodim, N. (2019). Prevalensi dan
Karakteristik Hipertensi Pada Usia Dewasa
Muda di Indonesia. Tarumanegara
Medical Journal, 1, 395–402.
Triyanto, E. (2014). Pelayanan Keperawatan Bagi
Penderita Hipertensi Secara Terpadu.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
WHO. (2010). Global Status Report on
Noncommunicable Diseases 2010.
WHO. (2013). Blood Pressure.
Yogaswara, Y. M. (2018). Faktor - Faktor yang
Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi
di RT 11 Desa Pantai Hurip Kabupaten
Bekasi Tahun 2018. Universitas Esa
Unggul.

JCA Health Science Volume 1 No 1, 2021 14

Anda mungkin juga menyukai